1. Tn. Sasmita (45 tahun) datang ke apoteh ingin menebus resep untuk ayahnya.
Tn. Handoko (67 tahun) mengalami hipertensi sejak 7 tahun yang lalul dan rutin
kontrol ke dokter. Dokter meresepkan Captopril, Furosemid, dan KSR.
Diketahui:
Sebelumnya pasien menggnakan lisinopril dan masih ada 5 tablet, dan furosemid
sudah habis. Pasien menanyakan apakan lisinopril dilajutkan atau dihentikan dan
selain itu pasien menanyakan mengapa setelah minum obat pasien sring BAK.
BB = 55kg; TG = 160 cm
TD saat ini = 150/90 mmHg
2.Ny. Astrid (34 tahun) datang ke apotek ingin membeli obat dari resep untuknya.
Ny. Astrid mengalami sakit kepala hingga ke tengkuk sejak 4 hari yang lalu. Saat
ini pasien sedang dalam keadaan hamil anak kedua dengan usia kehamilan 10
minggu. Diagnosa dokter pasien mengalami hipertensi dan memperoleh
pengobatan Nifedipin, pamol, dan Folavit.
Diketahui:
BB = 55kg; TB = 160 cm
TD saat ini = 145/80 mmHg
RPD : pasien mengalami hipertensi sejak 1 tahun yang lalu dan terkontrol dengan
captopril. Namun sejak dketahui hamil pasien tidak minum captopril lagi.
3. Tn. Hamzah (40 tahun) datang ke apotek ingin menbus resep. Tn. Hamazah
mengalami nyeri kepala dari tengkuk hingga ke pundak, pundak terasa pegal dan
berat. Diagnosa dokter Tn. Hamzah mengalami hipertensi dan hiperlipidemia.
Dokter meresepkan Amlodipin, Thiazid, dan simvastatin.
Diketahhui:
BB = 80kg; TB = 165 cm
TD saat ini = 150/90 mmHg; kolesterol total = 245mg/dl; Trigliserida = 210
mg/dl; LDL = 180 mg/dl; hdl = 30mg/dl
Habit : gemar mengkonsumsi ikan asin dan rendang daging
4. Ny. Lupita (53 tahun) datang ke apotek ingin membeli resep obat untuk dirinya.
Ny Lupita mengalami diabetes melitus sejak 5 tahun yang lalu dengan pengobatan
glipizid dn metformin. namun Ny Lp selama ini tidak patuh dan sering lupa untuk
mengkonsumsi obat sehingga kadar gula darahnya tidak terkontrol dengan baik,
sehingga dokter memberikan insulin untuk pertama kali. Selain itu Ny. Lp juga
mengalami kesemutan. Dokter meresepkan insulin garglin, metformin, dan
neurosanbe
Diketahui :
TB = 164cm; BB = 60 kg
GDS = 310 mg/dl; GDP = 158 mg/dl
5. Tn Galih (28 tahun) datang ke apotek ingin menebus resep untuk ayahnya. Tn.
Subiyakto (58 tahun) 1 tahun yang lalu pernah diopname kerana sakit jantung
(CHF) stage III. Saat ini apsien mengalami pusing dan kaku bagian tengkuk, sesak
nafas bila aktifitas berlebihan. Dokter meresepkan obat Lisinopril, Digoxin,
Farsix, dan Aspar K.
Diketahui :
TD saat ini = 145/90 mmHg; RR = 22x/menit; HR = 90x/menit
BB=60kg; Tb = 168cm
Habit : Sering mengkonsumsi kopi 2 gelas/ hari, tidur dengan 2 bantal
DH : rutin mengkonsumsi digoxin, furosmid dan lisinopril.
6. Tn. Robi (47 tahun) datang ke apotek ingin menebus resep untuk dirinya. Sejak
2 bulan yang lalu Tn. Robi didiagnosa mengalami hipertensi. Selain itu pasien
mengalami DM sejak 4 tahun yang lalu, namun pasien tidak pernah kontrol ke
dokter secara rutin. Saat ini dokter meresepkan Valsartan dan metformin.
Diketahui:
TD saat ini = 145/85 mmHg
GDP = 150mg/dl, GDS = #05 mg/dl
Habit : jarang olahraga dan konsumsi teh manis 3 gelas/ hari
BAB I
“Apakah Ibu/Baoak mempunyai kotak obat atau kotak kecil yang bisa
dibawa ketika beperhian?”
“Oh ya jadi seperti ini Ibu?bapak, obat ini harus disimpan di tempat yang
terhindar dari sinar matahar langsung dan dengan suhu ruangan yang
kurang lebih 25C ya Bu?Pak” (disampaikan apabila Pasien tidak memiliki
kotak obat)
“Apabila Ibu/Bapak ada kotak obat di rumah jadi sebainya obatnya
disimpan di kotak obat”
“Baiklan Bu/pak sepertinya informasi yang saya sampaikan sudah cukup,
untuk mengetahuai apakah informasi yang saya sampaikan tadi sudah jelas,
maaf Ibu/Bapak bisa mengulangi kembali terkait penggunaan obat ini?”
“Ya betul sekali seperti itu, baiklah saya mengucapkan terimakasihkarena
Ibu/Bapak sudah berkenan untuk mendapatkan konseling mengenai
penggunaan obat ini”
“Semoga lekas sembuh ya Ibu/Bapak”
“Apabila ada yang kurang jelas atau ada yang ingin ditanyakan mengenai
informasi obatnya Ibu/Bapak dapat menghubungi saya di nomor ini atau
bisa kembalil lagi ke apotek kami” (memberikn kartu nama)
“Untuk pembayarannya bisa langsung ke kasir yang ada disebelah sana”
KASUS 1
A : “Terimakasih sudah menunggu Bu”
A : “ Obat captopril ini digunakan untuk mengurangi tekanan darah yang ibu
alami, digunakan secara rutin 2-3 kali sehari diminum satu jam sebeum makan.
Apabila sesudah meminum obat ini ibu mengalami batuk kering ibu tidak usah
khawatir karena itu efek dari obat captopril, ibu bisa berkonsultasi dengan dengan
dokter atau datang kembali ke apotek kami”
A : “Obat furosemid ini digunakan untuk mengurangi cairan, digunakan 1-2 kali
sehari 1 tablet”
A : “Saya sarankan ibu untuk tidak banyak pikiran ya bu, karena akan
berpengaruh terhadap tekanan darah apabila ibu mengalami stres dan kurangi
mengkonsumsi garam ”
A : “apabila ada mengalami reaksi alergi lebih baik dikonsultasikan saja ke dokter
dan sementara hentikan saja penggunaannya”
KASUS 2
A : “Obat Nifedipine ini digunakan untuk menurunkan tekanan darah yang ibu
alami, digunakan secara rutin 3 x sehari 1 tablet 10mg, apabila setelah pemakaian
obat ibu ada mengalami mual, sakit kepala, terasa lelah itu adalah efek mungkin
muncul dari obat itu”
A : “Folavit ini berisikan asam folat yang digunakan sebagai suplemen penambah
darah, digunakan 1 kali sehari 2 tablet, apabila ibu setelah menggunakan obat ini
mengalami konstipasi ibu bis kembali lagi ke apotek kami atau bisa berkonsulasi
dulu dengan dokter”
A : “Sebaiknya bu saya sarankan ibu untuk banyak beristirahat agar tidak stress
dan makan makanan yang sehat yang banyak seratnya”
A : “apabila ada mengalami reaksi alergi lebih baik dikonsultasikan saja ke dokter
dan sementara hentikan saja penggunaannya”
KASUS 3
A : “Ini obatnya ada amlodipin, thiazid, dan simvastatin yang digunakan untuk
menurunkan tekanan darah”
A : “Thiazid ini digunakan 1-2 kali sehari 1 tablet ya bu, apabila setelah
penggunaan obat ini mengalami pusing, mengantuk, mual,muntah itu efek dari
penggunaan obat ini”
A : “Simvastatin ini digunakan 1 x sehari pada malam hari. Efek yang biasa
muncul setelah mengkonsumsi obat ini dalah mengantuk, konstipasi dan pusing.
Cari bantuan medis segera jika ibu mengalami tanda-tanda reaksi alergi berikut
ini: gatal-gatal, kesulitan bernapas, pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau
tenggorokan setelah mengkonsumsi obat simvastatin.”
A : “Sebaiknya pak saya sarankan untuk banyak beristirahat agar tidak stress,
karena merupakan salahsatu pemicu naiknya tekanan darah”
A : “apabila ada mengalami reaksi alergi lebih baik dikonsultasikan saja ke dokter
dan sementara hentikan saja penggunaannya”
KASUS 4
A : “ini obatnya ada 3 macam ya bu, insulin glargin, metformin, dan neurosanbe”
A : “Saya sarankan ibu untuk mengurangi makanan dan minuman yang manis,
dan menggunakan gula khusus untuk diabetes.”
A : “apabila ada mengalami reaksi alergi lebih baik dikonsultasikan saja ke dokter
dan sementara hentikan saja penggunaannya”
KASUS 5
A : “Obat Lisinopril ini digunakan untuk mengatasi kenaikan tekanan darah dan
sakit jantungnya juga. digunakan 1 x sehari ya pa”
A : “saya sarankan bapak untuk tidak terlalu cape dan banyak pikiran”
KASUS 6
KASUS 1
O : TD = 150/90 mmHg
A : Hipertensi
P : Captopril 2-3 kali sehari; Furosemid 1-2 kali sehari; KSR 1-2 tab 2-3 x sehari.
KASUS 2
O : TD = 145/80mmHg
A : Hipertensi
P : Nifedipin 2-3 kali sehari; Pamol 3 kali sehari 1 tablet; folavit 800mcg per hari
KASUS 3
S : Tn hamzah 40 tahun, nyeri kepala dari tengkuk hingga pundak, pegal, pundak
berat.
P : Amlodipin 1-2 kali sehari 1 tablet; Thiazide 1 kali sehari 1 tab, Simvastatin 1
jali sehari 1 tab pada malam hari
KASUS 4
P : Insulin Glargin Dosis awal: injeksi subkutan 0,5 – 0,8 unit/kg/hari; Metformin
1-2 kali sehari; Neurosanbe 1-2 tablet
KASUS 5
A : Hipertensi, jantung
P : Lisinopril Dosis awal adalah 2,5-5 mg per hari; Digoxin Dosis awal 0,75-1 mg
yang diberikan dalam 24 jam sebagai dosis tunggal, atau dibagi tiap 6 jam; Farsix
1-3 x sehari ½-1 tablet.; Asparka 3 x sehari 1 tablet.
KASUS 6
A : Hipertensi dan DM
P : Valsartan Dewasa dosis awal 80-160 mg, 1 kali sehari; metformin 500-850 mg
yang diminum 1-2 kali sehari.
INFORMASI OBAT
1. Captopril
Indikasi:
mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi), mencegah stroke, serangan jantung,
nefropati diabetes, dan masalah ginjal.
Mekanisme:
menghambat enzim pengubah angiotensin yang kemudian menurunkan jumlah
angiotensin II (hormon yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan
meningkatkan tekanan darah)
Dosis
Dosis awal: captopril 25 mg oral, 2-3 kali sehari satu jam sebelum makan.
Dosis lanjutan: captopril 25-150 mg oral, 2-3 kali sehari satu jam sebelum makan
ESO:
Batuk, kehilangan indera perasa, kehilangan nafsu makan, pusing, kantuk, sakit
kepala, pangguan tidur (insomnia)
Peringatan
Penyakit ginjal, kesulitan pendengaran, ibu hamil dan menyusui
Interaksi :
Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs); dapat menurunkan keefektifan captopril
dan meningkatkan risiko kerusakan ginjal. Dextran sulfate, diuretik, atau nitrat;
meningkatkan risiko hipotensi (tekanan darah rendah). Everolimus atau sirolimus;
berpotensi meningkatkan risiko angioedema.
2. Furosemid
Indikasi
penderita tekanan darah tinggi (hipertensi) saat obat diuretik lainnya tidak bisa
mengatasi kondisi ini lagi, Mengatasi penumpukan cairan dan pembengkakan
pada tubuh
ESO:
Pusing., Vertigo, Mual dan muntah, Penglihatan buram, Diare, Konstipasi.
Peringatan
Harap berhati-hati bagi penderita penyakit ginjal, gangguan prostat, gangguan
hati, penyakit asam urat, kolesterol tinggi, lupus dan diabetes. Harap waspada
bagi yang mengalami dehidrasi, sulit buang air kecil, memiliki tingkat natrium
dan kalium rendah dalam darah, atau gangguan keseimbangan kadar elektrolit
Dosis
40-80mg/hari yang dikonsumsi secara tunggal atau dikombinasikan dengan obat
antihipertensi lainnya.
Interaksi:
Berpotensi meningkatkan efek nefrotoksik (kerusakan ginjal) dari obat golongan
sefalosporin (misalnya cefalotin) dan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs).
3. KSR
Indikasi:
suplemen mineral dengan fungsi untuk mengobati atau mencegah jumlah kalium
yang rendah dalam darah.
Dosis:
untuk hipokalemia: 40-100 mEq oral sekali sehari diberikan dalam dosis yang
terbagi sama besar.
Untuk pencegahan Hipokalemia: 0 sampai 20 mEq oral sekali sehari diberikan
dalam dosis yang terbagi.
ESO:
Mual ringan atau sakit perut, Diare ringan sesekali, Sedikit kesemutan di tangan
atau kaki
Interaksi:
Interaksi dengan Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor, Angiotensin
converting enzyme (ACE) inhibitor (misalnya, kaptopril, enalapril) akan
menghasilkan beberapa retensi kalium dengan menghambat produksi aldosteron.
Suplemen kalium harus diberikan kepada pasien yang menerima ACE inhibitor
hanya dengan pengawasan yang ketat.
4. Nifedipin
Indikasi:
mengobati hipertensi (tekanan darah tinggi) dan mencegah angina. Selain untuk
kedua kondisi tersebut, obat ini juga dapat digunakan untuk mengobati fenomena
Raynaud, yaitu suatu kondisi yang disebabkan oleh sirkulasi yang buruk pada
tangan dan kaki.
Mekanisme:
menghambat jumlah kalsium yang menuju sel di jantung dan pembuluh darah.
Kondisi ini akan melebarkan pembuluh darah, sehingga meningkatkan suplai
darah dan oksigen ke sel otot, termasuk otot jantung, sekaligus meringankan
beban kerja jantung.
ESO :
Tungkai bengkak, sakit kepala, pusing, mual, perut mulas, batuk, sesak napas
Peringatan:
Pasien dengan gangguan pengolahan gula dalam tubuh, seperti intoleransi laktosa,
tidak dianjurkan mengonsumsi nifedipine. Hindari penggunaan nifedipine pada
pasien gagal jantung. Gunakan dengan hati-hati pada pasien kardiomiopati. Hati-
hati penggunaan pada pasien lanjut usia, karena bisa menyebabkan hipotensi
Dosis:
Bentuk immediate release: Dosis awal 5 mg, 3 kali per hari.Dosis lanjutan 10-20
mg, 3 kali per hari.Bentuk extended release: 10-40 mg, 2 kali sehari atau 30-90
mg, satu kali per hari.
Cara penggunaan
dikonsumsi sebelum atau pada saat makan, telan tablet nifedipine dengan utuh
tanpa dihancurkan atau dikunyah terlebih dahulu.
Interkasi:
Penggunaan nifedipine bersamaan dengan fentanyl selama prosedur bedah bisa
menyebabkan hipotensi parah. Efek antihipertensi nifedipine akan meningkat jika
dikonsumsi bersama dengan obat-obatan antipsikotik.
5. Pamol
Komposisi :
Paracetamol
Indikasi :
meredakan rasa sakit ringan hingga menengah, serta menurunkan demam.
Kontra Indikasi :
angan diberikan untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif/alergi obat
paracetamol
ESO:
Obat ini bisa menyebabkan kerusakan hati terutama jika penggunaanya melebihi
dosis yang dianjurkan. Potensi efek samping ini meningkat pada orang-orang
yang mengkonsumsi alkohol. Efek samping ringan pada saluran pencernaan
misalnya mual dan muntah. Pada penggunaan dosis yang lebih tinggi diketahui
meningkatkan resiko terjadinya perdarahan lambung
Peringatan:
Harap berhati-hati bagi penderita gangguan ginjal, gangguan hati, malanutrisi,
dehidrasi, dan bagi orang yang sering mengonsumsi minuman keras (alkohol)
dalam jangka lama. Untuk orang dewasa, jangan mengonsumsi lebih dari 4 gram
per 24 jam
Dosis :
3-4x sehari 1 tablet
Interaksi:
Warfarin (obat yang biasanya digunakan untuk mencegah pembekuan darah).
Carbamazepine (obat yang biasanya digunakan untuk mengobati epilepsi).
Phenobarbital, phenytoin, atau primidone (obat-obatan yang biasanya digunakan
untuk mengontrol kejang).
6. Folavit
Komposisi:
Asam Folat 400mcg
Indikasi:
pemeliharaan sistem saraf yang sehat dan dalam pembentukan sel darah merah,
yang membawa oksigen ke seluruh tubuh.
Dosis:
Dosis Folavit untuk dewasa yang kekurangan Asam Folat adaah 400-800 mcg
sekali sehari. Wanita usia subur, hamil, dan menyusui: 800 mcg per sekali sehari.
Beberapa sumber memperbolehkan minimal 400 mcg asam folat perhari untuk ibu
hamil.
ESO :
Gejala alergi umumnya berupa kulit gatal dan biduran, reaksi alergi yang berat
dapat ditandai dengan rendahnya tekanan darah, syok, mual, muntah, kemerahan
pada kulit, serta sesak napas. Efek samping yang berhubungan dengan saluran
cerna seperti mual, kembung, dan nyeri perut pernah dilaprokan.
7. Amlodipin
Indikasi:
mengatasi hipertensi atau tekanan darah tinggi. Obat ini juga bisa digunakan
untuk membantu mengatasi serangan angina pectoris atau angin duduk.
Mekanisme:
Obat ini juga menghalangi kadar kalsium yang masuk ke sel otot halus di dinding
pembuluh darah jantung. Kalsium akan membuat otot dinding pembuluh darah
berkontraksi. Dengan adanya penghambatan kalsium yang masuk, dinding
pembuluh darah akan menjadi lebih lemas.
Peringatan:
Obat ini bisa membuat kepala terasa pusing. Hindari mengemudi, mengoperasikan
peralatan berat, atau melakukan aktivitas yang butuh kewaspadaan dan
konsentrasi, khususnya pada orang tua. Tidak disarankan meminum banyak jus
grapefruit. Kandungan bahan kimia dalam grapefruit bisa meningkatkan kadar
amlodipine di dalam aliran darah.
Dosis:
Dosis awal: 5 mg secara oral sekali sehari
Dosis Pemeliharaan: 5-10 mg per oral sekali sehari. Pasien yang rentan dapat
dimulai pada 2,5 mg oral sekali sehari.
ESO:
Sakit kepala, pusing, mengantuk, perasaan lelah, sakit perut; atau flushing
Interaksi:
Penggunaaan amlodipine dengan indinavir dapat meningkatkan potensi efek
samping obat. Selain itu, penggunaan amlodipine dengan simvastatin dapat
meningkatkan risiko terjadinya miopati.
8. Thiazide
Indikasi:
mengatasi tekanan darah tinggi (hipertensi).
Kontra Indikasi:
hipokalemia yang refraktur, hiponatremia; hiperkalsemia; gangguan ginjal dan
hati yang berat; hiperurikemia yang simtomatik
ESO:
Tampak bingung, sakit kepala,pusing, lemas, tidak nafsu makan
Peringatan:
Bagi pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan diuretik atau
antibiotik sulfonamida, jangan mengonsumsi obat ini tanpa anjuran dokter. Harap
berhati-hati bagi pasien yang menderita atau memiliki riwayat gagal ginjal,
diabetes, gangguan elektrolit, kolesterol tinggi, penyakit asam urat, hipotensi,
lupus, gangguan hati atau ginjal, gangguan kelenjar paratiroid, rabun jauh, dan
glaukoma.
Dosis:
12,5 mg per hari, sebagai obat tunggal atau dikombinasikan dengan obat
antihipertensi lainnya. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 25-50 mg per hari jika
dibutuhkan
Interaksi:
Mengurangi kinerja obat lithium. Meningkatkan efek hipokalemia, jika
dikonsumsi dengan kortikosteroid atau salbutamol. Meningkatkan risiko
munculnya efek samping hydrocholorothiazide, jika dikonsumsi dengan obat
antihipertensi lain.
9. Simvastatin
Indikasi:
untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
Kontra Indikasi:
Orang yang mengalami hipersensitivitas terhadap simvastati, penyakit liver aktif
atau peningkatan transaminase yang tidak dapat dijelaskan, kehamilan (tidak
boleh digunakan untuk ibu hamil), ibu menyusui
Peringatan:
Bagi wanita pada usia subur, gunakan kontrasepsi yang efektif karena simvastatin
dapat berdampak buruk pada janin. Jadi penting untuk mencegah kehamilan
semasa mengonsumsi obat ini. Jangan mengonsumsi buah atau jus grapefruit
karena akan meningkatkan kadar simvastatin dalam darah.
Dosis:
Dewasa dengan risiko tinggi: 20-40 mg satu kali sehari. Dewasa dengan risiko
menengah: 10 mg satu kali sehari.
Cara pemakaian:
Dminum pada malam hari, setelah atau sebelum makan
ESO
sakit kepala, gangguan pencernaan, konstipasi, gangguan tidur, penipisan ramb
Interaksi:
Bosenta, efavirenza, dan rifampicin, karena dapat mengurangi kadar simvastatin.
Antikoagulan (obat pengencer darah), karena dapat meningkatkan risiko
perdarahan. Colchicine, amiodarone, verapamil, dan diltiazem, karena dapat
meningkatkan risiko miopati dan rhabdomiolisis.
11. Metformin
Indikasi:
obat antidiabetes yang dapat menurunkan kadar gula darah pada penderita
diabetes tipe 2.
Mekanisme:
menghambat proses glukoneogenesis dan glikogenolisis, memperlambat
penyerapan glukosa pada usus, serta meningkatkan sensitifitas insulin dalam
tubuh.
Kontra Indikasi:
Konsumsi alkohol yang berlebihan, Kelenjar adrenal yang kurang aktif, kelenjar
pituitari yang kurang aktif, kekurangan nutris
Peringatan:
Beri tahu dokter jika memiliki alergi terhadap obat ini, obat lain, atau bahan
tertentu. Konsultasikan pada dokter terlebih dahulu jika memiliki riwayat
gangguan pernapasan (misalnya asma), kekurangan darah, serta gangguan ginjal
dan hati.
ESO:
Mual dan muntah, penurunan nafsu makan, rasa logam dalam mulut, sakit perut,
batuk dan suara serak, diare.
Dosis:
500-850 mg yang diminum 1-2 kali sehari. Dosis ini dapat ditingkatkan hingga 2-
3 gram/hari dengan interval waktu1 minggu dari dosis awal.
Interaksi:
lkohol dan bahan pewarna iodin, karena dapat meningkatkan risiko asidosis laktik.
Diuretik thiazide, obatan-obatan golongan phenothiazine (seperti
chlorpromazine), kontrasepsi oral, vitamin B3, penghambat kanal kalsium,
kostikosteroid, atau isoniazid, karena dapat mempersulit pengendalian kadar gula
darah
12. Neurosanbe
Komposisi:
vitamin B1, vitamin B6, dan vitamin B12.
Indikasi:
proses pembentukan sel – sel tubuh, proses pembentukan sel darah merah, dan
sebagai nutrisi bagi sel saraf.
Kontra indikasi:
Obat ini tidak boleh digunakan oleh penderita yang diketahui memiliki riwayat
hipersensitif atau riwayat alergi terhadap vitamin B kompleks atau komponen
vitamin B1, vitamin B6, atau vitamin B12
Dosis:
Obat Neurosanbe diminum dengan dosis satu sampai dua tablet per hari.
ESO:
Reaksi alergi Gatal kulit, bentol-bentol , bengkak kulit, sensasi rasa hangat,
berkeringat berlebih, kebiruan, rasa lelah, mual-muntah
Peringatan:
Hati – hati penggunaan obat ini bahkan sebaiknya tidak digunakan pada pasien
yang sedang menerima terapi levodopa. Hati – hati penggunaan vitamin B6 dosis
besar dalam jangka waktu yang lama karena dapat menyebabakan terjadinya
sindroma neuropati.
13. Lisinopril
Indikasi :
Mengendalikan tekanan darah tinggi dan mengatasi gagal jantung.
Dosis :
Gagal jantung: Dewasa Dosis awal adalah 2,5-5 mg per hari. Dosis dapat
ditingkatkan hingga 40 mg per hari, dengan peningkatan sebesar ≤10 mg dan
interval minimal 2 minggu.
Seranggan jantung: Dosis awal adalah 5 mg, sekali sehari, selama 2 hari, dimulai
24 jam setelah gejala muncul. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 10 mg, sekali
sehari. Bagi pasien dengan tekanan darah rendah, dosis awal adalah 2,5 mg, sekali
sehari.
ESO :
Pusing, Sakit kepala, Tekanan darah rendah, Batuk, Kelelahan, Ruam kulit, Nyeri
dada, Mual atau muntah, Diare, Hiperkalemia, Penyakit ginjal, Pembengkakan di
bagian wajah, bibir, tenggorokan, atau usus (angioedema).
Kontra indikasi :
Hipersensitivitas.
Interaksi obat :
Meningkatkan efek penurunan tekanan darah dari lisinopril jika digunakan dengan
diuretic . Meningkatkan risiko hiperkalemia jika digunakan dengan suplemen
kalium atau diuretik hemat kalium. Dapat meningkatkan risiko kerusakan fungsi
ginjal dan menurunkan efek antihipertensi dari lisinopril jika digunakan dengan
obat antiinflamasi nonsteroid. Meningkatkan risiko tekanan darah rendah,
hiperkalemia, dan gangguan fungsi ginjal, pada penderita diabetes atau penyakit
ginjal, jika digunakan dengan aliskiren.
Penyimpanan :
Disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang
lembap.
14. Digoxin
Indikasi :
untuk mengobati penyakit jantung, seperti aritmia dan gagal jantung.
Dosis :
Dosis awal 0,75-1 mg yang diberikan dalam 24 jam sebagai dosis tunggal, atau
dibagi tiap 6 jam. Dosis pemeliharaan 125-250 mcg per hari.
ESO :
Gangguan mental, Pusing, Sakit kepala, Diare, Mual dan muntah, Ruam kulit,
Anoreksia, Aritmia pada anak-anak.
Kontra indikasi :
Hipersensitivitas, ventricular fibralasi.
Interaksi obat :
Efektivitas digoxin bisa menurun jika digunakan bersamaan dengan antasida,
kaolin, neomycin, pectin, phenytoin, sulfasalazine. Efek digoxin juga dapat
berkurang jika digunakan pada pasien yang sedang menjalani radioterapi.
Metoclopramide bisa menghambat penyerapan digoxin. Penggunaan digoxin
bersamaan dengan antagonis kalsium atau spironolactone, bisa meningkatkan
kadar digoxin dalam darah. Kombinasi digoxin dengan diuretik hemat kalium atau
kortikosteroid bisa menyebabkan hipokalemia atau hipomagnesemia.
Penyimpanan :
Disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang
lembap.
15. Frasix
Komposisi:
Furosemid
Indikasi :
obat lini pertama pada pengobatan edema yang disebabkan oleh gagal jantung
kongestif, sirosis hati, dan penyakit ginjal, termasuk sindrom nefrotik, hipertensi.
Dosis :
Dewasa : 1-3 x sehari ½-1 tablet.
ESO :
efek samping farsix (furosemide) seperti loop diuretic lainnya adalah terjadi
hipokalemia (kadar kalium yang rendah dalam tubuh). Hal ini biasanya diatasi
dengan mengkombinasikan obat ini dengan produk-produk kalium, juga diketahui
menyebabkan peningkatan kadar asam urat (hiperurikemia) dan kadar gula darah
(hiperglikemia). Efek samping pada saluran gastrointestinal seperti mual, muntah,
anoreksia, iritasi mulut dan lambung, diare, dan sembelit. Efek samping yang
umum lainnya misalnya gangguan pendengaran, pusing, sakit kepala, juga
penglihatan kabur.
Kontra indikasi :
jangan menggunakan farsix (furosemide) untuk pasien yang memiliki riwayat
alergi terhadap farsix (furosemide), obat ini juga dikontraindikasikan untuk
pasien dengan anuria.
Interaksi obat :
NSAID, ACE inhibitor, sukralfat, fenitoin.
16. Aspar K
Komposisi:
kalium l-aspatate
Indikasi :
Penyakit jantung, seperti jantung koroner, CHF, dan lain-lain. Penyakit hati (liver)
Tetraplegia periodik atau lumpuh anggota gerak karena hipokalemia
Dosis :
dewasa 3 x sehari 1 tablet.
Efek samping :
Mual-mual Nafsu makan turun. Diare Rasa tidak nyaman pada daerah dada
sebelah kiri (daerah jantung). Gejala-gejala kelebihan kalium (hiperkalemia),
Ruam kemerahan pada kulit.
Kontra indikasi :
Pasien dengan penyakit Addison yang tidak diobati. Pasien dengan hiperkalemia
atau kelebihan kalium. Pasien dengan hipersensitivitas atau alergi terhadap
komponen obat.
17. Valsartan
Indikasi :
Mengobati hipertensi, Mengobati gagal jantung, Melindungi jantung pasien yang
baru terkena serangan jantung.
Dosis :
Dewasa dosis awal 80-160 mg, 1 kali sehari. Dosis maksimal 320 mg per hari.
Efek samping :
Pusing, Meningkatkan kadar ureum dalam darah, Hipotensi, Hiperkalemia,
Lemas, Pingsan, Nyeri perut bagian atas, Vertigo.
Kontra indikasi :
Hipersensitivitas.
Interaksi obat :
Meningkatkan risiko hiperkalemia jika dikonsumsi dengan obat diuretik hemat
kalium. Meningkatkan kerusakan ginjal jika dikonsumsi dengan obat
antiinflamasi nonsteroid (OAINS). Penggunaan valsartan yang dikombinasikan
dengan aliskiren pada pasien diabetes dan penyakit ginjal, berisiko menyebabkan
hiperkalemia, hipotensi, dan memperburuk fungsi ginjal.
PEMBAHASAN