Anda di halaman 1dari 17

KEGIATAN 11

MENGENAL HUBUNGAN RUANG DAN WAKTU

Kelompok : EKSPERIMEN

1. Maria Advensia Bribin NIM: 171434024

2. Laurentia Eka Larasati NIM :171434054

3. Eryka Mayang Pamungkas NIM :171434056

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017
Daftar isi
Cover

Daftar isi ...................................................................................................................................... i

1. Tujuan Penelitian ........................................................................................................... 1


2. Dasar Teori ......................................................................................................................1
3. Prosedur Penelitian .........................................................................................................2
4. Bahan/ Obyek dan Alat ..................................................................................................3
5. Hasil Penelitian................................................................................................................4
6. Analisis Data/ Pembahasan ............................................................................................9
7. Kesimpulan ....................................................................................................................10
8. Daftar Pustaka ..............................................................................................................11
9. Lampiran .......................................................................................................................12

i
Tujuan Penelitian

Agar mahasiswa mampu :

- Mendeskripsikan perubahan suhu udara dari waktu ke waktu


- Menjelaskan keterkaitan antara kelembaban dan suhu udara sepanjang hari
- Membandingkan perubahan suhu air selama proses pemanasan/ pendinginan dengan
menggunakan wadah yang berbeda
- Membuat grafik perubahan suhu dan kelembaban udara serta suhu air selama proses
pemanasan dan pendinginan

Dasar Teori

Pengukuran merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan nilai suatu besaran. Kegiatan
pengukuran mempunyai dampak yang luas terhadap ilmu pengetahuan, kehidupan pribadi manusia dan
masyarakat dalam meningkatkan efisiensi. Kehidupan modern makin dicirikan oleh canggihnya perangkat
untuk memperoleh data. Manusia modern makin bergantung kepada kegiatan mandapatkan data yang
secara teknis dinamakan pengukuran. Dengan demikian manusia dapat memantau dan mengendalikan
kehidupannya secara ketat dan efisien.

Peranan pengukuran dalam kehidupan manusia semakin terasa vital dan imperatif (Tawarys
Ibrahim, 1998). Untuk mengukur diperlukan alat ukur. Alat ukur yang digunakan tergantung pada besaran
ukur yang nilainya ingin diukur. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa : Suhu udara merupakan
unsure cuaca dan iklim yang sangat penting. Suhu termasuk unsur iklim yang sulit didefinisikan, karena
unsur cuaca ini berubah sesuai dengan tempat. Suhu udara akan berfluktuasi dengan nyata selama periode
24 jam. (Massinai Altin.Muh, Hasanah Nur Nuryati.2013). Secara umum, suhu dapat diartikan sebagai
ukuran kuantitatif terhadap temperatur panas dan dingin yang diukur dengan alat yaitu termometer.

Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang dapat dinyatakan sebagai
kelembapan mutlak, kelembapan nisbi (relatif) maupun deficit tekanan uap air. Kelembapan mutlak
adalah kandungan uap air (dapat dinyatakan dengan massa uap air atau tekanan) per satuan volume.
Kapasitas udara untuk menampung uap air tersebut (pada keadaan jenuh) ditentukan oleh suhu
udara.(Suhartanto,Ery. Fidari, Sidqi Jadfan, 2016)

 Pengukuran suhu dan kelembapan selama 24 jam.

Suhu merupakan besaran fisik yang perlu diukur dan dikontrol untuk berbagai keperluan. Pengamatan
suhu di area kost seperti yang dilakukan juga penting. Suhu ini merupakan parameter cuaca.

Cuaca adalah keadaan atmosfer pada setiap saat yang dinyatakan oleh tinggi atau rendahnya nilai
parameter suhu, tekanan, angin, kelembaban, dan berbagai fenomena lainnya. Cuaca dapat ditentukan dari
gabungan parameter cuaca dan jangka waktu tertentu. Pagi hari, siang hari dan sore hari keadaan cuaca
berbeda-beda di setiap tempat dan jam. Suhu adalah ukuran relatifitas dari kondisi setimbang yang
dimiliki oleh benda, yang artinya bahwa suatu benda bisa berubah kondisi akibat dari perpindahan kalor

1
dari suhu tinggi ke suhu rendah sehingga dapat tercipta suatu kondisi kesetimbangan termal . Kelembapan
udara dapat mempengaruhi udara dalam menampung uap air sehingga laju kehilangan air dari tanaman
dan tegangan air daun akan berpengaruh. Semakin tinggi suhu udara akan semakin besar kapasitas udara
untuk menampung uap air per satuan volume udara (Handoko, 2003). Kelembapan udara merupakan
ukuran kandungan uap air yang ada di udara.Kelembapan udara ini bergantung pada suhu udara yang
mempengaruhi penampungan air di udara. `Pada pagi hari, suhu akan lebih rendah dibandingkan dengan
suhu saat siang hari. Hal ini berbanding terbalik terhadap kelembapan, dimana pada pagi hari kelembapan
akan tinggi dan pada saat siang hari kelembapan rendah. Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu dan
kelembapan adalah sudut datangnya 6 sinar matahari, tinggi rendahnya tempat, angin dan arus laut, lama
penyinaran, dan awan (Erianto, 2013).

 Perubahan suhu air dalam proses pemanasan


Kalor dapat mengubah wujud zat. Apabila sejumlah air dipanaskan terus-menerus, air akan
menguap. Hal ini menunjukkan bahwa menguap memerlukan kalor. Untuk menunjukkan bahwa
pada waktu menguap zat memerlukan kalor, karena itu dapat dilakukan pemanasan air dalam
bejana dengan menggunakan pembakar spiritus. Setelah pembakar spiritus dinyalakan dan
ditunggu beberapa saat, akan diketahui uap muncul pada permukaan air. Seperti telah diuraikan di
depan, semakin besar kalor yang diterima oleh suatu zat semakin besar pula gerakan molekul-
molekulnya. Dengan memanaskan zat berarti kita telah memberikan tambahan kalor pada zat itu.
Dengan demikian, molekul-molekul zat cair menjadi cepat bergerak sehingga semakin cepat pula
meninggalkan permukaan zat cair.

 Perubahan suhu selama proses pendidnginan

Perubahan suhu air dari panas ke dingin memerlukan waktu yang lama dimana penurunan kalor
pada zat juga tergantung wadah yang digunakan dalam proses pemanasan. Proses pendidnginan
menunjukan penguapan yang terjadi akibat kalor yang diberikan semakin berkurang dan tekanan suhu
luar atau suhu lokasi asli tersebut kembali seperti awalnya namun yang terjadi adalah air yang ada di
wadah semakin berkurang.

Prosedur Penelitian

a. Mengukur suhu dan kelembaban selama 1 hari :


- Suhu dan kelembapan relatif diukur menggunakan alat higrometer dan termometer terpadu
pada tempat kost/rumah pukul 6 pagi
- Pengukuran diulangi setiap 3 jam sekali selama 24 jam.
- Hasil pengukuran tersebut dibuat dalam bentuk tabel dan grafik garisnya.

2
b. Mengukur perubahan suhu air dalam proses pemanasan :
- Gelas beker diisi dengan air sebanyak 200 ml.
- Kaki tiga diletakkan kasa, kemudian gelas beker yang diisi air diletakkan diatasnya.
- Suhu awal diukur sebelum dipanaskan dengan termometer.
- Bunsen dinyalakan, kemudian air dalam gelas beker dipanaskan.
- Suhu diukur setiap 3 menit.
- Pemanasan air dihentikan setelah suhu air mencapai + 75 0C.
- Grafik garis dibuat agar perubahan suhu selama proses pemanasan mampu digambarkan.

c. Mengukur perubahan suhu selama proses pendinginan


- Bunsen dimatikan kemudian gelas beker yang berisi air dibiarkan tetap di atas tripot dan,
suhu awalnya diukur kembali.
- Pengukuran suhu diulangi setiap 3 menit sampai suhu air tidak turun lagi.
- Grafik garis dibuat agar perubahan suhu selama proses pendinginan mampu digambarkan.

d. Proses pemanasan dan pendinginan air dengan volume yang sama diulangi hanya
saja wadahnya diganti labu erlenmeyer dan suhu diukur seperti proses sebelumnya.

Bahan/ Obyek dan Alat

- Higrometer - termometer - Bunsen


- Termometer - Korek api
- Gelas Beker - Air
- Tripot - Labu Erlenmeyer
- Kawat kasa

3
Hasil Penelitian

Tabel 1. Hasil Pengukuran Suhu dan Kelembapan di Jalan Krodan Gang Rambutan

NO Hari dan Tanggal Waktu Kelembapan (%) Suhu (° 𝑪)


1. Sabtu, 18 November 2017 06.00 WIB 81 28,4
2. Sabtu, 18 November 2017 09.00 WIB 82 28,5
3. Sabtu, 18 November 2017 12.00 WIB 82,5 29
4. Sabtu, 18 November 2017 15.00 WIB 80,5 29
5. Sabtu, 18 November 2017 18.00 WIB 81,2 28,3
6. Sabtu, 18 November 2017 21.00 WIB 82,5 28,5
7. Sabtu, 18 November 2017 00.00 WIB 82,5 29
8. Sabtu, 18 November 2017 03.00 WIB 82,3 28,6

Tabel 2. Hasil Pengukuran Perubahan Suhu Air Dalam Proses Pemanasan pada

Gelas Beker

NO Hari dan Tanggal Waktu Suhu (° 𝑪)


1. Senin, 20 November 2017 08.05 WIB 26
2. Senin, 20 November 2017 08.08 WIB 28
3. Senin, 20 November 2017 08.11 WIB 38
4. Senin, 20 November 2017 08.14 WIB 57
5. Senin, 20 November 2017 08.17 WIB 63
6. Senin, 20 November 2017 08.20 WIB 70
7. Senin, 20 November 2017 08.23 WIB 75

Tabel 3. Hasil Pengukuran Perubahan Suhu Air Dalam Proses Pemanasan pada

Labe Erlenmeyer

NO Hari dan Tanggal Waktu Suhu (° 𝑪)


1. Senin, 20 November 2017 08.45 WIB 28
2. Senin, 20 November 2017 08.48 WIB 37
3. Senin, 20 November 2017 08.51 WIB 48
4. Senin, 20 November 2017 08.54 WIB 57
5. Senin, 20 November 2017 08.57 WIB 67
6. Senin, 20 November 2017 09.00 WIB 75

4
Tabel 4. Hasil Pengukuran Perubahan Suhu Air Dalam Proses Pendinginan pada

Gelas Beker

NO Hari dan Tanggal Waktu Suhu (° 𝑪)


1. Senin, 20 November 2017 08.29 WIB 74
2. Senin, 20 November 2017 08.32 WIB 67
3. Senin, 20 November 2017 08.35 WIB 63
4. Senin, 20 November 2017 08.38 WIB 60
5. Senin, 20 November 2017 08.41 WIB 58
6. Senin, 20 November 2017 08.44 WIB 54
7. Senin, 20 November 2017 08.47 WIB 52
8. Senin, 20 November 2017 08.50 WIB 51
9. Senin, 20 November 2017 08.53 WIB 48
10. Senin, 20 November 2017 08.56 WIB 48
11. Senin, 20 November 2017 08.59 WIB 47
12. Senin, 20 November 2017 09.02 WIB 46
13. Senin, 20 November 2017 09.05 WIB 44
14. Senin, 20 November 2017 09.08 WIB 43
15. Senin, 20 November 2017 09.11 WIB 42
16. Senin, 20 November 2017 09.14 WIB 42
17. Senin, 20 November 2017 09.17 WIB 42

Tabel 4. Hasil Pengukuran Perubahan Suhu Air Dalam Proses Pendinginan pada

Labe Erlenmeyer

NO Hari dan Tanggal Waktu Suhu (° 𝑪)


1. Senin, 20 November 2017 09.03 WIB 75
2. Senin, 20 November 2017 09.06 WIB 73
3. Senin, 20 November 2017 09.09 WIB 67
4. Senin, 20 November 2017 09.12 WIB 63
5. Senin, 20 November 2017 09.15 WIB 63
6. Senin, 20 November 2017 09.18 WIB 61
7. Senin, 20 November 2017 09.21 WIB 59
8. Senin, 20 November 2017 09.24 WIB 57
9. Senin, 20 November 2017 09.27 WIB 55
10. Senin, 20 November 2017 09.30 WIB 54
11. Senin, 20 November 2017 09.33 WIB 52
12. Senin, 20 November 2017 09.36 WIB 51
13. Senin, 20 November 2017 09.39 WIB 49
14. Senin, 20 November 2017 09.42 WIB 48
15. Senin, 20 November 2017 09.45 WIB 47
16. Senin, 20 November 2017 09.48 WIB 46
17. Senin, 20 November 2017 09.51 WIB 46
18. Senin, 20 November 2017 09.54 WIB 45
19. Senin, 20 November 2017 09.57 WIB 44
20. Senin, 20 November 2017 10.00 WIB 44

5
Grafik Garis Pengukuran Suhu di Jalan Krodan Gang Rambutan

Series 1
29.2

29

28.8

28.6

Series 1
28.4

28.2

28

27.8
06.00 09.00 12.00 15.00 18.00 21.00 00.00 03.00

Grafik Garis Pengukuran Kelembaban di Jalan Krodan Gang Rambutan

Series 1
83

82.5

82

81.5

Series 1
81

80.5

80

79.5
06.00 09.00 12.00 15.00 18.00 21.00 00.00 03.00

6
Grafik Hasil Pengukuran Perubahan Suhu Air Dalam Proses Pemanasan pada

Gelas Beker

Series 1
80

70

60

50

40
Series 1
30

20

10

0
08.05 08.08 08.11 08.14 08.17 08.20 08.23

Grafik Garis Hasil Pengukuran Perubahan Suhu Air Dalam Proses Pemanasan pada

Labu Erlenmeyer

Series 1
80

70

60

50

40
Series 1
30

20

10

0
08.45 08.48 08.51 08.54 08.57 09.00

7
Grafik Garis Hasil Pengukuran Perubahan Suhu Air Dalam Proses Pendinginan pada

Gelas Beker

Series 1
80
70
60
50
40
Series 1
30
20
10
0

Grafik Garis Hasil Pengukuran Perubahan Suhu Air Dalam Proses Pendinginan pada

Labu Erlenmeyer

Series 1
80

70

60

50

40
Series 1
30

20

10

0
09.12

10.00
09.21
09.03
09.06
09.09

09.15
09.18

09.24
09.27
09.30
09.33
09.36
09.39
09.42
09.45
09.48
09.51
09.54
09.57

8
Analisis Data/ Pembahasan

Sebagaimana diketahui bahwa ruang merupakan suatu tempat yang mempunyai peran
penting dan berpengaruh terhadap kehidupan di dunia seperti contoh adalah ruang belajar
sebagai tempat belajar yang berfungsi untuk mendorong kegiatan belajar mengajar agar dapat
berjalan dengan lancar. Serta pengertian dari waktu yang merupakan urutan ataupun rangkaian
peristiwa dari awal hingga akhir hingga terciptalah suatu peristiwa.

Berdasarkan kegiatan praktikum yang telah terlaksana mengenai kegiatan 10, yaitu
mengenal hubungan ruang dan waktu. penulis mengetahui factor-faktor apa saja yang
mempengaruhi jalannya praktikum. Pada praktikum perubahan suhu air dalam proses
pemanasan dan pendinginan yang dilakukan pada labu erlenmeyer dan gelas beker factor yang
mempengaruhi perubahan tersebut antara lain disebakan oleh luas permukaan bawah wadah,
luas permukaan atas wadah (bibir wadah), serta dari ukuran besar tidaknya sumbu Bunsen ketika
melakukan pemanasan dimana jika semakin besar sumbu api pembakaran pada Bunsen maka api
yang akan dihasilkan pun menjadi semakin besar serta menghasilkan nyala api yang semakin
mempercepat proses pemanasan tersebut. dari yang kemudian berimbas pada perubahan suhu air
tersebut.

Ketika proses pemanasan berlangsung, wadah yang paling cepat mengalami pemanasan
dialami oleh labu Erlenmeyer dibandingkan pada gelas beker. Hal ini dikarenakan luas
permukaan atas wadah (bibir wadah) tersebut berukuran lebih kecil sehingga kenaikan suhu pun
dapat menjadi lebih cepat. Dimana kesempatan air untuk menguap pun menjadi lebih kecil
sehingga proses pemanasan dapat berjalan lebih cepat. Hal ini dapat diketahui pula dengan cara
melihat uap air yang terdapat pada dinding wadah dimana pada gelas beker, uap air yang
dihasilkan lebih banyak dibandingkan aup air pada labu Erlenmeyer. Akibatnya, pengurangan
volume air pada wadah (gelas beker) lebih tampak dibandingkan pada wadah labu Erlenmeyer.

Dilain sisi, ketika proses pendinginan berlangsung, labu Erlenmeyer terbilang cukup lama
mengalami proses ini jika dibandingkan dengan gelas beker. Hal ini merupakan imbas dari
bentuk dan wadah tersebut yang memiliki ukuran luas permukaan atasnya (bibir wadah) yang
kecil, sehingga proses pelepasan energi kalor pun menjadi terhambat dan berkurang secara
sedikit demi sedikit dan membutuhkan waktu yang lebih lama.

Dengan demikian proses pemanasan yang cepat dialami oleh labu Erlenmeyer
dibandingkan gelas beker, berbanding terbalik ketika proses pendinginan berlangsung dimana
gelas beker yang mengalami penurunan suhu lebih cepat dibandingkan labu erlenmeyer.

Sedangkan pada praktikum mengukur suhu dan kelembaban yang dilakukan selama 1
hari penuh pada lingkungan kos dan rumah didapatkan hasil yang tidak terlalu signifikan. Hal
ini dikarenakan pada saat pengukuran berlangsung, cuaca udara tidak mengalami pergantian
mendadak seperti dari hari yang cerah menjadi hujan. Akibatnya suhu dan kelembaban udara

9
pun berjalan stabil, jikapun memang berubah hasil yang didapatkan pun tidak lebih dari 2°C
untuk suhu dan tidak lebih dari 3% untuk kelembaban.

Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan praktikum yang telah terlaksana, penulis menarik kesimpulan bahwa,

1. Mahasiswa telah mampu mendeskripsikan perubahan suhu udara dari waktu ke waktu dengan
cara praktikum membandingkan perubahan suhu air pada proses pemanasan dan pendinginan
menggunakan dua wadah yang berbeda dan mencatat setiap perubahan yang berlangsung.
2. Mahasiswa telah mampu menjelaskan keterkaitan antara kelembaban dan suhu udara sepanjang
hari dengan cara melakukan perhitungan setiap 3 jam sekali dalam 1 hari penuh pada tempat yang
sama.
3. Mahasiswa telah mampu membandingkan perubahan suhu air selama proses pemanasan/
pendinginan dengan menggunakan wadah yang berbeda, yaitu labu erlenmeyer dan gelas beker.
Dimana proses pemanasan lebih cepat terjadi pada labu erlenmeyer sedangkan proses
pendinginan lebih cepat terjadi pada wadah berupa gelas beker.
4. Mahasiswa telah mampu membuat grafik perubahan suhu dan kelembaban udara serta suhu air
selama proses pemanasan dan pendinginan agar proses membaca data dapat lebih mudah
dipahami setiap perubahan yang berlangsung.

10
\Daftar Pustaka

Fadholi Akhmad, 2013. STUDI PENGARUH SUHU DAN TEKANAN UDARA TERHADAP
OPERASI PENERBANGAN DI BANDARA H.A.S. HANANJOEDDIN BULUH
TUMBANG BELITUNG PERIODE 1980-2010. Vol. 3 No. 1 diunduh pada
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0ahUKEw
iyo7iFn9zXAhUMvI8KHVluBPcQFggoMAA&url=http%3A%2F%2Fejournal3.undip.ac.id%
2Findex.php%2Ftransient%2Farticle%2Fdownload%2F10023%2F9722&usg=AOvVaw08R
VA1UFx4Ny12aKvYIoi4 tanggal 26 November 2017 pukul 20.00 WIB

Harisuryo Rafdito dkk. 2015. SISTEM PENGUKURAN DATA SUHU, KELEMBABAN,

DAN TEKANAN UDARA DENGAN TELEMETRI BERBASIS FREKUENSI RADIO.


VOL 4. No 3. Diunduh pada
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0ahU
KEwiyo7iFn9zXAhUMvI8KHVluBPcQFggoMAA&url=http%3A%2F%2Fejournal3.undi
p.ac.id%2Findex.php%2Ftransient%2Farticle%2Fdownload%2F10023%2F9722&usg=
AOvVaw08RVA1UFx4Ny12aKvYIoi4 tanggal 26 November 2017 pukul 18.00 WIB

Massinai Altin.Muh, Hasanah Nur Nuryati. 2013 Analisis Kecenderungan Perubahan Suhu

Udara Permukaan Kota Makassar. Diunduh pada


http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/8098/Altin-
Snf2013%20Makasar.pdf;sequence=1 tanggal 24 NOVEMBER 2017 pukul 23.00

Suhartanto, Ery. Fidari, Sidqi Jadfan. Hidrometeorologi Tatap Muka ke 6 (Kelembaban Udara).

2016 diunduh pada


https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://jadfan.lecture.ub.ac
..id/files/2016/02/TM-7-Tekanan-
Udara.pdf&ved=OahUKEwiihazgyIPXAhXLu48KHVT6BOgQFggaMMA&usg=AOvVaw
3YJIR5b71zOH1wOFIMmZuQ tanggal 22 November 2017 pukul 19.30

11
Lampiran Alat dan Bahan :

NO GAMBAR KETERANGAN

1. Termometer

2. Higrometer- Termometer

3. Labu Erlenmeyer

4. Gelas Beker

5. Korek Api

12
6. Tripot (Kaki Tiga)

7. Bunsen

8. Kawat Kasa

13
Lampiran Kegiatan Praktikum :

NO GAMBAR KETERANGAN

Kegiatan Mengukur perubahan


1. Suhu Air menggunakan
Termometer

Volume Awal Air dalam gelas


2. beker yaitu sebanyak 200 ml
sebelum dilakukan pemanasan

Volume akhir air dalam gelas


beker setelah dilakukan
pemanasan dimana mengalami
3.
pengurangan jumlah dan terdapat
gelembung air pada dinding
gelas tersebut.

14
Volume awal air pada labu
4. Erlenmeyer yaitu sebesar 200 ml
sebelum dilakukan pemanasan.

Volume akhir labu Erlenmeyer


setelah dilakukan pemanasan
dimana mengalami sedikit
5.
pengurangan jumlah volume air
dan terdapat sedikit gelembung
air pada dinding wadah tersebut.

15

Anda mungkin juga menyukai