Kadar Protein Daging Teripang Hitam (Holothuria edulis) dan Teripang Pasir
(Holothuria scabra) Serta Implementasinya sebagai Media Pembelajaran
Protein Contain of Meat Black Sea Cucumber (Holothuria edulis) and Sand sea
Cucumber (Holothuria scabra) and its Implementation as a medium of learning
Abstrak
Teripang merupakan salah satu biota laut yang memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi
terutama kandungan proteinnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kadar
protein daging teripang hitam (Holothuria edulis) dan teripang pasir (Holothuria scabra).
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode kjeldahl.
Desain pada penelitian ini yaitu menghitung kadar protein untuk setiap sampel basah dan
kering (tepung). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar protein daging teripang hitam
dalam kondisi basah adalah 10,32% dan dalam kondisi kering adalah 72,35%. Sedangkan
kadar protein daging teripang pasir dalam kondisi basah adalah 5,61% dan dalam kondisi
kering adalah 61,54%. Hasil dari penelitian dijadikan sebagai media pembelajaran berupa
poster. Media ini melalui tahapan validasi oleh ahli isi, ahli desain dan ahli media serta 30
mahasiswa penguji sehingga didapatkan rata-rata nilai persentase sebesar 82,09% atau
dikategorikan layak digunakan sebagai media pembelajaran.
Abstract
Sea Cucumber is one of the marine life that has a fairly high nutrients contents. The purpose
of research is to determine the protein content of meat black sea cucumber (Holothuria
edulis) and sand sea cucumber (Holothuria scabra) and its development as a medium of
learning in the form of posters. Types of research is descriptive quantitative with uses
Kjeldahl method. Design of research is to calculate the protein content of each samples wet
and dry (flour). Result of showed that protein content of black sea cucumber in wet condition
is 10,32% and dry condition is 72,35%. While the sand sea cucumber protein content in wet
condition is 5,61% and in dry condition is 61,54%. Result obtained serve as a medium of
learning in the form of poster. The medium through the stage of validation by expert as well
as 30 students get the testers in the average value of the percentage of 82,09% or considered
fit for use as a medium of learning.
edulis) dan teripang pasir (Holothuria scabra) alumunium foil, pisau, tisu, kamera dan alat
yaitu dengan menggunakan metode kjeldahl. tulis menulis.
Pengambilan sampel dilakukan di Perairan Bahan yang digunakan dalam
Pantai Kaluku Desa Limboro Kabupaten penelitian ini, antara lain: daging teripang
Donggala dan dianalisis di Laboratorium hitam, daging teripang pasir, tablet kjeldahl
Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas 1,2 gram, asam sulfat pekat (H2SO4), NaOH 5
Peternakan dan Perikanan Universitas ml, Indikator PP (Penoptalin) Aquades, Asam
Tadulako Palu pada tanggal 23-29 Juli 2016. borat (H3BO3), dan HCl 0,01N.
Instrumen Penelitian Prosedur Kerja
Alat yang digunakan dalam penelitian Penelitian ini dilakukan dalam
ini, antara lain: blender, neraca analitik, labu beberapa tahapan meliputi pengambilan
kjeldahl, alat destruksi, alat destilasi, alat sampel teripang, penentuan ukuran dan berat,
titrasi, pipet mikro 5 ml dan 10 ml, botol preparasi sampel, pembuatan tepung teripang
pencuci, gelas kimia 250 ml dan 1000 ml, hot dan analisis kadar protein daging teripang.
plate, cool box, magnet stryer, pipet tetes, Diagram alir tahapan penelitian dapat dilihat
pada Gambar 1 di bawah ini.
Teripang
Penentuan ukuran dan berat rata-rata teripang
Preparasi tubuh teripang menjadi:
Teripang
(𝑉𝑠−𝑉𝑏 )
% Protein = x N. HCl x 14 x Fp x Fk x 100%
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 1000
80
72.35
70
61.54
60
50
40
30
20
10.32
10 5,61
0
Teripang Hitam Teripang Hitam Teripang Pasir Teripang Pasir
Basah Kering Basah Kering
2) Hasil Analisis Kadar Air Daging teripang dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah
Teripang ini:
Hasil analisis kadar air daging
3) Hasil Persentase Penilaian Kelayakan yang meliputi ahli isi, ahli desain dan ahli
Media Pembelajaran media serta kelompok mahasiswa yang
Hasil persentase penilaian kelayakan meliputi kelompok besar dan kelompok kecil
media pembelajaran oleh tim ahli (dosen) disajikan dalam Tabel 4 berikut ini.
disebabkan oleh perbedaan umur, musim itu, dibutuhkan sebuah media pembelajaran
penangkapan dan tahapan dalam daur hidup berupa poster yang dapat menambah
organisme (Okuzumi dan Fuji, 2000). pemahaman masyarakat mengenai kandungan
Protein merupakan zat makanan yang gizi dari teripang itu sendiri.
sangat penting bagi tubuh, karena di samping Hasil penelitian yang dilakukan
berfungsi sebagai bahan bakar juga sebagai diaplikasikan sebagai media pembelajaran
zat pembangun dan pengatur. Apabila tubuh dalam bentuk poster yang diharapkan dapat
tidak menerima karbohidrat dan lemak dalam membantu memberikan informasi mengenai
jumlah yang cukup untuk memenuhi kadar protein daging teripang. Untuk
kebutuhan tubuh, maka untuk menyediakan mengetahui kelayakan poster yang dibuat
energi bagi kelangsungan aktivitas tubuh, sebagai media pembelajaran, dilakukan
protein akan dibakar sebagai sumber energi. validasi oleh tim ahli, yaitu ahli isi, ahli
Karena pentingnya protein bagi tubuh, maka desain dan ahli media untuk mengetahui
kualitas bahan makanan juga dapat ditentukan kelemahan-kelemahan dari poster tersebut.
oleh ketersediaan protein dalam makanan. Setelah dilakukan validasi oleh tim ahli, maka
Yulneriwarni, dkk. (2009) menyatakan bahwa diperoleh nilai persentase berturut-turut
kadar protein merupakan salah satu faktor sebesar 75%, 86,67% dan 77,14% sehingga
kimia yang berperan dalam menentukan poster layak untuk dijadikan sebagai media
kualitas gizi suatu produk pangan. Semakin pembelajaran. Setelah proses validasi
tinggi kadar protein yang terkandung dalam dilakukan oleh tim ahli (Dosen), maka poster
produk pangan, maka semakin tinggi pula kembali diuji kelayakannya pada mahasiswa
nilai gizinya. Oleh karena itu, tingginya kadar Program Studi Pendidikan Biologi yang
protein yang terkandung dalam daging dibagi dalam dua kategori kelompok yakni
teripang hitam dan teripang pasir harus kelompok besar yang berjumlah 20 responden
didukung dengan kualitas asam amino yang dan kelompok kecil yang berjumlah 10
terkandung di dalamnya. responden. Berdasarkan hasil uji kelayakan
Keberhasilan analisis dengan terhadap dua kelompok mahasiswa tersebut
menggunakan metode kjeldahl sangat diperoleh nilai persentase sebesar 85,82%.
ditentukan oleh nitrogen dalam bentuk ikatan Melalui hasil penilaian tersebut, maka poster
N-N dan N-O yang terdapat dalam sampel layak dijadikan sebagai media pembelajaran.
serta ketelitian dalam proses pengukuran dan
penggunaan alat pada saat penelitian. Karena Kesimpulan dan Saran
hal ini dapat berpengaruh pada perolehan Kesimpulan
kadar protein pada sampel yang digunakan. Berdasarkan hasil penelitian yang
Perolehan kadar protein pada hasil penelitian telah dilakukan, maka dapat diambil
ini bukanlah kadar protein murni karena kesimpulan sebagai berikut:
dalam metode kjeldahl penentuan kandungan 1) Hasil analisis kadar protein yang
protein didasarkan pada jumlah senyawa N, dilakukan dengan menggunakan metode
termasuk senyawa bukan protein atau biasa kjeldahl diketahui bahwa kadar protein
disebut sebagai kadar protein kasar. daging teripang hitam dalam kondisi basah
Walaupun demikian, cara ini masih adalah 10,32% dan dalam kondisi kering
digunakan dan dianggap cukup teliti untuk (tepung) adalah 72,35%. Sedangkan kadar
pengukuran kadar protein dalam bahan protein daging teripang pasir dalam
makanan (Winarno, 1992). kondisi basah adalah 5,61% dan dalam
2) Implementasi dalam Bentuk Media kondisi kering (tepung) adalah 61,54%.
Pembelajaran 2) Berdasarkan hasil penilaian oleh tim ahli
Teripang merupakan salah satu dan 30 mahasiswa penguji didapatkan nilai
potensi sumber protein hewani yang cukup persentase sebesar 82,09%. Hasil yang
melimpah di Perairan indonesia khususnya di diperoleh menunjukkan bahwa poster
Kabupaten Donggala. Namun besarnya layak digunakan sebagai media
potensi teripang berbanding terbalik dengan pembelajaran.
pemahaman masyarakat yang masih kurang Saran
mengenai informasi kandungan gizi teripang
terutama kandungan proteinnya. Oleh karena
Winarno F.G. (1992). Kimia Pangan dan Menggunakan Isolat Bakteri Asam
Gizi I. Jakarta: PT. Gramedia. Laktat dari Nenas”. Jurnal Vis
Vitalis. 02, (1), 32-42.
Yulneriwarni, Sulastri dan Tuti, L.
(2009). “Fermentasi Keju dari
Berbagai Jenis Kacang