Anda di halaman 1dari 32

Cuplikan dokumen Laporan Berkala Ketahanan Pangan kerja sama MWA Traning & Consulting

dengan BKP5K Kabupaten Cirebon


Hubungi Narahubung untuk kerja sama: Adrian (WhatsApp): +62 812-9988-0420)
Hak cipta CV.MWA | www.panganlokalindonesia.co.id

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan “Laporan Berkala
Ketahanan Pangan Tahun 2016” telah diselesaikan. Kajian ini merupakan hasil
kerjasama Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Cirebon dengan MWA Training &
Consulting, Pusat Pelatihan dan Pengembangan Ketahanan Pangan.
Kegiatan kajian ini diharapkan dapat menyajikan hasil analisis situasi
penyelenggaraan pangan penduduk Kabupaten Cirebon pada tahun 2016, yaitu
situasi ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan. Selain itu, akan disusun pula
rekomendasi pembanguanan ketahanan pangan berdasarkan indicator Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketahanan Pangan (Permentan Noor 65 tahun
2010) untuk pemerintah kabupaten/kota.
Pada kesempatan ini kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua
pihak yang telah bekerjasama dalam pelaksanaan kegiatan ini. Kami berharap
kegiatan ini dapat berlanjut dan berkembang pada tahun-tahun mendatang
sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal dalam pembangunan ketahanan
pangan di kabupaten Cirebon.

Cirebon, Desember 2016


Kepala Badan Ketahanan Pangan dan
Pelaksana Penyuluhan Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan
Kabupaten Cirebon

H. SONO SUPRAPTO, S.Sos.M.Si


Pembina Utama Muda
NIP.19580815 1984 1 013

1| Kerjasama BKP5K Kabupaten Cirebon dengan MWA Training & Consulting, Pusat
Pelatihan dan Pengembangan Ketahanan Pangan
Cuplikan dokumen Laporan Berkala Ketahanan Pangan kerja sama MWA Traning & Consulting
dengan BKP5K Kabupaten Cirebon
Hubungi Narahubung untuk kerja sama: Adrian (WhatsApp): +62 812-9988-0420)
Hak cipta CV.MWA | www.panganlokalindonesia.co.id

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 1


DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 2
DAFTAR TABEL ............................................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR ......................................................... Error! Bookmark not defined.
I. PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang ...................................................................................................... 4

1.2. Maksud dan Tujuan ............................................................................................... 5

1.3. Landasan Hukum ................................................. Error! Bookmark not defined.

1.4. Ruang Lingkup Kegiatan..................................... Error! Bookmark not defined.

1.4.1. Kerangka Pemikiran Error! Bookmark

1.4.2. Penjabaran Ruang Lingkup Error! Bookmark

II. METODOLOGI ............................................................ Error! Bookmark not defined.


2.1. Jenis dan Sumber Data ........................................ Error! Bookmark not defined.

2.2. Pengolahan dan Analisis Data ............................. Error! Bookmark not defined.

2.2.1. Analisis Situasi Ketersediaan Pangan Kabupaten Cirebon Tahun


2016 Error! Bookmark

2.2.2. Analisis Situasi Distribusi Pangan Kabupaten Cirebon Tahun 2016 Error! Bookmark

2.2.3. Analisis Situasi Konsumsi Pangan Kabupaten Cirebon Tahun 2016 Error! Bookmark

III.GAMBARAN UMUM ................................................. Error! Bookmark not defined.


3.1. Geografi dan Topografi ....................................... Error! Bookmark not defined.

3.2 Demografi, Sosial, dan Ekonomi ........................... Error! Bookmark not defined.

IV.SITUASI KETERSEDIAAN PANGAN KABUPATEN CIREBON ............................ 9


4.1. Situasi Ketersediaan Pangan Kabupaten Cirebon Tahun 2012 – 2016................... 9

4.2. Ketersediaan pangan strategis di Kabupaten CirebonError! Bookmark not defined.

4.3 Sasaran Skor PPH Ketersediaan Pangan ............. Error! Bookmark not defined.

2| Kerjasama BKP5K Kabupaten Cirebon dengan MWA Training & Consulting, Pusat
Pelatihan dan Pengembangan Ketahanan Pangan
Cuplikan dokumen Laporan Berkala Ketahanan Pangan kerja sama MWA Traning & Consulting
dengan BKP5K Kabupaten Cirebon
Hubungi Narahubung untuk kerja sama: Adrian (WhatsApp): +62 812-9988-0420)
Hak cipta CV.MWA | www.panganlokalindonesia.co.id

4.4. Kontribusi jenis pangan terhadap penyediaan energi di setiap kelompok


pangan ........................................................................... Error! Bookmark not defined.

V. SITUASI HARGA PANGAN KABUPATEN CIREBON TAHUN 2016 ................. 15


5.1 Situasi Ketersediaan Informasi dan Stabilitas Harga Pangan ................................. 15

5.2. Situasi Stabilitas Harga Pangan ............................................................................. 19

VI. SITUASI KONSUMSI PANGAN KABUPATEN CIREBON ................................. 21


6.1. Kuantitas Konsumsi Pangan 21

6.2. Kualitas Konsumsi Pangan 21

6.3. Pola Konsumsi Pangan 22

6.4. Sasaran Kebutuhan Konsumsi dan Penyediaan Pangan 25

VII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN................................................... 27


7.1. Kesimpulan ........................................................................................................... 27

7.2. Implikasi Kebijakan .............................................................................................. 30

3| Kerjasama BKP5K Kabupaten Cirebon dengan MWA Training & Consulting, Pusat
Pelatihan dan Pengembangan Ketahanan Pangan
Cuplikan dokumen Laporan Berkala Ketahanan Pangan kerja sama MWA Traning & Consulting
dengan BKP5K Kabupaten Cirebon
Hubungi Narahubung untuk kerja sama: Adrian (WhatsApp): +62 812-9988-0420)
Hak cipta CV.MWA | www.panganlokalindonesia.co.id

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pangan merupakan komoditas strategis, bersifat politis dan sebagai salah
satu kebutuhan dasar manusia. Pangan merupakan bagian hak asasi individu dan
sebagai komponen dasar untuk mewujudkan sumberdaya manusia (SDM) yang
berkualitas. Pangan juga merupakan pilar bagi eksistensi dan kedaulatan suatu
bangsa. Ketahanan pangan merupakan unsur terpenting dari ketahanan nasional di
bidang ekonomi. Pemantapan ketahanan pangan merupakan salah satu fokus dari
pembangunan nasional.
Ketahanan pangan dan gizi adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan pangan
dan gizi bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya
pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, memenuhi
kecukupan gizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama,
keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk mewujudkan status gizi yang baik agar
dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan (Peraturan
Pemerintah/PP 17 tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi). Pada era
desentralisasi, ketahanan pangan telah menjadi salah satu urusan wajib
pemerintah, pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten/kota sebagaimana
dinyatakan dalam Undang-Undang (UU) No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah..
Berdasarkan PP No. 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi,
Pemerintah Kabupaten/Kota dan/atau Pemerintah Desa melaksanakan kebijakan
dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan ketahanan pangan
diwilayahnya masing-masing, dengan memperhatikan pedoman, norma, standar,
dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Pemerintah Kabupaten/Kota
dan/atau Pemerintah Desa mendorong keikutsertaan masyarakat dalam
penyelenggaraan ketahanan pangan. Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat
bersama-sama mempunyai kewajiban untuk membangun ketahanan pangan.
Tujuan pembangunan ketahanan pangan adalah menjamin ketersediaan dan
konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu, bergizi, dan berimbang baik pada

4| Kerjasama BKP5K Kabupaten Cirebon dengan MWA Training & Consulting, Pusat
Pelatihan dan Pengembangan Ketahanan Pangan
Cuplikan dokumen Laporan Berkala Ketahanan Pangan kerja sama MWA Traning & Consulting
dengan BKP5K Kabupaten Cirebon
Hubungi Narahubung untuk kerja sama: Adrian (WhatsApp): +62 812-9988-0420)
Hak cipta CV.MWA | www.panganlokalindonesia.co.id

tingkat individu maupun rumah tangga. Pencapaian tujuan tersebut juga


merupakan indikator pelaksanaan urusan wajib di pemerintah daerah Kabupaten
Cirebon, yang setiap tahun harus di rencanakan, di laksanakan maupun di
monitoring evalusi untuk penyempurnaan perencanaan pencapaian indikator pada
tahun-tahun berikutnya.
Pelaksanaan urusan wajib pemerintah daerah Kabupaten Cirebon Bidang
Ketahanan Pangan adalah terkait dengan ketentuan tentang jenis dan mutu
pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh
setiap warga secara minimal, yang kualitas pencapaiannya merupakan tolok ukur
kinerja pelayanan ketahanan pangan yang diselenggarakan oleh daerah provinsi
dan kabupaten/kota. Pelaksanaan urusan wajib pemerintah daerah Kabupaten
Cirebon tersebut mencantumkan 4 pelayanan dasar dengan 7 indikator, yaitu 1)
ketersediaan energi dan protein perkapita, 2) cadangan pangan, 3) ketersediaan
informasi pasokan dan harga pangan, 4) stabilitas pasokan dan harga pangan, 5)
penganekaragaman konsumsi pangan, 6) pengawasan dan pembinaan keamanan
pangan, dan 7) penanganan daerah rawan pangan. Dengan demikian perlu
dilaksanakan Kajian Analisis Ketahanan Pangan, yang mencakup Ketersediaan,
Distribusi dan Konsumsi Pangan di Kabupaten Cirebon pada tahun 2016.

1.2. Maksud dan Tujuan


Maksud kegiatan ini adalah untuk menyusun dokumen Analisis
Ketersediaan, Distribusi dan Konsumsi Pangan di Kabupaten Cirebon dalam
rangka pencapaian pelaksanaan urusan wajib pemerintah daerah Kabupaten
Cirebon. Adapun tujuan kegiatan ini adalah untuk menyusun kebijakan
penyelenggaraan pangan berbasis ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan di
Kabupaten Cirebon, yang lebih terarah dan tepat sasaran dan terintegrasi/sinergi
dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah di Kabupaten Cirebon.

..... (penjelasan lengkap, ada di Laporan asli)

5| Kerjasama BKP5K Kabupaten Cirebon dengan MWA Training & Consulting, Pusat
Pelatihan dan Pengembangan Ketahanan Pangan
Cuplikan dokumen Laporan Berkala Ketahanan Pangan kerja sama MWA Traning & Consulting
dengan BKP5K Kabupaten Cirebon
Hubungi Narahubung untuk kerja sama: Adrian (WhatsApp): +62 812-9988-0420)
Hak cipta CV.MWA | www.panganlokalindonesia.co.id

Ketersediaan sumberdaya pangan diketahui melalui penyusunan Neraca


Bahan Makanan/NBM dan Pola Pangan Harapan/PPH. NBM dan PPH digunakan
untuk merencanakan pemenuhan kebutuhan ketersediaan, produksi dan konsumsi
pangan penduduk di Kabupaten Cirebon dan kondisi ideal untuk hidup sehat dan
produktif (yang diukur dengan IPM), dengan memperhatikan jumlah dan laju
pertumbuhan penduduk; sumberdaya lahan pertanian pangan; produktivitas
komoditas pangan; infrastruktur yang mendukung ketersediaan, distribusi dan
konsumsi pangan; serta kelembagaan dan kebijakan pangan (Gambar 1).

6| Kerjasama BKP5K Kabupaten Cirebon dengan MWA Training & Consulting, Pusat
Pelatihan dan Pengembangan Ketahanan Pangan
Cuplikan dokumen Laporan Berkala Ketahanan Pangan kerja sama MWA Traning & Consulting
dengan BKP5K Kabupaten Cirebon
Hubungi Narahubung untuk kerja sama: Adrian (WhatsApp): +62 812-9988-0420)
Hak cipta CV.MWA | www.panganlokalindonesia.co.id

Kelembagaan
Kebijakan pengembangan ketahanan pangan ketahanan
pangan

Tata guna lahan: Proyeksi kebutuhan


Produksi pangan kawasan lahan pertanian pangan
potensial

Cadangan pangan
Infrastruktur
yang Proyeksi Proyeksi
mendukung kebutuhan kebutuhan
Ketersediaan &
ketersediaan ketersediaan konsumsi
konsumsi pangan
distribusi & pangan pangan
tahun 2015
konsumsi wilayah tahun wilayah
pangan 2016-2023 tahun
Ekspor Impor 2016-2023

Jumlah dan laju


Pasokan Harga pertumbuhan
pangan pangan penduduk

Pencapaian Indikator KP, IPM

Dokumen Kajian Analisis Ketersediaan, Distribusi dan Konsumsi Pangan


Kabupaten Cirebon Tahun 2016

Gambar 1. Perencanaan Pengembangan Ketahanan Pangan Wilayah Berbasis


Sumberdaya Pangan di Kabupaten Cirebon

Berdasarkan pendekatan manajemen ketahanan pangan, yang


diterjemahkan menjadi input, proses, output dan outcome maka pola pikir analisis
dan penyusunan pola konsumsi dan suplai pangan di Kabupaten Cirebon disajikan
pada Gambar 2 di bawah ini.

7| Kerjasama BKP5K Kabupaten Cirebon dengan MWA Training & Consulting, Pusat
Pelatihan dan Pengembangan Ketahanan Pangan
Cuplikan dokumen Laporan Berkala Ketahanan Pangan kerja sama MWA Traning & Consulting
dengan BKP5K Kabupaten Cirebon
Hubungi Narahubung untuk kerja sama: Adrian (WhatsApp): +62 812-9988-0420)
Hak cipta CV.MWA | www.panganlokalindonesia.co.id

INPUT PROSES OUTPUT OUTCOME

Bahan/materi/ Pengolahan, analisis Situasi dan rencana Bahan


instrumen dan data: data dan pelaporan: pengembangan ketahanan pengambilan
1. Penyusunan 1. Cleaning dan entry pangan: keputusan oleh
bahan/materi/ data 1. Situasi ketersediaan dan Dewan Ketahanan
2. instrument 2. Pengolahan & konsumsi pangan (TKE, Pangan (DKP)
pengumpulan data analisis data TKP, skor PPH) untuk:
sekunder ketersediaan 2. Perencanaan target 1. Perumusan
3. Pengumpulan data pangan pencapaian skor PPH kebijakan
sekunder ke 3. Pengolahan & ketersediaan pangan sesuai pengembangan
instansi terkait analisis data PPH ideal ketahanan
stabilitas harga 3. Perencanaan target pangan 5 tahun
pangan konsumsi pangan ke depan
4. Pengolahan & berdasarkan perspektif 2. Perumusan
analisis data ketersediaan pangan sesuai program
konsumsi pangan PPH ideal kegiatan
penduduk 4. Perencanaan target jumlah anggaran
5. Pembuatan penyediaan pangan, pembangunan
laporan produksi pangan, impor pangan
pangan, konsumsi pangan wilayah
5. Stabilitas harga pangan dan
informasi pasokan
6. Rumusan alternatif
kebijakan/program aksi
pengembangan ketahanan
pangan tahun 2016 s/d
2023

Gambar 2. Pola pikir sistem manajemen ketahanan pangan dalam penyusunan


kajian analisis ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan di
Kabupaten Cirebon

8| Kerjasama BKP5K Kabupaten Cirebon dengan MWA Training & Consulting, Pusat
Pelatihan dan Pengembangan Ketahanan Pangan
Cuplikan dokumen Laporan Berkala Ketahanan Pangan kerja sama MWA Traning & Consulting
dengan BKP5K Kabupaten Cirebon
Hubungi Narahubung untuk kerja sama: Adrian (WhatsApp): +62 812-9988-0420)
Hak cipta CV.MWA | www.panganlokalindonesia.co.id

II. SITUASI KETERSEDIAAN PANGAN KABUPATEN CIREBON

4.1. Situasi Ketersediaan Pangan Kabupaten Cirebon Tahun 2012 – 2016


Neraca Bahan Makanan (NBM) Kabupaten Cirebon Tahun 2016 disusun dengan
menggunakan angka tetap tahun 2015 dari SKPD terkait. NBM dapat digunakan untuk
menggambarkan sumberdaya pangan yang dimiliki Kabupaten Cirebon untuk
memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Ketersediaan pangan di Kabupaten Cirebon
berasal dari hasil produksi pangan, cadangan pangan, pasokan/impor serta ekspor.
Tabel 19 menyajikan data produksi pangan di Kabupaten Cirebon tahun 2012,
2013, 2014 dan 2015. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan
dan Kehutanan Kabupaten Cirebon, produksi padi pada tahun 2014 sebesar 576.751
ton, menurun sebanyak 14,37 % pada tahun 2015 menjadi 493.852 ton. Produksi jagung
pada tahun 2014 sebesar 25.038 ton, menurun sebanyak 98,67% pada tahun 2015
menjadi 332 ton. Produksi ubi jalar pada tahun 2014 sebesar 5.663 ton, meningkat
sebanyak 53,96 % pada tahun 2015 menjadi 8.719 ton. Produksi ubi kayu pada tahun
2014 sebesar 1.768 ton, meningkat sebanyak 94,68 % pada tahun 2015 menjadi 3.442
ton. Produksi gula pasir pada tahun 2014 sebesar 29.913,83 ton, menurun sebanyak
3,64% pada tahun 2015 menjadi 28.826 ton.
Tabel 1. Produksi pangan Kabupaten Cirebon tahun 2012-2015
Jenis Bahan
Produksi (ton) Laju Produksi (%)
Makanan
2012- 2013- 2014-
2012 2013 2014 2015
2013 2014 2015
1. DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN, PETERNAKAN DAN KEHUTANAN
Padi GKG 490.563,1 620.788,0 576.751 493.852 26,5 -7,1 -14,37
Jagung 14.071,0 24.956,0 25.038 332 77,4 0,3 -98,67
Ubi Jalar 1.889,0 3.487,0 5.663 8.719 84,6 62,4 53,96
Ubi Kayu 270,0 634,0 1.768 3.442 134,8 178,9 94,68
Gula pasir 31.465,0 32.911,5 29.913,8 28.826 16,7 4,6 -3,64
Kacang tanah lepas
95,0 173,0 109 96 82,1 -37,0 -11,93
kulit
Kedelai 371,0 740,0 827 359 99,5 11,8 -56,59
Kacang hijau 1.265,0 2.009,0 2.346 2293 58,8 16,8 -2,26
Kelapa Berkulit 1.051,0 0,0 270 0 63,2 -10,0 -100
Alpokat 185,6 184,0 201 240 -0,9 9,2 19.40
Jeruk 25,1 24,0 15 20 -4,4 -37,5 33.33
Duku 67,9 103,0 142 84 51,7 37,9 -40.85
Durian 2.028,8 1.073,0 2.148 1.082 -47,1 100,2 -49.63

9| Kerjasama BKP5K Kabupaten Cirebon dengan MWA Training & Consulting, Pusat
Pelatihan dan Pengembangan Ketahanan Pangan
Cuplikan dokumen Laporan Berkala Ketahanan Pangan kerja sama MWA Traning & Consulting
dengan BKP5K Kabupaten Cirebon
Hubungi Narahubung untuk kerja sama: Adrian (WhatsApp): +62 812-9988-0420)
Hak cipta CV.MWA | www.panganlokalindonesia.co.id

Jenis Bahan
Produksi (ton) Laju Produksi (%)
Makanan
2012- 2013- 2014-
2012 2013 2014 2015
2013 2014 2015
Jambu 16.465,9 12.039,0 5.704 315 -26,9 -52,6 -94.48
Jambu Biji - - - 1.992
Mangga 61.975,3 31.118,0 52.314 39.445 -49,8 68,1 -24.60
Nenas 0,0 0,0 0 3 0,0 0,0
Pepaya 3.891,2 2.896,0 3.385 1.907 -25,6 16,9 -43.66
Pisang 75.455,5 12.611,0 11.311 9.096 -83,3 -10,3 -19.58
Rambutan 1.123,4 272,2 493 774 -75,8 81,1 57.00
Salak 86,2 152,0 244 205 76,3 60,5 -15.98
Sawo 1.704,4 1.171,0 1.099 260 -31,3 -6,1 -76.34
Semangka 512,0 707,0 450 1.037 38,1 -36,4 130.44
Belimbing 335,7 172,0 259 184 -48,8 50,6 -28.96
Manggis
Nangka/ Cempedak 3.616,7 2.586,0 3.509 3.124 -28,5 35,7 -10.97
Markisa 2
Sirsak 313,7 175,0 394 251 -44,2 125,1 -36.29
Sukun 755,9 772,0 1.776 500 2,1 130,1 -71.85
Bawang Merah 29.394,9 2.353,0 27.980 35.481 -92,0 1.089,1 26,81
Ketimun 531,5 1.097,0 608 1.141 106,4 -44,6 87,66
Kacang Panjang 347,5 55,0 623 529 -84,2 1.032,7 -15,09
Tomat 0,0 6,0 0 0,0 -100,0
Cabe 6.030,8 3.863,0 4.126 3597 -35,9 6,8 -12,88
Terung 1.171,3 1.168,0 1.693 1495 -0,3 44,9 -11,70
Kangkung 281,1 297,0 187 165 5,7 -37,0 -11,76
Bayam 59,0 32,0 0 -45,8 -100,0
Jamur 129,7 82,0 213 49 -36,8 159,8 -77,00
Melinjo 3.505,2 4.135,0 3.125 3252 18,0 -24,4 4,06
Petai 1.159,6 456,0 1.321 971 -60,7 189,7 -26,50
Jengkol 0,0 0,0 0 41 0,0
Daging Sapi 4.331,3 4.419,0 2.972 5.036,43 2,0 -32,7 69,46
Daging Kerbau 143,2 77,0 27 33,88 -46,2 -64,9 25,48
Daging Kambing 278,0 157,0 98 144,77 -43,5 -37,6 47,72
Daging Domba 3.444,5 2.713,0 1.668 2.810,25 -21,2 -38,5 68,48
Daging Ayam Buras 1.109,4 5.513,0 592 1053,86 396,9 -89,3 78,02
Daging Ayam Ras 3.675,0 995,0 1.875 11.405,.65 -72,9 88,4 508,3
Daging Itik 239,6 399,0 185 272.76 66,5 -53,6 47,44
Telur Ayam Buras 495,7 670,0 676 698,2 35,2 0,9 3,28
Telur Ayam Ras 327,6 696,0 914 668,69 112,5 31,3 -26,84
Telur Itik 3.842,4 4.532,0 3.219 2.847,31 17,9 -29,0 -11,55
Susu Sapi 464,4 486,0 459,17 304,66 4,7 -5,5 -33,65
2. DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
Ikan tuna/
cakalang/ 241,6 0,0 18 -100,0 100 -100
Tongkol
Kakap 10.659,0 54,0 55 72 -99,5 1,9 31

10| Kerjasama BKP5K Kabupaten Cirebon dengan MWA Training & Consulting, Pusat
Pelatihan dan Pengembangan Ketahanan Pangan
Cuplikan dokumen Laporan Berkala Ketahanan Pangan kerja sama MWA Traning & Consulting
dengan BKP5K Kabupaten Cirebon
Hubungi Narahubung untuk kerja sama: Adrian (WhatsApp): +62 812-9988-0420)
Hak cipta CV.MWA | www.panganlokalindonesia.co.id

Jenis Bahan
Produksi (ton) Laju Produksi (%)
Makanan
2012- 2013- 2014-
2012 2013 2014 2015
2013 2014 2015
Cucut 0,0 0,0 0 0,0 0,0
Bawal 12,7 52,0 51 190 309,4 -1,9 273
Teri 2.716,9 1.452,0 1.454 -46,6 0,1 -100
Kembung 685,0 136,0 138 1.522 -80,1 1,5 1.003
Tenggiri 237,7 46,0 46 -80,6 0,0 -100
Bandeng 2.444,8 7.096,0 3.180 4.654 190,2 -55,2 46
Belanak 235,4 402,0 163 2.629 70,8 -59,5 1.513
Mujair 469,1 2.201,0 244 369,2 -88,9 -100
Ikan Mas 195,1 239,0 153 24 22,5 -36,0 -84
Udang 12.487,0 13.583,0 2.495 12.852 8,8 -81,6 415
Kepiting/
7.335,5 1.320,0 1.330 6.201 -82,0 -89,9 366
rajungan
Kerang darah 3.080,3 5.237,0 2.273 4.796 70,0 -56,6 111
Cumi/sotong 1.507,3 596,0 1.345 3.063 -60,5 125,7 127,73
Ikan Lainnya 75.219,7 21.621,0 3.540 -71,3
(tawes,nilam,gurami,sepat,tambak,nila,lele,patin,lalawak,paray,rumput laut,selar, selanget, talang2, julung2,
petek, manyung, pari ,karau, kuniran, japuh, gurita, beloso, lidah,layur, sebelah, biji nangka, kerapuh, banyar,
golok2, kapas2, sungkir, benton, rebon)
Sumber : - Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan, dan Kehutanan Kabupaten Cirebon
- Dinas Kelautan Dan Perikanan Kabupaten Cirebon

Produksi beberapa jenis buah-buahan di Kabupaten Cirebon pada tahun 2015


menurun ... (penjelasan lengkap, ada di Laporan asli)
Gambar 5 menunjukkan bahwa jumlah ketersediaan energi pada tahun 2015
mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2014, sedangkan pada tahun
2016 juga mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2015. Pada tahun
2016 ketersediaan energi di Kabupaten Cirebon sebesar 1.562 kkal/kap/hari atau
mencukupi sebesar 65,1% energi yang dibutuhkan. Pada tahun 2016, kapasitas tersebut
menurun sebesar 10,28% dari tahun 2015.

11| Kerjasama BKP5K Kabupaten Cirebon dengan MWA Training & Consulting, Pusat
Pelatihan dan Pengembangan Ketahanan Pangan
Cuplikan dokumen Laporan Berkala Ketahanan Pangan kerja sama MWA Traning & Consulting
dengan BKP5K Kabupaten Cirebon
Hubungi Narahubung untuk kerja sama: Adrian (WhatsApp): +62 812-9988-0420)
Hak cipta CV.MWA | www.panganlokalindonesia.co.id

Gambar 3 Perkembangan ketersediaan energi berdasarkan potensi produksi


pangan di Kabupaten Cirebon pada tahun 2014-2016

Gambar 4 Tren skor PPH berdasarkan potensi produksi pangan di Kabupaten


Cirebon pada tahun 2014-2016
Skor PPH tahun 2016 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun
2015. Pada tahun 2016 skor PPH di Kabupaten Cirebon sebesar 46,1 meningkat

12| Kerjasama BKP5K Kabupaten Cirebon dengan MWA Training & Consulting, Pusat
Pelatihan dan Pengembangan Ketahanan Pangan
Cuplikan dokumen Laporan Berkala Ketahanan Pangan kerja sama MWA Traning & Consulting
dengan BKP5K Kabupaten Cirebon
Hubungi Narahubung untuk kerja sama: Adrian (WhatsApp): +62 812-9988-0420)
Hak cipta CV.MWA | www.panganlokalindonesia.co.id

sebanyak 3 point dari tahun 2015. Keragaman produksi pangan di Kabupaten Cirebon
dapat dilihat pada Gambar 6.
Jumlah ketersediaan protein dari tahun 2015 mengalami penurunan .....
(penjelasan lengkap, ada di Laporan asli)

(penjelasan lengkap, ada di Laporan asli)....Tersebut terdapat pada Tabel 24.


Jumlah ketersediaan energi sebesar 2.410 kkal/kap/hari (100,4% AKE), skor PPH 84,
dan protein adalah 72,7 gram/kap/hari (115,4% AKP).
Tabel 2. Situasi ketersediaan pangan Kabupaten Cirebon tahun 2016

Kelompok Gram/ Energi % Protein % Skor


No.
Pangan kap/hr (Kal/kap/hr AKE* (g/kap/hr) AKP* PPH
1 Padi-padian 498,1 1.704 71,0 43,3 68,7 25,0
2 Umbi-umbian 9,5 12 0,5 0,1 0,1 0,2
3 Pangan Hewani 210,5 225 9,4 17,9 28,5 18,7
4 Minyak & Lemak 23,1 208 8,7 0,0 0,0 4,3
5 Bh/Bj Berminyak 3,0 6 0,2 0,1 0,1 0,1
6 Kacang-kacangan 20,7 79 3,3 8,3 13,2 6,6
7 Gula 11,2 41 1,7 0,0 0,0 0,9
8 Sayur dan Buah 391,3 135 5,6 3,0 4,8 28,2
9 Lain-lain 0,0 0 0,0 0,0 0,0 0,0
Total 2.410 100,4 72,7 115,4 84,0
Keterangan : * Angka Ketersediaan Energi (AKE) = 2.400 kkal/kap/hari
* Angka Kecukupan Protein (AKP) = 63 g/kkap/hari

Situasi ketersediaan pangan Kabupaten Cirebon tahun 2015-2016 berdasarkan


data produksi dan estimasi ekspor impor dari data konsumsi pangan dapat dilihat pada
Tabel 25. Pada tahun 2015 dan 2016, ketersediaan energi di Kabupaten Cirebon telah
melampaui kebutuhan minimal penduduk untuk hidup sehat (90% AKE).
Tabel 3. Perbandingan situasi ketersediaan pangan Kabupaten Cirebon tahun 2015-
2016
Energi (kkal) %AKE* Skor PPH
No. Kelompok Pangan Laju
2015 2016 2015 2016 2015 2016
(%)
1 Padi-padian 1.584 1.704 72,0 71,0 -1,4 25,0 25,0
2 Umbi-umbian 9 12 0,4 0,5 25,0 0,2 0,2
3 Pangan Hewani 168 225 7,6 9,4 23,7 15,3 18,7
4 Minyak dan Lemak 218 208 9,9 8,7 -12,1 5,0 4,3

13| Kerjasama BKP5K Kabupaten Cirebon dengan MWA Training & Consulting, Pusat
Pelatihan dan Pengembangan Ketahanan Pangan
Cuplikan dokumen Laporan Berkala Ketahanan Pangan kerja sama MWA Traning & Consulting
dengan BKP5K Kabupaten Cirebon
Hubungi Narahubung untuk kerja sama: Adrian (WhatsApp): +62 812-9988-0420)
Hak cipta CV.MWA | www.panganlokalindonesia.co.id

Energi (kkal) %AKE* Skor PPH


No. Kelompok Pangan Laju
2015 2016 2015 2016 2015 2016
(%)
5 Buah/Biji Berminyak 5 6 0,2 0,2 0,0 0,1 0,1
6 Kacang-kacangan 71 79 3,2 3,3 3,1 6,5 6,6
7 Gula 23 41 1,0 1,7 70,0 0,5 0,9
8 Sayur dan Buah 84 135 3,8 5,6 47,4 19,1 28,2
9 Lain-lain 0 0 0,0 0,0 0,0 0,0
Total 2.162 2,410 98,3 100,4 2,1 71,6 84,0
Keterangan : *Angka Kecukupan Energi (AKE) = 2.400 kkal/kap/hari

Jumlah ketersediaan energi meningkat pada tahun 2016 jika dibandingkan pada
tahun 2015. Pada tahun 2016 ketersediaan energi di Kabupaten Cirebon sebesar 2.410
kkal/kap/hari atau mencukupi sebesar 100,4% energi yang dibutuhkan. Laju
ketersediaan energi pada tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 11,47% dari
ketersediaan energi pada tahun 2015.
Kelompok pangan yang mengalami peningkatan ketersediaan energi adalah padi-
padian (7,57%), umbi-umbian(33,33%), pangan hewani (33,92%), dan buah/biji
berminyak (20%), kacang-kacangan (11,26%), gula (78,26%), sayur dan buah
(60,71%). Ketersediaan energi dari kelompok minyak dan lemak mengalami penurunan
sebesar 4,58%
Skor PPH pada tahun 2016 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan
skor PPH pada tahun 2015 sebesar 12,4 poin. Peningkatan skor PPH dan skor tetap
terjadi pada kelompok pangan selain minyak dan lemak yang mengalami penurunan 0,7
poin.
Gambar 8 menunjukkan bahwa jumlah ketersediaan protein pada tahun 2016
mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2015. Meskipun demikian masih
melampaui kebutuhan minimal untuk hidup sehat sebesar 90% AKP. Pada tahun 2016
ketersediaan protein di Kabupaten Cirebon sebesar 63 gram/kap/hari atau mencukupi
sebesar 110,7% protein yang dibutuhkan. Ketersediaan protein tersebut menurun
sebesar 5% dari ketersediaan protein pada tahun 2015 (115,8% AKP).

14| Kerjasama BKP5K Kabupaten Cirebon dengan MWA Training & Consulting, Pusat
Pelatihan dan Pengembangan Ketahanan Pangan
Cuplikan dokumen Laporan Berkala Ketahanan Pangan kerja sama MWA Traning & Consulting
dengan BKP5K Kabupaten Cirebon
Hubungi Narahubung untuk kerja sama: Adrian (WhatsApp): +62 812-9988-0420)
Hak cipta CV.MWA | www.panganlokalindonesia.co.id

Gambar 5 Ketersediaan Protein Kabupaten Cirebon tahun 2015-2016

V. SITUASI HARGA PANGAN KABUPATEN CIREBON


TAHUN 2016

5.1 Situasi Ketersediaan Informasi dan Stabilitas Harga Pangan

Hasil pemantauan informasi harga yang dilakukan dan dikumpulkan secara


periodik baik oleh provinsi maupun kabupaten/kota digunakan sebagai bahan
analisis perumusan kebijakan yang terkait dengan masalah distribusi pangan.
Harga pangan sebagai salah satu indikator pada subsistem distribusi pangan,
tercermin dari fluktuasi atau laju perubahan harga pangan. Peraturan Menteri
Pertanian Nomor 65 Tahun 2010 tentang SPM Bidang Ketahanan Pangan
menyatakan bahwa harga pangan tertentu yang bersifat pokok di tingkat pasar
dinyatakan tidak stabil jika kenaikannya lebih 25% dari harga normal.
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat tahun 2012 tentang “operasi pasar
murah kebutuhan pokok masyarakat”, harga pangan beras, gula, dan minyak
goreng dinyatakan stabil jika kenaikan atau lonjakan harganya kurang dari 5%.
Oleh karena itu, perlu tindakan khusus untuk penanganan kenaikan harga yang
melebihi ambang batas kestabilan harga.
Analisis ketersediaan informasi harga pangan dilakukan terhadap komoditas
strategis yaitu beras, jagung, kedelai, gula pasir, minyak goreng, cabai merah,
bawang merah, .... (penjelasan lengkap, ada di Laporan asli)
Secara umum, perkembangan harga pangan rata-rata di Kabupaten Cirebon
selama Januari – Oktober 2016 dapat dilihat pada Tabel 31. Harga rata-rata
komoditas beras sebesar Rp 9.431/kg untuk varietas Ramos dan Rp 9.649/kg

15| Kerjasama BKP5K Kabupaten Cirebon dengan MWA Training & Consulting, Pusat
Pelatihan dan Pengembangan Ketahanan Pangan
Cuplikan dokumen Laporan Berkala Ketahanan Pangan kerja sama MWA Traning & Consulting
dengan BKP5K Kabupaten Cirebon
Hubungi Narahubung untuk kerja sama: Adrian (WhatsApp): +62 812-9988-0420)
Hak cipta CV.MWA | www.panganlokalindonesia.co.id

untuk varietas IR-64. Jika dilihat perkembangannya selama Januari – Oktober


2016, harga beras cenderung naik pada pada bulan Januari - Februari. Kenaikan
ini disebabkan mundurnya musim panen akibat terjadinya kekeringan yang
disebabkan oleh el nino.
....(penjelasan lengkap, ada di Laporan asli)

16| Kerjasama BKP5K Kabupaten Cirebon dengan MWA Training & Consulting, Pusat
Pelatihan dan Pengembangan Ketahanan Pangan
Cuplikan dokumen Laporan Berkala Ketahanan Pangan kerja sama MWA Traning & Consulting dengan BKP5K Kabupaten Cirebon
Hubungi Narahubung untuk kerja sama: Adrian (WhatsApp): +62 812-9988-0420)
Hak cipta CV.MWA | www.panganlokalindonesia.co.id

Tabel 4. Perkembangan Harga Rata-rata dan Keragaman Pangan di Kabupaten Cirebon Tahun 2015
Harga Bulan ke-
No Jenis Pangan Rata-rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Beras Ramos 9.643 10.189 10.712 9.029 8.719 9.435 10.047 9.328 9.779 10.010 9.743
2 Beras IR 64 9.766 10.328 10.021 9.600 9.094 9.589 9.568 9.797 10.361 10.357 9.825
3 Jagung 7.969 7.781 7.797 7.750 7.766 7.750 7.750 7.750 7.750 7.750 7.796
4 Kedelai 10.063 10.016 10.016 9.985 10.625 10.000 9.953 9.844 9.813 9.969 9.990
5 Daging Sapi 96.156 96.250 96.250 95.625 96.250 97.656 102.094 106.875 106.563 106.781 101.159
6 Daging Ayam 29.188 28.688 26.125 25.688 28.156 29.563 30.906 36.031 28.438 29.219 29.313
7 Telur 21.810 20.206 16.351 17.941 19.407 21.057 19.766 20.991 19.947 18.376 19.722
8 Gula Pasir 10.407 10.397 10.291 10.563 11.447 12.507 12.572 12.282 12.032 11.829 11.506
9 Minyak Goreng 10.797 10.881 10.706 10.297 10.313 10.875 10.750 9.928 9.538 9.829 10.155
10 Cabai Merah 35.563 15.000 16.000 17.969 27.719 29.969 28.000 29.031 24.719 13.125 23.112
11 Bawang Merah 15.719 15.688 24.594 26.781 29.219 28.688 23.344 16.906 15.750 17.531 21.490
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon

17| Kerjasama BKP5K Kabupaten Cirebon dengan MWA Training & Consulting, Pusat Pelatihan dan Pengembangan Ketahanan Pangan
Cuplikan dokumen Laporan Berkala Ketahanan Pangan kerja sama MWA Traning & Consulting dengan BKP5K Kabupaten Cirebon
Hubungi Narahubung untuk kerja sama: Adrian (WhatsApp): +62 812-9988-0420)
Hak cipta CV.MWA | www.panganlokalindonesia.co.id

18| Kerjasama BKP5K Kabupaten Cirebon dengan MWA Training & Consulting, Pusat Pelatihan dan Pengembangan Ketahanan Pangan
Cuplikan dokumen Laporan Berkala Ketahanan Pangan kerja sama MWA Traning & Consulting dengan
BKP5K Kabupaten Cirebon
Hubungi Narahubung untuk kerja sama: Adrian (WhatsApp): +62 812-9988-0420)
Hak cipta CV.MWA | www.panganlokalindonesia.co.id

5.2. Situasi Stabilitas Harga Pangan


Capaian stabilitas harga pangan di Kabupaten Cirebon ditunjukkan oleh Tabel 32.
Secara umum, perkembangan seluruh komoditas strategis di Kabupaten Cirebon dikatakan
kurang stabil. Capaian stabilitas harga rata-rata di Kabupaten Cirebon pada tahun 2016
(s.d. Oktober 2016) sebesar 49,61%. Capaian tersebut sangat rendah karena stabilitas harga
pangan tingkat kabupaten minimal 90%. Adapun komoditas yang harganya tidak stabil
yaitu jagung, gula pasir, minyak goreng dan cabai merah.
Tingkat perubahan harga (koefisien variasi) beras varietas Ramos sebesar 3,09% dan
varietas IR-64 sebesar 2,54%. Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat tahun 2012
tentang “operasi pasar murah kebutuhan pokok masyarakat”, harga beras dinyatakan stabil
jika kenaikan atau lonjakan harganya kurang dari 5%. Dengan demikian, harga beras di
Kabupaten Cirebon dapat dikatakan stabil. Capaian stabilitas harga untuk komoditas beras
sebesar 61,79% untuk varietas Ramos dan 50,73% untuk varietas IR-64.
Harga rata-rata jagung selama Januari – Oktober 2016 cenderung berfluktuasi dengan
tingkat perubahan harga sebesar 5,97%. Sementara itu, perkembangan harga kedelai relatif
lebih stabil dengan tingkat perubahan harga 2,52%.
Tabel 5 Capaian Stabilitas Harga Pangan di Kabupaten Cirebon Tahun 2015
Koefisien Variasi (CV)
No Komoditas Capaian (%)
Aktual Target
1 Beras Ramos 3,09 5 61,79
2 Beras IR 64 2,54 5 50,73
3 Jagung 5,97 5 80,63
4 Kedelai 2,52 5 50,41
5 Daging Sapi 1,67 10 16,69
6 Daging Ayam Ras 8,43 10 84,31
7 Telur Ayam Ras 7,98 10 79,79
8 Gula Pasir 9,97 5 0,57
9 Minyak Goreng 10,33 5 (6,60)
10 Cabai Merah 35,59 25 57,65
11 Bawang Merah 17,44 25 69,75
Capaian Harga Stabilitas Pangan 49,61

Perkembangan harga daging ayam ras dan telur ayam ras relatif stabil dengan tingkat
perubahan harga masing-masing 8,43% dan 7,98%. Begitu juga dengan daging sapi, selama
Januari – Oktober 2016, meskipun harga daging sapi relatif lebih tinggi dibandingkan

19| Kerjasama BKP5K Kabupaten Cirebon dengan MWA Training & Consulting, Pusat Pelatihan dan
Pengembangan Ketahanan Pangan
Cuplikan dokumen Laporan Berkala Ketahanan Pangan kerja sama MWA Traning & Consulting dengan
BKP5K Kabupaten Cirebon
Hubungi Narahubung untuk kerja sama: Adrian (WhatsApp): +62 812-9988-0420)
Hak cipta CV.MWA | www.panganlokalindonesia.co.id

dengan tahun sebelumnya, namun harga daging sapi pada tahun 2016 dapat dikatakan stabil
dengan tingkat perubahan harga sebesar 1,67%.

20| Kerjasama BKP5K Kabupaten Cirebon dengan MWA Training & Consulting, Pusat Pelatihan dan
Pengembangan Ketahanan Pangan
Cuplikan dokumen Laporan Berkala Ketahanan Pangan kerja sama MWA Traning & Consulting dengan
BKP5K Kabupaten Cirebon
Hubungi Narahubung untuk kerja sama: Adrian (WhatsApp): +62 812-9988-0420)
Hak cipta CV.MWA | www.panganlokalindonesia.co.id

VI. SITUASI KONSUMSI PANGAN KABUPATEN CIREBON

Analisis situasi konsumsi pangan dilakukan pada aspek kuantitas dan kualitas.
Kuantitas konsumsi pangan diindikasikan oleh tingkat konsumsi energi dan protein.
Sementara itu, kualitas konsumsi pangan dilihat menggunakan indikator skor PPH.
..... (penjelasan lengkap, ada di Laporan asli)

6.1. Kuantitas Konsumsi Pangan


Tingkat Konsumsi Energi. Menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi
(WNPG) X tahun 2012, konsumsi pangan sudah terpenuhi apabila konsumsi energi dan
protein penduduk Indonesia masing-masing mencapai 2.150 kkal/kap/hari dan 57
gram/kap/hari. Jumlah konsumsi energi dan protein tersebut merupakan jumlah yang
diperlukan agar manusia dapat hidup secara sehat, aktif, dan produktif. Berdasarkan data
Susenas, pada tahun 2015, konsumsi energi penduduk Kabupaten Cirebon adalah sebesar
2.157,3 kkal (100,3 %). Konsumsi energi tersebut berada pada kriteria tahan pangan serta
menunjukkan bahwa konsumsi energi di Kabupaten Cirebon termasuk kriteria normal.
Konsumsi Protein. Angka kecukupan protein (AKP) yang dianjurkan oleh WNPG X
tahun 2012 untuk penduduk Indonesia agar dapat hidup sehat, aktif, dan produktif adalah
sebesar 57 gram/kapita/hari. Berdasarkan hasil analisis, tingkat konsumsi protein penduduk
Kabupaten Cirebon adalah sebesar 63,1 gram/kapita/hari atau 110,6% dari AKP. Angka ini
menunjukkan bahwa konsumsi protein penduduk Kabupaten Cirebon berada pada kriteria
baik karena berada pada kisaran ≥100% AKP.

6.2. Kualitas Konsumsi Pangan


Kualitas konsumsi pangan dicerminkan dari tingkat keberagaman pangan yang
dikonsumsi. Parameter yang dapat digunakan untuk mengetahui keragaman konsumsi
pangan adalah skor PPH. Berdasarkan hasil analisis, skor PPH konsumsi penduduk
Kabupaten Cirebon tahun 2015 adalah 73,5. Skor PPH Kabupaten Cirebon belum mencapai
skor ideal, yaitu 100. Hal ini menandakan bahwa pola makan penduduk Kabupaten Cirebon
masih belum beragam. Namun demikian, skor PPH tahun 2015 sudah melampaui target
RPJMD sebesar 71. Oleh karena, pencapaian skor PPH pada tahun 2015 digunakan untuk

21| Kerjasama BKP5K Kabupaten Cirebon dengan MWA Training & Consulting, Pusat Pelatihan dan
Pengembangan Ketahanan Pangan
Cuplikan dokumen Laporan Berkala Ketahanan Pangan kerja sama MWA Traning & Consulting dengan
BKP5K Kabupaten Cirebon
Hubungi Narahubung untuk kerja sama: Adrian (WhatsApp): +62 812-9988-0420)
Hak cipta CV.MWA | www.panganlokalindonesia.co.id

penyesuaian target seperti tercantum dala Tabel 9.1 RPJMD Kabupaten Cirebon, 2014-
2019.
.... (penjelasan lengkap, ada di Laporan asli)
Tabel 6. Situasi Konsumsi Pangan di Kabupaten Cirebon Tahun 2015
Gram/ Protein
Energi
No Kelompok Pangan kap/hr
Kal/ % G/kap/hr % Skor
kap/hr AKE AKP PPH
1 Padi-padian 348,8 1.522,2 70,8 55,2 61,1 25,0
2 Umbi-umbian 9,5 11,1 0,5 0,2 0,2 0,3
3 Pangan Hewani 69,9 195,2 9,1 28,9 31,9 18,2
4 Minyak dan Lemak 17,5 187,3 8,7 0,0 0,0 4,4
5 Buah/Biji Berminyak 2,0 17,9 0,8 0,6 0,6 0,4
6 Kacang-kacangan `21,3 54,2 2,5 8,6 9,5 5,0
7 Gula 7,0 37,4 1,7 0,1 0,1 0,9
8 Sayur dan Buah 176,9 83,4 3,9 4,6 5,1 19,4
9 Lain-lain 109,4 48,7 2,3 1,9 2,1 0,0
Total (a) 2.157,3 100,3 63,1 110,6 73,5
Skor PPH th dasar, 2014 berdasarkan RPJMD 2014-2019 (b) 68,4
Sasaran skor PPH, 2015 berdasarkan RPJMD 2014-2019 (c) 71,0
Sasaran peningkatan skor PPH/th (c-b) 2,6
Pencapaian skor PPH, 2015 berdasarkan tahun dasar (a-c) 5,1
Pencapaian skor PPH, 2015 digunakan sebagai basis perencanaan, 2016-
2019, dengan 2 alternatif sasaran/tahun :
Sasaran peningkatan skor PPH/th dari tahun 2016-2019 2,9

6.3. Pola Konsumsi Pangan


Pola konsumsi pangan merupakan gambaran pola konsumsi penduduk suatu
wilayah dalam mengkonsumsi jenis-jenis pangan pada kelompok sumber pangan tertentu.
Secara detail pola konsumsi pangan dijabarkan menjadi pola konsumsi pangan sumber
karbohidrat, sumber protein hewani, sumber protein nabati, sumber lemak, serta sumber
vitamin dan mineral. Suatu jenis pangan menjadi pola konsumsi pangan penduduk jika
kontribusi energinya > = 5% terhadap kelompoknya.

Pola Konsumsi Pangan Sumber Karbohidrat


Pangan yang menjadi sumber karbohidrat adalah beras, jagung, .... (penjelasan
lengkap, ada di Laporan asli)

22| Kerjasama BKP5K Kabupaten Cirebon dengan MWA Training & Consulting, Pusat Pelatihan dan
Pengembangan Ketahanan Pangan
Cuplikan dokumen Laporan Berkala Ketahanan Pangan kerja sama MWA Traning & Consulting dengan
BKP5K Kabupaten Cirebon
Hubungi Narahubung untuk kerja sama: Adrian (WhatsApp): +62 812-9988-0420)
Hak cipta CV.MWA | www.panganlokalindonesia.co.id

Sebagian besar kontribusi energi pangan sumber karbohidrat penduduk Kabupaten


Cirebon diperoleh dari beras dan tepung terigu. Kontribusi energi .... (penjelasan lengkap,
ada di Laporan asli)
Tabel 7. Pola konsumsi pangan sumber karbohidrat penduduk Kabupaten Cirebon tahun
2015
Wilayah Sumber karbohidrat Kontribusi energi (%)
Beras 67,5
Jagung 0,0
Tepung Terigu 32,5
Ubi kayu 65,2
Kabupaten Cirebon
Ubi jalar 24,4
Sagu 5,7
Kentang 0,0
Umbi lain 0,0

Pola Konsumsi Pangan Sumber Protein Hewani


Pangan yang menjadi sumber protein hewani adalah ikan, .... (penjelasan lengkap,
ada di Laporan asli)

Tabel 8. Pola konsumsi pangan sumber protein hewani penduduk Kabupaten Cirebon
tahun 2015
Wilayah Sumber protein hewani Kontribusi energi (%)
Ikan 31,6
Daging ruminansia 4,2
Kabupaten Cirebon Daging unggas 34,7
Telur 12,6
Susu 17

Pola Konsumsi Pangan Sumber Protein Nabati


Pangan yang menjadi sumber protein nabati adalah kacang tanah, kacang kedelai,
kacang hijau, .... (penjelasan lengkap, ada di Laporan asli)

Tabel 9. Pola konsumsi pangan sumber protein nabati penduduk Kabupaten Cirebon
tahun 2014
Wilayah Sumber protein nabati Kontribusi energi (%)
Kacang tanah 2,3
Kabupaten Cirebon Kacang kedelai 97,7
Kacang hijau 0

23| Kerjasama BKP5K Kabupaten Cirebon dengan MWA Training & Consulting, Pusat Pelatihan dan
Pengembangan Ketahanan Pangan
Cuplikan dokumen Laporan Berkala Ketahanan Pangan kerja sama MWA Traning & Consulting dengan
BKP5K Kabupaten Cirebon
Hubungi Narahubung untuk kerja sama: Adrian (WhatsApp): +62 812-9988-0420)
Hak cipta CV.MWA | www.panganlokalindonesia.co.id

Kacang lainnya 0

Pola Konsumsi Pangan Sumber Lemak


Pangan yang menjadi pangan sumber lemak adalah minyak kelapa, minyak sawit,
minyak lain, kelapa, ... (penjelasan lengkap, ada di Laporan asli)
Tabel 10 Pola konsumsi pangan sumber lemak penduduk Kabupaten Cirebon tahun 2014
Wilayah Sumber Lemak Kontribusi energi (%)
Minyak kelapa 0
Minyak sawit 100
Kabupaten Cirebon
Kelapa 50,7
Kemiri 49,3

Pola Konsumsi Pangan Sumber Vitamin dan Mineral


Pangan yang menjadi pangan sumber vitamin dan mineral adalah semua sayur dan
buah. .... (penjelasan lengkap, ada di Laporan asli)
Tabel 11. Pola konsumsi pangan sumber vitamin dan mineral penduduk Kabupaten
Cirebon tahun 2015
Sumber vitamin dan
Wilayah mineral Kontribusi energi (%)
Kabupaten Cirebon Sayur 58,5
Buah 41,5

Tabel 39 menyajikan rekap pola konsumsi pangan penduduk Kabupaten Cirebon.


Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa pola konsumsi pangan sumber karbohidrat
di Kabupaten Cirebon hanya terbatas pada beras dan .... (penjelasan lengkap, ada di
Laporan asli)
Tabel 12. Rekapitulasi pola konsumsi pangan penduduk Kabupaten Cirebon tahun 2015
Pangan Sumber Jenis Pangan
Karbohidrat Beras, Terigu
Protein Hewani Ikan, Daging unggas, Telur, Susu
Protein Nabati Kacang Kedelai
Lemak Minyak sawit
Sayur (sop/cap cay, sayur asam/lodeh); Buah (Jeruk, Salak,
Vitamin dan Mineral
Pisang)

24| Kerjasama BKP5K Kabupaten Cirebon dengan MWA Training & Consulting, Pusat Pelatihan dan
Pengembangan Ketahanan Pangan
Cuplikan dokumen Laporan Berkala Ketahanan Pangan kerja sama MWA Traning & Consulting dengan
BKP5K Kabupaten Cirebon
Hubungi Narahubung untuk kerja sama: Adrian (WhatsApp): +62 812-9988-0420)
Hak cipta CV.MWA | www.panganlokalindonesia.co.id

6.4. Sasaran Kebutuhan Konsumsi dan Penyediaan Pangan


Penyusunan kebutuhan konsumsi dan penyediaan pangan dilakukan dalam rangka
upaya pencapaian target pembangunan ketahanan pangan dan gizi yang mengacu pada SPM
Ketahanan Pangan jenis pelayanan dasar penganekaragaman konsumsi pangan.
Sasaran Kebutuhan Konsumsi Pangan
Sasaran kebutuhan konsumsi pangan disusun sesuai kaidah gizi seimbang untuk
hidup sehat, aktif, dan produktif, yang ditunjukkan oleh skor PPH ideal sebesar 100.
Penghitungan kebutuhan konsumsi pangan penduduk ini dilakukan dengan menggunakan
interpolasi linier sesuai dengan laju pertumbuhan penduduk setiap tahun yaitu 0,79%,
dengan jumlah penduduk tahun 2015 sebesar 2.293.397 jiwa. Perhitungan dirancang untuk
mengetahui kebutuhan konsumsi pangan penduduk seiring dengan meningkatnya jumlah
penduduk serta dalam upaya pencapaian skor PPH ideal. Berdasarkan data Susenas 2015,
skor PPH konsumsi pangan penduduk Kabupaten Cirebon adalah sebesar 73,5.
Target pencapaian skor PPH minimal 90 pada tahun 2016 sangat berat untuk dicapai
di Kabupaten Cirebon sehingga dilakukan .... (penjelasan lengkap, ada di Laporan asli)
Konsumsi minyak dan lemak penduduk Kabupaten Cirebon tahun 2015 masih
kurang sehingga konsumsinya harus ditingkatkan hingga mencapai angka ideal. Konsumsi
minyak sawit pada tahun 2015 sebesar 6,4 kg/kap/tahun, diharapkan meningkat menjadi
8,3 kg/kap/tahun pada tahun 2019 dan menjadi 9,8 kg/kap/tahun pada tahun 2022.
Konsumsi buah/biji berminyak harus ditingkatkan setiap tahun hingga mencapai
konsumsi ideal tahun 2022. Konsumsi aktual kelapa tahun 2015 sebesar 0,4 kg/kap/tahun,
harus ditingkatkan menjadi 1,2 kg/kap/tahun pada tahun 2019 dan 2,2 kg/kap/tahun pada
tahun 2022. Konsumsi kemiri harus ditingkatkan konsumsinya, pada tahun 2015 yaitu
sebesar 0,3 kg/kap/tahun menjadi sebesar 1,8 kg/kap/tahun pada tahun 2022.
.... (penjelasan lengkap, ada di Laporan asli)

Tabel 13. Konsumsi aktual dan sasaran kebutuhan konsumsi pangan penduduk Kabupaten
Cirebon Tahun 2015-2022
Rata-Rata Konsumsi Pangan (Kg/Kapita/Tahun)
Kelompok/Jenis Pangan Konsumsi Tahun Proyeksi
Aktual
2015 2016 2017 2018 2019 2022
1. Padi-Padian

25| Kerjasama BKP5K Kabupaten Cirebon dengan MWA Training & Consulting, Pusat Pelatihan dan
Pengembangan Ketahanan Pangan
Cuplikan dokumen Laporan Berkala Ketahanan Pangan kerja sama MWA Traning & Consulting dengan
BKP5K Kabupaten Cirebon
Hubungi Narahubung untuk kerja sama: Adrian (WhatsApp): +62 812-9988-0420)
Hak cipta CV.MWA | www.panganlokalindonesia.co.id

Rata-Rata Konsumsi Pangan (Kg/Kapita/Tahun)


Kelompok/Jenis Pangan Konsumsi Tahun Proyeksi
Aktual
2015 2016 2017 2018 2019 2022
Beras 107.7 105,86 104,03 102,21 100,39 91,27
Jagung 0.1 0,11 0,11 0,11 0,11 0,10
Terigu 19.5 19,18 18,85 18,52 18,19 16,54
2. Umbi-umbian
Singkong 2.1 4,25 6,40 8,54 10,69 21,41
Ubi Jalar 0.8 1,55 2,34 3,12 3,91 7,83
Sagu 0.4 0,88 1,32 1,77 2,21 4,43
Umbi Lainnya 0.2 0,33 0,49 0,66 0,82 1,64
3. Pangan Hewani
Daging Ruminansia 1.1 1,22 1,36 1,49 1,63 2,32
Daging Unggas 7.1 8,00 8,90 9,81 10,72 15,26
Telur 5.9 6,60 7,35 8,10 8,85 12,59
Susu 2.0 2,31 2,57 2,83 3,09 4,40
Ikan 9.5 10,67 11,88 13,09 14,30 20,36
4. Minyak dan Lemak
Minyak Lainnya 6.4 6,78 7,16 7,53 7,91 9,81
5. Buah/Biji Berminyak
Kelapa 0.4 0,59 0,79 0,98 1,18 2,16
Kemiri 0.3 0,48 0,64 0,80 0,96 1,76
6. Kacang-kacangan
Kacang Kedelai 7.7 8,34 8,99 9,64 10,30 13,56
Kacang Tanah 0.1 0,10 0,11 0,12 0,13 0,17
7. Gula
Gula Pasir 2.2 3,07 3,94 4,81 5,68 10,04
Gula Merah 0.4 0,53 0,68 0,83 0,98 1,73
8. Sayur dan Buah
Sayur 45.1 47,10 49,09 51,09 53,08 63,05
Buah 19.5 20,31 21,17 22,03 22,89 27,20

.... (penjelasan lengkap, ada di Laporan asli)

Sasaran Penyediaan Pangan


Konsumsi ideal diharapkan dapat dicapai penduduk Kabupaten Cirebon pada tahun
2022 jika dan hanya jika tersedia .... (penjelasan lengkap, ada di Laporan asli)
Tabel 14. Sasaran penyediaan pangan penduduk Kabupaten Cirebon Tahun 2016-2022

26| Kerjasama BKP5K Kabupaten Cirebon dengan MWA Training & Consulting, Pusat Pelatihan dan
Pengembangan Ketahanan Pangan
Cuplikan dokumen Laporan Berkala Ketahanan Pangan kerja sama MWA Traning & Consulting dengan
BKP5K Kabupaten Cirebon
Hubungi Narahubung untuk kerja sama: Adrian (WhatsApp): +62 812-9988-0420)
Hak cipta CV.MWA | www.panganlokalindonesia.co.id

Rata-rata Kebutuhan Pangan (Ton/Tahun)


Tahun Tahun Proyeksi
Kelompok/Jenis Pangan
Dasar
2016 2017 2018 2019 2022
2015
1. Padi-Padian
Beras 271,645 269.155 266.608 264.005 261.344 247.144
Jagung 291 288 285 283 280 265
Terigu 49,219 48.768 48.306 47.835 47.352 44.780
2. Umbi-umbian
Singkong 5,317 10.814 16.397 22.067 27.826 57.987
Ubi Jalar 1,944 3.953 5.994 8.068 10.173 21.199
Sagu 1,100 2.236 3.391 4.564 5.755 11.992
3. Pangan Hewani
Daging Ruminansia 2,724 3.097 3.475 3.860 4.250 6.292
Daging Unggas 17,885 20.334 22.820 25.345 27.908 41.316
Telur 14,759 16.780 18.832 20.915 23.030 34.095
Susu 5,161 5.868 6.585 7.314 8.054 11.923
Ikan 23,862 27.130 30.447 33.816 37.235 55.125
4. Minyak dan Lemak
Minyak Lainnya 16,139 18.338 19.462 20.603 26.563 18.338
5. Buah/Biji Berminyak
Kelapa 992 2.014 2.537 3.068 5.848 2.014
Kemiri 810 1.645 2.072 2.506 4.777 1.645
6. Kacang-kacangan
Kacang Kedelai 19,382 23.038 24.908 26.806 36.727 23.038
Kacang Tanah 243 289 313 336 461 289
7. Gula
Gula Pasir 5,537 10.095 12.427 14.796 27.197 10.095
Gula Merah 952 1.736 2.138 2.545 4.678 1.736
8. Sayur dan Buah
Sayur 113,783 125.809 131.954 138.189 170.735 125.809
Buah 49,076 54.264 56.914 59.603 73.641 54.264

VII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

7.1. Kesimpulan

Neraca Bahan Makanan (NBM) Kabupaten Cirebon Tahun 2016 disusun dengan
menggunakan angka tetap tahun 2015, yang diperoleh dari SKPD terkait. Ketersediaan

27| Kerjasama BKP5K Kabupaten Cirebon dengan MWA Training & Consulting, Pusat Pelatihan dan
Pengembangan Ketahanan Pangan
Cuplikan dokumen Laporan Berkala Ketahanan Pangan kerja sama MWA Traning & Consulting dengan
BKP5K Kabupaten Cirebon
Hubungi Narahubung untuk kerja sama: Adrian (WhatsApp): +62 812-9988-0420)
Hak cipta CV.MWA | www.panganlokalindonesia.co.id

pangan di Kabupaten Cirebon berasal dari hasil produksi pangan, cadangan pangan,
pasokan/impor serta ekspor. Data pasokan pangan tidak tersedia di Kabupaten Cirebon
sehingga digunakan pendekatan ekspor impor pangan menggunakan data konsumsi pangan.
Kapasitas produksi pangan di Kabupaten Cirebon menghasilkan ketersediaan energi sebesar
1.562 kkal/kap/hari (65,1% AKE) dan protein 44,5 gr/kap/hr (70,6% AKP) serta keragaman
(skor PPH) 46,1. Jumlah ini menunjukkan Kabupaten Cirebon tidak mampu mandiri
pangan sehingga tergantung pula dari pasokan pangan dari daerah lain. Beberapa jenis
pangan yang antara lain pemenuhannya melalui impor yaitu terigu, singkong, daging
ungags, telur ayam, susu, minyak sawit, kemiri, kacang tanah, kacang kedelai, gula merah,
sayur dan buah.
Berdasarkan data produksi dan data estimasi impor ekspor, diperoleh situasi ketersediaan
energi Kabupaten Cirebon sebesar 2.410 kkal/kap/hari (100,4% AKE), skor PPH 84, dan
protein adalah 72,7 gram/kap/hari (115,4% AKP) dengan skor PPH 84. Ketersediaan energi
dan protein di Kabupaten Cirebon telah melampaui kebutuhan minimal penduduk untuk
hidup sehat namun keberagaman pangan yang tersedia perlu ditingkatkan.
Hasil pemantauan informasi harga yang dilakukan dan dikumpulkan secara periodik
baik oleh provinsi maupun kabupaten/kota digunakan sebagai bahan analisis perumusan
kebijakan yang terkait dengan masalah distribusi pangan. Harga pangan sebagai salah satu
indikator pada subsistem distribusi pangan, tercermin dari fluktuasi atau laju perubahan
harga pangan. Analisis ketersediaan informasi harga pangan dilakukan terhadap komoditas
strategis yaitu beras, jagung, kedelai, gula pasir, minyak goreng, cabai merah, bawang
merah, daging ayam ras, daging sapi dan telur ayam ras. Komoditas beras yang dianalisis
terdiri dari beras varietas Ramos dan IR-64. Analisis ketersediaan informasi harga
dilakukan selama bulan Januari sampai dengan November 2016 (44 minggu). Pemantauan
dilakukan di 7 pasar utama di Kabupaten Cirebon. Berdasarkan jumlah komoditas, lokasi
dan waktu, ketersediaan informasi harga di Kabupaten Cirebon pada tahun 2015 sebesar
94,87%. Pencapaian tersebut berada diatas pencapaian minimal informasi harga pangan
sebesar 90%.
Secara umum, perkembangan seluruh komoditas strategis di Kabupaten Cirebon dikatakan
kurang stabil. Capaian stabilitas harga rata-rata di Kabupaten Cirebon pada tahun 2016
(s.d. Oktober 2016) sebesar 49,61%. Capaian tersebut sangat rendah karena stabilitas harga

28| Kerjasama BKP5K Kabupaten Cirebon dengan MWA Training & Consulting, Pusat Pelatihan dan
Pengembangan Ketahanan Pangan
Cuplikan dokumen Laporan Berkala Ketahanan Pangan kerja sama MWA Traning & Consulting dengan
BKP5K Kabupaten Cirebon
Hubungi Narahubung untuk kerja sama: Adrian (WhatsApp): +62 812-9988-0420)
Hak cipta CV.MWA | www.panganlokalindonesia.co.id

pangan tingkat kabupaten minimal 90%. Adapun komoditas yang harganya tidak stabil
yaitu jagung, gula pasir, minyak goreng dan cabai merah.
Konsumsi energi penduduk Kabupaten Cirebon adalah sebesar 2.157,3 kkal (100,3
%). Konsumsi energi tersebut berada pada kriteria tahan pangan serta menunjukkan bahwa
konsumsi energi di Kabupaten Cirebon termasuk kriteria normal. tingkat konsumsi protein
penduduk Kabupaten Cirebon adalah sebesar 63,1 gram/kapita/hari atau 110,6% dari AKP.
Angka ini menunjukkan bahwa konsumsi protein penduduk Kabupaten Cirebon berada
pada kriteria baik karena berada pada kisaran ≥100% AKP. Kualitas konsumsi pangan
dicerminkan dari tingkat keberagaman pangan yang dikonsumsi. Parameter yang dapat
digunakan untuk mengetahui keragaman konsumsi pangan adalah skor PPH. Berdasarkan
hasil analisis, skor PPH konsumsi penduduk Kabupaten Cirebon tahun 2015 adalah 73,5.
Skor PPH Kabupaten Cirebon belum mencapai skor ideal, yaitu 100. Hal ini menandakan
bahwa pola makan penduduk Kabupaten Cirebon masih belum beragam.
Jenis pangan sumber karbohidrat utama yang dikonsumsi penduduk Kabupaten
Cirebon adalah beras dan tepung terigu. Konsumsi umbi-umbian juga masih sangat
terbatas sehingga tidak termasuk dalam pola konsumsi pangan sumber karbohidrat di
Kabupaten Cirebon. Pola konsumsi pangan sumber protein hewani penduduk Kabupaten
Cirebon sudah cukup beragam terdiri atas ikan, daging unggas, telur, dan susu. Pola
konsumsi pangan sumber protein nabati penduduk Kabupaten Cirebon adalah kacang
kedelai. Pola konsumsi pangan sumber vitamin dan mineral penduduk Kabupaten Cirebon
adalah sayur dan buah. Pangan sumber vitamin dan mineral yang banyak dikonsumsi
penduduk Kabupaten Cirebon adalah sayur sop/cap cay, sayur asam/lodeh, jeruk, salak,
dan pisang.
Konsumsi kelompok padi-padian berlebih yaitu 348,8 gr/kap/hari dari standar ideal
300 gr/kap/hr, konsumsi umbi-umbian masih rendah yaitu 9,5 gr/kap/hr dari ideal 108
gr/kap/hr, konsumsi sumber protein yaitu pangan hewani dan kacang-kacangan juga masih
rendah dibandingkan standar ideal, yaitu hanya 69,9 gr/kap/hr dan 21,3 gr/kap/hr berturut-
turut. Konsumsi sayur dan buah 176,9 gr/kap/hr juga masih rendah dari standar 250
gr/kap/hr. Dengan demikian konsumsi pangan penduduk Kabupaten Cirebon harus
ditingkatkan setiap tahunnya pada kelompok pangan umbi-umbian, pangan hewani, minyak

29| Kerjasama BKP5K Kabupaten Cirebon dengan MWA Training & Consulting, Pusat Pelatihan dan
Pengembangan Ketahanan Pangan
Cuplikan dokumen Laporan Berkala Ketahanan Pangan kerja sama MWA Traning & Consulting dengan
BKP5K Kabupaten Cirebon
Hubungi Narahubung untuk kerja sama: Adrian (WhatsApp): +62 812-9988-0420)
Hak cipta CV.MWA | www.panganlokalindonesia.co.id

dan lemak, buah/biji berminyak, kacang-kacangan, gula, serta sayur dan buah. Sementara
itu, konsumsi kelompok padi-padian harus diturunkan.

7.2. Implikasi Kebijakan


Pembangunan ketahanan pangan dan gizi di Kabupaten Cirebon diharapkan dapat
memberikan impact terbangunnya sumberdaya manusia Indonesia yang berkualitas dan
berdaya saing, yang dicirikan oleh kondisi hidup sehat, aktif, dan produktif. Untuk
mencapai hal tersebut, hasil akhir pembangunan ketahanan pangan dan gizi adalah
tersedianya pangan yang cukup bagi seluruh masyarakat untuk memenuhi pola konsumsi
yang beragam, bergizi seimbang dan aman melalui keterjangkauan pangan, penguatan
kelembagaan pangan dan gizi serta perbaikan gizi masyarakat.
Pada aspek ketersediaan pangan diperlukan peningkatan produksi domestik,
khususnya komoditas padi, jagung, kedelai, telur ayam, hortikultura yang mengalami
penurunan produksi dari tahun sebelumnya. Selain itu, pemantauan pasokan pangan
strategis harus segera diupayakan oleh dinas terkait yaitu Dinas Perindustrian dan
Perdagangan karena sedikitnya 45% kebutuhan pangan di Kabupaten Cirebon berasal dari
pasokan luar daerah. Jumlah tersebut diasumsikan jika produksi wilayah tidak dijual ke
daerah lain. Di lain sisi, pemantauan pasokan pangan juga dapat menjamin stok pangan
yang beredar di pasaran.
Adapun jenis pangan yang harus dijamin stoknya di Kabupaten Cirebon supaya tidak
terjadi gejolak harga yaitu terigu, singkong, daging ungags, telur ayam, susu, minyak sawit,
kemiri, kacang tanah, kacang kedelai, gula merah, gula pasir, sayur dan buah. Hal ini
dikarenakan pangan tersebut dipenuhi melalui impor 100% maupun impor sebagian. Jenis
pangan yang diketahui tidak stabil gejolak harganya yaitu jagung, gula pasir, minyak
goreng, bawang merah dan cabai merah dimana pemenuhannya dipenuhi dari daerah lain.
Stabilisasi pasokan dan harga jenis pangan tersebut perlu mendapat upaya ekstra dari SKPD
terkait pada waktu mendatang antara lain melalui peningkatan fungsi check point bagi
lokasi keluar masuk pangan di Kabupaten Cirebon maupun operasi pasar saat terjadi
lonjakan harga. Selain itu, dapat dilakukan peningkatan fungsi PUPM melalui perluasan
jaringan pemasaran Toko Tani Indonesia

30| Kerjasama BKP5K Kabupaten Cirebon dengan MWA Training & Consulting, Pusat Pelatihan dan
Pengembangan Ketahanan Pangan
Cuplikan dokumen Laporan Berkala Ketahanan Pangan kerja sama MWA Traning & Consulting dengan
BKP5K Kabupaten Cirebon
Hubungi Narahubung untuk kerja sama: Adrian (WhatsApp): +62 812-9988-0420)
Hak cipta CV.MWA | www.panganlokalindonesia.co.id

Tabel 15 Pola Konsumsi Pangan Sebagai Acuan Strategi Pengembangan Ketersediaan


Bersih (produksi) di Kabupaten Cirebon
Kelompok Ketersediaan Bersih
Pola konsumsi Strategi pengembangan
Pangan (Produksi)
1. Sumber karbohidrrat
1. B (67,5%)
Padi-padian 2. T (32,5%)
B (98,4%) Penjaminan pasokan terigu

1. UK (65,2%)
1. UJ (69%) Penjaminan pasokan sagu
Umbi-umbian 2. UJ (24,4%)
2. UK (31%) dan produksi ubi kayu
3. S (5,7%)
2. Sumber protein hewani
1. I (31,6%) 1. I (45,7%)
Penjaminan pasokan susu
2. DU (34,7%) 2. DU (27,1%)
Pangan Hewani Peningkatan
3. T (12,6%) 3. DR (19,8%)
4. T (7,3%) produksi/pasokan telur
4. SU (17%)
3. Sumber protein nabati
Penjaminan produksi /
pasokan kedelai
Kacang- 1. KH (82,6%)
KD (97,7%) Peningkatan konsumsi
kacangan 2. KD (14,9%)
kacang hijau melalui
inovasi olahan
4. Sumber lemak
Minyak dan 1. MK (83,3%) Penjaminan pasokan
MS (100%)
Lemak 2. L (16,5%) minyak sawit
Buah/Biji 1. KP (50,7%) Penjaminan pasokan
2. KM (49.3%)
KP (100%)
Berminyak kemiri
5. Sumber vitamin & mineral
Penjaminan produksi sayur
1. SY (58,5%) 1. B (65,9%) melalui pemanfaatan
Sayur dan Buah 2. B (41,5%) 2. SY (34,1%) pekarangan dan pasokan
sayur
Keterangan :
B : Beras MK : Minyak kelapa
T : Tepung terigu L : Lemak
SU : Susu MS : Minyak sawit
UJ : Ubi Jalar KP : Kelapa
UK : Ubi Kayu KM : Kemiri
S : Sagu KT : Kacang tanah
K : Kentang KD : Kacang kedelai
I : Ikan KH : Kacang hijau
DU : Daging Unggas GP : Gula pasir
T : Telur GM : Gula Merah
DR : Daging ruminansia B : Buah
SY : Sayur

Kebijakan dan program .... (penjelasan lengkap, ada di Laporan asli)

31| Kerjasama BKP5K Kabupaten Cirebon dengan MWA Training & Consulting, Pusat Pelatihan dan
Pengembangan Ketahanan Pangan
Cuplikan dokumen Laporan Berkala Ketahanan Pangan kerja sama MWA Traning & Consulting dengan
BKP5K Kabupaten Cirebon
Hubungi Narahubung untuk kerja sama: Adrian (WhatsApp): +62 812-9988-0420)
Hak cipta CV.MWA | www.panganlokalindonesia.co.id

Sumber pangan hewani yang banyak dikonsumsi secara berturut adalah ikan, daging
unggas, telur dan susu. Namun, ketersediaan bersih (produksi) tidak ada susu dan telur
lebih sedikit ketersediaannya dibandingkan pola konsumsi/ pemerintah menyediakan
daging ruminansia, namun daging ruminansia bukanlah pola konsumsi masyarakat
Kabupaten Cirebon. Begitu pula pada sumber protein nabati, kacang-kacangan, dimana
konsumsi lebih besar adalah kacang kedelai, namun ketersediaan bersih (produksi) lebih
besar adalah kacang hijau, sehingga diperlukan penjaminan produksi/pasokan kacang
kedelai lebih banyak.
Buah/biji berminyak serta minyak dan lemak merupakan salah satu sumber lemak.
Pola konsumsi masyarakat Kabupaten Cirebon adalah minyak sawit, kelapa dan kemiri. Di
bagian ketersediaan bersih (produksi) adalah minyak kelapa, lemak dan kelapa. Sheingga
pemerintah perlu memperhatikan penjaminan pasokan untuk tahun-tahun berikutnya, yakni
peningkatakn minyak sawit, dan kemiri. Kelompok sayur dan buah sebagai sumber vitamin
dan mineral, antara konsumsi dan ketersediaan bersih (produksi) juga belum sesuai.
Ketidaksesuaian terdapat pada jumlah, yaitu jumlah yang lebih banyak dikonsumsi adalah
sayur, sedangkan yang tersedia adalah buah. Dengan demikian perlu adanya penjaminan
produksi sayur melalui pemanfaatan pekarangan dan pasokan sayur. Strategi .....
(penjelasan lengkap, ada di Laporan asli)

32| Kerjasama BKP5K Kabupaten Cirebon dengan MWA Training & Consulting, Pusat Pelatihan dan
Pengembangan Ketahanan Pangan

Anda mungkin juga menyukai