Anda di halaman 1dari 9

PERKEMBANGAN OTAK BELAJAR DAN MORAL BELAJAR

A. Perkembangan Otak Belajar

Kendali seluruh saraf yang ada di dalam diri manusia adalah otak. Oleh karena itu dalam belajar
otak adalah penentu utamanya. Selain itu belajar juga dapat mengembangkan otak. Sejak lahir, otak
manusia sudah memiliki 100-200 milyar sel. Tiap-tiap selnya berpotensi untuk terus berkembang. Sel-sel
otak ini yang akan berperan dalam proses kegiatan belajar pada seorang individu. Perkembangan sel-sel
otak akan mempengaruhi ukuran atau volume otak individu. Perkembangan sel-sel otak atau myelination
yaitu sebuah proses sel-sel otak dan sistem saraf diselimuti oleh lapisan-lapisan lemak yang bersekat-
sekat. Proses myelination dapat terjadi apabila jaringan otak terus distimulasi. Sel otak akan mencapai
tahap perkembangan 90% pada usia 10 tahun. Maka dapat disimpulkan bahwa masa kanak-kanak adalah
masa terpenting untuk menstimulasi anak belajar agar otaknya dapat berkembang dengan
baik.Pertumbuhan dan perkembangan otak beserta sistem saraf-sarafnya membuat intelegensi anak
meningkat dan mendorong munculnya pola tingkah laku baru. Semakin sering seseorang menggunakan
otaknya untur bepikir maka semakin bnayak sel-sel otak yang mengalami perkembangan.

Otak manusia terdiri dari sekitar 72-78 % air, 10-12 % protein, dan 8-10 % lemak. Otak bekerja
setiap saat bahkan saat tidur sekalipun. Faktanya otak menyediakan sekitar 20% kebutuhan oksigen tubuh
dan 20% dari kalori yang dibutuhkan, Berdasarka fakta ini maka semakin keras seseorang berpikir maka
semakin banyak kalori yang terbakar. Jadi jika ingin diet, seseorang dapat melakukanya dengan berpikir
keras.

 Paul Maclean

Paul Maclea mengemukakan konsep otak triun dalam satu kepala, yaitu otak reptil, otak mamalia, dan
otak korteks. Ketiga tindakan otak ini memiliki cara kerja masing-masing dan sagat erat berhubungan
dengan kesiapan belajar.
1. Otak Reptil

Otak reptil atau disebut juga batang otak merupakan otak yang peka terhadap insting seperti ketakutan,
terancam, dan kondisi pikiran yang lelah. Saat seseorang merasakan perasaan tersebut makatindakan dan
informasi akan diambil alih oleh otak reptil. Bagian otak ini bertanggung jawab atas fungsi-
fungsi motorik, sensorik, pengetahuan fisik yang berasal dari panca indra. Perilaku yang dikembangkan
bagian iniadalah perilaku untuk mempertahankan hidup, dorongan untuk mempertahankan spesies. Otak
reptil terletak di dasar batang otak yang terhubung dengan tulang belakang.

2. Otak mamalia

Otak mamalia adalah pintu gerbang untuk menerima informasi. Bagian otak ini bereran penting pada
proses pembelajaran karena berkaitan erat dengan emosi dan memori jangka panjang. Pada bagian otak
ini terdapat amygdala yang berfungsi sebagai memori semua perasaan baik positive dan negative yang
pernah dialami seseorang, bagian memori negative tersambung dengan otak reptile,jika memori negative
ini mendominasi maka bisa dipastikan akan terhubung dengan otak reptil. Pengaktifan memori negative
yang berlebihan akan dapat melumpuhkan fungsi otak.Hal ini diakibatkan karena diproduksinya cortisol
dalam jumlah banyak di otak sehingga melumpuhkan kemampuan berpikir. Biasanya dalam menghadapi
masalah yang bersagkutan akan menjadi agresif , melarikan diri dari persoalan atau masalah karena tida
berdaya. Akibat keadaan ini individu tida mapu mengembangakan kemampuan untuk mencapai optimum
tolerance dalam hidupnya. Bagian otak ini juga menyediakan memori pengetahuan. Semua memori
pengetahuan yang dimiliki seseorang tersimpan di hipokapus yang terhubung dengan bagian otak korteks.
Sehingga dalam proses belajar hubunga hipokapus dan korteks sagat menentukan.

3. Otak Neo-cortex

Yag merupakan 80% dari total otak manusia , berfungsi ketika seseorang dalam keadaan tenang, bahagia
da relaks. Bila dalam keadaan tegang, stress, takut, atau marah, maa informasi aka di lajutkan ke otak
reptil. Hal inilah yag terjadi ketika seseorang terlalu tegang saat mengerjakan ujian, sehingga pikirannya
kosong dan tida dapat mengingat apa yag telah dipelajarinya.

Berdasarkan cara kerja ketiga bagian otak tersebut makahal terbaik yang perlu dilakukan dala
belajar adalah menerima informasi yang dapat diterima otak mamalia secara nyaman sehingga informasi
tersebut dapat dikirim ke otak korteks dan proses belajar berlangsung sebagaimana diharapkan.
Sebaliknya, jika otak menerima informasi yang tia nyaman, maka informasi aka dikirim ke otak repti.
Akibatnya proses belajar tidak berlangsung karena tidak ada proses belajar disana.
Konsep Triun Otak dan Hubungannya dengan Belajar

Berdasarkan cara kerja dari otak reptil, otak mamalia, dan otak korteks maka hal yang dapat dikaitkan
dengan belajar yakni saat menerima suatuinformasi atau pelajaran oleh otak mamalia harus dalam
keadaan tenang dan rileksagar otak korteks dapat mengambil alih informasi tersebut dan
menyimpannyadalam memori. Apabila saat menerima informasi dilakukan dengan keadaan stressmaka
informasi tersebut akan diambil alih otak reptil yang mengakibatkaninformasi tersebut tidak terproses ke
dalam memori otak.

1. Fungsi dan Peran Otak Lobus

Lobus otak terdiri atas empat bagian yaitu:

 Lopis osipitalis, Lobus Temporalis, Lobus Parietalis, dan lobus Frontalis. Tiap lobus tersebut
memiliki fungsi yang berbeda-beda. Lobus osipital dan temporal bertanggung jawab pada hal-
hal yang berhubungan dengan proses visual dan suara. Sedangkan lobus parietal anfrontalis
bertanggung jawab atas input sensori yang bersifat kinestetik. Pada lobusfrontal juga secara
spesifik berfungsi dalam elaboarsi pemikiarn (berpikir) (Sinagadan Silitonga, 2011).Healy dalam
Milfayetty (2015) juga mengemukakan bahwa lobus-lobusotak manusia memiliki fungsinya
masing-masing. Lobus temporal merupakan pusat percakapan, lobus parietal menangani
kemampuan spasial, sedangkan lobusoksipital merupakan pusat penglihatan.

Fakta lain dari otak adalah otak terdiri dari otak kiri yang mempunyai fungsi dan cara bealajar yang
khusus yaitu menyukai halhal yang berurutan, belajar dari hal-hal yang bersifat detail, baru kemudian ke
global, yang menyukai sistem membaca yag berdasarkan fonetik, menyukai kata-kata, symbol, da huruf,
menyukai sesuatu yang terstruktur dan dapat diprediksi, mengalami banyak focus internal dan ingin
mengumpulkan informasi yang factual.

Sedangkan otak kanan menyukai hal-hal bersifat acak, menyukai gambar atau grafik, menyukai belajar
dari pengalaman atau melihat sesuatu, menyukai kejutan yang menantang. Saatseseorang berada dalam
keadaan tertekan, individu tersebut cenderung mengaktifkan otak kanan sedangkan saat berada dalam
keadaan bahagia individu akan mengaktifkan otak kirinya.

Seseorang yang merasa tetekan , stress akan mengaktifkan otak kana, sedangkan bila gembira dan optimis
akan masadepan akan cenderung mengaktifkan otak kirinya. Oleh karena itu jika para peserta didik di
sekolah memiliki kemampuan untuk memproses perasaan atau kejadian negative, maka watu belajar akan
dapat di optimalkan.

Dalam melakukan proses belajar, kedua belahan otak ini dapat dikombinasikan menjadi satu kesatuan
agar menciptakan hasil yang optimal.Dalam belajar, seseorang memproses pengetahuan di dalam otak
kirinyakemudian dapat mengaplikasikan penerapannya melalui otak kanannya yangk reatif. Untuk dapat
melakukan hal ini, tentu keseimbangan antara otak kiri dan kanan harus dapat distimulasi terlebih dahulu

Menyeimbangkan antara otak kanan dan kiri dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

 Jika dominan otak kanan:

1.Mempelajari cara kerja benda-benda disekeliling, misalnya cara kerjamesin .

2.Mengatur foto ke dalam album.

3.Usahakalah untuk tepat waktu sepanjang hari.

4.Mengorganisir hal-hal tertentu.

5.Merakit sesuatu berdasarkan instruksif.

6.Mengatur buku berdasarkan jenisnya

 Jika dominan otak kiria.

1.Memelihara hewan dan memahami perasaannya .

2.Belajar memasak.

3.Bermain dengan tanah liat dan membentuk sesuatu.

4.Menciptakan logo pribadi.

5.Berjalan-jalan tanpa menentukan tujuan yang jelas

6.Bersenang-senang dengan bermain

7.Mendengarkan musik.
Hubungan Lobus Otak dengan Belajar dan Kecerdasan

Berdasarkan perbedaan antara fungsi kedua belahan otak tersebut maka Howard Gardner pada
tahun 1993 mempublikasikan teorinya tentang multipleintellegence. Gardner mendefinisikan inteligensi
sebagai kemampuan untuk persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-
macam dan dalam situasi yang nyata Gardner menemuka setidaknya delapan inteligensi yang dimiliki
peserta didik yakni :

1. Kecerdasan linguistic

2. Matematis logis

3. Spasial

4. Kinestetik

5. Musical

6. Interpersonal

7. Intrapersonal serta kecerdasan

8. Naturalis.

Menurut Gardner, kedelapan jenis inteligensi di atas terdapat dalam diri setiap orang, hanya kadar nya
tidak selalu sama. Untuk orang tertentu suatu inteligensi lebih menonjol dari pada inteligensi lain.
Kedelapan macamkecerdasan tersebut berhubungan dengan belahan otak yang mendominasi kecerdasan
seseorang (Hamzah, 2009).

Hubungan Otak Belajar dengan Proses Belajar

Dalam proses belajar, seseorang memperoleh informasi melalui alat indera yang selanjutnya informasi
tersebut diteruskan ke otak melalui impuls-impuls saraf. Di dalam otak informasi yang didapat disimpan
dalam memori, baik memori jangka pendek maupun memori jangka panjang (Syah, 2008). Apabila suatu
informasi dalam proses belajar diterima dengan baik maka penyimpanan nya akan diteruskan ke memori
jangka panjang sehingga apabila informasi tersebut dipanggil kembali, maka otak dapat dengan mudah
menemukannya.

B. Perkembangan Moral Belajar

Damon 1995 Mengemukakan bahwa perkembangan moral yang paling awal yang berlangsung
didalam kelas-kelas di sekolah adalah moral untuk berbagi dalam menggunakan bahan-bahan ataupun
perlengkapan sekolah secara bersama-sama (Distributive justice).
Perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan konvensi mengenai
apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain.

1.Anak-anak ketika dilahirkan tidak memilikimoral yang disebut dengan immoral.Tetapi dalam dirinya
terdapat potensi moral yang siap untuk dikembangkan. Karena itu, melalui pengalamannya berinteraksi
dengan orang lain misalnya dengan orang tua, saudara, teman sebaya dan guru, anak belajarmemahami
tentang perilaku mana yang baik, yang boleh dikerjakan dan tingkah lakumana yang buruk, yang tidak
boleh dikerjakan.tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan, akhlak, kewajiban, dan sebagainya.Moral
berkaitan dengan kemampuan untuk membedakan antara perbuatan yang benar dan yang salah.Dengan
demikian,moral merupakan kendali dalam bertingkah laku.Oleh sebab itu mereka akanmelakukan suatu
tindakan, dimana tindakan tersebut akan ternilai sebagai tindakanmoral yang ternilai baik atau sebaliknya.

Pada Domain kognitif kuncinya adalah bagaimana siswa menalar atau memikirkan aturan untuk
perilaku etis. Dalam Domain Behavioral bagaimana murid berperilaku secara actual , bukan pada
moralitas dari pemikiran dan dalam domain emosional penekanannya pada bagaimana siswa merasakan
secara moral.

Perkambangan Moral menurut Lawrence Kohlberg :

1. Preconventional Reasoning Pada level ini belm berlangsung internalisasi nilai-nilai moral. Penalaran
moral dikontrol oleh hokum dan ganjaran eksternal.

2. Conventional Reasoning Pada tahap ini internalisasi masih setengah setengah. Anak patuh secara
internal pada standart tertentu, tetapi standart itu pada dasarnya ditetapkan oleh orang lain seperti
orangtua, guru, atau aturan sosial.

3. Postconventional Reasoning Pada tahap ini moralitas sepenuhnya di internalisasikan dan tida
didasarkan pada standart eksternal.

 Teori kognitif piaget tentang perkembangan moral

Teori kognitif piaget mengenai pengembangan moral melibatkan prinsip- prinsip dan proses-proses yang
sama dengan pertumbuhan kognitif yang ditemuidalam teorinya tentang perkembangan intelektual. Bagi
piaget perkembanganmoral digambarkan melalui aturan permainan. Karena itu hakikat moralitas adalah
kecenderungan untuk menerima dan menaati sistem peraturan. Berdasarkan hasil observasinya terhadap
aturan-aturan permainan yang digunakan anak, piaget menyimpulkan bahwa pemikiran anak-anak tentang
moralitas dapat dibedakan atas dua tahap, yaitu tahap heteronomous morality dan autonomous morality.

1.Heteronomous morality atau morality of constrains ialah tahap perkembangan moral yang
terjagi pada anak-anak usia kira-kira 6 hingga 9 tahun. Dalam tahap berpikir ini anak-anak
menghormati ketentuan-ketentuan suatu permainan sebagaisesuatu yang bersifat suci dan tidak
dapat dirubah, karena berasal dari otoritasyang dihormatinya. Anak-anak pada masa ini yakin
akan keadilan immanen, yaitukonsep bahwa bila suatu aturan dilanggar, hukuman akan segera
diajtuhkan. Mereka percaya bahwa pelanggaran diasosiasikan secara otomatis dengan hukuman,
dan setiap pelanggaranakan dihukum menurut tingkat kesalahan yang dilakukan seorang anak
dengan mengabaikan apakah kesalahan itu disengaja atau kebetulan.

2. Autonomous morality of cooperation ialah tahap perkembangan moral yangterjadi pada anak-
anak usia kira-kira 9 sampai 12 tahun. Pada tahap ini anak mulaisadar bahwa aturan-aturan dan
hukuman-hukuman tercipta oleh manusia dan dalam menerapkan suatu hukuman atas suatu
tindakan harus mempertimbangkanmaksud pelaku atau akibat-akibatnya. Dalam tahapan ini, anak
juga meninggalkan penghormatan sepihakkepada otoritas dan mengembangkan penghormatan
kepada teman sebayanya.Mereka Nampak membandel kepada otoritas, serta lebih menaati
peraturankelompok sebaya atau pimpinanan.Anak mengalami kemajuan dari tahap moralitas
heteronom ke tahap moralitasotonom dengan perkembangan struktur kognitif tetapi juga karena
interaksidengan teman-teman yang mempunyai status yang sama.

 Teori Kohlberg tentang perkembangan moral

Teori Kohlberg tentang perkembangan moral merupakan perluas, modifikasi, dan redefeni atas teori
Piaget. Teori ini didasarkan atas analisisnya terhadap hasil wawancara dengan anak laki-laki usia 10
hingga 16 tahun yang dihadapkan pada suatu dilema moral, di mata mereka harus memeilih antara
tindakan menaati peraturan atau memenuhi kebutuhan hidup dengan cara yang bertentangan dengan
peraturan
Berdasarkan pertimbangan yang diberikan atas pertanyaan kasus dilematis yang dihadapi seseorang.
Kohlberg mengklarifikasikan perkembangan moral atas tiga tingkatan (level), yang kemudian dibagi lagi
menjadi enam tahap (stage). Kohlberg setuju dengan Piaget yang menjelaskan bahwa sikap moral bukan
hasil sosialisasi atau pembelajaran yang diperorel dari pengalaman. Tetapi, tahap-
tahap perkembangan moral terjadi dari aktivitas spontan dari anak-anak. Anak-anak memang berkembang
melelui interaksi sosial, namun interaksi ini memiliki corakkhusus, di mana faktor pribadi yaitu aktivitas-
aktivitas anak ikut berperan.

Hal penting dari teori perkembangan moral Kohlberg adalah orientasinya untuk mengungkapkan moral
yang hanya ada dalam pikiran dan yang dibedakan dengantingkah laku moral dalam arti perbuatan nyata.
Semakin tinggi tahap perkembangan moral seseorang, akan semakin terlihat moralitas yang lebih mantap
dan bertanggung jawab dan perbuatan-perbuatannya.

Masalah perilaku yang berkaitan dengan moral yang lazim di sekolah adalah menyontek. Perilaku
menyontek juga berhubungan dengan faktor situasi. Oleh karena itu upaya yang dapat dilakukan untuk
mengendalikan perilaku menyontek adalah dengan menghindari siswa mendapat situasi tekanan,
mempersiapkan mereka untuk ujian dengan mengerjakan tugas latihan dalam waktu yang cukup,
menekan dengan aspek belajar daripada nilai hingga siswa dapat mengerjakan tugas-tugasnya dengan
aman tanpa harus menyontek.

Perkembangan moral siswa dapat diupayakan melalui pendidikan karakter yaitu pendekatan yang
berlangsung dengan memberikan pelajaran kepada siswa tentang pengetahuan moral dasar untuk
mencegah mereka melakukan perilaku tida bermoral atau membahayakan diri sendiri dan orang lain. Satu
bentuk positif perkembangan moral adalah profesional. Perilaku profesional adalah perilaku yang
dianggap bersifat altruistic, adil, berbagi perhatian, dan empatik.

Jadi Perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan konvensi mengenai
apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain.

Moral merupakan gambaran dari tidakan yang dilakukan oleh seorang individu, dimana tindakan tersebut
dinilai baik atau buruk yang bertujuan mengendalikan tingkah laku seseorang.
Dalam perkembangan moral terdapat tiga teori, yaitu

1.Teori Kohlberg, teori ini lebih mementingkan orientasinya untuk mengungkapkanmoral yang hanya ada
dalam pikiran dan yang dibedakan dengan tingkah lakumoral dalam arti perbuatan nyata.

2.Teori Piaget, teori ini lebih melibatkan prinsip-prinsip dan proses-proses yangsama dengan
pertumbuhan kognitif yang ditemui dalam teori perkembanganintelektual. Seperti yang digambarkan
melalui permainan.

3.Teori of Mind, pemahaman bahwa orang lain memiliki kondisi mental yang berbeda-beda dengan orang
lain, seperti tentang hasrat, perasaan, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai