Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya sehingga penulis berhasil
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Evolusi dengan judul
“BIOGEOGRAFI” yang pada pembahasan ini penulis mengidentifikasi tentang
rusa timor tepat pada waktu yang ditentukan.
Penulis menyadari bahwa makalah yang telah selesai ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua
kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah selanjutnya.

25 Februari 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR ......................................................................................... 1
DAFTAR ISI ........................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 3
A. Latar Belakang .......................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 4
C. Tujuan ...................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 5
A. Biogeografi Menurut Ahli ........................................................................ 5
B. Daerah Biogeografi Di dunia ................................................................... 5
C. Penyebaran Organisme.............................................................................. 6
D. Biogeografi Sejarah ................................................................................... 9
E. Biogeografi Ekologi ................................................................................. 10
F. Penyebaran Flora dan Fauna Di Indonesia ............................................... 14
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 18
A. Kesimpulan ............................................................................................... 18
B. Saran ......................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 19

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bumi yang kita tempati akan selalu berkembang, begitu pun
mahluk hidup yang hidup dibumi. Mahluk hidup yang ada di masa yang lalu
tidak sama dengan mahluk hidup yang hidup dimasa sekarang. Hal itu terjadi
karena mahluk hidup selalu megalami perubahan dari masa ke masa, baik
itu dari pola hidup, pola makan, dan tempat mereka hidup mengalami
perubahan sesuai dengan perkembangan kehidupan di bumi. Melalui
proses evolusi, spesies yang baru muncul dari suatu mekanisme
spesiasi. Dimana jenis makhluk hidup baru muncul dan berkembang biak
secara lancar bila mereka mempunyai ecology niche.
Spesies akan punah bila mereka tidak bisa bertahan bila ada
perubahan di ekologi mereka ataupun bila persaingan semakin ketat dari
makhluk hidup lain yang lebih kuat. Umumnya, suatu spesies akan
punah dalam waktu 10 juta tahun, dihitung dari permulaan
kemunculannya. Beberapa spesies, biasanya juga disebut fosil hidup
telah bertahan dan tidak banyak berubah selama ratusan juta tahun. Dalam
biogeografi dipelajari bahwa penyebaran organisme dari suatu tempat ke tempat
lainnya melintasi berbagai faktor penghalang. Akibat dari hal tersebut di atas maka
di permukaan bumi ini terbentuk kelompok-kelompok hewan dan tumbuhan yang
menempati daerah yang berbeda-beda. Sebagai contoh bunga sakura tumbuh di
Jepang, bunga tulip di Belanda, kerabekantan hidup di Kalimantan,
burung maleo di Sulawesi dan Maluku.
Salah satu dasar mempelajari biogeografi adalah bahwa setiap
hewan dan tumbuhan muncul atau mengalami evolusi sekali saja pada
masa lampau. Suatu tempat tertentu asal suatu jenis disebut pusat
asal usul. Orang yang pertama kali mengemukakan adanya hubungan
antara makhluk hidup dengan daerah / wilayah tertentu di permukaan

3
bumi adalah Alfred Russel Wallace. Pada tahun 1800-an ia
menerbitkan buku yang mengungkapkan adanya pola penyebaran makhluk
hidup di bumi. Wallace membagi bumi menjadi 6 wilayah biogeografi
karena masing-masing wilayah memiliki tumbuhan dan hewan yang khas
dan unik. Setiap wilayah geografis itu tersebut memiliki rintangan
berupa kondisi alam yang berbeda sebagai hasil dari penyatuan
ataupun pemisahan benua pada masa silam. Akibat dari adanya
rintangan tersebut, makhluk hidup terhalang akan dan juga tidak
dapat melakukan penyebaran ke daerah di seberangnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian biogeografi menurut para ahli?
2. Dimana daerah-daerah biogeografi di dunia?
3. Bagaimana persebaran organisme di bumi ?
4. Bagaimana sejarah biogeografi?
5. Bagaimana ekologi biogeografi?
6. Bagaimana persebaran hewan di indonesia ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian biogeografi menurut para ahli
2. Mengetahui daerah-daerah biogeografi di dunia
3. Mengetahui persebaran organisme di bumi
4. Mengetahui sejarah biogeografi
5. Mengetahui ekologi biogeografi
6. Mengetahui persebaran hewan di indonesia

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Biogeografi
Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari distribusi tumbuhan dan
binatang di bumi ini. Di dalam biogeografi terdapat bidang biogeografi ekologi,
yatu mempelajari hubungan antara lingkungan dan organisme untuk mengetahui
kapan dan dimana organisme tersebut ditemukan. Organisme memerlukan tempat
khusus untuk hidup yang disebut habitat. Habitat sangat tergantung pada iklim,
yang meliputi ketersediaan air, kelembaban, suhu, cahaya matahari, dan angin.
Faktor lingkungan ini yang akhirnya menentukan pola persebaran flora dan fauna.
Biogeografi mempelajari distribusi geografi dari tanaman dan hewan.
Dengan mempelajari biogeografi kita dapat menjelaskan mengapa spesies-spesies
berdistribusi, dan apa bentuk distribusi yang diperlihatkan mengenai habitat dan
daerah asal mula mereka. Kesimpulan mendasar dari studi biogeografis
memperlihatkan bahwa suatu spesies baru muncul pada satu tempat dan kemudian
menyebar menuju keluar dari titik atau tempat asal. Beberapa spesies kemudian
menjadi lebih luas distribusinya, tetapi mereka tidak dapat melewati barier-barier
alami yang terpisah daerah biogeografis yang besar.
Biogeografi merupakan istilah biologi yang berhubungan dengan pola
distribusi flora dan fauna dalam skala waktu dan ruang. Indonesia berdasarkan
distribusi flora dan faunanya memiliki kawasan biogeografi yang terdiri dari
biogeografi Sunda, Sahul, dan Wallacea. Kawasan Sunda (Oriental) dan Sahul
(Australia) merupakan dua kawasan biogeografi utama, dan campuran keduanya
disebut Wallacea.

5
B. Daerah-daerah Biogeografi di Bumi
Daerah-daerah biogeografi di dunia dengan beberapa organisme yang khas:
1. Australia
Australia Irian, Selandia Baru, dan kepulauan di Samudera Pasifik.
Misalnya: Semua Monotremata, Marsupialia (mammalia tidak
berplasenta/mammalia berkantung), Rodentia, Kelelawar, burung Kaswari,
burung Cenderawasih, jenis-jenis burung Kakaktua, ikan Paru-paru
Australia dan burung Kiwi.
2. Oriental
Daerah Asia bagian selatan pegunungan Himalaya, India, Sri Langka,
Semenanjung Melayu, Sumatera, Jawa, Kalirnantan, Sulawesi, dan
Filipina.
Misalnya: Siamang, Orang utan, Gajah, Badak, burung Merak
3. Ethiophia
Afrika, Magaskar dan pulau-pulau sekitar Afrika
Misalnya: Gajah Afrika, Gorilla, Simpanse, Badak Afrika, Singa, Kuda
Nil, Zebra, Jerapah, Burung Onta
4. Neotropik
Amerika Selatan dan Tengah, Meksiko dan Hindia Barat.
Misalnya: Armadillo, kelelawar Vampire, burung Kolibri.
5. Neatrik
Amerika Utara dari dataran tinggi Meksiko sampai kawasan kutub
utara dan Greenland. Misalnya: Kambing gunung, Karibon, tikus air
(Beaves)
6. Paleartik
Eurasia sebelah selatan ke Himalaya, Afghanistan, Iran dan Afrika
bagian utara dari gurun Sahara. Misalnya: Landak, Babi hutan dan Rusa
kecil.
C. Penyebaran Organisme Di Bumi
Pola penyebaran biogeografi yang terjadi dimuka bumi merupakan hasil
interaksi antara dua mekanisme yaitu evolusi dan pergeseran benua. Pola evolusi

6
berkembang pada spesies-spesies yang mengalami penghalang atau sawar yang
selanjutnya menyebabkan terjadinya pembentukan spesies-spesies baru. Sawar
fisik air menjadi penghambat penyebaran hewan darat dan sebaliknya sawar fisik
darat menjadi penghambat penyebaran hewan air. Misalnya katak tidak apat
hidup pada air asin. Jadi salinitas merupakan penghambat bagi penyebaran
hewan katak. Dengan adanya sawar-sawar seperti ini maka terjadi isolasi
geografis yang menyebabkan perkembangan endemisme spesies. Adapun luas
benua menjadi hambatan bagi penyebaran hewan air.
Terdapat suatu hal yang unik jika diamati bahwa pada tipe daerah
geografis terdapat jenis-jenis endemic yang tidak ada pada tempat lain. Misalnya
beruang putih terdapat di kutub utara daerah Rusia dan Mongolia, sedangkan
beruang hitam terdapat di Amerika Utara. Sehingga hewan dan tumbuhan
menjadi ciri khas pada suatu daerah dibelahan bumi. Luas daerah yang dapat
ditempati tumbuhan maupun hewan, berkaitan dengan kesempatan dan
kemampuan mengadakan penyebaran.
Faktor lain adanya kompetisi, predator, penyakit, kekurangan persediaan
makanan, perubahan musim dan kurangnya tempat untuk berlindung.
Penyebaran hewan dari protozoa sampai mamalia sebagian terjadi secara
dinamis. Penyebaran secara dinamis artinya hewan melakukan penyebaran oleh
dirinya sendiri. Faktor luar yang mempengaruhi penyebaran hewan maupun
tumbuhan dan biasanya menghambat dinamakan “barier” atau “sawar”. Sawar
ini dapat dibedakan menjadi sawar fisik, sawar iklim, dan sawar biologis.
Faktor-faktor penghalang ini menjadi pengendali penyebaran organisme.
Faktor tersebut dikelompokkan dalam faktor fisik dan faktor non fisik.
a. Faktor fisik
1) Iklim
a) Curah hujan
Berdasarkan Kebutuhan airnya, tanaman dibagi menjadi tiga
kelompok utama, yaitu : Hygrophytes, yaitu tanaman yang hidup
dalam kondisi jumlah air banyak. Contoh : bakau Mesophytes, yaitu
tanaman yang membutuhkan air dalam jumlah sedang. Xerophytes,

7
yaitu tanaman yang hidupnya disesuaikan dengan kadar air yang
ada. Untuk mengimbangi efek kekeringan ini, maka daun dilapisi
lilin untuk mengurangi transpirasi kulit pohon menjadi tebal dan
sistem akar menjadi dalam Contoh : kaktus
b) Suhu
Keadaan temperatur di bumi berbeda-beda karena pengaruh dari
intensitas penyinaran matahari. Semakin tinggi suhu, semakin
bervariatif jenis tanaman, sebaliknya, semakin jauh dari matahari,
tanaman semakin sedikit bahkan tidak tumbuh.
c) Kelembaban Udara
Jumlah uap air yang dikandung udara akan mempengaruhi
penyebaran flora. Semakin lembab, jenis tanaman semakin
bervariatif. Pada udara kering, tanaman akan semakin sedikit
jenisnya.
d) Angin
Angin sangat besar pengaruhnya terhadap proses penguapan dan
transpirasi bagi tanaman. Misalnya : angin Bahorok yang dapat
mengeringkan perkebunan tembakau di Delli, demikian pula dengan
adanya angin dingin, angin laut, dsb.
e) Sinar Matahari
Sinar matahari bagi tumbuhan diperlukan untuk pembuatan zat hijau
daun atau klorofil. Tanaman yang kurang mendapat sinar matahari
akan sulit mengalami perkembangan.
2) Tanah
Tidak semua tumbuhan dapat tumbuh dengan baik pada berbagai
lahan,tergantung dari unsur hara,jenis tanah,dan tingkat kesuburan.
3) Ketinggian (Relief)
Tinggi rendahnya permukaan bumi akan berpengaruh pada
kandungan udara dan penyinaran matahari. Daerah yang rendah banyak
di tumbuhi tanaman yang lebat, sedangkan pada daerah yang tinggi

8
akan jarang ditumbuhi tanaman. Semakin tinggi suatu daerah maka
akan semakin jarang janis tanaman yang dapat tumbuh.
b. Faktor Non-Fisik (Biotik)
1) Tumbuhan
Tumbuhan besar melindungi tumbuhan yang ada di bawahnya atau
diantaranya.
2) Binatang
Pengaruh binatang terhadap binatang (insekta) dan penyebaran biji
(burung atau tupai).
3) Manusia
Manusia dapat mengubah seluruh pertumbuhan melalui
penebangan, pengairan, pemupukan, penanaman kembali. Demikian
juga, misalnya mengubah hutan menjadi lahan pertanian dan lahan
industri serta daerah pemukiman.
4) Jaring-jaring makanan
Jaring-jaring makanan terjadi karena setiap jenis makhluk hidup
tidak hanya memakan satu jenis makhluk hidup lainnya. Jaring jaring
makanan memiliki pengaruh yang besar juga terhadap persebaran
makhluk hidup, adanya jaring jaring makanan ini akan menjadikan
bertahannya suatu populasi hewan atau tumbuhan, atau justru sebagai
penghambat kehidupan mereka karena tidak sesuainya lingkungan dan
populasi yang ada diwilayah setempat.
5) Kemampuan Beradaptasi
Adaptasi adalah kemampuan atau kecenderungan makhluk hidup
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru untuk tetap hidup
dengan baik. Makhluk hidup akan mampu bertahan dalam
lingkungannnya, dimana ketika mereka memiliki kamampuan untuk
baradaptasi sebagai wujud pencegahan serangan dari musuh atau
pertahanan diri.
D. Biogeografi Sejarah

9
Biogeografi sejarah adalah studi tentang persebaran flora dan fauna dengan
sudut pandang perkembangan dan evaluasi kelompok organisme, iklim, imigrasi,
gerakan bumi pada masa lalu, serta hubungan ekologis masa lalu dengan masa
sekarang.Biogeografi ekologis adalah tentang studi persebaran flora dan fauna
dengan sudut pandang interaksi antar organisme, interaksi organisme dengan
lingkungan, dan pengaruh interaksinya.
1. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Persebaran Flora dan Fauna
Persebaran flora dan fauna dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu
penyebab, sarana, dan hambatan persebaran.
a. Penyebab Persebaran
Penyebab terjadinya persebaran, khususnya persebaran spesies hewan
antara lain sebagai berikut.
1) Tekanan populasi, yaitu semakin banyak populasi penyebabkan
persediaanbahan makanan tidak mencukupi bagi keturunannya. Oleh
karena itu, suatuspesies hewan harus bermigrasi untuk mencari maknan di
tempat yang lain.
2) Perubahan habitat menyebabkan tidak cocoknya suatu spesies hewanuntuk
terus berada di derah yang ditempati.
3) Sarana persebaran
Sarana yang digunakan sebagai media dalam persebaran flora dan fauna
adalah sebagai berikut.
a) Udara, yaitu melalui kekuatan terbang, atau karena embusan angin,
misalnya oleh angin puyuh atau badai.
b) Air, yaitu melalui kekuatan berenang atau dibawa oleh arus air atau
benda-benda yang terapung.
c) Lahan, yaitu karena adanya gerakan suatu spesies di darat.
d) Pengangkutan manusia, baik secara sengaja maupun tidak
E. Biogeografi Ekologi
Biogeografi merupakan suatu peristilahan biologi yang berhubungan
dengan pola distribusi flora dan fauna dalam skala waktu dan ruang. Kawasan
biogeografi Oriental memiliki biota yang berasal dari dan berafiliasi dengan

10
kawasan Asia, yakni Jawa, Kalimantan, dan Sumatera, yang seringkali disebut
juga dengan kawasan Sunda. Adapun kawasan Indonesia yang termasuk dalam
biogeografi Australia adalah Kepulauan Aru dan Papua atau disebut kawasan
Sahul. Di antara kedua biogeografi besar tersebut, terdapat kawasan yang memiliki
biota merupakan campuran dari keduanya sehingga menjadi karakter tersendiri dan
disebut biogeografi Wallacea, yang meliputi wilayah Sulawesi, Maluku, dan Nusa
Tenggara (Supriatna, 2014).
Menurut Ernst Haeckel (1866), pengertian ekologi adalah ilmu
pengetahuan komprehensif tentang hubungan organisme terhadap lingkungan
hidupnya. Interaksi antar komponen ekologi dapat merupakan interaksi antar
organisme, antar populasi, dan antar komunitas. Hasil pengamatan dari para ahli
biologi diketahui bahwa luas area pulau turut menentukan jumlah spesies yang
mampu menghuninya. Pada umumnya hubungan antara luas area pulau dengan
jumlah spesies penghuninya diistilahkan dengan species area relationship, dan
menurut Quammen (1996) pada kenyataannya digunakan untuk memprediksi
jumlah dan persentase spesies yang akan mengalami kepunahan ketika habitat
alaminya rusak. Asumsinya, suatu luasan hanya dapat mendukung sejumlah
tertentu spesies yang dapat hidup di habitat tersebut.
Biogeografi ekologi membahas pendistribusan sumber daya yang meliputi
kebutuhan air, suhu, factor iklim, factor geomorfik, factor edafik, gangguan serta
interksi antar spesies. Kajian lebih lanjut yaitu bagaimana suatu organisme dapat
berinteraksi dengan lingkungannya. Ekologi biogeografi menjelaskan pola sebaran
tumbuhan dan hewan dari sudut pandang kebutuhan fisiologisnya. Dalam suatu
habitat dapat menggambarkan lingkungan fisik tempat melakukan aktivitas.
Interaksi yang terjadi mencerminkan bagaimana suatu spesies dapat memperoleh
energy dan bagaimana aktivitas tersebut mempengaruhi spesies lain dan
lingkungannya, hal itu disebut dengan relung ekologi.
Bioma taiga atau bioma boreal atau hutan taiga atau hutan konifer terletak
di antara daerah subtropis dan kutub di belahan bumi bagian utara. Bioma Taiga
merupakan bioma terestrial atau daratan. Bioma taiga terletak tepat di bawah
bioma tundra. Bioma ini merupakan salah satu dari tiga bioma berwujud hutan.

11
Bioma hutan lainnya adalah bioma hutan musim dan bioma hutan hujan tropis.
Hutan taiga merupakan bagian dari hutan di dunia sebanyak 29%. Tidak semua
tumbuhan dapat hidup di wilayah hutan taiga. Hanya tumbuhan jenis konifer saja
yang dapat bertahan. Hal ini karena tumbuhan jenis konifer memiliki ciri khas
yang memungkinkan jenisnya untuk tumbuh di tempat bersuhu ekstrem.
Ciri khas tumbuhan konifer pada habitat bioma taiga/ bioma boreal antara
lain:
1. Daunnya berbentuk jarum. Bentuk daun ini untuk mengurangi penguapan
sehingga cadangan air tidak banyak terbuang.
2. Daun-dan tumbuhan jenis konifer berwarna hijau tua. Hal ini untuk
memaksimalkan kemampuan menyerap panas agar dapat melakukan proses
fotosintesis sehingga dapat terus bertahan hidup.
3. Daun-daun tumbuhan jenis konifer juga mempunyai lapisan lilin yang
membuatnya mampu bertahan dalam suhu ekstrem sehingga tidak mudah patah
ketika tertutup salju.
4. Tumbuhan konifer merupakan tumbuhan yang berdaun hijau sepanjang tahun
sehingga sering disebut tumbuhan evergreen.
5. Tumbuhan konifer tumbuh secara berdekatan dan membentuk kanopi untuk
melindungi dari suhu dingin dan terpaan angin yang berembus kuat.
6. Pohon tumbuhan konifer berbentuk seperti kerucut agar ketika salju turun tidak
mengendap di puncaknya sehingga dahan tidak mudah patah.
7. Sebagian tumbuhan jenis konifer memiliki masa hidup yang panjang, bahkan
sampai usia 200 tahun.
Hewan-hewan yang terdapat di hutan taiga adalah jenis hewan berbulu
tebal yang memiliki kemampuan berhibernasi atau melakukan tidur panjang ketika
musim dingin seperti beruang, serigala, kelinci salju, dan rubah. Mereka akan
bersembunyi di dalam lubang atau sarang yang hangat untuk menyelamatkan diri
dari musim dingin yang ekstrem. Hewan-hewan ini dapat bertahan hidup tanpa
makan dalam waktu yang lama karena mereka memiliki cadangan lemak di
tubuhnya. Sebagian dari mereka juga melakukan adaptasi dengan memiliki
kemampuan mengubah warna bulunya sesuai dengan musim yang sedang

12
berlangsung. Umumnya, hewan yang hidup di area hutan taiga memiliki cakar atau
kuku yang tajam. Mereka juga ahli memanjat di pepohonan.
Biogeogrfafi ekologi menjabarkan interkasi antara suatu organisme dengan
lingkungannya sebagai berikut :
1. Kebutuhan air
Tumbuhan dan hewan beradaptasi untuk mengadapi kondisi air yang
melimpah atau kondisi air yang sedikit. Adaptasi yang dilakukan pada tumbuhan
Xerophytes yaitu tumbuhan yang beradaptasi pada suhu yang lingkungan kering
dan panas. Phreatophytes yaitu tumbuhan yang memiliki akar yang dalam.
Succulents yaitu tumbuhan yang menyimpan air dalam jaringan spons. Adaptasi
tumbuhan contohnya pada kaktus, prickly pear, tumbuhan succulent. Adaptasi
hewan seperti pada bunglon gurun Kalahari.
2. Suhu
Mempengaruhi proses fisiologis yang terjadi pada jaringan tumbuhan dan
hewan. Iklim yang lebih hangat membutuhkn adaptasi untuk mendinginkan tubuh.
Seperti kaki dan sirip dapat membantu mendinginkan tubuh dengan cara membuat
darah yang bersirkulasi terpapar lingkungan sekitar yang lebih dingin. Seekor
anjing laut beristirahat dikolam laut dangkal di kepulauan Galapagos.
3. Faktor geomorfik
Factor geomorfik atau bentuk lahan dapat mempengaruhi sebaran tumbuhan
dan hewan meliputi : kemiringan lereng, aspek lereng, dan relief. Lempeng yang
lebih lembab dan menghadap kearah utara mendukung hutan terbuka pinon pine
dan juniper. Lereng yang kering dan menghadap ke arah selatan mendukung
semak xerofik.
4. Factor edafik
Faktor edafik adalah faktor tanah yang ditempati oleh hewan dan
tumbuhan. Tanah yang subur akan memberikan dampak yang baik bagi
pertumbuhan tanaman. Selain itu hewan juga akan lebih mudah menemukan
makanan jika tanaman disekitarnya tumbuh subur dan berbuah lebat.
5. Gangguan

13
Gangguan adalah proses alamiah dalam ekosistem dan ekosistem
beradaptasi dengannya. Gangguan meliputi kebakaran, banjir, angina kencang.
6. Interaksi diantara spesies
Spesies bereaksi dengan lingkungan fisik sekitarnya bersama dengan
spesies lain. Interaksi tersebut dapat menguntungkan setidaknya bagi salah satu
spesies, merugikan bagi salah satu atau kedia sepsis atau tidak memberikan efek
apapun kepada kedua spesies. Interaksi merugikan meliputi kompetisi, predasi,
paratisime, herbivore dan allelpotri. Interaksi yang menguntungkan meliputi
komensalisme, protocooperation dan mutualisme.
F. Penyebara Flora dan Fauna Di Indonesia
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar dengan
keanekaragaman flora dan faunanya. Dengan berbagai macam jenis flora dan
fauna yang terdapat di Indonesia tersebut, membuat negara Indonesia diakui dunia
sebagai negara dengan keanekaragaman hayati terbesar di dunia. Wilayah
persebaran flora dan fauna di Indonesia terbagi menjadi tiga wilayah yaitu: (1.)
Wilayah Indonesia bagian Barat yang meliputi Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa,
dan Bali; (2.) Wilayah Indonesia bagian Tengah yang meliputi Puau Sulawesi, dan
Nusa Tenggara; dan (3.) Wilayah Indonesia bagian Timur yang meliputi Maluku
dan Papua.
Maeskimun (1985) menyatakan beberapa cirri khas fauna dan flora di
wilayah Indonesia sebagai berikut:
1. Persebaran fauna
a. Fauna Indonesia Barat
Fauna Indonesia barat adalah berbagai jenis hewan yang terdapat
di Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan pulau-pulau kecil di
sekitarnya. Macam-macam fauna Indonesia barat sebagai berikut:
Pulau Jenis Fauna
Sumatera gajah, harimau, tapir, badak, orang utan, kera, pelanduk,
siamang, kijang, ular, kambing, burung kakaktua,
kutilang, tekukur, dan gereja

14
Jawa harimau, badak, tapir, domba, kambing, rusa, kerbau liar,
monyet, ular, musang, burung gereja dan burung belibis
Kalimantan orang utan, kukang, monyet bekantan, kijang, musang,
pelanduk, buaya, burung elang, pekakak, kakatua,
rajawali, serta ular piton dan kobra.

b. Fauna Indonesia Tengah


Fauna Indonesia tengah meliputi berbagai jenis hewan yang terdapat di
pulau Sulawesi dan Kepulauan Nusa Tenggara. Fauna Indonesia tengah
sebagai berikut:.
Pulau Jenis Fauna
Sulawesi dan rusa, anoa, musang, dan monyet
sekitarnya

Kepulauan Nusa sapi, rusa, komodo, domba, burung kakaktua, jalak, dan
tenggara nuri

c. Fauna Indonesia Timur


Fauna Indonesia timur meliputi jenis-jenis fauna yang ditemukan
di Papua, Maluku, dan pulau-pulau di sekitarnya. Fauna Indonesia
timur bercorak australis. Berikut ini fauna Indonesia timur.
Pulau Jenis Fauna
Maluku kuskus, burung nuri, dan cenderawasih

Papua dan rusa, kanguru, burung cenderawasih, kakaktua raja,


sekitarnya kasuari, dan parkit.

2. Persebaran flora

15
Tanah yang subur menyebabkan berbagai jenis tanaman dapat
tumbuh dengan baik di wilayah Indonesia. Flora Indonesia terdiri dari
sekitar 4.000 jenis pohon, 1.500 jenis paku pakuan, dan 5.000 jenis anggrek.
a. Flora Indonesia Barat
Flora Indonesia bagian barat meliputi berbagai jenis tanaman yang
tumbuh di Pulau Sumatra, Jawa, Kalimatan, dan pulau-pulau kecil di
sekitarnya. Jenis flora Indonesia bagian barat memiliki persamaan dengan
tumbuhan yang terdapat di Asia.
Pulau Jenis Flora
Sumatera pinus, kamper, meranti, kayu besi, kayu manis, beringin,
dan raflesia

Jawa jati meranti, mahoni, beringin, pinang, bunga


anggrek, dan bugenvil

Kalimantan ramin, kamper, meranti, besi, jelutung, bakau, pinus, dan


rotan

b. Flora Indonesia Tengah


Flora Indonesia tengah meliputi tumbuhan yang terdapat di Sulawesi, Nusa
Tenggara, dan Maluku. Di Nusa Tenggara terdapat padang rumput alami
yang baik untuk daerah peternakan. Penyebabnya adalah curah hujan yang
rendah.
Pulau Jenis Flora
Sulawesi eboni, kayu besi, pinus, kayu hitam, rotan, dan beberapa
jenis bunga anggrek

Nusa jati, sandelwood, akasia, cendana, dan beberapa


Tenggara jenis

16
bunga anggrek

Maluku sagu, meranti, gotasa, kayu besi, lenggua, jati, kayu


putih, dan anggrek

c. Flora Indonesia Timur


Flora Indonesia bagian timur adalah tumbuhan yang hidup di pulau
Papua dan pulau-pulau sekitarnya. Jenis tanaman yang sering dijumpai
di Papua adalah jenis conifera seperti agatis alba dan obi. Di daerah dataran
rendahnya terdapat pohon sagu, nipah, dan bakau.
Fauna
Wilayah Fauna Indonesia Barat atau Wilayah Fauna Tanah Sunda sering disebut
juga sebagai Wilayah Fauna Asiatis. Hal tersebut dikarenakan Fauna yang terdapat
di Indonesia memiliki kemiripan dengan faunayang terdapat di benu Asia. Wilayah
fauna Indonesia bercorak Asiatis yang terdapat di Indonesia bagian barat meliputi
Pulau Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan, serta pulau-pulau kecil di sekitarnya.
Wilayah fauna Indonesia bagian barat (Tipe Asiatis) dengan wilayah fauna
Indonesia bagian tengah (Tipe Asia-Australis) dibatasi oleh Garis Wallace.

Flora
Wilayah Indonesia yang berupa kepulauan mengakibatkan keberadaan Flora di
Indonesia sangat beraneka ragam. Flora Indonesia bagian barat meliputi
berbagai jenis tanaman yang tumbuh di Pulau Sumatra, Kalimatan, Jawa, Bali

17
dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Jenis flora Indonesia bagian barat
memiliki persamaan dengan tumbuhan yang terdapat di Asia, seperti: pinus,
kamper, meranti, kayu besi, kayu manis, beringin, raflesia, jati, mahoni,
beringin, pinang, bakau, bunga anggrek, bakau, rotan, rambutan, duku,
manggis, kemenyan, salak, bambu, karet, kelapa sawit, tumbuhan jamu, jarak,
kina, jambu, cempedak langsat, dan durian.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari paparan diatas kami menarik kesimpulan bahwa Persebaran Flora dan
Fauna baik Persebaran Flora Fauna di Permukaan Bumi maupun Persebaran
Flora Fauna di Indonesia memiliki perbedaan pembagian persebaran ;
1. Persebaran Flora Fauna di Permukaan Bumi meliputi wilayah Paleartik,
Neartik, Ethiopian, Oriental, Neotropik, dan Australian.
2. Persebaran Flora Fauna di Indonesia meliputi wilayah Indonesia bagian
Barat(Asiatis), Indonesia bagian tengah (Peralihan), dan Indonesia bagian
Timur(Australis). Yang mana pembagian wilayah tersebut didasarkan pada
Garis Wallace dan Garis Weber. Garis Wallace membatasi Fauna Asiatis
dengan Fauna Peralihan dan Garis Weber membatasi Fauna Australis
dengan Fauna Peralihan.
Persebaran Flora dan Fauna juga disebabkan oleh banyak faktor. Faktor-faktor
tersebut baik dari alam maupun tindakan yang disengaja oleh manusia
sehingga mengakibatkan banyak persebaran yang terjadi di seluruh
permukaan bumi ini.

B. Saran
Kita mewarisi bumi ini dari orang tua kita dan kelak akan
mewariskannya pula kepada anak-anak kita. Mereka yang yakin akan

18
konservasi, yaitu penyelamatan sumber daya alam merasa berkewajiban untuk
meneruskan sesuatu yang lebih baik daripada yang kita terima dulu. Jadi
gunakanlah apa yang diberikan bumi ini secara bijaksana dengan memikirkan
hari esok. Kekayaan alam seharusnya tidak dihamburkan dengan sia-sia.
Segala sesuatu yang diwariskan bumi, baik keanekaragaman hayati berupa
flora maupun faunanya wajib disyukuri dan perlu diselamatkan. Oleh sebab
itu, janganlah warisan yang besar ini dikotori, tetapi harus dilestarikan seluruh
isinya demi kelangsungan hidup manusia di masa datang.
DAFTAR PUSTAKA

Abi. 2011. Bukti Evolusi. Diunduh dari https://uciha-


abito.blogspot.com/2011/03/bukti-evolusi.html pada 24 Februari pukul
20.08 WITA
Abrar, Muhammad. 2011. Biogeografi Biota Karang Pendekatan Teoritis Asal-
Usul , Sebaran, Spesiasi, dan Keanekaragaman Karang Dunia. Jurnal
Oseana. Vol. XXXVI. ISSN 0216-1877
Admin. 2015. Makalah Biogeografi di https://www. karyatulisku. com/ 2015/ 12/
makalah-biogeografi.html (diakses 24 Februari).
Anonim. Metode Pendekatan Biogeografi. Diunduh dari https:// carapedia. com/
metode_pendekatan_biogeografi_info954. html pada 24 Februari pukul
20.11 WITA.
Maeskimun, Taty. 1985.Flora Fauna dan Kelestarian. Bina Karya. Jakarta.
Setiawan, P. 2019. Pengertian Biogeografi dan Menurut Ahli Biologi di
https://www.gurupendidikan.co.id/biogeografi/ (diakses 24 Februari).
Setiawan, Parta. 2019. Pengertian Biogeografi dan Menurut Ahli Biologi.
https://www. gurupendidikan.co.id/biogeografi/
Setiawan, Parta. 2019. Pengertian Biogeografi dan Menurut Ahli Biologi.
https://www. gurupendidikan.co.id/biogeografi/
Setyo, AL. 2012. Sejarah Kehidupan Perspektif Evolusi dan Kreasi. Malang:
Universitas Brawijaya Press.

19

Anda mungkin juga menyukai