Anda di halaman 1dari 9

-1-

PEMERINTAH KOTA KUPANG


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH S.K. LERIK
Jl. Timor Raya - No. 134 - Pasir Panjang
 Telp./Fax. (0380) 824157  e-mail : rsudsklerik.pemkotkupang@gmail.com

PROGRAM KEGIATAN PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH


SAKIT

RSUD S.K. LERIK KOTA KUPANG


2019
-ii-

DAFTAR ISI

Kover…………………………………………………………………………………… i
Daftar Isi……………………………………………………………………………… ii
Pendahuluan………………………………………………………………………… 1
Latar Belakang……………………………………………………………………… 1
Tujuan………………………………………………………………………………… 2
Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan………………………………………… 2
Cara Melaksanakan Kegiatan…………………………………………………… 3
Sasaran……………………………………………………………………………….. 5
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan……………………………………………………. 6
Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan pelaporan………………………………. 6
Pencatatan Pelaporan Dan Evaluasi Kegiatan………………………………… 6
-1-

PROGRAM KEGIATAN PENGOLAHAN LIMBAH


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH S.K. LERIK

1. Pendahuluan
Air limbah yang berasal dari rumah sakit merupakan salah satu
sumber pencemaran air yang sangat potensial. Hal ini disebabkan karena
air limbah rumah sakit mengandung senyawa organik yang cukup tinggi,
mengandung senyawa-senyawa kimia yang berbahaya serta mengandung
mikroorganisme pathogen yang dapat menyebabkan penyakit (Said, 2003).
Air limbah rumah sakit adalah seluruh buangan cair yang berasal dari hasil
proses seluruh kegiatan rumah sakit yang meliputi : limbah domestik cair
yakni buangan kamar mandi, dapur, air bekas pencucian pakaian, limbah
cair klinis yakni air limbah yang berasal dari kegiatan klinis rumah sakit
misalnya air bekas cucian luka, cucian darah. dan lainnya, air limbah
laboratorium, dan lain-lain
2. Latar Belakang
Secara umum limbah domestik yang berasal dari rumah tangga dan
yang tidak memiliki akses terhadap bangunan pengolahan merupakan
sumber pencemaran utama bagi lingkungan yang dapat menimbulkan
dampak yang serius karena dapat dengan mudah masuk ke badan air
ataupun meresap ke badan tanah. Fakta dilapangan menunjukkan, air
limbah domestik ini merupakan sumber utama pencemar badan air
lingkungan terutama di daerah perkotaan. Tanpa adanya sistem penataan
dan pengelolaan yang baik terhadap air limbah maka akan berdampak pada
pencemaran dan menurunnya kualitas air lingkungan secara makro dalam
jangka panjang. Intrusi air limbah domestic ke lingkungan tanpa melalui
proses pengolahan dan pengelolaan akan mengakibatkan menurunnya
kualitas air di badan penerima air, seperti sungai, waduk, dan lainnya. Hal
ini akan menyebabkan beberapa masalah,seperti kerusakan keseimbangan
ekologi di aliran sungai, masalah kesehatan penduduk yang memanfaatkan
air sungai secara langsung sehingga dapat menurunkan derajat kesehatan
masyarakat dan meningkatkan angka kematian akibat penyakit infeksi air
(seperti disentri dan kolera per 1000 orang). Dampak lain yang ditimbulkan
dari limbah domestik adalah indeks kematian anak di bawah lima tahun
-2-

(Under 5 mortality Rates) per 1000 kelahiran yang juga merupakan salah
satu indikasi yang memperlihatkan kondisi higienis. Kondisi saat ini
menggambarkan bahwa sebagian besar rumah tangga masih secara
langsung membuang air limbah (grey water) ke halaman rumahnya
maupun ke saluran lingkungan, sedangkan untuk black water dilakukan
dengan sistem pengelolaan setempat. Belum adanya strategi pengelolaan air
limbah domestik, rendahnya partisipasi dan akses masyarakat terhadap
pengelolaan air limbah domestik yang layak dan aman, adanya perilaku
masyarakat yang membuang air limbah tanpa didahului dengan
pengolahan, tidak tersedianya regulasi lokal yang mengatur pengelolaan air
limbah domestik permukiman, serta tidak adanya struktur yang khusus
mengelola air limbah domestik pada intansi teknis yang ditugaskan untuk
menangani pengelolaan sanitasi yang menyebabkan pengelolaan air limbah
domestik belum tertangani secara baik. Salah satu upaya untuk mengatasi
permasalahan pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh air limbah
domestik adalah dengan pembuatan rancangan induk (masterplan). Master
Plan Pengelolaan Air Limbah merupakan suatu dokumen perencanaan
dasar yang menyeluruh mengenai pengembangan sarana dan prasarana air
limbah untuk periode 20 (dua puluh) tahun. Di dalamnya termasuk:
Gambaran arah pengembangan, Strategi pengembangan dan Prioritas-
prioritas pengembangan sarana dan prasarana air limbah. Rencana induk
air limbah tersebut selanjutnya digunakan sebagai acuan oleh instansi yang
berwenang dalam penyusunan program pembangunan 5 (lima) tahun
bidang air limbah atau Renstra Dinas Pengembangan Sarana dan Prasarana
Air Limbah.
3. Tujuan
a. Meningkatkan kompetensi, pengetahuan dan keterampilan petugas
Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit tentang cara
pengolahan air limbah yang baik menurut aturan yang berlaku.
b. Mengolah limbah cair dari hasil kegiatan rumah sakit sehingga aman
untuk lingkungan.
4. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
Pengelompokan Air Limbah Rumah Sakit
-3-

a. Limbah Cair Non Medis.


Berasal dari kegiatan penunjang non medis yang merupakan
kegiatan domestik mandi, cuci, kakus (MCK) karyawan dan
pengunjung RS, kegiatan penyediaan gizi, kegiatan linen, kegiatan
kantin serta fasilitas penunjang non medik lainnya.
b. Limbah Cair Medis / Klinis.
Berasal dari kegiatan medik dan penunjang medik yaitu kegiatan
ruang perawatan, unit gawat darurat (UGD), poli umum dan spesialis,
kegitanan persalianan, kegiatan operasi, kegiatan lab. Klinis, kegiatan
penelitian, kamar jenazah, farmasi dan kegiatan lainnya yang
menimbulkan bahaya B3.
c. Limbah Cair Radioaktip.
Berasal dari proses diagnostik kegiatan medik dan
kegiatan penunjang medik radiologi yang dikelompokkan
menjadi 3 jenis yaitu : ringan , sedang dan berat.
5. Cara Melaksanakan Kegiatan
a. Pertemuan Pendahuluan
1) Pertemuan dengan pihak penanggungjawab usaha dan/atau
kegiatan membahas maksud dan tujuan pelaksanaan
pengawasan pihak-pihak yang akan dihubungi objek yang akan
dikunjungi data/dokumen yang harus dilengkapi. Data-data
yang harus dilengkapi
2) Informasi umum usaha dan/atau kegiatan
a. Identitas penanggung jawab
b. Dokumen pelaporan pemeriksaan air limbah
c. Dokumen pelaporan pemeriksaan emisi udara dan ambien
d. Dokumen AMDAL/UKL/UPL
e. Perizinan
b. Pengamatan proses kegiatan
1) Pengecekan terhadap:
a) Layout, tata letak, luas
b) Peta drainase, sistem perpipaan
c) Jenis dan jumlah limbah (cair, padat, gas)
-4-

d) Flow meter, neraca air


e) Penggunaan energi dan sumbernya
f) Kemungkinan adanya by pass
g) Upaya minimasi limbah/teknologi proses daur ulang limbah

c. Pengamatan IPAL
1) Pengecekan terhadap:
a) Sumber air limbah dan kapasitasnya
b) Pengelolaan air limbah yang diterapkan dan teknologinya
c) Jenis dan jumlah bahan kimia yang digunakan dalam
pengelolaan air limbah
d) Kondisi fisik IPAL (permanen, kedap air)
e) Kondisi kinerja IPAL (peralatan tidak bekerja, rusak,
pengoperasian kurang baik)
f) Teknik pengelolaan air limbah yang digunakan dan sistem
operasional IPAL (batch/continue)
g) Skema/lay out IPAL
h) Kapasitas limbah yang dihasilkan dari masing-masing unit
kerja
i) Debit air limbah inlet dan outlet IPAL
j) Saluran air limbah (bercampur dengan saluran air hujan, by
pass)
k) Alat ukur debit air limbah
l) Penggunaan air baku
m) Data swapantau analisa air limbah
n) Pengelolaan sludge IPAL
o) Upaya pemanfaatan air limbah (reuse, recycle, reduce)
d. Pengamatan TPS LB3
1) Pengecekan terhadap:
a) Check list form evaluasi TPS LB3:
(1) Pemeriksaan bangunan : rancang bangun dan luas sesuai
dengan jenis, karakteristik, dan jumlah LB3 yang
dihasilkan, terlindung dari masuknya air hujan, memiliki
sistem ventilasi udara dan penerangan yg memadai, lantai
-5-

kedap air, kemiringan 1% landai ke arah bak


penampung, penandaan/symbol tempat penyimpanan;
(2) Pemeriksaan sarana lain yang tersedia: peralatan sistem
pemadam kebakaran, pagar pengamanan, fasilitas
pertolongan pertama, pintu darurat, alarm;
(3) Pemeriksaan kemasan: kondisi baik, tidak rusak, tidak
karat dan tidak bocor; bentuk, ukuran dan bahan
kemasan saling cocok dengan limbah B3;
(4) Pemeriksaan pengemasan: kecocokan pengemasan,
pemeriksaan dan pemasangan simbol dan label;
(5) Pemeriksaan pewadahan LB3 dalam tangki: rancang
bangun, fasilitas dan sistem penunjang memenuhi
persyaratan, LB3 yang disimpan sesuai, memiliki
penampungan sekunder, dilakukan pemeriksaan setiap
hari, penanggulangan bila terjadi kebocoran atau
gangguan;
(6) Pemeriksaan cara penyimpananan LB3: kemasan dibuat
sistem blok, lebar gang memenuhi persyaratan,
penumpukan kemasan stabil, tumpukan maksimal 3 lapis
dan menggunakan palet, jarak dengan atap dan dinding
minimal 1 meter.
(7) Pemeriksaan penyimpanan dengan tangki: mempunyai
tanggul, saluran pembuangan dan bak penampung
(kedap air dan kapasitas 110% kapasitas tangki),
terlindung dari penyinaran matahari dan air hujan secara
langsung.
b) Izin penyimpanan LB3
c) Catatan penyimpanan LB3 (sumber LB3, jenis LB3, tanggal
masuk, tanggal keluar, jumlah LB3, neraca LB3,)
d) Waktu penyimpanan LB3 (>90 hari atau tidak)
e) Pelaporan penyimpanan LB3
6. Sasaran
a. Limbah Klinis
-6-

b. Limbah Non Klinis


7. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

NO Kegiatan Bulan Tahun 2019


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pengumpulan X
dokumen
2 Pengamatan proses X X X X
kegiatan IPAL
3 Pengamatan TPS X X X X
LB3

8. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan pelaporan


Secara visual, air outlet IPAL jernih, pH 6,9, dan suhu 26,6 C.
Perusahaan belum melaporkan kinerja pengelolaan lingkungan ke BPLH
Kota Surabaya, BPLHD Prov. Jawa Timur, dan Kementerian Lingkungan
Hidup
Kegiatan paska kunjungan lapangan adalah kegiatan yang dilaksanakan
setelah pengawasan ke industri selesai dilakukan. Pada prinsipnya kegiatan
yang menjadi bagian dari kegiatan paska kunjungan lapangan.
Data yang terkait dengan pengendalian pencemaran air dan udara serta
pengelolaan limbah padat non B3 baik berupa hasil analisis laboratorium
maupun temuan di lapangan selanjutnya diolah untuk dijadikan dasar
dalam menetapkan status penaatan serta tindak pengawasan.

9. Pencatatan Pelaporan Dan Evaluasi Kegiatan


Setiap pengawas wajib melaporkan hasil pengawasan kepada pejabat
yang menugaskan/yang memberi tugas. Sementara, isi laporan memuat
tentang profil industri Rumah sakit, kondisi lingkungan setempat saat
kunjungan serta data dan informasi tentang pelaksanaan pengendalian
pencemaran.
Data dan informasi yang disampaikan dalam laporan harus dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum dan ilmiah. Berkenaan dengan hal
tersebut maka penulisan sebaiknya:
a. Harus jelas dan sistematis;
b. Akurat, aktual dan faktual;
c. Harus difokuskan sesuai dengan tujuan pengawasan;
-7-

d. Bukan merupakan pendapat, pandangan, dan asumsi-asumsi


pribadi;
e. Didukung dengan data atau bukti yang akurat dan faktual;
f. Dokumen pendukung seperti foto dan berita acara disebutkan secara
jelas.
Data yang terkait dengan pengendalian pencemaran air dan udara serta
pengelolaan limbah B3 baik berupa hasil analisis laboratorium maupun
kondisi di lapangan yang diperoleh dari pihak perusahaan maupun dari
pemerintah daerah selanjutnya akan diolah untuk dijadikan dasar dalam
menerapkan status penaatan serta rencana tindak pengawasan. Rencana
tindak pengawasan bisa berupa pembinaan maupun penetapan sanksi
administrasi. Bagi industri yang beberapa kali dibina/diberi kesempatan
untuk melakukan perbaikan, akan tetapi masih belum bisa melaksanakan
pengendalian pencemaran sesuai dengan peraturan yang berlaku, maka
Pemerintah Daerah, Kabupaten/Kota, maupun KLH baik langsung maupun
melalui Pemerintah Provinsi dapat menindaklanjuti dengan upaya
penegakan hukum. Tindak lanjut pengawasan dapat berupa rekomendasi
pembinaan, teguran, maupun sanksi administrasi sampai pada sanksi
pidana atau perdata.

Kupang, 11 Januari 2019


Direktur RSUD.S.K. Lerik

dr. Marsiana Y. Halek


Pembina Tk. I
NIP. 19770712 200112 2 003

Anda mungkin juga menyukai