mencegah hipoksia jaringan, awasi tanda- Artati, Ika, Nur Ikhsan, Wahyu, WOC SYOK HIPOVOLEMIK PADA ANAK Penurunan curah jantung tanda asidosis dan penurunan perfusi perifer
Triana, Rofi, Endah, Riski, Erlis
Kehilangan Plasma: Kehilangan Cairan Ekstra Seluler : Penurunan Stroke Volume dan Luka Bakar luas, dll Perdarahan : Luka, Fraktur tulang besar, Muntah, Dehidrasi, Diare Akut, dll Penurnan Cardiac Output Perdarahan saluran cerna, Cedera limfa, dll
Manifestasi Klinis Syok:
1. Frekuensi Nafas: normal-meningkat Penurunan suplai Oksigen ke 2. Suara napas: normal Penurunan Volume Sirkulasi jaringan dan sel 3. TD sistolik : dengan kompensasi – normal dan Menurunnya Aliran Balik 4. Nadi : Takikardi, normal SYOK HIPOVOLEMIK Vena 5. Capillary refill : lambat (>2detik) 6. Urine output: menurun Defisit volume Metabolisme sel Menyebabkan ketidak 7. Tingkat kesadaran: Iritabel cairan Ketidakefektifan perfusi seimbangan perfusi jaringan dan (Hockenberry&Wilson, 2015) Pengertian: jaringan ketidakseimbangan metabolisme sel Syok yang terjadi karena volume cairan yang tidak adekuat dalam ruang intravaskuler, Kriteria Penurunan Perfusi Jaringan: kurangnya sirkulasi yang adekuat menyebabkan KOMPLIKASI Kardiovaskuler : 1. Pulsasi perifer melemah penurunan perfusi jaringan Yang dapat terjadi adalah gangguan ventrikuler, 2. Mottled/ekstremitas dingin & pengisian kapiler > 3 detik trombosis mikro vaskuler 3. Takikardi (Nadi >180x/mnt pada bayi; Nadi >160x/mnt - Hitung dan siapkan cairan intravena yang pada anak) diperlukan untuk pemberian sesuai dengan BB Pantau adanya tanda-tanda perfusi Sistem Persyarafan : 4. Urine output <0,5 ml/kgBB/jam anak (20cc/kgBB) jaringan yang tidak efektif: ginjal, Kegagalan sistem saraf pusat, disfungsi sistem (WHO, 2016) - Catat intake output tiap jam kardiovaskuler, otak, pencernaan, saraf simpatis, depresi pusat pernafasan dan - Pastikan pemberian cairan dengan cepat dan periferal. kardiovaskuler, gangguan termoregulasi, dan tepat perubahan kesadaran kearah koma - Observasi Tahap Terjadi Syok Tatalaksana Pasien Syok: Hipotermia Pernafasan : 1. Pemberian oksigen Tahap Awal (Initial): Kondisi gagal paru akut dan Sindrom distress 2. Stabilisasi jalan napas Pada tahap ini terjadi penurunan curah jantung pernafasan akut (ARDS) 3. Pasang akses intravena, resusitasi cairan bolus 5-20 menit sebanyak 20 (CO) dan perfusi jaringan. Penurunan tersebut ml/kgBB dengan kristaloid •Pantau sirkulasi perifer (warna dan akan merangsang sistem homeostasis tubuh 4. Evaluasi kebutuhan cairan, bila diperlukan pertimbangan koloid setelah suhu kulit) untuk melakukan usaha kompensasi Sistem Perkemihan : resusitasi cairan 20-60 ml/kgBB (darah merupakan pertimbangan utama pada •Gunakan alat ukur suhu dan rute AKI dan mengarah pada kerusakan ginjal kronis kasus perdarahan) yang paling tepat (CRF) Tahap Kompensatory (Compensated): 5. Dopamin 5-10 mcg/kgBB/menit (pilihan utama) bila syok resisten tambahkan •Tempatkan pasien pada posisi Tahapan ini dimulai ketika tubuh berupaya untuk epinefrin 0.05-0.3 mcg/kbBB/menit untuk cold shock atau norepinefrin 0.05-1 terlentang, meminimalkan perubahan melakukan kompensasi terhadap perubahan mcg/kgBB/menit untuk warm shock, pertimbangkan pemberian therapi ortostatik. Sistem Hematologi : homeostasis tubuh akibat penurunan curah dobutamin. • Menerapkan Kerusakan perfusi dan cedera endotel dapat jantung dan perfusi jaringan tersebut. (IDAI, 2014) menyebabkan DIC penghangat ulang pasif (mis., Selimut, penutup kepala, Gangguan dan ventilasi Tahap Progresif (Uncompensated): Monitor oksimetri atau SpO2 tiap jam; kolaborasi dalam pemberian Sistem Endokrin : pakaian hangat). Spontan Pada tahap ini, mekanisme kompensasi sudah oksigen untuk mempertahankan SpO2> 90%; dukungan ventilasi; Gangguan keseimbangan kalsium yang berat mulai tidak dapat memenuhi kebutuhan pemantauan respirasi; Pertahankan hidrasi; monitor intake output metabolisme jaringan. Proses metabolisme cairan; kolaborasi Monitoring AGD. anaerob digunakan untuk pembentukan energi Sistem Pencernaan : Menyebabkan kegagalan saluran cerna, gagal hati DAFTAR PUSTAKA dan gagal pankreas Tahap Refractory (Irreversible): Tahapan syok yang tidak berespon terhadap Danusantoso, M. M. (2016). Pengukuran Indeks Syok untuk Deteksi Dini Syok Hipovolemik pada Anak dengan Takikardia: telaah terhadap terapi dan dianggap sebagai kondisi yang perubahan indeks isi sekuncup. Sari Pediatri, 15(5), 319-324. irreversibel. Terjadi sindrom distress multi organ. Harjola, V.P., Lassus J, Sionis A, Køber L, Tarvasmäki T, Spinar J, Parissis J, Banaszewski M, Silva‐Cardoso J, Carubelli V, Di Somma S, (Urden, Stacy, & Lough, 2016) Tolppanen H, Zeymer U, Thiele H, Nieminen MS, Mebazaa A. (2015). for the CardShock study investigators and the GREAT network . Clinical picture and risk prediction of short‐term mortality in cardiogenic shock: clinical picture and outcome of cardiogenic shock. Eur J Heart Fail. 17:501-509 Katu, S., Suwarto, S., Pohan, H. T., & Abdullah, M. (2015). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Terapi Antibiotik Empirik pada Pasien Sepsis Berat dan Syok Sepsis di Bangsal Rawat Inap Penyakit Dalam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 2(2), 96-106.