Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAH

A. Definisi
Perkembangan kebudayaan masyarakat banyak membawa perubahan
dalam segi kehidupan manusia. Setiap perubahan situasi kehidupan baik
positif maupun negatif dapat mempengaruhi keseimbangan fisik, mental, dan
psikososial seperti bencana dan konflik yang dialami sehingga berdampak
sangat besar terhadap kesehatan jiwa seseorang yang berarti akan
meningkatkan jumlah pasien gangguan jiwa (keliat, 2011).
Harga diri seseorang di peroleh dari diri sendiri dan orang lain.
Gangguan harga diri rendah akan terjadi jika kehilangan kasih sayang,
perilaku orang lain yang mengancam dan hubungan interpersonal yang buruk.
Tingkat harga diri seseorang berada dalam rentang tinggi sampai rendah.
Individu yang memiliki harga diri tinggi menghadapi lingkungan secara aktif
dan mampu beradaptasi secara efektif untuk berubah serta cenderung merasa
aman. Individu yang memiliki harga diri rendah melihat lingkungan dengan
cara negatif dan menganggap sebagai ancaman. (Keliat, 2011).
Menurut (Herman, 2011), gangguan jiwa ialah terganggunya kondisi
mental atau psikologi seseorang yang dapat dipengaruhi dari faktor diri sendiri
dan lingkungan. Hal-hal yang dapat mempengangaruhi perilaku manusia ialah
keturunan dan konstitusi, umur, dan sex, keadaan badaniah, keadaan
psikologik, keluarga, adat-istiadat, kebudayaan dan kepercayaan, pekerjaan,
pernikahan dan kehamilan, kehilangan dan kematian orang yang di cintai, rasa
permusuhan, hubungan antara manusia.

B. Tanda dan Gejala


a. Mengejek dan mengkritik diri.
b. Merasa bersalah dan khawatir, menghukum atau menolak diri sendiri.
c. Mengalami gejala fisik, misal: tekanan darah tinggi, gangguan penggunaan
zat.
d. Menunda keputusan.
e. Sulit bergaul.
f. Menghindari kesenangan yang dapat memberi rasa puas.
g. Menarik diri dari realitas, cemas, panic, cemburu, curiga dan halusinasi.
h. Merusak diri: harga diri rendah menyokong klieb untuk mengakhiri hidup.
i. Merusak atau melukai orang lain.
j. Perasaan tidak mampu.
k. Pandangan hidup yang pesimitis.
l. Tidak menerima pujian.
m. Penurunan produktivitas.
n. Penolakan tehadap kemampuan diri.
o. Kurang memperhatikan perawatan diri.
p. Berpakaian tidak rapi.
q. Berkurang selera makan.
r. Tidak berani menatap lawan bicara.
s. Lebih banyak menunduk.
t. Bicara lambat dengan nada suara lemah.

C. Etiologi
1. Predisposisi
a. Faktor yang mempengaruhi harga diri
Meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua tidak realistis,
kegagalan yang berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistis.
b. Faktor yang mempengaruhi peran.
Dimasyarakat umunya peran seseorang disesuai dengan jenis
kelaminnya. Misalnya seseorang wanita dianggap kurang mampu, kurang
mandiri, kurang obyektif dan rasional sedangkan pria dianggap kurang
sensitive, kurang hangat, kurang ekspresif dibandingkan wanita. Sesuai
dengan standar tersebut, jika wanita atau pria berperan tidak sesuai
lazimnya maka dapat menimbulkan konflik diri maupun hubungan sosial.
c. Faktor yang mempengaruhi identitas diri.
Meliputi ketidakpercayaan, tekanan dari teman sebaya dan perubahan
struktur sosial. Orang tua yang selalu curiga pada anak akan menyebabkan
anak menjadi kurang percaya diri, ragu dalam mengambil keputusan dan
dihantui rasa bersalah ketika akan melakukan sesuatu. Control orang yang
berat pada anak remaja akan menimbulkan perasaan benci kepada orang
tua. Teman sebaya merupakan faktor lain yang berpengaruh pada identitas.
Remaja ingin diterima, dibutuhkan dan diakui oleh kelompoknya,
d. Faktor biologis
Adanya kondisi sakit fisik yang dapat mempengaruhi kerja hormon
secara umum, yang dapat pula berdampak pada keseimbangan
neurotransmitter di otak, contoh kadar serotonin yang menurun dapat
mengakibatkan klien mengalami depresi dan pada pasien depresi
kecenderungan harga diri dikuasai oleh pikiran-pikiran negatif dan tidak
berdaya.

2. Presipitasi
Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh setiap situasi
yang dihadapi individu dan ia tidak mampu menyesuaikan. Situasi atas
stressor dapat mempengaruhi komponen.
Stressor yang dapat mempengaruhi gambaran diri adalah hilangnya bagian
tubuuh, tindakan operasi, proses patologi penyakit, perubahan struktur dan
fungsi tubuh, proses tumbuh kembang prosedur tindakan dan pengobatan.
Sedangkan stressor yang dapat mempengaruhi harga diri dan ideal diri adalah
penolakan dan kurang penghargaan diri dari orang tua dan orang yang berarti,
pola asuh yang tidak tepat, misalnya selalu dituntut, dituruti, persaingan
dengan saudara, kesalahan dan kegagalan berulang, cita-cita tidak terpenuhi
dan kegagalan bertanggung jawab sendiri. Stressor pencetus dapat berasal dari
internal dan eksternal:
a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan
peristiwa yang mengancam kehidupan.
b. Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan
dan individu mengalaminya sebagai frustasi.

Ada tiga jenis transisi peran:

a. Transisi peran perkembangan adalah perubahan normative yang berkaitan


dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam
kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai
serta tekanan untuk menyesuaikan diri.
b. Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota
keluarga melalui kelahiran atau kematian.
c. Transisi peran sehat-sakit terjadi akibat pergeseran dari sehat ke keadaan
sakit. Transisi ini dapat dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh,
perubahan ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi tubuh, perubahan fisik
yang berhubungan dengan tumbuh kembang normal. Perubahan tubuh
dapat mempengaruhi semua komponen konsep diri yaitu gambaran diri,
identitas diri, peran dan harga diri.

D. Jenis H a r g a D i r i R e n d a h
Gangguan harga diri yang disebut dengan harga diri rendah menurut Keliat (1998:24) dapat
terjadi secara:
a. Situasional yaitu ytauma yang terjadi tiba-tiba, misalnya harus dioprasi,
kecelakaan, dicederai, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja,
danperasaan malu karena sesuatu terjadi (korban perkosaan, dituduh
KKN,dipenjara tiba-tiba). Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri
rendahkarena:
1) Privacy kurang diperhatikan, misalnya pemeriksaan fisik
yangsembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran
pubis, pemasangan kateter, pemeriksaan perineal).
2) Harapan akan struktur, bentuk, dan fungsi tubuh tidak
tercapaikarena dirawat/sakit/penyakit.
3) Perlakuan petugas kesehatan yang tidak dihargai, misalnya
berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai
tindakan tanpa persetujuan.
b. Kronis
Yaitu perasaan negatif terhadap diri yang telah berlangsung lama,
yaitusebelum sakit atau dirawat klien mempunyai cara berpikir negatif.
Kejadiansakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap
dirinya.
E. Penatalaksanaan
Terapi yang dimaksud meliputi :
1. Psikofarmako, berbagai obat psikofarmako yang hanyadiperoleh
dengan resep dokter, dapat dibagi dalam 2golongan yaitu golongan
generasi pertama (typical) dangolongan kedua (atypical). Obat yang
termasuk golongangenerasi pertama misalnya chlorpromazine HCL,
Thoridazine HCL, dan Haloperridol. Obat yang termasukgenerasi
kedua misalnya : Risperidone, Olozapine,Quentiapine, Glanzapine,
Zotatine, dan Ariprprazole.
2. Psikoterapi, terapi kerja baik sekali untuk mendorongpenderita bergaul
lagi engan orang lain, pasien lain,perawat dan dokter. Maksudnya
supaya pasien tidakmengasingkan diri lagi karena jika pasien menarik
diridapat membentuk kebiasaan yang kurang baik. Dianjurkanuntuk
mengadakan permainan atau latihan bersama.
3. Terapi modalitas,Teknik perilakumenggunakan latihan ketrampilan
sosial untukmeningkatkan kemampuan sosial. Kemampuan
memenuhidiri sendiri dan latihan praktis dalam
komunikasiinterpersonal. Terapi aktivitas kelompok dibagi 4
yaituterapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi,
terapiaktivitas kelompok stimulasi sensori, terapi aktivitaskelompok
stimulasi realita dan terapi aktivitas kelompok
sosialisasi.
4. Adapun tindakan terapi untuk pasien dengan harga dirirendah menurut
Kaplan &Saddock, 2010 mengatakan,tindakan keperawatan
yangdibutuhkan pada pasien denganharga diri rendah adalah terapi
kognitif, terapiinterpersonal, terapi tingkah laku, dan terapi keluarga.
Tindakan keperawatan pada pasien dengan harga diri rendah bisasecara
individu, terapi keluarga, kelompok danpenanganandikomunikasi baik
generalis keperawatanlanjutan. Terapi untuk pasien dengan harga diri
rendahyang efisian untuk meningkatkan rasa percaya diri
dalamberinteraksi dengan orang lain, sosial, dan lingkungannyayaitu
dengan menerapkan terapi kognitif pada pasien
dengan harga diri rendah.
F. Rentang Respon

Keterangan:

1. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri positif tentang latar


belakang pengalaman nyata yang sukses diterima.
2. Konsep diri positif adalah individu mempunyai pengalaman yang
positif dalam beraktualisasi.
3. Harga diri rendah adalah transisi antara respon diri adaptif dengan
konsep diri maladaptif.
4. Kerancuan identitas adalah kegagalan individu dalam kemalangan
aspek psikososial dan kepribadian dewasa yang harmonis.
5. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis terhadap diri
sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta
tidak dapat membedakan dirinya dengan orang lain.

G. Pohon Masalah
Pohon masalah yang muncul menurut Fajariyah (2012) :
H. Pemerikasaan Penunjang
Struktur otak yang mungkin mengalami gangguan pada kasus harga diri
rendah kronis adalah :
System Limbic yaitu pusat emosi, dilihat dari emosi pada klien dengan harga
diri rendah yang kadang berubah seperti sedih, dan terus merasa tidak berguna
atau gagal terus menerus.
1) Hipothalmus yang juga mengatur mood dan motivasi, karena melihat
kondisi klien dengan harga diri rendah yang membutuhkan lebih
banyak motivasi dan dukungan dari perawat dalam melaksanakan
tindakan yang sudah dijadwalkan bersama-sama dengan perawat
padahal klien mengatakan bahwa membutuhkan latihan yang telah
dijadwalkan tersebut.
2) Thalamus, sistem pintu gerbang atau menyaring fungsi untuk mengatur
arus informasi sensori yang berhubungan dengan perasaan untuk
mencegah berlebihan di korteks. Kemungkinan pada klien dengan
harga diri rendah apabila ada kerusakan pada thalamus ini maka arus
informasi sensori yang masuk tidak dapat dicegah atau dipilih sehingga
menjadi berlebihan yang mengakibatkan perasaan negatif yang ada
selalu mendominasi pikiran dari klien.
3) Amigdala yang berfungsi untuk emosi. Adapun jenis alat untuk
mengetahui gangguan struktur otak yang dapat digunakan adalah: a)
Electroencephalogram (EEG), suatu pemeriksaan yang bertujuan
memberikan informasi penting tentang kerja dan fungsi otak. CT Scan,
untk mendapatkan gambaran otak tiga dimensi. Single Photon
Emission Computed Tomography (SPECT), melihat wilayah otak dan
tanda-tanda abnormalitas pada otak

I. Komplikasi
klien dengan harga diri rendah beresiko melukai dirinya sendiri bahkan ada
klien yang sampai bunuh diri karena terbiasa degan suasana sepi sehinggau
tidak banyak orang tau dengan keadaan yang sedang dihadapi,
ASUHAN KEPERAWATAN PADA HARGA DIRI RENDAH

A. Pengkajian
1. Identitas klien
Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, tanggal
MRS (masuk rumah sakit), informan, tanggal pengkajian, No Rumah Sakit dan alamat
klien.
2. Keluhan utama
Tanyakan pada keluarga/klien hal yang menyebabkan klien dan keluarga
datang ke rumah sakit. Yang telah dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah, dan
perkembangan yang dicapai.
3. Faktor predisposisi
Tanyakan pada klien/keluarga, apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa
pada masa lalu, pernah melakukan atau mengalami penganiayaan fisik, seksual,
penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan criminal. Dan
pengkajiannya meliputi psikologis, biologis, dan social budaya.
4. Aspek fisik/biologis
Hasil pengukuran tanda-tanda vital (TD, Nadi, Suhu, Pernafasan, TB, BB) dan
keluhan fisik yang dialami oleh klien.
5. Aspek psikososial
a. Genogram yang menggambarkan tiga generasi
b. Konsep diri
c. Hubungan social dengan orang lain yang terdekat dalam kehidupan, kelompok,
yang diikuti dalam masyarakat
d. Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah
6. Status mental
Nilai klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas motorik klien,
afek klien, interaksi selama wawancara, persepsi, proses pikir, isi pikir, tingkat
kesadaran, memori, tingkat konsentrasi, dan berhitung.
7. Kebutuhan persiapan pulang
a) Kemampuan makan klien dan menyiapkan serta merapikan lat makan kembali.
b) Kemampuan BAB, BAK, menggunakan dan membersihkan WC serta
membersihkan dan merapikan pakaian.
c) Mandi dan cara berpakaian klien tampak rapi.
d) Istirahat tidur kilien, aktivitas didalam dan diluar rumah.
e) Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksinya setelah diminum.
8. Mekanisme koping
Malas beraktivitas, sulit percaya dengan orang lain dan asyik dengan stimulus
internal, menjelaskan suatu perubahan persepsi dengan mengalihkan tanggung jawab
kepada orang lain.
9. Masalah psikososial dan lingkungan
Masalah berkenaan dengan ekonomi, dukungan kelompok, lingkungan,
pendidikan, pekerjaan, perumahan, dan pelayanan kesehatan.
10. Pengetahuan
Didapat dengan wawancara klien dan disimpulkan dalam masalah.
11. Aspek medik
Diagnose medis yang telah dirumuskan dokter, therapy farmakologi,
psikomotor, okopasional, TAK dan rehabilitas.
12. Daftar masalah keperawatan
a) Isolasi social: Menarik Diri
b) Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
c) Perilaku Kekerasan
d) Koping Individu Tidak Efektif
e) Perubahan Persepsi Sensori
f) Tidak Efektifnya Penatalaksanaan regimen terapeutik
g) Koping Keluarga Tidak Efektif

B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Berdasarkan data diatas, yang dapat melalui observasi, wawancara atau pemeriksaan
fisik yang bahkan diperoleh melali sumber sekunder, perawat dapat menegkkan
diagnosis keperawatan pada pasien yaitu gangguan konsep diri harga diri rendah.
C. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Diagnosi Perencanaan
s Tujuan ( Tuk/Tum ) Kriteriaevaluasi intervensi Rasional
keperaw
atan
Hargadir TUM : Pasienmenunjukkantanda- 1.1 binahubungansalingpercayad Kepercayaandaripasienmerup
irendahs Pasienmengungkapkan tandapercayakepadaperawat enganmengemukakanprinsip akanhal yang
ituasiona pandanganpositifuntuk melalui: komunikasiterapeutik :
l masa dengan dan a. Espresiwajahcerah,te a. mengucapkansalamterap
melanjutkantingkatfung rsenyum eutik,sapapasiendenganra
sisebelumnya. b. Mau berkenalan mah,baik verbal ataupun
c. Ada kontakmata non verbal
TUK 1 : d. Bersediamenceritaka b. berjabattangandenganpas
pasiendapatmembinahu nperasaannya ien.
bungansalingpercaya e. Bersediamengungka c. Perkenalkandiridenganso
pkanmasalah pan
d. Tanyakannamalengkappa
sien dan namapanggilan
yang disukaipasien
e. Jelaskantujuanpertemuan
f. Membuatkontraktopoik,
waktudan tempatsetiap
kali bertemupasien
g. Tunjukkansikapempati
dan menerimapasien dan
adanya
h. Beri
perhatiankepalapasien
dan
perhatiankebutuhandasar
pasien
TUK 2: kriteriaevaluasi : 2.1 jadilahempati,tidakmeng Penerimaandiridapatditingkat
Membantupasienuntuk pasiendapatmengidentifikasi hakimi. kandenganklarifikasiperasaan
mengidentifikasi dan dan 2.2 mendengarkanjanganmen dan pikiran
mengekspresikanperasa mengekspresikanperasaanny gecilkanungkapankemara
an a han,tangisan dan
sebagainya
2.3 tanyakanapa yang
terjadisaatdiamulaimeras
asepertiini
2.4 memperjelashubunganant
araperistiwakehidupan
TUK 3 : kriteriaevaluasi : 3.1 diskusikanbagaimanapasi Diskusimengenaitingkatkema
Membantupasienmengi pasienmenyebutkanaspekpo enmenanganikrisis mpuanpasien,sepertimenilair
dentifikasievaluasidirip sitif yang 3.2 diskusikanbagaimanapasi ealitas,controldiriatauintegrit
ositif dimilikipasien,sepertikegiata enmengatasiansietas, as ego
npasiendirumah, sepertimelaluiolahraga,m diperlukansebagaidasarasuha
adanyakeluarga dan enarikdiri,minum/narkob nkeperawatan.
lingkunganterdekatlingkupa aataudenganberbicara
npasien 3.3 memperkuatmekanismep Penguatan ( reinforcement )
enangananadaptif positifakanmeningkatkanharg
3.4 memriksa dan adiripasien
memperkuatkemampuan
dan sifatpositif (
misalnya :
hobi,keterampilan,sekola
h,hubungan,
penampilan,loyalitas dan
sifatrajin)
3.5 bantu
pasienmenerimaperasaan
positif dan negatif
3.6 janganmembantahpembel
aanpasien
3.7 komunikasikepercayaand
iri pada
kemampuanseseorang
3.8 libatkan orang
dalampenetapantujuanber
sama
3.9 mintalahpasienmenulispe
rnyataankebenaranpositif
tentangdirisendiri (
menurutpersepsipasiense
ndiri
),kemudianmintalahpasie
nmembacadaftarnyasetia
pharisebagaibagiandariru
tinitas normal
3.10 memperkuatpeng
gunaanlatihanmembangu
nhargadiri

TUK 4: Criteria evaluasi : 4.1 overgeneralisasi Distorsikognitifinimemperku


Membantumengidentifi Pasiendapatmengidentifikasi 4.2 ajarkanpasienuntuk focus atpersepsinegatif dan
kasidistorsikognitif distorsikognitif pada setiap acara persepsi yang
yang 4.3 penyalahanterhadapdirise tidakakurattentangdiri dan
meningkatkanpenilaian ndiri ( self-blame ) dunia (
diri ( varcarolis 2006 4.4 ajarkanuntukmengevalua varcarolisdalamcarpeni to-
dalamcarpeni to moyet siapakahpasienbenar- moyet,2009 )
) benarbertanggungjawabs
erta alas an yang
mendasarinya
4.5 membacapikiran (mind-
reading )
4.6 anjurkanuntukmengklarif
ikasisecara verbal apa
yang pasien piker
sedangterjadi
4.7 mengabaikan ( discount-
ing ) tanggapanpositif
orang lain
4.8 ajarkanuntukhanyamenan
ggapidebganuvapan :
terimakasih
TUK 5 : Criteria evaluasi : 5.1 mengetahuisistempenduk Dukungansosialmeningkatkn
Menilai dan Pasienmemanfaatkansistem ung yang ada pada akalhargadiri,dankesejahteraa
memobilisasisistempen pendukung yang ada saatinimelaluipenilaianbe n ( Dirksen dalamcarpeni to-
dukung yang adasaatini rikut : moyet,2009 )
a. apakahdiatinggalsend
iri?
b. Apakahdiadipekerjak
an?
c. Apakahdiamemilikite
man dan keluarga
yang tersedia?
d. Apakah
agamaitupendukung.
?
e. Pernahdiamenggunak
ansumberdayamasyar
akat
5.2 Rujukpasienkerehabilitas
ivokasionaluntukpelatiha
nulang
5.3 Dukungkembalikesekola
huntukpelatihanlebihlanj
ut
5.4 Membantupasienuntukm
elibatkanorganisasisukar
elawan local
(pekerjaanwarga senior
kakeknenekangkatataupu
nkelompokpendukung
local )
5.5 Aturkelanjutanstudisekol
ahbagisiswa
TUK 6 : Criteria evaluasi : 6.1 Berlatihbicarasendiri ( Pembicaraansendiritidakmen
Membantupasienuntuk Pasiendapatmengatasiharga murraydalamcarpeni to- yiratkanbahwa orang
mengetahuikemampuan dirirendahsituasionalnyaden moyet 2009 ) menyukaiperubahan. Akan
kopingbaru gankping yang adaptif a. Tulislahuraiansingkat tetapi,halinimembantuseseora
tentangperubahan ngmenemukanmanfaatpotens
dan konsekuensinya ( ialdariperubahan (
misalnya,pasangansa murratdalamcarpeni to-
yaberselingkuh,sayad moyet,2009 )
ikhianati)
b. Tuliskantigahal yang
mungkinbergunamen
genaisituasiini
6.2 Komunikasikankepadapa
sienbahwaiadapatmenang
aniperubahan
6.3 Tentangpasienuntukmem
bayangkan masa depan
yang positif dan hasilnya
6.4 Dorongpercobaanperilak
ubaru
6.5 Tegaskankeyakinanbahw
a orang
tersebutmemilikikendalia
tassituasiini
6.6 Berkomitmenuntukbertin
dak
TUK 7: Kriteriaevaluasi : 7.1 Diskusikanmasalaah Keluargasebagai support
Meningkatkanpengetah Keluargamengetahuimasala yang system ( sistempendukung)
uan dan hhargadirirendahsituasionals dirasankankeluargadalam akansangatberpengaruhdalm
kesiapankeluargadalam ertamengetahuicaraperawata merawatpasien mempercepat proses
merawatpasiendenganh n dan 7.2 Diskusikanhargadirirend penyembuhanpasien
argadirirendahsituasion penanganananggotakeluarga ahsituasional dan
al terhadapgangguanpsikologii dampaknya
ni 7.3 Meltihkeluargauntukme
mpraktikancaramerawatp
asiendenganhargadiriren
dahsituasional
7.4 Diskusikandengankeluar
gatentangsumber-
sumberbantuan yang
dapatdimanfaatkanpasien
sertaperilakupasien yang
perludirujuk dan bagai
mana caramerujukpasien.
D. Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang berkelenjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan pada klien. Evaluasi dilaksanakan terus menerus pada respon klien terhadap
tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dapat dibagi jadi dua yaitu:
Evaluasi proses atau formatif dilakukan setiap selesai melaksanakan tindakan.

Evaluasi hasil atau sumatif dilakukan dengan membandingkan respon klien.

Evaluasi dapat dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP, sebagai


pola fikir.

S = respon subyektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.

O= respon obyektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.

A= analisa ulang atas data subyektif dan obyektif untuk menyimpulkan apakah masalah
masih tetap atau muncul masalah baru atau ada data yang kontradiksi dengan masalah
yang ada.

P= perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon klien.

Rencana tindak lanjut dapat berupa :

a. Rencana teruskan, jika masalah tidak berubah.


b. Rencana di modifikasi jika masalah tetap, semua tindakan sudah dijalankan tetapi hasil
belum memuaskan.
c. Rencana dibatalkan jika ditemukan masalah baru dan bertolak belakang dengan
masalah yang ada serta diagnosa lama dibatalkan. (Stuart dan Laria, 2005).
DAFTAR PUSTAKA

Stuart, W. Gail. (2016). Keperawatan Kesehatan Jiwa. Singapore: Elsevier

Yusuf, Ah, Rizky Fitryasari PK dan Hanik Endang Nihayati. (2015). Buku Ajar
Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika

Keliat, Budi Anna. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas: CMHN(Basic


Course). Jakarta: EGC

Mulyono, Andri,.2013. Asuhan Keperawatan dengan HArgaDiri Rendah diakses dari


http://eprints.ums.ac.id/25936/11/NASKAH_PUBLIKASI.pdf Pada 12 Juni 2018

Halifah, Nur Eka,.2016. Bab II Tinjauan Teori diakses dari


http://repository.ump.ac.id/1076/3/EKA%20NUR%20HALIFAH%20BAB%20II.pdf
pada 12 Juni 2018

Elinia, Sury,.2016. Tinjauan Tero dan Konsep Harga Diri Rendah diakses dari
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/167/jtptunimus-gdl-eliniasury-8333-2-babii.pdf
pada 12 Juni 2018

Anda mungkin juga menyukai