Anda di halaman 1dari 1

Jalur Gaza dipisahkan oleh Israel dari Yerusalem, yang memiliki makna religius dan budaya

yang mendalam bagi Arab dan Yahudi, dengan Israel dan Palestina mengklaim Yerusalem
sebagai ibu kota negaranya. Sebelum Israel menjadi sebuah bangsa, mayoritas orang yang
tinggal di wilayah itu adalah orang Palestina—orang Arab yang tinggal di tempat itu yang
kemudian dikenal sebagai Palestina. Bagaimana Jalur Gaza akhirnya menjadi pusat konflik
Israel-Palestina?

Baca Juga: Israel, Jangan Gunakan Alasan Hamas untuk Buat Gaza Banjir Darah!

Oleh: Mata Mata Politik

Jalur Gaza, bentangan tanah seluas 140 mil persegi yang terletak di sepanjang pantai
Mediterania antara Mesir dan Israel, telah mengalami puluhan tahun demonstrasi, operasi
militer, dan kekerasan ketika Israel dan Otoritas Palestina telah menegaskan hak untuk
mengontrol daerah tersebut.

Jalur Gaza dipisahkan oleh Israel dari Yerusalem, yang memiliki makna religius dan budaya
yang mendalam bagi Arab dan Yahudi, dengan Israel dan Palestina mengklaim Yerusalem
sebagai ibu kota negaranya.

ADVERTISEMENT

Pada Mei 2018, ketegangan kembali muncul ketika Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS)
pindah ke Yerusalem. Menganggap ini sebagai sinyal dukungan Amerika untuk Jerusalem
sebagai ibu kota Israel, rakyat Palestina menanggapi dengan demonstrasi di perbatasan Gaza-
Israel, yang dihadapkan dengan pasukan Israel yang mengakibatkan kematian puluhan
demonstran. Berikut adalah bagaimana konflik atas kepemilikan wilayah telah terjadi selama
70 tahun terakhir.

protes di gaza
Seorang wanita Palestina di Kota Gaza memprotes konferensi ekonomi Timur Tengah yang
disponsori Amerika Serikat di Bahrain tanggal 25 Juni 2019. (Foto: Reuters/Mohammed
Salem)

STATUS JALUR GAZA DAN TEPI BARAT


Status politik wilayah Jalur Gaza dan Tepi Barat telah menjadi subyek negosiasi antara Israel
dan PLO dan berbagai pernyataan dan resolusi oleh PBB. Sejak 1994, Otoritas Palestina (PA)
yang otonom telah melakukan berbagai tingkat kontrol di sebagian besar wilayah, sebagai
hasil dari Deklarasi Prinsip yang terkandung dalam Kesepakatan Oslo.

Pemerintah Amerika Serikat menganggap Tepi Barat dan Gaza sebagai entitas tunggal untuk
tujuan politik, ekonomi, hukum dan lainnya. Departemen Luar Negeri AS dan lembaga
pemerintah AS lainnya, seperti USAID West Bank dan Gaza, telah ditugaskan dengan
proyek-proyek di bidang demokrasi, pemerintahan, sumber daya, dan infrastruktur.

Bagian dari misi USAID adalah unt

Anda mungkin juga menyukai