PENDAHULUAN
Berdasarkan dari latar belakang yang telah diterangkan tadi, didapati rumusan
masalah yang akan dibahas dalam laporan ini, yaitu:
1. Apa saja alat-alat alat yang biasa digunakan dalam kegiatan pengukuran?
2. Apa bagian-bagian dari kompas, theodolite, dan waterpass?
3. Bagaimana penggunaan trip00od dan bak ukur dalam kegiatan
pengukuran?
4. Bagaimana cara kerja dari kompas, theodolite, dan waterpass?
1.4.1 Alat
Alat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah
1. Kompas
Sebagai objek percobaan yang merupakan alat untuk mengukur strike dan dip.
2. Waterpass
Sebagai objek pada praktikum yang merupakan alat pengukur tanah.
3. Theodolite
Sebagai objek pada praktikum yang merupakan alat pengkukur tanah.
5. Tripod
Sebagai alat yang digunakan untukk menyangga waterpass dan theodolite.
1.4.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah
1. Kertas Patron
Sebagai lembaran yang digunakan dalam penulisan tugas pendahuluan, respon,
dan laporan semestara pada kegiatan praktikum.
Gambar 1.6 Kertas Patron
2. Kertas HVS
sebagai media untuk mencatat catatan penting dan laporan saat praktikum.
3. Kertas Kalkir
Digunakan sebagai kertas untuk menggambar bagian-bagian dari alat
praktikum.
TINJAUAN PUSTAKA
Secara umum ilmu ukur tanah atau ilmu pengukuran tanah adalah suatu ilmu
yang mempelajari cara-cara mengukur yang diperlukan untuk menyatakan kedudukan
suatu titik dipermukaan maupun didalam bumi. Ilmu ukur tanah merupakan salah
bagian dari salah satu bidang keilmuaan yang dinamakan ilmu Geodesi. Ilmu Geodesi
mempunyai dua maksud, yaitu Maksud ilmiah, artinya memiliki maksud menentukan
permukaan bumi. Maksud Praktis, artinya membuat bayangan dari sebagian besar
atau kecil permukaan bumi yang dinamakan peta. Ilmu ukur tanah sendiri terbagi
menjadi dua unsur atau bagian penting, yaitu (Wedagama, 2013):
1. Geodesi tingkat rendah yang disebut Ilmu ukur tanah (Plane Surveying).
2. Geodesi tingkat tinggi yang disebut Geodetical Surveying.
Dalam beberapa hal yang kita dapat pelajari adalah ilmu geodesi dengan
maksud secara praktis. Jadi Ilmu Geodesi yang kita pelajari adalah ilmu perpetaan.
Artinya bagaimana melakukan pengukuran diatas permukaan bumi yang mempunyai
bentuk yang tidak beraturan karena adanya perbedaan ketinggian tempat.
Penempatan lokasi yang ada secara tepat dan sistematis merupakan bagian dari
geodesi alat-alat ukur tanah adalah alat-alat yang digunakan untuk mengukur jarak
dan atau sudut antar bidang tanah. Alat-alat yang kita gunakan ada yang tergolong
sederhana dan ada pula yang tergolong modern. Adapun tingkat kesederhananaan
atau kemodernan dari suatu alat dapat dilihat dari komponen pada alat tersebut dan
cara menggunakannya (Syaifullah, 2014).
Kompas geologi atau kompas bruton adalah suatu alat yang digunakan
untuk mengukur arah azimuth pada suatu titik maupun keselurusan suatu objek
bidikan, mengukur kemiringan lereng, maupun mengukur jurus ataupun
kedudukan perlapisan dan kemiringan lapisan batuan. Perjalanam sejarah dari
kompas bruton sendiri dimulai pada 1894, ketika perancang atau designer dari Brunton
Inc mulai merancang peralatan untuk mempermudah para tenaga profesional di luar
ruangan. Pendekatan inovatif yang disebut untuk meringankan pekerjaan dengan
memiliki daya tahan maksimum. Inovasi ini yang kemudian melambungkan produk
tersebut kepada barisan depan peralatan luar ruangan Amerika, Kompas bruton telah
mengambil bentuk sebagai merek dari Bruton Inc. Didirikan pada tahun 1895 oleh
seseorang bernama David W. Brunton, seorang ahli geologi berkebangsaan Kanada
dan seorang insinyur pertambangan bernama William Ainsworth adalah seorang
horologist (ahli jam tangan yang terampil), dari perusahaan yang paling terkenal
karena produk yang paling awal, yaitu Brunton Pocket Transit, kompas dan alat
ukur yang digunakan membantu pekerjaan seorang ahli geologi , ahli kehutanan,
surveyor, dan arkeolog. Seringkali hanya disebut "Brunton", Pocket Transit pertama
kali mulai dipatenkan pada tahun 1894 oleh David Brunton sendiri, yang
menugaskan William Ainsworth & Sons untuk memproduksi penemuannya di Denver,
Colorado. Perusahaan ini kemudian dimasukkan sebagai William Ainsworth
Inc dan selama bertahun-tahun menghasilkan Pocket Transit bersama dengan
survei transit, Theodolit, dan instrumen lainnya. Dimulai pada tahun 1965, William
Ainsworth Inc dimiliki oleh serangkaian konglomerat perusahaan, dan kualitas produk
bervariasi seperti perusahaan berpindah tangan berulang kali. Pada tahun 1972,
sebuah grup Riverton, Wyoming pengusaha membeli perusahaan dan membentuk
Brunton, Inc Perusahaan ini pindah ke Riverton, Wyoming, USA dimana ia mulai
memproduksi seri kompas outdoor, pisau berburu, dan teropong di samping Pocket
Brunton Transit (Syaripudin, 2012).
Fungsi dari bagian bagian kompas bruton ialah:
1. needle needle adalah jarum pada kompas geologi yang berfungsi untuk
menunjuk arah utara.
2. Graduated circle lingkaran pembagian derajat ini bekerja sama dengan jarum
utara yang berfungsi untuk menunjukan derajat saat menentukan arah.
3. Long level long level dugunakan untuk mengukur kemiringan atau dip.
4. Round level round level digunakan untuk pengukuran jurus atau strike dan
azimuth.
5. Zero pin zero pin adalah pointer yang digunakan untuk penyesuaian declinasi
magnetik, yang menunjuk pada 0°.
6. Large sight large sight digunakan untuk membidik objek dalam pengukuran
azimuth.
7. Vernier for vertikalangels vernier for vertikalangels digunakan untuk pembacaan
hasil pengukuran kemiringan atau dip.
8. Small sight selain untuk tutup kompas, small sight digunakan juga untuk
pengukuran bearing dan inclination sighting. Mirror terletak di bagian dalam,
cermin dan garis tengah (seperti pada gambar) digunakan untuk pengukuran
azimuth saat membidik objek dan pantulan pada cermin digunakan untuk
mengetahui hasil pengukuran.
9. Circle adjusting screw digunakan untuk mengubah graduated circle agar
kompas menunjukkan posisi geografi yang benar.
10. Vernier adjustment vernier adjustment digunakan untuk mengatur gelembung
pada long level saat menukur kemiringan atau dip.
11. Needle lift pin needle lift pin digunakan untuk mengunci kompas geologi
setelah mengatur long level atau round level guna mengetahui hasilnya.
12. Magnet magnet pada kompas berfungsi agar jarum selalu menunjukkan arah
utara. Dumper pan adalah dasar yang berbentuk lingkaran yang digunakan
sebagai tempat magnet.
Berikut adalah cara menggunakan kompas geologi atau kompas bruton (Syaripudin,
2012) :
1. Pertama tama yang kita perlu lakukan adalah periksa inklinasi dan deklinasinya
apakah sudah disesuaikan dengan daerah dimana kita melakuakan pengukuran.
Inklinasi itu sendiri adalah keadaan dimana jarum magnet tidak berada dalam keadaan
horisontal. Dan kalau diletakkan horisontal, maka ujung jarum akan menyentuh kaca
penutupnya, akibatnya pembaca akan terganggu dan dapat menimbulkan kesalahan
yang fatal.Cara untuk mengatasinya adalah dengan menggeser bobot pada tangan-
tangan jarum keujung atau ketengah. Untuk daerah di lintang selatan indonesia pada
tangan utara jarumnya. Sedangkan deklinasi itu adalah adalah besarnya sudut
penyimpangan yang terbentuk antara arah utara magnetis dengan arah utara
sebenarnya (true north). Besarnya nilai dari sudut deklinasi untuk tiap-tiap daerah
(local declination) selalu berbeda. Untuk mengetahuinya kita dapat lihat pada salah
satu bagian tepi dari peta. Kompas akan kita gunakan harus disesuaikan dengan
deklinasi dari daerah setempat dengan cara memutar lingkaran berderajat dari kompas
itu ke kiri atau ke kanan sesuai dengan arah magnetic north terhadap true north. Titik
nol dapat disesuaikan terhadap “indeks pin” pada kompas berdasarkan besarnya
deklinasi.
2. Setelah mengoreksi inklinasi dan deklinasi wilayah setempat, maka selanjutnya
kita lakukan pengukuran-pengukuran untuk (Syaripudin, 2012) :
a. Menentukan arah (azimuth)
2. Buka cermin yang terdapat pada lid (tutup kompas) dibuka ±135º dan
3. Bidik titik yang dituju melalui lubang “peep sight” dan “sighting window”
dimana titik tersebut tingginya harus sama dengan mata dan atur dengan
menaik turunkan kompas.
4. Gerakkan klinometer dengan memutar pengatur datar yang terdapat dibagian
Menentukan beda tinggi bisa dlakukan dengan membaca dan catat besarnya sudut
lereng seperti berikut (Syaripudin, 2012):
a. Ukur jarak dari titik kita berdiri ketitik yang kita bidik dengan langkah atau roll
mengukur jurus dan kemiringan, untuk mengukur jurus dan kemiringan pada bidang
perlapisan, bidang kekar, bidang sesar dan sebagainya dapat dilakukan dengan cara
seperti petunjuk dibawah sedangkan mengarahkan jurus/strike dari tempat kita berdiri
(titik kordinat kita) ke suatu titik tertentu yang berjaraj jauh dapat dilakukan dengan
cara (Syaripudin, 2012):
1. Letakkan sisi yang bertuliskan e pada bidang yang diukur
2.3 Theodolite
Theodolite adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk
menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan
waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolite sudut yang
dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon (detik) (Schofield, 2007).
Theodolite merupakan alat yang paling canggih di antara peralatan yang
digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang
ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-
putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut horisontal untuk
dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat diputarputar
mengelilingi sumbu horisontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca.
Kedua sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi. Survei
dengan menggunakan Theodolite dilakukan bila situs yang akan dipetakan luas dan
atau cukup sulit untuk diukur, dan terutama bila situs tersebut memiliki relief atau
perbedaan ketinggian yang besar. Dengan menggunakan alat ini, keseluruhan
kenampakan atau gejala akan dapat dipetakan dengan cepat dan efisien instrumen
pertama lebih seperti alat survey theodolite benar adalah kemungkinan yang dibangun
oleh Joshua Habermel (Erasmus Habermehl) di Jerman pada 1576, lengkap dengan
kompas dan tripod. Awal azimuth instrumen yang terdiri dari dasar lulus dengan penuh
lingkaran di sayap vertikal dan sudut pengukuran perangkat yang paling sering
setengah lingkaran. Alidade pada sebuah dasar yang digunakan untuk melihat obyek
untuk pengukuran sudut horisontal, dan yang kedua alidade telah terpasang pada
vertikal setengah lingkaran (Schofield, 2007).
Satu instrumen telah alidade pada vertikal setengah lingkaran dan setengah
lingkaran keseluruhan telah terpasang sehingga dapat digunakan untuk menunjukkan
sudut horisontal secara langsung. Pada akhirnya, sederhana, buka-mata alidade diganti
dengan pengamatan teleskop. Ini pertama kali dilakukan oleh Jonathan Sisson pada
Alat survey Theodolite yang menjadi modern, akurat dalam instrumen 1787 dengan
diperkenalkannya Jesse Ramsden alat survey Theodolite besar yang terkenal, yang dia
buat menggunakan mesin pemisah sangat akurat dari desain sendiri. Di dalam
pekerjaan pekerjaan yang berhubungan dengan ukur tanah, theodolit sering digunakan
dalam bentuk pengukuran polygon, pemetaan situasi, maupun pengamatan matahari.
Theodolite juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti Pesawat Penyipat Datar bila
sudut vertikalnya dibuat 90º. Dengan adanya teropong pada theodolite, maka theodolit
dapat dibidikkan kesegala arah. Di dalam pekerjaan bangunan gedung, theodolite
sering digunakan untuk menentukan sudut siku-siku pada perencanaan / pekerjaan
pondasi, theodolite juga dapat digunakan untuk mengukur ketinggian suatu bangunan
bertingkat (Schofield, 2007).
Berikut ini adalah keterangan bagian bagian pada gambar Theodolite diatas (Schofield,
2007) :
1. Plat dinding pelindung lingkaran vertikal di dalamnya
2. Ring pengatur lensa tengah
3. Pengatur fokus benang silang
4. Alat baca lingkaran vertikal / horisontal
5. Lensa objektif
6. Klem vertikal teropong 3
7. Penggerak halus teropong
8. Klem alhidade horisontal
9. Penggerak halus horisontal
10. Nivo kotak alhidade horisontal
11. Plat dasar instrumen
12. Nivo tabung alhidade horisontal
2.4 Waterpass
Waterpass (Penyipat Datar) adalah alat ukur yang biasa digunakan menyipat
datar dengan teropong dengan dilengkapi nivo dan sumbu mekanis tegak sehingga
teropong dapat berputar ka arah horisontal. Alat ini tergolong alat penyipat datar kaki
tiga atau Tripod level, karena alat ini bila digunakan harus dipasang diatas kaki tiga
atau statif. Prinsip kerja alat, Yaitu garis bidik kesemua arah harus mendatar, sehingga
membentuk bidang datar atau horisontal dimana titik titik pada bidang tersebut akan
menunjukkan ketinggian yang sama. Kegunaan Fungsi utama alat tersebut
memperoleh pandangan mendatar atau mendapat garis bidikan yang sama tinggi,
sehingga titik titik yang tepat garis bidikan/ bidik memiliki ketinggian yang sama.
Dengan pandangan mendatar ini dan diketahui jarak dari garis bidik yang dapat
dinyatakan sebagai ketinggian garis bidik terhadap titik titik tertentu, maka akan
diketahui atau ditentukan beda tinggi atau ketinggian dari titik titik tersebut. Alat ini
dapat ditambah fungsi atau kegunaannya dengan menambah bagian alat lainnya
(Syaripudin, 2012).
Berikut adalah bagian bagian dari waterpas beserta kegunaanya (Syaripudin, 2012) :
1. Benang Stadia, yaitu dua buah benang yang berada di atas dan dibawah serta
sejajar dan dengan jarak yang sama dari benang diafragma mendatar. Dengan
adanya benang stadia dan bantuan alat ukur waterpass berupa rambu atau bak
ukur alat ini dapat digunakan sebagai alat ukur jarak horisontal atau mendatar.
Pengukuran jarak dengan cara seperti ini dikenal dengan jarak optik.
2. Lingkaran berskala, yaitu lingkaran di badan alat yang dilengkapi dengan skala
ukuran sudut. Dengan adanya lingkaran berskala ini arah yang dinyatakan
dengan bacaan sudut dari bidikan yang ditunjukkan oleh benang diafragma
tegak dapat diketahui, sehingga bila dibidikkan ke dua buah titik, sudut antara
ke dua titik tersebut dengan alat dapat ditentukan atau dengan kata lain dapat
difungsikan sebagai alat pengukur sudut horisontal.
Alat ukur waterpass yang sederhana hanya terdiri dari empat komponen atau bagian
alat yaitu :
1. Teropong yang didalamnya terdapat lensa objektif, lensa okuler dan
diafragma,
2. Nivo kotak dan nivo tabung
3. Sumbu satu dan,
4. Tiga skrup pendatar.
Namun bagian bagian utama dari alat ukur waterpass NK1/NK2 dan fungsinya
adalah sebagai berikut (Syaripudin, 2012):
1. Teropong, berfungsi sebagai alat pembidik.
2. Visir, berfungsi sebagai alat pengarah bidikan secaara kasar sebelum dibidik
dilakukan melalui teropong atau lubang tempat membidik.
3. Lubang tempat membidik.
4. Nivo kotak, digunakan sebagai penunjuk Sumbu Satu dalam keadaan tegak
ss atau tidak. Bila nivo berada ditengah berarti Sumbu Satu dalam keadaan ss
tegak.
5. Nivo tabung adalah penunjuk apakah garis bidik sejajar garis nivo atau tidak.
Ss Bila gelembung nivo berada di tengah atau nivo U membentuk huruf U, ss
berarti garis bidik sudah sejajar garis nivo.
6. Pemokus diafragma, berfungsi untuk memperjelas keadaan benang
diafragma.
7. Skrup pemokus bidikan, berfungsi untuk mengatur agar sasaran yang dibidik
s dari teropong terlihatdengan jelas.
8. Tiga skrup pendatar, berfungsi untuk mengatur gelembung nivo kotak.
9. Skrup pengatur nivo U, berfungsi untuk mengatur nivo U membentuk huruf
U
10. Skrup pengatur gerakan halus horisontal, berfungsi untuk menepatkan
bidikan benang difragma tegak tepat disasaran yang dibidik, Sumbu tegak
atau sumbu satu (tidak nampak), berfungsi agar teropong dapat diputar
kearah horisontal, Lingkaran horisontal berskala yang berada di badan alat
berfungsi sebagai alat bacaan sudut horisontal, Lubang tempat membaca
sudut horisontal, Pemokus bacaan sudut, berfungsi untuk memperjelas
skala bacaan sudut.
Cara Mengoperasikan Alat Ukur Waterpass Ada 4 jenis kegiatan yang harus dikuasai
dalam mengoperasikan alat ini, yaitu (Syaripudin, 2012) :
1. Memasang alat di atas kaki tiga Alat ukur waterpass tergolong kedalam Tripod
Levels, yaitu dalam penggunaannya harus terpasang diatas kaki tiga. Oleh
karena itu kegiatan pertama yang harus dikuasai adalah memasang alat ini
pada kaki tiga atau statif. Pekerjaan ini jangan dianggap sepele, jangan hanya
dianggap sekedar menyambungkan skrup yang ada di kaki tiga ke lubang yang
ada di alat ukur, tetapi dalam pemasangan ini harus diperhatikan juga antara
lain a. Kedudukan dasar alat waterpas dengan dasar kepala kaki tiga harus pas,
sehingga waterpas terpasang di tengah kepala kaki tiga. b. Kepala kaki tiga
umumnya berbentuk menyerupai segi tiga, oleh karena itu sebaiknya tiga skrup
pendatar yang ada di alat ukur tepat di bentuk segi tiga tersebut c.
Pemasangan skrup di kepala kaki tiga pada lubang harus cukup kuat agar tidak
mudah bergeser apalagi sampai lepas Skrup penghubung kaki tiga dan alat
terlepas.
2. Mendirikan Alat ( Set up ) Mendirikan alat adalah memasang alat ukur yang
sudah terpasang pada kaki tiga tepat di atas titik pengukuran dan siap untuk
dibidikan, yaitu sudah memenuhi persyaratan berikut:
a. Sumbu satu sudah dalam keadaan tegak, yang diperlihatkan oleh kedudukan
gelembung nivo kotak ada di tengah
b. Garis bidik sejajar garis nivo, yang ditunjukkan oleh kedudukan gelembung
nivo tabung ada di tengah atau nivo U membentuk huruf U.
3. Membidikan Alat Membidikan alat adalah kegiatan yang dimulai dengan
mengarahkan teropong ke sasaran yang akan dibidik, memfokuskan diafragma
agar terlihat dengan jelas, memfokuskan bidikan agar objek yang dibidik
terlihat jelas dan terakhir menepatkan benang diafragma tegak dan diafragma
mendatar tepat pada sasaran yang diinginkan.
4. Membaca Hasil Pembidikan. Ada 2 hasil pembidikan yang dapat dibaca, yaitu
Pembacaan Benang atau pembacaan rambu Pembacaan benang atau
pembacaan rambu adalah bacaan angka pada rambu ukur yang dibidik yang
tepat dengan benang diafragma mendatar dan benang stadia atas dan bawah.
Bacaan yang tepat dengan benang diafragma mendatar biasa disebut dengan
Bacaan Tengah (BT), sedangkan yang tepat dengan benang stadia atas disebut
Bacaan Atas (BA) dan yang tepat dengan benang stadia bawah disebut Bacaan
Bawah (BB). Karena jarak antara benang diafragma mendatar ke benang stadia
atas dan bawah sama, maka : BA BT = BT BB atau BT = ½ ( BA BB)
Persamaan ini biasa digunakan untuk mengecek benar atau salahnya
pembacaan. Kegunaan pembacaan benang ini adalah :
a. Bacaan benang tengah digunakan dalam penentuan beda tinggi antara
tempat berdiri alat dengan tempat rambu ukur yang dibidik atau diantara
rambu-rambu ukur yang dibidik. b. Bacaan benang atas dan bawah
digunakan dalam penentuan jarak antara tempat berdiri alat dengan tempat
rambu ukur yang dibidik Pembacaan rambu ukur oleh alat ini ada yang
terlihat dalam keadaan tegak dan ada yang terbalik, sementara
pembacaannya dapat dinyatakan dalam satuan m atau cm. Pembacaan
Sudut Waterpas seringkali juga dilengkapi dengan lingkaran mendatar
berskala, sehingga dapat digunakan untuk mengukur sudut mendatar atau
sudut horisontal (Syaripudin, 2012).
2.5 Tripod
Rambu ukur atau bak ukur adalah suatu alat yang terbuat dari kayu atau
campuran alumunium yang diberi skala pembacaan. Alat ini berbentuk seperti sebuah
mistar berukuran besar, mistar ini mempunyai panjang 3, 4 bahkan ada yang 5 meter.
Skala rambu ini dibuat dalam cm, tiap-tiap blok merah, putih, atau hitam menyatakan
1 cm, setiap 5 blok tersebut berbentuk huruf E yang menyatakan 5 cm, tiap 2 buah
huruf E menyatakan 1 dm. Tiap-tiap meter diberi warna yang berlainan, merah-putih,
dll. Kesemuanya ini dimaksudkan agar memudahkan dalam pembacaan rambu (Yusuf,
2014).
Fungsi utama dari rambu ukur ini adalah untuk mempermudah/membantu
mengukur beda tinggi antara garis bidik dengan permukaan tanah. Hal yang perlu
diperhatikan dari rambu adalah (Yusuf, 2014).
1. Skala rambu dalam cm atau mm atau interval jarak pada garis-garis dalam
rambu tersebut setiap berapa cm atau berapa mm.
2. Skala dari rambu, terutama pada daerah sambungan rambu harus benar.
Gambar 2.3 rambu ukur (Yusuf, 2014)
Cara mengatur dan menggunakan bak ukur atau rambu Ukur (Yusuf, 2014) :
1. Atur ketinggian rambu ukur dengan menarik batangnya sesuai dengan
kebutuhan, kemudian kunci.
2. Letakkan dasar rambu ukur tepat diatas tengah-tengah patok (titik) yang
akan dibidik.
3. Usahakan rambu ukur tersebut tidak miring/condong (depan, belakang, kiri
dan kanan), karena bisa mempengaruhi hasil pembacaan.
BAB 3
HASIL PRAKTIKUM
3.1 Kompas
Kompas adalah alat navigasi utuk menentukan arah berupa sebuah panah
penunjuk magnetis Yng bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi
secara akurat.
Putar kompas sedemikian rupa sampai ke titik yang dimaksud tampak dalam
cermin dan berimpit dengan ujung jari “Sighting arm” dan garis hitam
cermin.
Bila nivo leveling (nivo mata lembu) sudah berada ditengah, baca jarum
utara kompas dan catat angka yang ditunjuknya.
2. Menentukan Kemiringan Lereng
Tutup kompas dibuka kira-kira 45o, sighting arm dibuka dan peep sight
ditekuk 90o.
Kompas dihorizontalkan nivo dilihat melalu cermin baca ujung selatan jarum
kompas setelah jarum kompas diam. Hasil pembacaan adalah arah yang
dimaksudkan.
3.2 Theodolite
Theodolite adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk
menentukan tinggi tanah dengan sudut yang mendatar dan sudut tegak. Dalam
theodolite sudut yang bisa dibaca sampai satuan sekon (detik). Berbeda dengan alat
ukur waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Theodolite merupakan alat
yang paling canggih diantara peralatan yang digunakan dalam survey.
3.2.1 Bagian-bagian theodolite beserta fungsinya
Berikut ini adalah bagian-bagian dari theodolite beserta fungsinya.
1. Gagang, berfungsi sebagai tempat memegang alat.
2. Teropong, digunakan untuk membidik objek.
3. Pemutar fokus, untuk memperjelas penglihatan objek yang akan dibidik.
4. Pengunci vertikal, berfungsi untuk mengunci gerak alat secara vertikal.
5. Pemutar halus vertikal, digunakan untuk memperhalus objek yang dilihat.
6. Layar display, berfungsi untuk menampilkan hasil bidikan.
7. Nivo kotak, digunakan untuk menentukan kedataran alat.
8. Pemutar halus horizontal, berfungsi untuk memperhalus objek yang dilihat.
9. Nivo tabung, digunakan untuk menentukan kedataran alat.
10. Pengunci horizontal, berfungsi untuk mengunci gerak alat secara horizontal.
11. Sekrup penyeimbang, untuk menyeimbangkan nivo.
12. Tombol power, digunakan untuk mengaktifkan dan mematikan alat.
3.2.2 Cara centering Theodolite
1. Dirikan terlebih dahulu tripod sejajar mata agar pada saat pembacaan layar,
posisi lebih nyaman.
2. Dirikan tripod tepat di atas patok.
3. Setelah tripod berdiri, pasang theodolite di atasnya dan kunci.
4. Tekan tombol power pada theodolite untuk melihat apakah alat sudah
centering, dan laser sudah tepat pada patok (titik) atau tidak.
5. Levelkan nivo bundar atau Bull’s eye dengan cara memutar sekrup
penyeimbang.
Setelah semuanya seimbang dan sudah dipastikan centering, alat sudah siap
untuk digunakan.
Waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur sudut atau beda
ketinggian antara dua titik dengan menggunakan metode sifat datar untuk
menentukan ketinggian titik. Titik kerangka dasar pemetaan pada pekerjaan rekayasa
tinggi objek di atas permukaan bumi diperhitungkan dari suatu bidang referensi yaitu
bidang yang ketinggiannya dianggap nol.
3.4 Tripod
Tripod merupakan tempat dudukan alat dan digunakan untuk menstabilkan alat
ukur tanah seperti theodolite dan waterpass. Alat ini memiliki tiga kaki yang sama
panjang dan bisa diubah ukuran ketinggiannya. Tripod terdiri dari bidang level atau
kepala tripod, sekrup pengunci, tali pembawa, sekrup penyetel, dan kaki tripod.
Rambu ukur atau bak ukur adalah suatu alat yang terbuat dari kayu atau
campuran alumunium yang diberi skala pembacaan. Alat ini berbentuk seperti sebuah
mistar berukuran besar, mistar ini mempunyai panjang 3, 4 bahkan ada yang 5 meter.
Skala rambu ini dibuat dalam cm, tiap-tiap blok merah, putih, atau hitam menyatakan
1 cm, setiap 5 blok tersebut berbentuk huruf E yang menyatakan 5 cm, tiap 2 buah
huruf E menyatakan 1 dm. Tiap-tiap meter diberi warna yang berlainan, merah-putih,
.Kesemuanya ini dimaksudkan agar memudahkan dalam pembacaan rambu.Fungsi
utama dari rambu ukur ini adalah untuk mempermudah/membantu mengukur beda
tinggi antara garis bidik dengan permukaan tanah. Hal yang perlu diperhatikan dari
rambu adalah :
1. Skala rambu dalam cm atau mm atau interval jarak pada garis-garis dalam
rambu tersebut setiap berapa cm atau berapa mm.
2. Skala dari rambu, terutama pada daerah sambungan rambu harus benar.
3.5.1 Cara menggunakan Bak Ukur
1. Atur ketinggian rambu ukur dengan menarik batangnya sesuai dengan
kebutuhan, kemudian kunci.
2. Letakkan dasar rambu ukur tepat diatas tengah-tengah patok (titik) yang
akan dibidik.
3. Usahakan rambu ukur tersebut tidak miring/condong (depan, belakang, kiri
dan kanan), karena bisa mempengaruhi hasil pembacaan.
BAB 4
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Adapun saran yang bisa saya ajukan untuk berjalannya praktikum agar bisa
lebih baik lagi :
1. Saran saya agar waktu saat praktikum bisa lebih diefisienkan.
2. Perbanyak peralatan untuk praktikum.
3. Penjelasan mengenai alat bisa dijelaskan per kelompok.