Anda di halaman 1dari 5

PROSES PENGERASAN (HARDENING)

Proses pengerasan atau hardening adalah suatu proses perlakuan panas yang dilakukan untuk
menghasilkan suatu benda kerja yang keras, proes ini dilakukan pada temperature tinggi yaitu
pada temperature austenisasi yang digunakan untuk melarutkan sementit dalam austenite yang
kemudian di quench.

Pada tahap ini akan menghasilkan terperangkapnya karbon yang akan menyebabkan bergesernya
atom-atom sehingga terbentuk struktur body center tetragonal atau struktur yang tidak setimbang
yang disebut martensit yang bersifat keras dang etas.

a. Temperature Pengerasan untuk Baja Hipoeutektoid


Temperature yang digunakan adalah sekitar 20derajat – 50derajat celcius diatas
garis A3. Misalkan sebagai contoh apabila baja dengan sruktur ferit da perlit dipanaskan
sampai temperature A1, maka pemanasan tersebut tidak akan mengubah struktur awal
dari baja tersebut. Apabila pemanasan sampai tempertur A1 tetapi masih dibawah garis
A3 akan mengubah perlit menjadi austenite tanpa terjadi perubahan apa-apa feritnya.
Jika baja dipanaskan pada temperature sedikit di atas A3 dan ditahan pada
temperature teersebut untuk jangka waktu tertentu agar dijamin proses difusi yang
homogen, maka struktur baja akan bertransformasi menajdi austensit dengan ukuran butir
yang relative kecil. Quenching dari temperature austensit akan menghasilkan martensite
dengan harga kekerasan yang mkasimum.
Memanaskan sampai ke temperature E cenderung menghasilkan ukursn butir
austensit. Quenching dari temperature seperti itu akan menghasilkan strukur martensit,
tetapi sifatnya, bahkan setelah di temper sekalipun akan memiliki harga impak yang
rendah. Disamping itu juga mungkin timbul retak pada saat diquench.
b. Temperature Pengerasan untuk Baja Hipereutektoid

Temperature yang digunakan adalah sekitar 30˚-50˚ C diatas temperature A13


yang beraa pada daerah austensit. Struktur hasil proses quench memiliki kekerasan yang
sangat tinggi dibandingkan dengan martensit karena adanya karbida-karbida yang tidak
larut yang memiliki kekerasan diatas martensit.
Jumlah karbida yang dapat larut pada austensit sebanding dengan temperature
austensisasinya. Jumlah karbida yang larut meningkat jika temperature austensinya
dinaikan, demikian juga dengan ukuran butir disertai dengan penurunan kekerasan
austensinya. Jika karbida yang terlarut terlalu besar, akan terjadi peningkatan ukuran
butir disertai dengan penuruna kekerasan dan ketangguhan. Dalam hal ini pertumbuhan
butir akan lebih besar, akibatnya martensit yang akan dihasilkannya akan lebih kasar.
Proses diatas akan menghasilkan kekerasan martensit yang rendah karena adanya
austensit yang tersisa pada struktur quench dan tidak adanya karbida yang dihasilkan.

c. Tahapan Pekerjaan yang Harus Dilakukan Sebelum Proses Pengerasan Baja


1. Bebas dari terak (scale), oli, dan sebagainya agar dihasilkan kekerasan yang
diinginkan dengan kata lain benda kerja harus bersih.
2. Benda kerja yang memiliki lubang, jika perlu terutama pada baja perkakas harus
ditutup dengan tanah liat, asbes atau baja insert sehingga tidak terjadi pengerasan
pada bagian lubang tersebut. Hal ini tidak perlu dilakukan jika ukuran lubang relative
besar.
3. Benda kerja harus ditempatkan pada fixture yang layak sebelum diletakkan di dalam
tungku. Hal ini adalah dilakukan untuk mencegah timbulnya distorsi. Benda kerja
yang kecil yang relative dapat diletakkan dalam suatu keranjang yang didesain khusus
untuk itu agar dijamin kekerasan yang homogeny.
4. Baja karbon dan baja paduan rendah dapat dipanaskan langsung ketemperatur
pemanasannya tanpa memerlukan adanya pemanasan awal (pre-heat). Sedangkan
benda kerja yang besar dan bentuknya rumit dapat dilakukan pemanasan awal untuk
mencegah distorsi dan retak akibat tidak homogennya temperature di bagian tengah
dengan dibagian permukaan. Pemanasan awal biasanya dilakukan untuk baja-baja
perkakas karena konduktifitas panas baja tersebut sangat rendah, temperature awal
yang dilakukan adalah 500 derajat sampai 800 derajat.
5. Benda kerja yang akan dikeraskan harus mempunyai struktur yang homogeny dan
halus, karena apabila dari struktur logam tersebut kasar maka akan diperoleh struktur
logam yang tidak homogen, distorsi, retak pada saat dipanaskan maupun pada saat
diquench. Untuk itu struktur logam yang kasar sebelum dipanaskan harus normalkan
terlebih dahulu dengan temperature 780 derajat sampai 800 derajat.
Untuk menghindari cacat yang akan terjadi dapat dilakukan upaya-upaya sebagai berikut :

 Menutupi atau menambah perkuatan bagian ramping semenjak pemanasan.


 Bahan pengejut yang tepat, sesuai dengan jenis baja dan kekerasan yang dituntut.
 Sikap pengejutan yang menguntungkan.
 Sering-sering mengembalikan benda kerja dan menggerakannya didalam medium
pengejut (quench)
 Perlengkapan pengencangan benda yang dikeraskan harus dipasang sedemikian
rupa sehingga tidak merintangi penyejukan cepat pada tempat yang dikeraskan.
d. Lama Pemanasan

Waktu yang diperlukan untuk mencapai temperatr pemanasan tergantung dengan


beberapa factor seperti jenis tungku dan jenis elemen pemanasannya. Laju pemanasan
dari tungku garam relative lebih ceoet dibandingksn dengan atmosfir karena perpindahan
panas dari air ke padat dengan laju yang lebih cepat.

Pemeriksaan visual dilakukan untuk mengetahui apakah benda kerja telah


mencapai temperature yang diinginkan dan bisa dilakukan dengan cara
membandingkannya dengan warna dinding tuku. Setelah benda kerja telah mencapai
suhu yang diinginkan kemudian quench untuk mendapatkan sruktur yang martensit.

Pada umumnya setelah proses quenching dilakukan pemanasan kembali menuju


suhu tertentu dengan penyejukan lambat laun sesudahnya. Proses untuk menghindari
kerapuhan dan teganga kejutan disebut dengan penemperan. Sebelum dilakukan proses
pemanasan pendahuluan yang ikut menentukan bagi terbentuknya hasil pengerasan yang
bebas rengatan. Dan salah satu caranya adalah dengan tidak memasukkan benda yang
akan dipanaskan dakam keadaan dingin. Pemanasan awal biasanya dilakukan pada suhu
150 derajat dibawah temperature pengerasan yang digunakan. Salah satu penyebab sering
terbentuknya rengatan pengerasan ialah karena pemanasan tidak merata pada benda yang
dikeraskan.
e. Tungku Mengeraskan Baja

Tungku yang diperlukan untuk mengeraskan baja harus dilengkapi dengan


peralatan pengendali temperature yang akurat dan pengendali atmosfir tungku agar proses
yang sedang dilaksanakan terjamin. Perlu diperhatikan bahwa atmosfir yang digunakan
selama proses pemanasan harus netral dan tidak menimbulkan dekarburasi atau karburasi
pada permukaan baja yang dproses. Adanya lapisan dekrburasi dapat menyebabkan
rendahnya kekerasan sehingga dapat menimbulkan kekeliruan dalam memilih
temperature tempering. Dekarburasi juga dapat pula menjadi penyebab timbulnya retak
pada jenis baja perkakas.

Jenis – jenis tungku yang digunakan pada proses perlakuan panas antara lain
adalah: Tungku garam, Tungku “muffle”, Tungku Vakum dan Tungku “fluidized Bed”.
Tungku – tungku tersebut dinamai seperti itu disesuaikan dngan jenis medium pemanas
yang digunakan. Perlu diketahui bahwa kecermatan proses pengerasan sangat tergantung
pada penyiapan medium pengerasan yang tepat.

f. Cara Menguench
Cara – cara quench adalah sebai berikut :
1. Quench langsung
Cara ini dilakukan dengan menggunakan medium air atau oli dimana benda kerja
ditahan pada tenperatur pengerasannya untuk jangka waktu tertentu.
2. Martempering
Dengan cara ini benda kerja dipanaskan sampai ketemperatur pengerasannya dengan
cara yang biasa, medium yang digunakan adalah cairan garam.
3. Austempering
Proses ini dilakukan dengan cara mengquench baja dari temperature austensisasinya
ke dalam garam cair yang bertemperatur sedikit diatas temperaturnya.
4. Quench yang ditunda (Delay quenching)
Proses ini dilakukan dengan benda kerja yang sudah dipanaskan dan dikeluarkan dari
tungku pada temperature pengerasannya dibiarkan beberapa saat sebelum diquench.
5. Time Quench
Metode ini dilakukan dengan baja-baja yang memiliki mampu keras yang rendah
yang memerlukan quenching ke dalam air atau pada baja-baja yang memiliki mampu
keras yang tinggi tetapi ukuran benda kerjanya kasar.
6. Die Quench
Metode ini dilakukan dengan menggunakan medium yang mampu menyerap panas.
Atas dasar hal tersebut selama proses quench benda kerja dapat diproses sehingga
secara mekanik kemungkinan distorsi dapat diperkecil.
g. Medium Quenching

Tujuan utama dari proses pengerasan adalah agar diperoleh struktur martensit
yang keras. Hal ini hanya dapat dicapai jika menggunakan medium yang efektif sehingga
baja di dinginkan pada suatu laju yang dapat mencegah terbentuknya struktur yang lebih
lunak seperti perlit dan bainit.

Untuk baja karbon, medium quenching yang digunakan adalaha air , sedangkan
baja menggunakan medium oli, cairan polimer atau garam. Untuk baja-baja paduan tinggi
disarankan agar menggunakan medium cairan garam.

Medium yang digunakan pada proses quenching diantaranya, adalah :

1) Air
2) Oli
3) Garam netral
4) Gas quenching
5) Quenchant polimer
6) Fluidized bed

Anda mungkin juga menyukai