Anda di halaman 1dari 5

METODE CLUSTER SAMPLING

A. Pengetian
Cluster Sampling adalah metode memilih sebuah sampel dari kelompok-
kelompok unit yang kecil. Sesuai dengan namanya, penarikan sampel ini didasarkan
pada kelompok atau Cluster. Metode Cluster Sampling digunakan jika catatan lengkap
tentang semua anggota populasi tidak diperoleh serta keterbatasan biaya dan
populasi geografis elemen-elemen populasi berjauhan (Sundari, 2017).
William G. Cochran memberikan pengertian tentang Sampling Klaster sebagai
berikut (Sedgwick, 2014) :
“Suppose that each unit in the population can be divided into a number of smaller
units, or sub- units. The first is to select a sample of units, often called the primary
units, and the second is to select a sample of second- stage units or sub-units from
each chosen primary unit.” (Populasi dibagi ke dalam sub-sub unit yang berukuran
lebih kecil. Sampel tahap pertama, diperoleh dari pemilihan sebagian atas unit-unit
atau lebih dikenal dengan nama unit primer, dan sampel tahap kedua, diperoleh dan
pemilihan unit didalam unit primer terpilih).
Dalam Sampling Klaster dikenal istilah stage (artinya tahap), seperti One stage
(satu tahap), Metode One-Stage Cluster Sampling membagi populasi menjadi
kelompok atau cluster. Beberapa cluster kemudian dipilih secara acak sebagai wakil
dari populasi, kemudian seluruh elemen dalam cluster terpilih dijadikan sebagai
sampel penelitian. Two stage (dua tahap), metode Two-Stage Cluster Sampling
merupakan pengembangan dari metode Cluster Sampling dimana pengambilan
sampel dilakukan secara dua tahap, yaitu tahap pertama, memilih beberapa Cluster
dalam populasi secara acak sebagai sampel dan tahap kedua memilih elemen dari
tiap Cluster terpilih secara acak dan Multistage (lebih dari dua atau tiga tahap dan
seterusnya) (Purnomo,2017).
Perbedaan pokok dari cluster sampling dengan sampling bertingkat adalah dalam
cluster sampling hanya sampel dari sub populasi (cluster) yang dipilih, sedangkan
pada sampling bertingkat semua sub populasi (strata) dipilih untuk
sampling/pengambilan sampel lebih lanjut. Tujuan utama dari cluster sampling adalah
untuk meningkatkan ketepatan (Amirulah 2015).
Cara pengambilan sampel pada Cluster Sampling adalah (Sundari,2017) :
1. Populasi dibagi menjadi X cluster
2. Dari X Cluster selanjutnya dipilih secara acak sebanyak x cluster
3. Seluruh elemen dari x cluster terpilih diambil.

B. Kondisi Penerapan Teknik Sampling Cluster


Dasar utama peneliti untuk memilih sampling cluster sebagai metode
pengambilan sampel dalam penelitian yaitu :
1. Penelitian membutuhkan populasi yang luas dan bersifat heterogen atau
beragam. Namun, karena keterbatasan tim yang tidak memungkinkan untuk
melibatkan satu per satu individu, maka dipilihlah representasi populasi berupa
kelompok-kelompok berkarakter homogen. Dengan kata lain menggunakan
sampel kluster.
2. Waktu penelitian relatif singkat, sehingga meskipun populasi yang dipilih tidak
terlalu besar, metode sampel gugus dapat menjadi solusi efisiensi waktu.
3. Anggaran biaya yang dimiliki untuk pelaksanaan penelitian terbatas sehingga
tidak dapat mencakup total populasi secara menyeluruh sehingga harus dipilih
representatifnya saja.

C. Elemen-Elemen dalam Sampling Cluster


Untuk memenuhi standar pengambilan sampel dengan teknik kluster, peneliti
harus memenuhi elemen-elemen sesuai standar. Adapun unsur atau elemen yang
dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Populasi luas dengan karakteristik umum beragam namun di dalamnya
mengandung kelompok-kelompok bersifat seragam.
2. Masing-masing kelompok merupakan representasi dari keseluruhan populasi.
3. Tiap grup memiliki jumlah anggota tetap dan eksklusif.

Bila salah satu elemen di atas tidak terpenuhi, maka cluster sampling tidak dapat
dilaksanakan. Sebab, bila dipaksakan, hasil dari penelitian menjadi tidak dapat
dipertanggungjawabkan.
D. Jenis-Jenis dan Teknik Pengambilan Sampel Kluster
Teknik sampling gugus sendiri terbagi menjadi dua jenis berbeda yang
bergantung pada tahapan pengaplikasiannya, yaitu :
1. One Stage Cluster Sampling
Klasifikasi pertama dari cluster sampling adalah one stage cluster sampling atau
pengambilan sampel kluster satu tahap. Dalam jenis sampling kluster yang satu ini,
populasi yang dipilih kemudian langsung dibagi dalam kelompok-kelompok. Peneliti
kemudian memilih grup-grup secara acak untuk menjadi perwakilan. Selanjutnya,
proses sampling pun langsung dimulai.
2. Two Stage Cluster Sampling
Secara prosedural, one stage dan two stage tidak memiliki perbedaan yang
signifikan. Hanya saja, untuk two stage cluster sampling, setelah grup perwakilan
terpilih, tidak semua anggota dimasukkan sebagai sampel sebagaimana one stage
cluster sampling. Melainkan, dilakukan kembali seleksi secara acak untuk
mendapatkan responden terbaik sebagai sampel penelitian.
E. Keunggulan dan Kelemahan dari Cluster Sampling
Sebagai bagian dari teknik probability sampling, tidak dapat ditampik bahwa
metode pengambilan sampel gugus pun memiliki kelemahan, yakni (Siyoto,2016) :
1. Bila elemen sampling tidak terpenuhi, maka teknik ini tidak dapat diterapkan.
Problematika yang satu ini tentu berbeda dengan mayoritas teknik sampling lain
yang memiliki alternatif lain agar tetap bisa diaplikasikan.
2. Persentase human error dalam pelaksanaan cukup tinggi, terutama dalam
tahapan pembagian kelompok sampel.
Namun, di balik kelemahan tersebut, cluster sampling memiliki keunggulan yang
lebih mendominasi, antara lain :
1. Efektif dan efisien dari segi tenaga, waktu, dan anggaran biaya.
2. Dapat mencakup populasi yang luas.
3. Meminimalisir variabel yang membingungkan.
4. Bila prosedur pengambilan sampel dilakukan dengan tepat, akurasi hasilnya
memiliki prosentase yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Purnomo Rochmat Aldy.2017. Menulis Penelitian. Unmuh Ponorogo Press :
Ponorogo.
Siyoto Sandu dan Nia Sari. Aplikasi dan Teknik Survey Bidang Kesehatan. Literasi
Media : Yokyakarta.
Sedgwick Philip.2014. Cluster Sampling. Bmj Statistic Endgames. University Of
London.
Sundari Siti. 2017. Analisis Quick Count Dengan Metode Cluster Sampling dan
Software Minitab Untuk Menentukan Pemenang Pilkada (Studi Kasus : Pilkada
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013). Universitas Negeri Malang. Semarang.

Anda mungkin juga menyukai