Anda di halaman 1dari 39

SENI KERAJINAN BATIK KHAS YOGYAKARTA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Bahasa Indonesia

oleh
Tiara Putri Gunatamy
NPM 19420086

KIMIA TEKSTIL
POLITEKNIK STTT BANDUNG
2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,

Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,

hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis,sehingga penulis dapat menyelesaikan

makalah ilmiah tentang Seni Kerajinan Batik Khas Yogyakarta .

Makalah ilmiah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan

dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk

itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah

berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan

baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan

tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami

dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah ilmiah tentang Seni Kerajinan Batik

Khas Yogyakarta ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap

pembaca.

Bandung, 19 November 2019

Tiara Putri Gunatamy

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................4
1.1. LATAR BELAKANG................................................................................4
1.2. RUMUSAN MASALAH............................................................................5
1.3. TUJUAN PENULISAN..............................................................................5
1.4. MANFAAT PENULISAN...…………………………………………......5
BAB 2 PEMBAHASAN................................................................................................6
2.2.1 KAJIAN TEORI…………………………………………………...……6
2.1 SEJARAH BATIK......................................................................................6
2.2 JENIS-JENIS BATIK…………………………………………………….7
2.3 INDUSTRI BATIK DI INDONESIA........................................................7
2.4 PROSES MANUFAKTUR PEMBUATAN KAIN SEBELUM MENJADI
BATIK.........................................................................................................7
2.5 PROSES DAN CARA PEMBUATAN KAIN BENANG KAPAS.........10
2.6 TEKNIK PEMBUATAN KAIN BATIK.................................................11
2.7 ALAT DAN BAHAN PEMBUATAN BATIK .......................................16
2.8 PROSES PEMBUATAN BATIK…………………………………….…18
2.9 JENIS BATIK………………………………………………...…………21
2.10 PRODUK YANG DIHASILKAN DARI KAIN BATIK……………...24
BAB 3 PENUTUP
3.1 KESIMPULAN…………………………………………………………..27
3.2 SARAN…………………………………………………………………..27
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..28

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Batik merupakan warisan budaya peninggalan nenek moyang yang sampai saat ini

masih berkembang diberbagai wilayah di Indonesia. Kain batik dikenakan sebagai ciri

khas pakaian di Indonesia yang digunakan oleh semua kalangan. Kain sendiri

merupakan salah satu benda budaya hasil karya manusia yang secara umum dikenal

sebagai hasil tenun yang dibuat untuk pakaian atau barang lainnya (Semarang, 2011).

(Susanto, 1973) Diketahui pada jaman dahulu batik merupakan pakaian yang

dikenakan kerabat keraton kerajaan dan pantang dipakai rakyat jelata, bahkan beberapa

corak atau motif batik hanya boleh dikenakan oleh kalangan tertentu karena memiliki

nilai-nilai filosofis dan dipakai dalam upacara-upacara adat (Rossa dan Lakoro, 2011).

Batik sendiri merupakan kain bergambar yang dibuat secara khusus dengan

menuliskan atau menerakan malam (lilin) pada kainn kemudian pengolahannya

diproses dengan cara tertentu atau biasa dikenal dengan kain batik (KBBI,2007)

Berdasarkan etimologi dan terminologinya,istilah batik berasal dari bahasa Jawa yang

merupakan rangkaian dari kata “mbat” yang artinya ngembat atau melempar berkali-

kali dan “tik” yang artinya titik. Jadi, membatik artinya melempar titik berkali-kali pada

kain. Ada pula yang mengatakan bahwa kata batik berasal dari kata “ambar” yang

berarti kain yang lebar dan kata titik. Artinya batik merupakan titik-titik yang digambar

pada media kain yang lebar sedemikian sehingga menghasilkan pola-pola yang indah

(Musman dan Arini,2011).

4
Seiring dengan perkembangan zaman, kain batik saat ini dikenakan oleh semua lapisan

masyarakat, mulai dari masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah, menengah dan

atas. Penggunaan kain batik oleh semua kalangan menjadi peluang kemajuan industri

batik di indonesia. Industri batik saat ini tidak hanya terbatas pada konsumen lokal

namun konsumen manca negara juga sudah mulai tertarik dengan kain batik khas

Indonesia. (Partjotho,2016)

Proses pembuatan batik di Indonesia sudah semakin modern. Diketahui bahwa

Industri batik di Indonesia sangat berkembang pesat karena batik tidak hanya

digunakan di Indonesia, tetapi juga di berbagai negara. Di industri batik tersebut sudah

memiliki mesin-mesin yang canggih. Mesin tersebut lengkap mulai dari awal

pembentukan kain hingga menjadi produk batik. (Partjotho,2016)

Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik bisa

mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan

menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literatur

internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah

kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-

motif tertentu yang memiliki kekhasan. (Partjotho,2016)

Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif

dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah di tetapkan sebagai warisan kemanusian

untuk budaya lisan dan nonbendawi (Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage

of Humanity) sejak Oktober, 2009. (Prasetyo, 2010 ).

5
Salah satu daerah di Indonesia yang sangat menjaga dan melestarikan batik dan

menjadi kota batik dunia yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta.Yogyakarta dinobatkan

sebagai kota batik dunia, oleh dewan kerajinan dunia (World Craft Council/WCC),

pada peringatan 50 tahun organisasi tersebut di Dongyang, Provinsi Zhejiang,

Tiongkok, 18-23 Oktober 2014.

Alasan mengapa Yogyakarta dinobatkan sebagai kota batik dunia, karena

Yogyakarta memiliki 7 kriteria untuk menjadi kota batik yakni: upaya pelestarian

melalui regenerasi, nilai ekonomi, ramah lingkungan, mempunyai reputasi

internasional, persebarannya, nilai historis serta orisinalitas. Berbicara mengenai nilai

historis dan orisinalitas, batik yang ada di Yogyakarta sangat memiliki 2 hal tersebut

karena hampir setiap kabupaten dan kota memiliki ciri khas batik daerah asal masing-

masing seperti salah satunya batik yang berasal dari Kabupaten Sleman. Sesuai dengan

peraturan Bupati nomor 35 tahun 2015 tentang Tata Kelola Batik Sleman, yang

tertuang dalam pasal 3 ayat 1 yang berbunyi: Unsur dasar Batik Sleman merupakan

visualisasi dari flora, fauna dan kondisi geografis yang ada di wilayah daerah.

(Prasetyo, 2010).

Batik merupakan seni warisan budaya masa lampau, yang telah menjadikan

Negara Indonesia memiliki ciri yang khas di mancanegara.Perkembangan batik yang

sudah menempuh perjalanan berabad-abad silam, telah melahirkan berbagai jenis dan

corak batik yang khas disetiap daerahnya.Kepopuleran batik Indonesia dikancah dunia

sudah tidak dapat di pungkiri. (Prasetyo, 2010 ).

6
1.2. Rumusan Masalah

Untuk membatasi penelitian agar tidak meluas dan keluar dari permasalahan

yang ingin diteliti, untuk itu diberikan batasan penulisan. Berdasarkan Latar

belakang di atas penulis dapat merumuskan permasalahn untuk diteliti lebih

lanjut yaitu:

1. Bagaimana tehnik pembuatan batik secara tradisional dan modern ?

2. Upaya apa yang tepat untuk melestarikan seni kerajinan batik di indonesia ?

3. Bagaimana proses pembuatan kerajinan batik dengan memadukan unsur

modern ?

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan dalam penulisan makalah ilmiah ini adalah :

1.Untuk menjelaskan proses pembuatan batik secara tradisional dan modern .

2.Untuk menjelaskan bagaimana pengembangan batik sebagai upaya

melestarikan kerajinan batik.

3.Menjelaskan proses pembuatan kerajinan batik dengan memadukannya

kedalam unsur modern.

7
1.4. Manfaat Penulisan

Terdapat manfaat praktis dan manfaat teoritis dalam pembuatan makalah ilmiah

ini yaitu :

1.Manfaat praktis

a.Agar masyarakat mengetahui bagaimana proses pembuatan batik yang dapat di

lakukan dengan tehnik tradisional dan modern.

2. Manfaat teoritis

b.Hasil dari penulisan makalah ini diharapkan mampu memberikan tambahan

wawasan serta ilmu pengetahuan tentang batik yang menjadi salah satu kekayaan

yang dimiliki oleh Indonesia.

c.dapat memberikan wawasan mengenai bagaimana cara melestarikan batik

sebagai salah satu kekayaan seni kerajinan budaya di Indonesia.

8
BAB 2

PEMBAHASAN

2.2.1 Kajian Teori

2.1 Sejarah Batik di Indonesia

Sejarah batik di Indonesia terkait erat dengan perkembangan Kerajaan Majapahit

dan penyebaran ajaran Islam di Pulau Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan

batik banyak dilakukan pada zaman Kesultanan Mataram, lalu berlanjut pada zaman

Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta.

Kesenianbatik di Indonesia telah dikenal sejak zaman Kerajaan Majapahit dan

terus berkembang sampai kerajaan berikutnya beserta raja-rajanya. Kesenian batik

secara umum meluas di Indonesia dan secara khusus di pulau Jawa setelah akhir abad

ke-18 atau awal abad ke-19.

Teknik batik sendiri telah diketahui lebih dari 1.000 tahun, kemungkinan berasal

dari Mesir kuno atau Sumeria. Teknik batik meluas di beberapa negara di Afrika Barat

seperti Nigeria, Kamerun, dan Mali, serta di Asia, seperti India, Sri Lanka, Bangladesh,

Iran, Thailand, Malaysia dan Indonesia.

Hingga awal abad ke-20, batik yang dihasilkan merupakan batik tulis. Batik cap

baru dikenal setelah Perang Dunia I berakhir atau sekitar tahun 1920.

Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi

salah satu kebudayaan keluarga kerajaan di Indonesia zaman dahulu. Awalnya kegiatan

9
membatik hanya terbatas dalam keraton saja dan batik dihasilkan untuk pakaian raja

dan keluarga pemerintah dan para pembesar. Oleh karena banyak dari pembesar tinggal

di luar keraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar dari keraton dan

dihasilkan pula di tempatnya masing-masing.

Lama kelamaan kesenian batik ini ditiru oleh rakyat jelata dan selanjutnya meluas

sehingga menjadi pekerjaan kaum wanita rumah tangga untuk mengisi waktu luang

mereka. Bahan-bahan pewarna yang dipakai ketika membatik terdiri dari tumbuh-

tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tinggi,

soga, nila. Bahan sodanya dibuat dari soda abu, sedangkan garamnya dibuat dari tanah

lumpur (Riadi, 2019).

2.2 Jenis-jenis Batik

Berdasarkan teknik pembuatan batik, terdapat empat jenis batik yaitu sebagai

berikut (Riadi, 2019):

a. Batik Tulis

Batik tulis adalah batik yang dibuat secara manual menggunakan tangan

dengan alat bantu canting untuk menerakan malam pada corak batik.

b. Batik Cap

Batik cap adalah batik yang dibuat dengan menggunakan cap atau semacam

stempel motif batik yang terbuat dari tembaga. Cap digunakan untuk

menggantikan fungsi canting sehingga dapat mempersingkat waktu

pembuatan.

10
c. Batik Kombinasi Cap dan Tulis

Batik kombinasi adalah batik yang dibuat dalam rangka mengurangi

kelemahan-kelemahan yang terdapat pada produk batik cap, seperti motif besar

dan seni coretan yang tidak dapat dihasilkan dengan tangan.

d. Batik Printing

Batik printing disebut juga dengan batik sablon, kerena peroses pembatikan

jenis batik ini sangat mirip dengan proses penyablonan. Motif batik telah

dibuat dan desain diprint di atas alat offset/sablon, sehingga dapat sangat

memudahkan pengerjaan batik khususnya pewarnaan dapat langsung

dilakukan dengan alat ini.

2.3 Industri batik di Indonesia

Ada tiga perusahaan batik terbesar di Indonesia. Perusahaan tersebut adalah Batik

Pekalongan, Batik Jogja, dan Batik Solo. Batik-batik tersebut memiliki sejarah asal-

usul, ragam motif dan ciri khas masing-masing. Dengan adanya pabrik industri terbesar

di daerah Jawa Tengah tersebut,selain untuk melestarikan batik Indonesia industri

tersebut harapannya juga dapat membantu perekonomian masyarakat sekitar. Pabrik

batik terbesar di Indonesia banyak diminati masyarakat di Indonesia hingga di

mancanegara.

11
2.4 Proses manufaktur pembuatan kain sebelum menjadi batik

Sebelum menjadi batik yang ada di pasaran, ada proses yang harus dilalui agar

menjadi produk batik. Kain yang di gunakan dalam pembuatan kain batik akan kami

jelaskan disini adalah kain katun (kapas). Berikut adalah tahapan pemintalan benang

staple kapas (Kapas, 2017):

1. Blowing

G1. Ilustrasi proses pada mesin blowing

Blowing adalah tahapan pembukaan gumpalan-gumpalan serat. Serat ketika

diekspor dari pertaniannya ke negara tujuan dipaking dalam bentuk bal-bal dengan cara

dipres sehingga terpadatkan. Proses blowing juga merupakan tahap pembersihan serat

dari debu, ranting, biji-bijian dan sebagainya. Disamping itu, di proses ini merupakan

tempat pencampuran serat (mixing). Hasil proses ini adalah nap.

12
2. Carding

G2. Ilustrasi mekanisme mesin carding

Pada tahap ini dilakukan proses pembersihan dan pembukaan serat tahap

lanjutan, disamping itu juga terjadi pemisahan serat-serat yang panjang dengan serat-

serat pendek. Hasil dari tahap ini merubah nap menjadi sliver (bentuk seperti ekor

kucing) dimana arah seratnya menjadi sejajar.

3. Combing

G3. Ilustrasi mesin combing

13
Proses lanjutan untuk pemisahan kotoran-kotoran, pemisahan serat-serat pendek,

pelurusan dan pensejajaran serat. Di tahap ini dilakukan penyisiran serat sehingga

sliver yang dihasilkan lebih bersih dan lebih sejajar

4. Drawing

G4. Ilustrasi proses pada mesin drawing

Pada proses ini dilakukan proses perangkapan beberapa sliver disertai penarikan

dan peregangan serat-serat. Hasil dari tahap ini masih berbentuk sliver dengan kualitas

yang lebih rata.

5. Roving

G5. Ilustrasi mesin roving

14
Proses penarikan, peregangan agar sliver lebih kecil dan sesuai dengan nomor

benang yang dihasilkan untuk proses selanjutnya. Tahap ini mulai diberikan puntiran

pada sliver sehingga kekuatannya lebih meningkat. Hasil dari proses ini dinamakan

sliver roving dan sudah digulung pada bobbin roving pada berbagai jenis ukuran.

6. Ring Spinning

G6. Ilustrasi mesin ring spinning

Proses penarikan, peregangan agar sliver lebih kecil dan sesuai dengan nomor

benang yang dihasilkan untuk proses selanjutnya. Tahap ini mulai diberikan puntiran

pada sliver sehingga kekuatannya lebih meningkat. Hasil dari proses ini dinamakan

sliver roving dan sudah digulung pada bobbin roving pada berbagai jenis ukuran.

15
7. Winding

G7. Ilustrasi proses winding

Proses winding adalah proses penggulungan ulang benang dari bentuk spindel

bobbin menjadi gulungan yang siap dipasarkan misalnya dalam bentuk cones.

2.5 Proses dan Cara Pembuatan Kain Benang Kapas hingga menjadi Kain Katun

Proses dan cara pembuatan kain dimulai dari proses yang bertahap, dimulai dari

proses pembuatan benang, proses pembuatan kain, dan selanjutnya adalah proses

penyempurnaan tekstil. Namun, sebelum melewati kesemua proses tersebut, hal yang

paling penting untuk dilakukan adalah dengan menyiapkan bahan baku dalam

pembuatan benang sampai menjadi kain adalah serat. Serat ini memegang peranan

yang sangat penting karena serat akan mempengaruhi sifat sifat benang, baik benang

yang nantinya akan dioleh secara mekanik ataupun kimia, semua akan sangat

dipengaruhi oleh kondisi seratnya (Kapas, 2017).

16
1. Ginning / Penjeratan

G8. Ilustrasi penjeratan

Proses produksi kain yang pertama harus dilakukan setelah musim panen di ladang

kapas selesai, karena setelah itu kapas akan diproses di mesin ginning dengan cara

memisahkan serat kapas dari polong dan biji yang melekat. Serat kapas kemudian

dikeringkan dan ditampung ke dalam tas besar untuk diangkut ke pabrik tekstil.

2. Spinning atau pemintalan

G9. Ilustrasi pemintalan

17
Bola kapas hasil kiriman tersebut selanjutnya akan melewati proses spinning ini

yaitu membuka bola kapas dan pemintalan benang dicampur dari berbagai serat kapas

agar bisa menyatu, selanjutnya kapas akan masuk ke mesin carding untuk melewati

proses pembersihan.

3. Weaving atau penenunan

G10. Ilustrasi proses weaving

Proses weaving ini adalah proses utama dari mengubah benang menjadi kain.

Untuk melewati proses ini, benang perlu dianyam hingga berbentuk anyaman kain.

Setelah itu, kita bisa menambahkan benang buatan ke dalam kain katun sehingga bisa

menghasilkan jenis kain katun yang berbeda kadar kapasnya.

4. Treatments atau perawatan

18
G11. Ilustrasi perawatan

Untuk meningkatkan kualitas kain, maka proses yang satu ini sangat penting, yaitu

proses treatments. Proses pada treatments ini dapat berupa penggosokan pada beberapa

area spesifik kain untuk dibersihkan. Selain itu, juga bisa dilakukan pemutihan, atau

penambahan warna pada kain. Ada juga industry yang melakukan pemutihan kapas

sebelum ditenun

5. Finnishing atau penyelesaian

G12. Ilustrasi mesin industri

19
Pada proses finishing atau penyelesaian ini dilalui dengan cara penambahan bahan

kimia dan bahan lainnya untuk menghasilkan kain yang lebih berkualitas dan dapat

terlindung dari paparan sinar UV atau matahari (Kapas, 2017).

2.6 Alat dan Bahan Pembuatan Batik

Benang kapas yang telah menjadi kain lalu dapat dijadikan kain batik,yang akan

kamin jelaskan dengan proses Lorodan. Berikut alat dan bahan dalam pembutan batik:

1. Kain Mori ataupun Kain Kapas

Kain mori merupakan bahan utama untuk membuat batik tulis, kain ini berasal dari

bahan kapas yang telah mengalami proses pemutihan dan memiliki klasifikasi khusus.

Kain yang bisa digunakan untuk bahan batik tentunya adalah kain yang mudah

menyerap zat-zat pewarna batik.

Kain mori primisima misalnya, merupakan salah satu jenis kain yang memiliki

kualitas tertinggi, meski daya serapnya kurang. Selain itu bisa juga menggunakan kain

mori berjenis prima yang memiliki kualitas sedang dengan benang yang sedikit kasar.

Untuk menghemat biaya bisa juga menggunakan kain mori biru yang merupakan kain

dengan kualitas rendah dengan tekstur kasar.

Selain tiga jenis kain mori tadi, untuk bahan batik tulis juga bisa menggunakan

kain Kain rayon, Kain Kapas, dan bisa juga menggunakan kain sutera.

20
G13. Ilustari kain kapas yang dilukis

2. Canting

Canting merupakan salah satu alat utama yang sudah kami terangkan di artikel “2

senjata legendaris batik tulis“, tanpa canting sebagai alat melukis motif, batik tulis

bukanlah batik tulis tradisional dan yang dibanggakan bangsa Indonesia.

Canting juga memiliki berbagai jenis, untuk lebih lengkapnya bisa di baca di

artikel “Macam-Macam Canting Batik dan Fungsinya“

G14. Canting

21
3. Malam atau Lilin Batik

Malam juga salah satu bahan utama pembuatan batik tulis hanya saja malam tidak

hanya di gunakan untuk membuat batik tulis tapi juga menjadi salah satu pembuatan

batik cap. Malam atau lilin batik ini secara garis besar berfugnsi untuk menutupi bagian

tertentu agar tidak terkena pewarna atau bisa juga disebut sebagai perintang, untuk

lebih lengkapnya tentang malam anda bisa baca di artikel “Malam atau Lilin Untuk

Membatik“.

G15. Lilin batik

4. Zat Pewarna

Untuk pembuatan batik terdapat dua jenis zat pewarna yang bisa dipakai, zat

pewarna alami dan sintetis/buatan, masing-masing memiliki kelebihan dan

kekurangan. Untuk industri batik saat ini sebagian pembatik lebih banyak

menggunakan zat pewarna sintetis karena lebih praktis, bahan mudah didapat, murah

dan terdapat banyak pilihan warna.

22
G16. Zat Pewarna

5. Wajan dan kompor kecil

Yang pasti wajan dan kompor kecil ini berfungsi untuk memanaskan atau

mencairkan malam/lilin bati

G17. Wajan

6. Gawangan

Kalau yang ini fungsinya untuk penyangga kain saat proses membatik

berlangsung. Gawangan batik ini bisa terbuat dari kayu ataupun bambu. Untuk para

juragan batik jaman dulu biasanya memiliki gawangan yang diberi motif hiasan pada

23
bagian atasnya. Biasanya berupa ukiran kayu yang membentuk motif tertentu seperti

naga ataupun motif lung-lungan (tumbuhan)

G18. Gawangan

7. Dingklik

G19. Dingklik

Dingklik merupakan kursi kecil terbuat dari kayu, plastik atau apapun sebagai

tempat duduk pengrajin. Biasanya memang proses menggambar batik tulis dilakukan

dengan cara duduk di bawah, tidak dilakukan dengan berdiri sebagaimana yang

dilakukan pengrajin saat membuat batik cap.

24
8. Bandul

G20. Bandul Bandul adalah alat pemberat yang digunakan untuk menahan

kain batik agar tidak mudah bergeser ketika sedang dilukis dengan malam.

Bandul ini bisa terbuat dari kayu, besi atau apapun yang bisa difungsikan

sebagai pemberat.

9. Taplak

G21. Taplak

Merupakan selembar kain yang digunakan sebagai alat untuk alas saat membatik.

Alas ini ditempatkan diantara paha dan kain batik agar tidak mengotori pembatik.

10. Meja kayu

25
G22. Meja kayu

Meja kayu sering difungsikan untuk meluruskan/meratakan permukaan kain

sebelum dibatik. Selain itu juga bisa digunakan untuk menggambar pola motif batik

diatas kain dengan menggunakan pensil.

2.6 Poses Pembuatan Batik

Berikut merupakan proses pembuatan batik (Susanto, 1973):

1. Pencucian mori.

Tahap pertama adalah pencucian kain mori untuk menghilangkan kanji,

dilanjutkan dengan pengloyoran (memasukkan kain ke minyak jarak/minyak

kacang dalam abu merang/londo agar kain menjadi lemas), dan daya serap

terhadap zat warna lebih tinggi. Agar susunan benang tetap baik, kain dikanji

kemudian dijemur, selanjutnya dilakukan pengeplongan (kain mori dipalu

untuk menghaluskan lapisan kain agar mudah dibatik).

2. Nyorek/mola.

Membuat pola di atas kain dengan cara meniru pola yang sudah ada

(ngeblat). Contoh pola biasanya dibuat di atas kertas dan kemudian dijiplak

26
sesuai pola di atas kain. Proses ini bisa dilakukan dengan membuat pola di atas

kain langsung dengan canthing maupun dengan menggunakan pensil. Agar

proses pewarnaan bisa berhasil dengan bagus atau tidak pecah, perlu

mengulang batikan di kain sebaliknya. Proses ini disebut gagangi.

3. Membatik/nyanting.

Menorehkan malam batik ke kain mori yang dimulai dengan nglowong

(menggambar garis luar pola dan isenisen). Di dalam proses isen-isen terdapat

istilah nyecek yaitu membuat isian di dalam pola yang sudah dibuat, misalnya

titiktitik. Ada pula istilah nruntum yang hampir sama dengan isenisen namun

lebih rumit. Lalu dilanjutkan dengan nembok (mengeblok bagian pola yang

tidak akan diwarnai atau akan diwarnai dengan warna yang lain).

4. Medel

Pencelupan kain yang sudah dibatik ke cairan warna secara berulang kali

hingga mendapatkan warna yang dikehendaki.

5. Ngerok dan nggirah.

Malam pada kain mori dikerok dengan lempengan logam dan dibilas

dengan air bersih, kemudian diangin-anginkan hingga kering.

6. Mbironi

Menutup warna biru dengan isen pola berupa cecek atau titik dengan malam.

7. Nyoga

Pencelupan kain untuk memberi warna coklat pada bagian-bagian yang

tidak ditutup malam.

8. Nglorot

27
Melepaskan malam dengan memasukkan kain ke dalam air mendidih

yang sudah dicampuri bahan untuk mempermudah lepasnya lilin. Kemudian

dibilas dengan air bersih dan diangin-anginkan.

Ada pula teknik pembuatan batik yang disebut teknik lorodan. Teknik lorodan

dilakukan dengan cara menghilangkan sebagian lilin pada tengah-tengah proses

dikerjakan dengan cara melorod,cara ini memiliki urutan proses sebagai berikut :

1. Pertama,kain kain dilukis serta disempurnakan dan diberi isen secara tulis

tangan.

2. Pekerjaan kedua kain di celup untuk memberi warna dasar yaitu warna

hitam,atau biru tua atau warna lainnya.

3. Kain dilorod untuk menghilangkan lilin batik yang melekat seluruhnya.maka

tampak gambar putih (bersifat global) di atas warna dasar.

4. Gambar putih yang bersifat global ini diolah kembali engan lukisan kuwasan

maupun dengan tulis tangan,berupa gari-garis,isen dan titik-titik,sedemikian

rupa menurut pengalaman dan daya kreasi bagin pembuat batik.

5. Kain di celup yang kedua kalinya,untuk memberi warna bagian permukaan

kain yang putih terbuka dengan warna soga atau warna lainnya.

6. Pekerjaan terakhir kain dilorod untuk menghilangkan lilin

seluruhnya,hasilonya ialah suatu lukisan atau gambaran dengan warna putih

dan warna soga atau warna lainya.

28
Hasil kain batik lukis atau batik modern yang di buat dengan cara lorodan akan

menghasilkan batas antara warna putih dan soga terlihat tegas,begitu pula batas antara

warna dasar dan gambar sebagian besar akan menghasilkan batas yang tegas.cara ini

cocok untuk lukisan atau corak yang banyak menggunakan isen garis garis kecil dan

cecek.

G23. Proses pelorodan kain Batik

Yang perlu diperhatikan adalah bahan yang digunakan untuk membantu dalam

proses pelorodan dalam hal ini adalah : kanji, soda ash dan watterglass

• Kanji

Hasil dari malam sisa lorod terpaksa harus membuang sebagian malam karena

sifatnya lengket dan mudah rekat dalam malam sisa.

• Soda ash

29
Meskipun tidak bercampur langsung (homogen dengan malam) tetapi laju

endapan rendah sehingga kita harus memotong malam bagian bawak(yang lebih kotor)

lebih banyak.

• Watterglass

Malam yang bercampur dengan watterglass lebih mudah resep ulang daripada

yang bercampur kanji dan soda ash. Dan tidak bisa bercampur dengan malam sisa.

2.8 Jenis Motif dan Makna Batik

Menurut Riyanto (1997), terdapat beberapa jenis motif batik tulis yang

populer digunakan, yaitu sebagai berikut (Robi'ah, 2017):

30
Gambar24. Jenis dan Makna Kain Batik

Jenis dan Makna Kain Batik

1. Cuwiri. Diharapkan pemakainya terlihat pantas dan dihormati.

31
2. Sidomukti. Diharapkan selalu dalam kecukupan dan kebahagiaan.

3. Kawung. Biasa dipakai raja dan keluarganya sebagai lambang keperkasaan

dan keadilan.

4. Pamiluto. Pamiluto berasal dari kata pulut, berarti perekat.

5. Parang Kusumo. Kusumo artinya bunga yang mekar, diharapkan pemakainya

terlihat indah.

6. Ceplok Kasatrian. Dipakai golongan menengah ke bawah, agar terlihat gagah.

7. Nitik Karawitan. Pemakainya orang yang bijaksana.

8. Truntum. Truntum artinya menuntun, diharapkan orang tua bisa menuntun

calon pengantin.

9. Ciptoning. Diharapkan pemakainya menjadi orang bijak, mampu memberi

petunjuk jalan yang benar.

10. Tambal. Ada kepercayaan bila orang sakit menggunakan kain ini sebagai

selimut, sakitnya cepat sembuh, karena tambal artinya menambah semangat

baru.

11. Slobog. Slobog bisa juga lobok atau longgar, kain ini biasa dipakai untuk

melayat.

12. Parang Rusak Barong. Parang menggambarkan senjata, kekuasaan. Ksatria

yang menggunakan motif batik ini bisa berlipat kekuatannya.

13. Udan Liris. Artinya udan gerimis, lambang kesuburan.

Berikut adalah kain batik hasil karya pembatik Indonesia (Robi'ah, 2017) :

32
2.9 Produk yang dihasilakan dari kain batik

33
Saat telah banyak produk-produk yang berasal dari kain batik. Berikut ini

merupakan produk-produk yang berasal dari kain batik:

1. Tas Batik

Gambar25. Tas batik

2. Dompet Batik

Gambar26. Dompet batik

34
3. Topi Batik

Gambar27. Topi batik

4. Sepatu Batik

Gambar28. Sepatu batik

5. Dress Batik

35
Gambar29. Dress batik

Saat ini batik telah dikembangkan kembali menjadi banyak produk yang

beragam dan memiliki nilai jual tinggi. Di atas adalah sebagian kecil contoh dari

produk-produk yang dihasilkan dari kain batik, terdapat banyak lagi produk yang

dihasilkan dari kain batik.

BAB 3

36
PENUTUPAN

2.1. Kesimpulan

Berdasarkan sejarahnya batik di Indonesia terkait erat dengan perkembangan

Kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Pulau Jawa. Batik mulai dikenal

secara khusus di pulau Jawa setelah akhir abad ke-18 atau awal abad ke-19.Batik

sendiri memiliki beberapa jenis diantaranya batik tulis, batik printing, batik kombinasi

dan batik cap.

Industri batik di Indonesia pun berkembang pesat di Indonesia terdapat tiga

perusahaan batik besar, tiga perusahaan tersebut terletak di Pekalongan, Jogja dan Solo.

Setiap batik di daerah memiliki sejarah, asal-usul, ragam motif dan ciri khas masing-

masing.

Proses pembuatan kain sendiri meliputi blowing, carding, combing, drawing,

roving, ring spinning, dan winding. Ada pula proses dan cara pembuatan kain benang

kapas hingga menjadi kain katun, proses tersebut meliputi, ginning atau penjeratan,

spinning atau pemintalan, weaving atau penenunan, treatments atau perawatan dan

finishing atau penyelesaian.

Setelah kain selesai dibuat selanjutnya kain itu diproses kembali hingga menjadi

batik. Namun sebelum menjadi batik ada alat dan bahan yang perlu disiapkan. Alat dan

bahan tersebut adalah kain mori atau kain kapas, canting, malam atau lilin batik, zat

pewarna, wajan dan kompor kecil, gawang, dingklik, bandul, taplak, dan meja kayu.

Selanjutnya proses pembuatan batik itu sendiri meliputi pencucian mori, nyorek/mola,

37
membatik, medel, ngerok dan nggirah, mbironi, nyoga, dan terakhir nglorot. Ada pula

teknik pembuatan batik yang disebut dengan teknik lorodan. Hasil kain batik lukis atau

batik modern yang di buat dengan cara lorodan akan menghasilkan batas antara warna

putih dan soga terlihat tegas,begitu pula batas antara warna dasar dan gambar sebagian

besar akan menghasilkan batas yang tegas.

1.2. Saran

Kain batik merupakan salah satu kebudayaan di Indonesia. Sebagai kebudayaan

kain batik perlu tetap dilestarikan keberadaannya. Untuk penulis makalah selanjutnya

diharapkan dapat lebih menuliskan teknik lain pembuatan kain batik beserta contoh

gambarnya dapat disertai juga proses pewarnaan kain.

38
DAFTAR PUSTAKA

Kapas, J. (2017, Agustus 29). MENGENAL TAHAPAN PROSES PEMINTALAN


SERAT STAPEL. Retrieved from Jala Kapas:
http://www.jalakapas.com/?p=378
Riadi, M. (2019, Januari 2). Pengertian, Jenis, Motif dan Proses Pembuatan Batik .
Retrieved from KajianPustaka.com:
https://www.kajianpustaka.com/2019/01/pengertian-jenis-motif-dan-proses-
pembuatan-batik.html
Robi'ah, B. (2017). Tiga Industri Batik Terbesar di Indonesia. Jakarta: Universitas
Indonesia.
Semarang, U. M. (2011). Batik. Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang.
Susanto, S. (1973). Seni Kerajinan Batik Indonesia. Yogyakarta: Balai Penelitian
Batik dan Kerajinan.

39

Anda mungkin juga menyukai