Anda di halaman 1dari 10

Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul

Periode September 2015, Samarinda, Indonesia

ISBN: 978-602-72658-1-3

UJI AKTIVITAS ANTIKOAGULAN EKSTRAK PROPOLIS Trigona laeviceps


TERHADAP DARAH MENCIT (Mus musculus L.)

Weliyani1, Rudy Agung Nugroho2, Syafrizal2


1Laboratorium Fisiologi, Perkembangan dan Molekuler Hewan Jurusan Biologi
FMIPA Universitas Mulawarman
2Jurusan Biologi FMIPA Universitas Mulawarman
*Corresponding Author: Weliyani1992@gmail.com 1

Abstract. This study was to describe the anticoagulant activity of propolis extract of Trigona
laeviceps on the bloodof mice (Mus musculus L.) of clotting time and blood smear morphology were
determined to evaluate the effect of the volume of extract of propolis Trigona laeviceps. A-250 µL blood of
mice was mixed with various volume of propolis extract viz. 210 µL, 250 µL, 280 µL and 320μL extract
propolis Trigona laeviceps to examine anticoagulant effect and compare with negative control group (K-)
without treatment and positive control group (K+) 250 µL of 10% EDTA concentration.The results of the
analysis of blood clotting time showed that propolis extracts had a potential anticoagulant due to it can
prevent blood clots. The anticoagulant activity of extract propolis was suggested at volume 210 µL which
was characterized by the morphology of blood cells that has shape intact and contact separate from one
to the other.

Keywords: Blood Clotting Time, Propolis Trigona laeviceps, Mice (Mus musculus L.)

Pendahuluan menghasilkan madu yang rasanya asam. Orang


jawa menyebutnya madu lenceng sedangkan
Propolis adalah bahan perekat atau resin orang sunda menyebutnya teuweul [3]. Lebah
yang dikumpulkan oleh lebah pekerja dari Trigona menghasilkan lebih sedikit madu dan
kuncup, kulit tumbuhan atau bagian-bagian lain lebih sulit untuk diekstrak, namun jumlah
dari tumbuhan[1]. Resin atau getah inilah yang propolis yang dihasilkan lebih banyak
menjadi bahan dasar pembentuk propolis. dibandingkan jenis lebah lainnya[4].
Dengan bantuan air liur lebah, campuran ini
dibuat menjadi lentur, inilah yang disebut Propolis memiliki beberapa manfaat di
propolis [1]. Propolis merupakan produk bidang kesehatan dan kedokteran yaitu sebagai
terpenting kedua setelah madu yang digunakan antibodi, antioksidan, antibakteri, antifungal,
lebah sebagai komponen pertahanan, sistem antikanker, antivirus dan antikoagulan[3].
imun eksternal dan antimikroba[2]. Antikoagulan adalah zat yang digunakan untuk
mencegah terjadinya pembekuan darah yang
Salah satu jenis lebah yang mampu umumnya dipakai di klinik maupun
menghasilkan propolis dalam jumlah banyak laboratorium[5]. Antikoagulan digunakan untuk
yaitu jenis Trigona spp. Lebah madu ini mencegah pembekuan darah dengan jalan
termasuk kelompok serangga bangsa (ordo) menghambat beberapa faktor pembekuan
Hymenoptera (bersayap bening) yang darah[6].
membesarkan anak-anaknya dengan serbuk
sari dan madu [3]. Trigona merupakan Stingless Namun, sejauh ini belum ada penelitian
bee, mereka tidak memiliki sengat untuk lebih lanjut tentang manfaat propolis sebagai
mempertahankan diri, beberapa spesies Trigona antikoagulan. Menurut Gould dan Lister (2006)
mempertahankan koloninya dengan gigitan[4]. dalam Tangker et al., (2013), menyatakan
bahwa senyawa fitokimia golongan flavonoid
Trigona dapat ditemukan di Negara tropis dalam dunia kedokteran dimanfaatkan dalam
seperti Malaysia, Filipina dan Indonesia, juga pengobatan, antikoagulasi, antibiotik, antivirus
dapat ditemukan di Australia. Trigona dan antijamur. Berdasarkan hasil pengamatan,

1
Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul
Periode September 2015, Samarinda, Indonesia

ISBN: xxxx-xxxx-xxxx
ekstrak propolis Trigona spp. Memiliki flavonoid lengkap, komponen kimia propolis dapat
baik itu pada propolis konstruksi sarang, dijelaskan sebagai berikut:
propolis pembukus madu ataupun propolis
Tabel 1. Komponen kimia propolis
pembukus pollen[7]. Oleh sebab itu, maka
dilakukanlah penelitian ini untuk mengetahui Kelas Golongan
aktivitas antikoagulan dari propolis Trigona Jumlah
Senyawa Senyawa
laeviceps terhadap darah mencit (Mus musculus
L.) Resin Flavonoid, asam 50%
Untuk emperoleh gambaran aktivitas aromatik dan
antikoagulan terhadap darah mencit (Mus esternya
musculus L.) yang diamati pada waktu koagulasi
dan morfologi apusan darah dan untuk Lilin Asam lemak dan 30%
mengetahui volume ekstrak propolis Trigona esternya
laeviceps (210 µL, 250 µL, 280 µL dan 320 µL)
mulai memberikan pengaruh antikoagulan Minyak Volatil 10%
terhadap darah mencit (Mus musculus L.) esensial

Polen Protein dan asam 5%


Teori dan Metodelogi Penelitian amino bebas
Propolis
Senyawa Mineral, keton, 5%
Propolis berasal dari bahasa Yunani, yakni organik dan lakton, quinon,
pro yang artinya di depan dan polis yang artinya Mineral steroid, vitamin
kota. Istilah ini diberikan untuk menggambarkan dan gula
kegunaan propolis sebagai zat pelindung di
pintu masuk sarang lebah madu, baik terhadap (Tukan, 2008).
serangan serangga lain maupun terhadap Pada saat ini kemajuan teknologi telah
cuaca[3]. Lem lebah atau propolis adalah nama membawa manusia menemukan kekayaan
generik yang diberikan untuk bahan resin yang manfaat propolis dalam berbagai segi
dikumpulkan oleh lebah madu dari berbagai kehidupan, terutama dibidang pencegahan dan
jenis tumbuhan, terutama pada bagian kuncup pengobatan penyakit. Saat ini, dengan semakin
dan daun[2]. meningkatnya kecenderungan orang untuk
Lebah madu pengelana mengumpulkan kembali kepada alam (Back to nature), yakni
propolis hanya pada hari-hari tertentu, yakni dengan mencari pengobatan alternatif yang
ketika udara hangat agar cairan resin menjadi lebih aman dan metode produksi yang
lebih lembut dan elastis. Biasanya, lebah menghindari pencemaran lingkungan maka
pengelana pemburu propolis mendekati sumber keberadaan propolis pun semakin dimanfaatkan
resin, lalu menggigitnya dengan rahang hingga oleh manusia[3].
membentuk sebuah bongkahan kecil. Beberapa khasiat dari propolis di bidang
Bongkahan kecil selanjutnya disimpan di dalam kesehatan dan kedokteran, yang telah
kantong pollen di kaki lebah. Prosedur ini dibuktikan melalui beberapa penelitian dan studi
dilakukan berulang kali hingga kantong pollen di kasus yaitu antibodi, antioksidan, antispasme,
kedua kakinya penuh dan seimbang. Proses ini antikoagulan, antifungal, antiinflamasi,
bisa dilakukan hingga satu jam, berpindah dari antikanker, analgenik, antivirus, antiseptik,
satu sumber ke sumber yang lain. Setelah antidiabetik, antitumor dan anti-alergi. Selain itu,
kantong penuh, lebah pengelana pulang ke propolis memiliki manfaat dalam dunia kosmetik
sarang dan bertemu dengan lebah sarang atau dan kesehatan kulit yaitu propolis mampu
lebah rumah yang akan membantunya memberikan efek yang positif dalam
mengangkat resin yang terkumpul[3]. meregenerasi dan memperbaikan jaringan[3].
Propolis sudah mulai diteliti dan dipelajari Trigona laeviceps
sejak tahun 1960-an. Hal ini berdasarkan pada
sifat uniknya yakni dipergunakan sejak dahulu Lebah T. laeviceps merupakan salah satu
oleh bangsa Yunani dan Romawi sebagai bahan dari jenis lebah Trigona spp. yang dapat
antimikroba. Selama 40 tahun terakhir, banyak dijumpai diseluruh pelosok Indonesia. Ciri-
diungkapkan tentang propolis yang meliputi cirinya adalah tubuh berukuran kecil, ramping,
komposisi kimia, aktivitas biologi, farmakologi panjangnya 2,5 mm - 3,25 mm. Tubuh berwarna
dan terapi penggunaan propolis[8]. Secara coklat kehitaman, permukaan ventral abdomen

2
Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul
Periode September 2015, Samarinda, Indonesia

ISBN: 978-602-72658-1-3
memiliki bulu-bulu berwarna keputihan dan
tarsusnya berbulu dengan warna pucat[9].
Sarang lebah terbuat dari substansi yang
berasal dari resin tumbuhan. Terdapat satu pintu
masuk dan keluar bagi anggota koloni pada
setiap sarang. Pintu tersebut dihiasi dengan
corong yang terbuat dari resin tumbuhan dan
memiliki bentuk yang bervariasi, ada yang
pendek dan ada juga yang panjang, tergantung
pada jenis lebahnya. Lebah tak bersengat
memiliki sruktur sarang yang berbeda-beda
tergantung pada tingkat evolusinya. Menurut
Salmah (1983) dalam Erniwati (2013) sarang
terbagi menjadi tiga bagian, yaitu tempat nektar
atau madu, tempat anakan dan tempat polen Gambar 1. Proses Penggumpalan darah
yang disebut sel. Susunan sel di dalam sarang
lebah terdiri dari 2 tipe yaitu Cluster (susunan
sel tidak teratur) dan susunan sel berbentuk Aktivitas Pembekuan darah
Comb (susunan sel yang teratur seperti sisir).
Menurut Geneser (1994) dalam Tangkery et
Bentuk sarang yang dimiliki oleh T. al., 2013), menytakan bahwa aktivitas
laeviceps adalah antara bentuk Cluster dan pembekuan darah dapat juga dilihat dengan
bentuk Comb. Lebah tak bersengat sering metode apusan darah yaitu untuk melihat
dijumpai hidup di hutan-hutan, namun beberapa keadaan sel darah secara mikroskopik.
jenis telah beradaptasi di daerah hutan terbuka,
padang rumput, dan bahkan sudah banyak
dijumpai di pemukiman. Selain itu sarang T.
laeviceps sering dijumpai di daerah pemukiman
penduduk, menempati rongga-rongga bambu
penyangga atap atau dinding rumah, rongga-
rongga pada celah pintu, tepi-tepi lantai, tepi
jendela, rongga di bawah pot bunga dan pada
tembok batu[9].
Proses Penggumpalan darah Gambar 2. Darah mengalami pembekuan

Untuk menghasilkan penggumpalan darah


maka diperlukan empat faktor penggumpalan
darah, yaitu:
1. Garam kalsium, yang dalam keadaan
normal ada dalam darah
2. Sel yang terluar, yang membebaskan
trombokinase
3. Thrombin, yang terbentuk dari protrombin
bila adanya trombokinase, dan
4. Fibrin, yang terbentuk dari fibrinogen di
samping thrombin[10].
Faktor anti penggumpalan dalam darah Gambar 3. Darah tidak mengalami pembekuan
dalam keadaan normal mencegah
penggumpalan secara spontan ketika tidak ada Pada apusan darah yang mengalami
cedera atau perlukaan. Akan tetapi, kadang- pembekuan atau koagulasi (Gambar 2), tampak
kadang trombosit mengumpul dan fibrin sel-sel darah yang tidak terpisah satu sama lain.
mengalami koagulasi di dalam pembuluh darah Trombosit darah mengalami pembekuan dan
dan menghambat aliran darah. Gumpalan terlihat berkelompok serta memiliki daerah
seperti itu disebut thrombus. Gumpalan ini lebih perifer yang transparan. Sedangkan, pada
mungkin terbentuk pada individu yang mengidap apusan darah yang tidak mengalami
penyakit kardiovaskuler (cardiovascular pembekuan atau koagulasi (Gambar 3), tampak
disease), yang merupakan penyakit jantung dan sel-sel darah tidak saling berakaitan satu sama
pembuluh darah[11]. lain. Trombosit tampak berbentuk bulat dan

3
Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul
Periode September 2015, Samarinda, Indonesia

ISBN: xxxx-xxxx-xxxx
tidak berkelompok serta memiliki inti yang
kosong[6].
Morfologi mencit yang kecil tampak praktis,
Antikoagulan sehingga dalam ruangan yang relatif kecil dapat
dipelihara atau digunakan untuk penelitian
Antikoagulan adalah zat yang digunakan
dalam jumlah banyak. Di samping itu konsumsi
untuk mencegah terjadinya pembekuan darah
makanannya relatif tidak banyak dibandingkan
yang umumnya dipakai di klinik maupun di
hewan lain. Dari segi reproduksi,
laboratorium[5]. Antikoagulan mencegah
berkembangbiak dalam waktu relatif singkat,
pembekuan darah dengan jalan menghambat
sehingga keturunannya dapat diperoleh dalam
fungsi beberapa faktor pembekuan darah[6].
waktu singkat pula. Maka penggunaannya
Antikoagulan digunakan untuk menghambat sebagai hewan percobaan dapat memberikan
penggumpalan darah, baik secara in vivo, beberapa keuntungan misalnya dalam hal
artinya pada makhluk hidup, maupun secara in tempat, waktu, tenaga dan biaya[13].
vitro, di dalam tabung reaksi atau lebih umum
lagi di luar tubuh. Penggunaan antikoagulan
secara in vivo dimaksudkan untuk tujuan Metode Penelitian
pengobatan, yaitu untuk mencegah terjadinya
trombosis pada keadaan tertentu. Penggunaan Penelitian ini menggunakan Rancangan
antikoagulan secara in vitro dimaksudkan untuk Acak Lengkap (RAL), yang terdiri dari 2
memperoleh plasma (Bekuan serum) untuk kelompok kontrol dan 4 kelompok perlakuan,
tujuan analisis komponen tertentu dalam baik kelompok kontrol maupun kelompok
darah[12]. perlakuan terdiri dari 3 kali ulangan, yaitu kontrol
(-) darah tanpa diberi perlakuan, kontrol (+)
Antikoagulan merupakan senyawa yang darah diberi 250 µl EDTA (konsentrasi 10%),
dapat menghambat proses penggumpalan perlakuan (I) darah diberi 210 µl ekstrak propolis
darah. Antikoagulan ada yang bekerja dengan T. laeviceps, perlakuan (II) darah diberi 250 µl
cara mengganggu pematangan protein faktor ekstrak propolis T. laeviceps, perlakuan (III) :
penggumpalan seperti thrombin, mengaktifkan Darah diberi 280 µl ekstrak propolis T. laeviceps
antitrombin. Selain itu, ada pula antikogulan dan perlakuan (IV) darah diberi 320 µl ekstrak
yang mengikat Ion Ca2+, sehingga tidak lagi propolis T. laeviceps
bermuatan dan penggumpalan darah akan
terhenti[12].
Teknis Penelitian
Mencit (Mus musculus L.)
Pengambilan Sampel
Hewan coba atau sering disebut hewan
laboratorium adalah hewan khusus diternakkan Sampel Propolis diambil dari tempat
untuk keperluan penelitian biologi. Hewan budidaya lebah Trigona laeviceps di Fakultas
laboratorium tersebut digunakan sebagai model MIPA, Universitas Mulawarman Samarinda.
untuk penelitian pengaruh bahan kimia atau Sampel tersebut diambil dan dimasukkan ke
obat pada manusia. Beberapa jenis hewan dari dalam plastik klip, kemudian sampel dibersihkan
ukurannya terkecil dan sederhana ke ukuran dari madu dan bee pollen yang melekat pada
yang besar dan lebih komplek digunakan untuk sampel tersebut. Setelah itu sampel dikering
keperluan penelitian. Salah satunya adalah anginkan di dalam ruangan.
mencit[13]. Ekstraksi Sampel
Klasifikasi dari mencit (Mus musculus L.) Ekstraksi sampel dilakukan dengan
adalah sebagai berikut: menggunakan metode pengekstraksian
terhadap bahan alam, yaitu ekstraksi secara
maserasi. Sampel yang telah dibersihkan,
Kingdom : Animalia kemudian ditimbang dan dibekukan di dalam
Filum : Chordata freezer kemudian diblender hingga halus, lalu
Sub filum : Vertebrata sampel direndam dengan menggunakan pelarut
Kelas : Mamalia etanol 95% selama 48 jam. Setelah itu sampel
Ordo : Rodentia dishaker selama 24 jam dan didiamkan lagi
Famili : Muridae selama 24 jam agar sampel mengendap.
Genus : Mus Kemudian sampel disaring dengan
Spesies : Mus musculus L. menggunakan kertas saring. Perlakuan diatas
(Soesilo. 1995). diulang lagi hingga diperoleh hasil sampel yang
jernih. Kemudian sampel dipekatkan

4
Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul
Periode September 2015, Samarinda, Indonesia

ISBN: 978-602-72658-1-3
menggunakan rotary evaporator hingga dihomogenkan dengan menggunakan vortex.
diperoleh ekstrak murni[7]. Pada waktu yang bersamaan stopwatch
dijalankan untuk menentukan masa pembekuan
Penyiapan Sampel Untuk pengujian (Titrasi)
darah yang terjadi. Tabung 3, merupakan
Ekstrak propolis yang diperoleh sebelum perlakuan I yaitu 250 µL darah ditambahkan 210
diujikan pada sampel darah, terlebih dahulu µL ekstrak propolis T. laeviceps kemudian
dilakukan titrasi. Proses titrasi ini merupakan dihomogenkan dengan menggunakan vortex.
penelitian pendahuluan yang bertujuan untuk Pada waktu yang bersamaan stopwatch
mengetahui kisaran volume minimum dari dijalankan untuk menentukan masa pembekuan
ekstrak propolis yang akan digunakan ke dalam darah yang terjadi. Tabung 4, merupakan
0,25 mL darah. Titrasi dilakukan dengan cara perlakuan II yaitu 250 µL darah ditambahkan
menaikkan volume ekstrak dan dihentikan ketika 250 µL ekstrak propolis T. laeviceps kemudian
darah sudah tidak membeku, sehingga volume dihomogenkan dengan menggunakan vortex.
ekstrak yang akan digunakan adalah 0,21 mL, Pada waktu yang bersamaan stopwatch
0,25 mL, 0,28 mL dan 0,32 mL. dijalankan untuk menentukan masa pembekuan
darah yang terjadi.
Penyiapan Sampel Uji Darah
Selanjutnya tabung 5, merupakan perlakuan
Sampel darah yang digunakan dalam
III yaitu 250 µL darah ditambahkan 280 µL
penelitian ini adalah darah yang diambil pada
ekstrak propolis T. laeviceps kemudian
bagian leher mencit, dengan cara dipotong dihomogenkan dengan menggunakan vortex.
menggunakan gunting kemudian darah tersebut Pada waktu yang bersamaan stopwatch
dimasukan ke dalam tabung reaksi dan diambil
dijalankan dan dimatikan ketika darah
dengan menggunakan alat suntik disposable 1
membeku. Kemudian untuk tabung 6,
ml/cc steril dan jarum 26 G steril. Sebelum
merupakan perlakuan IV yaitu 250 µL darah
darah diambil, berat badan mencit ditimbang
ditambahkan 320 µL ekstrak propolis T.
kemudian diaklimasi selama 1 minggu yaitu laeviceps kemudian dihomogenkan dengan
diberi makan berupa pellet dan air putih menggunakan vortex. Pada waktu yang
secukupnya. Setelah proses aklimasi selesai,
bersamaan stopwatch dijalankan untuk
mencit kembali ditimbang.
menentukan masa pembekuan darah yang
Pengujian Ekstrak Propolis Pada Sampel Uji terjadi.
Darah Setelah 3 menit tabung reaksi diangkat dan
Ada 2 metode yang digunakan dalam masing-masing tabung dimiringkan untuk
pengujian ekstrak propolis ini yaitu yang melihat apakah sudah terjadi pembekuan darah
pertama adalah Metode Lee-White yang sudah atau belum. Apabila belum terjadi pembekuan
dimodifikasi[5], merupakan metode yang darah, maka diletakkan kembali pada rak tabung
digunakan untuk menentukan masa pembekuan dan setiap 30 detik dilakukan hal yang sama.
darah yang diamati secara visual. Masa Pengukuran masa pembekuan darah dilakukan
pembekuan darah normal pada manusia, selama 4 hari atau 96 jam (5.760 menit), mulai
umumnya terjadi diantara 2 – 5 menit[15]. Metode dari darah diambil sampai darah dicampur
yang kedua adalah metode apusan darah, dengan ekstrak hingga darah membeku.
merupakan metode yang digunakan untuk
melihat keadaan sel secara mikroskopik.
Apusan Darah
Pengamatan Masa Pembekuan Darah
disiapkan 6 tabung reaksi yang bersih dan Sampel yang digunakan pada pengujian ini
masing-masing tabung diberi label dari nomor 1 dipilih satu sampel darah dari masing-masing
sampai nomor 6 sesuai dengan perlakuan, perlakuan. Disiapkan 6 buah kaca obyek yang
kemudian tabung tersebut diletakkan di dalam bersih dan tidak berlemak dan masing-masing
rak tabung. Terdapat 2 kontrol dan 4 perlakuan diberi label nomor 1 sampai 6. Kaca obyek
yang digunakan dalam metode ini yaitu tabung 1 nomor 1, untuk kontrol (-) yang tidak diberi
merupakan kontrol (-) darah tidak diberikan perlakuan apapun. Kaca obyek nomor 2, untuk
perlakuan apapun. 250 µL darah dimasukkan ke kontrol (+) darah yang diberi 250 µL EDTA.
dalam tabung reaksi dan pada saat bersamaan Kaca obyek nomor 3, untuk darah yang diberi
stopwatch dijalankan kemudian dihentikan 210 µL ekstrak propolis T. laeviceps. Kaca
ketika darah sudah membeku. Hal ini dilakukan obyek nomor 4, untuk darah yang diberi 250 µL
untuk melihat masa pembekuan darah. Tabung ekstrak propolis T. laeviceps. Kemudian kaca
2 merupakan kontrol (+) yaitu 250 µL darah obyek nomor 5, untuk darah yag diberi 280 µL
ditambahkan 250 µL EDTA kemudian ekstrak propolis T. laeviceps. Selanjutnya untuk

5
Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul
Periode September 2015, Samarinda, Indonesia

ISBN: xxxx-xxxx-xxxx
kaca obyek nomor 6, untuk darah yang diberi
320 µL ekstrak propolis T. laeviceps.
Darah diambil dari masing-masing
perlakuan, kemudian darah diteteskan diatas
kaca obyek nomor 1 sampai nomor 6 secara
berurutan. Setelah itu dilakukan metode slide
pada sampel darah, hingga di dapatkan apusan
darah yang tipis. Selanjutnya preparat tadi
difiksasi dengan alkohol 95% sampai menutupi
bagian permukaannya selama 15 menit dan
diangin-anginkan sampai kering. Preparat
kemudian direndam dalam larutan Giemsa
selama 30 menit dan preparat tersebut dibilas
dengan air mengalir, selanjutnya diangin- Gambar 4. Gambaran keadaan darah saat diberi
anginkan sampai mengering. Kemudian diamati perlakuan. Kelompok kontrol, K (-) tanpa perlakuan, K
dengan menggunakan mikroskop Zeiss Primo (+) 250 µL EDTA (konsentrasi 10%), kelompok
Star dengan perbesaran 400x dan perlakuan (P I) 210 µlL ekstrak propolis T. laeviceps,
didokumentasikan gambar dengan kamera. (P II) 250 µL ekstrak propolis T. laeviceps, (P III) 280
µL ekstrak propolis T. laeviceps dan (P IV) 320 µL
Pengamatan mikroskopik apusan darah, ekstrak propolis T. laeviceps.
dilakukan dengan mengamati morfologi dari sel
darah tersebut. Trombosit pada sediaan apusan
darah yang mengalami pembekuan tampak Selain itu, masa pembekuan darah juga
padat dan berkelompok serta memiliki daerah dapat diamati dengan menggunakan metode
perifer yang transparan. Sedangkan pada apusan darah (Gambar. 5). Metode apusan
sediaan apusan darah yang tidak membeku darah sendiri ialah metode yang digunakan
trombosit tampak berbentuk bulat dan tidak untuk melihat keadaan sel darah secara
berkelompok serta memiliki inti yang kosong[6]. mikroskopik[6].

Hasil dan Pembahasan


Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, didapatkan masa (menit) pembekuan
darah dari nilai terendah hingga tertinggi yaitu
1.732±0 Kontrol (-), 33.777±0.910 (Perlakuan I),
37.825±0.938 (Perlakuan II), 38.650±1.045
(Perlakuan IV), 46.672±2.118 (Perlakuan III) dan
75.895±0 Kontrol (+).
Sementara itu, uji statistika menunjukan Gambar 5. Gambaran Preparat Apusan Darah
bahwa terdapat beda nyata yang signifikan pada Mencit. K (-) kelompok kontrol tanpa perlakuan, K (+)
masa pembekuan darah (P <0.05) antara kelompok kontrol 250 µL EDTA (konsentrasi 10%), (P
kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan. I) kelompok perlakuan 210 µL ekstrak propolis T.
Perbedaan nyata antar kelompok terjadi pada laeviceps, (P II) kelompok perlakuan 250 µL ekstrak
kelompok kontrol (+) dengan kelompok kontrol (- propolis T. laeviceps, (P III) kelompok perlakuan 280
) pada masa pembekuan darah. Baik, kelompok µL ekstrak propolis T. laeviceps dan (P IV) kelompok
kontrol (+) maupun kelompok kontrol (-) juga perlakuan 320 µL ekstrak propolis T. laeviceps
memiliki beda nyata terhadap ke empat dengan Perbesaran 400x.
kelompok perlakuan yang ada yaitu perlakuan I,
perlakuan II, perlakuan III dan perlakuan IV. Pembekuan darah adalah proses dimana
Sedangkan untuk semua perlakuan (PI, PII, PIII komponen darah ditransformasikan menjadi
dan PIV) tidak memiliki beda nyata yang material semisolid yang dinamakan bekuan
signifikan (P >0.05). darah. Bekuan darah tersusun terutama oleh
sel-sel darah yang terperangkap dalam jaringan-
jaringan fibrin. Proses pembekuan darah
bermula saat terjadinya luka atau cidera,
pembuluh darah yang putus mengalami kontriksi
dan retraksi disertai dengan reaksi hemostatis.
Fase hemeostatis terjadi karena trombosit yang

6
Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul
Periode September 2015, Samarinda, Indonesia

ISBN: 978-602-72658-1-3
keluar dari pembuluh darah saling melengket lembut, karena dapat menyebabkan hemolisis.
(membentuk sumbat trombosit), dan bersamaan Antikogulan memiliki banyak jenis, sesuai
dengan jala fibrin yang terbentuk membekukan dengan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan
darah yang keluar dari pembuluh darah[16]. ataupun sesuai dengan pengobatan yang
sedang dijalani. Masing-masing jenis
Pembentukan bekuan (Koagulasi darah)
antikoagulan tersebut memiliki cara kerja yang
memperkuat sumbat trombosit dan mengubah
berbeda-beda pula, dalam mencegah
darah disekitar tempat cedera menjadi suatu gel
terbentuknya bekuan darah. antikogulan yang
yang tidak mengalir. Sebagian besar faktor yang
baik adalah yang tidak merusak komponen-
diperlukan untuk pembekuan darah selalu
komponen yang terkandung di dalam darah dan
terdapat di dalam plasma dan dalam bentuk
sesuai dengan jenis pemeriksaan yang
prekursor inaktif. Sewaktu pembuluh mengalami
diinginkan.
cidera, kolagen yang terpapar kemudian
mengalami reaksi berjenjang yang melibatkan Jenis antikoagulan antara lain, natrium sitrat
suksesif faktor-faktor pembekuan tersebut, yang (trisodium citrat) bersifat isotonis dengan darah
akhirnya mengubah fibrinogen menjdi fibrin. dan tidak bersifat toksik sehingga dapat juga
Fibrin, suatu molekul berbentuk benang yang digunakan dalam transfusi darah. Antikoagulan
tidak larut, ditebarkan membentuk jaringan heparin merupakan antikogulan yang normal
bekuan; jaringan ini kemudian menangkap sel- dalam tubuh, namun heparin jarang digunakan
sel darah dan menyempurnakan pembentukan dalam pemeriksaan- pemeriksaan klinis
bekuan. Darah yang telah keluar ke dalam labortorium karena harganya yang mahal.
jaringan juga mengalami koagulasi setelah Double oxalate merupakan antikogulan yang
bertemu dengan tromboplastin jaringan, yang digunakan untuk menghindari perubahan
juga memungkinkan terjadinya proses volume eritrosit. NaF (Natrium florida) dan
pembekuan. Jika tidak lagi diperlukan, bekuan kalium oxalat, merupakan antikogulan yang
darah dilarutkan oleh plasmin, suatu faktor dimaksudkan untuk pemeriksaan glukosa darah,
fibrinolitik yang juga diaktifkan apabila berkontak namun masih bisa digunakan untuk
dengan kolagen[16]. pemeriksaan hematologi. Antikoagulan EDTA
(Ethylene diamine tetra acetate), antikogulan
Komponen hemostatis akan melepaskan
yang mengubah ion kalsium dari darah menjadi
dan mengaktifkan sitokin yang meliputi faktor
bentuk yang bukan ion sehingga pembekuan
pertumbuhan epidermis, faktor pertumbuhan
dapat dicegah. Antikogulan ini sangat luas
mirip insulin, faktor pertumbuhan yang berasal
pemkaiannya dan paling sering digunakan di
dari trombosit dan faktor pertumbuhan β yang
laboratorium, khususnya pada pemeriksaan
bertransformasi. Berperan untuk terjadinya
hematologi. EDTA mampu membuat sel-sel
kemotaktis neutrofil, makrofag, mast sel, sel
darah bertahan lebih lama dibandingkan dengan
endothelial dan fibroblast. Fibroblast ini nantinya
antikogulan lainnya. Selain itu, antikogulan
akan membentuk jaringan parut dalam proses
EDTA ini, sangat baik karena tidak
penyembuhan luka. Bersamaan dengan ini
mempengaruhi morfologi sel darah.
terjadi pula fase inflamasi. Fase ini berlangsung
sejak terjadinya luka hingga 4-5 hari[16]. Hasil penelitian menunjukan bahwa darah
tanpa diberikan perlakuan apapun (K-), masih
Salah satu cara untuk menghambat
dalam batas normal masa pembekuan darah
terjadinya pembekuan darah adalah dengan
mencit yaitu berkisar antara 2-5 menit[15]. Hal ini
jalan menambahkan zat anti pembekuan darah
dikarenakan tidak adanya penambahan
yaitu antikoagulan. Antikogulan sendiri adalah
antikoagulan (EDTA ataupun ekstrak T.
zat yang digunakan untuk menghambat
laeviceps), sehingga menyebabkan terjadinya
terbentuknya bekuan darah atau menghambat
pembekuan darah. Pada darah yang diberikan
beberapa faktor pembekuan darah dan
penambahan EDTA (K+), menunjukan tidak
berfungsi mempertahankan kedaan cairan
terjadinya pembekuan darah. Hal ini, sesuai
darah. Jika bekuan darah terbentuk, maka akan
dengan pernyataan dari Rosmiati dan Gan
menyebabkan terjadinya penyumbatan pada
(1995) dalam Tangkery et al., (2013)
sirkulasi darah[17].
menyatakan bahwa EDTA mampu mengikat ion
Namun tidak semua jenis antikogulan dapat kalsium (Ca2+) pada darah sehingga tidak
dipakai, karena ada beberapa antikogulan yang bermuatan lagi (Ca). Ini sesuai dengan sifat
dapat mempengaruhi bentuk erirosit atau yang dimilki oleh EDTA yaitu sebagai pencekal
leukosit yang akan diperiksa morfologinya. kation bivalen (chelating agent), karena proses
Pencampuran antara sampel darah dengan itulah sehingga tidak terjadinya pembekuan
antikogulan haruslah dilakukan dengan sangat pada darah (K+).

7
Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul
Periode September 2015, Samarinda, Indonesia

ISBN: xxxx-xxxx-xxxx
EDTA (Ethylene diamine tetra acetate) memberikan peningkatan pada masa
adalah garam natrium atau kaliumnya. pembekuan darah tersebut. Seperti pada PI
Antikoagulan ini tidak berpengaruh terhadap (33.777±0.910), PII (37.825±0.938) dan PIII
besar dan bentuknya eritrosit dan tidak juga (46.672±2.118) yang mengalami peningkatan
terhadap leukosit. Selain itu EDTA mencegah masa pembekuan darah, seiring dengan
trombosit bergumpal, karena itu EDTA sangat peningkatan volume yang diberikan pada darah
baik dipakai sebagai antikoagulan pada hitung tersebut.
trombosit. EDTA biasa digunakan dalam bentuk
Sementara itu, pengamatan aktivitas
larutan 10% pada pemeriksaan hematologi.
antikoagulan tidak hanya dapat diamati dengan
Selain itu EDTA memiliki harga yang lebih
melihat masa pembekuan darah yang terjadi
murah dibandingkan dengan jenis antikoagulan
(waktu yang dibutuhkan oleh darah untuk
lainnya[5].
membeku), akan tetapi dapat juga diamati
Kemampuan dari ekstrak T. laeviceps dengan melihat keadaan sel-sel darah secara
dalam mencegah terjadinya pembekuan darah mikroskopik melalui metode apusan darah.
terlihat pada kelompok perlakuan PI, PII, PIII
Berdasarkan hasil pengamatan preparat
dan PIV, hal ini menguatkan dugaan bahwa
apusan darah (Gambar. 5), pada preparat (K-)
ekstrak propolis T. laeviceps memiliki potensi
tanpa perlakuan, sel-sel darah tampak padat
sebagai antikoagulan seperti EDTA. Namun, jika
dan berkelompok serta memiliki bentuk sel yang
dibandingkan antara waktu pembekuan darah
tidak teratur, bentuk sel yang tidak teratur ini
ekstrak propolis T. laeviceps dengan EDTA,
dikarenakan trombosit darah pecah sehingga
lebih panjang waktu pembekuan darah EDTA
menyebabkan terjadinya pembekuan darah. Hal
daripada ektrak propolis T. laeviceps (melewati
ini, sesuai dengan pernyataan dari (Fitriyah,
kisaran normal masa pembekuan darah).
2011) bahwa pada saat terjadi pendarahan
Potensi antikoagulan yang dimiliki oleh pada tubuh, trombosit akan pecah dan
ekstrak propolis T. laeviceps, diduga karena mengeluarkan enzim trombokinase
adanya senyawa aktif dari golongan flavonoid (tromboplastin) yang menjadi awal dari proses
yang terkandung di dalamnya yang berperan pembekuan darah.
dalam mencegah terjadinya proses pembekuan
Pada preparat (K+) penambahan EDTA,
darah. Pendapat ini dikuatkan oleh (Tukan,
tampak sel-sel darah tidak saling berkaitan satu
2008) yang menyatakan bahwa senyawa
dengan lainnya dan bentuk sel-sel darah masih
flavonoid yang terkandung dalam ekstrak
terlihat utuh. Hal ini, sesuai dengan pernyataan
propolis cukup tinggi ± 50%. Sementara itu,
(Tangkery et al., 2013) yang menyatakan pada
menurut Gould dan Lister (2006) dalam Lessy et
preparat apusan darah yang tidak mengalami
al., (2013) menyatakan bahwa senyawa
pembekuan, sel-sel darah tampak berbentuk
fitokimia dari golongan flavonoid dalam dunia
bulat dan tidak berkelompok serta memiliki inti
kedokteran dimanfaatkan dalam pengobatan
yang kosong. Sedangkan, Pada preparat
yaitu sebagai antikoagulasi (mencegah
kelompok perlakuan I, II, III dan IV penambahan
terjadinya pembekuan darah). Senyawa
ekstrak propolis T. laeviceps, tampak memiliki
flavonoid sendiri, berkerja dengan cara
kemiripan dengan preparat (K+) yaitu sel-sel
mencegah terjadinya aglutinasi (berkumpulnya
darah masih memiliki bentuk utuh dan tidak
trombosit) pada saat terjadinya luka. Hal ini,
saling berkaitan serta terpisah satu dengan
yang menyebabkabkan tidak terjadinya
lainnya.
pembekuan darah pada saat ekstrak propolis T.
laeviceps ditambahkan pada 250 µl darah. Berdasarkan parameter pengamatan yang
Senyawa flavonoid juga sering disebut sebagai telah dilakukan, terlihat aktivitas antikogulan dari
pengencer darah karena khsiatnya yang mampu ekstrak propolis T. laeviceps dalam mencegah
mencegah terjadinya penggumplan pada darah. terjadinya pembekuan darah. Hal ini,
membuktikan potensi dari ekstrak propolis T.
Akan tetapi, peningkatan volume ekstrak
laeviceps yang memungkin untuk dijadikan
yang diberikan pada masing-masing perlakuan
sebagai alternatif antikoagulan alami.
PI, PII, PIII dan PIV tidak memberikan pengaruh
Sementara itu, potensi yang dimiliki ini
yang signifikan terhadap lamanya masa
memungkin propolis dijadikan sebagai obat
pembekuan darah yang terjadi. Hal ini, terlihat
alami terhadap penyakit pada sistem
pada perlakuan PIV (38.650±1.045) yang
kardiovaskuler, misalnya serangan jantung.
mengalami penurunan masa pembekuan darah
Sebagian besar serangan jantung terjadi akibat
(lamanya waktu yang dibutuhkan oleh darah
adanya penggumpalan darah. Seperti kita
untuk membeku). Semestinya semakin tinggi
ketahui antikoagulan dikenal sebagai obat
volume ekstrak yang diberikan, maka akan

8
Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul
Periode September 2015, Samarinda, Indonesia

ISBN: 978-602-72658-1-3
pengencer darah. Artinya, antikoagulan [6] Tangkery, R. A. B., D. S. Paransa, and A.
berfungsi untuk mencegah darah dari Rumengan. 2013. Uji Aktivitas Antikoagulan
pembekuan atau koagulasi. Penggunaan obat- Ekstrak Mangrove (Aegiceras corniculatum).
obatan ini penting untuk mencegah komplikasi Pesisir dan Laut Tropis, 1 (1): 7-14.
aritmia jantung. Diantara obat-obatan yang
[7] Sholikhah, M. 2012. Analisa Fitokimia dan Uji
sering digunakan yaitu warfarin dan aspirin.
Daya Antimikroba Ekstrak Produk Sarang
Kesimpulan Lebah Trigona incisa Terhadap
Streptococcus sobricus dan Candida
Berdasarkan hasil penelitian, dapat albicans. Skripsi: Fakultas Matematika dan
disimpulkan bahwa ekstrak propolis Trigona Ilmu Pengetahuan Alam, Samarinda.
laeviceps memiliki potensi sebagai antikogulan,
ini terlihat dari aktivitas antikogulan yang [8] Tukan, G. D. 2008. Pengaruh Propolis
ditunjukan pada saat pengamatan masa Trigona spp. Asal Padeglang Terhadap
pembekuan darah (33.777±0.910 - Beberapa Isolat Bakteri Usus Sapi dan
46.672±2.118 melewati kisaran normal masa Penelusuran Komponen Aktifnya. Skripsi:
pembekuan darah) ataupun pengamatan IPB, Bogor.
morfologi sel darah pada preparat apusan [9] Erniwati. 2013. Kajian Biologi Lebah Tak
darah. Volume ekstrak sebanyak 210 µL mulai Bersengat (Apidae: Trigona) Di Indonesia.
memberikan pengaruh sebagai antikogulan Fauna Indonesia, 12 (1): 29-34.
pada darah mencit (Mus musculus L.), ditandai
dengan lamanya waktu yang diperlukan darah [10] Evelyn, P. C. 2005. Anatomi dan Fisiologi
untuk membeku, melewati kisaran normal masa Untuk Paramedis. PT. Gramedia,, Jakarta.
pembekuan darah.
[11] Campbell, N. A., J. B. Reece, and L. G.
Ucapan Terima Kasih Mitchell. 2000. Biologi I. Edisi kelima, Jilid
III. Erlangga, Jakarta.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Rudy Agung Nugroho, M.Si., Ph.D dan Dr. [12] Sadikin, M. 2001. Biokimia Darah. Widya
Syafrizal, M.P yang telah banyak memberikan Medik, Jakarta.
bimbingan dan masukan dalam penelitian ini.
[13] Zefanya, N. 2013. Efektifitas Pemberian
Disampaikan pula terimakasih kepada laboran-
Bee Pollen Lebah Trigona incisa terhadap
laboran Laboratorium Biologi FMIPA Biologi
proses penyembuhan Luka Pada Mencit
Universitas Mulawarman serta seluruh pihak
(Mus musculus L.). Skripsi: Fakultas
yang telah memberikan bantuannya selama
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
penelitian.
Universitas Mulawarman, Samarinda.
[14] Soesilo. 1995. Hewan Vetebrata. Gadjah
Daftar Pustaka Mada Press, Yogyakarta.
[1] Suseno, D. 2009. Aktivitas Antibakteri [15] Astuti, K. W. 2011. Kombinasi Asetosal dan
Propolis Trigona spp. Pada Dua Konsentrasi Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda Citrifolia
Berbeda Terhadap Cairan Rumen Sapi. L.) Dapat Memperpanjang Waktu
Skripsi: Fakultas Matematika dan Ilmu Pendarahandan Koagulasi Pada Mencit.
Pengetahuan Alam, IPB, Bogor. Skripsi: Universitas Udayana, Denpasar.
[2] Abidin, S. 2010. Peran Propolis Trigona sp. [16] Dewi, S. P. 2010. Perbedaan Efek
Asal Padeglang Terhadap Tiga Bakteri Pemberian Lendir Bekicot (Achatina fulica)
Asam Laktat. Skripsi: Fakultas Matematika dan BioplacentonTM Terhadap
dan Ilmu Pengetahuan Alam, IPB, Bogor. Penyembuhan Luka Bersih Pada Tikus
Putih. Skripsi: Universitas Sebelas Maret,
[3] Suranto, A. 2010. Dahsyat Propolis Untuk Surakarta.
Menggempur Penyakit. Agromedia Pustaka,
Jakarta. [17] Kee, J. L., and E. R. Hayes. 1996.
Farmakologi. ECG, Jakarta.
[4] Adiprabowo, H. 2008. Potensi Antibakteri
Campuran Propolis Trigona spp dan Garam [18] Lessy, a., D. S. Paransa, and G. gerung.
Kelapa Terhadap Streptococcus mutans. 2013. Uji Aktivitas Antikoagulan Pada Sel
Skripsi: Fakultas Matematika dan Ilmu Darah Manusia Dari Ekstrak Alga Coklat
Pengetahuan Alam, IPB, Bogor. Turbinaria ornata. Pesisir dan Laut Tropis, 2
(1): 21-27.
[5] Gandasoebrata, R. 2008. Penuntun
Laboratorium Klinik. Dian Rakyat, Jakarta.

9
Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul
Periode September 2015, Samarinda, Indonesia

ISBN: xxxx-xxxx-xxxx
[19] Fitriyah, L. 2011. Pengaruh Getah Pohon dan Penutupan Luka Pada Mencit (Mus
Pisang Ambon (Musa acuminate L.) musculus). Skripsi: UIN Sunan Kalijaga,
Terhadap Waktu Pendarahan, Koagulasi Yogyakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai