Terminologi
Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam dengan kontraksiyang teratur dan
menimbulkan nyeri disertai dengan adanya pembukaan serviks.Definisi ini mempunyai keterbatasan,
oleh karena itu partus lama dibedakan menurutmanajemen berdasarkan tahapan persalinan kala
satu yaitu fase laten memanjang danfase aktif memanjang.Fase laten memanjang terjadi jika
terjadinya kontraksi yang regular pada pembukaan sampai 4 cm lebih dari 8 jam. Fase aktif
memanjang adalah terjadinyakontraksi rahim yang regular dan menimbulkan nyeri pada pembukaan
lebih dari 4 cmlebih dari 12 jam.
Selain definisi diatas, sumber lain mengatakan bahwa persalinan lama adalah faselaten lebih dari 8
jam, persalinan berlangsung lebih dari 12 jam atau lebih tanpakelahiran bayi dan dilatasi serviks
berada di kanan garis waspada partograf.
Partus lama dapat terjadi karena abnormalitas dari dilatasi serviks. Perbukaan serviks berlangsung
secara lambat, karena tidak terjadi penurunan kepala untuk menekan serviks tersebut. Pada saat
yang sama terjadi edema pada serviks sehingga akan lebih sulit terjadi dilatasi. Oleh karena itu,
tindakan seksio sesarea diperlukan segera.
3. Komorbiditas dan factor resiko
4. Tanda dan gejala
1) Kaput Suksedaneum akibat dari panggul yang tidak normal pada saat terjadinya persalinan.
2) Moulase kepala janin ini terjadi akibat tekanan his yang kuat, lempeng – lempeng tulang
tengkorak saling bertumpang tindih satu sama yang lain di sutura – sutura besar (Cunningham
Dkk, 2005).
3) Cedera
4) Fetal distress atau gawat janin adalah ditemukannya denyut jantung janin di atas 160/menit atau
di bawah 100/menit, denyut jantung tidak teratur, atau keluarnya mekonium yang kental pada
awal persalinan, untuk memperbaiki apabila terjadi fetal distress menurut (Prawirohardjo, 2009)
adalah : a) Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG b) Melakukan kolaborasi dengan dokter
spesialis anak c) Miringkan ibu ke sebelah kiri untuk memperbaiki sirkulasi plasenta d) Beri ibu
oksigen dengan kecepatan 6-8 liter/menit dengan tujuan untuk membantu memperlancar
pertukaran sirkulasi udara dari plasenta ke janin.
5) Asfiksia, akibat partus tak maju atau partus lama dikarenakan adanya gangguan pada
uteroplacental selama kontraksi rahim yang lama dan kuat. Penanganan yang bisa dilakukan
apabila terjadi asfiksia yaitu lakukan resusitasi pada janin (Oxorn dan William, 2010).
6) Kematian janin dalam kandungan (IUFD).
Antisipasi yang dapat dilakukan yaitu : a) Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG b)
Melakukan persalinan secara pervaginam dengan cara melakukan induksi persalinan
menggunakan oksitosin atau misoprostol (dosis misoprostol 25 µg pervaginam setiap 6 jam) c)
Melakukan persalinan perabdominal jika persalinan pervaginam tidak terjadi secara aktif
(Prawirohardjo, 2009).
6. Edukasi
- Pemeriksaan kehamilan rutin
Pemeriksaan kehamilan rutin, sekuran-kurangnya 4 kali pada masa kehamilan yaitu 1 kalipada
TM I, 1 kali pada TM II & 2 kali pada TM III.Pemeriksaan ini bertujuan untuk mencegah
danmengurangi angka kematian dan kesakitan ibu hamil.
- Konsumsi tablet Fe dan asam folat
Tablet Fe dan asam folat sangat bermanfaatbagi ibu hamil, Fe dapat mencegah terjadinyaanemia
pada ibu hamil dan asam folat sangatbermanfaat bagi pertumbuhan janinnya.
- Pengaturan pola makan dan diet yang tepat
Ibu hamil mengalami penigkatankebutuhan dari biasanya karena ia harusmemenuhi kebutuhan
janinnya juga, makadengan peningkatan kebutuhan ini makaperlu juga peningkatan intake
berupapeningkatan nutrisi dengan pola yang tepatdan seimbang.
- Mobilisasi tubuh
Pergerakan ringan diperlukan ibu hamiluntuk megatasi kekakuan dan melancarkansirkulasi ibu.
- Pencegahan atau mengurangi angka kesakitan dan kematian ibu pada saat persalinan dapat
dilakukandengan mendeteksi masalah/penyulit dankomplikasi yang memungkinkan terjadi pada
saatpersalinan.
Daftar pustaka