Disusun Oleh:
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. yang atas rahmat-NYA
sehingga praktikan dapat menyelesaikan laporan Teknik Pembenihan Ikan tepat pada
waktunya. Salam tak lupa saya sanjungkan kepada Nabi besar Muhammad Saw yang
telah membawa umatnya dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan.
Pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada asisten
pembimbing yang telah sudi membimbing kami dan memberi ilmu pengetahuan
dalam menyelesaikan laporan ini. Tidak lupa pula praktikan ucapkan terimakasih
kepada orang tua dan rekan dimana mereka selalu mendoakandan mereka selalu
memberi motivasi kepada praktikan.
Praktikan menyadari bahwa didalam penulisan laporan ini masih banyak
kekurangan maka dari itu saya sangat menginginkan agar semua pihak yang
bersangkutan dalam memeriksa laporan ini, saya mohon kritikan dan saran untuk
laporan ini.
Praktikan
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktikum .................................................................................. 1
1.3 Manfaat Praktikum ................................................................................ 1
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.2 Alat dan Bahan .................................................................................... 4
Tabel 4.1.1 Parameter Pemijahan........................................................................ 9
Tabel 4.1.2 Tingkah Laku Saat Memijah ............................................................ 9
Tabel 4.1.3 Embriogenesis .................................................................................. 9
Tabel 4.1.4 Kualitas Air Saat Pemijahan ............................................................ 10
Tabel 4.1.5 Grafik Laju Pertumbuhan Spesifik .................................................. 10
Tabel 4.1.6 Pemasukan dan Pengeluaran Benih ................................................. 11
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Pengolahan Data ............................................................................... 18
Lampiran 2. Dokumentasi Praktikum ................................................................... 19
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
cepat menjadi kotor disebabkan oleh sisa pakan dan feses dari ikan komet yang banyak
(kotoran).
Ikan komet adalah jenis ikan air tawar yang hidup di perairan dangkal yang airnya
mengalir tenang dan berudara sejuk. Untuk bagian substrat dasar aquarium atau kolam
dapat diberi pasir atau krikil, ini dapat membantu ikan komet dalam mencari makan karena
ikan komet akan dapat menyaringnya pada saat memakan plankton. Ikan komet dapat
hidup dalam kisaran suhu yang luas, meskipun termasuk ikan yang hidup dengan suhu
rendah 15 – 20 derajat C tetapi ikan komet juga membutuhkan suhu yang tinggi sekitar 27
– 30 derajat C. Adapun konsentrasi DO di atas 5 ppm dan pH 5,5 – 9,0. Hal tersebut
khususnya diperlukan saat ikan komet akan memijah (Huet, 1971).
3
berukuran 3-5 cm dan bobotnya 0,5-2,5 gram, putihan tersebut akan tumbuh terus. Setelah
tiga bulan kemudian berubah menjadi gelondongan yang bobot per ekornya sekitar 100
gram (Lingga, 2003).
4
BAB III
METODELOGI KERJA
5
3. Dilakukan penyuktikan induk dengan ovaprim dan NaCl 1:1.
4. Dimasukkan ke dalam aquarium hingga pemijahan berlangsung.
5. Setelah terjadi pembuahan diamati telur ikan komet.
6. Diambil telur ikan komet sebanyak 100 butir sebagai sampel.
7. Diamati dibawah mikroskop.
8. Diamati dan dicatat setiap tahapan oogenesis.
9. Difoto sebagai data dokumentasi.
6
3.4.6 Survival Rate (SR)
Jumlah benih hidup
SR = X 100%
jumlah penebaran awal
7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
8
4. 4 1.8 cm
5. 5 1.4 cm
6. 6 2.5 cm
7. 7 2 cm
8. 8 2.5 cm
9. 9 1.8 cm
10. 10 1.5 cm
9
mendekati ikan betina
kedua ikan mulai menghisap-hisap atau
menghembus-hembus hapa yg ada didasar aquarium
dan ikan jantan semakin agresif mendekati ikan
betina.
6. 06.00 ikan jantan masih sangat agresif mendekati ikan
betina, pola berenang naik keatas dan turun kebawah.
10
2. Ph 9 (Basa)
4.2 Pembahasan
Pembenihan ikan adalah ilmu yang mempelajari mengenai kegiatan
mengembangbiakan atau memperbanyak ikan secara alami, semi buatan dan buatan. Selain
memproduksi benih ikan untuk kegiatan pembesaran ikan, kegiatan pembenihan ikan juga
akan menghindari kepunahan komoditas ikan tertentu (Priyadi et al., 2009). Pembenihan
ikan diawali dari pengelolaan induk ikan yang benar, Cara Pembenihan Ikan yang Baik
(CPIB) dan proses pemijahan induk, penetasan telur dan perawatan larva serta pendederan
benih sesuai dengan kebutuhan produksi sehingga dapat diperoleh hasil budidaya yang
optimal. Ikan komet termasuk kedalam kelompok ikan hias yang cukup diminati sehingga
harus dipelajari cara pemijahannya agar dapat menghasilkan benih yang mencukupi
permintaan. Ikan komet pada saat pemijahan sebaiknya menggunakan rasio 1:2 yaitu 1
jantan dengan 2 betina, kemudian pada saat setelah pemijahan induk harus dipisahkan
dengan telurnya agar induk tidak memakan telur- telur tersebut.
Praktikum kali ini menggunakan teknik pemijahan semi buatan, yang mana teknik
melakukannya dengan cara penyuntikan di bagian punggung (intra muscular), selain
dipunggung (intra muscular) teknik penyuntikan juga terdapat pada kepala (intra cranial),
perut (intra peritoneal) dan ekor (intra ventralis). Setelah dilakukannya penyuntikan
dengan menggunakan hormon ovaprim, hormon ovaprim hanya untuk proses ovulasi telur
yang memiliki kandungan Gonadotropin Releasing Hormon (GnRH). Praktikum ini
dilakukan dengan cara ikan jantan di beri dosis hormon ovaprim 0,3ml/kg bobot ikan dan
juga untuk betina diberi dosis 0,5ml/kg ,hasil ini didapat dengan cara dosis dikali dengan
bobot induk. Namun pada saat praktikum dilakukan pengenceran dengan larutan aquades
terlebih dahulu, hal tersebut dikarenakan larutan hormon ovaprim begitu kental dan
berfungsi juga supaya larutan lebih steril dan hasil yang didapat juga lebih memuaskan
nantinya. Setelah dilakukan penyuntikan dibagian punggung pada masing-masing ikan
tersebut, selanjutnya ikan diletakkan kembali ke dalam wadah pemijahan yang telah
diletakkan kakaban/ijuk yang berfungsi sebagai tempat melekatnya telur nantinya.
11
Pengamatan setelah penyuntikan barulah diamati tingkah laku ikan tersebut yang
dilakukan selama semalaman dengan waktu sejam sekali sampai ikan mengeluarkan telur.
Pada pengamatan yang tertera di hasil pengamatan tertera bahwasannya ikan mulai
melakukan proses pemijahan setelah dilakukannya penyuntikan hormon yaitu pada pukul
18.15 wib setelah itu barulah diperhatikan tingkah lakunya, pada pukul 19.15 wib ikan
masi beradaptasi dan belum ada pergerakan. Pada pukul 20.15 wib semakin mulai dekat
dan berada disekitar substrat dan aerasi disini terlihat jelas bahwanya ikan sudah mulai
beradaptasi. Kemudian pada pukul 21.15 wib ikan bergerak aktif dan semakin berdekatan,
respon ikan sangat baik setelah dilakukannya penyuntikan. Lalu pada pukul 22.15 wib ikan
jantan sudah sangat agresif dan tetap berkejar-kejaran, tingkah laku yang terjadi masih
sama ia tetap saling kejar-kejaran. Kemudian pada pukul 23.15 wib ikan saling berdekatan
dan berdempetan namun tidak lagi saling kejar-kejaran karena ikan jantan cenderung
mendekati substrat, pada pukul ini tingkah laku ikan sudah berbeda ia tidak lagi kejar-
kejaran hal ini dapat dipastikan ikan akan mulai melakukan proses pemijahan. Lalu pada
pukul 00.15 wib ikan kembali melakukan aktifitasnya dengan saling berdekatan dengan
pasangannya, kemudian pada pukul 01.15 wib tingkah laku ikan masi sama yaitu masing-
masing saling berdekatan bahkan dapat dipastikan ikan semakin sangat dekat.
Pukul 02.15 wib ikan tidak ingin berpisah ia tetap mendekati pasangannya hal ini
sangat berdampak positif bahwasanya ikan tidak ingin jauh dari pasangannya hal ini
bertujuan ikan memijah akan semakin cepat. Kemudian pada pukul 03.15 wib ternyata ikan
sudah mengeluarkan telur, hal ini terlihat jelas bahwasanya penyuntikan yang dilakukan
sore tadi berhasil dengan hasil ikan mengeluarkan telur. Telur yang dikeluarkan berbentuk
bulat putih seperti kristal, telur ikan menempel pada hapa atau jaring tempat menempelnya
telur. Total telur yang dikeluarkan sangat banyak, hal ini dapat dipastikan bahwasanya
proses penyuntikan berhasil dilakukan dengan dikeluarkannya telur pada ikan komet
(Carrasius auratus) tersebut. Kemudian setelah diperhatikannya tingkah laku ikan saat
memijah selanjutnya ikan dibiarkan selama 12 jam induk untuk dipindahkan ke akuarium
lain demi menghindari telur yang dimakan oleh induk. Setelah itu mulai diamati telur hasil
pemijahan ikan komet, ada beberapa telur ikan yang tidak terbuahi (kosong). Namun, ikan
12
komet jantan sangat matang disini terlihat bahwasanya sperma yang dikeluarkan oleh ikan
tersebut sangat banyak sehingga dapat dibuahinya telur ke induk betina komet lainnya.
Suhu yang diukur pada kualitas air ikan komet ini berkisar 28o C, suhu ini sangat
baik karena suhu optimalnya kualitas air pada proses pemijahan ikan komet ini berkisar
24-29o C. Kemudian untuk nilai dari fekunditas telur berkisar 347.422 butir, lalu untuk
nilai dari haetching rate berkisar 17,64% karena telur yang menetas ada 15 butir dan yang
terbuahi juga ada 85 telur. Indeks kematangan gonad pada ikan betina -60% lalu nilai
fertilization rate 96,96% hasil ini didapat dari jumlah telur yang dibuahi dan jumlah telur
total. Pengamatan telur dari ikan komet ini dimulai dari 3 jam sesudah terbuahi dan terlihat
belum terjadi perkembangan. Namun setelah 8 jam dari awal pengamatan baru terlihat
embrio dari ikan komet ini, pengamatan terakhir dilakukan esok harinya dengan
tampaknya calon-calon larva yang sudah mulai menetas dan bergerak. Setelah calon-calon
larva tersebut diamati kemudian barulah dihitung total benih yang hidup selama masa
perawatan benih tersebut sehingga didapati total benih yang hidup sebanyak 15%.
13
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari praktikum ini yaitu:
1. Ikan jantan di beri dosis hormon ovaprim 0,3ml/kg bobot ikan dan untuk betina
diberi dosis 0,5ml/kg bobot ikan
2. Penyuntikan hormon dilakukan dengan tingkat kemiringan 450 agar tidak melukai
ikan.
3. Nilai dari fekunditas telur berkisar 347.000 telur, lalu untuk nilai dari haetching rate
berkisar 17,64% karena telur yang menetas ada 15 butir dan yang terbuahi juga ada
85 telur. Indeks kematangan gonad pada ikan betina -14,28% lalu nilai fertilization
rate 85% hasil ini didapat dari jumlah telur yang dibuahi dan jumlah telur total.
4. Survival rate pada ikan komet (Carrasius auratus) ini berjumlah 15 %.
5. Larva yang baru menetas masih berwarna kuning keemasan keseluruhannya dan saat
berumur waktu tertentu akan berubah warnanya masing-masing.
5.2 Saran
Semoga praktikum ini dapat menambah wawasan akan cara pemijahan yang baik
dan benar dan semoga nilai yang diberikan oleh asisten adalah nilai yang terbaik.
14
DAFTAR PUSTAKA
Huet, M. 1971. Texts Boox Of Fish Culture Breeding and Cultivation of Fish. Fishing
News LTD, England.
Lingga, P., Heru. S. 2003. Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya. JakartaNandeesha
M.C., Rao, K.G., Jayanna, R.N., Parker, N. C., Varghese, T. J. 1990. Induce
Spawning in Indian Major Carps Through Single Application of Ovaprime-C
Proc. Of The Second Asian Fisheries Scienc, Wuxi, China. 12p.
Priyadi., K. Yulia., Darwa. 2009. Nama-Nama Daerah Ikan Laut di Indonesia. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Oseanologi- LIPI. Jakarta: 188 hal.
Ruswantoro., Schwarz., Baker. 2011. Teknik Pemijahan Ikan Kakap. London Press.
London
15
LAMPIRAN
= 60 % = 96, 96 %
3. Fertilizitation Rate (FR)
Jumlah telur yang di buahi
FR = X 100%
jumlah total telur
85
= 100 x 100 %
= 85 %
4. Heatching Rate (HR)
Jumlah telur yang menetas
HR = X 100%
jumlah telur yang di buahi
15
= 85
x 100 %
= 17, 64 %
5. Fekunditas Relatif (FR)
FR = n (Wt / Ws) / BW atau F = n (Wt / Ws)
F = n ( Wt / BW)
= 100 ( 8gr / 0,00018 gr ) / 56
= 347.222,22 butir/g
6. Survival Rate (SR)
Jumlah benih hidup
SR = X 100%
jumlah tpenebaran awal
15
= x 100 %
100
= 15 %
16
Gambar 1 : waktu pemijahan
17