2017
Nasution, Agussalim
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/2714
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.W dengan
Gangguan Kardiovaskular : Hipertensi pada
Keluarga Ny.W di Kelurahan Sari Rejo
Medan Polonia
Oleh
Agussalim Nasution
142500046
Agussalim Nasution
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sehat merupakan keadaan keseimbangan yang sempurna, baik fisik, mental,
dan sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit dan kelemahan. Sedangkan sakit
adalah keadaan tidak normal atau sakit, secara sederhana dapat disebut penyakit
yang merupakan suatu bentuk kehidupan atau keadaan di luar batas normal
(Asmadi,2008). Salah satu kondisi tidak sehat atau sakit yang dialami oleh
manusia adalah peningkatan tekanan darah atau hipertensi.
Menurut WHO (2013), hipertensi menjadi penyebab sekitar 45 % kematian
karena penyakit jantung dan 51 % karena stroke. Pada 2008, di dunia, kira-kira
40 % dari dewasa berusia 25 tahun keatas didiagnosa menderita hipertensi,
terjadi peningkatan jumlah orang dengan kondisi ini dari 600 juta pada tahun
1980 menjadi 1 miliar pada tahun 2008. Prevalensi hipertensi lebih tinggi di
Afrika 46 % pada dewasa 25 tahun ke atas dan paling rendah dengan prevalensi
35 % di Amerika. WHO memperkirakan jumlah hipertensi akan terus meningkat
seiring dengan jumlah penduduk yang membesar. Pada 2025 mendatang,
diproyeksikan sekitar 29 % atau sekiatar 1,6 miliar orang di seluruh dunia
mengalami hipertensi.
Di Indonesia, prevalensi penderita hipertensi terjadi penurunan. Menurut
Riskesdas (2013), prevalensi penderita hipertensi terjadi penurunan dari 31,7 %
tahun 2007 menjadi 25,8 % tahun 2013 secara nasional, penurunan ini bisa
terjadi berbagai macam faktor, seperti alat pengukuran tensi yang berbeda,
masyarakat yang mulai sadar akan bahaya penyakit hipertensi. Namun terdapat
beberapa Provinsi yang dalam keadaan stagnant cendrung tidak berubah salah
satunya adalah Provinsi Sumatera Utara dengan prevalensi penderita hipertensi
sebesar 24,7 %.
Menurut Profil Kesehatan kota Medan (2014), hipertensi menduduki
peringkat kedua dari sepuluh penyakit terbesar di kota Medan dengan jumlah
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan keperawatan keluarga pada Ny.W dengan
gangguan kardiovaskular : hipertensi pada keluarga Ny.W di Lingkungan
V Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia ”.
C. Manfaat Penulisan
Manfat dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi pendidikan keperawatan, pelayanan kesehatan, dan masyarakat :
a. Bagi Pendidikan Keperawatan
Digunakan sebagai bahan informasi bagi institusi pendidikan
keperawatan dalam pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan
keperawatan dan bahan kepustakaan.
Defenisi
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan dalam kebersamaan
dan kedekatan emosional serta mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari
keluarga (Friedman, 2010). Sedangkan menurut Harnilawati (2013), keluarga
adalah suatu ikatan atau persekutuan yang tergabung karena hubungan darah,
adopsi, atau kesepakatan yang tinggal bersama dalam satu atap dan memiliki
peran masing-masing setiap anggota keluarga sekaligus ikatan emosional.
Tipe Keluarga
Struktur Keluarga
a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara yang
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun dari
jalur garis keturunan ayah.
b. Matrilineal
c. Matrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal bersama dengan keluarga sedarah
isteri.
d. Patrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal bersama dengan keluarga sedarah
suami.
e. Keluarga kawin
Adalah hubungan suami isteri sebagai dasar pembinaan keluarga
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami atau isteri.
Keluarga Sejahtera
Keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk atas dasar perkawina yang
sah mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak.
Tahapan keluarga sejahtera (Mubarrak, 2011) adalah sebagai berikut :
Defenisi
Hipertensi merupakan elevasi persisten dari tekanan darah sistolik
(TDS) pada level 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolik (TDD)
pada level 90 mmHg atau lebih (Black, 2014). Sedangkan menurut Murwarni
(2011),hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan systole dan diastole
mengalami kenaikan yang melebihi batas normal (tekanan systole diatas 140
mmHg, diastole diatas 90 mmHg).
Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi tekanan darah menurut Black (2014) :
Etiologi Hipertensi
Ada dua macam penyebab hipertensi, yaitu hipertensi primer/esensial
dan hipertensi sekunder.(Black, 2014)
1. Hipertensi primer/esensial
Sembilan puluh persen dari semua kasus hipertensi adalah primer.
Tidak ada penyebab yang jelas tentang hipertensi primer, sekalipun
ada beberapa teori yang menunjukkan adanya faktor – faktor genetik,
perubahan hormon, dan perubahan simpatik.
Faktor risiko hipertensi primer/esensial meliputi umur (usia lanjut),
jenis kelamin (pria), riwayat keluarga yang mengalami hipertensi,
2. Hipertensi sekunder
a. Stress akut (alkoholisme, gejala putus alcohol akut, luka bakar,
respons vasovagal intermitten kronis, hiperventilasi, hipoglisemia,
dan psiogenis).
b. Gangguan vaskular (ateroklerosis, koarktasi, meningkatnya
volume intravaskular, krisis sel sabit, dan disesksia aneurisma
aorta).
c. Gangguan endokrin (akromegali, gangguan adrenal, korteks,
sindrom chusing, aldostrenomisme primer, medulari, pankretitis,
feokromositoma, hipotiroidisme, hipertriodisme).
d. Gangguan neurologis (disrefleksia otonom, meningkatnya tekanan
intracranial, tumor otak, ensafalitis, asidosis respiratorik, dan
apnea tidur).
e. Obat-obatan (putus obat tiba-tiba, penggunaan amfetamin, steroid
anabolis dan adregonesis, antihistamin/dekongestan, pengguan
kokain, siklosporin, alkaloid ergot, eritropoietin, glukokortikoid,
rancun tinggi metal, mineralokortikoid, monoamine oksida
inhibitor, NSAID, kontrasepsi oral, simpatomometik, efedrin,
fenilefrin, dan adenosisn trisiklik).
f. Masalah dengan kehamilan (kehamilan yang mengakibatkan
hipertensi, dan eklampsia).
Patofisiologi Hipertensi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di pusat vasomotor, tepatnya di medulla otak. Dari pusat vasomotor
ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan
keluar dari kelumna medulla spinalis ke ganglia spimpatis di toraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak ke bawah melauli saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik
ini, neorun preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang
serabut saraf pasca ganglian ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskanya
neropinefrin mengakibatkan kontriksi pembuluh darah. Pada saat bersamaan
dimana sistem saraf simpatis merangsang ekskresi epinefrin, yang
meyebabkan pembuluh darah sebagai respon rangsangan emosi, kelenjar
adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktifitas vasokontriksi,
medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokontriksi,
korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya yang dapat
memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah.
Vasokontriksi menyebabkan penurunan aliran darah ke ginjal,
menyebabkan pelepasan renin. Renin merangssang pembentukan angiotensin
I yang kemudian berubah menjadi angiotensin II, suatu vasokontriktor kuat,
yang pada gilirannya merangsang sekresi aldesteron oleh korteks adrenal.
Hormon ini menyebankan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
Penatalaksanaan Medis
Menurut Black (2014) tujuan penatalaksanaan medis pada klien dengan
hipertensi adalah mencegah terjadinya morbilitas dan mortalitas penyerta
dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah di bawah 140/90
mmHg. Efektivitas setiap program ditentukan oleh derajat hipertensi,
komplikasi, biaya perawatan, dan kualitas hidup sehubungan dengan terapi.
1. Terapi Nonfarmakologi
Beberapa penelitian menunjukkan pendekatan nonfarmakologi yang
dapat mengurangi hipertensi adalah sebagai berikut :
a. Teknik-teknik mengurangi stress
b. Penurunan berat badan
c. Pembatasan alcohol, natrium, dan tembakau
d. Olahraga/latihan (meningkatkan lipoprotein berdensitas
tinggi)
e. Relaksasi intervensi wajib yang harus dilakukan pada
setiap terapi antihipertensi.
Klien dengan hipertensi ringan yang berada pada risiko tinggi
(pria,perokok) atau bila tekanan diastoliknya menetap diatas 85 atau
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi
secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Secara garis
besar data dasar yang dipergunakan mengkaji status keluarga adalah :
4. Perencanaan
Rencana keperawatan keluarga adalah kumpulan tindakan yang
direncanakan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam menyelesaikan atau
mengatasi masalah kesehatan/masalah keperawatan yang telah
diidentifikasi.(Mubarrak, 2011)
FAKULTAS KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN PASIEN
A. Data Umum
a. Initial Kepala Keluarga :Ny. W
b. Usia : 64 tahun
c. Pendidikan : SMP
d. Agama : Islam
e. Suku : Jawa
f. Alamat : Jln. Teratai No.47 Medan
polonia.
g. Tipe Keluarga : Extended family
h. Komposisi Keluarga :
1 2 3 4
5
Ket :
C. Lingkungan
a. Karakteristik rumah
1. Luas rumah : 12 x 23 m²
2. Tipe rumah : Semipermanen
3. Kepemilikan rumah : Milik Pribadi
4. Jumlah kamar : 2 kamar tidur, 1 kamar
mandi.
5. Ventilasi jendela : cukup
.
Keterangan:
1
2 3 1. Kamar mandi
2. dapur
5 4 3. kamar tidur
4. Kamar tidur
6 5. Ruang tamu
6. Warung
c. Karakteristik lingkungan :
Keluarga Ny.W dengan dengan tetangga sekitar rumah cukup
baik. Keluarga Ny.W berada dilingkungan komunitas suku jawa.
d. Mobilitas geografis keluarga :
Keluarga Ny.W tidak sering keluar rumah dan lebih sering
berinteraksi dengan tetangga sekitarnya. Keluarga Ny.W belum
pernah pindah rumah, mereka selalu menetap di lingkungan
tersebut.
e. Perkumpuan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Ny.W sering berkumpul bersama dengan sanak
saudaranya, keluarga Ny.W juga mengikuti kegiatan sosial yang
3. BB 61Kg
4. Kepala dan Kepala simetris ,
rambut rambut panjang
berwarna hitam
dan beruban
5. Mata Memiliki
masalah
penglihatan di
mata kiri.
6. Hidung Fungsi
penciuman baik
dan tidak terdapat
2.Analisa Data
c. Intoleransi aktivitas
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1 Sifat masalah : tidak / 3/3 x 1 1 Keluarga mengatakan
kurang sehat jika kambuh, Ny.W tidak
• Tidak/kurang dapat melakukan aktifitas
sehat secara mandir
• Ancaman
kesehatan
• krisis
A : masalah teratasi
sebagian
P : intervensi
dilanjutkan
O : keluarga paham
bagaimana cara
mengkaji nyeri.
Tekadan darah
Ny.W turun menjadi
130/90
A : masalah teratasi
P : intervensi
dilanjutkan
A. Kesimpulan
Setelah penulis mempelajari kasus keluarga dengan masalah hipertensi baik
tinjauan secara teori maupun pelaksaan asuhan keperawatan pada keluarga
Ny.W terkhusu bagi Ny.W maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam pengkajian Ny.W mengalami hipertensi primer, pada saat
pengkajian Ny.W mengatakan sering sakit kepala, pusing, terasa berat di
tengkuk dan bagian dada sering berdebar- debar. Jika pusing tidak
mampu melakukan aktivitas secara mandiri, untuk memenuhi kebutuhan
dibantu oleh keluarga. Keluarga belum mengetahui bagaimana cara
perawatan hipertensi yang benar.
2. Sesuai dengan data yang didapatkan saat pengkajian di dapatkan 3
diagnosa keperawatan keluarga, yaitu : 1). Nyeri akut pada keluarga
Ny.W khususnya Ny.W berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit ditandai dengan Ny.W sering sakit
kepala, pusing, terasa berat di tengkuk dan sering kambuh. 2).Risiko
tinggi stroke pada keluarga Ny.W khususnya Ny.W berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan ditandai dengan
takanan darah Ny.W 140/100 mmHg dan sering merasakan dadanya
berdebar debar. 3 ). Intoleransi aktivitas pada keluarga Ny.W khususnya
Ny.W berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit ditandai dengan Ny.W tidak dapat melakukan
aktifitas dengan mandiri jika kambuh karena nyeri dan keluarga
membantu untuk memenuhi kebutuhan Ny.W.
3. Perencanaan dirumuskan berdasarkan prioritas masalah yang dihadapi
sekaligus memperhatikan kondisi Ny.W serta kesanggupan keluarga
dalam bekerja sama.
B. Saran
1. Pendidikan Keperawatan
Senantiasa meningkatkan mutu pendidian yang berkualitas dan professional
sehingga dapat tercipta perawat professional, terampil, dan bermutu yang
mampu memberikan asuhan keperawatan secara menyuluruh berdasarkan
kode etik keperawatan.
2. Pelayanan Keperawatan
Lebih meningkatkan pelayanan keperawatan terkhusus yang bergerak
dibidang komunitas, dengan meningkatkan pelayanan homecare dan
Black, Joyce M & Hawks, Jane Hokanson. 2014. Keperawatan Medikal Bedah Edisi
8. Singapore: Elsevier.
Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan: Jakarta.
Dinas Kesehatan Kota Medan.2013. Profil Kesehatan Kota Medan Tahun 2013.
Medan
Friedman. 2010. Keperawatan Keluarga Riset, Teori, & Praktik. Jakarta : EGC.
A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang hipertensi selama 30 menit
keluarga Ny.W mampu memahami tentang hipertensi.
B. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang hipertensi pada keluarga Ny.W
diharapakan keluarga Ny.W mampu :
1. Menyebutkan pengertian hipertensi
2. Menyebutkan faktor risiko hipertensi
3. Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
4. Menyebutkan komplikasi hipertensi
5. Menyebutkan cara pencegahan dan perawatan hipertensi.
G. Evaluasi
Prosedur : post test
Bentuk : lisan
Jenis pelaksanaan : Tanya jawab
Butir pertanyaan :
1. Sebutkan pengertian hipertensi ?
2. Sebutkan faktor risiko hipertensi ?
3. Apa saja tanda dan gejala hipertensi ?
4. Komplikasi apa saja yang diakibatkan oleh hipertensi :
5. Bagaimana pencegahan hipertensi ?
Sumber
Aris, S. 2007. Mayo Clinic Hipertensi, Mengatasi Tekanan Darah Tinggi.
Jakarta:PT Intisari Mediatam