Anda di halaman 1dari 5

Lampu lalu lintas atau sinyal lalu lintas hampir selalu ditemukan di persimpangan besar di

kota-kota di seluruh dunia. Lampu berwarna merah, kuning dan hijau ini memberitahu kita
kapan waktu yang aman untuk melaju melalui persimpangan, atau membiarkan pengemudi,
pesepeda dan pejalan kaki lewat terlebih dahulu.Tanpa lampu lalu lintas, kondisi di
persimpangan pasti akan macet dan semrawut. Tapi, siapakah orang yang berjasa
menemukan lampu lalu lintas?

Lampu lalu lintas pertama

Kemacetan lalu lintas telah jadi masalah bahkan sebelum penemuan mobil otomatis. Menurut
BBC, kereta kuda dan pejalan kaki telah memadati jalan-jalan Kota London. Saat itu, manajer
kereta api Inggris, John Peake Knight, menyarankan untuk mengadaptasi metode semapur
yang biasa digunakan kereta api untuk mengontrol lalu lintas di jalan raya.

Pada metode adaptasi Knight, sinyal lalu lintas akan menampilkan tanda “Stop” dan “Go” di
siang hari, dan pada malam hari, lampu berwarna merah dan hijau akan digunakan. Lampu
gas akan menerangi tanda tersebut. Seorang petugas polisi ditempatkan nggak jauh dari
sinyal lalu lintas tersebut untuk mengoperasikannya.

Sinyal lalu lintas pertama di dunia tersebut dipasang pada 9 Desember 1868, di persimpangan
Bridge Street dan Great George Street di wilayah Westminster, London, dekat Houses of
Parliament dan Westminster Bridge.

Sayangnya, hanya berselang sebulan, seorang polisi yang bertugas mengontrol sinyal tersebut
terluka parah ketika kebocoran gas menyebabkan salah satu lampu meledak dan mengenai
wajahnya. Proyek ini dinyatakan berbahaya bagi kesehatan masyarakat dan segera dicopot.

Persaingan hak paten

Empat dekade kemudian, sinyal lalu lintas mulai populer kembali, terutama di Amerika
Serikat seiring dirilisnya mobil otomatis. Pada awal 1990-an, beberapa hak paten diajukan,
masing-masing dengan inovasi berbeda dari ide dasar.
Lampu lalu lintas rancangan Ernest Sirrine. (U.S. Patent Office)

Tahun 1910, penemu Amerika, Ernest Sirrine, mengenalkan sebuah pengatur sinyal lalu
lintas otomatis di Chicago. Sinyal lalu lintasnya menggunakan dua lengan nggak bercahaya
yang diatur seperti salib dan berotasi pada satu sumbu. Sinyal tersebut menampilkan tanda
“Stop” dan “Proceed”.

Lampu lalu lintas listrik pertama yang menggunakan lampu merah dan hijau ditemukan pada
1912 oleh Lester Farnsworth Wire, seorang polisi di Salt Lake City, utah. Sinyal lalu lintas
buatan Wire menyerupai rumah burung dengan empat sisi dan terpasang pada tiang tinggi.
Benda tersebut ditempatkan ditengah-tengah persimpangan dan dijalankan dengan bantuan
kabel listrik di udara. Seorang petugas polisi harus mengatur lampunya secara manual.

Namun, kreditasi untuk “sinyal lalu lintas listrik pertama” diberikan pada James Hoge.
Sistem rancangannya diiinstal pada 5 Agustus 1914 di Cleveland. Hoge menerima hak paten
untuk sistem tersebut pada 1918, setelah mengajukan permohonan pada 1913. Sinyal lalu
lintas Hoge menggunakan kata-kata “Stop” dan “Move” bercahaya yang dipasang pada
masing-masing penjuru persimpangan. Sistem ini menggunakan kabel sehingga polisi dan
departemen pemadam kebakaran bisa menyesuaikan irama lampu kalo dalam kasus darurat.
Lampu lalu lintas rancangan Lester Farnsworth Wire menyerupai rumah burung dengan
empat sisi dan terpasang pada tiang tinggi. (Departemen Transportasi Utah)
Sementara itu, William Ghiglieri dari San Fransisco mematenkan sinyal lalu lintas otomatis
pertama yang menggunakan cahaya merah dan hijau pada 1917. Rancangan Ghiglieri
memiliki opsi untuk dioperasikan secara manual atau otomatis.

Kemudian pada 1920, William Potts, seorang polisi Detroit, mengembangkan beberapa
sistem lampu lalu lintas otomatis, termasuk sinyal tiga warna pertama, yang menambahkan
lampu kuning sebagai tanda untuk “hati-hati”.

Sinyal untuk pejalan kali pertama kali digabungkan dengan lampu lintas pada tahun 1930-an.
John S. Allen, penemu Amerika, mengajukan hak paten atas sinyal lalu lintas untuk pejalan
kaki. Alen merancang sinyal pejalan kaki yang dipasang di bibir trotoar .

Masa depan lampu lalu lintas

Lampu lalu lintas terus mengalami peningkatan. Banyak lampu lalu lintas “cerdas” yang
dapat memonitor situasi lalu lintas secara real-time, termasuk arah, volume dan kepadatan,
serta mengutamakan sistem transportasi umum.

Di masa depan, seiring perkembangan teknologi yang menghadirkan mobil swakemudi,


banyak perbaikan dan improvisasi pada sinyal lalu lintas dengan mempertimbangkan
teknologi baru yang bakal muncul. Para peneliti di MIT Senseable City Lab
mempublikasikan sebuah penelitian di jurnal PloS ONE tahun ini, berupa skenario yang
menganggap bahwa lampu lalu lintas nggak ada.

Potensi di masa depan, semua mobil otomatis bakal berkomunikasi dengan sesamanya di
persimpangan. Konsepnya, alih-alih berhenti, mobil-mobil swakemudi itu justru secara
otomatis mengatur kecepatannya untuk melewati persimpangan dan mengatur jarak aman
dengan kendaraan lainnya. Sistem ini fleksibel dan dapat dirancang untuk memperhitungkan
pejalan kaki dan pesepeda.

Anda mungkin juga menyukai