Mengenal Hub Ruang Dan Waktu
Mengenal Hub Ruang Dan Waktu
Kelompok : EKSPERIMEN
YOGYAKARTA
2017
Daftar isi
Cover
i
Tujuan Penelitian
Dasar Teori
Pengukuran merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan nilai suatu besaran. Kegiatan
pengukuran mempunyai dampak yang luas terhadap ilmu pengetahuan, kehidupan pribadi manusia dan
masyarakat dalam meningkatkan efisiensi. Kehidupan modern makin dicirikan oleh canggihnya perangkat
untuk memperoleh data. Manusia modern makin bergantung kepada kegiatan mandapatkan data yang
secara teknis dinamakan pengukuran. Dengan demikian manusia dapat memantau dan mengendalikan
kehidupannya secara ketat dan efisien.
Peranan pengukuran dalam kehidupan manusia semakin terasa vital dan imperatif (Tawarys
Ibrahim, 1998). Untuk mengukur diperlukan alat ukur. Alat ukur yang digunakan tergantung pada besaran
ukur yang nilainya ingin diukur. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa : Suhu udara merupakan
unsure cuaca dan iklim yang sangat penting. Suhu termasuk unsur iklim yang sulit didefinisikan, karena
unsur cuaca ini berubah sesuai dengan tempat. Suhu udara akan berfluktuasi dengan nyata selama periode
24 jam. (Massinai Altin.Muh, Hasanah Nur Nuryati.2013). Secara umum, suhu dapat diartikan sebagai
ukuran kuantitatif terhadap temperatur panas dan dingin yang diukur dengan alat yaitu termometer.
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang dapat dinyatakan sebagai
kelembapan mutlak, kelembapan nisbi (relatif) maupun deficit tekanan uap air. Kelembapan mutlak
adalah kandungan uap air (dapat dinyatakan dengan massa uap air atau tekanan) per satuan volume.
Kapasitas udara untuk menampung uap air tersebut (pada keadaan jenuh) ditentukan oleh suhu
udara.(Suhartanto,Ery. Fidari, Sidqi Jadfan, 2016)
Suhu merupakan besaran fisik yang perlu diukur dan dikontrol untuk berbagai keperluan. Pengamatan
suhu di area kost seperti yang dilakukan juga penting. Suhu ini merupakan parameter cuaca.
Cuaca adalah keadaan atmosfer pada setiap saat yang dinyatakan oleh tinggi atau rendahnya nilai
parameter suhu, tekanan, angin, kelembaban, dan berbagai fenomena lainnya. Cuaca dapat ditentukan dari
gabungan parameter cuaca dan jangka waktu tertentu. Pagi hari, siang hari dan sore hari keadaan cuaca
berbeda-beda di setiap tempat dan jam. Suhu adalah ukuran relatifitas dari kondisi setimbang yang
dimiliki oleh benda, yang artinya bahwa suatu benda bisa berubah kondisi akibat dari perpindahan kalor
1
dari suhu tinggi ke suhu rendah sehingga dapat tercipta suatu kondisi kesetimbangan termal . Kelembapan
udara dapat mempengaruhi udara dalam menampung uap air sehingga laju kehilangan air dari tanaman
dan tegangan air daun akan berpengaruh. Semakin tinggi suhu udara akan semakin besar kapasitas udara
untuk menampung uap air per satuan volume udara (Handoko, 2003). Kelembapan udara merupakan
ukuran kandungan uap air yang ada di udara.Kelembapan udara ini bergantung pada suhu udara yang
mempengaruhi penampungan air di udara. `Pada pagi hari, suhu akan lebih rendah dibandingkan dengan
suhu saat siang hari. Hal ini berbanding terbalik terhadap kelembapan, dimana pada pagi hari kelembapan
akan tinggi dan pada saat siang hari kelembapan rendah. Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu dan
kelembapan adalah sudut datangnya 6 sinar matahari, tinggi rendahnya tempat, angin dan arus laut, lama
penyinaran, dan awan (Erianto, 2013).
Perubahan suhu air dari panas ke dingin memerlukan waktu yang lama dimana penurunan kalor
pada zat juga tergantung wadah yang digunakan dalam proses pemanasan. Proses pendidnginan
menunjukan penguapan yang terjadi akibat kalor yang diberikan semakin berkurang dan tekanan suhu
luar atau suhu lokasi asli tersebut kembali seperti awalnya namun yang terjadi adalah air yang ada di
wadah semakin berkurang.
Prosedur Penelitian
2
b. Mengukur perubahan suhu air dalam proses pemanasan :
- Gelas beker diisi dengan air sebanyak 200 ml.
- Kaki tiga diletakkan kasa, kemudian gelas beker yang diisi air diletakkan diatasnya.
- Suhu awal diukur sebelum dipanaskan dengan termometer.
- Bunsen dinyalakan, kemudian air dalam gelas beker dipanaskan.
- Suhu diukur setiap 3 menit.
- Pemanasan air dihentikan setelah suhu air mencapai + 75 0C.
- Grafik garis dibuat agar perubahan suhu selama proses pemanasan mampu digambarkan.
d. Proses pemanasan dan pendinginan air dengan volume yang sama diulangi hanya
saja wadahnya diganti labu erlenmeyer dan suhu diukur seperti proses sebelumnya.
3
Hasil Penelitian
Tabel 1. Hasil Pengukuran Suhu dan Kelembapan di Jalan Krodan Gang Rambutan
Tabel 2. Hasil Pengukuran Perubahan Suhu Air Dalam Proses Pemanasan pada
Gelas Beker
Tabel 3. Hasil Pengukuran Perubahan Suhu Air Dalam Proses Pemanasan pada
Labe Erlenmeyer
4
Tabel 4. Hasil Pengukuran Perubahan Suhu Air Dalam Proses Pendinginan pada
Gelas Beker
Tabel 4. Hasil Pengukuran Perubahan Suhu Air Dalam Proses Pendinginan pada
Labe Erlenmeyer
5
Grafik Garis Pengukuran Suhu di Jalan Krodan Gang Rambutan
Series 1
29.2
29
28.8
28.6
Series 1
28.4
28.2
28
27.8
06.00 09.00 12.00 15.00 18.00 21.00 00.00 03.00
Series 1
83
82.5
82
81.5
Series 1
81
80.5
80
79.5
06.00 09.00 12.00 15.00 18.00 21.00 00.00 03.00
6
Grafik Hasil Pengukuran Perubahan Suhu Air Dalam Proses Pemanasan pada
Gelas Beker
Series 1
80
70
60
50
40
Series 1
30
20
10
0
08.05 08.08 08.11 08.14 08.17 08.20 08.23
Grafik Garis Hasil Pengukuran Perubahan Suhu Air Dalam Proses Pemanasan pada
Labu Erlenmeyer
Series 1
80
70
60
50
40
Series 1
30
20
10
0
08.45 08.48 08.51 08.54 08.57 09.00
7
Grafik Garis Hasil Pengukuran Perubahan Suhu Air Dalam Proses Pendinginan pada
Gelas Beker
Series 1
80
70
60
50
40
Series 1
30
20
10
0
Grafik Garis Hasil Pengukuran Perubahan Suhu Air Dalam Proses Pendinginan pada
Labu Erlenmeyer
Series 1
80
70
60
50
40
Series 1
30
20
10
0
09.12
10.00
09.21
09.03
09.06
09.09
09.15
09.18
09.24
09.27
09.30
09.33
09.36
09.39
09.42
09.45
09.48
09.51
09.54
09.57
8
Analisis Data/ Pembahasan
Sebagaimana diketahui bahwa ruang merupakan suatu tempat yang mempunyai peran
penting dan berpengaruh terhadap kehidupan di dunia seperti contoh adalah ruang belajar
sebagai tempat belajar yang berfungsi untuk mendorong kegiatan belajar mengajar agar dapat
berjalan dengan lancar. Serta pengertian dari waktu yang merupakan urutan ataupun rangkaian
peristiwa dari awal hingga akhir hingga terciptalah suatu peristiwa.
Berdasarkan kegiatan praktikum yang telah terlaksana mengenai kegiatan 10, yaitu
mengenal hubungan ruang dan waktu. penulis mengetahui factor-faktor apa saja yang
mempengaruhi jalannya praktikum. Pada praktikum perubahan suhu air dalam proses
pemanasan dan pendinginan yang dilakukan pada labu erlenmeyer dan gelas beker factor yang
mempengaruhi perubahan tersebut antara lain disebakan oleh luas permukaan bawah wadah,
luas permukaan atas wadah (bibir wadah), serta dari ukuran besar tidaknya sumbu Bunsen ketika
melakukan pemanasan dimana jika semakin besar sumbu api pembakaran pada Bunsen maka api
yang akan dihasilkan pun menjadi semakin besar serta menghasilkan nyala api yang semakin
mempercepat proses pemanasan tersebut. dari yang kemudian berimbas pada perubahan suhu air
tersebut.
Ketika proses pemanasan berlangsung, wadah yang paling cepat mengalami pemanasan
dialami oleh labu Erlenmeyer dibandingkan pada gelas beker. Hal ini dikarenakan luas
permukaan atas wadah (bibir wadah) tersebut berukuran lebih kecil sehingga kenaikan suhu pun
dapat menjadi lebih cepat. Dimana kesempatan air untuk menguap pun menjadi lebih kecil
sehingga proses pemanasan dapat berjalan lebih cepat. Hal ini dapat diketahui pula dengan cara
melihat uap air yang terdapat pada dinding wadah dimana pada gelas beker, uap air yang
dihasilkan lebih banyak dibandingkan aup air pada labu Erlenmeyer. Akibatnya, pengurangan
volume air pada wadah (gelas beker) lebih tampak dibandingkan pada wadah labu Erlenmeyer.
Dilain sisi, ketika proses pendinginan berlangsung, labu Erlenmeyer terbilang cukup lama
mengalami proses ini jika dibandingkan dengan gelas beker. Hal ini merupakan imbas dari
bentuk dan wadah tersebut yang memiliki ukuran luas permukaan atasnya (bibir wadah) yang
kecil, sehingga proses pelepasan energi kalor pun menjadi terhambat dan berkurang secara
sedikit demi sedikit dan membutuhkan waktu yang lebih lama.
Dengan demikian proses pemanasan yang cepat dialami oleh labu Erlenmeyer
dibandingkan gelas beker, berbanding terbalik ketika proses pendinginan berlangsung dimana
gelas beker yang mengalami penurunan suhu lebih cepat dibandingkan labu erlenmeyer.
Sedangkan pada praktikum mengukur suhu dan kelembaban yang dilakukan selama 1
hari penuh pada lingkungan kos dan rumah didapatkan hasil yang tidak terlalu signifikan. Hal
ini dikarenakan pada saat pengukuran berlangsung, cuaca udara tidak mengalami pergantian
mendadak seperti dari hari yang cerah menjadi hujan. Akibatnya suhu dan kelembaban udara
9
pun berjalan stabil, jikapun memang berubah hasil yang didapatkan pun tidak lebih dari 2°C
untuk suhu dan tidak lebih dari 3% untuk kelembaban.
Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan praktikum yang telah terlaksana, penulis menarik kesimpulan bahwa,
1. Mahasiswa telah mampu mendeskripsikan perubahan suhu udara dari waktu ke waktu dengan
cara praktikum membandingkan perubahan suhu air pada proses pemanasan dan pendinginan
menggunakan dua wadah yang berbeda dan mencatat setiap perubahan yang berlangsung.
2. Mahasiswa telah mampu menjelaskan keterkaitan antara kelembaban dan suhu udara sepanjang
hari dengan cara melakukan perhitungan setiap 3 jam sekali dalam 1 hari penuh pada tempat yang
sama.
3. Mahasiswa telah mampu membandingkan perubahan suhu air selama proses pemanasan/
pendinginan dengan menggunakan wadah yang berbeda, yaitu labu erlenmeyer dan gelas beker.
Dimana proses pemanasan lebih cepat terjadi pada labu erlenmeyer sedangkan proses
pendinginan lebih cepat terjadi pada wadah berupa gelas beker.
4. Mahasiswa telah mampu membuat grafik perubahan suhu dan kelembaban udara serta suhu air
selama proses pemanasan dan pendinginan agar proses membaca data dapat lebih mudah
dipahami setiap perubahan yang berlangsung.
10
\Daftar Pustaka
Fadholi Akhmad, 2013. STUDI PENGARUH SUHU DAN TEKANAN UDARA TERHADAP
OPERASI PENERBANGAN DI BANDARA H.A.S. HANANJOEDDIN BULUH
TUMBANG BELITUNG PERIODE 1980-2010. Vol. 3 No. 1 diunduh pada
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0ahUKEw
iyo7iFn9zXAhUMvI8KHVluBPcQFggoMAA&url=http%3A%2F%2Fejournal3.undip.ac.id%
2Findex.php%2Ftransient%2Farticle%2Fdownload%2F10023%2F9722&usg=AOvVaw08R
VA1UFx4Ny12aKvYIoi4 tanggal 26 November 2017 pukul 20.00 WIB
Massinai Altin.Muh, Hasanah Nur Nuryati. 2013 Analisis Kecenderungan Perubahan Suhu
Suhartanto, Ery. Fidari, Sidqi Jadfan. Hidrometeorologi Tatap Muka ke 6 (Kelembaban Udara).
11
Lampiran Alat dan Bahan :
NO GAMBAR KETERANGAN
1. Termometer
2. Higrometer- Termometer
3. Labu Erlenmeyer
4. Gelas Beker
5. Korek Api
12
6. Tripot (Kaki Tiga)
7. Bunsen
8. Kawat Kasa
13
Lampiran Kegiatan Praktikum :
NO GAMBAR KETERANGAN
14
Volume awal air pada labu
4. Erlenmeyer yaitu sebesar 200 ml
sebelum dilakukan pemanasan.
15