Anda di halaman 1dari 8

2.

3 Prosedur Plhebotomy
2.3.1 Pra Plhebotomy
1. Persiapkan alat-alat yang diperlukan :
a. Sarung tangan
Alat ini merupakan pembatas fisik terpenting untuk mencegah
terjadi infeksi, tetapi harus diganti setiap kontak dengan satu pasien
ke pasien yang lainnnya untuk mencegah kontaminasi silang.
Sarung tangan harus dipakai kalau menangani darah, duh tubuh,
sekresi dan eksresi (kecuali keringat)
b. Syring /spuit
Adalah alat yang digunakan untuk pengambilan darah atau
pemberian injeksi intravena dengan volume tertentu. Spuit
mempunyai skala yang dapat digunakan untuk mengukur jumlah
darah yang akan diambil, volume spuit bervariasi dari 1ml, 3ml, 5ml
bahkan ada yang sampai 50ml yang biasanya digunakan untuk
pemberian cairan sonde atau syring pump. Untuk pemilihan syring,
pilihlah ukuran/volume sesuai dengan jumlah sampel yang akan
diambil, pilih ukuran jarum yang sesuai, dan pastikan jarum
terpasang dengan erat.
c. Kapas alkohol 70%
Merupakan bahan dari wool atau kapas yang mudah menyerap dan
dibasahidengan antiseptic berupa etil alkohol. Tujuan penggunaan
kapas alkohol adalah untuk menghilangkan kotoran yang dapat
mengganggu pengamatan letak vena sekaligus mensterilkan area
penusukan agar resiko infeksi bisa ditekan.
d. Tali pembendung (tourniquet)
Merupakan bahan mekanis yang fleksibel, biasanya terbuat dari
karetsintetis yang bisa merenggang. Digunakan untuk pengebat atau
pembendung pembuluh darah pada organ yang akan dilakukan
penusukan plebotomy. Adapun tujuan pembendungan ini adalah
untuk fiksasi, pengukuhan vena yang akan diambil. Dan juga untuk
menambah tekanan vena yang akan diambil, sehingga akan
mempermudah proses penyedotan darah kedalam spuit
e. Plester
Digunakan untuk fiksasi akhir penutupan luka bekas plebotomi,
sehingga membantu proses penyembuhan luka dan mencegah
adanya infeksi akibat perlukaan atau trauma akibat penusukan.
f. Tabung/vacutainer
Tabung vakum pertama kali dipasarkan dengan nama dagang
Vacutainer. Jenis tabung ini berupa tabung reaksi yang hampa udara,
terbuat dari kaca atau plastik. Ketika tabung dilekatkan pada jarum,
darah akan mengalir masuk ke dalam tabung dan berhenti mengalir
ketika sejumlah volume tertentu tercapai.
g. Pendokumentasian.
Pencatatn idenditas pasien baik di tabung penampung darah maupun
di buku atau aplikasi untuk data pasien
2. Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien
senyaman mungkin ( Fase Orientasi).
3. Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar
permintaan.
4. Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat
bila pasien minum obat tertentu, tidak puasa dsb.

2.3.2 Cara Plhebotomy


1. Pengambilan Darah Vena dengan Syring
Pengambilan darah vena secara manual dengan alat suntik (syring)
merupakan cara yang masih lazim dilakukan di berbagai laboratorium
klinik dan tempat-tempat pelayanan kesehatan. Alat suntik ini adalah
sebuah pompa piston sederhana yang terdiri dari sebuah sebuah tabung
silinder, pendorong, dan jarum. Berbagai ukuran jarum yang sering
dipergunakan mulai dari ukuran terbesar sampai dengan terkecil adalah
: 21G, 22G, 23G, 24G dan 25G. Pengambilan darah dengan suntikan ini
baik dilakukan pada pasien usia lanjut dan pasien dengan vena yang
tidak dapat diandalkan (rapuh atau kecil).

Prosedur :
 Persiapkan alat-alat yang diperlukan
 Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan
pasien senyaman mungkin (Fase Orientasi).
 Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar
permintaan.
 Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat.
Catat bila pasien minum obat tertentu, tidak puasa dsb.
 Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak
melakukan aktifitas.
 Minta pasien mengepalkan tangan.
 Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat
siku.
 Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan
(palpasi) untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah
pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak
teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau
kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.
 Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas
alcohol 70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan
jangan dipegang lagi.
 Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas.
Jika jarum telah masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk
ke dalam semprit (dinamakan flash). Usahakan sekali tusuk kena.
 Setelah volume darah dianggap cukup, lepas turniket dan minta
pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah yang diambil
kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk
pemeriksaan.
 Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik
jarum. Tekan kapas beberapa saat lalu plester selama kira-kira 15
menit. Jangan menarik jarum sebelum tourniquet dibuka.
 Lepaskan jarum, alirkan darah dalam wadah melalui dindingnya
supaya tidak terjadi hemolisa.(Mencegah terjadinya hemolis)
 Tuangkan darah ke dalam botol penampungan yang volumenya
sesuai (sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta)
Mengamankan specimen untuk diantar ke laboratorium terkait)
 Jika menggunakan antikoagulan, kocok botol beberapa menit agar
antikoagulan tercampur dengan darah dan tidak terjadi
pembekuan.(Mencegah terjadinya pembekuan darah.)
 Rapikan pasien dan lakukan pendokumentasian

2. Pengambilan Darah Vena Dengan Tabung Vakum

Prosedur :

 Persiapkan alat-alat yang diperlukan


 Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat.
 Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan
pasien senyaman mungkin.
 Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar
permintaan.
 Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat.
Catat bila pasien minum obat tertentu, tidak puasa dsb.
 Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak
melakukan aktifitas.
 Minta pasien mengepalkan tangan
 Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat
siku.
 Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan
(palpasi) untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah
pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak
teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau
kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.
 Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas
alcohol 70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan
jangan dipegang lagi
 Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas.
Masukkan tabung ke dalam holder dan dorong sehingga jarum
bagian posterior tertancap pada tabung, maka darah akan mengalir
masuk ke dalam tabung. Tunggu sampai darah berhenti mengalir.
Jika memerlukan beberapa tabung, setelah tabung pertama terisi,
cabut dan ganti dengan tabung kedua, begitu seterusnya.
 Lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya.
Volume darah yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau
plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.
 Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik
jarum. Tekan kapas beberapa saat lalu plester selama kira-kira 15
menit. Jangan menarik jarum sebelum turniket dibuka.

3. Pengambilan Darah Kapiler


 Pengambilan darah kapiler atau dikenal dengan istilah
skinpuncture yang berarti proses pengambilan sampel darah
dengan tusukan kulit. Tempat yang digunakan untuk
pengambilan darah kapiler adalah :
 Ujung jari tangan (fingerstick) atau anak daun telinga.
 Untuk anak kecil dan bayi diambil di tumit (heelstick) pada 1/3
bagian tepi telapak kaki atau ibu jari kaki.
 Lokasi pengambilan tidak boleh menunjukkan adanya gangguan
peredaran, seperti vasokonstriksi (pucat), vasodilatasi (oleh
radang, trauma, dsb), kongesti atau sianosis setempat.
 Pengambilan darah kapiler dilakukan untuk tes-tes yang
memerlukan sampel dengan volume kecil, misalnya untuk
pemeriksaan kadar glukosa, kadar Hb, hematokrit
(mikrohematokrit) atau analisa gas darah (capillary method).

Prosedur

 Siapkan peralatan sampling :


 Pilih lokasi pengambilan lalu desinfeksi dengan kapas alkohol
70%, biarkan kering.
 Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan
sedikit supaya rasa nyeri berkurang.
 Tusuk dengan lancet steril. Tusukan harus dalam sehingga darah
tidak harus diperas-peras keluar. Jangan menusukkan lancet jika
ujung jari masih basah oleh alkohol. Hal ini bukan saja karena
darah akan diencerkan oleh alkohol, tetapi darah juga melebar di
atas kulit sehingga susah ditampung dalam wadah.
 Setelah darah keluar, buang tetes darah pertama dengan memakai
kapas kering, tetes berikutnya boleh dipakai untuk pemeriksaan.
 Pengambilan darah diusahakan tidak terlalu lama dan jangan
diperas-peras untuk mencegah terbentuknya jendalan.
 Segera rapikan pasien dan lakukan pendokumentasian.

4. Pengambilan Darah arteri


Pengambilan darah arteri adalah suatu tindakan untuk mengambil
darah arteri yaitu pembuluh darah yang berasal dari bilik jantung
yang berdinding tebal dan kaku. Sedangkan analisa gas darah adalah
prosedur untuk menilai tekanan parsial oksigen, karbondioksida dan
pH (konsentrasi ion hydrogen) di darah arteri. Mengambil sampel
darah arteri membutuhkan suntikan perkutan pada arteri brachialis,
radial atau femoralis. Juga bisa didapatkan dari arterial line.
Untuk menilai arteri radial untuk sampling, harus melakukan tes
Allen dimodifikasi untuk menjamin patensi arteri ulnaris. Adapun
cara melakukan tes Allen adalah sebagai berikut
1. Melenyapkan denyut radial dan ulnar secara bersamaan dengan
menekan di kedua pembuluh darah di pergelangan tangan.
2. Minta pasien untuk mengepalkan tangan dan melepaskannya
sampai kulit terlihat pucat.
3. Lepaskan tekanan arteri ulnaris sementara mengompresi arteri
radial.
4. Perhatikan kembalinya warna kulit dalam waktu 15 detik
Jika tes Allen adalah negatif untuk kedua tangan dan arteri radial
tidak dapat diakses, maka arteri brakialis dapat digunakan. Potensi
untuk mendapatkan sampel vena lebih besar bila menggunakan arteri
brakialis karena ada pembuluh darah besar terletak di dekat arteri
brakialis. Selain itu, saraf medial terletak sejajar dengan arteri
brakialis dan akan menyebabkan rasa sakit pasien jika Anda secara
tidak sengaja mengenainya dengan jarum

Prosedur:

1. Peralatan sampling di tempat/ruangan dimana akan dilalkukan.


2. Pilih arteri radialis
3. Pasang tali pembendung (tourniquet) jika diperlukan
4. Lakukan palpasi (perabaan) dengan jari tangan untuk.
5. Desinfeksi kulit yang akan ditusuk dengan kapas alkohol 70%,
6. Biarkan kering. Kulit yang telah dibersihkan jangan dipegang
lagi
7. Tekan bagian arteri yang akan ditusuk dengan dua jari tangan lalu
tusukkan jarum di samping bawah jari telunjuk dengan posisi jarum
tegak atau agak miring. Jika tusukan berhasil darah terlihat
memasuki spuit dan mendorong thorak ke atas.
8. Setelah tercapai volume darah yang dikehendaki, lepaskan/tarik
jarum dan segera letakkan kapas pada tempat tusukan lalu tekan
kapas kuat-kuat selama ±2 menit. Pasang plester pada bagian ini
selama ±15 menit

2.3.3 Post Plhebotomy


Hal-hal yang harus dicatat setelah tindakan (dokumentasi) :
1. Catat identitas pasien
2. Nama dokter yang memberi order
3. Waktu pengambilan sampel
4. Jumlah sampel yang diambil
5. Suhu pasien, area tusukan
6. Catat waktu yang diterapkan pada area untuk mencegah perdarahan,
7. tentukan tipe dan jumlah untuk terapi oksigen jika pasien menerima
terapi
8. Catat respon klien
9. Tanda tangan dan nama perawat yang melaksanakan tindakan.

Anda mungkin juga menyukai