ABSTRACT
Filsafat pendidikan Islam secara umum mengkaji berbagai masalah yang terdapat
dalam dunia pendidikan. Misalnya berkaitan dengan masalah kurikulum pendidikan, tujuan
pendidikan, metode pendidikan, evaluasi pendidikan, hakikat pendidik, hakikat peserta didik
dan lain sebagainya. Maka dari itu perlu untuk kita ketahui apa saja yang termasuk pokok-
pokok bahasan yang terdapat dalam cakupan filsafat pendidikan Islam.
INTRODUCTION
Filsafat pendidikan pada umumnya dan filsafat pendidikan Islam pada khususnya,
adalah merupakan bagian dari ilmu filsafat maka oleh karena itu, dalam mempelajari filsafat
ini perlu memahami terlebih dahulu tentang pengertian filsafat terutama dalam hubungannya
dengan masalah pendidikan, khususnya pendidikan Islam. Secara harfiah (bahasa), filsafat
berarti “cinta kepada ilmu”. Filsafat berasal dari kata Philo yang artinya cinta dan Sophos
artinya ilmu/hikmah. Hikmah adalah istilah dalam bahasa Arab. Secara historis, filsafat
menjadi induk segala ilmu pengetahuan yang berkembang sejak zaman Yunani kuno sampai
Yegi Rizki Pratama 2
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
zaman sekarang.1 Filsafat dapat diartikan sebagai pola berpikir dengan ciri-ciri tertentu, yakni
kritis, sistematis, logis, kontemplatif, radikal, dan spekulatif.2
Adapun gagasan dan pelaksanaan pendidikan selalu dinamis sesuai dengan dinamika
manusia dan masyarakat. Pendidikan selalu mengalami perkembangan seiring dengan
perkembangan sosial-budaya dan perkembangan iptek. Pemikiran-pemikiran aliran
pendidikan berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan yakni pemikiran-pemikiran
terdahulu yang selalu ditanggapi dengan pro dan kontra oleh pemikir berikutnya, karena
dialog tersebut akan melahirkan pemikiran-pemikiran baru.3
Adapun dalam tulisan ini, secara sistematis akan membahas mengenai: 1) Pengertian Filsafat,
2) Aliran Filsafat Pendidikan Ditinjau dari Ontologi, Epistimologi, Aksiologi, 3) Teori Kebenaran
Menurut Pandangan Filsafat dalam Bidang Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi, 4) Pengertian
Pendidikan Islam, 5) Dasar Pendidikan Islam, 6) Tujuan Pendidikan Islam, 7) Kurikulum
Pendidikan Islam, 8) Metode Pendidikan Islam, 9) Evaluasi Pendidikan Islam, 10) Pendidik
Dalam Pendidikan Islam, 11) Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam, 12) Manfaat dan Fungsi
Pendidikan Islam, dan 13) Manfaat Mempelajari Filsafat Pendidikan Islam.
METHOD
ANALYSIS
A. Deskripsi Pustaka
1. Konsep Filsafat Pendidikan Islam
a. Pengertian Filsafat
1
Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Cet. II, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hal. 3
2
Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam, Cet. I, (Bandung: Pustaka Sentia, 2009), hal. 9.
3
Afidburhanuddin.wordpress.com/2013.
4
Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan..., hal. 5.
Yegi Rizki Pratama 3
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Secara etimologis, kata filsafat berasal dari bahasa Arab falsafah, dalam
bahasa Inggris dikenal dengan istilah philosophy dan semuanya berasal dari bahasa
yunani philosophia. Kata philosophia terdiri dari kata philain yang berarti cinta (love)
dan Sophia yang berarti kebijaksanaan (love of wisdom)dalam arti sedalam-dalamnya.
Mengartikan Sophia dengan pengetahuan (wisdom atau hikmah). Orang yang cinta
pengetahuan disebut philosophia atau failasuf dalam ucapan arabnya. Sementara itu
secara terminologi ada banyak pendapat tentang filsafat. Pengertian filsafat dari segi
istilah ini mengalami perkembangan dari zaman ke zaman.5
Ketika ditanya apa itu filsafat, seorang mahasiswa menjawab singkat: Filsafat
itu mencari kebenaran, dengan cara berpikir dan bertanya terus-menerus tentang
segala hal dari persoalan gajah sampai persoalan semut, dari soal hukum dan politik
hingga soal moral dan metafisika, dari soal galaksi hingga bakteri.6 Pendapat yang
lebih jelas lagi tentang filsafat antara lain dikemukakan oleh Sidi Gazalba,
Menurutnya, filsafat adalah berpikir secara mendalam, sistematik, radikal, dan
universal dalam rangka mencari kebenaran, inti atau hakikat mengenai segala sesuatu
yang ada.7
5
Adri Efferi, Filsafat Pendidikan islam, kudus, Nora Media Enterprise Hal 4
6
Adian Husaini, Filsafat Ilmu Perspektif barat dan Islam, Gema Insani, 2013 Hlm 13
7
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta, Logos Wacana Ilmu, 1997, Hlm 3
Yegi Rizki Pratama 4
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
7) Filsafat sebagai aliran atau teori, sebagai aliran idealisme, realisme, dan
sebagainya.
Filsafat merupakan sikap. Sebuah sikap hidup dan sikap terhadap kehidupan.
Dengan melakukan penyikapan terhadap hidup maka manusia perlu mengetahui
hakikat hidup ini. Pengetahuan tentang hidup ini menjadi penerang jalan kehidupan.
Setelah manusia memilki jalan kehidupan maka manusia dapat mencapai tujuan
hidupnya. Pengertian filsafat dari segi istilah sangat beragam. Keragaman tersebut
disebabkan oleh keragaman pemikiran dan perbedaan sudut pandang ketika melihat
suatu objek filsafat. Berkenaan dengan pengertian filsafat tersebut, bisa menggunakan
dan mencarikannya dengan pendekatan filosofis. Tentunya, jika hal itu yang
digunakan, maka sangat wajar pendefinisian tentang filsafat sangat beragam dan
bervariasi, baik dari segi makna maupun ruang lingkupnya.8
8
A. Heris Hermawan, Filsafat Pendidikan Islam, DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
DEPARTEMAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA, 2009, Hlm 4-5
Yegi Rizki Pratama 5
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
karunia yang banyak. dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat
mengambil pelajaran (dari firman Allah).” (Q.S. Al-Baqarah ayat 269).9
2. Universal (umum), berpikir sacara universal adalah berpikir tentang hal-hal serta
proses-proses yang bersifat umum. Filsafat bersangkutan dengan pengalaman umum
dari umat manusia (common experience of mankind) dengan jalan penjajagan, filsafat
berusaha untuk sampai pada kesimpulan-kesimpulan yang universal.
3. Konseptual. Yang dimaksud dengan konsep disini adalah hasil generalisasi dan
abstraksi dari pengalaman tentang hal-hal serta proses-proses individual.
5. Sistematik. Dalam mengemukakan jawaban terdapat suatu masalah para filsuf atau
ahli filsafat memakai pendapat-pendapat sebagai wujud dari proses berpikir yang
9
Al-Qur'an terjemahan cet. Toko Kitab Mubarokatan Toyyibah, Kudus, Hlm 1
10
Muhammad As Said, Filsafat Pendidikan Islam, Yogyakarta, Mitra Pustaka, April 2011 hlm 1
Yegi Rizki Pratama 6
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
7. Bebas. Sampai batas-batas yang luas sehingga setiap filsafat boleh dikatakan
merupakan suatu hasil dari pemikiran yang bebas. Bebas dari prasangka sosial,
historis maupun kultural. Kebebasan berpikir itu adalah kebebasan yang berdisiplin.
11
Mahmud, Pemikiran Pendidikan Islam, Bandung, CV. Pustaka Setia, Cet 1, 2011 hlm 31-32
12
Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur'an, Jakarta, PT.RINEKA CIPTA,
Februari 1994, Hlm 29
Yegi Rizki Pratama 7
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Tema filsafat pendidikan Islam menjadi wacana yang belum juga ada
jawabannya, belum ada kata sepakat tentang pengertian konsep pendidikan Islam,
pada satu sisi. Sedangkan disisi lain masih ada pandangan bahwa pendidikan agama,
khususnya Islam, merupakan wilayah individu yang tidak dapat masuk wilayah
publik. Sehingga pendidikan yang diartikan secara universal mengalami keterasingan
untuk dikaitkan dengan agama. Kesimpulannya, ada dua wilayah yang terpisah antara
keduanya, yakni wilayah individu dan wilayah umum, antar wilayah teologi dan
wilayah sekuler, antara wilayah duniawi dan akhirat.15
13
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Op.Cit, Hlm 13
14
Ahmad Ali Riyadi, Filsafat Pendidikan Islam, Yogyakarta, TERAS Juli 2010, Hlm 1
15
Ibid, Hlm 3-4
Yegi Rizki Pratama 8
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
kemandekan. Inilah salah satu ciri masyarakat modern sekarang, dinamika (geraknya)
terus melaju sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidupnya yang semakin meningkat.16
Salah satu tugas pokok dari Filsafat Pendidikan Islam adalah memberikan arah
dalam pencapaian tujuan pendidikan islam. Suatu tujuan pendidikan yang hendak
dicapai, harus direncanakan (diprogram) melalui kurikulum pendidikan. Oleh karena
itu kurikulum merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pendidikan
maupun lembaga pendidikan Islam. segla hal yang harus diketahui, diresapi atau
dihayati oleh anak didik harus diterapkan dalam kurikulum. Begitu juga segala hal
yang harus diajarkan oleh pendidik kepada anak didiknya. Dengan demikian,
kurikulum tergambar jelas secara berencana bagaimana dan apa saja yang harus
terjadi dalam proses belajar mengajar yang dilakukan pendidik dan anak didik.17
Secara makro, yang menjadi ruang lingkup filsafat pendidikan Islam adalah
yang tercakup dalam objek material filsafat, yaitu mencari keterangan secara radikal
mengenai Tuhan, manusia, dan alam yang tidak bisa dijangkau oleh pengetahuan
biasa. Sebagaimana filsafat, filsafat pendidikan Islam juga mengkaji ketiga objek ini
berdasarkan ketiga cabangnya: ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Secara mikro
objek kajian filsafat pendidikan Islam adalah hal-hal yang merupakan faktor atau
komponen dalam proses pelaksanaan pendidikan. Faktor atau komponen pendidikan
16
Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta, Bumi Aksara, 2010, Hlm 28
17
Abdul Ghofur, Tinjauan Filsafat Pendidikan Islam Tentang Kurikulum, Jurnal At-Tarbawi, Kajian Pendidikan
Islam, STAIN Surakarta. Vol.3. No.1. Mei-Oktober 2005 hlm 1
18
Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam dan Barat, Jakarta, Rajawali Pers, 2013, Hlm 38
Yegi Rizki Pratama 9
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
ini ada lima, yaitu tujuan pendidikan, pendidik, peserta didik, alat pendidikan
(kurikulum, metode, dan evaluasi pendidikan), dan lingkungan pendidikan. Untuk
lebih memfokuskan pembahasan filsafat pendidikan Islam yang sesuai dengan fokus
penelitian ini, maka cukup disajikan ruang lingkup pembahasan filsafat pendidikan
Islam secara makro.19
Ontologi berarti ilmu hakikat yang menyelidiki alam nyata dan bagaimana
keadaan yang sebenarnya, apakah hakikat dibalik alam nyata ini. Ontologi
menyelidiki hakikat dari segala sesuatu dari alam nyata yang sangat terbatas dari
panca indera kita. Bagaimana realita yang ada ini, apakah materi saja, apakah wujud
sesuatu ini bersifat tetap, kekal tanpa perubahan, apakah realita berbentuk satu unsur
(monoisme), dua unsur (dualisme), ataukah terdiri dari unsur yang banyak
(pluralisme).
19
http://eprints.walisongo.ac.id/811/3/083111098_BAB2.pdf
20
Jalaludin, Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan Manusia, Filsafat, dan Pendidikan, Jakarta, PT. RajaGrafindo
Persada, Cet 1, Juli 2011, hlm 77-78
Yegi Rizki Pratama 10
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
b) Epistemologi
Istilah epistemologi pertama kali dipakai oleh L.F. Ferier pada abad ke-19
di Institut of Metafisics (1854). Dalam Encyclopedia of Philosophy, epistemologi
di definisikan sebagai cabang filsafat yang bersangkutan dengan sifat dasar dari
ruang lingkup pengetahuan pra-anggapan dan dasar-dasarnya serta realitas umum
dari tuntutan pengetahuan sebenarnya. Epistemologi ini adalah nama lain dari
logika materiil atau logika mayor yang membahas dari isi pikiran manusia, yakni
pengetahuan. Epistemologi adalah studi tentang pengetahuan, bagaimana kita
mengetahui benda-benda. Untuk lebih jelasnya, ada beberapa contoh pertanyaan
yang menggunakan kata "tahu" dan mengandung pengertian yang berbeda-beda,
baik sumbernya maupun validitasnya.
Yegi Rizki Pratama 11
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
c) Aksiologi
21
Ibid, hlm 123-126
22
Ahmad Tantowi, Pendidikan Islam di Era Transformasi Global, Semarang, PT. Pustaka Rizki Putra, Mei
2008 Hal 7-8
Yegi Rizki Pratama 12
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
23
Muhammad As Said, Op.Cit. hlm 10
24
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoretis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner,
Bumi Aksara 1994 Hlm 8
25
Ibid, Hlm 22
26
Ahmad Falah, Aspek-Aspek Pendiddikan Islam, Yogyakarta, Idea Press 2010
Yegi Rizki Pratama 13
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Bila pendidikan Islam telah menjadi ilmu yang ilmiah dan amaliah, maka ia
akan dapat berfungsi sebagai sarana pembudayaan manusia yang bernafaskan Islam
yang lebih efektif dan efisien. Kita mengetahui dan mengakui bahwa sejak Islam
diartikulasikan melalui dakwahnya dalam masyarakat yang beraneka ragam kultur
dan struktur. Selama itu pula jasa-jasanya telah tampak mewarnai sikap dan
kepribadian manusia yang tersentuh oleh dampak-dampak positif dari proses
keberlangsungannya. Pendidikan Islam seperti yang dikehendaki umat Islam, harus
mengubah strategi dan taktik operasional. Strategi dan taktik itu tak pelak lagi
menuntut perombakan model-model sampai dengan institut-institutnya sehingga lebih
efektif dan efisien. Dalam artian pedagogis, sosiologis, dan kultural.30
Pendidikan Islam masa kini dihadapkan kepada tantangan yang jauh lebih
berat dari tantangan yang dihadapi pada masa permulaan penyebaran Islam. tantangan
27
http://jurnal.stainponorogo.ac.id/index.php/tahrir/article/download/34/36/pdf
28
Dakir dan Sardimi, Op.Cit, 34
29
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994, cet.II. hlm 12
30
Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Jakarta, PT. Bumi Aksara 2003, Hlm 4-5
Yegi Rizki Pratama 14
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
tersebut berupa timbulnya aspirasi dan idealitas umat manusia yang serba multiinteres
yang berdimensi nilai ganda dengan tuntunan hidup yang multikompleks pula.31
Pendidikan Islam itu merupakan satu proses yang tidak hanya menyangkut
transfer ilmu, akan tetapi bagaimana menjadikan manusia makhluk berakhlak dengan
akhlak yang baik serta dari hasil pendidikan itu dapat membantu kehidupan diri dan
kemasyarakatannya dengan berlandasan ajaran Islam.32
orang Islam.34 Nilai pemikiran pendidikan Islam terdapat dalam sebuah Hadits
Rasulullah SAW yang bermakna:
“Aku telah meninggalkan bagimu sesuatu yang jika kamu perpegangi dengan
teguh niscaya kamu tidak akan sesat selama-lamanya, yaitu Kitab Allah dan
Sunnahku.”
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” (Q.S. Al-
Ahzab:21)35
Jadi berpegang teguh pada Al-Qur'an dan sunnah itulah yang memelihara
masyarakat Islam pada zaman kuatnya dari diresapi oleh faktor-faktor yang
melemahkan.37
34
Hasan Langgulung, Asas-Asas Pendidikan Islam, Jakarta, PT. Pustaka Al-Husna Baru 2003, Hlm 115
35
Al-Qur'an terjemahan cet. Toko Kitab Mubarokatan Toyyibah, Kudus, Hlm 418
36
Al-Qur'an terjemahan cet. Toko Kitab Mubarokatan Toyyibah, Kudus, Hlm 77
37
Hasan Langgulung, Op.Cit, Hlm 126
Yegi Rizki Pratama 16
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Dari ayat-ayat tersebut, jelaslah bahwa agama Islam mendorong umatnya agar
menjadi umat yang pandai, dimulai dengan belajar baca tulis dan diteruskan dengan
berbagai macam ilmu pengetahuan. Islam disamping menekankan kepada umatnya
untuk belajar juga menyuruh umatnya untuk mengajarkan ilmunya kepada orang lain,
jadi Islam mewajibkan umatnya belajar dan mengajar. Melakukan proses belajar dan
mengajar adalah bersifat manusiawi, yaitu sesuai dengan harkat kemanusiaannya,
sebagai makhluk homo educandus, dalam arti manusia itu sebagai makhluk yang
dapat dididik dan dapat mendidik. Banyak ayat Al-Qur'an dan Hadits yang
menjelaskan hal tersebut antara lain.39
38
Al-Qur'an terjemahan cet. Toko Kitab Mubarokatan Toyyibah, Kudus, Hlm 597
39
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, 1991, Hlm 98-99
Yegi Rizki Pratama 17
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Artinya: “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan
perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka
beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan
untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali
kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (Q.S. Al-Taubah
122)40
Artinya : “(Apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah
orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri,
sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya?
Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-
40
Al-Qur'an terjemahan cet. Toko Kitab Mubarokatan Toyyibah, Kudus, Hlm 187
Yegi Rizki Pratama 18
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Sabda Nabi:
Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan
kehidupan manusia. John Dewey dalam Jalaludin menyatakan, bahwa: Pendidikan
sebagai salah satu kebutuhan, fungsi sosial, sebagai bimbingan, sarana pertumbuhan
yang mempersiapkan dan membukakan serta membentuk disiplin ilmu. Pernyataan ini
setidaknya mengisyaratkan bahwa bagaimanapun sederhananya suatu komunitas
manusia, memerlukan adanya pendidikan. Maka dalam pengertian umum, kehidupan
dari komunitas tersebut akan ditentukan aktivitas pendidikan didalamnya. Sebab
pendidikan secara alami sudah merupakan kebutuhan hidup manusia. Pendidikan
merupakan bagian vital dalam kehidupan manusia, karena pendidikan Islam
berorientasi dalam memberikan bekal kepada manusia untuk mencapai kebahagiaan
di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu, pendidikan menjadi perhatian utama
dalam rangka memajukan generasi sejalan dengan tuntutan masyarakat. Semestinya
pendidikan Islam selalu diperbaharui konsep dan aktualisasinya dalam rangka
merespon perkembangan zaman yang selalu dinamis dan temporal, agar manusia
tidak hanya menginginkan kebahagiaan hidup setelah mati (eskatologis), namun
kebahagiaan di duniapun bisa diraihnya. Pada kehidupan masyarakat yang semakin
berbudaya dengan tuntutan hidup yang makin tinggi, pendidikan ditujukan bukan
41
Al-Qur'an terjemahan cet. Toko Kitab Mubarokatan Toyyibah, Kudus, Hlm 458
Yegi Rizki Pratama 19
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
42
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24620/1/IZZAH%20FAUZIAH-FITK.pdf
43
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta, Ciputat Pers, Juli 2002, Hlm 9-10
Yegi Rizki Pratama 20
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Ontologi : yang membahas tentang asal-usul kejadian alam nyata dan dibalik alam
nyata.
Aksiologi : yang membahas tentang sistem nilai-nilai dan teori nilai atau yang disebut
etika.46
44
Dakir dan Sardimi, Op.Cit, Hlm 35-36
45
Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis, Jakarta, Ciputat Pers Juli
2002 hlm 32
46
M. Arifin, Op.Cit. Hlm 37
Yegi Rizki Pratama 21
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Menetapkan al-Qur'an dan Hadits sebagai dasar pendidikan Islam bukan hanya
dipandang sebagai kebenaran yang didasarkan pada keimanan semata. Namun justru
karena kebenaran yang terdapat dalam kedua dasar tersebut dapat diterima oleh nalar
manusia dan dapat dibuktikan dalam sejarah atau pengalaman kemanusiaan. Sebagai
pedoman, al-Qur'an tidak ada keraguan padanya. Ia tetap terpelihara kesucian dan
kebenarannya. Baik dalam pembinaan aspek kehidupan spiritual maupun aspek sosial
budaya dan pendidikan. Demikian pula dengan kebenaran Hadits sebagai dasar kedua
bagi pendidikan Islam. Secara umum, Hadits dipahami sebagai segala sesuatu yang
didasarkan kepada Nabi SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, serta ketetapannya.
Keperibadian Rasul sebagai uswat al-hasanah yaitu contoh tauladan yang baik. Oleh
karena itu, perilakunya senantiasa terpelihara dan dikontrol oleh Allah SWT. Dalam
pendidikan Islam, sunnah Rasul mempunyai dua fungsi, yaitu: (1) Menjelaskan sistem
pendidikan Islam yang terdapat dalam al-Qur'an dan menjelaskan hal-hal yang tidak
terdapat didalamnya. (2) Menyimpulkan metode pendidikan dari kehidupan
Rasulullah bersama sahabat, pelakunya terdapat anak-anak, dan pendidikan keimanan
yang pernah dilakukannya.48
47
Ahmad Tantowi, Op.Cit. hlm 14
48
Samsul Nizar, Op.Cit. hlm 34-35
Yegi Rizki Pratama 22
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Secara etimologi, "tujuan" adalah arah, maksud atau haluan. Dalam bahasa
Arab "tujuan" diistilahkan dengan "Ghayat, Ahdaf, atau Maqashid". Sementara dalam
bahasa Inggris diistilahkan dengan "goal, purpose, objectives, atau aim". Secara
termonologi, "tujuan" berarti "Sesuatu yang diharapkan tercapai setelah sebuah usaha
atau kegiatan selesai".50
49
Dakir dan Sardimi, Op.Cit, 54
50
Armai Arief, Op.Cit. Hlm 15
51
Muhammad Zaini, Wacana Pendidikan Islam Jurnal Ilmiah Tarbiyah Refleksi Pemikiran Pendidikan Islam,
STAIN Tulungagung, November 2001, Hlm 145
Yegi Rizki Pratama 23
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
serta cerdas dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Allah SWT berfirman dalam
Surah Al-Mujadalah: 11
Dari ayat diatas, dapat dipahami bahwa Allah memerintahkan kepada umat
Islam untuk membangun atau memiliki lembaga pendidikan agar generasi mendatang
kaum muslimin memilki kecerdasan yang mumpuni, mentalitas yang kuat dan
keshalehan individual dan sosial yang fundamental.53
52
Al-Qur'an terjemahan cet. Toko Kitab Mubarokatan Toyyibah, Kudus, Hlm 542
53
Beni Ahmad Saebani, Hendra Akhdiyat, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2009, Hlm 147-148
Yegi Rizki Pratama 24
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
muslim terletak pada perwujudan ketundukan yang sempurna kepada Allah, baik
secara pribadi, komunitas, maupun seluruh manusia.54
1) Mengakhiri usaha
2) Mengarahkan usaha
3) Merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain, baik tujuan-tujuan
baru maupun tujuan-tujuan lanjutan dari tujuan utama
4) Memberikan nilai (sifat) pada usaha-usaha itu.55
Secara umum, tujuan pendidikan Islam terbagi kepada : tujuan umum, tujuan
sementara, tujuan akhir, tujuan operasional. Tujuan umum adalah tujuan yang akan
dicapai dengan semua kegiatan pendidikan baik dengan pengajaran atau dengan cara
lain. Tujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi
sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalamsebuah kurikulum. Tujuan
akhir adalah tujuan yang dikehendaki agar peserta didik menjadi manusia-manusia
sempurna (insan kamil) setelah ia menghabisi sisa umurnya. Sementara, Tujuan
operasional adalah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan
56
pendidikan tertentu.
Secara normatif tujuan yang ingin dicapai pendidikan Islam meliputi tiga
dimensi. Pertama, dimensi spiritual, yaitu iman, taqwa, dan akhlak mulia. (yang
tercermin dalam ibadah dan mu'amalah). Dimensi spiritual ini tersimpul dalam satu
kata yaitu akhlak mulia, yang menurut Muhammad Athiyah Al-Abrasyi sebagai
tujuan utama pendidikan Islam. Muhammad Athiyah Al-Abrasyi menyebutkan bahwa
ulama-ulama dan sarjana-sarjana Muslim (terdahulu) dengan penuh perhatian telah
berusaha menanamkan akhlak mulia kepada peserta didik, membiasakan mereka
berpegang kepada moral yang tinggi dan menghindari hal-hal yang tercela. Berpikir
54
Samsul Nizar. Op.Cit. Hlm 37-38
55
Dakir dan Sardimi, Op.Cit, Hlm 55
56
Armai Arief, Op.Cit, Hlm 18-19
Yegi Rizki Pratama 25
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
secara rohaniah dan insaniah, serta menggunakan waktu untuk belajar ilmu-ilmu
duniawi dan ilmu-ilmu keagamaan, tanpa melirik pada keuntungan materiil.57
Tujuan pendidikan Islam tidak lain adalah suatu upaya untuk dapat
merealisasikan identitas Islam, yaitu menyangkut nilai perilaku manusia yang didasari
oleh iman dan taqwa kepada Allah SWT sebagai sumber kekuasaan mutlak yang
harus ditaati. Kongres Pendidikan Islam sedunia di Islamamad Tahun 1980
merumuskan tujuan pendidikan Islam adalah: Merealisasikan cita-cita (idealisme)
Islami yang mencakup pengembangan kepribadian muslim yang bersifat menyeluruh
secara harmonis, berdasarkan potensi psikologis dan fisiologis (jasmaniah) manusia
yang mengacu pada keimanan dan sekaligus ilmu pengetahuan secara
berkeseimbangan, sehingga terbentuklah manusia muslim paripurna yang berjiwa
tawakal (menyerahkan diri) secara total kepada Allah SWT.59
57
M. Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1993, hlm 10-11
58
Ahmad Falah. Op.Cit bab 3
59
http://www.lib.uin-malang.ac.id/files/thesis/fullchapter/06110112.pdf
60
Al-Qur'an terjemahan cet. Toko Kitab Mubarokatan Toyyibah, Kudus, Hlm 128
Yegi Rizki Pratama 26
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Ada dua sarana pokok untuk mencapai tujuan pendidikan: Pertama, bidang
pengetahuan yang harus menjadi bekal para murid. Dengan kata lain materi
pendidikan yang harus dipelajari murid. Kedua, cara terbaik untuk menyajikan
pengetahuan dan bahasan pengajaran dari suatu materi pendidikan, hingga
terpenuhilah apa yang di inginkan dan bisa mengambil manfaat dari materi itu.
Dengan demikian murid dapat mencapai tujuan yang di inginkan dari pendidikan dan
pengajarannya. Al-Ghazali merumuskan tujuan pendidikan sesuai dengan pandangan
hidup dan nilai-nilai yang mendasarinya. Atau singkatnya sesuai dengan filsafatnya.62
Menurut Ibn Khaldun ada tiga tingkat tujuan pendidikan Islam yaitu:
61
Samsul Nizar. Op.Cit. hlm 87
62
Fathiyah Hasan Sulaiman, Konsep Pendidikan Al-Ghazali, Jakarta P3M, April 1986, hlm 16
Yegi Rizki Pratama 27
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Tujuan pendidikan Islam tidak terlepas dari tujuan hidup manusia dalam
Islam, yaitu untuk menciptakan pribadi-pribadi hamba Allah yang selalu bertakwa
kepadaNya, dan dapat mencapai kehidupan yang berbahagia di dunia dan akhirat.
(Lihat Q.S. Al-Dzariyat: 56 dan Q.S. Ali Imran: 102)
Artinya: “dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku.” (Q.S. Al-Dzariyat: 56)64
Adapun tujuan akhir pendidikan Islam apada hakikatnya adalah realisasi dari
cita-cita ajaran Islam itu sendiri, yang membawa misi bagi kesejahteraan umat
manusia di dunia dan akhirat. Rumusan-rumusan tujuan akhir pendidikan Islam telah
disusun oleh para ulama dan ahli pendidikan Islam dari semua golongan dan madzab
dalam Islam, misalnya sebagai berikut:
63
Samsul Nizar. Op.Cit. hlm hlm 93-94
64
Al-Qur'an terjemahan cet. Toko Kitab Mubarokatan Toyyibah, Kudus, Hlm 599
65
Al-Qur'an terjemahan cet. Toko Kitab Mubarokatan Toyyibah, Kudus, Hlm 50
Yegi Rizki Pratama 28
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Tujuan pendidikan Islam tidak terlepas dari tujuan hidup manusia dalam
Islam, yaitu untuk menciptakan pribadi-pribadi hamba Allah yang selalu bertakwa
kepada-Nya, dan dapat mencapai kehidupan yang berbahagia di dunia dan akhirat.
Artinya: “dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku.” (Q.S. Al-Dzariyat: 56).67
telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup menusia itu menurut Allah ialah beribadah
kepada Allah. Seperti dalam Surat Adz-Dzariyat ayat 56
Artinya: “dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku.” (Q.S. Adz-Dzariyat: 56)69
Artinya: “dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu
dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Q.S. Al-Qashash: 77)72
69
Al-Qur'an terjemahan cet. Toko Kitab Mubarokatan Toyyibah, Kudus, Hlm 599
70
http://sulut.kemenag.go.id/file/file/BimasIslam/xmoh1367246107.pdf
71
Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, AMZAH, Agustus 2010, Hlm 61
72
Al-Qur'an terjemahan cet. Toko Kitab Mubarokatan Toyyibah, Kudus, Hlm 385
Yegi Rizki Pratama 30
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Tujuan hidup muslim tersebut adalah sasaran dari tujuan pendidikan Islam
sepanjang sejarah, semenjak zaman Nabi Muhammad SAW hingga akhir zaman.74
Salah satu tugas pokok Filsafat Pendidikan Islam adalah memberikan kompas
atau arah dan tujuan pendidikan Islam. suatu tujuan kependidikan yang hendak
dicapai harus direncanakan (diprogramkan) dalam apa yang disebut "kurikulum".
Antara tujuan dan program harus ada kesesuaian atau kesinambungan. Tujuan
yang hendak dicapai harus tergambar didalam program yang tertuang didalam
kurikulum, bahkan program itulah yangmencerminkan arah dan tujuan yang
diinginkan dalam proses kependidikan.
Oleh karena itu, kurikulum merupakan faktor yang sangat penting dalam
proses kependidikan dalam suatu lembaga kependidikan Islam. Segala hal yang harus
diketahui atau diresapi juga dihayati oleh anak didik harus ditetapkan dalam
kurikulum itu. Juga segala hal yang harus diajarkan oleh pendidik kepada anak
didiknya, harus dijabarkan didalam kurikulum.75
73
Al-Qur'an terjemahan cet. Toko Kitab Mubarokatan Toyyibah, Kudus, Hlm 128
74
Armai Arief, Op.Cit. Hlm 25
75
Muzayyin Arifin, Op.Cit. 77
Yegi Rizki Pratama 31
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Materi pendidikan ini lebih dikenal dengan istilah kurikulum. Sedangkan kurikulum
menunjuk kepada materi yang sebelumnya telah disusun secara sistematis guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.76
Secara etimologi kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang
arinya pelari dan curere yang berarti jarak yang harus ditempuh oleh pelari. Istilah ini
pada mulanya digunakan dalam dunia olah raga yang berarti " a little racecourse"
(suatu jarak yang harus ditempuh dalam pertandingan olah raga). Berdasarkan
pengertian ini, dalam konteksnya dengan dunia pendidikan, memberinya pengertian
sebagai "circle of instruction" yaitu suatu lingkaran pengajaran dimana guru dan
murid terlibat didalamnya. Sementara pendapat yang lain dikemukakan bahwa
kurikulum adalah arena pertandingan, tempat pelajar bertanding untuk menguasai
pelajaran guna mencapai garis penamat berupa diploma, ijazah atau gelar kesarjanaan.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kurikulum itu adalah
merupakan landasan yang digunkan pendidik untuk membimbing peserta didiknya
kearah tujuan pendidikan yang diinginkan melalui akumulasi sejumlah pengetahuan,
keterampilan dan sikap mental.77
1) Agama dan akhlak merupakan tujuan utama. Segala yang diajarkan dan diamalkan
harus berdasarkan pada Al-Qur'an dan As-Sunnah serta ijtihad para ulama'.
2) Mempertahankan pengembangan dan bimbingan terhadap semua aspek pribadi
siswa dari segi intelektual, psikologi, sosial dan spiritual.
76
Nur Uhbiyati, Op.Cit, Hlm 133
77
Samsul Nizar, OP.Cit, Hlm 55-56
78
Agus Zaenul Fitri, Manajemen Kurikulum Pendidikan Islam, Bandung, Alfabeta Juli 2013, Hlm 68
Yegi Rizki Pratama 32
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Oleh karena itu dapat dikatakan, bahwa sebagai inti dari ciri-ciri kurikulum
pendidikan Islam adalah kurikulum yang dapat memotivasi anak didik untuk
berakhlak atau berbudi pekerti luhur, baik terhadap Tuhan, terhadap diri dan terhadap
lingkungan sekitar.79
79
Armai Arief, Op.Cit, Hlm 33-34
80
Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islami, Integrasi Jasmani, Rohani dan Kalbu, Memanusiakan Manusia,
Bandung, PT. REMAJA ROSDAKARYA, 2008 hlm 99
Yegi Rizki Pratama 33
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
semua usaha lembaga pendidikan yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang
disepakati.81
Kurikulum pendidikan Islam di waktu dulu tidak tertentu atau terikat dengan
sekian jam untuk suatu mata pelajaran dalam seminggu seperti halnya sekarang ini,
tetapi pelajaran dulu itu adalah umum sifatnya dimana guru bebas memilih buku dan
bahan-bahan pelajaran yang akan di ajarkannya. Bahan-bahan pokok yang diberikan
kepada anak-anak dalam tingkat pertama atau permulaan secara umumnya adalah
sebgai berikut: Al-Qur'an dan sendi-sendi agama.82
Secara filosofis, hakikat kurikulum adalah model yang diacu oleh pendidikan
dalam upaya membentuk citra sekolah dengan mewujudkan tujuan pendidikan yang
disepakati. Oleh karena itu, setiap lembaga pendidikan memiliki kurikulum masing-
masing. Ada perbedaan antara kurikulum pendidikan umum dengan pendidikan
kejuruan. Jika kurikulumnya berbeda, cara yang ditempuh dalam
mengimplementasikan kurikulumnya pun akan berbeda. Kurikulum dengan
pengertian diatas memberikan indikasi bahwa pedoman rencana pembelajaran tidak
bersifat kaku. Kurikulum yang baik adalah yang dinamis, aktual, teoretis, dan
aplikatif. Sebagaiman tujuan yang hendak dicapai dalam pendidikan. Misalnya
pendidikan bertujuan meningkatkan penguasaan pengetahuan siswa, pengembangan
pribadi siswa, kemampuan sosial, dan atau kemampuan keterampilan kerja. Dengan
tujuan tersebut, sudah tentu kurikulum harus diarahkan untuk kerja. Dengan tujuan
tersebut, sudah tentu kurikulum harus diarahkan untuk mencapainya. Penguasaan
pengetahuan akan berkaitan dengan penyajian materi ilmu pengetahuan teoretis,
pengembangan pribadi akan berkaitan dengan kurikulum yang diarahkan pada
pengetahuan tingkah laku, moralitas, dan agama, kemampuan keterampilan
kurikulumnya diarahkan pada pengetahuan terapan yang memperkuat profesionalitas
anak didik dalam memperdalam keahlian tertentu supaya siap pakai dan siap kerja
sekaligus siap memperoleh penghasilan.83
81
Hasan Basri. Filsafat Pendidikan Islam, Pengantar Ahmad Tafsir, Pustaka Setia, Bandung, 2009 hlm 127
82
M.Athiyah Al-Abrasyi, Op.Cit. hlm 160
83
Hasan Basri. Op.cit. hlm 128-129
Yegi Rizki Pratama 34
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
1) Sistem dan perkembangan kurikulum tersebut selaras dengan fitrah insan sehingga
memiliki peluang untuk menyucikannya, menjaganya dan penyimpangan dan
menyelamatkannya.
2) Kurikulum dimaksud hendaknya diarahkan untuk mencapai tujuan akhir
pendidikan Islam, yaitu ikhlas, taat dan beribadah kepada Allah. Disamping untuk
merealisasikan berbagai aspek tujuan tak lengkap seperti: aspek psikis, fisik,
sosial, budaya maupun intelektual. Berbagai aspek tujuan pendidikan tak lengkap
ini, berfungsi dalam rangka meluruskan dan melarangkan pola hidup, yang
selanjutnya bermuara pada tujuan akhir atau tujuan akhir pendidikan.
3) Pentahapan serta pengkhususan kurikulum hendaknya memperhatikan periodisasi
perkembangan peserta didik maupun unisitas (kekhasan) nya seperti karakteristik
keanakan (dalam berbagai tahapan perkembangannya), kewanitaan dan kepriaan.
Demikian pula fungsi serta peranan dan tugas masing-masing dalam kehidupan
sosial.
4) Dalam berbagai pelaksanaan, aktivitas, contoh dan nashnya, hendaknya kurikulum
memelihara segala kebutuhan nyata kehidupan masyarakat, sambil tetap bertopang
pada jiwa dan cita ideal Islaminya.
5) Secara keseluruhan struktur dan organisasi kurikulum tersebut hendaknya tidak
bertentangan dan tidak menimbulkan pertentangan, bahkan sebaliknya. Terarah
kepada pola hidup Islam.
6) Antara bidang studi yang satu dengan yang lainnya hendaknya jelas pertautannya,
saling mengacu, serta terikat "benang merahnya" yang memadukannya serta
membentang menuju tujuan akhir pendidikan.
7) Hendanya kurikilim itu realistic, dalam arti bahwa ia dapat dilaksanakan sesuai
dengan situasi dan kondisi serta batas kemungkinan yang terdapat dinegara yang
akan melaksanakannya.
Yegi Rizki Pratama 35
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Pertama, pertimbangan pada adanya pengaruh mata pelajaran itu dalam pendidikan
jiwa serta kesempurnaan jiwa.
Kedua, adanya suatu pengaruh pelajaran dalam menjalani cara hidup yang mulia,
sempurna, seperti pengaruh ilmu akhlak, hadits, fiqh, atau lainnya.
Keempat, mempelajari ilmu pengetahuan karena ilmu itu dianggap yang terlezat bagi
manusia.
84
Nur Uhbiyati, Op.Cit. Hlm 146-149
Yegi Rizki Pratama 36
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Keenam, mempelajari beberapa mata pelajaran adalah alat dan pembuka jalan untuk
mempelajari ilmu-ilmu lain. Dengan demikian kurikulum pendidikan (Islam) meliputi
kepentingan duniawi dan ukhrawi.85
Secara etimologi, kata metode berasal dari bahasaYunani metodos. Kata ini
terdiri dari dua suku kata : yaitu "metha" yang berarti melalui atau melewati, dan
"hodos" yang bermakna jalan atau cara. Jadi, metode berarti suatu jalan yang dilalui
untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, metode pendidikan Islam bisa diartikan
sebagai suatu cara yang harus dilalui dalam menyajikan bahan pelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan Islam. Selain itu, Ibn Khaldun mengungkapkan secara
subtansial ada perbedaan metode pendidikan yang digunakan dalam mendidik anak-
anak dan remaja. Banyak guru-guru yang kita liahat dewasa ini yang kurang paham
tentang cara mengajar yang efektif. Pada permulaan saja, mereka telah memberikan
masalah-masalah yang sulit-sulit dan meminta para peserta didik untuk memecahkan
masalah-maslah tersebut. Senada dengan ibnu Khaldun, Al-Ghazali menyarankan
agar membedakan metode pengajaran yang dipakai untuk anak-anak, remaja, dan
orang dewasa. Menurutnya tujuan utama dari guru adalah mengajarkan peserta didik
pelajaran yang mudah dipahami. Sebab masalah-maslah yang sulit bisa menyebabkan
merusak pikiran peserta didik. Dan akibat terburuknya adalah mereka justru malas
belajar. Muhammad Athiyah Al-Abrasyi menyatakan, anak-anak membutuhkan hal-
hal yang dapat dirasa yang ada hubungannya dengan lingkungan dan dunia mereka,
sementara nalar dan logika para remaja dan orang dewasa bisa menjangkau sesuatu
yang abstrak sekalipun.86 Muhammad Athiyah Al-Abrasyi mengartikan metode ialah
jalan yang kita ikuti dengan memberi faham kepada murid-muridnya segala macam
pelajaran, dalam segala mata pelajaran. Ia adalah rencana yang kita buat untuk diri
kita sebelum kita memasuki kelas dan kita terapkan dalam kelas itu sesudah kita
memasukinya. Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, metode memegang
peranan penting. Penggunaan metode yang sesuai dengan bahan pelajaran yang
diajarkan, anak murid yang diajar, lingkuangan tempat mengajar, akan membawa
85
Abd. Rachman Assegaf, Filsafat Pendidikan Islam Paradigma Baru Pendidikan Hadhari Berbasis Integratif-
Interkonektif, Jakarta, PT.RajaGrafindo Persada, Januari 2011, Hlm 109-110
86
Ahmad Tantowi, Op.Cit. hlm 28-30
Yegi Rizki Pratama 37
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
suasana proses belajar-mengajar berjalan mulus dan efektif. Muhammad Athiyah Al-
Abrasyi menyimpulkan bahwa metode pendidikan Islam telah modern sejak semula.
Hal ini terlihat dalam beberapa prinsip yang mendasar seperti adanya unsur
demokrasi, kebebasan, kemerdekaan, persamaan dalam pendidikan, unsur
pengamatan kepada bakat anak, kecenderungan, fitrah, kecakapan, kemampuan,
berkomunikasi dengan anak dengan penuh kasih sayang dan pendidikan seumur
hidup. Dia sependapat dengan dengan al-Ghazali, Ibnu Sina, al-Zarnuji dan Ibnu
Khaldun mengenai kaidah-kaidah dasar dalam pendidikan Islam diantaranya:
1) Hasan Langgulung mendefinisikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang
harus dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan.
2) Abd. Al-Rahmah Ghunaimah mendefinisikan bahwa metode adalah cara-cara
yang praktis dalam mencapai tujuan pendidikan.
Yegi Rizki Pratama 38
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
dan transformasi nilai-nilai Islam kedalam pribadi manusia didik dalam upaya
membentuk pribadi muslim yang beriman, bertaqwa, dan berilmu pengetahuan.89
1) Dasar Agama
89
M. Arifin, Op.Cit. Hlm 144
Yegi Rizki Pratama 40
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
2) Dasar Biologis
peserta didik yang cacat akan berpengaruh terhadap prestasi peserta didik, baik
pengaruh positif maupun negatif. Hal ini memberikan hikmah dari penciptaan
Tuhan, maka dengan harapan besar pendidik dapat memberikan pengertian
secukupnya pada siswanya untuk menerima penciptaan Allah yang sedemikian
rupa.
3) Dasar Psikologis
kebutuhan biologis dan psikologis. Di samping itu anak memiliki pula sikap-
sikap, minat, penghargaan dan cita-cita tertentu.
4) Dasar Sosiologis
Interaksi yang terjadi antara sesama siswa dan interaksi antara guru dan
siswa, merupakan interaksi timbale balik yang kedua belah pihak akan saling
memberikan dampak positif pada keduanya. Dalam kenyataan secara sosiologi
seorang individu dapat memberikan pengaruh pada lingkungan sosial
masyarakatnya dan begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu guru sebagai
pendidik dalam berinteraksi dengan siswanya hendaklah memberikan teladan
dalam proses sosialisasi dengan pihak lainnya, seperti dikala berinteraksi
dengan siswa, sesama guru, kepala sekolah dan karyawan. Interaksi
pendidikan yang terjadi dalam masyarakat justru memberikan pengaruh yang
sangat besar terhadap perkembangan peserta didik dikala berada di lingkungan
masyarakatnya. Kadang-kadang interaksi dari masyarakat tersebut,
berpengaruh pula terhadap lingkungan kelas dan sekolah. Dengan demikian
dapat dipahami bahwa dasar sosiologis adalah salah satu dasar dalam metode
Pendidikan Islam. Dari dasar sosiologis inilah pendidik diharapkan dapat
menggunakan metode Pendidikan Islam yang sesuai dengan tujuan pendidikan
itu sendiri. Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa pelaksanaan metode
Pendidikan Islam harus dijalankan atas dasar agama, biologis, psikologis dan
sosiologis, sehingga dari keempat dasar tersebut metode Pendidikan Islam
akan berjalan dengan baik dan tercapailah tujuan pendidikan tersebut.
Kata prinsip berasal dari bahasa Inggris principle yang berarti asas,
dasar dan prinsip. Sedangkan kata “asas” dalam kamus bahasa Indonesia diarti
dasar, alas dan tumpuan berpikir (berpendapat). Adapun kata “dasar”
mempunyai arti bagian yang terbawah, lantai, bakat, pembawaan dan
sebagainya. Berdasarkan makna kebahasaan ini, maka prinsip dapat diartikan
sesuatu yang bersifat asasi dan mendasar yang harus ada pada bangunan
mengenai sesuatu, termasuk bangunan metodologi pendidikan. Dalam
menggunakan metode Pendidikan Islam harus memperhatikan prinsip-prinsip
Yegi Rizki Pratama 43
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
1) Mempermudah
2) Berkesinambungan
90
http://digilib.uinsby.ac.id/7700/5/bab2.pdf
Yegi Rizki Pratama 45
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Evaluasi merupakan suatu tahapan akhir dari suatu proses pembelajaran, yang
dengannya dapat diketahui keberhasilan proses pembelajaran tersebut sesuai dengan
tujuan yang diharapkan. Oleh karenanya, evaluasi merupakan kegiatan yang tak kalah
pentingnya dari proses pembelajaran. Evaluasi pendidikan memiliki kedudukan yang
sangat strategis, dikarenakan hasil dari kegiatan evaluasi dapat digunakan sebagai
input untuk melakukan perbaikan kegiatan pendidikan. Ajaran Islam juga menaruh
perhatiannya terhadap evaluasi tersebut. Allah SWT dalam suatu firmannya yang
memberitahukan bahwa pekerjaan evaluasi terhadap peserta didik merupakan suatu
tugas penting dalam rangkaian proses pendidikan yang telah dilaksanakan oleh
pendidik. Firman Allah dalam QS. Al Baqarah: 31- 32.
91
Ahmad Tantowi, Op.Cit. Hlm 31
Yegi Rizki Pratama 46
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Prinsip diatas sejalan dengan system ajaran Islam, karena prinsip tersebut
dalam ajaran Islam termasuk kedalam akhlak yang mulia. Dalam akhlak yang mulia
seseorang harus bersifat obyektif, jujur, dan mengatakan sesuatu sesuai apa adanya.93
Al-Quran menjelaskan sebagaimana QS. At-Taubah 9 ayat 119
92
Al-Qur'an terjemahan cet. Toko Kitab Mubarokatan Toyyibah, Kudus, Hlm 1
93
http://digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab%202.pdf
Yegi Rizki Pratama 47
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
94
Al-Qur'an terjemahan cet. Toko Kitab Mubarokatan Toyyibah, Kudus, Hlm 187
Yegi Rizki Pratama 48
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
pendidik anak adalah orang tua. Karena itu, dia disebut sebagai pendidik kodrati.
Disisi lain, oleh karena orang tua tidak mempunyai kemampuan, waktu dan
sebagainya. Maka mereka menyerahkan sebagai tanggung jawabnya kepada orang
lain yang berkompeten untuk melaksanakan tugas pendidik. Dalam hal ini, tugas
orang tua adalah sebagai pendidik anak-anaknya yang dibantu oleh lembaga
pendidikan dimana lembaga ini banyak memberikan bantuan pendidikan melalui
guru-guru yang ada.95
95
Abd. Aziz. Op.Cit. hlm 179-181
96
Dakir dan Sardimi, Op.Cit, Hlm 64
Yegi Rizki Pratama 49
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
1) Pendidik kodrat adalah orang dewasa yang mempunyai tanggung jawab utama
terhadap anak adalah orangtuanya. Orangtua disebut pendidik kodrat karena
mereka mempunyai hubungan darah dengan anak. Namun, karena orangtua
kurang memiliki kemampuan, dan sebagainya untuk memberikan pendidikan yang
diperlukan anaknya. Maka mereka menyerahkan sebagian tanggung jawabnya
kepada orang dewasa lain untuk membimbingnya seperti guru disekolah, guru
agama di masjid, pemimpin pramuka dan tokoh-tokoh masyarakat. Berdasarkan
hal diatas, orangtua menjadi pendidik yang pertama dan terutama bagi anak-
anaknya. Ia harus menerima, mencintai, mendorong, dan membantu anak aktif
dalam kehidupan bersama (kekerabatan) agar anak memiliki nilai hidup, jasmani,
nilai keindahan, nilai kebenaran, nilai moral, nilai keagamaan, dan bertindak
sesuai dengan nilai-nilai tersebut sebagai perwujudan dan peran mereka sebagai
pendidik. Hal ini dapat dipahami dari firman Allah SWT dalam Surah At-Tahrim
ayat 6
97
Abd. Rachman Assegaf, , Filsafat Pendidikan Islam, Op.Cit, Hlm 111-112
Yegi Rizki Pratama 50
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
98
Al-Qur'an terjemahan cet. Toko Kitab Mubarokatan Toyyibah, Kudus, Hlm 560
99
Bukhari Umar, Op.Cit, Hlm 83-86
Yegi Rizki Pratama 51
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
a. Menerima segala problem peserta didik dengan hati dan sikap yang
terbuka dan tabah.
b. Bersikap penyantun dan penyayang.
100
Al-Qur'an terjemahan cet. Toko Kitab Mubarokatan Toyyibah, Kudus, Hlm 50
Yegi Rizki Pratama 52
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
101
Al-Qur'an terjemahan cet. Toko Kitab Mubarokatan Toyyibah, Kudus, Hlm 526
102
Al-Qur'an terjemahan cet. Toko Kitab Mubarokatan Toyyibah, Kudus, Hlm 262
Yegi Rizki Pratama 53
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
o. Menanamkan sifat ikhlas pada peserta didik, serta terus menerus mencari
informasi guna disampaikan pada peserta didik yang pada akhirnya
mencapai tingkat taqarrub kepada Allah.
[1595] Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh
dari kesesatan.
103
Al-Qur'an terjemahan cet. Toko Kitab Mubarokatan Toyyibah, Kudus, Hlm 1
104
Al-Qur'an terjemahan cet. Toko Kitab Mubarokatan Toyyibah, Kudus, Hlm 551
Yegi Rizki Pratama 55
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
105
Bukhari Umar, Op.Cit, Hlm 97-102
Yegi Rizki Pratama 56
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Komponen selanjutnya dalam pendidikan adalah peserta didik atau anak didik.
Peserta didik adalah anak yang sedang tumbuh dan berkembang, baik fisik mauoun
psikis untuk mencapai tujuan pendidikannya melalui proses pendidikan. Peserta didik
dalam arti umum adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau
sekelompok. Definisi tersebut member arti bahwa peserta didik atau anak didik adalah
anak yang belum dewasa yang memerlukan orang lain untuk menjadi dewasa. Kendati
demikian, peserta didik mempunyai tugas atau kewajiban yang harus dilaksanakan
sebagaiman dikatakan oleh An-Namiri Al-Qurtubi, yang dikutip oleh Asma Hasan
Fahmi yaitu antara lain:
106
Abd. Aziz. Op.Cit. hlm 197-198
Yegi Rizki Pratama 57
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Peserta didik dipandang sebagai anak yang aktif, bukan pasif yang hanya
menanti pendidik atau guru untuk memenuhi otaknya dengan berbagai informasi.
Seimbang dengan kewajiban pendidik untuk menyampaikan ajaran Islam, peserta
didik harus menuntut ilmu, membaca dengan nama Allah SWT, pada Surah (Q.S. Al-
Alaq: 1)
107
Muhammad Athiyah Al-Abrasyi, Op.Cit. hlm 146-148
108
Al-Qur'an terjemahan cet. Toko Kitab Mubarokatan Toyyibah, Kudus, Hlm 589
Yegi Rizki Pratama 58
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
(Yang dimaksud dengan tingkat demi tingkat ialah dari setetes air mani
sampai dilahirkan, kemudian melalui masa kanak-kanak, remaja dan sampai
dewasa. dari hidup menjadi mati kemudian dibangkitkan kembali).
Karena orang yang berilmu pengetahuan melalui proses belajar itu berbeda
dengan orang yang tidak mengetahui terdapat pada Surah (Q.S Al-Hujuraat: 9)109
Artinya: “dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu
berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! tapi kalau yang satu
melanggar Perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar
perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. kalau
Dia telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan
hendaklah kamu Berlaku adil; Sesungguhnya Allah mencintai orangorang
yang Berlaku adil.
109
Al-Qur'an terjemahan cet. Toko Kitab Mubarokatan Toyyibah, Kudus, Hlm 515
110
Al-Qur'an terjemahan cet. Toko Kitab Mubarokatan Toyyibah, Kudus, Hlm 542
Yegi Rizki Pratama 59
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Sedangkan orang yang tidak memanfaatkan karunia Allah berupa panca indera
dan kalbu atau otak untuk berfikir , ibarat binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi,
terdapat pada Surah (Q.S. Al-A'raaf (7) : 179)111
111
Al-Qur'an terjemahan cet. Toko Kitab Mubarokatan Toyyibah, Kudus, Hlm 151
Yegi Rizki Pratama 60
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Semua itu sebagai bukti bahwa peserta didik dalam konsep Islami haruslah
aktif dan dinamis dalam berfikir, belajar, merenungkan, meneliti, mencoba,
menemukan, mengamalkan, dan menyebarluaskan aktivitasnya.112
Ada beberapa fungsi pendidikan Islam yaitu sebagai berikut: Pertama, fungsi
spekulatif, yaitu berusaha untuk mengerti keseluruhan persoalan pendidikan dan
mencoba merumuskannyadalam satu gambaran pokok sebagai pelengkap bagi data-
data yang telah ada dari segi ilmiah. Kedua, fungsi normative, yaitu menentukan arah
dan maksud pendidikan. Hal yang demikian terlihat dari adanya rumusan visi, misi
dan tujuan pendidikan. Yakni keadaan manusia atau masyarakat yang diinginkan oleh
112
Abd. Rachman Assegaf, Filsafat Pendidikan Islam , Op.Cit, Hlm 113-114
Yegi Rizki Pratama 61
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
pendidikan. Yang semua itu dapat digambarkan dengan bantuan filsafat pendidikan.
Ketiga, fungsi kritik, yaitu memberikan dasar bagi pengertian kritis dan rasional
dalam mempertimbangkan dan menafsirkan data-data ilmiah. Misalnya, data
pengukuran analisis evaluasi kepribadian maupun prestasi, cara menetapkan
klasifikasi prestasi secara tepat dengan data-data objektif, dan menetapkan asumsi-
asumsi berikut hipotesisnya yang lebih masuk akal. Keempat, fungsi teoretis, yakni
memberikan prinsip-prinsip umum bagi suatu kegiatan praktik dalam dunia
pendidikan.113
Sudah dapat diduga bahwa setiap ilmu sudah pasti memiliki kegunaan,
termasuk juga ilmu filsafat pendidikan Islam ini, para ahli dibidang ini telah banyak
meneliti secata teoretis mengenai kegunaan filsafat pendidikan Islam. Omar
Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany misalnya mengemukakan tiga manfaat dari
mempelajari filsafat pendidikan Islam tersebut sebagai berikut:
113
Abuddin Nata, Op.Cit, hlm 38-40
Yegi Rizki Pratama 62
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Berdasarkan pada kutipan diatas timbul kesan bahwa kegunaan dan fungsi
filsafat pendidikan Islam ternyata amat strategis. Ia seolah-olah menjadi acuan dalam
memecahkan berbagai persoalan dalam pendidikan. Hal ini disebabkan karena yang
diselesaikan filsafat pendidikan Islam itu adalah bidang filosofinya yang menjadi akar
bagi setiap permasalahan kependidikan.114
Pertama, hidup dan kehidupan selalu bergerak, baik kearah positif maupun
negatif, dan selalu menyeret manusia. Apalagi bagi individu yang hidup dalam
masyarakat yang mengalami transisi dan pergeseran nilai-nilai kehidupan. Hal-hal
demikian kadang-kadang dihadapi dengan kesiapan atau mekanisme diri yang labil
sehingga tidak jarang mengalami krisis batin, dengan tingkat yang berbeda-beda.
Dalam hal seperti ini, individu yang sudah memiliki filsafat hidup (philosophy of life),
akan dapat mengantisipasinya dengan damai, sehingga terhindar dari berbagai hal
yang negative dalam hidup dan kehidupannya. Al-Qur'an menjelaskan betapa
pentingnya adanya pegangan yang mantab dalam hidup dan kehidupan ini. Seperti
yang dapat dipelajari misalnya dalam surat Al-Ra'd ayat 28115
114
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Op.Cit, 17-18
115
Al-Qur'an terjemahan cet. Toko Kitab Mubarokatan Toyyibah, Kudus, Hlm 249
116
Al-Qur'an terjemahan cet. Toko Kitab Mubarokatan Toyyibah, Kudus, Hlm 593
Yegi Rizki Pratama 63
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Artinya: “27. Hai jiwa yang tenang. 28. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan
hati yang puas lagi diridhai-Nya. 29. Maka masuklah ke dalam jama'ah
hamba-hamba-Ku, 30. masuklah ke dalam syurga-Ku.”
Kedua, tiap pribadi punya pandangan hidup atau filsafat hidup sendiri-sendiri
yang menentukan perilakunya. Hal ini member indikasi bahwa setiap orang
seyogyanya mempunyai pasangan hidup yang benarbenar diyakini kebenaran dan
kebaikannya sehingga menghasilkan perilaku yang bermanfaat bagi diri dan
lingkungannya. Dalam Al-Qur'an surat Al-Isra' ayat 84 dikemukakan:
Artinya: “8. Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata, 9.
Lidah dan dua buah bibir. 10. dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua
117
Al-Qur'an terjemahan cet. Toko Kitab Mubarokatan Toyyibah, Kudus, Hlm 282
Yegi Rizki Pratama 64
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
jalan (Yang dimaksud dengan dua jalan ialah jalan kebajikan dan jalan
kejahatan).118
CONCLUSION
Secara makro, yang menjadi ruang lingkup filsafat pendidikan Islam adalah yang
tercakup dalam objek material filsafat, yaitu mencari keterangan secara radikal mengenai
Tuhan, manusia, dan alam yang tidak bisa dijangkau oleh pengetahuan biasa. Sebagaimana
filsafat, filsafat pendidikan Islam juga mengkaji ketiga objek ini berdasarkan ketiga
cabangnya: ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Secara mikro objek kajian filsafat
pendidikan Islam adalah hal-hal yang merupakan faktor atau komponen dalam proses
pelaksanaan pendidikan. Faktor atau komponen pendidikan ini ada lima, yaitu tujuan
pendidikan, pendidik, peserta didik, alat pendidikan (kurikulum, metode, dan evaluasi
pendidikan), dan lingkungan pendidikan. Untuk lebih memfokuskan pembahasan filsafat
pendidikan Islam yang sesuai dengan fokus penelitian ini, maka cukup disajikan ruang
lingkup pembahasan filsafat pendidikan Islam secara makro.
118
Al-Qur'an terjemahan cet. Toko Kitab Mubarokatan Toyyibah, Kudus, Hlm 594
119
Muhammad As Said, Op.Cit. hlm 25-26
Yegi Rizki Pratama 65
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Sementara itu, pendidikan Islam adalah suatu sistem kependidikan yang mencakup
seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah, sebagaimana Islam telah
menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan manusia, baik duniawi maupun ukhrawi.
Pada hakikatnya pendidikan Islam adalah suatu proses yang berlangsung secara kontiniu dan
berkesinambungan. Berdasarkan hal ini, maka tugas dan fungsi yang perlu diemban oleh
pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya dan berlangsung sepanjang hayat.
Konsep ini bermakna bahwa tugas dan fungsi pendidikan memiliki sasaran pada peserta didik
yang senantiasa tumbuh dan berkembang secara dinamis mulai dari kandungan sampai akhir
hayatnya.
Meletakkan pola dasar pendidikan Islam berarti harus meletakkan nilai-nilai dasar
agama yang memberikan ruang lingkup berkembangnya proses kependidikan Islam dalam
rangka mencapai tujuan. Melihat posisi sentral manusia dalam proses pendidikan yang
melibatkan potensi fitrah, cita rasa ketuhanan dan hakikat serta wujud manusia menurut
pandangan Islam, maka tujuan pendidikan Islam adalah untuk aktualisasi dari potensi-potensi
kemanusiaan tersebut.
ACKNOWLEDGMENT
BIBLIOGRAPHY
Abd. Rachman Assegaf, 2011, Filsafat Pendidikan Islam Paradigma Baru Pendidikan
Hadhari Berbasis Integratif-Interkonektif, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Abdul Ghofur, 2005, Tinjauan Filsafat Pendidikan Islam Tentang Kurikulum, Jurnal At-
Tarbawi, Kajian Pendidikan Islam, STAIN Surakarta. Vol.3. No.1. Mei-Oktober.
Abuddin Nata, 1997, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
____________, 2013, Pemikiran Pendidikan Islam dan Barat, Jakarta: Rajawali Pers.
Adian Husaini, 2013, Filsafat Ilmu Perspektif Barat dan Islam, Gema Insani.
Agus Zaenul Fitri, 2013, Manajemen Kurikulum Pendidikan Islam, Bandung: Alfabeta.
Ahmad Tafsir, 1994, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
_____________, 2008, Filsafat Pendidikan Islami, Integrasi Jasmani, Rohani dan Kalbu,
Memanusiakan Manusia, Bandung: Remaja Rosdakarya..
Ahmad Tantowi, 2008, Pendidikan Islam di Era Transformasi Global, Semarang: Pustaka
Rizki Putra.
Armai Arief, 2002, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers.
Beni Ahmad Saebani, Hendra Akhdiyat, 2009, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka
Setia.
Hasan Basri, 2009, Filsafat Pendidikan Islam Pengantar Ahmad Tafsir, Bandung: Pustaka
Setia.
Hasan Langgulung, 2003, Asas-Asas Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Al-Husna Baru.
Jalaludin, Abdullah Idi, 2011, Filsafat Pendidikan Manusia, Filsafat, dan Pendidikan,
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
M. Arifin, 1994, Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoretis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner, Jakarta: Bumi Aksara.
Muhammad Zaini, 2001, Wacana Pendidikan Islam Jurnal Ilmiah Tarbiyah Refleksi
Pemikiran Pendidikan Islam, STAIN Tulungagung.
Muzayyin Arifin, 2003, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara.
Samsul Nizar, 2002, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis,
Jakarta: Ciputat Pers.
Zulkarnain Yani, 2008, Perkembangan Pemikiran Pendidikan Islam: Pada Era Global dan
Modern (Naquib Al-Attas dan Hasan Langgulung) Jurnal Penelitian Agama dan
Masyarakat, Pendidikan Agama di Era Reformasi. Jakarta: Penamas.
http://afidburhanuddin.wordpress.com/2013.
http://digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab%202.pdf
http://digilib.uinsby.ac.id/7700/5/bab2.pdf
http://eprints.walisongo.ac.id/811/3/083111098_BAB2.pdf
http://jurnal.stainponorogo.ac.id/index.php/tahrir/article/download/34/36/pdf
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24620/1/IZZAH%20FAUZIAH-
FITK.pdf
http://sulut.kemenag.go.id/file/file/BimasIslam/xmoh1367246107.pdf
http://www.lib.uin-malang.ac.id/files/thesis/fullchapter/06110112.pdf