Chapter II PDF
Chapter II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
A. Nyeri Persalinan
Nyeri persalinan merupakan rasa sakit yang ditimbulkan saat persalinan yang
berlangsung dimulai dari kala I persalinan, rasa sakit terjadi karena adanya aktifitas
besar di dalam tubuh ibu guna mengeluarkan bayi, semua ini terasa menyakitkan
bagi ibu. Rasa sakit kontraksi dimulai dari bagian bawah perut, mungkin juga
menyebar ke kaki, rasa sakit dimulai seperti sedikit tertusuk, lalu mencapai puncak,
kejadian itu terjadi ketika otot-otot rahim berkontraksi untuk mendorong bayi keluar
dari dalam rahim ibu (Danuatmaja, 2004, dalam Adriana, 2012, hal. 14).
Menurut Judha dkk (2012, hal. 75) rasa nyeri dalam persalinan adalah
manifestasi dari adanya kontraksi otot rahim. Kontraksi inilah yang menimbulkan
rasa sakit pada pinggang darah perut dan menjalar kea rah paha. Kontraksi ini
Nyeri persalinan kala-satu adalah akibat dilatasi seviks dan sagmen uterus
bawah dengan distensi lanjut, peregangan, dan trauma pada serat otot dan ligamen.
rahim (nyeri persalinan menjadi lebih hebat jika interval antara kontraksi singkat,
leher rahim (effacement dan pelebaran), c) tekanan bayi pada saraf di dan dekat leher
rahim dan vagina, d) ketegangan dan meregangnya jaringan ikat pendukung rahim
dan sendi panggul selama kontraksi dan turunnya bayi, e) Tekanan pada saluran
kemih, kandung kemih, dan anus, f) Meregangnya otot-otot dasar panggul dan
dikeluarkannya hormon stress dalam jumlah besar (epinefrin, norepinefrin, dan lain-
lain) yang mengakibatkan timbulnya nyeri persalinan yang lama dan lebih berat
(Simkin, P., Whalley, J., dan Keppler, A., 2007, hal. 150).
Rasa nyeri pada kala I disebabkan oleh munculnya kontraksi otot-otot uterus,
peregangan serviks pada waktu membuka, iskemia rahim (penurunan aliran darah
Ketidaknyamanan dari perubahan serviks dan iskemia uterus adalah nyeri viseral
menurun ke paha. Biasanya nyeri dirasakan pada saat kontraksi saja dan hilang pada
saat relaksasi. Nyeri bersifat lokal seperti kram, sensasi sobek dan sensasi panas yang
disebabkan karena distensi dan laserasi serviks, vagina dan jaringan perineum.
persalinan memberikan gejala yang dapat diidentifikasi seperti pada sistem saraf
simpatis yang dapat terjadi mengakibatkan perubahan tekanan darah, nadi, respirasi,
dan warna kulit. Ekspresi sikap juga berubah meliputi peningkatan kecemasan,
mengerang, menangis, gerakan tangan (yang menandakan rasa nyeri) dan ketegangan
otot yang sangat di seluruh tubuh (Bobak I. M., at all. 2004, hal. 253).
4. Klasifikasi Nyeri
Klasifikasi nyeri secara umum, antara lain (Setyohadi, dkk. 2007: 166) :
a) Nyeri akut yaitu nyeri yang timbul segera setelah rangsangan dan hilang
setelah penyembuhan.
b) Nyeri kronik yaitu nyeri yang menetap selama lebih dari 3 bulan walaupun
5. Intensitas Nyeri
Intensitas nyeri mengacu pada tingkat keparahan sensasi nyeri itu sendiri
untuk menentukan tingkat nyeri, klien dapat diminta untuk membuat tingkatan nyeri
pada skala verbal tidak ada nyeri, nyeri ringan, nyeri sedang, nyeri hebat, nyeri
sangat hebat, nyeri paling hebat. Skala deskriptif merupakan alat pengukuran tingkat
keparahan nyeri yang lebih objektif. Skala pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor
Scale, VDS) merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima kata
pendeskripsi yang tersusun dengan jarak yang sama di sepanjang garis. Pendeskripsi
ini diranking dari tidak terasa nyeri sampai nyeri yang tidak tertahankan. Skala
pengganti alat pendeskripsi kata dengan menggunakan skala 1-10. Skala analog
visual (Visual Analog Scale, VAS) merupakan suatu garis lurus yang mewakili
a. Deskriptif
b. Numerik (0-10)
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Face Pain Rating Scale yaitu terdiri dari 6 wajah kartun mulai dari wajah yang
tersenyum untuk “tidak ada nyeri” kemudian secara bertahap meningkat menjadi
wajah yang sangat ketakutan “nyeri yang sangat”, klasifikasinya sebagai berikut :
skala 0 (tidak sakit) ekspresi wajahnya klien masih dapat tersenyum, skala 2 (sedikit
sakit) ekspresi wajahnya kurang bahagia, skala 4 (lebih sakit) ekspresi wajahnya
meringis, skala 6 (lebih sakit lagi) ekpresi wajahnya sedih, skala 8 (jauh lebih sakit)
6. Intervensi Nyeri
Rasa sakit yang dialami ibu selama proses persalinan sangat bervariasi
tingkatannya. Untuk itu perlu dukungan selama persalinan untuk mengurangi rasa
nyeri selama proses persalinan. Penny simpkin (2007) mengatakan cara untuk
mengurangi rasa sakit ini ialah : mengurangi sakit langsung dari sumbernya,
emosional dan fisik ibu terhadap rasa sakit. Pendekatan pengurangan rasa nyeri
pemberian obat-obatan analgesia yang bisa disuntikan melalui infus intravena yaitu
menembus sawar plasenta, sehingga dapat berefek pada aktifitas rahim. Efek obat
yang diberikan kepada ibu terhadap bayi dapat secara langsung maupun tidak
diberikan kontrol nyeri yang kuat, dan tidak mempunyai efek alergi maupun efek
meliputi, relaksasi, akupresur, kompres dingin atau hangat, terapi musik, hidroterapi
B. Persalinan
1. Definisi Persalinan
Persalinan adalah Suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Proses pengeluaran janin yang lahir
secara spontan dengan presentasi belakang kepala tanpa memakai alat-alat atau
pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi, yang umumnya berlangsung
dalam waktu kurang dari 24 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin
sehingga timbul his, menurunnya kadar kedua hormon ini terjadi kira-kira 1-2
kontraksi rahim, (c) dengan majunya kehamilan maka otot-otot rahim semakin
menegang dan timbul kontraksi untuk mengeluarkan janin, (d) hipofise dan kadar
sering lebih lama, (e) kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke-15
Kala I
adanya timbulnya his dan disertai dengan keluarnya lendir bersemu darah (bloody
show). Lendir yang bersemu darah ini berasal dari lendir kanalis servikalis karena
serviks mulai membuka atau mendatar. Sedangkan darahnya berasal dari pembuluh-
pembuluh kapiler yang berada di sekitar kanalis servikalis itu pecah karena
pergeseran ketika serviks membuka. Proses membukanya serviks sebagai akibat his
1. Fase Laten : Dari awal kontraksi hingga pembukaan 3 cm, durasi 20-30 detik,
janin, durasi 40 detik atau lebih dengan frekuensi 3x10 menit atau
lengkap
C. Komunikasi
1. Pengertian Komunikasi
penerimaan, dan pengolahan pesan yang terjadi didalam diri seseorang atau diantara
dua atau lebih dengan tujuan tertentu. Pada dasarnya setiap pelaku komunikasi akan
pesan artinya menciptakan sesuatu ide atau gagasan melalui kerja sistem syaraf.
Pesan yang telah terbentuk ini kemudian disampaikan kepada orang lain. Baik secara
langsung maupun tidak langsung. Seseorang akan menerima pesan yang disampaikan
oleh orang lain, lalu pesan yang diterima ini kemudian akan diolah melalui sistem
tanggapan atau reaksi dari orang tersebut. Demikianlah ke-empat tindakan ini akan
rangsangan atau stimulus baik berupa lambang atau simbol bahasa atau gerak (non-
verbal. Proses komunikasi yang menggunakan stimulus atau respon dalam bentuk
bahasa baik lisan maupun tulisan disebut komunikasi verbal. Sedangkan proses
2. Bentuk Komunikasi
Agar komunikasi berjalan efektif sesuai tujuan, maka dapat dilakukan dengan
yang dianggap paling efektif, dimana antar komunikasi dan komunikator dapat
komunikasi yang berlangsung antar dua orang atau lebih secara tatap muka. (Sunarto,
2003, hal.13).
dilakukan oleh sekumpulan orang yang mempunyai tujuan yang sama untuk
mencapai tujuan bersama. Komunikasi ini terdiri dari dua bentuk yaitu komunikasi
kelompok kecil, antara lain ceramah, diskusi, seminar dan lain – lain. Komunikasi
kelompok besar, yaitu komunikasi yang dilakukan dengan jumlah pendengar yang
D. Komunikasi Teraupetik
psikologis, dan belajar berhubungan dengan orang lain (Northouse, 1998, hal.12).
adalah komunikasi yang dilakukan atau dirancang untuk tujuan terapi. Seorang
penolong atau perawat dapat membantu klien mengatasi masalah yang dihadapinya
mengembangkan pribadi klien ke arah yang lebih positif atau adaptif dan diarahkan
pada kesembuhan klien yang meliputi : pertama, realisasi diri, penerimaan diri, dan
perubahan dalam diri klien. Klien yang tadinya tidak bisa menerima dirinya apa
adanya atau merasa rendah diri, setelah berkomunikasi teraupetik dengan perawat
dan saling bergantung dengan orang lain. Melalui komunikasi teraupetik, klien
belajar bagaimana menerima dan diterima orang lain. Dengan komunikasi yang
terbuka, jujur, dan menerima klien apa adanya, perawat akan dapat meningkatkan
Keempat, rasa identitas personal yang jelas dan peningkatan integritas diri.
Identitas personal disini termasuk status, peran, dan jenis kelamin. Klien yang
mengalami gangguan identitas personal biasanya tidak mempunyai rasa percaya diri
perawat dapat membantu klien meningkatkan integritas dirinya dan identitas diri
yang jelas.
Ada beberapa prinsip dasar yang harus dipahami dalam membangun dan
f. Komunikasi yang dilakukan harus dapat menjaga harga diri pemberi maupun
penerima pesan.
g. Trust (saling percaya) antara perawat dan klien yang harus dicapai terlebih
serta salah satu upaya dilakukan oleh perawat untuk mendukung proses kesembuhan
pasien. Untuk dapat melakukannya dengan baik dan efektif diperlukan strategi yang
terjadi antara perawat dank klien harus melalui empat tahap meliputi fase pra-
interaksi, orientasi, fase kerja dan fase terminasi (Struart, G. W, 1998 dalam Adriana,
2012.hal.3)
tahapan ini perawat mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutannya dan menggali
terlebih dahulu kemampuan yang dimiliki klien, sebelum adanya kontak atau
perawat sehingga terdapat dua unsur yang perlu dipersiapkan pada tahap ini yaitu
unsur diri sendiri dan unsure diri klien. Menurut Nasir (2009, hal.169) bahwa hal-hal
yang dipelajari dari diri sendirii adalah Pengetahuan yang dimiliki yang terkait
dengan penyakit dan masalah klien, kecemasan dan ketakutan diri, analisis kekuatan
diri, dan waktu pertemuan, baik saat pertemuan maupun lama pertemuan.
Sedangkan, hal-hal yang perlu dipelajari dari unsur klien adalah perilaku klien dalam
pertama kali dimana perawat bertemu pertama kali dengan klien. Kegiatan yang
dilakukan adalah memperkenalkan diri kepada klien dan keluarga bahwa saat ini
yang menjadi perawat adalah dirinya. Dalam hal ini berarti perawat sudah siap
perawat pada tahap perkenalan adalah pertama, membina hubungan rasa saling
perawat untuk mempertahankan hubungan saling percaya agar klien dan perawat ada
kondusif dengan peka terhadap respon klien dan menunjukan penerimaan, serta
membuat suasana tidak terlalu formal sehingga suasana tidak terkesan tegang dan
yang telah dibuatnya pada tahap orientasi sebelumnya. Perawat menolong klien
dirinya (Nurjannah, 2001 dalam Nasir, dkk, hal.172). Menurut Murray, B dan Judith,
P dalam suryani (2006), pada tahap kerja ini perawat diharapkan mampu
untuk memadukan dan menegaskan hal-hal yang penting dalam percakapan dan
membantu perawat-klien memiliki pikiran dan ide yang sama terhadap proses
kesembuhan penyakitnya sendiri. Akan tetapi, klien tidak pernah menyadari tentang
petugas kesehatan.
Tahap terakhir dalam komunikasi teraupeik adalah tahap terminasi, tahap ini
dilakukan agar klien menyadari bahwa ada pertemuan dan perpisahan, dimana
hubungan yang dibangun hanya sebatas hubungan perawat dan klien. Menurut
Nurjannah, (2001 dalam Nasir, dkk, hal.175) Kegiatan yang dilakukan perawat
adalah mengevaluasi seputar hasil kegiatan yang telah dilakukan sebagai dasar untuk
tindak lanjut yang akan datang. Untuk itu kegiatan pada tahap terminasi merupakan
kegiatan yang tepat untuk mengubah perasaan dan memori serta untuk mengevaluasi
Tiap klien tidak sama oleh karena itu diperlukan penerapan teknik
refrensi dari Shives (1994), Stuart & Sundeen (1950), dan Wilson & Kniel (1920).
maupun keraguan terhadap apa yang disampaikan klien yang membuat klien
bahasan atau isi pesan yang telah disampaikan oleh klien, sehingga klien
memfokuskan perhatian.
dihadapi klien.
perasaannya.
b. Bidan menerima klien apa adanya dan memberikan dorongan verbal yang
positif.
c. Kehadiran,
klien.
f. Bidan memberi rasa nyaman dan dapat membantu relaksasi, misalnya ketika
Merupakan upaya untuk memberi rasa percaya diri klien, bahwa klien dapat
menyelesaikan persalinannya.
Misalnya bidan menganjurkan kepada klien untuk meneran pada saat his
berlangsung.
klien.