Anda di halaman 1dari 1

pantau TTV dan MAP, Kolaborasi dalam pemberian

FG 4 O2 untuk mempertahankan SpO2> 92% untuk


mencegah hipoksia jaringan, awasi tanda-
Artati, Ika, Nur Ikhsan, Wahyu, WOC SYOK HIPOVOLEMIK PADA ANAK Penurunan curah jantung tanda asidosis dan penurunan perfusi perifer

Triana, Rofi, Endah, Riski, Erlis


Kehilangan Plasma: Kehilangan Cairan Ekstra Seluler : Penurunan Stroke Volume dan
Luka Bakar luas, dll Perdarahan : Luka, Fraktur tulang besar, Muntah, Dehidrasi, Diare Akut, dll Penurnan Cardiac Output
Perdarahan saluran cerna, Cedera limfa, dll

Manifestasi Klinis Syok:


1. Frekuensi Nafas: normal-meningkat Penurunan suplai Oksigen ke
2. Suara napas: normal Penurunan Volume Sirkulasi jaringan dan sel
3. TD sistolik : dengan kompensasi – normal dan Menurunnya Aliran Balik
4. Nadi : Takikardi, normal SYOK HIPOVOLEMIK Vena
5. Capillary refill : lambat (>2detik)
6. Urine output: menurun Defisit volume Metabolisme sel Menyebabkan ketidak
7. Tingkat kesadaran: Iritabel cairan Ketidakefektifan perfusi seimbangan perfusi jaringan dan
(Hockenberry&Wilson, 2015) Pengertian: jaringan ketidakseimbangan metabolisme sel
Syok yang terjadi karena volume cairan yang
tidak adekuat dalam ruang intravaskuler,
Kriteria Penurunan Perfusi Jaringan: kurangnya sirkulasi yang adekuat menyebabkan KOMPLIKASI Kardiovaskuler :
1. Pulsasi perifer melemah penurunan perfusi jaringan Yang dapat terjadi adalah gangguan ventrikuler,
2. Mottled/ekstremitas dingin & pengisian kapiler > 3 detik trombosis mikro vaskuler
3. Takikardi (Nadi >180x/mnt pada bayi; Nadi >160x/mnt - Hitung dan siapkan cairan intravena yang
pada anak) diperlukan untuk pemberian sesuai dengan BB Pantau adanya tanda-tanda perfusi Sistem Persyarafan :
4. Urine output <0,5 ml/kgBB/jam anak (20cc/kgBB) jaringan yang tidak efektif: ginjal, Kegagalan sistem saraf pusat, disfungsi sistem
(WHO, 2016) - Catat intake output tiap jam
kardiovaskuler, otak, pencernaan, saraf simpatis, depresi pusat pernafasan dan
- Pastikan pemberian cairan dengan cepat dan
periferal. kardiovaskuler, gangguan termoregulasi, dan
tepat
perubahan kesadaran kearah koma
- Observasi
Tahap Terjadi Syok
Tatalaksana Pasien Syok: Hipotermia
Pernafasan :
1. Pemberian oksigen
Tahap Awal (Initial): Kondisi gagal paru akut dan Sindrom distress
2. Stabilisasi jalan napas
Pada tahap ini terjadi penurunan curah jantung pernafasan akut (ARDS)
3. Pasang akses intravena, resusitasi cairan bolus 5-20 menit sebanyak 20
(CO) dan perfusi jaringan. Penurunan tersebut ml/kgBB dengan kristaloid •Pantau sirkulasi perifer (warna dan
akan merangsang sistem homeostasis tubuh 4. Evaluasi kebutuhan cairan, bila diperlukan pertimbangan koloid setelah suhu kulit)
untuk melakukan usaha kompensasi Sistem Perkemihan :
resusitasi cairan 20-60 ml/kgBB (darah merupakan pertimbangan utama pada •Gunakan alat ukur suhu dan rute
AKI dan mengarah pada kerusakan ginjal kronis
kasus perdarahan) yang paling tepat
(CRF)
Tahap Kompensatory (Compensated): 5. Dopamin 5-10 mcg/kgBB/menit (pilihan utama) bila syok resisten tambahkan •Tempatkan pasien pada posisi
Tahapan ini dimulai ketika tubuh berupaya untuk epinefrin 0.05-0.3 mcg/kbBB/menit untuk cold shock atau norepinefrin 0.05-1 terlentang, meminimalkan perubahan
melakukan kompensasi terhadap perubahan mcg/kgBB/menit untuk warm shock, pertimbangkan pemberian therapi ortostatik. Sistem Hematologi :
homeostasis tubuh akibat penurunan curah dobutamin. • Menerapkan Kerusakan perfusi dan cedera endotel dapat
jantung dan perfusi jaringan tersebut. (IDAI, 2014) menyebabkan DIC
penghangat ulang pasif (mis.,
Selimut, penutup kepala,
Gangguan dan
ventilasi
Tahap Progresif (Uncompensated): Monitor oksimetri atau SpO2 tiap jam; kolaborasi dalam pemberian Sistem Endokrin :
pakaian hangat).
Spontan
Pada tahap ini, mekanisme kompensasi sudah oksigen untuk mempertahankan SpO2> 90%; dukungan ventilasi; Gangguan keseimbangan kalsium yang berat
mulai tidak dapat memenuhi kebutuhan pemantauan respirasi; Pertahankan hidrasi; monitor intake output
metabolisme jaringan. Proses metabolisme cairan; kolaborasi Monitoring AGD.
anaerob digunakan untuk pembentukan energi Sistem Pencernaan :
Menyebabkan kegagalan saluran cerna, gagal hati
DAFTAR PUSTAKA dan gagal pankreas
Tahap Refractory (Irreversible):
Tahapan syok yang tidak berespon terhadap Danusantoso, M. M. (2016). Pengukuran Indeks Syok untuk Deteksi Dini Syok Hipovolemik pada Anak dengan Takikardia: telaah terhadap
terapi dan dianggap sebagai kondisi yang perubahan indeks isi sekuncup. Sari Pediatri, 15(5), 319-324.
irreversibel. Terjadi sindrom distress multi organ. Harjola, V.P., Lassus J, Sionis A, Køber L, Tarvasmäki T, Spinar J, Parissis J, Banaszewski M, Silva‐Cardoso J, Carubelli V, Di Somma S,
(Urden, Stacy, & Lough, 2016) Tolppanen H, Zeymer U, Thiele H, Nieminen MS, Mebazaa A. (2015). for the CardShock study investigators and the GREAT network .
Clinical picture and risk prediction of short‐term mortality in cardiogenic shock: clinical picture and outcome of cardiogenic shock. Eur J
Heart Fail. 17:501-509
Katu, S., Suwarto, S., Pohan, H. T., & Abdullah, M. (2015). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Terapi Antibiotik Empirik pada
Pasien Sepsis Berat dan Syok Sepsis di Bangsal Rawat Inap Penyakit Dalam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Jurnal Penyakit Dalam
Indonesia, 2(2), 96-106.

Anda mungkin juga menyukai