Anda di halaman 1dari 9

Kelompok 8:

1. Aprilia Widyaningrum (195060401111032)


2. Arfeminsantya Arofa Iydaini (195060401111034)

KORUPSI DAN PENCEGAHANNYA DALAM PERSPEKTIF ISLAM

I. ARTI LEKSIKAL

o Korupsi adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara


(perusahaan dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain

o Islam agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw. berpedoman pada
kitab suci Alquran yang diturunkan ke dunia melalui wahyu Allah Swt.

II. ARTI ISTILAH

1. Korupsi
tindakan seseorang yang menyalahgunakan kepercayaan dalam suatu
masalah atau organisasi untuk mendapatkan keuntungan.

2. Islam
ketundukan seorang hamba kepada wahyu Ilahi yang diturunkan kepada
para nabi dan rasul khususnya Muhammad SAW guna dijadikan pedoman
hidup dan juga sebagai hukum/ aturan Allah SWT yang dapat membimbing
umat manusia ke jalan yang lurus, menuju ke kebahagiaan dunia dan
akhirat.

III. ARTI KORUPSI MENURUT ISLAM

Islam membagi istilah korupsi kedalam beberapa dimensi. Yaitu risywah


(suap), saraqah (pencurian), al gasysy (penipuan) dan khianat (penghianatan).
1. Suap (risywah) dalam pandangan hukum islam merupakan perbuatan
tercela dan juga merupakan dosa besar serta Allah sangat melaknatnya.
Islam tidak menentukan apa hukuman bagi pelaku suap, akan tetapi
menurut fuquha bagi pelaku suap-menyuap ancaman hukumannya
berupa hukuman ta’zir yang disesuikan dengan peran masing-masing
dalam kejahatan.

2. Pencurian (saraqah), yang berarti mengambil harta orang lain dalam


keadaan sembunyi-sembunyi, artinya mengambil tanpa sepengetahuan
pemiliknya, jadi saraqah adalah mengambil barang orang lain dengan
cara melawan hukum atau melawan hak dan tanpa sepengetahuan
pemiliknya.
3. Penipuan (al gasysy). Secara tegas berdasarkan sabda Rosulullah saw,
Allah mengharamkan surga bagi orang-orang yang melakukan
penipuan. Terlebih penipuan itu dilakukan oleh seorang pemimpin yang
mempecundangi rakyatnya.

4. Khianat (penghianatan). Bahasa Agama tentang korupsi yang


sebenarnya adalah khianat (penghianatan), khianat berkecenderungan
mengabailak, menyalahgunakan, dan penyelewengan terhadap tugas,
wewenang dan kepercayaan yang amanahkan kepada dirinya. Khianat
adalah pengingkaran atas amanah yang dibebankan kepada dirnya atau
mengirangi kewajiban-kewajiban yang seharusnya dipenuhi. Perilaku
khianat akan menyebabkan permusuhan diantara sesame karena orang
yang berkhianat selalu memutar-balikkan fakta, dan juga berakibat
terjadinya destruksi baik secara moral, social maupun secara politik-
ekonomi. Islam melarang keras bagi orang-orang yang beriman terhadap
perbuatan khianat baik terhadapa Allah, Rasul serta terhadap
sesamanya. Dalam surat Al-Anfal: 27, Allah berfirman:
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghianati Allah
dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu menghianati
amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu
mengetahuinya”. (QS. Al-Anfal:27)
Dari apa yang telah dijelaskan diatas, bahwasanya korupsi (dengan
berbagai nama) dalam Islam digolongkan sebagai suatu perbuatan yang
tercela dan pelakunya dikualifikasi sebagai orang-orang yang munafik,
dzalim, fasik dan kafir, serta merupakan dosa besar yang ancaman
hukumanya (selain had dan ta’zir) adalah neraka Jahannam.

IV. PERMASALAHAN
A. Praktik korupsi di Indonesia
B. Dalil dan pendapat sahabat rasulullah mengenai tindakan korupsi.
C. Hukuman Koruptor Dalam Islam
D. Pencegahan tindakan korupsi menurut perspektif Islam

V. PEMBAHASAN

A. Praktik Korupsi di Indonesia


Dalam sejarah, sudah dua menteri agama di Indonesia dipenjarakan karena
melakukan korupsi. Mereka adalah Said Agil Husein Al Munawar yang masuk
penjara pada 2006, dan Suryadharma Ali yang menerima vonis pada 2016.

Proyek yang dikorupsi tidak main-main, yaitu biaya penyelenggaraan


ibadah haji dan angkanya ratusan miliar. Ada juga kasus pengadaan kitab suci,
dan banyak kepala daerah digelandang KPK dan diketahui bahwa mereka
menggunakan sebagian dana yang dikorupsi untuk menyumbang rumah ibadah
atau melakukan perjalanan keagamaan.

Survei dilakukan terhadap 1.520 responden di seluruh Indonesia. Beberapa


temuan, antara lain bahwa masyarakat percaya pemerintah melakukan banyak
upaya memerangi korupsi. Tetapi masyarakat juga meyakini angka korupsi di
Indonesia masih tinggi.

Menurut pengalaman responden, tiga urusan yang paling sering


menimbulkan korupsi adalah dengan kepolisian, pengadilan dan pendaftaran
Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Sekitar 25 persen responden menjadi anggota organisasi keagamaan dan 28


persen aktif di organisasi sekuler. Survei menemukan fakta, anggota organisasi
sekuler bersikap lebih anti-korupsi dibandingkan dengan responden yang
menjadi anggota organisasi keagamaan.

Lebih mengejutkan lagi, responden yang menjadi anggota organisasi


keagamaan di Indonesia, kenyataannya cenderung lebih pro-korupsi. Fakta ini
bisa dibuktikan dengan kenyataan bahwa dalam sistem politik di Indonesia,
organisasi keagamaan justru kadang menjadi saluran mengorganisasikan proses
jual beli suara.

B. Dalil dan pendapat sahabat rasulullah mengenai tindakan korupsi

 QS An-Nisa’ 4:29
Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.

 QS Al-Maidah :42
Allah berfirman, “Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita
bohong, banyak memakan yang haram. Menurut Ibnu Mas’ud dan Ali bin Abi
Talib, makna suht adalah suap.”
Hadits Sahih Riwayat Imam Lima Nabi bersabda, “Rasulullah melaknat
penyuap dan penerima suap dan yang terlibat di dalamnya.”

C. Hukuman Koruptor Dalam Islam


Menurut fiqh Jinayah tindakan korupsi di bagi dalam beberapa kategori :
1) Ghulul (Penggelapan)
2) Risywah (Penyuapan)
3) Ghasab (Mengambil Paksa Hak/Harta Orang Lain)
4) Khianat
5) Sariqah (Pencurian)
6) Hirabah (Perampokan)
7) Al-Maks (Pungutan Liar), Al-Ikhtilas (Pencopetan), dan Al-Ihtihab
(Perampasan)

1. Al-Ghulul (Penggelapan)
- Mencuri harta rampasan perang (Al-ghulul)
- Menggelapkan uang dari kas Negara (baitul maal)
- Menggelapkan zakat
- Hadiah untuk para pejabat
Menggelapkan uang Negara dalam Syari’at Islam disebut Al-ghulul, yakni
mencuri ghanimah (harta rampasan perang) atau menyembunyikan sebagiannya
(untuk dimiliki) sebelum menyampaikannya ke tempat pembagian (Abu Fida,
2006).
Adapun dasar hukum dari Al-ghulul, adalah dalil-dalil baik yang terdapat
dalam Al-Quran maupun Hadits sebagai berikut:
“Tidak mungkin seorang nabi berkhianat (dalam urusan harta rampasan
perang). Barang siapa yang berkhianat (dalam urusan rampasan perang) maka
pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu;
kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan
dengan (pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya”.(QS. Ali-Imran
ayat 161)
Hadits-Hadits yang mengatur Al-ghulul:
a. Larangan Mengambil yang bukan haknya meskipun seutas benang dan
sebuah jarum
Nabi Muhammad Saw pernah bersabda,”Serahkanlah benang dan
jarum. Hindarilah Al-ghulul, sebab ia akan mempermalukan orang yang
melakukannya pada hari kiamat kelak”. beginilah anjuran dari Rasulullah,
melarang mengambil sesuatu yang bukan haknya walaupun hanya seutas
benang dan sebuah jarum.
b. Larangan untuk mengambil sesuatu tanpa izin dari yang berhak
“… Barang siapa melakukan ghulul, ia akan membawa barang ghulul itu
pada hari kiamat. Untuk itu saya memanggilmu, dan sekarang berangkatlah
untuk tugasmu.” (HR. At-Tirmidzi).

2. Risywah (Penyuapan)
Risywah adalah sesuatu yang dapat menghantarkan tujuan dengan
segala cara agar tujuan dapat tercapai (Abu Frida, 2006). Definisi tersebut
diambil dari asal kata rosya yang berarti tali timba yang dipergunakan untuk
tali timba dari sumur. Sedangkan ar-raasyi adalah orang yang memberikan
sesuatu kepada pihak kedua yang siap mendukung perbuatan batil.
Adapun roisyi adalah penghubung antara penyuap dan penerima suap,
sedangkan al-murtasyi adalah penerima suap.
Dr. Yusuf Qardhawi dalam Abu Fida mendefinisikan risywah sebagai
berikut:
“Suatu yang diberikan kepada seseorang yang mempunyai kekuasaan atau
jabatan (apa saja) untuk menyukseskan perkaranya dengan mengalahkan
lawan-lawannya sesuai dengan apa-apa yang diinginkan, atau untuk
memberikanpeluang kepadanya (misalnya seperti lelang/tender) atau
menyingkirkan lawan-lawannya……” (Al-Halal dan Haram, hal,123)
Adapun dasar hukum dari Risywah, adalah dalil-dalil baik yang terdapat
dal Al-Quran maupun Hadits sebagai berikut:

Surat AL-Maidah (5) ayat 42


“Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong,
banyak memakan yang haram. Jika mereka (orang Yahudi) datang
kepadamu (untuk meminta putusan), maka putuskanlah (perkara itu) di
antara mereka, atau berpalinglah dari mereka; jika kamu berpaling dari
mereka maka mereka tidak memberi mudharat kepadamu sedikitpun. Dan
jika kamu memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah (perkara itu) di
antara mereka dengan adil, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang adil”. QS: Al-Maidah(5) ayat 42

Haramnya Risywah Berdasarkan As-Sunnah :


Hadits Pertama
Bersumber dari Tsauban ia berkata, “Rasulullah Saw melaknat pelaku,
penerima, dan perantara risywah, yaitu orang-orang yang menjadi
penghubung di antara keduanya. (HR. Ahmad)

3. Ghasab (Mengambil Paksa Hak/Harta Orang Lain)


Pengertian ghasab menurut Irfan (2012) adalah mengambil harta
atau menguasai hak orang lain tanpa izin pemiliknya dengan unsur
pemaksaan dan terkadang dengan kekerasan serta dilakukan secara terang-
terangan.

Karakteristik dari ghasab:


a. Karena ada batasan tanpa izin pemilik maka bila yang diambil berupa harta
titipan atau gadai jelas tidak termasuk perbuatan ghasab tetapi khianat.
b. Terdapat unsur pemaksaan atau kekerasan maka ghasab bisa mirip dengan
perampokan, namun dalam ghasab tidak terjadi tindak pembunuhan
c. Terdapat unsur terang-terangan maka ghasab jauh berbeda dengan pencurian
yang didalamnya terdapat unsur sembunyi-sembunyi.

Adapun dasar hukum dari Ghasab, adalah dalil-dalil baik yang terdapat
dalam Al-Quran maupun Hadits sebagai berikut:

Surah Al-Nisa (4) ayat 29


“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu 287) ; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu”. QS: Al-Nisa (4) ayat 29

4. Khianat
Wahbah al-Zuhaili dalam Irfan mendefinisikan khianat dengan segala
sesuatu (tindakan/upaya yang bersifat) melanggar janji dan kepercayaan
yang telah dipersyaratkan di dalamnya atau telah berlaku menurut adat
kebiasaan, seperti tindakan pembantaian terhadap terhadap kaum muslim
atau sikap menampakkan permusuhan terhadap kaum muslim.
Adapun dasar hukum dari Khianat, adalah dalil-dalil baik yang terdapat dal
Al-Quran maupun Hadits sebagai berikut:
Larangan berkhianat dan faedah bertakwa

Surah Al-Anfaal (8) ayat 27


“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan
Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-
amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui”. (QS: Al-
Anfaal (8) ayat 27).
Hadits Yang Menjelaskan Ciri-ciri Orang Munafik:
"Tanda-tanda munafiq ada tiga; jika berbicara dusta, jika berjanji
mengingkari dan jika diberi amanat dia khianat". (HR. Bukhari)
5. Sariqah (Pencurian)

a. Pencurian kecil
b. Pencurian besar
Sariqah adalah mengambil barang atau harta orang lain dengan cara
sembunyi-sembunyi dari tempat penyimpanannya yang biasa digunakan
untuk menyimpan barang atau harta kekayaan tersebut.

Menurut Abdul Qadir Audah, pencurian dikelompokkan menjadi dua:


a. Pencurian kecil yaitu proses pengambilan harta kekayaan tidak
disadari oleh korban dan dilakukan tanpa seizinnya sebab dalam
pencurian kecil harus memenuhi dua unsur ini secara bersamaan
(yaitu korban tidak mengetahui dan tidak mengizinkan).
b. Pencurian besar adalah pengambilan harta yang dilakukan dengan
sepengetahuan korban, tetapi ia tidak mengizinkan hal itu terjadi
sehingga terdapat unsur kekerasan,
Adapun dasar hukum dari Sariqah (Pencurian), adalah dalil-dalil baik yang
terdapat dalam Al-Quran maupun Hadits sebagai berikut:
Surah Al-Maidah (5) ayat 38
“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan
keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai
siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS: Al-
Maidah (5) ayat 38).

6. Hirabah (Perampokan)
Pengertian Hirabah/perampokan (Irfan, 2012) adalah tindakan kekerasan
yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang kepada pihak lain,
baik dilakukan di dalam rumah maupun di luar rumah, dengan tujuan untuk
menguasai atau merampas harta benda milik orang lain tersebut atau dengan
maksud membunuh korban atau sekedar bertujuan untuk melakukan teror dan
menakut-nakuti pihak korban.
Adapun dasar hukum dari Hirabah (Perampokan), adalah dalil-dalil baik yang
terdapat dalam Al-Quran maupun Hadits sebagai berikut:
Hukuman Terhadap Perusuh dan Pengacau Keamanan
Berdasarkan Surah Al-Maidah (5) ayat 33
“Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan
Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh
atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal
balik 414) , atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian
itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka di dunia, dan di akhirat mereka
beroleh siksaan yang besar” (QS: Al-Maidah (5) ayat 33).
Maksudnya ialah: memotong tangan kanan dan kaki kiri; dan kalau
melakukan kejahatan sekali lagi maka dipotong tangan kiri dan kaki kanan.
7. Al-Maks (Pungutan Liar), Al-Ikhtilas (Pencopetan), dan Al-Ihtihab
(Perampasan)
Surah Asy-Syura (42) ayat 42
“Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia
dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab
yang pedih” (QS: Asyy-Syura (42) ayat 42).
Pungutan liar yang terjadi sejak kita mengurus akte kelahiran hingga akte
kematian yang terjadi di Negara kita barangkali termasuk dalam kategori ini.
Karena pungli merupakan pungutan yang tidak memiliki dasar hukum agar
seseorang tetap membayarnya agar urusannya lancar. Masyarakat sebenarnya
sangat keberatan namun apa daya karena berhadapan dengan mereka yang
memiliki kekuasaan.
Nabi saw bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang kerjanya
melakukan pungutan liar.” (HR. abu Dawud).
D. Pencegahan tindakan korupsi menurut perspektif Islam
Dalam sistem hukum plural ini terdapat 3 sistem : yaitu sistem hukum
islam, sistem hukum barat , dan sistem hukum adat.
Menurut Islam , secara normatif, sistem hukum plural ini haram hukumnya
untuk diterapkan dalam aqidah Islam. Bukankah dalam Al-Qur’an Allah
berfirman yang berbunyi “Laa yusyrik fi hukmini ahadan. ” yang artinya, Allah
tidak mengambil seorangpun sebagai sekutu-Nya dalam menetapkan hukum.
(QS.Al-Kahfi :26). Maka, sistem hukum plural yang syirik dari warisan kafir
penjajah ini sudah semestinya dihapuskan dari muka bumi ini tidak hanya di
Indonesia melainkan seluruh dunia. Melaksanakan sistem syirik yang jahanam
ini bagi kami sama saja melanggengkan keharaman menari-nari diatas negeri
kami dan mendukung penjajahan bangsa sendiri.
Dengan diterapkannya syari’ah Islam sebagai hukum tunggal dengan
didukung tegaknya kepemimpinan khalifah di negeri ini, maka syari’ah Islam
dapat memainkan perannya yang sangatefektif untuk memberantas korupsi
baik peran pencegahan (preventif) maupun dalam segi penindakan atau
pemberantasan (kuratif).
Secara preventif paling tidak ada 6 (enam) langkah untuk mencegah korupsi
menurut paradigma syari’ah Islam sebagai berikut :
a. Rekrutmen SDM aparat negara wajib berasaskan profesionalitas
dan Integritas, bukan berasaskan egoisme yang pada akhirnya
berujung pada korupsi,kolusi, dan nepotisme. Dalam istilah Islam,
mereka yang menjadi aparatur wajib memenuhi kriteria yang
individunya berkepribadian islam (syakhsiyah islamiyah). Nabi
Muhammad SAW pernah bersabda “ Barangsiapa memperkerjakan
seseorang karna faktor suka atau hubungan kerabat, berarti dia telah
berkhianat kepada Allah, Rasul-Nya, dan kaum mukminin”.
b. Negara wajib melakukan pembinaan kepada seluruh aparat dan
pegawainya. Khalifah Umar bin khotob selalu memberikan nasihat
kepada bawahannya “ Kekuatan dalam bekerja adalah jika kamu tidak
menunda pekerjaan hari ini sampai besok, kalau kamu menundanya
pekerjaannya akan menumpuk...’’
c. Negara wajib memberikan gaji dan fasilitas yang layak kepada
aparatnya , sebagaimana Abu Ubaidah pernah berkata kepada Umar,
“Cukupilah para pegawaimu, agar mereka tidak berkhianat”.
d. Islam melarang menerima suap atau hadiah atau dalam istilah
korupsi dikatakan gratifikasi bagi para aparat negara sebagai sabda
Nabi “Barangsiapa yang sudah menajadi pegawai kami dan sudah kami
beri gaji, maka apa saja yang ia ambil di luar itu adalah harta yang
curang.’’ (HR.Abu Daud). Tentang hadiah kepada aparat pemerintah,
Nabi SAW berkata, “Hadiah yang diberikan kepada para penguasa suht
adalah haram dan suap yang diberikan kepadahakim adalah kekufuran.
(HR.Ahmad)
e. Adanya keteladanan dari pimpinan. Manusia cenderung mengikuti
orang terpandang dalam masyarakat, termasuk pimpinannya. Maka
disini pemimpin juga memiliki peran besar untuk menjadi teladan yang
baik bagi umatnya atau masyarakatnya.
f. Memperkuat iman dan taqwa pada pribadi masing-masing , karena
sejatinya semua kembali pada diri masing-masing umat.

VI. KESIMPULAN
Maka dapat disimpulkan bahwasanya korupsi dalam islam sangatlah dilarang
dan sudah tertera dalam Al-Qur’an serta Al Hadistnya. Pencegahan dan
hukuman korupsi menurut perspektif islam pun tidak jauh berbeda dengan
apa yang sudah tertera dalam Undang-undang. Kita sebagai warga negara
alangkah baiknya agar bersikap amanah dan mementingkan keperluan orang
lain terlebih dahulu, apalagi keperluan negara. Karena persoalan seperti ini
bukan hanya persoalan kecil yang bisa dianggap remeh, namun ini
menyangkut kesejahteraan banyak pihak. Allah SWT sangat membenci
adanya korupsi atau penyelewengan, hal ini karena korupsi termasuk ke
dalam dosa besar.

Nabi Muhammad SAW bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang
kerjanya melakukan pungutan liar.” (HR. abu Dawud).
VII. DAFTAR REFERENSI

https://www.kompasiana.com/hammady/58b28624147b61fa10260673/pandangan-
agama-terhadap-korupsi

https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-korupsi-dalam-islam

https://bppk.kemenkeu.go.id/id/publikasi/artikel/150-artikel-keuangan-
umum/20078-

https://amwofficial.blogspot.com/2012/11/hukuman-bagi-koruptor-menurut-
islam.html

https://www.voaindonesia.com/a/aneh-masyarakat-religius-namun-korupsi-
tinggi/4587783.html

https://www.kompasiana.com/ririsna/5c0ecf48ab12ae2d46265c62/larangan-
korupsi-dalam-perspektif-islam?page=all

http://pilarislam.blogspot.com/2016/02/pengertian-islam-menurut-bahasa-dan.html

https://www.kbbi.web.id/korupsi

https://id.wikipedia.org/wiki/Korupsi

Anda mungkin juga menyukai