EPISKLERITIS
Diajukan guna memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Penyakit Mata
Pembimbing :
Disusun oleh :
JAKARTA, 2015
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA
STATUS PASIEN
I. Identitas Pasien
Nama : Ny. T
Usia : 69 tahun
Alamat : Semarang
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Status Pernikahan : Menikah
No. RM : 15-06-120815
II. Anamnesis
Diambil secara autoanamnesis di Poliklinik Mata RS Bhayangkara pada hari Senin, 8
Juni 2015.
Keluhan Tambahan : Mata kanan terasa mengganjal, perih, agak silau bila melihat
cahaya, nyeri kepala ringan sebelah kanan
Anamnesis Sistem :
1. Cerebrospinal : Pasien mengeluh nyeri kepala ringan sebelah kanan
2. Cor : tidak ada keluhan
3. Respirasi/ Pulmo : tidak ada keluhan
4. Abdomen : tidak ada keluhan
5. Urogenital : tidak ada keluhan
6. Ekstremitas/ Musculoskeletal : tidak ada keluhan
Kesimpulan Anamnesis :
1. Mata sering berair terutama mata sebelah kanan
2. Disertai rasa mengganjal, perih, agak silau bila melihat cahaya terutama mata
kanan .nyeri kepala ringan sebela kanan
Pemeriksaan OD OS Penilaian
Dikerjakan Tidak
Pemeriksaan Penilaian
OD OS
Dikerjakan Tidak
1. Posisi mata
Orthoforia Orthoforia
2. Gerakan bola mata
Sakus lakrimal
Hiperemis - -
Edem - -
Fistel - -
Punctum lakrimal
Eversi - -
Discharge - -
7. Konjungtiva
K. Bulbi
Warna Transparan Transparan
Vaskularisasi - -
Nodul - -
Edema - -
K. Tarsal superior
Hiperemis - -
Folikel - -
Papillae - -
Korpus alineum - -
K. Tarsal inferior
Hiperemis - -
Folikel - -
Papillae - -
Korpus alineum - -
8. Sklera
Warna Putih Putih
Inflamasi - -
Injeksi episklera + -
Nodul - -
9. Kornea
Kejernihan Jernih Jernih
Ukuran 11 mm 11 mm
Permukaan Licin Licin
Limbus Jernih Jernih
Infiltrat - -
Defek - -
Edema - -
10. COA
Kedalaman Cukup Cukup
Hifema - -
Hipopion - -
11. Iris
Warna Hitam Hitam
Sinekia - -
Iridodenesis - -
Neovaskularisasi - -
12. Pupil
Ukuran 3 mm 3 mm
Bentuk Bulat Bulat
Tepi Rata Rata
Simetris Simetris Simetris
Reflekks direk + +
Refleks indirek + +
13. Lensa
Kejernihan Jernih Jernih
Luksasio - -
Afakia - -
IOL - -
14. Reflek fundus + +
15. Korpus vitreum - -
16. Tekanan intra okuler Dbn Dbn
V. Kesimpulan Pemeriksaan
OD : OS :
Pemeriksaan Anjuran
Pemeriksaan darah lengkap untuk mencari apakah ada factor etiologi sistemik
lainnya
IX. Terapi
Medikamentosa :
- Na Diclovenac ED S 4 dd gtt 1 OD
- Artificial tears (Natrium Chlorida,Kalium chlorida) ED S4 dd gtt 1 ODS
Edukasi
Ad Vitam : Bonam
Ad Visam : Dubia ad bonam
Ad Fungtionam : Bonam
Ad Kosmetikan : Dubia
Ad Sanationam : dubia ad bonam
EPISKLERITIS
1. Definisi
Episkleritis adalah suatu reaksi inflamasi pada jaringan episklera yang terletak di antara
1
konjungtiva dan sklera, bersifat ringan, dapat sembuh sendiri, dan bersifat rekurensi. Episkleritis
adalah penyakit pada episklera yang sering, ringan, dapat sembuh sendiri dan biasanya mengenai ora
serata
2. Anatomi
Permukaan luar sklera anterior dibungkus oleh sebuah lapisan tipis dari jaringan elastik
halus yaitu episklera.
3. Etiologi
Penyebab tidak diketahui, paling banyak bersifat idiopatik namun sepertiga kasus
berhubungan dengan penyakit sistemik dan reaksi hipersensitivitas mungkin berperan.
5. Manifestasi Klinik
Diagnosis
7. Pemeriksaan Fisik
Ditandai dengan adanya hiperemia lokal sehingga bola mata tampak berwarna merah muda
atau keunguan. Juga terdapat infiltrasi, kongesti, dan edem episklera, konjungtiva diatasnya dan
kapsula tenon di bawahnya. 4
a. Episkleritis Sederhana
Gambaran yang paling sering ditandai dengan kemerahan sektoral dan gambaran yang lebih
jarang adalah kemerahan difus. Jenis ini biasanya sembuh spontan dalam 1-2 minggu.
b. Episkleritis Noduler
Ditandai dengan adanya kemerahan yang terlokalisir, dengan nodul kongestif dan biasanya
sembuh dalam waktu yang lebih lama.
e.
f.
Pada kebanyakan pasien dengan episkleritis yang “self limited” pemeriksaan laboratorium
tidak diperlukan . 1
8. Penatalaksanaan
Mungkin cukup berguna, akan tetapi penggunaannya dapat menyebabkan rekurensi. Oleh
karena itu dianjurkan untuk memberikannya dalam periode waktu yang pendek. 2 Terapi topikal
dengan Deksametason 0,1 % meredakan peradangan dalam 3-4 hari. Kortikosteroid lebih efektif
untuk episkleritis sederhana daripada daripada episkleritis noduler. 4
Obat yang termasuk golongan ini adalah Flurbiprofen 300 mg sehari, yang diturunkan menjadi
150 mg sehari setelah gejala terkontrol, atau Indometasin 25 mg tiga kali sehari. Obat ini
mungkin bermanfaat untuk kedua bentuk episkleritis, terutama pada kasus rekuren. 4 Pemberian
aspirin 325 sampai 650 mg per oral 3-4 kali sehari disertai dengan makanan atau antasid. 6
4. Episkleritis memiliki hubungan yang paling signifikan dengan penyakit sistemik, ,oleh karena itu
dilakukan penanganan dengan penyakit sistemik terkait
Follow up
Pasien yang diberi pengobatan dengan air mata artifisial tidak perlu diperiksa kembali
episkleritisnya dalam beberapa minggu, kecuali bila gejala tidak membaik atau malah makin
memburuk.
Pasien yang diberi steroid topikal harus diperiksa setiap mingggunya (termasuk pemeriksaan
tekanan intraokular) sampai gejala-gejalanya hilang. Kemudian frekuensi pemberian steroid
topikal ditappering off.
Kepada pasien harus dijelaskan bahwa episkleritis dapat berulang pada mata yang sama
atau pada mata sebelahnya. 6
9. Diagnosis Banding
Konjungtivitis
Disingkirkan dengan sifat episkleritis yang lokal dan tidak adanya keterlibatan konjungtiva
4
palpebra. Pada konjungtivitis ditandai dengan adanya sekret dan tampak adanya folikel
atau papil pada konjungtiva tarsal inferior. 6
Skleritis
Iritis
Pada iritis ditemukan adanya sel dan ”flare” pada kamera okuli anterior. 6
Scleritis. Engorged scleral vessels do not blanch with application of topical phenylephrine 2.5
percent.
Episcleritis. Engorged episcleral vessels give the eye a bright red appearance. Blanching of
the vessels occurs with application of topical phenylephrine 2.5 percent.
10. Prognosis
Umumnya kelainan ini sembuh sendiri dalam 1-2 minggu. Namun kekambuhan dapat terjadi
selama bertahun-tahun 4
Pada kebanyakan kasus perjalanan penyakit dipersingkat dengan pengobatan yang baik 7
11. Komplikasi
Sering relaps
Pada kasus yang jarang dapat terjadi skleritis
Daftar Pustaka