Anda di halaman 1dari 13

Teori keperawatan Hildegard E.

Peplau

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sumber Teori Hildegard E Peplau


Peplau memasukkan pengetahuan ke dalam kerangka konseptualnya yang pada
akhirnya berkembang menjadi model keperawatan berbasis teori. Peplau menggunakan
pengetahuan yang dikutip dari ilmu perilaku dan model psikologikal untuk mengembangkan
teori hubungan interpersonal. Kutipan dari model psikologikal menyatakan bahwa “
memungkinkan bagi perawat untuk saatnya berpindah dari orientasi terhadap penyakit ke
salah satu bagian dari psikologi, perasaan, serta perilaku yang dapat di keluarkan dan
dimasukkan ke dalam intervensi keperawatan. Hal ini memberikan kesempatan kepada
perawat untuk mengajari pasien bagaimana cara mengungkapkan perasaan serta bagaimana
cara menunjukkan perasaan tersebut. Hary Stack Sullivan, Percival Symonds, Abraham
Maslow, Bella Mittleman dan Neal Elgar Miller adalah merupakan tokoh – tokoh sumber
utama Peplau didalam mengembangkan kerangka konseptualnya. Bahkan beberapa konsep
terapeutik ia dapatkan secara langsung dari tokohnya sendiri yakni Freud dan Fromm (Tomey
& Alligood, 1998).
2.2 Pengertian Teori Keperawatan Hildegard E. Peplau
Teori yang dikembangkan Hildegard E Peplau adalah keperawatan spikodinamik
(Psychodynamyc Nursing). Teori ini dipengaruhi oleh model hubungan interpesonal yang
bersifat terapeutik (significant therapeutic interpersonal process). Hildegard E. Peplau
mendefenisikan teori keperawatan psikodinamikanya sebagai berikut:
“Perawatan psikodinamik adalah kemampuan untuk memahami perilaku seseorang
untuk membantu mengidentifikasikan kesulitan-kesulitan yang dirasakan dan untuk
mengaplikasikan prinsip-prinsip kemanusiaan yang berhubungan dengan masalah-masalah
yang muncul dari semua hal atau kejadian yang telah dialami.”
Teori Hildegard Peplau (1952) berfokus pada individu,perawat, dan proses interaktif
(Peplau, 1952) ; yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien (Torres, 1986 ;
Marriner-Tomey, 1994).
Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan
keperawatan adalah proses interpersonal dan terapeutik. Tujuan keperawatan adalah untuk
mendidik klien dan keluarga dan untuk membantu klien mencapai kematangan
perkembangan kepribadian (Chinn dan Jacobs, 1995). Oleh sebab itu perawat berupaya
mengembangkan hubungan antara perawat dan klien, dimana perawat bertugas sebagai
narasumber, konselor, dan wali.
Pada saat klien mencari bantuan, pertama perawat mendiskusikan masalah dan
menjelaskan jenis pelayanan yang tersedia. Dengan berkembangnya hubungan antara perawat
dan klien, perawat dan klien bersama-sama mendefinisikan masalah dan kemungkinan
penyelesaian masalahnya. Dari hubungan ini klien mendapatkan keuntungan dengan
memanfaatkan pelayanan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya dan perawat
membantu klien dalam hal menurunkan kecemasan yang berhubungan dengan masalah
kesehatannya. Teori Peplau merupakan teori yang unik dimana hubungan kolaborasi perawat-
klien membentuk suatu “kekuatan mendewasakan” melalui hubungan interpersonal yang
efektif dalam membantu pemenuhan kebutuhan klien (Beeber, Anderson dan Sills, 1990).
Ketika kebutuhan dasar telah diatasi, kebutuhan yang baru mungkin muncul. Hubungan
interpersonal perawat-klien digambarkan sebagai fase-fase yang saling tumpang tindih seperti
berikut ini : orientasi, identifikasi, penjelasan, dan resolusi (Chinn dan Jacobs, 1995).
Peplau menerbitkan Buku Interpersonal Relation in Nursing pada tahun 1952
Artikel-artikel di majalah-majalah profesional dan topik konsep-konsep interpersonal sampai
pada isu-isu keperawatan yang terbaru. Dan selanjutnya Peplau mengembangkan teori
keperawatan yang dikenal dengan Psychodynamic Nursing.
Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau menjelaskan
tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar
hubungan antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral :
1. Pasien
2. Perawat
3. Masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit
4. Proses interpersonal
Penjabarannya sebagai berikut:
1) Pasien
Sistem dari yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia, fisiologis,
interpersonal dan kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi kebutuhannya dan
mengintegrasikan belajar pengalaman. Pasien adalah subjek yang langsung dipengaruhi.
.Oleh adanya proses interpersonal.
2) Perawat
Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan pasien
yang bersifat partisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang menjadi tujuan. Hal ini
berarti dalam hubungannya dengan pasien, perawat berperan sebagai mitra kerja, pendidik,
narasumber, pengasuh pengganti, pemimpin dan konselor sesuai dengan fase proses
interpersonal.
3) Masalah Kecemasan yang terjadi akibat sakit / Sumber Kesulitan
Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman
interpersonal yang lalu dengan yang sekarang ansietas terjadi apabila komunikasi dengan
orang lain mengancam keamanan psikologi dan biologi individu. Dalam model peplau
ansietas merupakan konsep yang berperan penting karena berkaitan langsung dengan kondisi
sakit.
4) Proses Interpersonal
Proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dan pasien ini menggambarkan
metode transpormasi energi atau ansietas pasien oleh perawat yang terdiri dari 4 fase. Peplau
mengidentifikasi empat tahapan hubungan interpersonal yang saling berkaitan yaitu: (1)
orientasi, (2) identifikasi, (3) eksploitasi, (4) resolusi (pemecahan masalah). Setiap tahap
saling melengkapi dan berhubungan sebagai satu proses untuk penyelesaian masalah.

2.2 Tahapan Inter Personal Menurut Peplau dalam Keperawatan


Untuk mencapai tujuan dari hubungan interpersonal tersebut maka harus melalui
penggunaan step-step atau fase-fase sebagai berikut:
1). Fase Orientasi
Pada fase ini perawat dan klien masih sebagai orang yang asing. Pertemuan diawali
oleh pasien yang mengekspresikan perasaan butuh, perawat dan klien malakukan kontrak
awal untuk membangun kepercayaan dan terjadi proses pengumpulan data. Pada fase ini yang
paling penting adalah perawat bekerja sama secara kolaborasi dengan pasien dan keluarganya
dalam menganalisis situasi yang kemudian bersama-sama mengenali, memperjelas dan
menentukan masalah untuk ada setelah masalah diketahui, diambil keputusan bersama untuk
menentukan tipe bantuan apa yang diperlukan. Perawat sebagai fasilitator dapat merujuk
klien ke ahli yang lain sesuai dengan kebutuhan
2). Fase Identifikasi
Fase ini fokusnya memilih bantuan profesional yang tepat, pada fase ini pasien
merespons secara selektif ke orang-orang yang dapat memenuhi kebutuhannya. Setiap pasien
mempunyai respons berbeda-beda pada fase ini.
Respons pasien terhadap perawat:
a. Berpartisipasi dan interpendent dengan perawat
b. Anatomy dan independent
c. Pasif dan dependent
3). Fase Eksploitasi
Fase ini fokusnya adalah menggunakan bantuan profesional untuk alternatif
pemecahan masalah. Pelayanan yang diberikan berdasarkan minat dan kebutuhan dari pasien.
Pasien mulai merasa sebagai bagian integral dari lingkungan pelayanan. Pada fase ini pasien
mulai menerima informasi-informasi yang diberikan padanya tentang penyembuhannya,
mungkin berdiskusi atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada perawat, mendengarkan
penjelasan-penjelasan dari perawat dan sebagainya.
4). Fase Resolusi
Terjadi setelah fase-fase sebelumnya telah berjalan dengan sukses. Fokus pada
fase ini mengakhiri hubungan profesional pasien dan perawat dalam fase ini perlu untuk
mengakhiri hubungan teraupetik meraka. Dimana pasien berusaha untuk melepaskan rasa
ketergantungan kepada tim medis dan menggunakan kemampuan yang dimilikinya agar
mampu menjalankan secara sendiri.
Tabel 2.1 Fase-Fase Peplau dengan Fokusnya

Fase Fokus
Orientasi perawat bekerja sama dengan pasien dalam menganalisis masalah
Identifikasi Pemilihan bantuan profesional yang tepat
Eksploitasi Penggunaan bantuan profesional untuk pemecahan masalah
Resolusi Pemutusan hubungan profesional pasien dengan perawat

2.3 Hubungan Antara Fase-Fase Peplau dan Proses Keperawatan


Kontinum Peplau pada empat fase orientasi, identifikasi, eksploitasi, dan resolusi dapat
dibandingkan dengan proses keperawatan seperti yang dibahas dalam (Tabel 2.1). Proses
keperawatan didefinisikan sebagai "aktivitas intelektual’’ yang disengaja dimana praktek
keperawatan didekati secara tertib, sistematis.
Ada banyak kesamaan antara proses keperawatan dan fase interpersonal Peplau. Fase
Peplau dan proses keperawatan berurutan dan fokus pada interaksi terapeutik. Keduanya bila
menemui “stress” harus menggunakan tehnik problem solving secara kolaboratif, dengan
tujuan akhir adalah menemukan kebutuhan pasien.. Keduanya menggunakan observasi,
komunikasi, dan recording sebagai alat dasar untuk praktek perawat.
Ada perbedaan juga antara fase Peplau dan proses keperawatan. Keperawatan
profesional saat ini memiliki pengertian tujuan yang lebih jelas dan memiliki area praktek
yang spesifik. Keperawatan beranjak dari peran physician’s helper ke arah consumer
advocay.
Tabel 3.1 Hubungan Fase-Fase Peplau dengan Proses Keperawatan

PROSES KEPERAWATAN FASE-FASE PEPLAU


Pengkajian Orientasi
Pengumpulan data dan analisis Perawat dan pasien sebagai orang yang asing,
Tidak perlu selalu berarti "kebutuhan pertemuan diawali oleh pasien yang
yang dirasakan" mungkin perawat mengekspresikan perasaan butuh, bekerja
dimulai. sama mengenali dan menentukan masalah
DiaDiagnosa keperawatan (Catatan: pengumpulan data kontinu.)
Ringkasan pernyataan berdasarkan Pasien menjelaskan "kebutuhan yang
analisis. dirasakan."
Perencanaan Identifikasi.
Saling menetapkan tujuan. Meletakkan tujuan yang sama, pasien
mempunyai perasaan memiliki dan merespons
secara selektif untuk memenuhi kebutuhannya.
Pelaksanaan Eksploitasi
Rencana memulai ke arah pencapaian Pelayanan yang diberikan berdasarkan minat
tujuan yang saling ditetapkan.Dapat dan kebutuhan dari pasien. Pada fase ini pasien
dicapai dengan perawatan pasien, mulai menerima informasi-informasi yang
kesehatan profesional, atau keluarga diberikan padanya tentang penyembuhannya
pasien.
Evaluasi Resolusi
Berdasarkan perilaku akhir yang Terjadi setelah fase-fase yang lain sukses
diharapkan.Dapat menyebabkan secara lengkap kemudian dilakukan
penghentian atau inisiasi rencana baru. pengakhiran hubungan pasien dengan perawat
2.4 Teori Peplau dan Konsep Empat Besar
Teori keperawatan biasanya berkembang menjadi empat konsep individu, kesehatan,
masyarakat, dan keperawatan. Peplau mendefinisikan manusia sebagai organisme kesehatan,
didefinisikan sebagai "simbol kata yang menyiratkan gerakan maju kepribadian dan proses-
proses manusia lainnya yang sedang berlangsung di arah yang produktif, kreatif, konstruktif
berusaha dengan caranya sendiri untuk mengurangi ketegangan yang dihasilkan oleh
kebutuhan "pribadi, dan komunitas yang hidup".

2.5 Konsep Mayor Dari Teori Peplau


Empat konsep mayor dari teori Peplau:
1. Manusia
Manusia adalah organisme yang hidup dalam keseimbangan yang tidak stabil.
dipandang sebagai suatu organisme yang berjuang dengan caranya sendiri untuk mengurangi
ketegangan yang disebabkan oleh kebutuhan. Tiap individu merupakan makhluk yang unik,
mempunyai persepsi yang dipelajari dan ide yang telah terbentuk dan penting untuk proses
interpersonal.
2. Lingkungan
Peplau mendefenisikan lingkungan sebagai bentuk di luar organisme dalam konteks
kebudayaan, dari sini kebudayaan dan kepercayaan diaktualisasikan. budaya dan adat istiadat
merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menghadapi kehidupan
3. Keperawatan
Keperawatan adalah alat pendidikan untuk kekuatannya bertujuan untuk mendukung
kekuatan seseorang dalam kreativitas langsung, produktivitas, dan sikap individual dari
kehidupan masyarakat. sebagai perkembangan kepribadian dan proses kemanusiaan yang
berkesinambungan kearah kehidupan yang kreatif, konstruktif dan produktif.
4. Kesehatan
Peplau mendefinisikan kesehatan sebagai gerak progresif individu dan proses
makhluk lain secara terus menerus dalam kelangsungan kreativitas, produktivitas dan sikap
individual dari kehidupan masyarakat. Sebagai proses interpersonal yang bermakna. Proses
interpersonal merupakan materina force dan alat edukatif yang baik bagi perawat maupun
klien. Pengetahuan diri dalam konteks interaksi interpersonal merupakan hal yang penting
untuk memahami klien dan mencapai resolusi masalah.

2.6 Penerimaan Teori oleh Komunitas Keperawatan


1. Praktek Keperawatan
Grace Sills menyatakan bahwa, Peplau memberikan perspektif baru, arahan baru, teori
– teori yang dijadikan dasar praktek keperawatan untuk tindakan terapeutik dengan pasien.
Ide Peplau menjelaskan desain untuk praktek keperawatan jiwa dengan lengkap (Tomey &
Alligood, 1998).
2. Pendidikan Keperawatan
Buku Peplau yang berjudul “Interpersonal Relation in Nursing” ditulis khusus untuk
membantu lulusan perawat dan mahasiswa keperawatan. Tulisan – tulisan Peplau berampak
pada tokoh – tokoh keperawatan lain yang juga menulis buku. Mereka menyatakan bahwa ide
Teori Peplau, terutama definisi terhadap keperawatan dan proses keperawatan,
pengembangan dari teori kecemasan dan pembelajaran, serta metode psikoterapeutik,
menjadi bagian dari seleksi alam dari disiplin ilmu keperawatan (Tomey & Alligood, 1998)
3. Penelitian Keperawatan
Statement Sills mengenai hasil kerja Peplau dipengaruhi oleh pekerjaannya di klinik
dan hasil studi, dimana hasil tersebut digunakan dalam penlitian sebagai alat untuk
meningkatkan batang tubuh pengetahuan keperawatan. Pada penelitian – penelitian awal
mengikuti asumsi bahwa masalah pasien terjadi pada fenomena individu dan dieksplorasi
dalam hubungan perawat – pasien. Thomas, Baker dan Estes menggunakan konsep
kecemasan Peplau sebagai suatu makna untuk memecahkan perasaan marah secara
konstruktif melalui proses pembelajaran pada hubungan perawat – pasien (Tomey &
Alligood, 1998).

2.7 Kelebihan dan Kekurangan Teori Peplau


Kelebihan :
a. Dapat meningkatkan kejiwaan pasien untuk lebih baik.
b. Dapat menurunkan kecemasan klien dalam teori keperawatan.
c. Dapat memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik.
d. Dapat medorong pasien untuk lebih mandiri
Kekurangan :
a. Kurangnya penekanan pada health promotion dan pemeliharaan kesehatan: dinamika intra
keluarga, pertimbangan ruang individu, serta layanan sumberdaya sosial
komunitas/masyarakat juga kurang diperhatikan.
b. Teori Peplau tidak dapat digunakan untuk pasien yang tidak bisa mengekspresikan
kebutuhannya.
2.8 BIODATA TOKOH
Nama Lengkap : Hildegard E. Peplau, Phd, RN, FAAN
Tanggal Lahir : Reading Pensylvania, 1 September 1909
Pendidikan :
- Lulusan Diploma : Peplau Lulus Dari Hospital School Of Nursing Pottstown, Pensylvania
Pada Tahun 1931
- Lulus Dari Bennington College Dengan Gelar BA Dalam Bidang Psikologi Interpersonal
Pada Tahun 1943
- Lulus Dari Columbia University Di Newyork Dengan MA Dalam Keperawatan Psikiatri
Tahun 1947 Dan Ed.D. Dalam Pengembangan Kurikulum Pada Tahun 1953.
Hasil Karya :
- Buku Terbitan : “Hubungan Interpersonal Dalam Keperawatan” Pada Tahun 1952
- Prinsip Dasar Bagi Konseling Keperawatan Dari Hasil Penelitiannya.

Jabatan :
- Direktur Eksekutif Dan Kemudian Jadi Presiden, Ia Menjabat 2 Istilah Di Dewan
International Council Of Nurses (ICN)
- Pada Tahun 1997, Ia Menerima Kehormatan Tertinggi Keperawatan, Yang Christiane
Reimann Prize, Pada Kongres ICN Yang Berlangsung 4 Tahun. Pada Tahun 1996, American
Academy Of Nursing Peplau Dihormati Sebagai “Legenda Hidup”, Dan Pada Tahun 1998,
AN Dilantiknya Ke Dalam Hall Of Fame
Wafat : Diusia 89 Tahun Pada Tanggal 17 Maret 1999

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Teori Hildegard E. Peplau berfokus pada individu, perawat, dan proses interaktif.
Hildegard E. Peplau yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien. Berdasarkan
teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan adalah proses
interpersonal dan terapeutik. Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarga
dan untuk membantu klien mencapai kemantapan pengembangan kepribadian. Teori dan
gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik keperawatan jiwa. Oleh
sebab itu perawat berupaya mengembangkan hubungan antara perawat dan klien dimana
perawat bertugas sebagai narasumber, konselor dan wali.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.masbied.com/2012/08/19/teori-keperawatan-hildegard-e-peplau/
http://panda5ice.wordpress.com/2011/08/25/hildegard-e-peplau/
http://perawattegal.wordpress.com/2009/12/12/model-konseptual-peplau/
http://en.wikipedia.org/wiki/Hildegard_Peplau
Potter, Patricia Ann et al. 2011. Basic Nursing. Missouri. Mosby Elsevier
Hildegard E. Peplau (September 1, 1909 – March 17, 1999)[1] was an American nurse and the
first published nursing theorist since Florence Nightingale and created the middle-range nursing
theory of interpersonal relations, which helped to revolutionize the scholarly work of nurses. As a
primary contributor to mental health law reform, she led the way towards humane treatment of
patients with behavior and personality disorders.[2][3]

Contents
[hide]

 1Biography
o 1.1Early life
o 1.2Career
 2Theoretical work
 3Peplau's model
o 3.1Peplau's Six Nursing Roles
o 3.2Peplau's Developmental Stages of the Nurse-Client Relationship
 3.2.1Orientation Phase
 3.2.2Identification Phase
 3.2.3Exploitation Phase / Working Phase
 3.2.4Resolution Phase/Termination Phase
 4See also
 5References
 6External links

Biography[edit]
Early life[edit]
Hilda was born in Reading, Pennsylvania to immigrant parents of German descent, Gustav and
Otyllie Peplau. She was the second daughter born of six children. Gustav was an illiterate, hard-
working father and Otyllie was an oppressive, perfectionist mother. Though higher education was
never discussed at home, Hilda was strong-willed, with motivation and vision to grow beyond
traditional women’s roles. She wanted more out of life and knew nursing was one of few career
choices for women in her day.[4] As a child, she was watcher of people's behaviours. She
witnessed the devastating flu epidemic of 1918, a personal experience that greatly influenced her
understanding of the impact of illness and death on families.[5] At this time she witnessed people
jumping from windows in delirium because of the flu epidemic.[6]
In the early 1900s, the autonomous, nursing-controlled, Nightingale era schools came to an end
– schools became controlled by hospitals, and formal "book learning" was discouraged. Hospitals
and physicians saw women in nursing as a source of free or inexpensive labor. Exploitation was
not uncommon by nurse’s employers, physicians and educational providers. Nursing practice
was controlled by medicine.[7]

Career[edit]
Peplau began her career in nursing in 1931 as a graduate of the Pottstown Hospital School of
Nursing in Pottstown, PA. She then worked as a staff nurse in Pennsylvania and New York City.
A summer position as nurse for the New York University summer camp led to a recommendation
for Peplau to become the school nurse at Bennington College in Vermont. There she earned a
bachelor's degree in interpersonal psychology in 1943. At Bennington and through field
experiences at Chestnut Lodge, a private psychiatric facility, she studied psychological issues
with Erich Fromm, Frieda Fromm-Reichmann, and Harry Stack Sullivan. Peplau’s lifelong work
was largely focused on extending Sullivan’s interpersonal theory for use in nursing practice.[8]
From 1943 to 1945 she served in the Army Nurse Corps and was assigned to the 312th Field
Station Hospital in England, where the American School of Military Psychiatry was located. Here
she met and worked with leading figures in British and American psychiatry. After the war,
Peplau was at the table with many of these same men as they worked to reshape the mental
health system in the United States through the passage of the National Mental Health Act o
1946.[9]
Peplau held master’s and doctoral degrees from Teachers College, Columbia University. She
was also certified in psychoanalysis at the William Alanson White Institute of New York City. In
the early 1950s, Peplau developed and taught the first classes for graduate psychiatric nursing
students at Teachers College. Dr. Peplau was a member of the faculty of the College of Nursing
at Rutgers University from 1954 to 1974. At Rutgers, Peplau created the first graduate level
program for the preparation of clinical specialists in psychiatric nursing.[10]
She was a prolific writer and was equally well known for her presentations, speeches, and clinical
training workshops. Peplau vigorously advocated that nurses should become further educated so
they could provide truly therapeutic care to patients rather than the custodial care that was
prevalent in the mental hospitals of that era. During the 1950s and 1960s, she conducted
summer workshops for nurses throughout the United States, mostly in state psychiatric hospitals.
In these seminars, she taught interpersonal concepts and interviewing techniques, as well as
individual, family, and group therapy.
Peplau was an advisor to the World Health Organization and was a visiting professor at
universities in Africa, Latin America, Belgium, and throughout the United States. A strong
advocate for graduate education and research in nursing, she served as a consultant to the U.S.
Surgeon General, the U.S. Air Force, and the National Institute of Mental Health. She
participated in many government policy-making groups. She served as president of the American
Nurses Association from 1970 to 1972 and a second vice president from 1972 to 1974.[11] After
her retirement from Rutgers, she served as a visiting professor at the University of Leuven in
Belgium in 1975 and 1976.[12]
She died peacefully in her sleep at home in Sherman Oaks, California.[13]

Theoretical work[edit]
In her interpersonal relationship theory, Dr. Peplau emphasized the nurse-client relationship as
the foundation of nursing practice. Her book on her conceptual framework, Interpersonal
Relations in Nursing, was completed in 1948. Publication took four additional years because it
was groundbreaking for a nurse to contribute this scholarly work without a coauthoring
physician.At the time, her research and emphasis on the give-and-take of nurse-client
relationships was seen by many as revolutionary. Peplau went on to form an interpersonal model
emphasizing the need for a partnership between nurse and client as opposed to the client
passively receiving treatment (and the nurse passively acting out doctor's orders).The essence of
Peplau's theories is the creation of a shared experience. Nurses, she thought, could facilitate this
through observation, description, formulation, interpretation, validation, and intervention.For
example, as the nurse listens to her client she develops a general impression of the client's
situation. The nurse then validates her inferences by checking with the client for accuracy. The
result may be experiential learning, improved coping strategies, and personal growth for both
parties.

Peplau's model[edit]
Peplau's Six Nursing Roles[edit]
Peplau describes the six nursing roles that lead into the different phases:

1. Stranger role: Peplau states that when the nurse and patient first meet, they are
considered to be strangers to one another. Therefore, the patient should be treated with
much respect, courtesy and equally as anybody else. The nurse should not prejudge the
patient or give assumptions on the patient but take the patient as they are. The nurse
should treat the patient as emotionally stable, unless evidence states otherwise.
2. Resource role: The nurse provides answers to questions primarily on health information.
The resource person is also in charge of relaying information to the patient about the
treatment and plan of care. Usually the questions are arisen from larger problems
therefore, the nurse would determine what type of response is appropriate for
constructive learning whether giving straightforward answers or providing information on
counselling.
3. Teaching role: The teaching role is a role that is a combination of all roles. Peplau
determined that there are two categories that the teaching role consists of: Instructional
and experimental. The instructional consists of giving a wide variety of information that is
given to the patients and experimental is using the experience of the learner as a starting
point to later form products of learning which the patient makes about their experiences.
4. Counseling role: Peplau believes that counselling has the biggest emphasis in
psychiatric nursing. The counselor role helps the patient understand and remember what
is going on and what is happening to them in current life situations. Also, to provide
guidance and encouragement to make changes.
5. Surrogate role: The patient is responsible for putting the nurse in the surrogate role. The
nurse’s behaviors and attitudes create a feeling tone for the patient that trigger feelings
that were generated in a previous relationship. The nurse helps the patient recognize the
similarities and differences between the nurse and the past relationship.
6. Leadership role: Helps the patient assume maximum responsibility for meeting
treatment goals in a mutually satisfying way. The nurse helps the patient meet these
goals through cooperation and active participation with the nurse. [14]
Peplau's Developmental Stages of the Nurse-Client
Relationship[edit]
Orientation Phase[edit]
The orientation phase is initiated by the nurse. This is the phase during which the nurse and the
patient become acquainted, and set the tone for their relationship, which will ultimately be patient
centered. During this stage, it is important that a professional relationship is established, as
opposed to a social relationship. This includes clarifying that the patient is the center of the
relationship, and that all interactions are, and will be centered around helping the patient. This
phase is usually progressed through during a highly impressionable phase in the nurse-client
relationship, because the orientation phase occurs shortly after admission to a hospital, when the
client is becoming accustomed to a new environment and new people. The nurse begins to know
the patient as a unique individual, and the patient should sense that the nurse is genuinely
interested in them. Trust begins to develop, and the client begins to understand their role, the
nurse's role, and the parameters and boundaries of their relationship.
Identification Phase[edit]
The client begins to identify problems to be worked on within relationship. The goal of the nurse
is to help the patient to recognize his/her own interdependent/participation role and promote
responsibility for self.
Exploitation Phase / Working Phase[edit]
During the Working Phase, the nurse and the patient work to achieve the patient's full potential,
and meet their goals for the relationship. A sign that the transition from the orientation phase to
the working phase has been made, is if the patient can approach the nurse as a resource,
instead of feeling a social obligation to the nurse (Peplau, 1997). The client fully trusts the nurse,
and makes full use of the nurse's services and professional abilities. The nurse and the patient
work towards discharge and termination goal.
Resolution Phase/Termination Phase[edit]
The termination phase of the nurse client relationship occurs after the current goals for the client
have been met. The nurse and the client summarize and end their relationship. One of the key
aspects of a nurse-client relationship, as opposed to a social relationship, is that it is temporary,
and often of short duration (Peplau, 1997). In a more long term relationship, termination can
commonly occur when a patient is discharged from a hospital setting, or a patient dies. In more
short term relationships, such as a clinic visit, an emergency room visit, or a health bus
vaccination visit, the termination occurs when the patient leaves, and the relationship is usually
less complex. However, in most situations, the relationship should terminate once the client has
established increased self-reliance to deal with their own problems.

Anda mungkin juga menyukai