Anda di halaman 1dari 5

Naufal Hariz

1503951

Profil Karo Adventure


Bagi pencinta olahraga sekaligus refreshing alam, wisatawan bisa mencoba serunya
arung jeram di wisata Kaki Raong (Karo) Adventure, Desa Sumberbulu, Kecamatan Songgon,
Kabupaten Banyuwangi. Ada beberapa paket wisata yang ditawarkan oleh Karo Adventure bila
ingin menikmati sensasi arung jeram. Ada paket fun trip, wonderfull dan loong trip.
Dari semua kategori paket arung jeram, pihak Karo Adventure akan memberikan materi
edukasi bagaimana standar keamanan berolahraga arung jeram. Mulai dari pengenalan, tata cara
safety body, sampai teknik pertolongan pertama. Setelah diberi tahu materi dasar keselamatan
dan teori arung jeram, wisatawan akan tetap didampingi oleh satu orang pemandu dalam setiap
perahu karet yang berisi maksimal lima orang. Perjalanan menuju lokasi start rafting bermacam-
macam, tergantung jenis paket yang dipilih. Ada yang menempuh jarak naik arung jeram sampai
dua kilometer hingga 10 kilometer. Tapi yang pasti, wisatawan akan diajak naik kendaraan
menyusuri areal persawahan dan hutan pinus di KKPH Banyuwangi Barat.
Paket fun trip Rp 100 ribu per orang, akan menyajikan jarak tempuh arung jeram
sepanjang dua kilometer. Kemudian paket wonderfull Rp 150 ribu dengan jarak tempuh lima
kilometer. Sementara loong trip seharga Rp 250 ribu menempuh jarak 10 kilometer. Masing-
masing tingkatan paket akan memberi suasana menyenangkan. Paket wonderfull dengan waktu
tempuh 1,5 jam sampai 2 jam akan menyusuri berbagai pamandangan alam seperti aneka hewan
burung dan kera. Begitu juga dengan paket loong trip yang ditempuh dengan waktu 3,5 jam
sampai 4 jam.
Selain tantangan menyusuri derasnya air, wisatawan akan merasakan sensasi melewati
dam setinggi tiga meter. Selain itu, juga bakal ada tantangan lain seperti mengharuskan
kekompakan menunduk saat melewati jembatan sungai dan palangan kayu. Setengah perjalanan
dari paket arung jeram, pihak Karo Adventure akan menyediakan minuman seperti wedang jahe
dan beberapa kue. Setelah istirahat sejenak, baru kemudian perjalanan seru dilanjutkan. Setelah
puas melakukan arung jeram, Wisatawan bisa menikmati fasilitas homestay milik warga, sambil
mengenal kearifan lokal warga. Pihak Karo Adventure sudah bekerjasama dengan 55 Kepala
Keluarga yang siap menjadi tempat homestay.
STP Karo Adventure
A. Segmentasi Pasar
Aspek Demografis: Usia Remaja-Dewasa, Gender Laki-laki dan Perempuan, Status
Ekonomi Menengah keatas.
Aspek Geografis: Penduduk Lokal, Wisatawan Lokal, Antar Provinsi, Maupun
Wisatawan Asing/Internasional
B. Target Pasar
Wisatawan yang hobi adrenalin dan sport, mahasiswa study tour/field trip, Family Trip.
C. Positioning
Karo Adventure memiliki berbagai macam paket arung jeram dari mulai yang santai
hingga luar biasa seperti paket wonderfull trip, fun trip, dan long trip.

Profil Kemiren
1. LETAK GEOGRAFIS
Desa Kemiren, terletak strategis ke arah menuju wisata Kawah Ijen, desa ini memiliki luas
117.052 m2 memanjang hingga 3 km yang di kedua sisinya dibatasi oleh dua sungai, Gulung dan
Sobo yang mengalir dari barat ke arah timur. Di tengah-tengahnya terdapat jalan aspal selebar 5
m yang menghubungkan desa ini ke kota Banyuwangi di sisi timur dan pemandian Tamansuruh
dan ke perkebunan Kalibendo di sebelah barat. Untuk bersekolah di atas SD, penduduk Kemiren
harus menempuhnya di luar desa, ke ibukota kecamatan yang berjarak 2 km atau ke kota
Banyuwangi yang berjarak 5 km. Adapun batas wilayah desa adalah;
Sebelah Utara : Desa Jambesari
Sebelah Selatan : Desa Olehsari
Sebelah Barat : Desa Tamansuruh
Sebelah Timur : Kelurahan Banjarsari
Desa yang berada di ketinggian 144 m di atas permukaan laut yang termasuk dalam topografi
rendah dengan curah hujan 2000 mm/tahun sehingga memiliki suhu udara rata-rata berkisar 22-
26°C ini memang cukup enak dan menarik dari sudut suhu udara dan pemandangan untuk
wisata. Desa Kemiren. Pada siang hari, terutama pada hari-hari libur, jalan yang membelah Desa
Kemiren ini cukup ramai oleh kendaraan umum dan pribadi yang menuju ke pemandian
Tamansuruh, perkebunan Kalibendo maupun ke lokasi wisata Desa Osing.
Dengan luas wilayah menurut penggunaan :
Luas permukiman : 27.494 ha/m2
Luas persawahan : 105 ha/m2
Luas perkebunan : 8.731 ha/m2
Luas tanah makam : 0,7 ha/m2
Luas pekarangan : 10,5 ha/m2
Luas taman : 2300 ha/m2
Luas perkantoran : 0,04 ha/m2
Luas prasarana umum lainnya : 0,15 ha/m2
Total luasan : 38.641,38 ha/m2
2. SEJARAH KEMIREN
Asal mula kata Kemiren menurut para sesepuh Desa, dahulu di Desa Kemiren saat pertama
kali ditemukan, desa tersebut masih berupa hutan dan terdapat banyak pohon kemiri dan duren
(durian) sehingga mulai saat itu, daerah tersebut dinamakan “Desa Kemiren”.
Menurut sejarah masyarakat Desa Kemiren berasal dari orang-orang yang mengasingkan diri
dari kerajaan Majapahit setelah kerajaan ini mulai runtuh sekitar tahun 1478 M. Selain menuju
ke daerah di ujung timur Pulau Jawa ini, orang-orang Majapahit juga mengungsi ke Gunung
Bromo (Suku Tengger) di Kabupaten Probolinggo, dan Pulau Bali. Kelompok masyarakat yang
mengasingkan diri ini kemudian mendirikan kerajaan Blambangan di Banyuwangi yang bercorak
Hindu-Buddha seperti halnya kerajaan Majapahit. Kemudian masyarakat Kerajaan Blambangan
berkuasa selama dua ratusan tahun sebelum jatuh ke tangan kerajaan Mataram Islam pada tahun
1743 M.
Desa Kemiren ini lahir pada zaman penjajahan Belanda, tahun 1830-an. Awalnya, desa ini
hanyalah hamparan sawah hijau dan hutan milik para penduduk Desa Cungking yang konon
menjadi cikal-bakal masyarakat Osing di Banyuwangi. Hingga kini Desa Cungking juga masih
tetap ada. Letaknya sekitar 5 km arah timur Desa Kemiren. Hanya saja, saat ini kondisi Desa
Cungking sudah menjadi desa kota. Saat itu, masyarakat Cungking memilih bersembunyi di
sawah untuk menghindari tentara Belanda. Para warga enggan kembali ke desa asalnya di
Cungking. Maka dibabatlah hutan untuk dijadikan perkampungan. Hutan ini banyak ditumbuhi
pohon kemiri dan durian. Maka dari itulah desa ini dinamakan Kemiren. Pertama kali desa ini
dipimpin kepala desa bernama Walik. Sayangnya, tidak ada sumber jelas yang menceritakan
siapa Walik. Konon dia termasuk salah satu keturunan bangsawan.
Desa Kemiren secara administratif termasuk, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi,
Jawa Timur dan secara historis geneologis-sosiologis masih memperlihatkan tata kehidupan
sosio-kultural yang mempunyai kekuatan nilai tradisional Osing sehingga pada saat
kepemimpinan Gubernur Jawa Timur Basofi Sudirman, Desa Kemiren ditetapkan menjadi
kawasan wisata desa adat Osing. Osing merupakan salah satu komunitas etnis yang berada di
daerah Banyuwangi dan sekitarnya. Dalam lingkup lebih luas, Osing merupakan salah satu
bagian sub-etnis Jawa. Dalam peta wilayah kebudayaan Jawa, Osing merupakan bagian wilayah
Sabrang Wetan, yang berkembang di daerah ujung timur Pulau Jawa. Keberadaan komunitas
Osing berkaitan erat dengan sejarah Blambangan (Scholte, 1927). Menurut Leckerkerker
(1923:1031), orang-orang Osing adalah masyarakat Blambangan yang tersisa. Keturunan
kerajaan Hindu Blambangan ini berbeda dari masyarakat lainnya (Jawa, Madura dan Bali), bila
dilihat dari adat-istiadat, budaya maupun bahasanya (Stoppelaar, 1927).
Orang Osing menurut Andrew Beatty (dalam buku The Variety of Javanese Religion) diduga
mereka adalah keturunan sisa-sisa penduduk tahun 1768. Meskipun dokumen sebelumnya tidak
menyebutkan nama itu. Para ahli sejarah lokal cukup yakin bahwa julukan ”Osing” itu diberikan
oleh para imigran yang menemukan bahwa kata ”tidak” dalam dialek lokal adalah ”Osing”, yang
berbeda dari kata ”ora” dalam bahasa Jawa. Orang yang sebenarnya Jawa itu kini disebut Osing
saja atau juga disebut Jawa Osing. Bernard Arps menyebutnya sebagai basa Using atau basa
Banyuwangen (dalam buku ”tembang in two traditions”)
Desa Kemiren telah ditetapkan sebagai Desa Osing yang sekaligus dijadikan cagar budaya
untuk melestarikan keosingannya. Area wisata budaya yang terletak di tengah desa itu
menegaskan bahwa desa ini berwajah Osing dan diproyeksikan sebagai cagar budaya Osing.
Banyak keistemewaan yang dimiliki oleh desa ini diantaranya adalah penggunakan bahasa yang
khas yaitu bahasa Osing. Bahasa ini memiliki ciri khas yaitu ada sisipan “y” dalam
pengucapannya. Seperti contoh berikut ini : madang (makan) dalam bahasa Osing menjadi
“madyang“, abang (merah) dalam bahasa Osing menjadi “abyang“. Masyarakat desa ini masih
mempertahankan bentuk rumah sebagai bangunan yang memiliki nilai filosofi. Adapun bentuk
rumah tersebut meliputirumah tikel balung atau beratap empat yang melambangkan bahwa
penghuninya sudah mantap,rumah crocogan atau beratap dua yang mengartikan bahwa
penghuninya adalah keluarga yang baru saja membangun rumah tangga dan atau oleh keluarga
yang ekonominya relatif rendah, danrumah baresan atau beratap tiga yang melambangkan bahwa
pemiliknya sudah mapan, secara materi berada di bawah rumah bentuk tikel balung.
STP Kemiren
A. Segmentasi Pasar
Aspek Demografis: Usia Remaja-Dewasa, Gender Laki-laki dan Perempuan, Status
Ekonomi Menengah.
Aspek Geografis: Penduduk Lokal, Wisatawan Lokal, Antar Provinsi, Maupun
Wisatawan Asing/Internasional
B. Target Pasar
Wisatawan yang gemar tradisi dan budaya, seni tari maupun interaksi sosial yang ramah,
mahasiswa atau keluarga perkotaan yang sudah lama tidak melihat budaya tradisional.
C. Positioning
Kemiren terkenal akan budayanya yang kental dan memiliki seni-seni yang khas seperti
seni tari dan bahasa lokalnya tersendiri.

Anda mungkin juga menyukai