Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“ICE BREAKING”

Oleh:

Kelompok 1

Hasmawati 1744041040

St. Rahmayanti 1744041019

Yuliana 1744040025

Akmal Hak 1744041004

Kelas: A

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2020
A. Pengertian Icebreaking

Ice Breaking adalah suatu kegiatan kecil untuk mengalihkan situasi dari
yang tegang, membosankan, membuat ngantuk, dan menjenuhkan menjadi rileks,
bersemangat, tidak membuat mengantuk, serta ada perhatian dan rasa senang
untuk mendengarkan atau melihat orang yang berbicara di depan kelas atau
ruangan tertentu.

Menurut Sunarto (2012:21) Icebreaking merupakan permainan atau


kegiatan yang berfungsi untuk mengubah suasana kebekuan dalam kelompok.
Menurut Soenarto (2005:27) Icebreaking merupakan peralihan situasi dari yang
membosankan, membuat mengantuk, menjenuhkan, dan tegang menjadi rileks,
bersemangat, tidak membuat mengantuk, serta ada perhatian dan ada rasa senang
untuk mendengarkan atau melihat orang yang berbicara didepan kelas.
Menurut Syam Mahfud (2010) Icebreaking adalah suatu aktivitas kecil
dalam suatu acara yang bertujuan agar peserta mengenal peserta lain dan merasa
nyaman dengan lingkungan barunya.
B. Tujuan Icebreaking
Menurut Sunarto (2012: 43) tujuan dilaksanakan icebreaking adalah yaitu;
1. Terciptanya kondisi-kondisi yang equal (setarap) antara sesama peserta didik
dalam kegiatan pembelajaran.
2. Menghilangkan sekat-sekat pembatas di antara peserta didik, sehingga tidak
ada lagi anggapan si anu pintar, si anu bodoh, si anu kaya, si anu bos dan lain
sebagainya, yang ada hanyalah kesamaan kesempatan untuk maju.
3. Terciptanya kondisi yang dinamis dan kondusif di antara peserta didik.
4. Menimbulkan motivasi antara sesama peserta didik untuk melakukan
pembelajaran. Sesuai dengan namanya, ice breaking dibuat untuk
“memecahkan situasi” yang digunakan pada pembelajaran yang berlangsung
disekolah.
Adapun tujuan diharapkan dengan penggunaan ice breaking ini adalah:
1. Terciptanya kondisi-kondisi yang setara antara sesama peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran di kelas atau ruangan tertentu.
2. Menghilangkan sekat-sekat pembatas diantara peserta didik, sehingga tidak
ada lagi anggapan si polan pintar, si polan bodoh, si polan kaya, si polan
cantik, si polan tampan dan lain sebagainya, yang ada hanyalah kesamaan
kesempatan untuk berprestasi.
3. Terciptanya kondisi yang dinamis diantara peserta didik.
4. Menimbulakan semangat atau motivasi antara sesama peserta untuk
mengikuti kegiatan yang berlangsung sampai selesai.
C. Metode-Metode dan Waktu
Banyak metode yang dapat dilakukan dalam ice breaking ini, diantaranya:
1. Metode Ceramah, guru melakukan terlebih dahulu ceramah pembuka.
2. Metode Studi Kasus, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk ikut andil memecahkan persoalan-persoalan praktis.
Tujuannya adalah:
a. Untuk melihat potensi awal yang dimiliki masing-masing peserta didik
baik dari segi afektif, kognitif, maupun psikomotornya.
b. Membiasakan peserta didik untuk berinteraksi dengan kelompoknya yang
baru, dengan bertanya, menanggapi, atau mengamati peserta didik lain.
c. Memberikan pengertian bahwa sejak hari itu mereka akan menjadi
sebuah keluarga sampai kapanpun.
3. Metode Simulasi Permainan, metode ini merupakan metode yang paling
mudah dilakukan, guru mempersiapkan beberapa permainan yang bertujuan
untuk memecah kebekuan (ice breaking games) peserta didik.
Tujuan simulasi ini adalah:
a. Terciptanya keakraban diantara peserta didik.
b. Masing-masing peserta didik dapat menghafal nama dan beberapa
identitas penting peserta didik lainnya.
c. Tertanamnya anggapan bahwa mereka adalah satu kesastuan “bila sakit
satu sakit, yang lain akan ikut merasakan”.

Untuk waktu melakukan ice breaking dalam proses kegiatan pembelajaran di


kelas atau ruang tertentu bisa dilakukan pada:
1. Diawal pertemuan ketika dimulai kegiatan.
2. Dipertengahan ketika kegiatan mulai melemah.
3. Diakhir sebagai wujut kebersamaan dalam kelas belajar atau kelompok.
D. Macam-Macam Ice Breaking

Ice breaking dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:

1. Ice Breaking Tanpa Media


Hal ini dilakukan untuk mencairkan kebekuan, kejenuhan hanya
menggunakan anggota tubuh, dengan kata lain tidak menggunkan media di
luar anggota tubuh. Contohnya:
a. Ice Breaking Pembuka Materi: sapa dan sapaan, yel-yel, aneka tepuk
konsentrasi, guru berkata, tepuk berima, dsb.
b. Ice Breaking Permainan: lompat benar-salah, tepuk badak-badut,
bentuk formasi, game konsentrasi, dsb.
c. Ice Breaking Gerak Anggota Badan: senam otak kiri dan otak kanan,
senam angka, senam lima jari, dan lain sebagainya.
2. Ice Breaking dengan Media
Usaha untuk mencairkan kebekuan, kejenuhan dengan menggunakan
media apa saja sehingga permainan menjadi lebih hidup, contohnya:
a. Ice Breaking Kreativitas: menggambar titik, membuat kalung, memberi titik,
dsb.
b. Ice Breaking Multimedia: gambar inspiratif, tebak bersinambungan, tebak
logika, tebak humor.
c. Ice Breaking Menyanyi.
E. Hal-Hal yang Harus diperhatikan Saat Ice Breaking
1. Seorang guru BK haruslah mempunyai naluri (feeling) khusus yang kuat
ketika melakukan proses ice breaking. Ia harus tahu saat peserta didik sudah
melebur (kondusif) atau belum dan masih harus dileburkan. Ketika peserta
didik belum kondusif namun ice breaking sudah dihentikan, hal ini akan
menyusahkan sewaktu penyajian materi berikutkannya.
2. Saat melakukan ice breaking, seorang guru BK harus suda dapat mendeteksi,
(minimal beberapa orang dari peserta didik sudah masuk dalam memorinya)
tentang potensi awal, sikap dan karakteristik spesial seorang peserta didik.
3. Waktu yang disediakan untuk melakukan ice breaking sangat kondisional,
tergantung kepada tingkat kondisi semangat atau keleburan peserta didik.
4. Guru BK dapat menggunakan media (computer, laptop, LCD, dan lain
sebagainya) yang dapat membantu pelaksanan ice breaking lebih menarik dan
efektik.
5. Menimbulkan kesan positif, seorang guru BK haruslah dipandang oleh
peserta didik dalam pandangan yanag positif, baik dari segi pendapat, sikap,
sifat dan interaksinya dengan peserta didik, karena tidak menutup
kemungkinan nanti seorang guru BK akan menjadi tempat untuk konseling.
F. Syarat-syarat Ice Breaking
Penerapan ice breaking di dalam kegiatan pembelajaran memiliki syarat-
syarat tertentu. Chatib menyebutkan syarat-syarat ice breaking di dalam kelas
yang berfungsi untuk mengembalikan semangat belajar siswa, yaitu:
1. Ice breaking dilakukan dalam waktu yang singkat, penerapan ice breaking
tidak boleh mengganggu waktu pembelajaran
2. Ice breaking diikuti oleh semua siswa di dalam kelas (kolosal). Hindari ice
breaking yang mengikutsertakan beberapa siswa saja, semua siswa harus
berpartisipasi di dalam kegiatan ice breaking
3. Guru menjelaskan dengan singkat maksud dari ice breaking yang dilakukan
4. Apabila siswa sudah terlihat senang dan segar kembali, segera lanjutkan ke
materi pembelajaran (Chatib, 2011, hal. 100).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ice breaking hanya


dilakukan dalam waktu yang singkat dan fleksibel sesuai kebutuhan, selain itu
seluruh siswa harus terlibat dalam aktivitas ice breaking yang sedang berlangsung
di dalam kelas.

G. Prinsip-prinsip Penggunaan Ice Breaking Dalam Pembelajaran


Ice breaking dalam kegiatan pembelajaran harus dilakukan berdasarkan
pada prinsip penggunaanya. Terdapat tujuh prinsip penggunaan ice breaking
dalam pembelajaran menurut Sunarto, yaitu:
1. Efektivitas, jenis ice breaking yang digunakan dalam proses pembelajaran
haruslah relevan dengan tujuan pembelajaran. Misalnya jenis ice breaking
gerak badan tidak sesuai apabila jumlah siswa terlalu banyak dan ruang kelas
yang sempit
2. Memotivasi, tujuan utama ice breaking adalah untuk meningkatkan motivasi
siswa dalam mengikuti proses belajar-mengajar. Melalui ice breaking, siswa
yang sebelumnya tidak berminat untuk mengikuti pembelajaran menjadi
bersemangat, dan siswa yang sudah jenuh mengikuti proses pembelajaran
dapat kembali bersemangat sebagaimana saat awal pembelajaran
3. Sinkronized, ice breaking adalah bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh
proses pembelajaran. Ice breaking yang dipilih akan lebih baik apabila sesuai
dengan materi dan tujuan pembelajaran
4. Tidak berlebihan, penggunaan ice breaking yang berlebihan akan
menghilangkan esensi dari tujuan pembelajaran itu sendiri, selain itu penting
untuk memperhatikan ketersediaan waktu/jam pelajaran
5. Tepat situasi, Ice breaking harus dilakukan pada situasi yang tepat. Apabila
dilaksanakan secara sembarangan dikhawatirkan akan merusak situasi belajar
yang sudah kondusif
6. Tidak mengandung unsur SARA, ice breaking yang digunakan hendaknya
yang mengandung nilai positif terhadap rasa persatuan dan kesatuan. Hal-hal
yang mengandung unsur SARA harus dihindari, sekalipun hal tersebut hanya
sebagai lelucon
7. Tidak mengandung unsur pornografi, guru harus pandai memilih jenis ice
breaking yang edukatif, sopan dan tidak mengandung unsur pornografi
(Sunarto, 2012, hal. 105-107).

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada tujuh prinsip


penggunaan ice breaking sebagai acuan agar ketika diterapkan di proses
pembelajaran bisa tepat sasaran dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Pada
penelitian ini, peneliti akan mengembangkan variasi ice breaking berdasarkan
pada prinsip-prinsip penggunaan ice breaking tersebut, salah satunya adalah
prinsip sinkronized yang menyebutkan bahwa ice breaking akan lebih baik apabila
disesuaikan dengan materi pembelajaran.

H. Kelebihan dan Kelemahan Icebreaking


Menurut Sunarto (2012:80) dalam model pembelajaran pasti ada namanya
kekurangan dan kelebihannya masing-masing, termasuk Icebreaking ini :
1. Kelebihan dari Icebreaking
a. Membuat waktu terasa cepat
b. Membawa dampak menyenangkan dalam pembelajaran
c. Dapat digunakan secara spontan
d. Membuat suasana menjadi menyatu dan kompak
e. Kelemahan dari Icebreaking ini adalah penerapan disesuaikan dengan kondisi
tempat masing-masing.
I. Manfaat dan Kegunaan Ice Breaking dalam pembelajaran
Penerapan ice breaking dalam kegiatan pembelajaran memungkinkan guru
untuk membuat siswa siap untuk belajar dan untuk membangun momentum
pembelajaran. Manfaat dan kegunaan ice breaking menurut Setyawan adalah
sebagai berikut:
1. Memusatkan perhatian siswa setelah mengikuti pelajaran lain agar siswa
konsentrasi dengan pembelajaran yang sedang berlangsung
2. Membangun motivasi belajar siswa agar semakin bersemangat untuk
melanjutkan pelajaran dan melakukan tugas (Setyawan, 2013, hal. 10)

Dari pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa ice breaking


merupakan suatu strategi yang dapat digunakan untuk mengembalikan konsentrasi
belajar dan memotivasi siswa agar tercapainya tujuan pembelajaran.
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2020/2021

A Komponen Layanan Dasar


B Bidang Layanan Pribadi
C Topik / Tema Melatih konsentrasi
Layanan
D Fungsi Layanan Pengembangan
E Tujuan Umum Peserta didik/konseli mampu melatih konsentrasi

F Tujuan Khusus Peserta didik/konseli dapat melatih konsentrasi


dengan menggunakan ice breaking

G Sasaran Layanan Kelas VIII


H Materi Layanan Pemberian Ice breaking
I Waktu 45 Menit
J Sumber Materi Youtube
K Metode/Teknik diskusi kelompok
L Media / Alat LCD
M Pelaksanaan
1. Tahap Awal /Pedahuluan
a. Pernyataan Tujuan 1. Guru BK/Konselor membuka dengan salam dan
berdoa
2. Membina hubungan baik dengan peserta didik
(menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya)
3. Menyampaikan tujuan-tujuan khusus yang akan
dicapai
b. Penjelasan tentang 1. Memberikan langkah-langkah kegiatan, tugas dan
langkah-langkah tanggung jawab peserta didik
kegiatan 2. Kontrak layanan (kesepakatan layanan), hari ini
kita akan melakukan kegiatan selama 1 jam
pelayanan, kita sepakat akan melakukan dengan
baik.
c. Mengarahkan Guru BK/Konselor menjelaskan langkah-langkah ice
kegiatan breaking yang akan dilakukan
(konsolidasi)
d. Tahap peralihan Guru BK/Konselor menanyakan kesiapan peserta
( Transisi) didik melaksanakan kegiatan, dan memulai ke tahap
inti
2. Tahap Inti
a. Kegiatan 1. Melakukan ice breaking pertama yang telah
peserta didik dijelaskan oleh konselor.
2. Setelah ice breaking pertam, kedua dilanjutkan ice
breaking selanjutnya sampai pada ice breaking
yang terakhir.
b. Kegiatan Guru 1. Memberikan ice breaking yang mampu melatih
BK/Konselor konsentrasi peserta didik
2. Memperhatikan peserta didik yang mampu dan
tidak dalam melakukan ice breaking yang
dilaksanakan
3. Tahap Penutup 1. Peserta didik diberi konsekoensi membuat ice
breaking, karena tidak mampu fokus pada ice
breaking sebelumnya
2. Guru BK menutup kegiatan layanan dengan
mengajak peserta didik bersyukur/berdoa dan
mengakhiri dengan salam
N Evaluasi
1. Evaluasi Proses Guru BK atau konselor melakukan evaluasi dengan
memperhatikan proses yang terjadi :
1. Mengamati sikap atau atusias peserta didik dalam
mengikuti kegiatan
2. Mengamati tingkat konsentasi peseta didik

2. Evaluasi Hasil Evaluasi dengan instrumen yang sudah disiapkan,


antara lain :
1. Evaluasi tentang suasana pertemuan dengan
instrumen: menyenangkan/kurang
menyenangkan/tidak menyenangkan.
2. Evaluasi terhadap kegiatan yang diikuti :
menarik/kurang menarik/tidak menarik untuk
diikuti

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Video
Makassar, 11
Januari 2020
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru BK

Drs. Rahmayanti Hasmawati


LANGKAH- LANGKAH PELAKSANAAN ICE BREAKING
Ice breaking yang akan dilaksanakan ada 3 secara bertahap, ice breaking yang
pertama yaitu:
1. Ice breaking Berhitung, bersin, bernafas, dan menguap
Langkah-langkah :
Jadi pada ice breaking yang pertama semua peserta didik akan diberikan
arahan oleh konselor untuk melakukan ice breaking berhitung, bersin,
bernafas, dan menguap dengan cara konselor menunjuk secara acak dan
yang tidak berhasil atau tidak fokus pada saat pemberian ice breaking akan
dipisahkan dengan yang fokus pada kegiatan tersebut.
2. Ice breaking gerakan tangan
Langkah-langkah :
Pada ice breaking selanjutnya yang melakukan adalah peserta didik yang
tidak fokus pada ice breaking sebelumnya, kemudian pada ice breaking
tersebut dipisahkan lagi antara yang fokus dan tidak fokus. Cara
pelaksanaan ice breaking ini adalah melatih otak kiri dan otak kanan
melalui gerakan tangan.
3. Ice breaking Tik-Tok
Ice breaking Tik-Tok adalah ice breaking yang terakhir, konselor akan
menampilkan video tik-tok yang dianggap mampu melatih konsentrasi dan
konsekuensi bagi peserta didik yang tidak berhasil fokus pada ice breaking
tersebut dianggap gagal fokus dan mendapat tugas membuat ice breaking
yang dapat melatih konsentrasi selama 5 menit.
DAFTAR PUSTAKA

Indrawati, M. 2019. Efektivitas Teknik Ice Breaking Dalam Layanan Bimbingan


Kelompok Untuk Meningkatkan Konsentrasi Belajar Siswa Di Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Tambang. SKRIPSI. Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Isnaini, B. B. S. 2018. Penerapan Icebreaking dalam Meningkatkan Motivasi


Belajar Siswa Pada Pembelajaran Sosiologi di X Iis 3 Sman 1 Pundong.
Jurnal Pendidikan Sosiologi 2

Setiowati, J. A. 2019. Pengembangan Buku Variasi Ice Breaking Untuk


Pembelajaran Bahasa Perancis Sma Kelas X. SKRIPSI. Universitas Negeri
Semarang: Fakultas Bahasa Dan Seni

Anda mungkin juga menyukai