Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ameilia Rizkiani Fauzan Zahrani

NIM : 021911133023
Kelompok : A1

Kwis 10: Kardiovaskuler


Hubungan Kelainan Ginjal dan Hipertensi

Tekanan darah adalah tekanan yang dipakai oleh darah Anda saat jantung Anda
memompa darah. Tekanan darah tinggi, atau hipertensi, berarti adanya tingkat tekanan yang
dipakai darah yang lebih tinggi dari normal. Banyak faktor yang menyebabkan hal ini terjadi,
termasuk naiknya volume darah akibat kelebihan cairan di darah dan pembuluh darah yang
sempit atau tersumbat.
Hasil dari tes tekanan darah biasanya tertulis dalam bentuk dua angka yang dipisahkan
dengan garis miring. Misalnya, tim medis menuliskan bahwa tekanan darah Anda 120/80. Angka
yang pertama menunjukkan tekanan sistolik, yaitu tekanan pada detak jantung dan gaya dorong
saat darah melaju melewati pembuluh darah. Sedangkan angka yang kedua menunjukkan
tekanan diastolik, yaitu tekanan saat pembuluh darah dalam keadaan istirahat di antara detak
jantung.
Hipertensi tidak hanya berisiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita
penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah
makin besar resikonya. Menurut Sukandar, hipertensi dapat menyebabkan terjadinya penyakit
ginjal, berdasarkan data tahun 2012 hipertensi merupakan penyebab terjadinya gagal ginjal di
Indonesia urutan ke tiga dengan 25,8% dari keseluruhan penyebab penyakit ginjal. Hipertensi
pada dasarnya merusak pembuluh darah jika pembuluh darahnya ada pada ginjalnya yang
mengalami kerusakan. Belum lagi salah satu kerja ginjal adalah memproduksi hormon
angiotensin.Selanjutnya diubah menjadi angiotensin II menyebabkan pembuluh darah mengkerut
atau menjadi keras. Pada saat seperti inilah terjadi hipertensi. Antara hipertensi dan gagal ginjal
seperti lingkaran setan. Hipertensi bisa berakibat gagal ginjal, sedangkan bila sudah menderita
gagal ginjal sudah pasti terkena hipertensi.
Kebanyakan orang telah mengenal salah satu fungsi ginjal yang penting untuk
membersihkan tubuh dari bahan-bahan sisa makanan atau yang diproduksi oleh metabolisme.
Fungsi kedua merupakan fungsi yang sangat penting, yaitu untuk mengontrol volume dan
komposisi cairan tubuh. Untuk air dan hampir semua elektrolit dalam tubuh, keseimbangan
antara asupan (hasil dari makanan atau produksi metabolik) serta keluaran (hasil dari ekskresi
atau konsumsi metabolik) sebagian besar dipertahankan oleh ginjal. Fungsi pengaturan oleh
ginjal ini mempertahankan kestabilan lingkungan dalam yang diperlukan sel untuk melakukan
berbagai aktivitasnya.
Ginjal melakukan fungsinya yang paling penting dengan cara menyaring plasma dan
memisahkan zat dari filtrat dengan kecepatan yang bervariasi, bergantung pada kebutuhan tubuh.
Akhirnya, ginjal "membuang" zat-zat yang tidak diinginkan dari filtrat (dan karena itu dari
darah) dengan cara mengekskresikannya ke dalam urine, sementara zat yang dibutuhkan
dikembalikan ke dalam darah.
Penyakit ginjal adalah salah satu penyebab terpenting dari kematian dan kecacatan di
banyak negara di seluruh dunia. Contohnya, pada tahun 2009, lebih dari 26 juta orang dewasa di
Amerika Serikat diperkirakan mengidap penyakit ginjal kronis, dan lebih dari jutaan orang lagi
yang mengalami gagal ginjal akut atau bentuk lebih ringan disfungsi ginjal lainnya. Penyakit
ginjal yang berat dapat dibagi dalam dua kategori umum: (1) gagal ginjal akut, yaitu, seluruh
atau hampir seluruh kerja ginjal tiba-tiba berhenti tetapi yang nantinya dapat membaik mendekati
fungsi normal, dan (2) gagal ginjal kronis, yaitu ginjal secara progresif kehilangan fungsi
nefronnya satu persatu yang secara bertahap menurunkan keseluruhan fungsi ginjal.

Sumber:
Guyton, Hall. 2011. Textbook of Medical Physiology, Twelfth Edition. Amerika Serikat.
Saunders Elsevier.
Giena, Vike Pebri. 2018. CHMK Nursing Scientific Journal, Volume 2 Number 1. Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai