5. Kerucut
Sisinya sama panjang Terdapat 2 garis lurus yang sejajar tapi tidak
sama panjang
o
3 sudutnya sama besar (90 )
Jumlah sudut diantara sisi-sisi sejajar 180o
Simetri putar dan simetri lipat masing-
Memiliki 4 titik sudut
masing 3
c. Segitiga Siku-Siku
6. Lingkaran
Luas = s2
Keliling = 4s
Sifat-sifat :
Terbentuk dari 4 ruas garis lurus yang sama
panjang
Mempunyai 4 sisi, sisi yang berhadapan
sejajar
Terdapat 4 sudut yang sama besar 90 o Sifat-sifat :
Simetri putar dan lipat masing-masing Terbentuk dari 3 garis lurus
sebanyak empat
Jumlah ketiga sudutnya 180o Luas = πr2
Mempunyai sepasang diagonal yang sama
panjang Mempunyai sudut sikut Keliling = 2πr
Sifat-sifat :
Berlaku rumus/aturan phytagoras
Teorema Phytagoras Tidak mempunyai titik sudut
2. Persegi Panjang a2 = b2 + c2 Terbentuk dari sebuah garis lengkung yang
b2 = a2 - c2 teratur
c2 = a2 - b2
Simetri lipat tidak terhingga
d. Segitiga Sembarang Simetri putar tidak terhingga
Dalam lingkaran ada yang namanya radius
(r)
Luas = p x l 7. Layang-layang
Keliling = 2 (p + l) Sifat-sifat :
Sifat-sifat : Sifat bangun datar dari segitiga sembarang
Terbentuk dari 4 buah garis lurus 3 sisinya tidak sama panjang
Mempunyai 4 sisi-sisi yang berhadapan Mempunyai 3 sudut lancip yang tidak sama
sama panjang besar
Mempunyai 4 sudut siku-siku Tidak Memiliki simetri lipat dan hanya
Mempunyai 2 simetri putar punya satu simetri putar.
3. Segitiga
Mempunyai simetri putar 1
Simetri lipat 1
Luas = 1/2 x alas x tinggi Sepasang diagonal tidak sama panjang
Keliling = a + b + c
1. Aritmatika
TIPS :
Cari terlebih dahulu komponen apa yang Besar sudut pada kedua bangun tersebut
dibandingkan, lalu kita gunakan logika memiliki nilai yang sama besar.
dengan membayangkannya dalam kehidupan ∠A=∠P
sehari-hari. Hal ini akan memudahkan dalam Sudut sehadap (sama besar) adalah sudut ∠B=∠Q
menentukan apakah hal yang dibandingkan yang memiliki posisi yang sama dan ∠C=∠R
tersebut merupakan perbandingan senilai besarnyapun sama. ∠D=∠S
atau berbalik nilai. Hal ini juga melatih kita ∠A=∠E
tidak terpaku pada rumus. ∠B=∠F b. Kekongkruenan
∠C=∠G
∠D=∠H
Sudut dalam berseberangan (sama besar)
adalah sudut yang ada di bagian dalam dan
posisinya saling berseberangan.
∠C=∠E
∠D=∠F
Sudut luar berseberangan (sama besar)
Perbandingan campuran merupakan adalah sudut yang berada di bagian luar dan
perbandingan 3 komponen yang didalamnya posisinya saling berseberangan.
Sifat-sifat :
∠A=∠G
terdapat perbandingan senilai dan berbalik
nilai. ∠B=∠H Pasangan sisi-sisi yang bersesuaian sama
Sudut Dalam Sepihak adalah sudut yang panjang.
berada di bagian dalam dan berada pada sisi AB = PQ
yang sama. Bila dijumlahkan, sudut yang BC = QR
saling sepihak akan membentuk sudut 180°. CD = RS
O = objek yang dikerjakan ∠ D + ∠ E = 180° DA = SP
∠ C + ∠ F = 180°
S = subjek yang mengerjakan
T = waktu pekerjaan Sudut Luar Sepihak adalah sudut yang Sudut yang bersesuaian sama besar.
Misalnya, untuk membangun 2 unit rumah berada di bagian luar dan berada pada sisi ∠A=∠P
oleh 4 pekerja dibutuhkan waktu 20 hari. yang sama. Bila dijumlahkan, sudut yang ∠B=∠Q
Berapa banyak pekerja yang dibutuhkan saling sepihak akan membentuk sudut 180°. ∠C=∠R
untuk menyelesaikan 5 rumah dalam waktu ∠ B + ∠ G = 180° ∠D=∠S
40 hari ? ∠ A + ∠ H = 180°
Sudut bertolak belakang (sama besar)
merupakan sudut yang posisinya saling Persentase - SKD/TKD
bertolak belakang.
∠A=∠C Berapa persen jumlah siswa laki-laki dan
∠B=∠D perempuan yang ada di kelas ? Pertanyaan
∠E=∠G sederhana ini merupakan salah satu
Jadi, jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk ∠F=∠H penerapan dari materi bab ini yang mungkin
menyelesaikan 5 rumah dalam waktu 40 hari Hubungan Lainnya pernah kita alami.
adalah 5 orang. ∠ A + ∠ B + ∠ C + ∠ D = 360° Persen atau bisa juga disebut perseratus
∠ A + ∠ B = ∠ E + ∠ H = 180° merupakan nilai suatu perbandingan jika
dijadikan dalam skala seratus atau nilai
perbandingan (pecahan) jika penyebutnya bervariasi, namun pada intinya tetap kembali A gabungan B ditulis A ∪ B = {x | x ∈ A
dijadikan seratus. kepada rumus dasarnya. Oleh karena itu kita atau x ∈ B}
Persen ditunjukkan dengan menggunakan dituntut untuk memahami pertanyaannya Contoh :
simbol %. terlebih dahulu dengan baik. Semakin sering A = {1, 2, 4, 5}
Dalam keadaan tertentu, penyajian data berlatih dalam mengerjakan soal maka kita B = {2, 3, 4, 6, 9}
dalam bentuk persentase akan lebih akan semakin terlatih dengan berbagai A ∪ B = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 9}
dibutuhkan daripada dalam bentuk jumlah, bentuk variasinya.
dengan alasan lebih menjelaskan keadaan
sebenarnya. Misalnya, kenaikan keuntungan
tahun ini adalah 1.000. Jumlah tersebut Himpunan - SKD/TKD
masih belum menunjukkan keadaan bagus
atau tidak. Kenaikan 1.000 dari 10.000 Himpunan dapat didefinisikan sebagai
tentunya lebih baik daripada 1.000.000. sebuah kumpulan dari beberapa objek yang
Sebab itulah persentase akan dibutuhkan dapat didefinisikan dengan jelas. Artinya
dalam membuat analisis atas keuntungan objek tersebut jelas adanya dan memiliki
tersebut. keterangan yang jelas. Salah satu contoh 3. Selisih himpunan
Untuk mencari persentase dapat kita himpunan adalah kumpulan siswa kelas XII
gunakan rumus berikut : SMA Harapan Maju. Intinya kumpulan Selisih himpunan A dan B adalah himpunan
tersebut di definisikan dengan jelas. Berbeda yang anggotanya semua anggota dari A
dengan kumpulan anak pecinta bola atau tetapi bukan anggota dari B.
kumpulan siswa SMA, kumpulan itu tidak A Selisih B ditulis A - B = {x | x ∈ A atau x
bisa di sebut himpunan karena benda-benda Ï B}
tersebut tidak di definisikan dengan jelas dan Contoh :
tidak merujuk pada objek tertentu yang jelas A= {1, 2, 3, 4, 5}
Mari kita kembali ke pertanyaan pada awal
keberadaannya. B= {2, 3, 4, 8, 10}
bab ini. Berapa persen jumlah siswa laki-laki
A - B = {1, 5}
dan perempuan yang ada di kelas?
Misalnya diketahui :
30 siswa laki-laki A. Macam-macam himpunan
10 siswa perempuan
Dari data tersebut bisa kita ketahui bahwa Himpunan kosong
jumlah seluruh siswa adalah 40 orang. Maka Himpunan kosong merupakan himpunan
persentasenya dapat dicari dengan mudah. yang tidak ada anggota di dalamnya,
75% laki-laki (30/40 x 100%) biasanya jenis himpunan ini dituliskan
25% perempuan (10/40 x 100%) dengan simbol ø atau { }.
Himpunan semesta
Himpunan semesta merupakan himpunan 4. Komplemen himpunan
yang memuat atau mencakup keseluruhan
anggota populasi, biasanya himpunan ini Komplemen himpunan A adalah suatu
ditandai dengan huruf S. himpunan yang anggotanya merupakan
Bagaimana jika yang ditanya adalah jumlah anggota S tetapi bukan anggota A.
Himpunan bilangan
bagian atau totalnya sendiri? Kita hanya Komplemen A ditulis A’ atau Ac = {x | x ∈ S
Himpunan bilangan merupakan himpunan
perlu mengutak-atik rumus diatas saja yang anggotanya berupa bilangan, misalnya dan x Ï A}
dengan mengubah posisi. Contoh :
bilangan bulat, riil, pecahan, genap, ganjil
dan lainnya. A= {1, 2, … , 7}
Himpunan terhingga S = {bilangan riil kurang dari 10}
Himpunan terhingga adalah himpunan yang Ac = {8}
jumlah anggotanya masih terhingga,
meliputi himpunan kosong dan himpunan
yang memiliki n elemen.
Himpunan tak terhingga
TIPS : Himpunan tak terhingga adalah himpunan
Sebaiknya jangan menghapal ketiga rumus yang jumlah anggotanya tidak terhingga.
tersebut. Pahami konsep dari rumus yang Contohnya himpunan bilangan ganjil atau
pertama saja dengan baik, lalu dengan genap, himpunan bilangan bulat, dsb.
mengubah posisi bisa kita dapatkan kedua 5. Beda setangkup himpunan
rumus lainnya.
Terkadang data yang disediakan soal dalam B. Operasi Himpunan Beda setangkup himpunan A dan B adalah
bentuk pecahan dan kita diminta untuk suatu himpunan yang anggotanya merupakan
menyajikannya dalam bentuk persentase. Secara umum ada enam bagian penting anggota A dan B yang tidak merupakan
Untuk itu kita perlu mengubah bilangan dalam pembahasan Operasi Himpunan, anggota keduanya sekaligus.
pecahan tersebut menjadi bilangan persen bagian-bagian tersebut sebagai berikut.
terlebih dahulu sebelum diolah. Misalnya, Beda setangkup ditulis
jumlah siswa laki-laki dikelas 3/4 dan 1. Irisan himpunan A ⊕ B = (A ∪ B) – (A ∩ B)
perempuan 1/4.
= (A – B) ∪ (B – A)
Kita kembali kepada pengertian dari Irisan dua himpunan adalah suatu himpunan Contoh :
persentase itu sendiri, yaitu menjadikan yang anggotanya merupakan anggota A= {1, 2, 3, 4, 5}
penyebutnya seratus. Maka kita harus persekutuan dari dua himpunan tersebut. B= {1, 5, 6, 8, 10}
mengubah penyebutnya menjadi seratus A irisan B ditulis A ∩ B = {x | x ∈ A dan x A ⊕ B = {2, 3, 4, 6, 8, 10}
dengan mengalikan 4 dengan angka 25. ∈ B}
Contoh :
A = {1, 2, 4, 7, 8}
B = {2, 3, 4, 8, 10}
A ∩ B = {2, 4, 8}
Mudah kan? Coba cari persentase untuk
siswa perempuannya.
Selain dengan cara mengubah penyebutnya
menjadi seratus, kita juga bisa menggunakan 6. Perkalian kartesian himpunan
rumus persentase diatas.
Perkalian kartesius himpunan A dan B
adalah memasangkan satu per satu setiap
anggota A kepada setiap anggota B.
2. Gabungan himpunan Perkalian kartesian ditulis
Lebih mudah kan? Kita bebas memilih A × B = {(a, b) | a ∈ A dan b ∈ B }
menggunakan cara yang lebih mudah bagi Gabungan himpunan A dan B adalah Contoh :
kita dalam penyelesaian soal. Tentunya soal- himpunan yang anggotanya terdiri atas A = {1, 2, 3}, dan B = { a, b }
soal yang diujiankan akan lebih sulit dan anggota A atau anggota B.
A × B = { (1, a), (1, b), (2, a), (2, b), (3, a), Contoh :
(3, b) } 0,7 = 7/10 1. Penjumlahan dan pengurangan
Pecahan biasa
Contoh : 1/2, 2/3
Pecahan Desimal
Contoh : 0,5 3,4 5,25 2. Perkalian dan pembagian
Pecahan persen
Untuk perkalian pecahan biasa berlaku
pembilang di kali pembilang, penyebut
Contoh :
dikali penyebut. Sendangkan pembagian, trik
15% = 15/100 = 0,15
cepatnya, dengan cara yg terbalik dari
50% = 50/100 = 0,5
perkalian, yaitu pembilang di kali penyebut
100% = 100/100 = 1
dan penyebut di kali pembilang.
Pecahan Campuran Contoh :
Contoh :
Sifat-sifat :
2.
Jawab :
3. Bentuk Akar
Jadi jika ada soal perkalian antar persen,
sederhanakan dahulu menjadi pecahan biasa. Sifat-sifat :
TRIK:
Ada anggota B yang tidak memiliki sifat d. Asnan adalah bukan seorang murid
seperti A. meskipun pandai berhitung.
1. Pelajari teknik penarikan kesimpulan yang e. Asnan adalah bukan seorang murid yang
logis. sopan.
c. A dan B tidak ada hubungan
a. Modus Ponens Jawaban : D
Pembahasan:
Sangat jelas bahwa Asnan adalah bukan
seorang murid meskipun pandai berhitung.
Terlihat pada Diagram Venn berikut.
Pernyataan 1: p ⇒ q
Pernyataan 2: q ⇒ r
Kesimpulan 1: p ⇒ r
Pernyataan 3: -r
Kesimpulan akhir: -p