Makalah Emg Aji
Makalah Emg Aji
EMG (Elektromiografi)
Disusun Oleh
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................9
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan
kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Bioelektrisitas Sebagai
Tranduser Panas Terhadap Kelelahan Otot dengan Sinyal EMG” tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Ir. Ratna Adil, MT,
selaku dosen mata kuliah Elektronika Medika atas bimbingan, pengarahan, dan kemudahan
yang telah diberikan kepada penulis dalam pengerjaan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini.
Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca
sekalian. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya.
Penulis
ii
BAB I
PENDAHULUAN
0
secara klinis untuk diagnosis masalah neurologis dan neuromuskular yang umumnya
berada pada manusia termasuk kelelahan pada manusia.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
yang dangkal di klinis atau kinesiological protokol, di mana elektroda
intramuskular digunakan untuk menyelidiki otot dalam atau aktivitas otot lokal.
Ada banyak aplikasi untuk penggunaan EMG. EMG digunakan secara klinis
untuk diagnosis masalah neurologis dan neuromuskular. Hal ini digunakan oleh
kiprah diagnostik laboratorium dan oleh dokter terlatih dalam penggunaan
penilaian biofeedback atau ergonomis. EMG juga digunakan dalam berbagai jenis
laboratorium penelitian, termasuk mereka yang terlibat dalam biomekanik ,
kontrol motor, neuromuskuler fisiologi, gangguan gerak, kontrol postural, dan
terapi fisik
http://medicareku.blogspot.com/2015/06/elektromyograph.html
3
Gambar 2.1. Cara Kerja Electromyography
Pada awal 1980-an, Cram dan Steger memperkenalkan metode klinis untuk
memindai berbagai otot menggunakan perangkat pendeteksi EMG. Hal ini tidak
sampai tengah 1980-an yang integrasi teknik dalam elektroda telah cukup maju
untuk memungkinkan batch produksi dari instrumentasi kecil dan ringan yang
dibutuhkan dan amplifier. Saat ini, sejumlah amplifier yang cocok tersedia secara
komersial. Pada awal 1980-an, kabel yang menghasilkan sinyal dalam rentang
mikrovolt diinginkan menjadi tersedia. Permukaan elektromiografi semakin
digunakan untuk merekam dari otot-otot yang dangkal di protokol klinis atau
kinesiological, dimana elektroda intramuskular digunakan untuk menyelidiki otot
dalam atau aktivitas otot lokal.
4
sebagai sinyal kontrol untuk komputer dan perangkat lainnya. Perangkat
antarmuka berbasis pada EMG dapat digunakan untuk mengendalikan objek
bergerak, seperti robot mobile atau kursi roda listrik. Hal ini mungkin membantu
untuk individu yang tidak bisa mengoperasikan kursi roda yang dikendalikan
joystick.. Permukaan EMG rekaman mungkin juga sinyal kontrol cocok untuk
beberapa video game interaktif.
5
Sebuah signal EMG berasal dari beberapa unit motor dan didefinisikan
sebagai jumlah dari semua MUAP ditambah noise dan artefacts. Ada beberapa
tipe elektrode yang digunakan untuk mengukur signal EMG, yaitu needle
electrodes, fine-wire electrodes, dan surface electrodes. Electromyogram dapat
diukur dengan dua cara, secara invasive yaitu dengan memasukkan elektroda
jarum pada otot yang akan diukur dan secara non invasive yaitu dengan
meletakkan elektroda pada permukaan kulit. Sinyal yang dihasilkan dari
perekaman dengan metoda non invasive ini akan menghasilkan sinyal surface
electromyogram (sEMG). Metode non invasive ini lebih sering digunakan karena
dapat dilakukan oleh personal selain dokter, dengan resiko yang minimal terhadap
subject [4] Untuk keperluan aplikasi efek terapi panas maka elektrode yang sering
digunakan adalah surface electrodes. Hal ini dikarenakan surface electrodes
mudah pemasangannya juga tidak terlalu mengganggu aktivitas dari orang yang
diteliti. Adapun susunan intrumen EMG dengan surface electrodes dapat dilihat
pada Gambar 1.
https://deyra.wordpress.com/tag/emg/
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari dasar teori yang telah disebutkan menunjukkan bahwa hampir semua
manusia memiliki waktu kelelahan. Dari hasil pengamatan pada data pengukuran
saat latihan dengan menggunakan terapi panas dapat dilihat bahwa kenaikan nilai
magnitudo tidak terlalu tinggi untuk masing-masing pasien dibandingkan tanpa
terapi pans dan pada frekuensi antara 50 HZ sampai dengan 100 HZ masih
terdapat kenaikan-kenaikan nilai amplitudo untuk masing-masing pasien
sedangkan apabila tanpa terapi panas frekuensi hanya berkisar 50 Hz saja, hal ini
menandakan bahwa tingkat kelelahan dapat direduksi atau berkurang karena
adanya terapi panas. Dengan menggunakan SPSS kita dapat membandingkan nilai
maksimum dari magnitudo saat latihan dengan menggunakan terapi dan latihan
tanpa menggunakan terapi. Hal ini menandakan bahwa dengan pemberian terapi
panas dapat mengurangi tingkat kelelahan pada otot. Yang tergolong berfrekuensi
tinggi adalah frekuensi arus listrik diatas 500.000 siklus perdetik (500.000 Hz).
Listrik berfrekuensi tidak mempunyai sifat merangsang saraf motoris atau saraf
sensoris, kecuali dilakukan rangsangan dengan pengulangan yang lama. Batas
frekuensi antara 20 Hz sampai dengan 500.000 z frekuensi rendah ini mempunyai
efek merangsang saraf dan otot sehingga terjadi kontraksi otot. Untuk pemakain
dalam jantung waktu singkat dan bersifat merangsang persarafan otot, maka
dipakai arus faradic. Sedangkan untuk jangka waktu lama dan bertujuan
merangsang otot yang telah kehilangan persarafan maka dipakai arus listrik yang
intereptur/terputus-putus atau arus DC yang telah dimodifikasi. Selain arus DC
ada pula menggunakan arus AC dengan frekuensi 50 Hz arus AC ini serupa
dengan arus DC, mempunyai kemkampuan antara lain: merangsang saraf
sensorik, merangsang saraf motoris, dan berefk kontraksi otot.
3.2 Saran
Dalam peningkatan mutu dan kualitas penelitian, khususnya dalam dunia
biomedika, perlu adanya suatu penelitian lebih lanjut tentang tingkat kelelahan
pada manusia dengan menggunakan sinyal listrik terutama EMG sebagai bahan
penelitian pada makalah ini.
7
DAFTAR PUSTAKA
[1] Bills,A.G., The Psychology of Efficiency, Harper, New York, 1943.
[2] LUTTMANN, A., 1996, “Physiological basisand concepts of
electromyography in: Electromyography in ergonomics”, edited by Shrawan
Kumar and Anil Mital, Institut fur Arbeitsphysiologie an der
UniversitatDortmund, Dortmund. Taulor & FrancisPublishers
[3] Day Scott, Important Factor in Surface EMG Measurement ,
BortecBiomedical,2001.
[4] Electromyography: Macam-Macam Sinyal Listrik dalam Biomedika, tersedia
di: https://deyra.wordpress.com/tag/emg/, diakses pada 25 September 2015.
[5] Tentang Electromyography dan Sinyal-Sinyal pada Otot, tersedia di:
http://medicareku.blogspot.com/2015/06/tentang-elektromyograph-emg-sinyal-
otot.html, diakses pada 25 September 2015.