Anda di halaman 1dari 19

Deret Gambar - SKD/TKD bentuk gambar.

Terdapat gambar yang akan


dibandingkan terlebih dahulu, lalu konsep
Tes ini terdiri atas deret gambar baik 2 perbandingan tersebut akan digunakan untuk
maupun 3 dimensi. Yang ingin diukur dalam membandingkan gambar lainnya.
tes ini adalah kemapuan dalam memahami
pola-pola/kecenderungan tertentu (dalam
wujud gambar) untuk kemudian melakukan
prediksi berdasarkan pola tersebut.
Untuk dapat mengerjakan deret gambar ini
maka kita harus konsentrasi, hati-hati dan 6. Tebak 9 kotak gambar
teliti, karena bentuk-bentuk gambar yang Pada bagian ini, akan disediakan 9 kotak
ditampilkan hampir serupa walau tak sama. yang hanya berisi beberapa gambar. Tugas
Terkadang kita akan melihat ada beberapa kita adalah mencari gambar yang cocok
gambar yang terlihat sama, padahal ada untuk dimasukkan dalam kotak yang kosong
bagian kecil yang membuat kita terjebak. Pada setiap gambar terdapat 4 kotak yang tersebut. Biasanya hanya ada satu kotak
Untuk itulah kita juga harus memperhatikan yang kosong, dan kita harus mencari gambar
berisi bangun datar. Posisi letak bangun
bagian-bagian dari gambar tersebut secara yang sesuai dengan gambar lainnya.
datar tidak berubah, yang berubah adalah
detail dan mengikuti pola/iramanya.
bangun datar itu sendiri.
Berikut adalah variasi pola gambar yang
sering di munculkan dalam tes penalaran  Segitiga menjadi segiempat
gambar.  Segiempat menjadi segilima
1. Rotasi gambar
Dalam pola ini kita akan diberikan suatu  Segilima menjadi segienam
gambar, lalu kita harus mencari gambar yang  Segienam menjadi segitujuh
serupa dari pilihan yang diberikan. Pilihan Sehingga jawabannya adalah E.
gambar tersebut akan diputar dengan derajat
tertentu. Selain gambar diputar, biasanya ada
juga bagian kecil dari gambar yang diubah
untuk membuat kita terjebak.

Gambar yang serupa dengan soal adalah


gambar pada opsi C (diputar 45o searah Bagian luarnya bertambah satu sisi, yaitu
jarum jam). segiempat menjadi segilima. Sedangkan
bintang didalamnya berkurang satu, yaitu
dari tujuh menjadi enam. Sehingga
jawabannya adalah C, segitiga menjadi
segiempat, jumlah bintang berkurang satu
menjadi lima. Perhatikan juga bahwa gambar
kedua tidak memiliki warna.
4. Gambar yang berbeda
Pada bagian ini akan terdapat beberapa
gambar dari pilihan yang diberikan, dan kita
diharuskan untuk menentukan salah satu 7. Jaring-jaring gambar
Gambar yang serupa dengan soal adalah gambar yang berbeda dengan gambar Tipe soal ini mengharuskan kita mencari
gambar pada opsi E (diputar 90o searah lainnya. jaring-jaring atas suatu benda 3 dimensi
jarum jam). (bangun ruang). Misalnya, sebuah kubus,
2. Melanjutkan gambar kita harus membongkar kotak tersebut
Dalam bagian ini, kita harus mengamati pola menjadi jaring-jaring atau sebaliknya, dari
dari beberapa gambar dan menentukan jaring-jaring menjadi bentuk kubus.
lanjutan dari gambar-gambar tersebut.
Lanjutan gambar tersebut haruslah logis dan
konsisten dari gambar-gambar sebelumnya. Didalam setiap bangun datar diatas diberi
garis pemisah sehingga kita bisa melihat
bentuk-bentuk baru didalamnya. Perhatikan
bahwa bentuk-bentuk tersebut simetris pada
gambar A, B, dan C. Sehingga jawabannya
adalah D karena gambar tersebut berbeda
dengan yang lainnya.
5. Bayangan gambar
Dalam bagian ini, kita akan diberikan suatu
Pada gambar berikutnya, akan bertambah gambar lalu menentukan bayangan dari
satu garis pada bagian belakang. gambar tesebut atas suatu cermin yang
diletakkan pada posisi tertentu. Bayangan
tersebut bisa dari bawah, atas, kiri, kanan
dan dari berbagai arah lainnya.

Arah kepala panah akan berlawanan arah


Penjelasan diatas merupakan beberapa
pada gambar berikutnya. Posisi panah juga
variasi dari tes gambar dan masih banyak
semakin menurun sedikit kebawah. Sehingga
lagi variasi lainnya. Namun, berdasarkan
gambar yang ditanyakan adalah B.
analisis atas lima tahun belakangan, tipe soal
3. Membandingkan gambar
tes gambar yang dimunculkan hanyalah pola
Bagian ini hampir sama konsepnya dengan
1, 2, dan 3 saja. Namun, untuk persiapan diri
analogi kata, hanya saja disajikan dalam
yang lebih baik, kita perlu untuk mengetahui
tipe soal lainnya, karena mungkin saja untuk
 Kesimpulan atas suatu masalah biasanya
adalah rancangan tindakan penyelesaian
tahun berikutnya akan ada variasi baru yang masalah itu sendiri.
dimunculkan selain ketiga pola tersebut.
 Kesimpulan atas perbincangan tentang suatu
Deret Angka dan Huruf - SKD/TKD perwujudan, maka kesimpulannya ialah
Bagian ini mengharuskan kita untuk mampu suatu generalisasi tehadap apa yang telah
menganalisis pola urutan yang paling logis diperbincangkan.
dan konsisten dari suatu barisan angka- TIPS :
angka atau huruf-huruf yang diberikan. Ada 1. Baca terlebih dahulu soal yang menjadi
begitu banyak pola yang dapat terbentuk, pertanyaan
pada umumnya pola tersebut terbentuk dari TRIK : 2. Pahami dengan jelas apa yang ditanyakan
operasi hitung sederhana. Kita harus dapat  Perhatikan terlebih dahulu pola barisan dalam soal tersebut
memikirkan berbagai kemungkinan pola secara keseluruhan, dan amati pola yang 3. Mulailah membaca secara detail kata perkata
yang tepat. memungkinkan. dalam wacana tersebut
A. Deret Angka 4. Sambil membaca temukan ide pokok dari
Berikut adalah beberapa variasi pola yang  Pola barisan harus konsisten teks wacana itu karena biasanya yang
sering muncul :  Ada banyak variasi pola barisan yang ditanyakan dalam soal adalah ide pokok
 memungkinkan, jadi jangan terpaku pada 5. Hubungkan pertanyaan yang sudah terlebih
Pola barisan fibonacci, yaitu setiap angka dahulu kita baca dengan isi dari wacana
selanjutnya berasal dari penjumlahan dua satu pola saja.
tersebut
bilangan sebelumnya. 6. Baca kembali soal dan temukan jawaban
Contoh : 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, ... Pemahaman Bacaan - SKD/TKD
yang paling tepat
Tentunya kita sudah tidak asing lagi dengan
 Pola penjumlahan/pengurangan tetap. kata membaca. Membaca merupakan hal
Teks bacaan yang diberikan biasanya cukup
Contoh : 1, 5, 9, 13, 17, 21, 25, ... panjang dengan beberapa paragraf. Padahal,
yang sudah kita lakukan sejak kecil bahkan
(pola berikutnya bertambah 4 secara tetap) waktu pengerjaan yang tersedia hanya
hingga sekarang. Tujuan membaca tentunya
kurang dari satu menit untuk tiap soalnya.
 Pola perkalian/pembagian tetap. untuk mendapatkan informasi dari sumber
bacaan tersebut. Pada bagian ini, kita
Sehingga kita harus membaca teks tersebut
Contoh : 3, 6, 12, 24, 48, 98, ... dengan cepat dan juga memahaminya
dituntut tidak hanya membaca saja tetapi
(pola berikutnya dikali 2 secara tetap) dengan baik. Ada dua trik umum terkenal
juga untuk bisa memahami bacaan dengan
 Pola bilangan ganjil. baik dan benar. Itulah sebabnya tes
yang dapat kita gunakan, yaitu teknik
scanning dan skimming.
Contoh : 11, 13, 15, 17, 19, 21, 23, ... kemampuan pemahaman bacaan tidak
1. Teknik Scanning
 Pola bilangan genap
semudah yang dipikirkan, apalagi dengan
bentuk pertanyaan yang bervariasi.
Teknik membaca scanning adalah membaca
Contoh : 12, 14, 16, 18, 20, 22, 24, ... suatu informasi dimana bacaan tersebut
Bentuk-bentuk pertanyaan yang sering
 Pola bilangan prima dimunculkan dalam usm adalah sebagai
dibaca secara loncat-loncat dengan
melibatkan imajinasi, sehingga dalam
Contoh : 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, ... berikut :
memahami bacaan tersebut seseorang dapat
 Pola pangkat tetap  Judul yang cocok menghubungkan kalimat yang satu dengan
Contoh : 1, 4, 9, 16, 25, 36, 49, ... Untuk menentukan judul yang tepat atas kata-kata sendiri. Jadi dalam teknik ini tidak
(pola pangkat 2 : 12, 22, 32, 42, 52, ...) bacaan, tentunya kita harus memahami apa seluruh kata/kalimat dibaca melainkan kata-
inti dari pokok bahasan tersebut. Judul kata yang menjadi kunci dari bacaan
 Pola loncat bilangan tersebut harus dapat menggambarkan garis tersebut.
Contoh : 100, 1, 90, 2, 80, 3, 70, ... besar pembahasannya. Berikut adalah bagian-bagian yang dapat
(urutan ganjil berkurang sepuluh, urutan
genap bertambah 1)
 Ide pokok/tema dilompati antara lain :
Ide pokok dalam suatu bacaan biasanya akan 1) Bagian yang sudah pernah kita baca dari
 Pola lainnya. kita temukan dalam bentuk kalimat topik sumber lain, biasanya bagian ini berupa
pengetahuan umum dan lainnya.
TIPS : (kalimat kunci). Jika kita berhasil
2) Bagian yang berisi informasi yang tidak
 Semakin banyak berlatih soal, maka juga
menemukan kalimat kunci dalam suatu
bacaan, sesungguhnya kita sudah memahami memenuhi tujuan membaca.
akan semakin banyak variasi pola yang kita hampir semua isi bacaan. 3) Bagian yang hanya merupakan contoh
ketahui. atau ilustrasi.
 Pernyataan yang sesuai dan tidak sesuai
 Biasanya pola yang dujikan bukan pola dengan bacaan
4) Bagian yang merupakan ringkasan
bab/paragraf sebelumnya.
sederhana, tetapi pola yang unik sehingga Pertanyaan ini berisi daftar pernyataan yang 2. Teknik Skimming
dibutuhkan kreatifitas dalam akan kita cari apakah ada didalam teks atau Teknik membaca Skimming adalah
pengerjaannya. tidak. membaca secara garis besar (sekilas) untuk
 Cermat dan teliti. Terkadang kita melihat  Fakta yang ada di dalam bacaan mendapatkan gambaran umum isi buku. Dari
seolah ada dua jawaban yang Pertanyaan ini menuntut kita untuk dapat bagian-bagian ini minimal kita bisa
memungkinkan padahal sebenarnya hanya memilah bagian mana yang merupakan suatu menafsirkan apa inti dari isi buku yang akan
ada satu jawaban yang benar. keadaan nyata (fakta) dan mana yang kita baca tersebut. Fungsi skimming adalah
1. Untuk mengenali topik bacaan
 Jangan terlalu berpikir rumit. Terkadang kita
merupakan pendapat (opini).
2. Untuk mengetahui pendapat/opini dalam
langsung memikirkan suatu pola yang rumit  Menjawab pertanyaan singkat bacaan
pada suatu soal, padahal polanya sangat Pertanyaan ini dapat berupa mencari tokoh, 3. Untuk mendapatkan bagian penting yang
sederhana. Biasanya tingkat kerumitan soal tempat bahkan mencari kesimpulan kecil kita butuhkan
dalam suatu bagian teks tersebut. 4. Untuk mengetahui struktur penulisan, urutan
bertambah pada soal-soal akhir.
 Kerjakan soal yang kita anggap mudah
 Sinonim dan kosakata ide pokok, dan cara berpikir penulis
Sinonim adalah persamaan kata atau bisa
terlebih dahulu. Bangun Ruang - SKD/TKD
disebut juga dengan padanan kata.
B. Deret Huruf
Pada dasarnya deret huruf hampir sama  Antonim
Bangun ruang merupakan bangun-bangun
tiga dimensi atau bangun yang mempunyai
dengan deret angka, hanya saja dalam Antonim suatu kata yang artinya berlawanan
ruang yang dibatasi oleh sisi-sisinya, atau
bentuk huruf. Pola-polanya juga demikian, satu sama lain. Antonim disebut juga dengan
sederhananya merupakan bangun
misalnya pola huruf berkurang/bertambah lawan kata.
matematika yang memiliki isi ataupun
tetap, pola huruf fibonacci, pola huruf  Kesimpulan volume. Banyak sekali contoh bangun ruang
ganjil/genap, dan lainnya. Kesimpulan adalah pernyataan berisi fakta, yang dapat kita temui dalam kehidupan-
TIPS : pendapat, alasan pendukung mengenai sehari, misalnya botol air mineral, kotak
Untuk lebih memudahkan dalam tanggapan suatu objek. Bisa dikatakan susu, bola, toples dan lainnya. Jika kita
mengerjakan soal deret huruf, kita dapat bahwa kesimpulan merupakan pendapat amati, contoh-contoh tersebut memiliki
mengubah huruf tersebut menjadi angka dan akhir dari suatu uraian berupa informasi. volume, berbeda halnya dengan bangun
mengerjakannya seperti mengerjakan deret TRIK : datar tidak memiliki volume (2 dimensi).
angka. Cara membuat kesimpulan Berikut ini akan dijelaskan jenis-jenis
Berikut adalah daftar huruf jika di ubah
dalam bentuk angka :  Kesimpulan atas suatu persoalan adalah bangun ruang yang sering dijumpai secara
umum.
jawabannya.
1. Kubus

Luas permukaan = 6s2


Volume = s3
Panjang diagonal bidang = s√2
Panjang diagonal ruang = s√3
Sifat-sifat :
 memiliki 6 sisi berbentuk persegi yang Luas permukaan = luas alas x jumlah luas
ukurannya sama luas segitiga tegak
(sisi ABCD = EFGH = BCFG = ...) Volume = 1/3 luas alas x tinggi
 memiliki 12 rusuk yang ukurannya sama Sifat-sifat :
panjang  memiliki 4 sisi ( 1 merupakan alas yang
( rusuk AB = BC = AE = BF = ...) berbentuk persegi .dan 3 sisi tegak yang
 memiliki 8 titik sudut Luas permukaan tabung = 2πr (r + t)
berbentuk segitiga)
( titik sudut A, B, C, ...) Luas selimut tabung = 2πrt  memiliki 8 rusuk
 memiliki 4 buah diagonal ruanG Luas permukaan tabung tanpa tutup = πr (r  memiliki 5 titik sudut ( 4 sudut berada di
(diagonal ruang AG, BH, CE, DF) + 2t) bagian alas dan 1 sudut berada di bagian atas
Volume = πr2t
 memiliki 12 buah bidang diagonal
Sifat-sifat :
yang merupakan titik puncak ).
(bidang diagonal AF, BE, BG, CF, ...)
2. Balok  memiliki 3 sisi ( 2 sisi berbentuk lingkaran
dan 1 sisi berupa selimut tabung ) 7. Prisma
 memiliki 2 rusuk

5. Kerucut

Luas permukaan = 2(pl + pt + lt)


Volume = p x l x t
Panjang diagonal ruang = √(p2+ l2+ t2)
Sifat-sifat :
 memiliki 4 sisi berbentuk persegi panjang (
2 pasang persegi panjang yang ukurannya
sama )
 memiliki 2 sisi yang bentuknya sama
 memiliki 12 rusuk
 memiliki 8 titik sudut
3. Bola

Luas permukaan kerucut = πr (r + s)


Luas selimut kerucut = πrs Luas permukaan = (2 x luas alas) + (keliling
Volume = 1/3 πr2t alas x tinggi)
Sifat-sifat : Volume = luas alas x tinggi
Sifat-sifat :
 memiliki 2 sisi ( 1 sisi merupakan alas yang
berbentuk lingkaran dan 1 sisinya lagi  memiliki bidang alas dan bidang atas berupa
berupa sisi lengkung atau selimut kerucut ) segitiga yang kongruen ( 2 alas tersebut juga
merupakan sisi prisma segitiga )
 memiliki 1 rusuk
Luas permukaan = 4πr2  memilki 5 sisi ( 2 sisi berupa alas atas dan
Volume = 4/3 πr3  memiliki 1 titik sudut bawah, 3 sisi lainnya merupakan sisi tegak)

Sifat-sifat :  memiliki 9 rusuk

 memiliki 1 sisi 6. Limas Segiempat  memiliki 6 titik sudut

 memiliki 1 titik pusat Ingat :


 tidak memiliki titik sudut π = 22/7 = 3,14
 memiliki jari-jari yang tak terhingga dan
Penjelasan diatas merupakan jenis limas
segiempat dan prisma segitiga, sedangkan
semuanya sama panjang masih banyak lagi jenis limas dan prisma
lainnya, yaitu limas segitiga, limas segilima,
limas segienam, prisma segiempat, prisma
4. Tabung segilima dan lainnya. Yang membedakannya
adalah bentuk alasnya sesuai dengan
namanya sendiri. Untuk jenis limas dan
prisma lainnya rumus untuk mencari luas
permukaan dan volumenya tetap sama,
namun tentu saja rumus untuk mencari luas
 Mempunyai sepasang sudut lancip yang  Simetri putar 2 buah dan tidak punya simetri
sama besar dan saling bersebelahan lipat
alasnya berbeda. Rumus untuk mencari luas
alasnya tersebut dapat kita temui pada  Mempunyai sepasang sisi yang sama
bangun datar yang telah dibahas pada bab panjang
5. Trapesium
sebelumnya.  Mempunyai simetri lipat dan simetri putar
masing-masing 1
Bangun Datar - SKD/TKD
b. Segitiga Sama Sisi
Bangun datar dapat didefinisikan sebagai
bangun rata yang mempunyai dua dimensi
yaitu panjang dan lebar, tetapi tidak
mempunyai tinggi atau tebal.
Berikut ini adalah jenis-jenis bangun datar
umumnya. Luas = 1/2 (a + c) x t
Keliling = a + b + c + d
1. Persegi Sifat-sifat :

Sifat-sifat :  Terbentuk dari 4 garis lurus

 Sisinya sama panjang  Terdapat 2 garis lurus yang sejajar tapi tidak
sama panjang
 o
3 sudutnya sama besar (90 )
 Jumlah sudut diantara sisi-sisi sejajar 180o
 Simetri putar dan simetri lipat masing-
 Memiliki 4 titik sudut
masing 3

c. Segitiga Siku-Siku
6. Lingkaran
Luas = s2
Keliling = 4s
Sifat-sifat :
 Terbentuk dari 4 ruas garis lurus yang sama
panjang
 Mempunyai 4 sisi, sisi yang berhadapan
sejajar
 Terdapat 4 sudut yang sama besar 90 o Sifat-sifat :
 Simetri putar dan lipat masing-masing  Terbentuk dari 3 garis lurus
sebanyak empat
 Jumlah ketiga sudutnya 180o Luas = πr2
 Mempunyai sepasang diagonal yang sama
panjang  Mempunyai sudut sikut Keliling = 2πr
Sifat-sifat :


Berlaku rumus/aturan phytagoras
Teorema Phytagoras Tidak mempunyai titik sudut
2. Persegi Panjang a2 = b2 + c2  Terbentuk dari sebuah garis lengkung yang
b2 = a2 - c2 teratur
c2 = a2 - b2
 Simetri lipat tidak terhingga
d. Segitiga Sembarang  Simetri putar tidak terhingga
 Dalam lingkaran ada yang namanya radius
(r)

Luas = p x l 7. Layang-layang
Keliling = 2 (p + l) Sifat-sifat :
Sifat-sifat :  Sifat bangun datar dari segitiga sembarang
 Terbentuk dari 4 buah garis lurus  3 sisinya tidak sama panjang
 Mempunyai 4 sisi-sisi yang berhadapan  Mempunyai 3 sudut lancip yang tidak sama
sama panjang besar
 Mempunyai 4 sudut siku-siku  Tidak Memiliki simetri lipat dan hanya
 Mempunyai 2 simetri putar punya satu simetri putar.

 Simetri lipatnya sebanyak 4 Luas = 1/2 x d1 x d2


 Mempunyai sepasang diagonal yang sama 4. Jajar Genjang Keliling = 2 (a + b)
panjang Sifat-sifat :
 Sisi yang berhadapan sama panjang

3. Segitiga
 Mempunyai simetri putar 1
 Simetri lipat 1
Luas = 1/2 x alas x tinggi  Sepasang diagonal tidak sama panjang
Keliling = a + b + c

a. Segitiga Sama Kaki Luas = a x t 8. Belah ketupat


Keliling = 2 (a + m)
Sifat-sifat :
 Mempunyai 4 sisi terdiri dari 2 pasang sisi
yang sejajar
 Sisi yang sejajar sama panjang
 Mempunyai 4 titik sudut, 2 lancip dan 2
tumpul
 Sudut yang berhadapan sama besar
Sifat-sifat :  Sepasang diagonalnya tidak sama panjang
misalnya : menghilangkan variabel x hal yang pertama
Luas = 1/2 x d1 x d2 a = koin pecahan 500-an dilakukan adalah menyamakan nilai
Keliling = 4s b = koin pecahan 200-an koefisien x lalu mengurangkannya agar
Sifat-sifat : c = koin pecahan 100-an variabel x menjadi 0 (menghilang).
 Terbentuk dari 4 buah garis lurus
maka : Lihat jumlah x pada persamaan 1 dan 2,

 Memiliki 4 sisi dan 4 titik sudut


 500a +200b + 100c = 100.000
perbandingannya adalah 1 : 2 maka
perkalian yang digunakan adalah 2 dan 1.
5a + 2b + c = 1.000
 Keempat sisinya sama panjang
 a = 1/2 b → b = 2a
x + y = 3 |dikali 2| 2x + 2y = 6
2x + y = 5 |dikali 1| 2x + y = 5 (-)
 Sudut yang berhadapan sama besar
 a = 3c → c = 1/3 a y =1
 Diagonalnya berpotongan tegak lurus Lihat jumlah y pada persamaan 1 dan 2,
 Mempunyai simetri lipat dan simetri putar 2 Persamaan Linier Dua Variabel (PLDV) - perbandingannya adalah 1 : 1 maka tinggal
dikurangkan saja (tidak perlu dikalikan).
Persamaan Linier Tiga Variabel (PLTV) - SKD/TKD
x + y=3
SKD/TKD 2x + y = 5
Persamaan linear dua variabel (PLDV)
adalah persamaan linear yang memiliki dua -x = -2
Persamaan linear tiga variable (PLTV) x = 2
adalah persamaan linear yang memiliki tiga variabel dengan pangkat masing-masing
variabel adalah satu. Maka penyelesaian akhir dari sistem
variabel dengan pangkat masing-masing persamaan tersebut adalah x = 2 dan y = 1.
variabel adalah satu. PLDV memiliki bentuk umum :
ax + by = c dengan a,b ≠ 0 Himpunan penyelesaiannya adalah :
PLTV memiliki bentuk umum : HP = {2,1}
ax + by + cz = d dengan a,b,c ≠ 0
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
(SPLDV) adalah dua buah persamaan linear TRIK :
Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel Langkah-langkah metode eliminasi :
(SPLDV) adalah tiga buah persamaan linear dua variabel yang mempunyai keterkaitan
dan memiliki konsep penyelesaian yang Cari terlebih dahulu salah satu nilai variabel
tiga variabel yang mempunyai keterkaitan dengan menggunakan metode eliminasi.
dan memiliki konsep penyelesaian yang sama.
Bentuk umum dari sistem ini adalah: Nilai dari variabel tersebut substitusikan ke
sama. salah satu persamaan untuk mendapatkan
a1x + b1y = c1
a2x + b2y = c2 nilai variabel lainnya.
Bentuk umum dari sistem ini adalah:
a1x + b1y + c1z = d1 x dan y disebut variabel
a dan b disebut koefisien Selain kedua metode diatas, kita juga bisa
a2x + b2y + c2z = d2 menggunakan metode eliminasi, yaitu
a3x + b3y + c3z = d1 c disebut konstanta
dengan menggabungkan metode substitusi
x, y dan z disebut variabel dan eliminasi.
a, b dan c disebut koefisien Persamaan-persamaan linear dua variabel
dapat diselesaikan dengan beberapa cara, Mari kita lihat contoh diatas yang telah
d disebut konstanta mendapatkan nilai dari variabel y. Masukkan
namun bab ini akan lebih berfokus pada dua
cara yang paling umum dan mudah nilai y = 1 kedalam salah satu persamaan
SPLTV dapat diselesaikan dengan beberapa yang ada.
cara, namun bab ini akan lebih berfokus digunakan yaitu metode subtitusi dan
pada dua cara yang paling umum dan mudah metode eliminasi. Berikut adalah
pembahasan mengenai kedua buah metode 2x + y = 5
digunakan yaitu metode subtitusi dan 2x + 1 = 5
metode eliminasi. Penjelasan terkait kedua tersebut.
2x = 5-1
cara tersebut sudah ada pada bab 2x = 4
sebelumnya. Proses penyelesaiannya hampir 1. Metode Substitusi
Metode substitusi merupakan suatu metode x =2
sama dengan SPLDV, hanya saja SPLTV Tentunya cara ini akan menghasilkan nilai x
lebih rumit dan kompleks sehingga yang digunakan dengan cara mengganti
(mensubstitusi) salah satu variabelnya. Jika yang sama dengan metode eliminasi. Mudah
dibutuhkan ketelitian yang lebih. kan? Tetapi sebaiknya gunakan metode yang
variabelnya x dan y, untuk menentukan
variabel x kita harus mensubstitusi variabel y menurut kita lebih mudah dalam
TIPS : pengerjaannya.
terlebih dahulu, atau sebaliknya, bila ingin
 Cara terbaik menyelesaikan SPLTV dengan mencari variabel y maka kita harus
metode Eliminasi-Substitusi (gabungan). mengganti variabel x terlebih dahulu. Pengaplikasiannya
Dalam kehidupan sehari – hari banyak
 Langkah-langkah menyelesaikan SPLTV Misalnya
permasalahan yang dapat kita selesaikan
dengan metode gabungan: x + y = 3 ................. 1)
menggunakan SPLDV terutama
o Eliminasi variabel pertama dengan 2x + y = 5 ................2)
Pertama kita ubah terlebih dahulu persamaan permasalahan jual - beli. Biasanya soal yang
memasang-masangkan dua persamaan dari disajikan dalam bentuk soal cerita. Akan
ketiga persamaan sehingga diperoleh SPL yang pertama dari x + y = 3 menjadi y = 3 –
x. tetapi, permasalahan tersebut harus diubah
baru yang sederhana. terlebih dahulu menjadi bentuk SPLDV agar
Lalu persamaan tersebut kita masukkan ke
o Dari SPL baru, eliminasi lagi sehingga dalam persamaan yang kedua. dapat diselesaikan.
diperoleh nilai dari salah satu variabel yang 2x + y = 5
ada. 2x + (3 – x) = 5 TIPS :
o Dari nilai variabel yang telah ada, 2x – x = 5 – 3 Adapun langkah – langkah menyelesaikan
substitusikan ke persamaan sebelumnya x=2 permasalahan SPLDV dalam bentuk soal
untuk memperoleh nilai variabel yang Kita sudah menemukan nilai x = 2 mari kita cerita sebagai berikut :
lainnya. masukkan kedalam salah satu persamaan  Melakukan pemisalan terhadap kedua
tersebut. besaran yang belum diketahui dengan
Pengaplikasian x+y=3 membuat model matematika dengan
Sama seperti PLSV dan SPLDV, SPLTV 2+y=3 mengubah dua pernyataan dalam soal
juga terdapat penerapannya dalam kehidupan y=1 menjadi dua persamaan, dan
sehari-hari namun lebih kompleks. Soal yang
diberikan pun biasanya dalam bentuk soal
Maka penyelesaian dari sistem persamaan di
atas adalah x = 2 dan y = 1.
 Menyelesaikan sistem persamaan tersebut.
cerita. Untuk itu kita harus dapat mengolah Himpunan penyelesaianya adalah :
terlebih dahulu soal cerita tersebut menjadi HP = {2, 1} Persamaan Linier Satu Variabel (PLSV) -
bentuk persamaan, lalu menyelesaikannya. SKD/TKD

Contoh Soal : Persamaan linear merupakan sebuah konsep


2. Metode Eliminasi
Sejumlah uang tediri dari koin pecahan 500- kalimat terbuka yang hanya memiliki
Konsep dasar pada metode eliminasi adalah
an, 200-an dan 100-an dengan total nilai Rp variabel berpangkat satu.
dengan menghilangkan salah satu variabel
100.000. Jika total uang pecahan 500-an Persamaan linear satu variabel (PLSV)
yang ada di dalam persamaan, variabel x
setengah dari total uang pecahan 200-an, atau y. merupakan persamaan linier yang hanya
tetapi 3 kali total uang pecahan 100-an, memiliki satu variabel.
Misalnya
maka banyaknya koin pecahan adalah ... x + y = 3 ................. 1) Penting :
A. 300 2x + y = 5 ................2) Kalimat terbuka merupakan sebuah kalimat
B. 360 yang di dalamnya terkandung satu atau lebih
Pertama tentukan variabel mana yang ingin
C. 460 variabel yang nilai kebenarannya belum
kita hilangkan, misalnya kita ingin
D. 500 diketahui.
menghilangkan variabel x. Untuk dapat
x + 3 = 7 kalimat terbuka perlu untuk mempelajari sifat-sifat 1. Jumlah suatu data
4 + 3 = 7 kalimat benar pertidaksamaan. Dari tabel dan diagram kita bisa mencari
4 + 4 = 7 kalimat salah jumlah suatu data yang diinginkan. Jumlah
Sifat-sifat pertidaksamaan data tersebut dapat kita peroleh dengan cara
Bentuk Baku PLSV Tanda pertidaksamaan tidak akan berubah menggunakan operasi dasar matematika (+/-
jika menambahkan atau mengurangkan suatu dan x/:) atas beberapa data dan cara lainnya.
ax + b = c dengan a ≠ 0 pertidaksamaan dengan bilangan atau suatu Soal yang diberikan biasanya juga diberikan
x disebut dengan variable; ekspresi matemtika tertentu. dalam bentuk persentase, derajat dan
a disebut koefisien Jika a > b maka lainnya. Penjelasan terkait persentase dan
b dan c disebut kontanta. a+c>b+c;a-c>b-c derajat telah dibahas pada bab sebelumnya.
3x + 5 = x – 8 merupakan persamaan linear Jika a < b maka
satu variabel karena memiliki satu variabel a+c<b+c;a-c<b-c 2. Persentase atas suatu data
yaitu x (meskipun x tersebut berada di dua misalnya Persentase atas suatu data dapat diperoleh
sisi) x+2>5⇒x+2-2>5-2⇒x>3 dengan membandingkan jumlah data
2x – y = 6 tidak termasuk persamaan linear tersebut dengan jumlah data secara
satu variabel dikarenakan memiliki dua Tanda pertidaksamaan tidak akan berubah keseluruhan. Materi terkait pesentase lebih
variabel yaitu x dan y (persamaan linear dua jika mengalikan atau membaginya dengan lanjutnya telah dijelaskan pada bab khusus
variabel) bilangan positif. terkait persentase.
x2 + 2x = 15 hanya memiliki satu variabel, Jika a > b dan c > 0
namun variabel tersebut memiliki pangkat maka 3. Persentase atas kenaikan suatu data
lebih dari satu, sehingga bukan merupakan ac > bc dan a/c > b/c Cara pengerjaan dari pertanyaan ini hampir
PLSV. Persamaan tersebut merupakan misalnya sama dengan persentase, namun persentase
persamaan kuadrat. 4x ≥ 12 yang dicari merupakan persentase atas
bagi masing masing ruas dengan angka 4 kenaikan data.
Penyelesaian PLSV (positif) % kenaikan/penurunan
4x/4 ≥ 12/ 4 ⇒ x ≥ 3 =(data akhir-data awal )/(data awal)
Substitusi
 Menambah atau mengurangi kedua ruas Tanda pertidaksamaan akan berbalik jika
dikali atau dibagi dengan sebuah bilangan
4. Rata-rata atas suatu data
dengan bilangan yang sama. Rata-rata yang dimaksud disini sama halnya
negatif.

dengan yang telah dijelaskan pada bab
Mengalikan atau membagi kedua ruas Jika a > b dan c < 0 sebelumnya. Sehingga rumus dan cara
dengan bilangan bukan nol yang sama. maka pengerjaannya masih sama. Hanya saja
Misalnya. ac < bc dan a/c < b/c (tandanya berubah) bagian mengharuskan kita mencari rata-rata
x-3=5 misalnya atas suatu data yang disajikan dalam bentuk
Tambahkan angka 3 pada kedua ruas agar -3x ≥ 9 tabel dan diagram.
hanya tersisa variabel x. bagikan kedua ruas dengan angka -3
x–3+3=5+3 -3x ≥ 9 5. Membandingkan suatu data dengan data
x=8 -3x/-3 ≤ 9/-3 lainnya
x ≤ -3 Kita juga bisa membandingkan suatu data
Lawan dan kebalikan bilangan
dengan data lainnya dan memperoleh
 Bilangan positif dalam penjumlahan atau Pengaplikasian informasi baru atas data yang dibandingkan
pengurangan bila dipindah ruas akan Banyak sekali permasalahan dalam tersebut. Misalnya membandingkan jumlah
menjadi negatif kehidupan sehari-hari yang dapat penduduk tahun 2000 dengan 2017. Dari
diselesaikan perhitungannya dengan
 Bilangan negatif dalam penjumlahan atau menggunakan persamaan linear satu variabel
jumlah tersebut maka kita dapat mendapat
pengurangan bila dipindah ruas akan informasi mengenai pertumbuhan penduduk,
(PLSV). Biasanya permasalahan tersebut prediksi tahun berikutnya dan lainnya.
menjadi positif disajikan dalam bentuk soal cerita.
Misalnya
x+5=8 6. Kesimpulan yang dapat diambil
TIPS : Kesimpulan yang dimaksud disini dapat
pindahkan angka 5 ke ruas kanan agar hanya Untuk memperoleh penyelesaian PLSV
tersisa variabel x. bervariasi bentuknya tergantung dari soal
dalam bentuk soal cerita, ada beberapa yang diminta. Misalnya data terkecil, data
x=8–5 tahapan yang sebaiknya dilakukan.
x=3 terbesar, data terbanyak dan lainnya.
1. Mengubah kalimat-kalimat pada soal cerita
 Bilangan yang posisinya sebagai pembilang menjadi beberapa kalimat model INGAT
(diatas) dalam perkalian atau pembagian bila matematika, sehingga membentuk sistem Lingkaran memiliki 360o
dipindah ruas akan menjadi penyebut persamaan linear satu variabel;
(dibawah). 2. Menyelesaikan sistem persamaan linear satu TRIK :
 Bilangan yang posisinya sebagai penyebut 3.
variabel; dan
Menggunakan penyelesaian yang diperoleh
Cara mengubah derajat memjadi persentase
(dibawah) dalam perkalian atau pembagian 360o = 100%
untuk menjawab pertanyaan pada soal cerita. no/360o x 100% = n%
bila dipindah ruas akan menjadi pembilang
(diatas).
Misalnya Persamaan Kuadrat - SKD/TKD
Tabel dan Diagram - SKD/TKD
x/2=4
pindahkan angka 2 ke ruas kanan agar hanya Persamaan kuadrat dalam x mempunyai
Pada bab sebelumnya, telah dibahas bentuk umum:
tersisa variabel x.
mengenai salah satu bagian statistik, yaitu ax2 + bx + c = 0 , a ≠ 0
x=4.2
ukuran pemusatan data (mean, median, a, b dan c adalah bilangan riil.
x=8
modus). Bab sebelumnya menyajikan data
yang akan kita olah dalam bentuk angka, 1. Menyelesaikan Persamaan kuadrat
Pertidaksamaan
sedangkan pada bab ini kita akan mengolah Persamaan kuadrat dapat diselesaikan
Pertidaksamaan linear satu variabel
data yang disediakan dalam bentuk tabel dan dengan beberapa cara, yaitu dengan:
merupakan sebuah bentuk kalimat terbuka
diagram. Hanya saja pertanyaan yang a. memfaktorkan
yang dinyatakan dengan lambang-lambang
diminta bukan lagi terkait mean, median, b. melengkapkan kuadrat sempurna
yang menunjukkan pertidaksamaan seperti
modus, dan range, melainkan analisis kita c. menggunakan rumus
berikut :
dengan statistik yang ada, misalnya jumlah
> Lebih dari
kenaikan, persentase kenaikan, a. Memfaktorkan
< Kurang dari
membandingkan data, dan lainnya. Untuk nilai a = 1, pemfaktoran sebagai
> Lebih dari atau sama dengan
Bentuk-bentuk tabel dan diagram yang berikut :
< Kurang dari atau sama dengan
diberikan bervariasi, misalnya diagram garis, Cari dua angka yang jika di tambahkan (+)
Penyelesaian pertidaksamaan LSV pada
diagram batang, diagram lingkaran, dan menghasilkan b dan jika dikalikan (x)
dasarnya hampir sama dengan persamaan
bentuk lainnya. menghasilkan c.
LSV. Yang membedakannya hanyalah
Berikut adalah hal-hal yang sering Contoh
lambang dari pertidaksamaan tersebut. Pada
ditanyakan terkait analisis tabel dan gambar. x2 + 7x + 12 = 0
persamaan LSV bagaimanapun kondisinya,
tanda “=” tidak akan berubah. Sedangkan (+) = 7
lambang pada pertidaksamaan akan berubah (x) = 12
dengan kondisi tertentu sehingga kita juga angkanya : 3 dan 4
sehingga (x – x1) (x – x2) = 0 af(x) < ag(x), maka f(x) > g(x)
x2 + 7x + 12 = 0 (x – 3) (x – (-2)) = 0 af(x) ≤ ag(x), maka f(x) ≥ g(x)
(x + 3)(x + 4) = 0 (x – 3) (x + 2) = 0 Selain bentuk diatas, ada juga bentuk
x = − 3 atau x = − 4 x2 – 3 x + 2 x – 6 = 0 eksponen lanjut yang menyerupai
x2 – x – 6 = 0. pertidaksamaan kuadrat. Sehingga dalam
Untuk nilai a > 1, pemfaktoran sebagai
berikut :
 menggunakan jumlah dan hasil kali akar-
penyelesaiannya perlu untuk menguasai
materi pertidaksamaan kuadrat (ada di bab
akar, Dengan menggunakan x1 + x2 = -b/a
Cari dua angka (misalnya P dan Q), yang berikutnya). Bentuknya adalah sebagai
dan x1 x2 = c/a, maka akan diperoleh
jika ditambahkan (+) menghasilkan b dan berikut :
persamaan:
jika dikalikan (x) hasilnya adalah ac. x2 – (x1 + x2)x + x1 . x2 = 0 (af(x))2 + af(x) + c > 0
Kemudian masukkan dua angka tadi (P dan Tanda ketidaksamaan diatas juga dapat
Contoh:
Q) ke pola berikut: berupa ≥, < dan ≤.
Tentukan persamaan kuadrat yang akar-
1/a (ax + P)(ax + Q) = 0
akarnya –2 dan –3.
Contoh : INGAT
x1 + x2 = – 5
2x2 + x − 6 = 0
a = 2, b = 1 dan c = − 6
x1 . x2 = 6  Apapun yang berpangkat 0 hasilnya adalah
Jadi, persamaan kuadratnya 1.
cari angka P dan Q
P+Q=b=1
x2 – (–5)x + 6 = 0 → x2 + 5x + 6 = 0.
 Apapun yang menjadi pangkat dari bilangan
P.Q = ac = (2)(−6) = − 12 pokok 1 hasilnya adalah 1.
Eksponen Lanjutan dan Persamaannya -
sehingga P = 4 dan Q = − 3 TIPS :
SKD/TKD
masukkan pola  Pertidaksamaan eksponen untuk tipe
1/a (ax+P)(ax+Q)=0 Eksponen adalah bentuk perkalian dengan sederhana mudah untuk dikerjakan, namun
1/2 (2x+4)(2x-3)=0 pertidaksamaan eksponen lanjut akan lebih
bilangan yang sama yang di ulang-ulang atau
sederhanakan, (kalikan 1/2 dengan (2x + 4)) singkatnya adalah perkalian yang diulang- sulit dan akan sering dikeluarkan soalnya
(x + 2)(2x − 3) = 0 pada ujian seleksi. Untuk itu, sebaiknya
ulang. Di tinjau dari bentuknya, bentuk an
x = −2 atau x = 3/2 lebih sering membahas soal yang lanjutan.
(dibaca : a pangkat n) dengan a disebut basis
atau bilangan pokok dan n disebut eksponen Jika ternyata soal yang dikeluarkan tipe
b. Melengkapkan kuadrat sempurna atau pangkat. sederhana, maka lebih mudah kan?
Persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0 dapat
diselesaikan dengan mengubahnya menjadi
Pada bab sebelumnya telah dibahas  Pastikan kita sudah menguasai dengan baik
mengenai bentuk dasar dan sifat-sifat sifat-sifat dasar eksponen. Sesulit apapun
bentuk kuadrat sempurna (x + p)2 = q.
eksponen. Untuk itu, bab ini akan membahas soalnya, pada dasarnya dalam
a2 + 2ab + b2 = (a + b)2
eksponen lanjutan dan persamaannya. penyelesaiannya kembali pada sifat-sifat
a2 − 2ab + b2 = (a − b)2
Contoh : eksponen itu sendiri.
A. Persamaan Eksponen
x2 – 6x + 5 = 0  Penggunaan metode mencoret angka akan
x2 – 6x + 9 – 4 = 0 lebih mempermudah pengerjaan soal dan
Persamaan eksponen adalah persamaan yang
x2 – 6 x + 9 = 4 juga meningkatkan ketelitian.
eksponen dan bilangan pokoknya memuat
(x – 3)2 = 4
variabel. Perhatikan contoh-contoh berikut
x – 3 = 2 atau x – 3 = –2 ini.
x = 5 atau x = 1 Contoh Soal
 42x + 1 = 24x + 2 merupakan persamaan yang
c. Menggunakan rumus eksponennya memuat variabel x. 1. Jika diketahui m2n4 = 64 dan mn = 4 maka
 (y + 5)5y – 1 = (y + 5)5 – y merupakan nilai 2m – 8 = ...
persamaan yang eksponen dan bilangan a. 2
pokoknya memuat variabel y. b. 0
c. 4
Ada beberapa bentuk persamaan eksponen, d. -4
Rumus diatas disebut dengan rumus ABC. yaitu : e. -16
Akar x1 dan x2 didapat dengan
menggunakan ±, dengan + untuk x1 dan –  af(x) = 1
Jawab :
m2 . n4 = 64
untuk x2 atau sebaliknya. Jika a > 0 dan a ≠ 0, maka f(x) = 0.
m2 . n2 . n2 = 64
 af(x) = am (mn)2 . n2 = 64
Jika a > 0 dan a ≠ 0, maka f(x) = m. (4)2 . n2 = 64
2. Jenis-jenis Akar Persamaan Kuadrat
 af(x) = ag(x)
n2 = 4 → n = 2
maka 2m – 8 = 2(2) – 8 = -4
2
D = b - 4ac Jika a > 0 dan a ≠ 0, maka f(x) = g(x).
Apabila:  af(x) = bf(x) 2. Jika 3x3= 6561 dan 4y = 1024 maka ...
 D > 0, persamaan kuadrat mempunyai dua Jika a > 0 dan a ≠ 1, b > 0 dan b ≠ 1, dan a ≠ a. x<y
akar real berlainan, . b, maka f(x) = 0. b. x=y
 D = 0, persamaan kuadrat mempunyai dua  A(af(x))2 + B(af(x)) + C = 0 c. x = 2y
dengan af(x) = p, maka bentuk persamaan d. x>y
akar real sama. e. Hubungan x dan y tidak dapat ditentukan
diatas dapat diubah menjadi persamaan
 D < 0, maka persamaan kuadrat mempunyai kuadrat : Ap2 + Bp + C = 0. Jawab :
akar tidak real (imajiner). 3x3 = 6561 = 38
x3 = 8 → x3 = 23 → x = 2
B. Pertidaksamaan Eksponen 4y = 1024 = 45
3. Rumus-rumus akar y=5
Jika x1 dan x2 adalah akar-akar dari Penyelesaian pertidaksamaan eksponen maka x < y
persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0 maka : hampir sama dengan penyelesaian
 x1 + x2 = -b/a persamaan eksponen, hanya tanda yang
a.
3. Jika 2x ∶ 4x = 5 dan (2/4)y = 5 maka ...
x<y
 x1 . x2 = c/a
dipakai bukan berupa sama dengan,
melainkan tanda pertidaksamaan. Berikut ini b. x>y
 x1 - x2 = -D/4a adalah konsep dari pertidaksamaan c. x=y
eksponen. Tanda pertidaksamaan eksponen d. 2x < 3y
tergantung dari bilangan pokok (basis) e. Hubungan antara x dan y tidak dapat
4. Menyusun Persamaan Kuadrat persamaan eksponen dan tanda awalnya. ditentukan
Untuk a > 1, maka tanda ketidaksamaannya Jawab :
Persamaan kuadrat dapat disusun dengan : tidak berubah (tetap). 2x ∶ 4x = 5 = (2/4)y
(2/4)x = (2/4)y
 menggunakan perkalian faktor, jika akar-
af(x) > ag(x), maka f(x) > g(x)
af(x) ≥ ag(x), maka f(x) ≥ g(x) maka x = y
akar persamaan kuadrat x1 dan x2 maka
af(x) < ag(x), maka f(x) < g(x)
persamaannya adalah Aritmetika dan Geometri - SKD/TKD
af(x) ≤ ag(x), maka f(x) ≤ g(x)
(x – x1) (x – x2) = 0
Untuk 0 < a < 1, maka tanda
Contoh : Deret hitung atau deret aritmetika adalah
ketidaksamaannya berubah (dibalik).
Tentukan persamaan kuadrat yang akar urutan bilangan di mana bilangan berikutnya
af(x) > ag(x), maka f(x) < g(x)
akarnya 3 dan -2. merupakan “penambahan atau pengurangan”
af(x) ≥ ag(x), maka f(x) ≤ g(x)
bilangan sebelumnya dengan suatu bilangan aritmatika baru. Carilah beda dari barisan Jawab :
beda tertentu. aritmatika yang terbentuk.
Deret ukur atau deret geometri adalah urutan Jawab :
bilangan di mana bilangan berikutnya Jumlah beda awal (b) = U2 – U1 = 20 – 10 =
merupakan “perkalian atau pembagian” 10
bilangan sebelumnya dengan suatu bilangan Setelah disisipkan, maka barisan
beda tertentu. bilangannya akan berpola seperti ini
10, a, b, c, d, 20, e, f, g, h, 30, i, j, k, l, 40, m,
n, o, p, 50, q, r, s, t, 60 ...
Maka, untuk mendapatkan barisan aritmatika
yang baru, beda baru (b’) adalah b/(k+1) =
Misalnya, 10/(4+1) = 10/5 = 2. 2. Sebuah bola dijatuhkan ke lantai dari
2, 5, 8, 11, 14, 17, ... (ditambah) ketinggian 2 meter. Setiap kali setelah
20, 15, 10, 5, ... (dikurang) memantul, bola itu mencapai ketinggian tiga
Deret bilangan diatas merupakan deret 2. Geometri perempat dari ketinggian yang dicapai
aritmatika karena pola bilangan berikutnya sebelumnya. Panjang lintasan bola tersebut
merupakan hasil “ditambah 3” dan Rasio dari pantulan ketiga sampai berhenti adalah
“dikurang 5” dari bilangan sebelumnya. ... meter.
3, 6, 12, 24, 48, 96, ... (dikali) a. 3,38
200, 100, 50, 25, ... (dibagi) b. 4,26
Deret bilangan diatas merupakan deret c. 5,50
aritmatika karena pola bilangan berikutnya Suku ke-n d. 6,75
merupakan hasil “di kali 2” dan “di bagi 2” e. 8,00
dari bilangan sebelumnya. Jawab :

Jumlah suku ke-n

1. Aritmatika

Suku ke-n (Un) Suku tengah (Ut)

bila kita memantulkan sebuah bola, maka


dengan bola tersebut akan naik dan kemudian turun
a = U1 = suku pertama dengan tinggi yang sama pula, lalu pada
Jika diantara dua suku barisan aritmatika
b = beda pantulan berikutnya akan semakin menurun,
disisipkan k buah suku sehingga membentuk
Un = suku ke-n sehingga panjang lintasan totalnya adalah 2
barisan geometri baru maka rasio barisan
kali (naik dan turun), sehingga panjang
geometri setelah disipkan k buah suku akan
lintasan total pada soal diatas adalah S∞ =
berubah.
27/8 x 2 = 27/4 = 6,75 meter.
Jumlah suku ke-n (Sn)
3. Diketahui jumlah n bilangan positif genap
yang pertama adalah 272. Dari bilangan-
Banyak suku dari barisan aritmatika yang bilangan genap tersebut, jumlah lima
disisipkan k buah suku juga akan berubah. bilangan terakhirnya adalah ...
a. 150
b. 140
c. 130
Suku ke-n (Un) bila Sn diketahui d. 120
e. 110
Deret geometri tak berhingga Jawab :

Deret geometri tak berhingga merupakan


Suku tengah (Ut) deret yang memiliki banyak suku yang tak
berhingga.

Jika diantara dua suku barisan aritmatika


disisipkan k buah suku sehingga membentuk r dengan syarat -1< r <1
barisan aritmatika baru maka beda barisan
aritmatika setelah disipkan k buah suku akan
berubah. Contoh Soal :
1. Seorang anak bernama Intan memiliki
sebuah pohon jati yang mengalami
pertambahan tinggi per hari 1/8 kali dari
tinggi sebelumnya. Pohon tersebut diukur
seminggu sekali. Jika tinggi pohon jati 23
b’ = beda barisan yang baru cm pada pengukuran awal, maka berapakah
k = banyak suku yang disisipkan tinggi pohon jati pada pengukuran
Banyak suku dari barisan aritmatika yang berikutnya ?
disisipkan k buah suku juga akan berubah. a. 16,1 cm
b. 49,05 cm Aritmatika Sosial - SKD/TKD
c. 52,45 cm
d. 50,07 cm Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering
n’ = banyak suku barisan aritmatika baru e. 32,2 cm mendengar istilah-istilah perdagangan
seperti harga pembelian, harga penjualan,
Contoh : untung dan rugi. Demikian pula, istilah
10, 20, 30, 40, 50, 60, ... impas, rabat (diskon), bruto, neto, tara, dan
Diantara setiap dua suku bilangan diatas bonus. Istilah-istilah ini merupakan bagian
akan disisipkan 4 buah bilangan sehingga dari Matematika yang disebut aritmetika
bilangan-bilangan semula dengan bilangan- sosial, yang membahas perhitungan
bilangan yang disisipkan membentuk barisan
keuangan dalam perdagangan dan kehidupan C. Rabat (Diskon), Bruto, Neto dan Tara
sehari-hari beserta aspek-aspeknya. TIPS :

A. Perhitungan Untung dan Rugi


 Bruto adalah berat barang dengan  Jangan menghapal rumus, karena besar
kemasannya (berat kotor). potensinya kita akan lupa rumus tersebut
1. Pengertian untung dan rugi  Neto adalah berat barang tanpa apalagi dengan jumlah rumus yang banyak.
kemasannya (berat bersih). Cobalah untuk mengilustrasikannya dalam
Berikut ini adalah pengertian dari istilah-
kehidupan sehari-hari, misalnya saat kita
istilah dalam untung dan rugi:  Tara adalah berat kemasannya saja. membeli pulpen atau lainnya.
 Harga pembelian adalah sejumlah uang

yang dikeluarkan untuk membeli atau
Rabat (diskon) adalah potongan harga yang  Dalam mengerjakan soal, tentukan terlebih
diberikan kepada pembeli. dahulu alur penyelesaiannya agar lebih
memperoleh suatu barang.
mudah. Misalnya, menentukan terlebih
 Harga penjualan adalah sejumlah uang yang dahulu harga jual/beli dan dilanjutkan
diterima sebagai pengganti dari barang yang dengan diskon, persentase untung/rugi dan
dijual. sebagainya.
 Untung (laba) adalah keadaan yang terjadi  Biasanya dalam soal, jumlah barang tidak
bila harga jual lebih tinggi dari harga beli. diberikan dalam bentuk unit melainkan
 Rugi adalah keadaan yang terjadi apabila Untuk mempermudah pemahaman terhadap dalam satuan ukuran jumlah, misalnya lusin,
harga jual lebih rendah dari harga beli. bruto, neto dan tara perhatikan contoh dalam rim, kodi dan lainnya. Sehingga kita juga
kehidupan sehari-hari dibawah ini : perlu untuk mempelajari satuan ukuran
 Impas adalah keadaan dimana harga
 Berat parfum dengan botolnya disebut tersebut.
penjualan sama dengan harga pembelian
bruto.
(kembali modal).
 Berat cairan parfumnya saja disebut neto. Contoh soal
 Berat botolnya saja disebut tara. 1. Seorang anak bernama Intan membeli
baju seharga Rp. 100.000,00 dengan diskon
25% + 40% dan celana seharga Rp
100.000,00 dengan diskon 55%. Jika m
adalah harga baju setelah diskon dan n
adalah harga celana setelah diskon maka ...
a. 𝑚>𝑛
b. 𝑚 − 𝑛 = 10.000
c. 𝑚 + 𝑛 = 100.000
Sering kita jumpai di pusat perbelanjaan d. 𝑚<𝑛
2. Persentase untung dan rugi memberikan diskon ganda yang menarik e. 𝑚=𝑛
Seringkali untung atau rugi dalam soal seperti “Diskon 40% + 20%” atau lebih Jawab :
ekstrim lagi “Diskon 50% + 50%”. Sebagian
dinyatakan tidak dalam besaran jumlah,
melainkan dalam bentuk persentase. orang mungkin langsung berpikir 50 + 50,  m = 100.000 x (1 – 25%) x (1 – 40%)
artinya 100 dong alias free alias gratis. Tapi m = 100.000 x 75% x 60%
kok begitu dibawa ke kasir, produk yang free m = 45.000
tadi tetap dibayar ya? Hehe. Begitulah  n = 100.000 x (1 – 55%)
diskon ganda atau additional discount. Arti
n = 100.000 x 45%
50% + 50% bukan berarti diskonnya jadi
n = 45.000
100% melainkan setelah dihitung-hitung jadi
75%. Bagaimana caranya?  maka m = n
Pertama, kita akan menghitung diskon awal,
yaitu 50%. Kemudian diberikan diskon lagi 2. Seorang anak bernama Intan membeli 27
sebesar 50%, maka diskon kedua akan kita kg minyak dengan total harga Rp 351.000.
kalikan dengan sisa setelah diskon awal, Jika sepertiga minyak dijual dengan harga
B. Perhitungan Bunga yaitu 50% (100% - 50%). Jadi jumlah diskon Rp 15.000/kg dan sisanya dijual dengan
yang kedua adalah 50% x 50% = 25%. harga Rp 14.000/kg, berapa persen
Bunga merupakan balas jasa berupa keuntungan yang diperoleh intan ?
keuntungan yang diberikan oleh : INGAT a. 10,26%
 bank kepada nasabah (penabung) atas
Kalikan diskon dengan harga jual/beli
sebelum diskon.
b.
c.
12,06%
16,02%
tabungannya; dan Diskon 1 x Harga Jual/Beli; d. 12,6%
 nasabah kepada bank atas pinjamannya. Diskon 2 x Harga sebelum diskon 2 (sisa e. 10,62%
Bunga yang akan kita pelajari pada bab ini setelah diskon pertama); Jawab :
Diskon 3 x Harga sebelum diskon 3 (sisa
hanyalah bunga tunggal, yaitu bunga yang
didapat atas modal awal saja. Sedangkan setelah diskon 2);  Penjualan sepertiga minyak (9kg) = Rp
bunga majemuk lebih kompleks dari bunga Begitu selanjutnya; 15.000 x 9 = Rp 135.000
tunggal dan belum pernah dimunculkan Jika ditanyakan total diskon, maka  Penjualan dua pertiga minyak (18kg) = Rp
dalam usm sebelumnya. jumlahkan semua diskon tersebut. Namun, 14.000 x 18 = Rp 252.000
jika yang ditanyakan adalah harga jual/beli
akhir (setelah diskon) adalah 100%  Total penjualan minyak Rp 387.000 dan
dikurangi dengan total semua diskon keuntungannya Rp 36.000
tersebut.  Maka persentase keuntungan Intan adalah
10,26% (36.000/351.000 x 100%)
Contoh lainnya :
Sebuah toko memberikan diskon 30% lalu
3. Seorang pengusaha berencana untuk
memberikan diskon lagi sebesar 20% untuk
menghasilkan keuntungan setelah pajak pada
sepasang sepatu yang harga awalnya
tahun 2014 sebesar 30% dari penjualan. Jika
Rp100.000. Hitunglah jumlah total diskon
besarnya pajak adalah 20% dari keuntungan
yang diberikan dan jumlah yang harus
sebelum pajak dan semua biaya sebesar Rp
dibayarkan oleh pembeli.
500 juta, berapa minimal penjualan yang
 Diskon 1 = 30% harus dicapai untuk memperoleh keuntungan
 Diskon 2 = (100% - 30%) x 20% = 14%
a.
seperti yang direncanakan?
Rp 1,6 miliar
 Total diskon = 30% + 14% = 44% b. Rp 1,5 miliar
 Total setelah diskon 100% - 44% = 56% c. Rp 1,2 miliar
d. Rp 1 miliar
 Maka, jumlah uang yang harus dibayar oleh e. Rp 800 juta
pembeli adalah 56% x Rp100.000 = Jawab :
Rp56.000.
 misalnya U = untung, B = biaya, P =
antara 75-76. Jika diurutkan maka urutan
tersebut memiliki nilai 80.
penjualan
 U=P–B Maka rata-rata umur mereka berlima adalah 2. Range dari hasil ujian matematika tersebut
U = P – 500 (sebelum pajak) 17,2 tahun. adalah ...
 setelah pajak
a.
b.
50
40
U = 80% (P – 500) c. 45
30%P = 80% (P – 500) d. 55
3P = 8 (P – 500) = 8P – 4000 e. 60
5P = 4000 Jawab :
x1,2,... = rata-rata
P = 800 Selisih nilai tertinggi dan terendah adalah 50
n1,2,... = jumlah data
 maka penjualan minimal yang harus dicapai (100 – 50).
adalah 800 juta. B. Median
Median adalah nilai data yang terletak di 3. Nilai mean (rata-rata) dari hasil ujian
tengah setelah data diurutkan. Dengan matematika tersebut adalah ...
4. Pak Bandi memancing di kolam dengan
demikian, median membagi data menjadi a. 76,7
membayar Rp 30.000/jam. Setiap 10 menit
dua bagian yang sama besar. Median (nilai b. 78,6
ia mampu mendapatkan 0,4 kg ikan. Ia
tengah) disimbolkan dengan Me. c. 78,7
hanya membawa pulang ikan sebanyak 1 kg
dan sisanya ia jual dengan harga Rp Jika banyaknya data n ganjil, maka d. 78,8
20.000/kg. Jika pak Bandi hanya membawa e. 77,0
uang Rp 50.000 saat memancing dan ia Jawab :
hanya memancing selama satu jam, maka
uang yang dibawanya pulang sebesar ...
a. Rp 2.000
b. Rp 20.000 Jika banyaknya data n genap, maka
c. Rp 28.000
d. Rp 32.000 4. Modus dari hasil ujian matematika
e. Rp 48.000 tersebut adalah ...
Jawab : a. 80
 Dalam satu jam pak Bandi mendapat ikan
Untuk mencari median dari umur mereka
berlima (ganjil), maka hal yang pertama kita
b. 60
sebanyak 2,4 kg (0,4 x 6). c. 70
lakukan adalah mengurutkannya terlebih d. 90
 Jumlah ikan yang dijualnya sebanyak 1,4 kg dahulu yaitu 16, 16, 17, 18, dan 19. Setelah e. 100
dengan harga Rp 28.000 (1,4 x 20.000) itu ambil umur yang berada pada urutan Jawab :

ketiga (5+1)/2 untuk menjadi median, yaitu Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa
Maka jumlah uang yang dibawa pulang pak 17 tahun. nilai siswa yang paling banyak adalah 80,
Bandi adalah Rp 48.000 (50.000 – 30.000 +
yaitu sebesar 50%.
28.000) C. Modus
Modus adalah data yang paling sering 5. Seorang anak bernama Intan memiliki
Mean, Median, Modus, dan Range - muncul atau memiliki frekuensi tertinggi. ladang yang ditanami pohon sengon dan
SKD/TKD Modus dilambangkan dengan Mo. pohon jati dengan rata-rata tinggi pohon
Dari pengertian modus tersebut, maka adalah 530 cm. Rata-rata tinggi pohon
Andi, budi, candra, doni dan eka sudah modus dari umur mereka berlima adalah 16 sengon adalah 420 cm dan pohon jati adalah
bersahabat sejak kecil. Umur mereka saat ini tahun (paling banyak muncul/dimiliki 2 560 cm. Jika m adalah jumlah pohon sengon
berturut-turut adalah 17, 16, 16, 18, dan 19 orang). dan n adalah jumlah pohon jati maka ...
tahun. a. m<n
Pada ilustrasi diatas, umur mereka berlima D. Range b. m=n
disebut dengan data. Pada bab ini, kita akan Range adalah selisih antara nilai terbesar dan c. Hubungan m dan n tidak dapat ditentukan
mengolah data tersebut untuk menjadi terkecil. Range dilambangkan dengan R. d. m = n2
sebuah informasi, yaitu ukuran pemusatan
e. m>n
data yang terdiri dari mean, median, modus,
Jawab :
dan range.
Untuk lebih mempermudah dalam Maka kita juga dapat mencari range umur
memahaminya, perhatikan pertanyaan mereka berlima, yaitu 2 tahun (selisih antara
berikut : umur tertinggi 19 tahun dengan umur
 Mean : berapa rata-rata umur mereka terendah 17 tahun).
berlima?

Contoh Soal :
Median : berapa umur tengah mereka Untuk menjawab soal berikut, perhatikan
berlima? data nilai hasil ujian matematika dari 150
 Modus : umur berapa yang paling banyak siswa SMA 10 Sukajaya seperti pada gambar
dimiliki ? grafik di bawah ini.
 Range : berapa selisih umur yang tertua
dengan yang termuda?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
data umur mereka berlima akan kita olah dan 6. Berapa nilai rata-rata barisan aritmatika
menyajikannya dalam bentuk jawaban atas kelipatan lima mulai dari lima belas sampai
keempat pertanyaan diatas. lima puluh ?
a. 15
A. Mean b. 27,5
Mean atau rata-rata hitung adalah nilai yang c. 30
diperoleh dari sejumlah kelompok data d. 32,5
dibagi dengan banyaknya data. Mean e. 35
biasanya disimbolkan dengan x. Jawab :
1. Median dari hasil ujian matematika = (15+20+25+30+35+40+45+50) / 8
tersebut adalah ... = 260/8
a. 50 = 32,5
b. 80
n = banyaknya data c. 60 Waktu, Jarak, dan Kecepatan -
xn = nilai data ke-n d. 70 SKD/TKD
Dengan rumus tersebut, maka kita dapat e. 90
menjawab rata-rata dari umur mereka Jawab : Berapa lama waktu yang diperlukan untuk
berlima, yaitu : Dari jumlah siswa sebanyak 150 orang, tiba disekolah? Seberapa jauh jarak ke
maka nilai tengahnya berada pada urutan sekolah? Berapa kecepatan yang diperlukan
agar tiba tepat waktu di sekolah? Hal
tersebut tanpa sadar sering terpikir dalam
jarak/waktu.
Misalnya km/jam, meter/detik, dan lainnya.
 Sering latihan dengan memanfaatkan
kegiatan sehari-hari agar semakin terlatih.
benak kita. Kecepatan Rata-Rata
Waktu, jarak, dan kecepatan tentunya sudah
Resultan waktu dan kecepatan
sangat dekat dengan keseharian kita. Bab ini
Jika t1 adalah waktu yang dibutuhkan orang
akan membahas terkait hal tersebut dan
pertama untuk menyelesaikan sebuah
pengaplikasiannya dengan kehidupan sehari-
pekerjaan, t2 adalah waktu yang diperlukan
hari. Ketiga komponen tersebut merupakan Hubungan Waktu, Jarak dan Kecepatan oleh orang kedua untuk menyelesaikan
kunci utama dalam menguasai bab ini
pekerjaan yang sama, dan orang berikutnya,
dengan baik. Hubungan ketiga komponen tersebut dapat maka resultan waktu jika mereka
digambarkan melalui rumus berikut : mengerjakannya bersama-sama adalah :
A. Waktu

Waktu adalah lama berlangsungnya suatu


kejadian. Satuan waktu yang paling sering Dari rumus diatas dapat kita ketahui rumus Jika v1 adalah kecepatan orang pertama
digunakan adalah detik, menit, jam. Selain jarak dan waktu juga : untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan, v2
itu, ada juga hari, minggu, bulan, tahun, dan adalah kecepatan orang kedua untuk
lainnya tergantung dari keadaan menyelesaikan pekerjaan yang sama, dan
pertanyaannya. orang berikutnya, maka resultan
Biasanya satuan antara pertanyaan dan kecepatannya adalah sebagai berikut :
jawaban yang dibutuhkan berbeda, sehingga
kita perlu mengkonversinya terlebih dahulu TRIK :
agar satuannya menjadi sama. Untuk itu, kita Agar lebih mudah dalam menghapal ketiga
juga perlu mengetahui hubungan antara rumus diatas, dapat digunakan trik segitiga
Contoh Soal :
suatu satuan waktu dengan satuan waktu dibawah ini.
1. Si Lisa dan si Mirna memiliki pekerjaan
yang lainnya. sebagai asisten rumah tangga. Waktu yang
1 menit = 60 detik dibutuhkan oleh si Lisa dalam mencucui
1 jam = 60 menit = 3.600 detik piring adalah 30 menit, sedangkan waktu
1 hari = 24 jam yang dibutuhkan si Mirna adalah 60 menit.
1 tahun = 12 bulan = 52 minggu = 365 hari Jika si Lisa dan si Mirna bekerja bersama-
Hubungan satuan waktu diatas yang paling sama dalam mencuci piring tersebut, maka
sering dipakai, namun juga perlu untuk waktu yang dibutuhkan adalah ...
mengetahui hubungan satuan waktu lainnya a. 15 menit
sebagai persiapan diri yang lebih baik. b. 30 menit
Waktu untuk menyusul (arah sama) c. 45 menit
d. 60 menit
Untuk mengetahui rumus dari salah satu e. 20 menit
komponen diatas, tutuplah komponen yang Jawab :
Waktu untuk berpapasan (arah akan dicari rumusnya, dan bagian yang tidak
berlawanan) tertutup merupakan rumus komponen
tersebut.
 Tutuplah komponen jarak dengan tangan,
maka bagian yang tidak tertutup adalah
kecepatan dan waktu yang bersebelahan.
Bila posisinya bersebelahan, maka kita
B. Jarak menganggapnya sebagai perkalian. Sehingga
rumus dari jarak adalah kecepatan dikalikan
Jarak adalah angka yang menunjukkan dengan waktu.
seberapa jauh suatu benda berubah posisi
melalui suatu lintasan tertentu. Satuan yang  Bila bagian yang tidak tertutup posisinya
2. Jarak kota A dan B adalah 120 km. Jika x
= lama waktu tempuh dari A ke B dengan
paling umum digunakan adalah satuan satu diatas dan yang satunya dibawah, maka
kecepatan 75 km/jam, dan y = lama waktu
panjang meter (m), namun kembali kepada kita menganggapnya sebagai pembagian.
tempuh dari A ke B dengan kecepatan 30
pertanyaannya sehingga kita juga harus Cobalah tutup kecepatan dan waktu secara
m/s, maka ...
mengkonversi satuannya terlebih dahulu bila bergantian sebagai latihan.
a. x<y
diperlukan. Dibawah ini adalah gambar yang b. x=y
menjelaskan hubungan antar satuan panjang. Pengaplikasiannya
c. x>y
Seperti yang telah dijelasnya diawal bab
d. 2x > y
sebelumnya, bahwa waktu, jarak dan
e. hubungan x dan y tidak dapat ditemukan
kecepatan sangat dekat dengan kehidupan
Jawab :
sehari-hari kita dan sering kita terapkan baik
sadar maupun tidak sadar. Penghitungan
dalam materi ini mungkin akan kita perlukan
Dari tangga diatas maka kita dapat nantinya dalam keadaan tertentu. Misalnya,
mengambil beberapa contoh hubungan antar saat kita terlambat berangkat sekolah, kita
satuan panjang berikut : sudah mengetahui jarak dari rumah menuju
1 km = 10 hm = 100 dam = 1000 m sekolah dan waktu yang tersisa sebelum
1 m = 10 dm = 100 cm = 1000 mm gerbang sekolah ditutup. Maka dengan
1 m = 0,001 km menerapkan materi bab ini, kita dapat
1 mm = 0,000001 km menentukan berapa kecepatan motor yang
Dengan memahami konsep dari tangga harus kita kendarai agar tiba tepat waktu
diatas, maka kita dapat dengan mudah disekolah. Tapi harus selalu mengutamakan
mengkonversi satuan panjang tanpa perlu keselamatan ya walaupun akhirnya 3. Seorang anak bernama Intan setiap pagi
menghapal satu per satu. terlambat. selalu berolah raga memutari sebuah
lapangan dengan keliling 0,5 km. Apabila
dengan kecepatan lari 5 km/jam Intan
TIPS :
mampu memutari lapangan sebanyak 5 kali,
C. Kecepatan
Kecepatan merupakan besaran yang
 Biasanya soal yang diberikan dalam bentuk berapa lamakah Intan lari setiap paginya ?
cerita yang lumayan panjang. Untuk a. 10 menit
menunjukkan seberapa cepat suatu benda
memudahkan kita dalam mengerjakannya, b. 30 menit
berpindah dari satu tempat ketempat lainnya
cari terlebih dahulu komponen apa yang c. 50 menit
dengan satuan waktu tertentu. Dari
ditanya dan komponen yang sudah diketahui. d. 40 menit
pengertian tersebut terlihat bahwa kecepatan
Lalu cermati apakah perlu dikonversi atau e. 20 menit
dapat diukur dengan menggunakan
komponen jarak yang dibandingkan dengan tidak satuannya. Selanjutnya tinggal Jawab :
waktu. Sehingga satuan kecepatan berupa
masukkan saja ke rumus dan didapat
hasilnya.  Setiap hari Intan berlari dengan jarak 2,5 km
(0,5 x 5)
 waktu= jarak/kecepatan= (2,5 km)/(5 Dari rumus diatas maka kita sudah dapat
megetahui berapa peluang kita untuk
secara melingkar.
km/jam)=0,5 jam
mendapatkan mata dadu enam tersebut.
 maka Intan setiap hari berlari selama 30 Jumlah sisi dadu yang kita harapkan
menit. hanyalah satu dari total enam sisi dadu, yaitu
yang memiliki angka enam. Maka peluang
4. Seorang anak bernama Intan dalam 1
menit dapat membuat 10 simpul pita,
untuk mendapatkan sisi dadu tersebut adalah  Permutasi berulang
: Permutasi berulang adalah jenis permutasi
sedangkan Joko dapat membuat dua kali yang dalam penyusunannya urutan
lipatnya. Jika Intan mulai bekerja 15 menit diperhatikan dan suatu objek dapat dipilih
lebih awal dari Joko, dan keduanya selesai lebih dari sekali sehingga ada perulangan.
setelah Joko bekerja selama 1 jam maka Banyaknya permutasi adalah :
banyak simpul yang dihasilkan keduanya
adalah ... Frekuensi Harapan
a. 450 Frekuensi Harapan (fh) dari suatu kejadian
b. 1950 adalah banyaknya kemunculan kejadian
c. 2700 yang dimaksud dalam beberapa kali
d. 2250 percobaan. dimana :
e. 1800 Atau dirumuskan seperti: n = banyaknya objek yang dapat dipilih
Jawab : r = jumlah yang harus dipilih
Stotal = SIntan + SJoko
Stotal = (10 x 75 menit) + (20 + 60 menit) = Kombinasi
1.950 Kombinasi merupakan sebuah kumpulan
Bila kita melempar dadu sebanyak 12 kali dari sebagian atau seluruh objek dengan
5. Jika sebuah benda bergerak dengan percobaan, maka berapa kali kemungkinan tidak memperhatikan urutannya. di dalam
kecepatan delapan kaki perdetik, berapakah munculnya mata dadu enam? Dalam hal ini kombinasi, {AB} dianggap sama dengan
jarak yang ditempuhnya selama setengah kita dapat memakai rumus frekuensi harapan {BA} sehingga sebuah kombinasi dari dua
jam ? (1 kaki = 0,3048 meter) dengan menggunakan peluang yang sudah objek yang sama tidak dapat terulang.
a. 4,39 kilometer kita dapatkan sebelumnya. Rumus kombinasi dari suatu himpunan yang
b. 8,78 kilometer fh= 1/6 x 12 = 2 mempunyai n elemen dapat dituliskan
c. 43,9 meter Maka peluang untuk mendapat mata dadu sebagai berikut :
d. 438,9 centimeter enam adalah dua kali.
e. 1440 meter
 Jawab :kecepatan = 8 kaki/detik
Batas-Batas Nilai Peluang
Jika P(A) = 0, maka kejadian tersebut tidak
waktu = 30 menit = 1800 detik
pernah terjadi atau suatu kemustahilan.
 jarak = kecepatan x waktu Jika P(A) = 1, maka kejadian tersebut Perbandingan - SKD/TKD
jarak = 8 x 1800 = 14.400 kaki = 4.389 merupakan kepastian.
meter = 4,39 kilometer Jika A adalah suatu kejadian yang terjadi, Perbandingan dapat diartikan sebagai suatu
dan A’ adalah suatu kejadian dimana A tidak upaya untuk membandingkan dua objek atau
6. Bani bersepeda dari kota X ke kota Y terjadi, maka : lebih yang sejenis. Hal yang sering dijadikan
dengan kecepatan 40 km/jam kemudian P(A) + P(A’) = 1 sebagai contoh perbandingan adalah tinggi,
kembali lagi ke kota X dengan kecepatan 20 umur, berat, nilai, dan lainnya.
km/jam. Jika x adalah kecepatan rata-rata Permutasi dan Kombinasi
bersepeda Bani dan y=26 2/3 km/jam maka Sebelum mengetahui pengertian permutasi 1. Perbandingan dua nilai
... dan kombinasi ada baiknya kita terlebih
a. x>y dahulu mengetahui pengertian dari faktorial.
b. x<y Sebab setiap penghitungan permutasi dan
c. x=y kombinasi tidak terlepas dari penghitungan
d. hubungan antar x dan y tidak dapat faktorial.
ditentukan Faktorial adalah perkalian suatu bilangan
Jawab : bulat positif dengan semua bilangan bulat
positif lain yang kurang dari bilangan bulat Menghitung nilai A jika B diketahui
tersebut.
Lambang faktorial berupa tanda seru (!).
n!=nx(n–1)x(n–2)x…x3x2x1 Menghitung nilai B jika A diketahui
Contoh :
3! = 3 x 2 x 1
5! = 5 x 4 x 3 x 2 x 1
Menghitung nilai A dan B jika jumlah
9! = 9 x 8 x 7 x 6 x 5 x 4 x 3 x 2 x 1
keduanya diketahui
Permutasi
Teori Peluang, Permutasi, dan Kombinasi Permutasi diartikan sebagai sebuah konsep
- SKD/TKD penyusunan sekumpulan objek menjadi
beberapa urutan berbeda tanpa mengalami Menghitung nilai A dan B jika selisih
Saat kita bermain dadu, angka berapa yang pengulangan. Di dalam permutasi, urutan keduanya diketahui.
sering kita harapkan? Tentunya kita berharap sangat diperhatikan. setiap objek yang
mendapat angka enam agar bisa bermain lagi dihasilkan harus berbeda antara satu dengan
bukan? Seberapa besar kemungkinan angka yang lain. kita ambil contoh, urutan huruf
enam tersebut bisa kita dapatkan? Disinilah {ABC} berbeda dengan {CAB} begitu juga
salah satu penerapan teori peluang yang akan dengan {BAC) dan {ACB}. 2. Perbandingan tiga nilai atau lebih
kita pelajari. Peluang adalah harapan Rumus untuk mencari banyaknya permutasi
terjadinya suatu kejadian. Sedangkan sampel n unsur jika disusun pada unsur k di mana k
merupakan himpunan dari semua hasil yang ≤ n adalah :
mungkin pada suatu percobaan/kejadian.
Dalam hal ini sampel merupakan keenam
mata dadu tersebut (1, 2, 3, 4, 5, 6).
Berikut adalah rumus dari peluang : Menghitung salah satu nilai objek bila
Permutasi dapat berupa permutasi siklis jumlah seluruh objek diketahui.
maupun permutasi berulang sebagai berikut.
 Permutasi siklis
Permutasi siklis adalah jenis permutasi yang
beranggapan bahwa susunan benda
berbentuk lingkaran. Dengan kata lain,
permutasi siklis digunakan untuk melihat
banyaknya penyusunan benda yang disusun
Bentuk lanjutan dari materi perbandingan Sudut, Garis dan Kesebangunan -
yang sering dimunculkan adalah SKD/TKD
perbandingan senilai dan berbalik nilai.
Jenis-jenis Sudut
Perbandingan senilai adalah perbandingan
dari dua nilai atau lebih dari suatu besaran
yang sejenis yang memiliki nilai atau harga
yang sama. Singkatnya, perbandingan senilai
merupakan perbandingan dimana bila suatu
komponen yang dibandingkan bertambah ,
maka komponen yang lain bertambah pula.
Misalnya, 1 kg jeruk dijual seharga Rp
10.000. Secara logika, semakin banyak kg
jeruk yang dibeli, maka jumlah uang yang
harus dikeluarkan juga semakin banyak.
Untuk penghitungan hasil perbandingan
senilai dapat digunakan rumus berikut:
Kesebangunan dan kekongkruenan
Kesebangunan dan kekongruenan biasanya
digunakan untuk membandingkan dua buah
bangun datar (atau lebih) dengan bentuk
yang sama. Dua buah bangun datar dapat
Perbandingan berbalik nilai adalah
dikatakan sebangun apabila panjang setiap
perbandingan dari dua atau lebih besaran,
sisi pada kedua bangun datar tersebut
dimana bila suatu komponen bertambah ,
memiliki nilai perbandingan yang sama.
maka komponen yang lain berkurang atau
sedangkan dikatakan kongruen apabila dua
menurun nilainya. Sehingga dapat dikatakan
buah (atau lebih) bangun datar memiliki
bahwa perbandingan ini berkebalikan
bentuk, ukuran, serta besar sudut yang sama.
dengan perbandingan senilai.
Misalnya, untuk membangun rumah Pak
Budi, bila jumlah pekerja sebanyak 10 a. Kesebangunan
orang, maka pembangunannya dapat
diselesaikan selama 15 hari. Semakin banyak
jumlah pekerja yang ada, maka akan
semakin cepat pekerjaan selesai (jumlah hari
semakin berkurang).
Untuk penghitungan hasil perbandingan
berbalik nilai dapat digunakan rumus Hubungan Antar Sudut apabila Dua Garis
berikut: Sejajar Dipotong oleh Garis Lain Sifat-sifat :
 Perbandingan antara sisi terpanjang dengan
sisi terpendek memiliki nilai yang sama.

TIPS :
Cari terlebih dahulu komponen apa yang  Besar sudut pada kedua bangun tersebut
dibandingkan, lalu kita gunakan logika memiliki nilai yang sama besar.
dengan membayangkannya dalam kehidupan ∠A=∠P
sehari-hari. Hal ini akan memudahkan dalam Sudut sehadap (sama besar) adalah sudut ∠B=∠Q
menentukan apakah hal yang dibandingkan yang memiliki posisi yang sama dan ∠C=∠R
tersebut merupakan perbandingan senilai besarnyapun sama. ∠D=∠S
atau berbalik nilai. Hal ini juga melatih kita ∠A=∠E
tidak terpaku pada rumus. ∠B=∠F b. Kekongkruenan
∠C=∠G
∠D=∠H
Sudut dalam berseberangan (sama besar)
adalah sudut yang ada di bagian dalam dan
posisinya saling berseberangan.
∠C=∠E
∠D=∠F
Sudut luar berseberangan (sama besar)
Perbandingan campuran merupakan adalah sudut yang berada di bagian luar dan
perbandingan 3 komponen yang didalamnya posisinya saling berseberangan.
Sifat-sifat :
∠A=∠G

terdapat perbandingan senilai dan berbalik
nilai. ∠B=∠H Pasangan sisi-sisi yang bersesuaian sama
Sudut Dalam Sepihak adalah sudut yang panjang.
berada di bagian dalam dan berada pada sisi AB = PQ
yang sama. Bila dijumlahkan, sudut yang BC = QR
saling sepihak akan membentuk sudut 180°. CD = RS
O = objek yang dikerjakan ∠ D + ∠ E = 180° DA = SP
∠ C + ∠ F = 180°

S = subjek yang mengerjakan
T = waktu pekerjaan Sudut Luar Sepihak adalah sudut yang Sudut yang bersesuaian sama besar.
Misalnya, untuk membangun 2 unit rumah berada di bagian luar dan berada pada sisi ∠A=∠P
oleh 4 pekerja dibutuhkan waktu 20 hari. yang sama. Bila dijumlahkan, sudut yang ∠B=∠Q
Berapa banyak pekerja yang dibutuhkan saling sepihak akan membentuk sudut 180°. ∠C=∠R
untuk menyelesaikan 5 rumah dalam waktu ∠ B + ∠ G = 180° ∠D=∠S
40 hari ? ∠ A + ∠ H = 180°
Sudut bertolak belakang (sama besar)
merupakan sudut yang posisinya saling Persentase - SKD/TKD
bertolak belakang.
∠A=∠C Berapa persen jumlah siswa laki-laki dan
∠B=∠D perempuan yang ada di kelas ? Pertanyaan
∠E=∠G sederhana ini merupakan salah satu
Jadi, jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk ∠F=∠H penerapan dari materi bab ini yang mungkin
menyelesaikan 5 rumah dalam waktu 40 hari Hubungan Lainnya pernah kita alami.
adalah 5 orang. ∠ A + ∠ B + ∠ C + ∠ D = 360° Persen atau bisa juga disebut perseratus
∠ A + ∠ B = ∠ E + ∠ H = 180° merupakan nilai suatu perbandingan jika
dijadikan dalam skala seratus atau nilai
perbandingan (pecahan) jika penyebutnya bervariasi, namun pada intinya tetap kembali A gabungan B ditulis A ∪ B = {x | x ∈ A
dijadikan seratus. kepada rumus dasarnya. Oleh karena itu kita atau x ∈ B}
Persen ditunjukkan dengan menggunakan dituntut untuk memahami pertanyaannya Contoh :
simbol %. terlebih dahulu dengan baik. Semakin sering A = {1, 2, 4, 5}
Dalam keadaan tertentu, penyajian data berlatih dalam mengerjakan soal maka kita B = {2, 3, 4, 6, 9}
dalam bentuk persentase akan lebih akan semakin terlatih dengan berbagai A ∪ B = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 9}
dibutuhkan daripada dalam bentuk jumlah, bentuk variasinya.
dengan alasan lebih menjelaskan keadaan
sebenarnya. Misalnya, kenaikan keuntungan
tahun ini adalah 1.000. Jumlah tersebut Himpunan - SKD/TKD
masih belum menunjukkan keadaan bagus
atau tidak. Kenaikan 1.000 dari 10.000 Himpunan dapat didefinisikan sebagai
tentunya lebih baik daripada 1.000.000. sebuah kumpulan dari beberapa objek yang
Sebab itulah persentase akan dibutuhkan dapat didefinisikan dengan jelas. Artinya
dalam membuat analisis atas keuntungan objek tersebut jelas adanya dan memiliki
tersebut. keterangan yang jelas. Salah satu contoh 3. Selisih himpunan
Untuk mencari persentase dapat kita himpunan adalah kumpulan siswa kelas XII
gunakan rumus berikut : SMA Harapan Maju. Intinya kumpulan Selisih himpunan A dan B adalah himpunan
tersebut di definisikan dengan jelas. Berbeda yang anggotanya semua anggota dari A
dengan kumpulan anak pecinta bola atau tetapi bukan anggota dari B.
kumpulan siswa SMA, kumpulan itu tidak A Selisih B ditulis A - B = {x | x ∈ A atau x
bisa di sebut himpunan karena benda-benda Ï B}
tersebut tidak di definisikan dengan jelas dan Contoh :
tidak merujuk pada objek tertentu yang jelas A= {1, 2, 3, 4, 5}
Mari kita kembali ke pertanyaan pada awal
keberadaannya. B= {2, 3, 4, 8, 10}
bab ini. Berapa persen jumlah siswa laki-laki
A - B = {1, 5}
dan perempuan yang ada di kelas?
Misalnya diketahui :
30 siswa laki-laki A. Macam-macam himpunan
10 siswa perempuan
Dari data tersebut bisa kita ketahui bahwa Himpunan kosong
jumlah seluruh siswa adalah 40 orang. Maka Himpunan kosong merupakan himpunan
persentasenya dapat dicari dengan mudah. yang tidak ada anggota di dalamnya,
75% laki-laki (30/40 x 100%) biasanya jenis himpunan ini dituliskan
25% perempuan (10/40 x 100%) dengan simbol ø atau { }.
Himpunan semesta
Himpunan semesta merupakan himpunan 4. Komplemen himpunan
yang memuat atau mencakup keseluruhan
anggota populasi, biasanya himpunan ini Komplemen himpunan A adalah suatu
ditandai dengan huruf S. himpunan yang anggotanya merupakan
Bagaimana jika yang ditanya adalah jumlah anggota S tetapi bukan anggota A.
Himpunan bilangan
bagian atau totalnya sendiri? Kita hanya Komplemen A ditulis A’ atau Ac = {x | x ∈ S
Himpunan bilangan merupakan himpunan
perlu mengutak-atik rumus diatas saja yang anggotanya berupa bilangan, misalnya dan x Ï A}
dengan mengubah posisi. Contoh :
bilangan bulat, riil, pecahan, genap, ganjil
dan lainnya. A= {1, 2, … , 7}
Himpunan terhingga S = {bilangan riil kurang dari 10}
Himpunan terhingga adalah himpunan yang Ac = {8}
jumlah anggotanya masih terhingga,
meliputi himpunan kosong dan himpunan
yang memiliki n elemen.
Himpunan tak terhingga
TIPS : Himpunan tak terhingga adalah himpunan
Sebaiknya jangan menghapal ketiga rumus yang jumlah anggotanya tidak terhingga.
tersebut. Pahami konsep dari rumus yang Contohnya himpunan bilangan ganjil atau
pertama saja dengan baik, lalu dengan genap, himpunan bilangan bulat, dsb.
mengubah posisi bisa kita dapatkan kedua 5. Beda setangkup himpunan
rumus lainnya.
Terkadang data yang disediakan soal dalam B. Operasi Himpunan Beda setangkup himpunan A dan B adalah
bentuk pecahan dan kita diminta untuk suatu himpunan yang anggotanya merupakan
menyajikannya dalam bentuk persentase. Secara umum ada enam bagian penting anggota A dan B yang tidak merupakan
Untuk itu kita perlu mengubah bilangan dalam pembahasan Operasi Himpunan, anggota keduanya sekaligus.
pecahan tersebut menjadi bilangan persen bagian-bagian tersebut sebagai berikut.
terlebih dahulu sebelum diolah. Misalnya, Beda setangkup ditulis
jumlah siswa laki-laki dikelas 3/4 dan 1. Irisan himpunan A ⊕ B = (A ∪ B) – (A ∩ B)
perempuan 1/4.
= (A – B) ∪ (B – A)
Kita kembali kepada pengertian dari Irisan dua himpunan adalah suatu himpunan Contoh :
persentase itu sendiri, yaitu menjadikan yang anggotanya merupakan anggota A= {1, 2, 3, 4, 5}
penyebutnya seratus. Maka kita harus persekutuan dari dua himpunan tersebut. B= {1, 5, 6, 8, 10}
mengubah penyebutnya menjadi seratus A irisan B ditulis A ∩ B = {x | x ∈ A dan x A ⊕ B = {2, 3, 4, 6, 8, 10}
dengan mengalikan 4 dengan angka 25. ∈ B}
Contoh :
A = {1, 2, 4, 7, 8}
B = {2, 3, 4, 8, 10}
A ∩ B = {2, 4, 8}
Mudah kan? Coba cari persentase untuk
siswa perempuannya.
Selain dengan cara mengubah penyebutnya
menjadi seratus, kita juga bisa menggunakan 6. Perkalian kartesian himpunan
rumus persentase diatas.
Perkalian kartesius himpunan A dan B
adalah memasangkan satu per satu setiap
anggota A kepada setiap anggota B.
2. Gabungan himpunan Perkalian kartesian ditulis
Lebih mudah kan? Kita bebas memilih A × B = {(a, b) | a ∈ A dan b ∈ B }
menggunakan cara yang lebih mudah bagi Gabungan himpunan A dan B adalah Contoh :
kita dalam penyelesaian soal. Tentunya soal- himpunan yang anggotanya terdiri atas A = {1, 2, 3}, dan B = { a, b }
soal yang diujiankan akan lebih sulit dan anggota A atau anggota B.
A × B = { (1, a), (1, b), (2, a), (2, b), (3, a), Contoh :
(3, b) } 0,7 = 7/10 1. Penjumlahan dan pengurangan

Sifat-sifat Operasi Himpunan


0,85 = 85/100 = 17/20
Bagaimana dengan :
 Untuk pecahan biasa adalah harus
menyamakan peyebut dahulu dengan sistem
1. Sifat komutatif 0,33333333…?
KPK.
A ∩ B = B ∩ A dan 0,21212121…?
A∪B=B∪A Nah, untuk bilangan desimal yang berulang,  Untuk desimal, urutkan komanya, kemudian
2. Sifat asosiatif kita bisa pakai cara berikut : jumlahkan atau kurangkan seperti biasa.
A ∩ (B ∩ C) = (A ∩ B) ∩ C dan a. Untuk yang berulangnya cuman 1 bilangan.  Untuk persen sama saja dengan penjumlahan
A ∪ (B ∪ C) = (A ∪ B) ∪ C 1. x = 0,33333333 dana pengurangan biasa.
2. Ruas kiri dan kanan sama-sama kalikan 10.
3. Sifat distributif
10x = 3,3333333  Untuk pecahan campuran,jumlahkan atau
A ∩ (B ∪ C) = (A ∩ B) ∪ (A ∩ C) dan kurangkan terlebih dahulu bilangan
3. Kurangkan nomor (2) dengan nomor (1).
A ∪ (B ∪ C) = (A ∪ B) ∩ (A ∪ C) 10x = 3,333333 bulatnya, setelah itu pecahannya.
4. Hukum De Morgan x = 0,333333 (-) Contoh :
(A ∩ B)C = S AC ∩ BC dan 9x = 3
(A ∪ B)C = AC ∪ BC 4. Sehingga x = 3/9 = 1/3
5. Hukum identitas b. Untuk yang berulang 2 bilangan ruas kiri
A∪A=A dan kanan sama-sama dikalikan dengan 100,
A∩A=A berulang 3 bilangan kalikan 1000, dst.
AUØ=A Caranya tetap sama.
A∩Ø=Ø
A ∪ AC =S Selain itu, kita pakai cara manual. Tapi
A ∩ AC = Ø TKD/SKD sangat jarang memberikan soal
S∪A=S yang memerlukan hitung manual, semua ada
S∩A=A trik cepatnya. Maka itu, berikut ini
(Ø)C = S merupakan tabel pecahan ”istimewa”.
Konnversi ini bisa dihapal untuk keperluan
(S)C = Ø, dan
kecepatan menyelesaikan pecahan.
(AC)C = A
6. Sifat dasar himpunan
n(A ∩ B) = n(A) + n(B) – n (A ∪ B) jika A ∩
B ≠Ø
n(A ∪ B) = n(A) + n(B) – n (A ∩ B) jika A ∪
B ≠Ø
n (A – B) = n(A) – n(A ∩ B)

Operasi Bilangan Pecahan - SKD/TKD

A. Jenis-jenis bilangan pecahan

 Pecahan biasa
Contoh : 1/2, 2/3
 Pecahan Desimal
Contoh : 0,5 3,4 5,25 2. Perkalian dan pembagian
 Pecahan persen
Untuk perkalian pecahan biasa berlaku
pembilang di kali pembilang, penyebut
Contoh :
dikali penyebut. Sendangkan pembagian, trik
15% = 15/100 = 0,15
cepatnya, dengan cara yg terbalik dari
50% = 50/100 = 0,5
perkalian, yaitu pembilang di kali penyebut
100% = 100/100 = 1
dan penyebut di kali pembilang.
 Pecahan Campuran Contoh :
Contoh :

3. Pecahan biasa ke campuran


Dengan syarat, pembilang lebih besar dari Untuk perkalian desimal, kalikan biasa
penyebut. angap tanpa ada koma, setelah itu hitung
Contoh : total digit di belakang koma pengali dan yg
B. Transformasi pecahan di kali. Untuk pembagian desimal, sebaiknya
tiap bilangan desimal di bulatkan terlebih
1. Pecahan biasa ke decimal dahulu dengan mengalikan 10,100,100 dst
Ada dua cara untuk mengubah pecahan biasa setelah itu di bagikan seperti biasa.
ke desimal :
a. Pembagian biasa Contoh :
Cara ini di pakai untuk peyebut yang tidak
memiliki kelipatan 10,100,1000 dst.
Contoh : 5/6= ...?
Dengan membagi 50 dengan 6, menjadi
8,3333, lalu dibagi lagi dengan 10 (karena
sudah mengalikan dengan angka 5).
b. Mengubah penyebut menjadi 10,100,100 dst Contoh :
Cara ini sebaliknya, yaitu digunakan untuk
penyebut yang memiliki keipatan 10,100,100
dst.
Contoh :
6/5 = 12/10 = 1,2
14/25 = 56/100 = 0,56
Untuk perkalian dan pembagian pecahan
2. Pecahan desimal ke biasa campuran hampir sama dengan pecahan
Pada pecahan desimal, 1 digit di belakang biasa, hanya untuk pecahan campuran
koma adalah persepuluh, 2 digit adalah diserdahakan dahulu kedalam bentuk
perseratus, dst.
C. Operasi Pecahan
pecahan biasa.
Contoh :
 Perkalian 2 suku dengan 2 suku
(a + b)(c + d) = ac + ad + bc + bd
 Perkalian Istimewa
(a + b)2 = (a + b)(a + b) = a2 + 2ab + b2
(a – b)2 = (a – b)(a – b) = a2 – 2ab + b2
a2 + b2 = (a – b)2 + 2ab
a2 – b2 = (a + b)(a – b)
Untuk persen, perkalian dan pembagian (a + b)3 = a3 + 3a2b + 3ab2 + b3
sama saja dengan pecahan biasa. (a – b)3 = a3 – 3a2b + 3ab2 – b3
Contoh : a3 + b3 = (a + b)(a2 – ab + b2)
a3 – b3 = (a – b)(a2 + ab + b2)
 Bentuk Istimewa Lainnya
Contoh Soal :
1. Jika √x + √y = 11 dan √x - √y = 3 , maka
Dapat disimpulkan, untuk perkalian antar x – y = ...
persen, anggap saja 20%×15=3, nah %-nya a. 8
kita simpan, lalu tambahkan dengan b. 33
hasilnya, sehingga menjadi 3%. c. 9
d. 14
2. Bentuk Berpangkat e. 66
Jawab :
Bentuk umum x - y = (√x + √y)(√x - √y)
x - y = 11 x 3 = 33

Sifat-sifat :

2.
Jawab :

3. Bentuk Akar
Jadi jika ada soal perkalian antar persen,
sederhanakan dahulu menjadi pecahan biasa. Sifat-sifat :

Jika opsi dari soal meminta hasil dalam


bentuk persen, cara termudahnya adalah 3. Jika diketahui dan n =
dengan meninggalkan 1 bilangan yang (0,6666 + 0,022 )(0,1-1 + 0,12 ) maka ....
memiliki atribut persen. a. m<n
b. m=n
c. hubungan m dan n tidak dapat ditentukan
Aljabar, Pangkat dan Akar - SKD/TKD d. m,n < 0
e. m>n
1. Bentuk Aljabar Jawab :
Untuk menyederhanakan m, samakan
 x, 3y, x + 3y , a+2b, a2 + b + 3 disebut terlebih dahulu penyebutnya.
bentuk aljabar
 ax2 + bx + c = 0 ; a, b, c, x dan 0 adalah
lambang-lambang aljabar
o a dan b disebut koefisien ; c disebut
konstanta
o x2 dan x disebut variabel
 ax dan bx merupakan dua suku sejenis
 ax2 dan bx merupakan dua suku tidak sejenis
 Unsur-unsur suku sejenis dapat digabung
menjadi satu.

Operasi aljabar Merasionalkan Bentuk akar


4. 160,125 - (0,5)-0,5 = …
 Operasi penjumlahan atau pengurangan pada a. -2√2
aljabar hanya dapat dilakukan pada suku b. -√2
yang sejenis saja. c. 0
Misalnya, d. √2
2x + 3x = 5x e. 2√2
3x + 5x + x2 = x2 + 8x Jawab :
 Perkalian 1 suku dengan 1 suku
a (b + c) = ab + ac
bilangan bulat  Bilangan habis dibagi 2 jika digit terakhirnya
dan pecahan) habis dibagi 2
6 Irasional
kebalikan dari
√2 ,√3  Bilangan habis dibagi 4 jika 2 digit
rasional terakhirnya habis dibagi 4
Bilangan
rasional yang
 Bilangan habis dibagi 8 jika 3 digit
5 4 3 ½
5. Diketahui nilai x = (2 x 2 x 2 ) dan terakhirnya habis dibagi 8
dapat di bentuk
7 Pecahan sebagai a/b , a 1/2 ,2/3 ,7/8  Bilangan habis dibagi 5 jika digit terakhirnya
dan b adalah 0 atau 5
, pernyataan yang benar
adalah ...
bilangan bulat.  Bilangan habis dibagi 10 jika digit
a. x = y3 Dimana b ≠0 terakhirnya adalah 0
b. x = 3y  Bila bagian satuannya dikalikan, dan
c. x = y/3
B. Operasi Hitung menjadi pengurang dari bilangan tersisa.
d. x = 3/y
Jika hasilnya habis dibagi, maka bilangan itu
e. x = y3 - 3
1. Penjumlahan dan pengurangan habis dibagi.
Jawab :
Tes Penalaran Analitis

Dalam soal jenis ini, Anda diminta untuk


mempelajari suatu cerita singkat dan
6. Jika x = 85% - 25% + 1,25 - 17/20 kemudian melakukan penalaran terhadap
setiap pertanyaan yang diberikan
dan maka ... berdasarkan informasi dari cerita. Umumnya
a. x<y jawaban dari soal jenis ini tidaklah eksplisit
b. x>y (terlihat langsung dalam cerita). Namun kita
c. x=y 2. Perkalian atau Pembagian harus melakukan penalaran terlebih dulu,
d. x, y < 0 untuk kemudian bisa menemukan jawaban
e. hubungan antara x dan y tidak dapat yang benar.
ditentukan
Jawab : TIPS:
1. Cermati dan pahami soal cerita.
2. Fokus, konsentrasi, cermat dan teliti saat
mengerjakan.
3. Beri tanda pada kata kunci soal cerita.
4. Permudah dengan membuat ilustrasi
Berikut ini adalah tabel perkalian dan
7. Jika A = (-1)-1, B = (-1)1 dan C = (1)-1 gambar atau tabel.
pembagian tanda atribut negatif dan positif.
maka nilai A + B – C = ... 5. Perbanyak latihan soal
a. -3
b. -1 TRIK:
c. 0 Pelajari model penalaran analitis.
d. 1 1. Model perbandingan
Jawab : Pada model ini kasus yang terjadi di soal
A =(-1)-1 = (-1/1) = -1 berupa perbandingan dua atau lebih nilai.
B =(-1)1 = -1 Kemudian Anda diminta untuk
C =(1)-1 = (1/1) = 1 menyimpulkan/menganalisis hubungan dari
Perpindahan ruas
maka A + B + C = -1 - 1 - 1 = -3 beberapa perbandingan tersebut. Prinsip
menyelesaikannya sama seperti yang sudah
Teori Bilangan - SKD/TKD diuraikan di ringkasan materi aritmetika
dasar pada bagian perbandingan.
Dalam mempelajari TIU lebih lanjut, kita
harus memahami dengan baik teori bilangan.
Jika terjadi perpindahan ruas, maka bilangan 2. Model urutan Model perbandingan sering
Hampir dalam setiap bab kita akan
yang memilik tanda positif akan menjadi kali muncul bersamaan dengan model
menggunakan teori bilangan, baik dalam
hitungan maupun non-hitungan. negatif, dan sebaliknya. urutan. Urutan yang terjadi di soal cerita
Contoh : memiliki kata kunci "kurang dari", "lebih
A. Jenis-Jenis Bilangan 10 + x = 25 dari", "sama dengan/sama seperti/sama
Maka, pindahkan +10 ke ruas kanan menjadi banyaknya" sehingga Anda bisa memberi:
No Bilangan Pengertian Contoh
x=25-10, sehingga x=15. o tanda < untuk kata kunci "kurang dari"
terdiri dari 3 o tanda > untuk kata kunci "lebih dari"
-3,-2,-
1 Bulat jenis: positif,
1,0,1,2,3
o tanda = untuk kata kunci "sama
nol, negatif dengan/sama seperti/sama banyaknya"
bulat positif Beberapa contoh kasus yang berkaitan
2 Asli 1,2,3,4 dengan urutan adalah skor, peringkat,
tanpa nol
Begitu juga dengan tanda ÷ dan ×, jika pemenang, tercepat, terpandai, termahir,
bulat positif pindah ruas akan menjadi tanda yang
3 Cacah 0,1,2,3,4 prioritas pengerjaan atau kunjungan, dan
dengan nol sebaliknya. sebagainya.
bilangan asli Contoh :
yang hanya a × 8 = 16
memiliki 2 Maka, pindahkan 8 ke ruas kanan, menjadi a 3. Model hubungan antarsyarat
4 Prima 2,3,5,7,11 = 16/8, sehingga a = 2.
faktor, yaitu 1 Beberapa kejadian berasal dari suatu
dan dirinya kondisi yang memenuhi syarat tertentu,
sendiri Trik Bilangan khusus
hubungannya adalah "sebabaklbat",
bilangan yang  Bilangan habis dibagi 3 jika jumlah semua "syarat-hasil", "jika ... maka ..." atau p ⇒ Q.
dapat digitnya habis dibagi 3 Untuk itu Anda harus mencermati
dinyatakan
1/2, -2/5,  Bilangan habis dibagi 9 jika jumlah semua keterangan/kata kunci pada soal cerita
5 Rasional sebagai digitnya habis dibagi 9 sehingga dapat menyimpulkan dengan
5,7,8,-5
pembagian 2 tepat. Syarat terbagi menjadi "syarat
bilangan bulat
 Bilangan habis dibagi 11 jika selisih antara cukup", "syarat perlu", dan "syarat mutlak".
jumlah digit ganjil dengan jumlah digit
(gabungan dari
genapnya habis dibagi 11 a. Syarat Cukup
Pernyataan P dikatakan syarat cukup dari Pernyataan 1 : p ⇒ q
pernyataan Q. Jika P terjadi pastilah terjadi Pernyataan 2 : p
Q dengan kata lain adanya P menjamin Kesimpulan : q
adanya Q.
Contoh: Contoh:
P: Budi bujangan Pernyataan 1 :
Q: belum menikah Jika Mandalika lulus ujian maka ia Artinya:
Mengetahui si Budi Bujangan sudah cukup mendapat beasiswa.
untuk mengetahui ia belum menikah. Pernyataan 2 :  Kejadian saling lepas/tidak ada hubungan
b. Syarat Perlu Mandalika lulus ujian. antara dua kejadian.
Pernyataan Q dikatakan syarat perlu dari Kesimpulan :  Tidak ada A yang bersifat B.
pernyataan P, jika Q mutlak diperlukan Ia mendapat beasiswa.  Tidak ada B yang bersifat A.
untuk terjadinya P. Dengan kata lain
mustahil ada P tanpa ada Q. d. Sifat tidak langsung
Contoh: b. Modus Tollens
P: Budi bujangan Pernyataan 1 : p ⇒ q
Q: belum menikah Pernyataan 2 : -q
Jelas jika Budi sudah menikah maka ia tidak Kesimpulan : -p
bujangan lagi. Jadi, belum menikah adalah
syarat perlu untuk menjadi bujangan. Contoh :
c. Syarat mutlak Pernyataan 1 :
Artinya adalah syarat yang harus/mutlak Jika Mandalika lulus ujian maka ia Artinya:
terjadi, p ⇔ Q atau "... jika dan hanya jika mendapat beasiswa.  Semua A bersifat B.
...". Pernyataan 2 :
Contoh: Mandalika tidak mendapat beasiswa.  Semua B bersifat C.
P: air turun dari langit Kesimpulan :  Semua A bersifat C.
Q: terjadi hujan Mandalika tidak lulus ujian.
Air turun dari langit jika dan hanya jika c. Silogisme e. Sifat irisan tiga kejadian
terjadi hujan. Dengan demikian air turun Pernyataan 1: p ⇒ q
dari langit adalah syarat mutlak terjadinya Pernyataan 2: q ⇒ r
hujan, dan terjadinya hujan juga merupakan Kesimpulan: p ⇒ r
syarat mutlak air turun dari langit.
d. Model kombinasi Contoh :
Permasalahan yang sering muncul di soal Pernyataan 1 :
cerita dengan penyelesaian model Jika Mandalika lulus ujian maka ia Artinya:
kombinasi adalah masalah tentang mendapat beasiswa.
penyusunan jadwal suatu kegiatan, Pernyataan 2 :
 D bersifat A, B, dan C.
kemungkinan banyaknya cara yang terjadi, Jika Mandalika mendapat beasiswa maka  Ada A yang tidak bersifat B dan tidak
kemungkinan posisi dengan syarat atau biaya pendidikan menjadi ringan. bersifat C.
Kesimpulan :  Ada B yang tidak bersifat Adan tidak bersifat
Tes Penalaran Logis Jika Mandalika lulus ujian maka biaya C.
pendidikan menjadi ringan.  Ada C yang tidak bersifat A dan tidak
Penalaran Logis menguji peserta untuk bersifat B.
mendayagunakan logikanya dalam 2. Untuk soal yang tidak bisa dikerjakan
memahami pernyataan ataupun informasi dengan menggunakan teknik penarikan
 Ada yang bersifat A dan B, namun tidak
yang diberikan. Pola yang digunakan dalam bersifat C.
kesimpulan di atas, maka Anda
tes ini adalah peserta diminta menentukan membutuhkan analisis pernyataan yang  Ada yang bersifat B dan C, namun tidak
kesimpulan dari beberapa pernyataan singkat telah disediakan di soal sehingga dapat bersifat A.
yang diberikan di soal. Peserta wajib
menghindari perasaan (opini pribadi) dalam
menarik kesimpulan yang tepat. Oleh  Ada yang bersifat A dan C, namun tidak
karena itu, pelajari analisis kejadian bersifat B.
menyelesaikan soal tersebut, karena soal
berdasarkan Diagram Venn berikut.
yang diberikan membutuhkan jawaban dari
hasil analisis secara logis. a. Semua A bersifat B 3. Bedakan makna "Semua/Setiap",
"Beberapa/Ada/Sementara/Sebagian".
TIPS: o "Semua" memiliki arti yang sama dengan
1. Pahami dan analisis setiap pernyataan yang "Setiap" Apabila suatu kejadian melibatkan
diberikan di soal. "Semua" berarti setiap anggota tersebut
2. Ambil kesimpulan logis sesuai dengan tanpa terkecuali.
pernyataan yang telah diberikan di soal Artinya: o "Beberapa" memiliki arti yang sama dengan
(fakta di soal).  Setiap anggota A memiliki sifat seperti B. "Ada", "Sementara", atau "Sebagian".
3. Kesimpulan yang diambil merupakan hasil Apabila suatu kejadian melibatkan
analisis gabungan dari semua pernyataan  Ada anggota B yang tidak memiliki sifat
"Beberapa" berarti hanya sebagian kecil
yang diberikan di soal. seperti A.
anggotanya atau cukup disebut ada.
4. Hindari opini.
5. Kerjakanlah sesuai fakta yang terdapat di b. Ada C yang bersifat A dan B
Contoh:
pernyataan soal.
6. Konsentrasi, fokus, rileks dan jangan panik. 1. Semua murid pandai berhitung dan sopan.
7. Pergunakan waktu sebaik mungkin karena Asnan tidak sopan, tetapi pandai berhitung.
waktu pengerjaan sangat terbatas. Kesimpulan ...
Artinya, Anda jangan terpaku pada soal yang a. Asnan adalah seorang murid yang pandai
sulit. Segera lewati soal tersebut setelah berhitung.
memberi tanda bahwa belum dikerjakan Artinya:
b. Asnan adalah seorang murid yang tidak
dan beralihlah pada soal yang Anda rasa  Setiap anggota C memiliki sifat seperti A sopan.
lebih mudah. Jika nanti ada sisa waktu sekaligus/dan seperti B. t
pengerjaan maka kembalilah mengerjakan  Ada anggota A yang tidak memiliki sifat c. Asnan adalah seorang murid yang pandai
soal yang sudah Anda tandai. seperti B. berhitung dan tidak sopan.

TRIK:
 Ada anggota B yang tidak memiliki sifat d. Asnan adalah bukan seorang murid
seperti A. meskipun pandai berhitung.
1. Pelajari teknik penarikan kesimpulan yang e. Asnan adalah bukan seorang murid yang
logis. sopan.
c. A dan B tidak ada hubungan
a. Modus Ponens Jawaban : D
Pembahasan:
Sangat jelas bahwa Asnan adalah bukan
seorang murid meskipun pandai berhitung.
Terlihat pada Diagram Venn berikut.

A= sifat pandai berhitung


B = sifat sopan
C = murid yang bersikap pandai berhitung
dan sopan
Daerah arsiran menunjukkan posisi Asnan
sehingga Asnan adalah bukan seorang murid
meskipun pandai berhitung.
2. Jika Lutfi lulus kuliah kurang dari atau sama
dengan 4 tahun maka ia akan diterima
bekerja sebagai karyawan perusahaan
bonafit.
Jika Lutfi bekerja sebagai karyawan
perusahaan bonafit maka gaji pertamanya
akan digunakan untuk sedekah.
Gaji pertama Lutfi tidak digunakan untuk
sedekah.
Kesimpulan ...
a. Lutfi menyelesaikan studinya kurang dari 4
tahun.
b. Lutfi menyelesaikan studinya lebih dari 4
tahun.
c. Lutfi bekerja di perusahaan bonafit.
d. Lutfi menyelesaikan studinya tepat 4 tahun.
e. Lutfi bekerja sambil sedekah.
Jawaban : B
Pembahasan:
Terdapat 3 pernyataan di soal maka
selesaikan per langkah, yaitu setiap 2
pernyataan ditarik kesimpulannya.
Pernyataan 1 dan 2 ditarik kesimpulan
dengan menggunakan silogisme.
Kesimpulan 1 dan pernyataan 3 ditarik
kesimpulan akhir dengan menggunakan
modus tollens.

Pernyataan 1: p ⇒ q
Pernyataan 2: q ⇒ r
Kesimpulan 1: p ⇒ r
Pernyataan 3: -r
Kesimpulan akhir: -p

Anda mungkin juga menyukai