Anda di halaman 1dari 31

LINGKUP KEBIDANAN

Materi kuliah kebidanan

Selamat Datang di Lingkup Kebidanan

Minggu, 19 Agustus 2012

Cara Pengisian Partograf

Pengertian Partograf

Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama fase aktif persalinan.

Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk:

Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks melalui
pemeriksaan dalam.

Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan demikian, juga dapat
melakukan deteksi secara dini setiap kemungkinan terjadinya partus lama (Depkes RI, 2007).
Jika digunakan secara tepat dan konsisten, maka partograf akan membantu penolong persalinan
untuk:

Mencatat kemajuan persalinan.

Mencatat kondisi ibu dan janinnya.

Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran.

Menggunakan informasi yang tercatat untuk secara dini mengidentifikasi adanya penyulit.

Menggunakan informasi yang ada untuk membuat keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu

Penggunaan Partograf

Untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan sebagai elemen penting asuhan persalinan.
Partograf harus digunakan, baik tanpa ataupun adanya penyulit. Partograf akan membantu
penolong persalinan dalam memantau, mengevaluasi dan membuat keputusan klinik baik persalinan
normal maupun yang disertai dengan pe¬nyulit.

Selama persalinan dan kelahiran di semua tempat (rumah, puskesmas, klinik bidan swasta, rumah
sakit, dll).

Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan kepada ibu selama
persalinan dan kelahiran (Spesialis Obgin, bidan, dokter umum, residen dan mahasiswa kedokteran).

Penggunaan partograf secara rutin akan memastikan para ibu dan bayinya mendapatkan asuhan
yang aman dan tepat waktu. Selain itu, juga mencegah terjadinya penyulit yang dapat mengancam
keselamatan jiwa mereka (Prawirohardjo, 2002).

Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat secara seksama, yaitu:

Denyut jantung janin setiap 1/2 jam

Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus setiap 1/2 jam

Nadi: setiap 1/2 jam

Pembukaan serviks setiap 4 jam

Penurunan: setiap 4 jam

Tekanan darah dan temperatur tubuh setiap 4 jam

Produksi urin, aseton dan protein setiap 2 sampai 4 jam

Pencatatan selama fase aktif persalinan

Halaman depan partograf mencantumkan bahwa observasi dimulai pada fase aktif persalinan dan
menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat hasil-hasil pe¬meriksaan selama fase aktif persalinan,
termasuk:
1). Informasi tentang ibu:

Nama, umur.

Gravida, para, abortus (keguguran).

Nomor catatan medis/nomor puskesmas.

Tanggal dan waktu mulai dirawat (atau jika di rumah, tanggal dan waktu penolong persalinan mulai
merawat ibu).

Waktu pecahnya selaput ketuban.

2).Kondisi janin:

DJJ;

Warna dan adanya air ketuban

Penyusupan (molase) kepala janin

3).Kemajuan persalinan:

Pembukaan serviks

Penurunan bagian terbawah janin atau presentasi janin

Garis waspada dan garis bertindak

4).Jam dan waktu:

Waktu mulainya fase aktif persalinan

Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian

5).Kontraksi uterus:

Frekuensi dan lamanya

6).Obat-obatan dan cairan yang diberikan:

Oksitosin

Obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan

7).Kondisi ibu:

Nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh

Urin (volume, aseton atau protein)


8).Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya (dicatat dalam kolom yang tersedia di sisi
partograf atau di catatan kemajuan persalinan).

Mencatat temuan Partograf

1. Informasi tentang ibu

Lengkapi bagian awal (atas) partograf secara teliti pada saat memulai asuhan persalinan. Waktu
kedatangan (tertulis sebagai: "jam" pada partograf) dan perhatikan kemungkinan ibu datang dalam
fase laten persalinan. Catat waktu terjadinya pecah ketuban.

2). Kesehatan dan kenyamanan janin

Kolom, lajur dan skala angka pada partograf adalah untuk pencatatan denyut jantung janin (DJJ), air
ketuban dan penyusupan (kepala janin).

a). Denyut jantung janin

Dengan menggunakan metode seperti yang diuraikan pada bagian Pemeriksaan fisik, nilai dan catat
denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit (lebih sering jika ada tanda-tanda gawat janin). Setiap
kotak pada bagian ini, menunjukkan waktu 30 menit. Skala angka di sebelah kolom paling kiri
menunjukkan DJJ. Catat DJJ dengan memberi tanda titik pada garis yang sesuai dengan angka yang
menunjukkan DJJ. Kemudian hubungkan titik yang satu dengan titik lainnya dengan garis tidak
terputus.

Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf di antara garis tebal angka 180 dan 100. Tetapi,
penolong harus sudah waspada bila DJJ di bawah 120 atau di atas 160. Untuk tindakan-tindakan
segera yang harus dilakukan jika DJJ melampaui kisaran nor¬mal ini. Catat tindakan-tindakan yang
dilakukan pada ruang yang tersedia di salah satu dari kedua sisi partograf.

b). Warna dan adanya air ketuban

Nilai air ketuban setiap kali dilakukan pemeriksaan dalam, dan nilai warna air ketuban jika selaput
ketuban pecah. Catat temuan-temuan dalam kotak yang sesuai di bawah lajur DJJ. Gunakan
lambang-lambang berikut ini:

U : Ketuban utuh (belum pecah)

J : Ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih

M:Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium

D : Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah

K : Ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban ("kering")

Mekonium dalam cairan ketuban tidak selalu menunjukkan adanya gawat janin. Jika terdapat
mekonium, pantau DJJ secara seksama untuk mengenali tanda-tanda gawat janin selama proses
persalinan. Jika ada tanda-tanda gawat janin (denyut jantung janin < 100 atau >180 kali per menit),
ibu segera dirujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai. Tetapi jika terdapat mekonium kental, segera
rujuk ibu ke tempat yang memiliki asuhan kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir.

c). Molase (penyusupan kepala janin)

Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuai¬kan diri
dengan bagian keras panggul ibu. Tulang kepala yang saling menyusup atau tum¬pang tindih,
menunjukkan kemungkinan adanya disproporsi tulang panggul (CPD). Keti¬dakmampuan akomodasi
akan benar-benar terjadi jika tulang kepala yang saling menyusup tidak dapat dipisahkan.

Apabila ada dugaan disproprosi tulang panggul, penting sekali un¬tuk tetap memantau kondisi janin
dan kemajuan persalinan. Lakukan tindakan pertolongan awal yang sesuai dan rujuk ibu dengan
tanda-tanda disproporsi tulang panggul ke fasilitas kesehatan yang memadai.

Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam, nilai penyusupan kepala janin. Catat temuan di kotak
yang sesuai (Gambar 2-6) di bawah lajur air ketuban. Gunakan lambang-lambang berikut ini:

0 : tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat dipalpasi

1 : tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan

2 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih, tapi masih dapat dipisahkan

3 : tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan

3). Kemajuan Persalinan

Kolom dan lajur kedua pada partograf adalah untuk pencatatan kemajuan persalinan. Angka 0-10
yang tertera di tepi kolom paling kiri adalah besarnya dilatasi serviks. Masing-masing angka
mempunyai lajur dan kotak tersendiri. Setiap angka/kotak menunjukkan besarnya pembukaan
serviks. Kotak yang satu dengan kotak yang lain pada lajur diatasnya, menunjukkan penambahan
dilatasi sebesar 1 cm. Skala angka 1-5 juga menunjukkan seberapa jauh penurunan janin. Masing-
masing kotak di bagian ini menya¬takan waktu 30 menit.

a. Pembukaan serviks

Dengan menggunakan metode yang dijelaskan di bagian Pemeriksaan Fisik dalam bab ini, nilai dan
catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih sering dilakukan jika ada tanda-¬tanda penyulit). Saat
ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf hasil te¬muan dari setiap pemeriksaan.
Tanda "X" harus ditulis di garis waktu yang sesuai dengan lajur besarnya pembukaan serviks. Beri
tanda untuk temuan-temuan dari pemeriksaan dalam yang dilakukan pertama kali selama fase aktif
persalinan di garis waspada. Hubungkan tanda "X" dari setiap pemeriksaan dengan garis utuh (tidak
terputus).

b. Penurunan bagian terbawah atau presentasi janin


Dengan menggunakan metode yang dijelaskan di bagian Pemeriksaan fisik di bab ini. Setiap kali
melakukan pemeriksaan dalam (setiap 4 jam), atau lebih sering jika ada tanda¬-tanda penyulit, nilai
dan catat turunnya bagian terbawah atau presentasi janin.

Pada persalinan normal, kemajuan pembukaan serviks umumnya diikuti dengan turunnya bagian
terbawah atau presentasi janin. Tapi kadangkala, turunnya bagian terbawah/presen¬tasi janin baru
terjadi setelah pembukaan serviks sebesar 7 cm.

Kata-kata "Turunnya kepala" dan garis tidak putus dari 0-5, tertera di sisi yang sama dengan angka "
pada garis waktu yang sesuai.pembukaan serviks. Berikan tanda " " diSebagai contoh, jika kepala
bisa dipalpasi 4/5, tuliskan tanda " " dari setiap pemeriksaan dengan garis tidaknomor 4.
Hubungkan tanda " terputus.

c. Garis waspada dan garis bertindak

Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan berakhir pada titik di mana pembukaan
lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan 1 cm per jam.

Pencatatan selama fase aktif persalinan harus dimulai di garis waspada. Jika pembukaan serviks
mengarah ke sebelah kanan garis waspada (pembukaan kurang dari 1 cm per jam), maka harus
dipertimbangkan adanya penyulit (misalnya fase aktif yang memanjang, macet, dll.).

Pertimbangkan pula adanya tindakan intervensi yang diperlukan, misalnya persiapan rujukan ke
fasilitas kesehatan rujukan (rumah sakit atau puskesmas) yang mampu menangani penyulit dan
kegawat daruratan obstetri.

Garis bertindak tertera sejajar dengan garis waspada, dipisahkan oleh 8 kotak atau 4 jalur ke sisi
kanan. Jika pembukaan serviks berada di sebelah kanan garis bertindak, maka tindakan untuk
menyelesaikan per¬salinan harus dilakukan. Ibu harus tiba di tempat rujukan sebelum garis
bertindak terlampaui.

4). Jam dan waktu

a..Waktu mulainya fase aktif persalinan

Di bagian bawah partograf (pembukaan serviks dan penurunan) tertera kotak-kotak yang diberi
angka 1-16. Setiap kotak menyatakan waktu satu jam sejak dimulainya fase aktif persalinan.

b..Waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan

Di bawah lajur kotak untuk waktu mulainya fase aktif, tertera kotak-kotak untuk mencatat waktu
aktual saat pemeriksaan dilakukan.

Setiap kotak menyatakan satu jam penuh dan berkaitan dengan dua kotak waktu tiga puluh menit
pada lajur kotak di atasnya atau lajur kontraksi di bawahnya.

Saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan, catatkan pembukaan serviks di garis waspada.

Kemudian catatkan waktu aktual pemeriksaan ini di kotak waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika
pemeriksaan dalam menunjukkan ibu mengalami pem¬bukaan 6 cm pada pukul 15.00, tuliskan
tanda "X" di garis waspada yang sesuai dengan angka 6 yang tertera di sisi luar kolom paling kiri dan
catat waktu yang sesuai pada kotak waktu di bawahnya (kotak ketiga dari kiri).

5). Kontraksi uterus

Di bawah lajur waktu partograf terdapat lima lajur kotak dengan tulisan "kontraksi per 10 menit" di
sebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan
catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik.

Nyatakan lamanya kontraksi dengan:

Beri titik-titik di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya kurang dari 20 detik.

Beri garis-garis di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya 20-40 detik.

Isi penuh kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya lebih dari 40 detik.

6). Obat-obatan yang diberikan

Di bawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur kotak untuk mencatat oksi¬tosin, obat-
obat lainnya dan cairan IV

a). Oksitosin.

Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30 menit jumlah unit oksi¬tosin
yang diberikan per volume cairan IV dan dalam satuan tetesan per menit.

b). Obat-obatan lain dan cairan IV

Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dan/atau cairan IV dalam kotak yang sesuai dengan
kolom waktunya.

7). Kesehatan dan kenyamanan ibu

Bagian terakhir pada lembar depan partograf berkaitan dengan kesehatan dan kenyamanan ibu.

a. Nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh

Angka di sebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi dan tekanan darah ibu.

Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan. (lebih sering jika dicurigai
adanya penyulit). Beri tanda titik pada kolom waktu yang ).sesuai (

Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif persalinan (lebih sering jika dianggap
akan adanya penyulit). Beri tanda panah pada partograf pada kolom waktu yang sesuai.

Nilai dan catat temperatur tubuh ibu (lebih sering jika meningkat, atau dianggap adanya infeksi)
setiap 2 jam dan catat temperatur tubuh dalam kotak yang sesuai.

b. Volume urin, protein atau aseton


Ukur dan catat jumlah produksi urin ibu sedikitnya setiap 2 jam (setiap kali ibu berkemih). Jika
memungkinkan setiap kali ibu berkemih, lakukan pemeriksaan adanya ase¬ton atau protein dalam
urin.

8). Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya

Catat semua asuhan lain, hasil pengamatan dan keputusan klinik di sisi luar kolom parto¬graf, atau
buat catatan terpisah tentang kemajuan persalinan. Cantumkan juga tanggal dan waktu saat
membuat catatan persalinan.

Asuhan, pengamatan dan/atau keputusan klinik mencakup:

Jumlah cairan per oral yang diberikan.

Keluhan sakit kepala atau pengelihatan (pandangan) kabur.

Konsultasi dengan penolong persalinan lainnya (Obgin, bidan, dokter umum).

Persiapan sebelum melakukan rujukan.

Upaya Rujukan.

Pencatatan pada lembar belakang Partograf

Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama proses
persalinan dan kelahiran, serta tindakan-tindakan yang dilakukan sejak persalinan kala I hingga kala
IV (termasuk bayi baru lahir).

Itulah sebabnya bagian ini disebut sebagai Catatan Persalinan.

Nilai dan catatkan asuhan yang diberikan pada ibu dalam masa nifas terutama selama persalinan
kala empat untuk memungkinkan penolong persalinan mencegah terjadinya penyulit dan membuat
keputusan klinik yang se¬suai.

Dokumentasi ini sangat penting untuk membuat keputusan klinik, terutama pada pe¬mantauan kala
IV (mencegah terjadinya perdarahan pascapersalinan). Selain itu, catatan persalinan (yang sudah
diisi dengan lengkap dan tepat) dapat pula digunakan untuk menilai/memantau sejauh mana telah
dilakukan pelaksanaan asuhan persalinan yang dan bersih aman.

Catatan persalinan adalah terdiri dari unsur-unsur berikut:

Data dasar

Kala I

Kala II

Kala III

Bayi baru lahir


Kala IV

Cara pengisian:

Berbeda dengan halaman depan yang harus diisi pada akhir setiap pemeriksaan, lembar belakang
partograf ini diisi setelah seluruh proses persalinan selesai. Adapun cara pengisian catatan
persalinan pada lembar belakang partograf secara lebih terinci disampai¬kan menurut unsur-
unsurnya sebagai berikut.

1). Data dasar

Data dasar terdiri dari tanggal, nama bidan, tempat persalinan, alamat tempat persalinan, catatan,
alasan merujuk, tempat rujukan dan pendamping pada saat merujuk. Isi data pada masing-masing
tempat yang telah disediakan, atau dengan cara memberi tanda pada kotak di samping jawaban
yang sesuai.

2). Kala I

Kala I terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tentang partograf saat melewati garis waspada, masalah-
masalah yang dihadapi, penatalaksanaannya, dan hasil penatalaksanaan tersebut.

3). Kala II

Kala II terdiri dari episiotomi, pendamping persalinan, gawat janin, distosia bahu, masalah penyerta,
penatalaksanaan dan hasilnya.

4). Kala III

Kala III terdiri dari lama kala III, pemberian oksitosin, penegangan tali pusat terkendali, pemijatan
fundus, plasenta lahir lengkap, plasenta tidak lahir > 30 menit, laserasi, atonia uteri, jumlah
perdarahan, masalah penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya, isi jawaban pada tempat yang
disediakan dan beri tanda pada kotak di samping jawaban yang sesuai.

5). Bayi baru lahir

Informasi tentang bayi baru lahir terdiri dari berat dan panjang badan, jenis kelamin, penilaian
kondisi bayi baru lahir, pemberian ASI, masalah penyerta, penatalaksanaan ter¬pilih dan hasilnya. Isi
jawaban pada tempat yang disediakan serta beri tanda ada kotak di samping jawaban yang sesuai.

6). Kala IV

Kala IV berisi data tentang tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus, kontraksi uterus, kan¬dung
kemih dan perdarahan. Pemantauan pada kala IV ini sangat penting terutama untuk menilai apakah
terdapat risiko atau terjadi perdarahan pascapersalinan. Pengisian peman¬tauan kala IV dilakukan
setiap 15 menit pada satu jam pertama setelah melahirkan, dan setiap 30 menit pada satu jam
berikutnya. Isi setiap kolom sesuai dengan hasil pemeriksaan dan Jawab pertanyaan mengenai
masalah kala IV pada tempat yang telah disediakan (Depkes RI, 2007).
DAFTAR PUSTAKA

Ida Bagus Gde Manuaba, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan, Jakarta : ECG

JNPK-KR, 2007. Asuhan Persalinan Normal, Jakarta : JHPIEGO

Saifuddin Abdul Bari, 2002.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Matrenal dan
Neonatal,Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Menteri Kesehatan, 2009. Temu Kader Posyandu : Kementrian Kesehatan Republic Indonesia
(diakses pada tanggal 23 Maret 2010)

Supriadi Pawik, 2010. Angka Kematian Ibu dan Bayi : Dinas Komunikasi dan Informatika Prov. Jatim
(diakses pada tanggal 23 Maret 2010)

Ulfa, Ida Nikmatul, 2010. Kasus Kematian Ibu Sangat Mengkhawatirkan. Jombang: Jawa Pos (diakses
pada tanggal 23 Maret 2010)

Diposkan oleh Rizky Agustina di 02.34

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

About me:

Rizky Agustina

Assalamu'alaykum
Ismiy Rizky Agustina
biasa disapa "Kiky"
alumnus D3 Kebidanan Banuan Bina Husada Banjarbaru,
sekarang sedang melanjutkan studi D4 kebidanan pendidik di Stikes Sari Mulia Banjarmasin.
diluar jam kuliah, lebih banyak menghabiskan waktu dirumah. "Rumahku Istana ku"

Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

► 2013 (2)
▼ 2012 (7)

► November (1)

► Oktober (3)

▼ Agustus (2)

Cara Pengisian Partograf

Depresi Pasca Persalinan

► Maret (1)

► 2011 (8)

► 2010 (2)

Entri Populer

Cara Pengisian Partograf

Pengertian Partograf Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama fase aktif persalinan.
Tujuan utama dari peng...

DETEKSI DINI & KOMPLIKASI KEHAMILAN (Trimester I)

Abortus Adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup di dunia luar, tanpa
mempersoalkan penyebabnya. Bayi baru mungkin hi...

DETEKSI DINI & KOMPLIKASI KEHAMILAN (Trimester II & III)

a. Perdarahan antepartus 1) Placenta previa, perdarahan terjadi pada implantasi plasenta yang
menutupi sebagian atau se...
kehamilan kembar 3

kali ini saya dapat tugas mata kuliah 'psikologi' untuk mencari kasus yang dihadapi wanita pra/
pasca melahirkan. kali ini say...

KEHAMILAN DENGAN GANGGUAN JIWA HALUSINASI

A. DEFINISI KEHAMILAN Kehamilan adalah masa dimana seorang wanita membawa embrio atau
fetus didalam tubuhnya. Dalam kehamilan ...

STRES PADA IBU HAMIL

A. DEFINISI STRESS Menurut Charles D, Spielberger (dalam Ilandoyo, 2001:63) menyebutkan bahwa
stres adalah tuntutan-tun...

PBL (Praktek Belajar Lapangan)

"Kegiatan PBL di Desa Ketapang Kecamatan Bajuin Kabupaten Tanah Laut" Assalamu'alaykum,
sedikit berbagi tentang pengalaman...

PERKAWINAN SEHAT

Perkawinan merupakan wujud menyatunya dua sejoli ke dalam satu tujuan yang sama. Dan salah
satu tujuan Perkawinan adalah mencapai kebahagi...
premenstrual syndrome (PMS)

Sindrom prahaid ( premenstrual syndrome , PMS) adalah kumpulan gejala fisik, psikologis, dan emosi
yang terkait dengan siklus menstruasi...

Sikap dan Perilaku Pada Kehamilan dan Persalinan

A. Pengertian Sikap adalah kesiapan seseorang untuk bertindak (G.W. Alport 1953). Sikap adalah
keadaan mental dan saraf dari ...

My Entries:

DETEKSI DINI & KOMPLIKASI KEHAMILAN (Trimester II dan III)

DETEKSI DINI & KOMPLIKASI KEHAMILAN (Trimester I)

premenstrual syndrome (PMS)

KELUARGA SEHAT

Sikap dan Perilaku Pada Kehamilan dan Persalinan

PERKAWINAN SEHAT

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

KEHAMILAN DENGAN GANGGUAN JIWA HALUSINASI

Kehamilan Kembar Tiga

STRES PADA IBU HAMIL

Rizky Agustina

rizky_agustina
rizky_agustina with @Ratnee_1908 @elva4n99un @wiji_kijiw #laugh #smile #havefun
pic.twitter.com/JQ7z1GBdLW 2 days ago · reply · retweet · favorite

rizky_agustina with @elva4n99un @tyagkgkgkgkg @wiji_kijiw #laugh #smile #havefun


pic.twitter.com/FSKgJVrlTM 2 days ago · reply · retweet · favorite

rizky_agustina @faryda_fye sudah dibjb tp kdd habarnya nihhhh 2 days ago · reply · retweet ·
favorite

rizky_agustina Emm pian niih (ʃ⌣ƪ) RT @Ratnee_1908: Betah bgt hbs @rizky_agustina baiik bgtz,
pgi2 dbuatkan srapan :* 2 days ago · reply · retweet · favorite

rizky_agustina Sbnrnya ngantuk, tp sbntr lg harus dinas. 4 days ago · reply · retweet · favorite

Join the conversation

Arsip Blog

► 2013 (2)

▼ 2012 (7)

► November (1)

► Oktober (3)

▼ Agustus (2)

Cara Pengisian Partograf

Depresi Pasca Persalinan

► Maret (1)

► 2011 (8)

► 2010 (2)
Pengikut

Chat with me?

Midewife

Cari Blog Ini

Top of Form

 Blog
 About Me
 Privacy Policy
 Disclaimer
 Contact Us
 Berminat Jadi Penulis Tamu di Blog ini ?

4/23/2012
Pedoman Pengisian Partograf

Partograf adalah alat untuk memantau kemajuan persalinan dan


membantu petugas kesehatan dalam menentukan keputusan dalam penatalaksanaan.(
saifudin, abdul bari. 2002).
Partograf adalah alat bantu yang di gunakan selama fase aktif persalinan ( depkes RI,
2004).
Menurut depkes RI (2004), tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk:
1. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai serviks melalui
pemeriksaan dalam.
2. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan dengan normal. Dengan demikian, juga dapat
melakukan deteksi secara dini setiap kemungkinan terjadinya partus lama.
Menurt depkes RI (2004) partograf harus digunakan :
1. Untuk semua ibu dalam fase aktif kala I persalinan sebagai elmen penting asuhan persalinan.
partograf harus di gunakan, baik ataupun adanya penyulit.
2. Partograf akan membantu penolong persalinan dalam memantau, menevaluasi dan membuat
keputusan klinik baik persalinan normal maupun yang disertai dengan penyulit.
3. Selama persalinan dan kelahiran di semua tempat ( rumah, puskesmas,klinik bidan swasta,
rumah sakit,DLL).
4. Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan kepada ibu sekama
pesalinan dan kelahiran ( dr. spesialis obstetric ginekologi, bidan, dokter umum, residen dan
mahasiswa kedokteron).
Penggunaan partograf secara rutin akan memastikan para ibu dan bayinnya
mendapatkan asuhan yang aman dan tepat waktu. Selain itu juga mecegah terjadinya penyulit
yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka.
Mencatat temuan pada partograf :
1. Informasi tentang ibu
Lengkapi bagian awal ( atas ) partograf secara teliti pada saat mulai asuhan persalinan. Waktu
kedatangan (tertulis sebagai : “jam” pada partograf) dan perhatikan kemungkinan ibu datang
dalam fase laten persalinan catat waktu terjadinya pecah ketuban.
2. Kesehatan dan kenyamanan janin
Kolom,lajur dan skala pada partograf adalah untuk pencatatn DJJ, air ketuban dan
penyusupan ( kepala janin ).
a) DJJ
Dengan menggunakan metode seperti yang di urauikan pada bagian pemeriksaan fisik, nilai
dan catat DJJ setiap 30 menit ( lebih sering jika ada tanda – tanda gawat janin).
Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf di antara garis tebal 180. Tetapi,penolong harus
sudah waspada bila DJJ di bawah 120 atau di

b) Warna dan adanya air ketuban


Nilai air ketuban setiap kali di lakukan pemeriksaan dalam, dan nilai warna air ketuban
pecah. Catat temuan – temuan dalam kotak yang sesuai di bawah lajur DJJ.
Gunakan – gunakan lambing berikut ini :
U : ketuban utuh (belum pecah)
J : ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
M : ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium
D : ketuban sudah pecah dan air ketuan bercampur darah
K :ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban (“kering”)
c) Molase (penyusupan kepala janin)
Penyusupan adalah indicator penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan
diri dengan bagian keras panggul ibu. Tulang kepala yang saling menyusup atau tumpang
tindih, menunjujkan kemungkinan adanya Chepalo Pelvic Disporportion (CPD).
Ketidakmampuan akomodasi akan benar – benar terjadi jika tulang kepala yang saling
menyusup tidak dapat di pusahkan. Apabila ada dugaan disproporsi tulang panggul, penting
sekali untuk tetap memantau kondisi janin dan kemajuan persalinan. Lakukan tindakan
pertolongan awal yang sesuai dan rujuk ibu tangan tanda – tanda disproporsi tulang panggul
ke fasilitas kesehatan yang memadai. Gunakan lambing lambing berikut :
0 : tulang – tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat di palpasi.
1 : tulang – tulang kepala janin hanya saling bersentuhan.
2 : tulang – tulang kepala janin saling tumpang tindih, tapi masih dapat di pisahkan.
3 : tulang – tulang kepala janin saling tumpang tindih da tidak dapat
dipisahkan
3. Kemajuan persalinan
Menurut Depkes (2004), kolom dan lajr kedua pada partograf adalah untuk
pencatatan kemajuan persalinan.
a) Pembukaan serviks
Dengan menggunakan metode yang di jelaskan di bagian pemeriksaan fisik
dalam bab ini, nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih sering di lakukan jika
ada tanda – tanda penyulit). Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf
hasil temuan dari setiap pemeriksaan. Tanda “X” harus di tulis digaris waktu yang sesuai
dengan jalur besarnya pembukaan serviks. Beri tanda untuk temuan – temuan dari
pemeriksaan dalam yang di lakukakn pertama kali selama fase aktif persalinan di garis
waspada. Hubungkan tanda “X” dari setiap pemeriksaan dengan garis utuh (tidak terputus).
b) Penurunan bagian terbawah atau presentasi janin.
Dengan menggunakan metode yang di jelaskan di bagian fisik bab ini. Setiap
kali melakukan pemeriksaan dalam(setiap 4 jam), atau lebih sering jika ada tanda – tanda
penyulit, nilai dan catat turunnya bagian terbawah atau presentasi janin.
Pada persalinan normal, kemajuan pembukaan serviks umumnya di ikuti
dengan turunnya bagian terbawah/presentasi janin baru terjadi setelah pembukaan serviks
sebesar & cm.
c) Garis waspada dan garis bertindak
Garis waspada di mulai pada pembukaan serviks 4 jam cm dan berakhir pada
titik dimana pembukaan 1 cm per jam. Pencatatan selama fase aktif persalinan harus di mulai
di garis waspada. Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada. Jika
pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada (pembukaan kurang dari 1 cm
per jam), maka harus di pertimbangkan adanya penyulit (misalnya fase aktif yang
memanjang, macet, dll). Pertimbangkan pula adanya tindakan intervensi yang di perlukan,
misalnya persiapan rujukan ke fasilitaskesehatan rujukan (rumah sakit atau puskesmas) yang
mampu menangani penyulit dan kegawat daruratan obsetetri. Garis bertindak tertera sejajar
dengan garis waspada, dipisahkan oleh 8 kotak atau 4 lajur ke sisi kanan. Jika pembukaan
serviks berada di sebelah kanan bertindak, maka tindakan untuk menyelesaikan persalinan
harus dilakukan. Ibu harus tiba di tempat rujukan sebelum garis bertindak terlampui.
4. Jam dan waktu
a) Waktu mulainya fase aktif persalinan
Di bagian bawah partograf (pembukaan serviks dan penurunan) tertera kotak –
kotak yang di beri angka 1-16. Setiap kotak menyatakan waktu satu jam sejak dimulainnya
fase aktif persalinan.
b) Waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan
Di bawah lajur kotak untuk waktu misalnya fase aktif, tertera kotak – kotak
untuk mencatat waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan. Setiap kotak menyebabkan satu
jam penuh dan berkaitan dengan dua kotak waktu 30 menit pada lajur kotak di atasnya atau
lajur kontraksi di bawahnya. Saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan, catatkan waktu
aktual pemeriksaan ini di kotak waktu yang sesuai.
5. Kontraksi uterus
Di bawah lajur waktu partograf terdapat lima lajur kotak dengan tulisan “kontraksi
per 10 menit” di sebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu kontraksi.
Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dengan mengisi angka pada
kotak yang sesuai.
6. Obat – obatan dan cairan yang di berikan
Di bawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur kotak untuk mencatat
oksitosin, obat – obat lainnya dan cairan IV.
a. Oksitosin
Jika tetesan (drip) oksitosin sudah di mulai, dokumentasikan setiap 30 menit
jumlah unit oksitosin yang di berikan per volume cairan IV dan dalam satuan tetesan per
menit.
b. Obat – obatan lain dan cairan IV
catat semua pemberian obat – obatan tambahan dan atau cairan IV dalam
kotak yang sesuai dengan kolom waktunya.
7. Kesehatan dan kenyamanan ibu
Bagian terakhir pada lembar depan partograf berkaitan dengan keehatan dan
kenyamanan.
a. Nadi, tekanan darah, dan temperature tubuh.
Angka di sebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi dan tekanan darah ibu.
(1) Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan.
(2) Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif persalinan.
(3) Nilai dan catat temperature tubuh ibu (lebih sering jika meningkat, atau di anggap adanya
infeksi) setiap 2 jam dan catat temperature tubuh dalam kotak yang sesuai.
b. Volume urine, protein atau aseton
Ukur dan catat jumlah produksi urine ibu sedikitnya setiap 2 jam ( setiap kali ibu berkemih).
8. Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya
Catat semua asuhan lain, hasil pengamatan dan keputusan klinik disisi luar kolom partograf,
atau buat catatan terpisah tentang kemajuan persalinan. Cantumkan juga tanggal dan waktu
saat membuat catatan persalinan.
Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik mencakup :
a. Jumlah cairan peroral yang di berikan.
b. Keluhan sakit kepala atau penglihatan (pandangan) kabur.
c. Konsultasi dengan penolong persalinan lainnya (dokter obsgyn, bidan, dokter umum).
d. Persiapan sebelum melakukan rujukan.
e. Upaya rujukan.
Pencatatan pada lembar belakang partograf :
Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat hal – hal yang terjadi
selama proses persalinan dan kelahiran, serta tindakan – tindakan yang di lakukan sejak
pesalinan kala I hingga IV (termasuk bayi baru lahir). Itulah sebabnya bagian ini di sebut
sebagai catatn persalinan. Nilai dan catatkan asuhan yang di berikan pada ib u dalam masa
nifas terutama selama persalinan kala IV untuk memungkinkan penolong persalinan
mencegah terjadinya penyulit dan membuat keputusan klinik yang sesuai. Dokumentasi ini
sangat penting untuk membuat keputusan klinik, terutamam pada pemantaun kala IV
(mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan). Selain itu, catatan persalinan( yang sudah
di isi dengan lengkap dan tepat) dapat pula di gunakan untuk menilai atau memantau sejauh
mana telah di lakukan pelaksanaan asuhan persalinan yang bersih dan aman.

contoh pengisian partograf


7
Posted By : Bid. Diah Widyatun, S.ST on 4/23/2012 01:18:00 AM
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook
Label: Askeb II (Persalinan), DIII Kebidanan

Posts Terkait:

 Asuhan Kala II Persalinan


 Perubahan Fisiologis Pada Kala II Persalinan
 Pemantauan Ibu Bersalin Kala III
 Jenis perlekatan plasenta
 Kehamilan Kembar (Gemeli) pada Penyulit Persalinan
 Letak Sungsang (Presentasi Bokong) Penyulit Persalinan
 Teknik Bracht, Lovset, Klasik dan Muller pada Sungsang
 ASUHAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR
 Pemotongan Tali Pusat
 Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir (BBL) Diluar Uterus

Post a Comment

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/

:-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( :-q =))


Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)
Penikmat Pengetahuan
Cari Artikel Di sini...

Personality

Bid. Diah Widyatun, S.ST


Indonesia
I was born in Semarang, Indonesia on June 17, a woman who tries to be unusual .. and
midwifery is my way .. Anyone who goes in search of knowledge Allah will facilitate
for him the way to syorga. (Narrated by Muslim). Enough to motivate me to always
learn, exchange knowledge and to us, try to not only be a success, but to be someone
who is worth .... For those who want to copy and paste the article in the JBD, coment,
sharing etc. welcome .. contact me: email: diiediahwidy@gmail.com
View my complete profile
Masukkan alamat email anda untuk berlangganan blog ini dan menerima pemberitahuan
postingan terbaru via email anda. Bergabunglah dengan pengikut lainnya.
masukkan e

E - Library Categories
 ► 2013 (11)  Anatomi dan Fisiologi
 Askeb I (Kehamilan)
 ▼ 2012 (441)  Askeb II (Persalinan)
o ► November (11)  Askeb III (Nifas)
o ► October (2)  Askeb IV (Patologis)
o ► September (3)  Askeb V (Komunitas)
o ► July (94)  Asuhan Neonatus Bayi
o ► June (75) dan Anak
o ► May (62)  Catatan Diriku
o ▼ April (194)  Catatan Dunia Medis
 Macam-macam Gaya Belajar :  Catatan Investigasi
karakteristik, metode d...  Checklist
 Macam-macam bentuk panggul pada  DIII Kebidanan
wanita  Diseases
 Ketika Bulan dan Matahari mencinta  DIV Kebidanan
dalam diam : pa...  Dokumentasi
 Bidang Hodge bidang penurunan  Etika Profesi Hukum
kepala janin Kesehatan
 Kontrasepsi KB Mantap Medis  Evaluasi Pendidikan
Operatif Wanita (MOW) ...  Healty Living
 Teks pembawa acara (MC)  Intermezzo
peresmian pembangunan mush...  KB
 macam penyebab Perdarahan  KDPK
Antepartum (dalam kehami...  KESPRO
 materi perlukaan pada jalan lahir  KIA
 Materi Ruptur Uteri  Konsep Kebidanan
 Checklist konseling pra pemasangan  Micro Teaching
KB AKBK  Obstetri Ginekologi
 CHECKLIST KONSELING PASCA  Organisasi Manajemen
PEMASANGAN KB AKDR dan Mutu YanKeb
 Checklist tindakan pemasangan KB  Soal Ujian
Implant  un categorized
 CHECKLIST KONSELING PASCA
PEMASANGAN AKDR | [tutup]
 CHECKKLIST TINDAKAN
ANESTESI PRA PEMASANGAN
AKBK I...
Other Web
 Checklist tindakan pemasangan KB
Implant
 Checklist konseling KB pra Metode
Operatif Wanita ...
 CHECKLIST KONSELING PRA
PEMASANGAN AKBK
 CHECKLIST KONSELING PRA
PENGGUNAAN KONTRASEPSI
MIN...
 Checklist konseling pil kondar
 CHECKLIST ANAMNESA CALON
AKSEPTOR IUD
 Checklist tanda bahaya Bayi Baru
Lahir (BBL)
 Checklist pendidikan kesehatan
(PenKes) tanda-tand...
 Checklist pendidikan kesehatan
(PenKes) ASI Eksklu...
 Checklist Pendidikan Kesehatan
(PenKes) Vitamin A ...
 Checklist Pendidikan Kesehatan
(PenKes) Kebutuhan ...
 Checklist anamnesa Ibu Nifas
 Checklist Manual Plasenta
 Checklist pertolongan sungsang
secara MULLER - MAU...
 Checklist Metode Pertolongan
Persalinan Mc. Robert...
 Checklist Pendidikan Kesehatan
(PenKes) Posisi men...
 Checklist pendidikan kesehatan
(PenKes) Persiapan ...
 Checklist manajemen aktif kala III
 Checklist PERTOLONGAN
PERSALINAN KALA II
 Checklist tindakan penjahitan laserasi
perineum je...
 Checklist episiotomi mediolateralis
 Checklist pendidikan kesehatan
(PenKes) tanda baha...
 Checklist pendidikan kesehatan
(PenKes) tanda baha...
 Checklist pengukuran panggul luar
 Checklist Palpasi Leopold
 arti dan makna lambang IBI
 Pelayanan kebidanan dan ruang
lingkupnya
 paradigma dan falsafah kebidanan
 Definisi bidan hingga asuhan
kebidanan
 Visi, Misi dan sejarah Ikatan Bidan
Indonesia (IBI...
 definisi dan isi KODE ETIK
Kebidanan
 Checklist PenKes kebutuhan gizi ibu
hamil
 Checklist pendidikan kesehatan
(PenKes) body mekan...
 Checklist anamnesa kunjungan ibu
hamil
 Checklist pendidikan kesehatan
metode kanguru
 Anatomi panggul wanita pembentuk,
fungsi dan jenis...
 materi inversio uteri
 materi retensio plasenta
 Materi Lengkap Atonia Uteri
 Tanda-tanda bahaya kehamilan
 Tips cara memilih pakaian saat hamil
 Cara menghitung Hari perkiraan lahir
(HPL)
 Apakah boleh dan aman ibu hamil
berpuasa ?
 Tips anjuran ibu hamil berpuasa
 Definisi Buta Warna mekanisme,
tanda gejala
 SISTEM IMUNOLOGI PADA
JANIN
 Latihan soal nifas patologis untuk Uji
SIB / STR
 Latihan soal persalinan patologis
untuk Uji SIB / ...
 Latihan soal persalinan fisiologis
untuk Uji SIB /...
 Latihan soal asuhan Neonatus, Bayi
dan Balita untu...
 Latihan soal KB untuk OSCA
knowledge dan Uji STR
 Latihan soal Kehamilan patologis
untuk uji SIB / S...
 Latihan soal Kehamilan fisiologis
untuk Uji SIB / ...
 Latihan soal Nifas fisiologis untuk
Uji SIB / STR
 Latihan soal kesehatan reproduksi
untuk Uji STR / ...
 Konsep dasar dokumentasi kebidanan
 Pengertian definisi bidan dan falsafah
kebidanan
 Model konseptual dalam asuhan
kebidanan (model med...
 Dasar pemikiran, fokus dan tujuan
dalam teori kebi...
 teknik model pedokumentasian POR,
SOR, CBE, Kardek...
 IBU HAMIL DENGAN DIABETES
MELITUS (DM) dan upaya y...
 IBU HAMIL DENGAN PENYAKIT
JANTUNG
 ANEMIA DALAM KEHAMILAN
 Pengertian Hiperemesis Gravidarum
(HEG)
 definisi Intrauterine growth
retardation (IUGR)
 ectopic pregnancy (kehamilan
ektopik)
 MOLA HIDATIDOSA
 PRE EKLAMSI DAN EKLAMSI
 definisi NAPZA, macam dan
penanganannya
 pengertian CANDIDIASIS
VAGINALIS
 Caput Succedaneum
 Infeksi saluran pernafasan akut
(ISPA)
 KLIMAKTERIUM masa Pra
menopause, menopouse hingga ...
 Kontipasi pada bayi dan
penanganannya
 MENORAGIA
 Gangguan perkembangan pada anak
 Kebutuhan Anak Balita
 stimulasi berdasarkan tahapan
perkembangan bayi ba...
 Materi Tumbuh Kembang BALITA
lengkap
 Standar Pelayanan Antenatal
 Kebutuhan Ibu Hamil tiap trimester
 Perubahan psikologis kehamilan dan
Proses Pencapai...
 Perubahan fisiologis ibu hamil
 Tanda-tanda kehamilan dugaan,
kemungkinan dan past...
 Materi konsep dasar kehamilan
lengkap
 58 langkah Asuhan Persalinan
Normal (APN)
 Manajemen Aktif Kala III
 Pedoman Pengisian Partograf
 Faktor-faktor mempengaruhi
persalinan
 Mekanisme gerakan kepala janin
pada persalinan nor...
 Pengeluaran dan Pelepasan Plasenta
Duncan dan Schu...
 mekanisme fase pembukaan
persalinan : kala I fase ...
 PENGERTIAN DAN
PELAKSANAAN PENJAMINAN
MUTU PELAYAN...
 Apa itu Mutu Pelayanan kesehatan
ISO 2000
 Metode Persalinan Water Birth
Mengurangi rasa nyer...
 Macam-macam teori dan penyebab
terjadinya persalin...
 Materi asuhan kebidanan II
persalinan fisiologis l...
 APGAR SCORE dan penilaian
asfiksia
 KUNJUNGAN ASUHAN MASA
NIFAS SESUAI KEBIJAKAN
PROGA...
 Perubahan lokia dan darah pada masa
nifas
 MATERI LENGKAP ASUHAN
KEBIDANAN PADA BAYI BARU
LAH...
 Asal Mula lahirnya Danbo boneka
kardus unik
 Cara membuat Danbo boneka kardus
penuh ekspresi
 41 MACAM MODEL METODE
PEMBELAJARAN EFEKTIF
 Model Pembelajaran Tari Bambu
 MODEL PEMBELAJARAN
ROUND CLUB ATAU KELILING
KELOMP...
 PAIR CECKS SPENCER KAGEN
1993
 PEMBELAJARAN TIME TOKEN
 Model Pembelajaran Take and Give
 Model pembelajaran Scramble
 Teori Belajar Behavioristik
 Model Pembelajaran Talking Stick
 PEMBELAJARAN BERBASIS
JASA-LAYANAN (SERVICE
LEARNI...
 Model pembelajaran Explicit
instruction
 Model Pembelajaran Berbasis Proyek
atau Tugas
 MODEL PEMBELAJARAN
TERPADU
 Model Pembelajaran Numbered Head
Together (NHT)
 Model Pembelajaran Inquiry
 PEMBELAJARAN OTENTIK
(OUTENTIC LEARNING)
 METODE DEMONSTRASI DAN
EKSPERIMEN
 model pembelajaran Kepala
bernomor struktur
 METODE MAKE A MATCH
 Pengertian Model Pembelajaran
Student Facilitator ...
 Model Pembelajaran Bertukar
Pasangan
 Model Pembelajaran Jigsaw
 MODEL PEMBELAJARAN
COOPERATIVE LEARNING
(TEBAK KAT...
 MODEL PEMBELAJARAN MIND
MAPPING
 Metode Belajar Cooperative script
 Model Pembelajaran Tipe Think Pair
Share (TPS)
 Model Pembelajaran Role Playing
 MODEL PEMBELAJARAN
SNOWBALL THROWING
 MODEL PEMBELAJARAN
COURSE REVIEW HORAY
 MODEL PEMBELAJARAN
DEBAT
 MODEL PEMBELAJARAN CIRC
(Cooperative, Integrated, ...
 Model Pembelajaran STUDENT
TEAMS- ACHIEVEMENT DIVI...
 MODEL PEMBELAJARAN
INSIDE – OUTSIDE – CIRCLE
(LING...
 MODEL PEMBELAJARAN WORD
SQUARE
 Model Pembelajaran Consept
Sentence
 Buah pisang pelangsing alami
 MODEL PEMBELAJARAN
ARTIKULASI
 Model Pembelajaran Complete
Sentence
 MODEL PEMBELAJARAN
GROUP INVESTIGATION
 MODEL PEMBELAJARAN
PICTURE AND PICTURE
 MODEL PEMBELAJARAN
BERBASIS MASALAH
(PROBLEM BASED...
 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Two Stay Two St...
 Metode Pembelajaran Struktural
Analitik Sintetik (...
 Model Pembelajaran Numbered Head
Together (NHT)
 Model Pembelajaran EXAMPLE
NON EXAMPLE
 POSYANDU dan Jenisnya
 Masalah dan penanganan dalam
pemberian ASI LENGKAP...
 Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
 Bounding attachment,Sibling Rivally
dan Respon aya...
 Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas
 TEKNIK / CARA MENYUSUI
YANG BENAR
 ANATOMI PAYUDARA DAN
FISIOLOGIS PAYUDARA PADA
PROS...
 Perubahan Fisiologis Masa Nifas
 Makalah lengkap perdarahan
antepartum : solusio pl...
 SOLUSIO PLASENTA LENGKAP
 PLASENTA PREVIA
 Arti Simbol Angka (Recycle
Segitiga) Pada Berbagai...
 Makalah Sungsang dari Etika Profesi
Kebidanan Dise...
 Perilaku 7 langkah cuci tangan
dengan benar
 MAKALAH Posyandu dan KMS
 Makalah Evaluasi Pendidikan NON
TES
 Pemberian ASI Perah pada ibu
bekerja
 Cara Penyimpanan dan Tahan berapa
lama ASI itu??
 Kebutuhan gizi ibu menyusui pada
masa nifas
 TEKNIK MENYUSUI BAYI
KEMBAR
 18 FAKTA MANFAAT TELUR
PUYUH
 KONSEP DASAR MASA NIFAS
 Checklist Perawatan Payudara Pada
Masa Nifas
 Checklist Pendidikan Kesehatan
(PENKES) Knee Chest...
 ChekList Manual Plasenta
 Definisi intra uterine fetal deadth
(IUFD)
 SEMINAR LOTUS BIRTH 2012
 PENILAIAN ACUAN NORMA
(PAN) DAN PENILAIAN ACUAN
PA...
 Wisata Pemandian Air Panas Guci
Tegal
 ABORTUS
 Rapid Health Assessment (RHA)
Bencana Kerusuhan
 Welcome to my blog.. ^^

Welcome for like..


New Release
Recent Coment Makanan Yang Tidak Boleh Dimakan
Bersamaan - (2 comments)

Live
Cara Alami Mencegah Kanker Payudara -
(0 comments) Traffic
Gusty Lazuardi Feed
Kontroversi Penggunaan Tisu Muka Dan
Tisu Toilet Bisa Picu Kanker Ovarium/
makasiii bantuanya :)) :D Indung Telur ? - (0 comments)

Penggunaan AC Mobil yang Salah Bisa
Picu Kanker - (1 comments)

Ratna Sulistianingsih Berita bohong tentang lintah di dalam


kangkung - (3 comments)
bagus banget infonya...tapi harus
tetap hati-hati...THANKS Y... Wisata CAVE TUBING Gua Pindul Jogja
Aman dan Menyenangkan - (0 comments)

Widget by Blogger Tricks


History

Muhammad Zaky Zulfikar

good share, kebetulan lagi makan


telur puyuh,, heheh

arrye poconk

Hahahahahaha sy lg didlamnya ini..


enaknya aq kerjain balik ...

tasya situmorang

The actors in Reportase Investigasi


are bunch of attention w...

JBD. Powered by Blogger.


Search Engine Submission - AddMe

Hal-hal yang bisa dicoba:

 Telusuri jurnalbidandiah.blogspot.com:

2012 pedoman pengisian partograf


Sumber: : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/pedoman-pengisian-
partograf.html#ixzz2MxhmHzbF

Anda mungkin juga menyukai