Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An L DENGAN DIAGNOSA MEDIS

GASTROENTRITIS DI RSUD KRMT WONGSONEGORO


RUANG NAKULA 4

Disusun untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keperawatan Anak


Dosen Pembimbing: Ns. Elsa Naviati, M.Kep, Sp. Kep. An
Pembimbing Klinik: Ns. Indah Noer Farida, S.Kep

Disusun oleh:
Yuli Alifiana Rahmah
22020116120030
A.16-2

DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
BAB I

1. LATAR BELAKANG
Penyakit diare sering disebut Gastroenteritis masih merupakan salah
satu masalah kesehatan utama dari masyarakat di Indonesia. Data survey tahun
2002 menunjukkan angka kesakitannya adalah sekitar 200-400 kejadian diare
diantara 1000 penduduk setiap tahunnya. Dengan demikian di Indonesia dapat
ditemukan penderita diare sekitar 60 juta kejadian setiap tahunnya, sebagian
besar (70-80%) dari penderita ini adalah anak dibawah 5 th (±40 juta kejadian).
Kelompok ini setiap tahunnya mengalami lebih dari satu kejadian diare
(Suharyono dkk., 1994). Di Indonesia, diare akut masih merupakan penyebab
kesakitan dan kematian yang penting pada anak. Di seluruh dunia diperkirakan
diare menyebabkan 1 billiun episode dengan angka kematian sekitar 3-5 miliyar
setahunnya. Pada tahun 1995 Depkes RI memperkirakan terjadi episode diare
sekitar 1,3 miliyar dan kematian pada anak balita sekitar 1,3 miliyar dan
kematian pada anak balita sebanyak 3,2 juta setiap tahunnya.1
Gastroenteritis menjadi lebih serius pada orang yang kurang gizi sebab
dapat memperburuk keadaan kurang gizi yang telah ada. Selama diare zat gizi
hilang dari tubuh, orang bisa tidak lapar dan ibu mungkin tidak memberi makan
pada anak yang menderita diare. Beberapa ibu mungkin menunda pemberian
makanan pada bayinya selama beberapa hari, walaupun diare telah membaik
(Andrianto, 1995). Kematian akibat gastroenteritis biasanya bukan karena
adanya infeksi dari bakteri atau virus tetapi karena terjadi dehidrasi, dimana
pada diare yang hebat anak akan mengalami buang air besar dalam bentuk cair
beberapa kali dalam sehari dan sering disertai dengan muntah, panas, bahkan
kejang. Oleh karena itu, tubuh akan kehilangan banyak air dan garam–garam
sehingga dapat mengakibatkan dehidrasi, asidosis, hipoglikemis, yang tidak
jarang akan berakhir dengan shock dan kematian. Pada bayi dan anak- anak
kondisi ini lebih berbahaya karena cadangan intrasel dalam tubuh mereka kecil
dan cairan ekstra selnya lebih mudah dilepaskan jika dibandingkan oleh orang
dewasa.1
Berdasarkan latar belakang tersebut sebagai mahasiwa perlu adanya
peningkatan ilmu pengetahuan dalam bidang peningkatan kesehatan anak
dengan gastroentritis. Untuk itu, pada laporan ini, penulis menyusun tinjauan
teori terkait materi gastroentritis dan asuhan keperawatan yang dapat diberikan
kepada anak dengan gastroenteritis.

2. TUJUAN

Tujuan dari laporan asuhan keperawatan ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui pengertian gastroentritis


b. Untuk mengetahui etiologi gastroentritis
c. Untuk mengetahui manifestasi klinis gastroentritis
d. Untuk mengetahui patofisiologi gastroentritis
e. Untuk mengetahui penatalaksanaan gastroentritis
f. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik gastroentritis
g. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada kasus gastroentritis
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, analisa data, rumusan masalah,
perencanaan, dan implementasi pada klien dengan diagnosa medis gastroenteritis
sudah dilakukan intervensi sesuai dengan yang telah ditetapkan. Terdapat tiga
masalah yang diambil yaitu perfusi perifer tidak efektif, hipertermi, dan nyeri akut.
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, perfusi perifer tidak efektif teratasi
sebagian. Hemoglobin anak sudah meningkat, akan tetapi masih belum memenuhi
batas normal. Pada masalah hipertermi, anak mengalami ketidakseimbangan
termoregulasi, sehingga terkadang masih panas. Masalah hipertermi berhubungan
denganpenyakit sudah teratasi pada hari itu. Akan tetapi tetap perlu adanya monitor
TTV, terutama suhu anak. Pada masalah nyeri akut, anak sudah tidak merasakan
nyeri lagi di perutnya, muntah dan diarenya juga sudah berkurang menjadi 1 kali
dalam sehari. Pada diagnosa keperawatan yang belum terselesaikan, perlu adanya
intervensi lanjutan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami pasien.
B. SARAN
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat diharuskan memberikan
intervensi secara tepat. Sehingga keadaan anak A dapat berkembang lebih baik.
Sebaiknya asuhan keperawatan ini dapat menambah wawasan bagi penulis dan
pembaca, sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan secara professional.
Asuhan keperawatan ini masih banyak kekurangan dalam hal penulisan
maupun isi. Oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritik demi
kesempurnaan penyusunan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

1. Muhammadiyah PKU, Januari S, Tahun J. ( Gea ) Pada Pasien Pediatri Di


Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Skripsi Mega Nurmasari Fakultas Farmasi.
2010;

2. Akupresur P, Titik P, St PDAN, Syarif H. MENURUNKAN MUAL


MUNTAH AKIBAT KEMOTERAPI PADA PASIEN KARSINOMA
NASOFARING Accupressure Application In P 6 And ST 36 To Decrease
Nausea And Vomit Of Chemotherapy Effect With Patient With Nasopharyng
Carcinoma.
2

Anda mungkin juga menyukai