Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ETIKA PROFESI

PRINSIP ETIKA DAN NORMA

Dosen : Dr.Ir.I Komang Agusjaya M,M.Kes

Oleh :

Ni Putu Rima Apriliani P07131217079

DIPLOMA IV B SEMESTER V

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI
2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Rasa syukur penyusun haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang
karena atas kemurahan beliaulah akhirnya penyusun dapat menyelesaikan sebuah makalah yang
mengambil judul “Prinsip Etika Dan Norma”.
Dalam kesempatan yang berbahagia ini, penyusun mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada Bapak Anak Agung Ngurah Kusumajaya, SP.,MPH. selaku Direktur
Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar, Bapak Dr.Ir.I Komang Agusjaya M,M.Kes selaku
Dosen Etika Profesi Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar, rekan-rekan penyusun di kelas,
keluarga penyusun, serta semua pihak yang telah membantu dan memberikan bimbingan
sehingga penyusun dapat merasa terus termotivasi untuk melangkah lebih maju.
Penyusun begitu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penyusun harapkan demi kemajuan
penyusun untuk ke depannya. Bila ada hal-hal yang kurang berkenan terhadap isi permasalahan
dalam makalah ini penyusun memohon maaf yang sebesar-besarnya. Atas perhatian pembaca,
penyusun mengucapkan terima kasih.

Denpasar, 7 Agustus 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………… 1

KATA PENGANTAR…………………………………………………. 2

DAFTAR ISI……………………………………………………………. 3

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………… 4

1.1 Latar belakang………………………………………………………. 4

1.2 Rumusan masalah…………………………………………………… 4

1.3 Tujuan………………………………………………………………. 4

1.4 Manfaat…………………………………………………………….. 5

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………… 6

2.1 Pengertian etika dan norma…………………………………………. 6

2.2 Prinsip - prinsip etika dan norma dalam pelayanan gizi…………….. 9

2.3 Prinsip - prinsip etika dan norma dalam berpenampilan …………… 10

BAB III PENUTUP…………………………………………………… 15

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………. 15

3.2 Saran……………………………………………………………….. 15

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………… 16

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan adanya persaingan pada berbagai aspek,
diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi agar mampu bersaing dengan
negara lain. Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena secara langsung berpengaruh
terhadap kualitas SDM di suatu negara. Untuk itu diperlukan upaya perbaikan gizi yang
bertujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakat melalui upaya perbaikan gizi dalam
keluarga maupun pelayanan gizi pada individu yang karena suatu hal mereka harus tinggal di
suatu institusi kesehatan, diantaranya rumah sakit (Depkes RI, 2005).

Gizi sebagai modal dasar dan investasi, berperan penting memutus ‘lingkaran setan ‘
kemiskinan dan kurang gizi, sebagai upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM).
Beberapa da,apk buruk kurang gizi : Rendahnya produktivitas kerja, kehilangan kesempatan
sekolah, dan kehilangan sumberdaya karena biaya kesehatan yang tinggi. Upaya peningkaan
SDM diatur dalam UUD 1945 pasal 28 H ayat (1), yang menyatakan bahwa setiap individu
berhak hidup sejahtera, dan pelayanan kesehatan adalah salah satu hak asasi manusia (Bappenas,
2011).

Untuk lebih mendalami mengenai dunia kerja, perlu lebih mendalami topik-topik yang
berkaitan dengan peningkatan kualitas diri pribadi sebagai seorang pekerja maupun sebagai
sebagai seorang profesional. Terutama lebih ditekankan untuk menghayati prinsip-prinsip ethos
kerja, menggunakan atau mengelola waku dengan baik dan efisien, melaksanakan kewajiban-
kewajiban pokok sebagai karyawan maupun majikan, menghayati budaya organisasi atau
perusahaan, meningkatkan mutu pelayanan di tempat kerja, dan meningkatkan profesionalitas
kerja sebagai jawaban atas berbagai perubahan yang ada di masyarakat, yang telah membawa
dampak pada tingginya tuntutan dalam dunia kerja atau profesi.

2.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian etika dan norma?

2. Bagaimana prinsip - prinsip etika dan norma dalam pelayanan gizi?

3. Bagaimana prinsip - prinsip etika dan norma dalam berpenampilan?

2.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui dapat memahami pengertian etika dan norma

2. Untuk mengetahui dapat memahami prinsip - prinsip etika dan norma dalam pelayanan gizi

3. Untuk mengetahui dapat memahami prinsip - prinsip etika dan norma dalam berpenampilan

4
2.4 Manfaat

1. Agar mahasiswa dapat memahami pengertian etika dan norma

2. Agar mahasiswa dapat memahami prinsip - prinsip etika dan norma dalam pelayanan gizi

3. Agar mahasiswa dapat memahami prinsip - prinsip etika dan norma dalam berpenampilan

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika dan Norma


A. Pengertian Etika
Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti
hati nurani ataupun perikelakuan yang pantas (atau yang diharapkan). Secara sederhana hal itu
kemudian diartikan sebagai ajaran tentang perikelakuan yang didasarkan pada perbandingan
mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk.
Menurut para ahli, etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam
pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan
etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti norma-norma,
nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, seperti yang
dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini:
· Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam
berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
· Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku
perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
· Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai
dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.
Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi
manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu
berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam
menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu untuk mengambil keputusan tentang
tindakan apa yang perlu di lakukan dan yang perlu di pahami bersama bahwa etika ini dapat
diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan.

Macam-Macam Etika :
 Etika dibedakan menjadi :
a. Etika umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak
secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-
prinsip moral dasar yang menjdai pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak
ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat di analogkan
dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.
b. Etika khusus, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan
yang khusus.
c. Etika individual Etika individual menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap diri
sendiri

6
d. Etika social mengenai kewajiban sikap dan pola perilaku manusia sebagai anggota
masyarakat. Etika sosial menyangkut hubungan manusia dengan manusia baik secara
perseorangan dan langsung atau bersama-sama dalam bentuk kelembagaan, sikap kritis
terhadap dunia dan ideologi, dan tanggung jawab manusia terhadap lainnya.

B. Pengertian Norma
Bahasa latin norma berarti “siku-siku” (yang dipakai untuk mengukur), aturan dan
pedoman dasar. Kata sifatnya adalah normalis yang berarti menyelaraskan dengan ukuran. Jika
di artikan lebih luas pengertian norma adalah aturan-aturan yang berlaku dalam masyarakat baik
tertulis maupun tidak tertulis yang disertai dengan sanksi atau ancaman bagi pelanggarnya.
Pada mulanya norma berbentuk secara tidak terencana. Pada saat itu, norma hanya sebagai
konsekuensi hidup bersama. Aturan atau norma ini hanya berupa perintah lisan dari orang yang
lebih tua atau orang yang dituakan. Lama-kelamaan perintah lisan tersebut berkembang menjadi
aturan atau norma tertulis yang sengaja dibuat agar lebih muda dipelajari dan tidak mudah untuk
berubah-ubah.
Dalam kehidupan bermasyarakat selalu terdapat aturan, kaidah atau norma, baik yang
berupa suatu keharusan, anjuran atau larangan. Kaidah atau norma yang ada di masyarakat ini
merupakan aplikasi atau perwujudan dari nilai-nilai yang di anut oleh masyarakat tersebut.
Norma atau kaidah sangat diperlukan oleh masyarakat dalam mengatur hubungan antar
anggota masyarakat. Norma menjadi panduan, tatanan dan pengendalian tingkah laku warga.
Norma juga menjadi criteria bagi masyarakat untuk mendukung atau menolak perilaku
seseorang. Oleh Karena itu, pola kelakuan yang telah sesuai dengan norma selalu mengandung
unsur pembelaan.
Pada dasarnya anggota masyarakat mengetahui, mengerti dan menghargai adanya norma
yang ada di masyarakat yang harus di patuhi. Namun, dalam pelaksanaannya selalu ada
penyimpangan-penyimpangan dengan berbagai alasan.

Tingkatan dan Jenis-Jenis Norma Dalam Masyarakat :


A. Tata Cara (Usage)
Adalah norma yang paling lemah daya pengikatnya atau norma dengan sanksi yang
sangat ringan terhadap pelanggarnya karena orang yang melanggar hanya mendapatkan sanksi
dari masyarakat berupa cemoohan atau ejekan saja. Cara atau usage menunjuk pada suatu
perbuatan yang berkaitan dengan hubungan antarindividu dalam masyarakat.
B. Kebiasaan (Folkways)
Adalah suatu aturan dengan kekuatan mengikat yang lebih kuat daripada usage, karena
kebiasaan merupakan perbuatan yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi bukti bahwa
orang yang melakukannya menyukai dan menyadari perbuatannya.

7
C. Tata kelakuan (Mores)
Adalah aturan yang sudah diterima masyarakat dan dijadikan alat pengawas atau kontrol
secara sadar atau tidak sadar, oleh masyarakat kepada anggota-anggotanya. Pelanggaran terhadap
kelakuan akan diberi sanksi berat seperti diarak di depan umum atau bahkan dirajam.
D. Adat Istiadat (Custom)
Adalah norma yang tidak tertulis namun sangat kuat mengikat sehingga angota-anggota
masyarakat yang melanggar adat istiadat akan mendapat sanksi keras yang secara langsung
dikenakan kepada pelanggar adat istiadat tersebut.
E. Hukum (Law)
Adalah norma-norma yang dirumuskan dan diwajibkan secara jelas dan tegas serta
berlaku bagi semua masyarakat. Hukum merupakan norma yang tertulis dan dibukukan serta
diberlakukan secara resmi dalam bentuk kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Pelanggaran
terhadap norma hukum dikenakan hukuman yang tegas sesuai peraturan hukum yang berlaku.

Macam-Macam Norma :
1. Norma Kesopanan
Adalah norma yang berpangkal dari tingkah laku yang berlaku di masyarakat seperti cara
berpakaian, cara bersikap, bergaul dan berbicara. Norma ini bersikap relatif artinya
penerapannya berbeda di berbagai tempat, lingkungan dan waktu.
2. Norma Hukum
Adalah himpunan petunjuk hidup atau perintah dan larangan yang mengatur tata tertib
dalam suatu masyarakat (negara). Sanksi norma hukum bersifat mengikat dan memaksa.
3. Norma Agama
Adalah suatu norma yang berdasarkan ajaran atau kaidah suatu agama. Norma ini bersifat
mutlak dan mengharuskan ketaatan bagi para pemeluk dan penganutnya.Yang taat akan
mendapatkan keselamatan di akhirat, sedangkan yang melanggar akan mendapatkan hukuman di
akhirat.
4. Norma Kebiasaan
Merupakan hasil dari perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang
sama sehingga menjadi kebiasaan.
5. Norma Kesusilaan
Di dasarkan pada hati nurani dan akhlak manusia. Norma kesusilaan bersifat universal,
artinya setiap orang di dunia ini memilikinya, hanya bentuk dan perwujudannya saja yang
berbeda.

Fungsi Norma :
· Sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok msayarakat dalam rangka
mencapai masyarakat yang sejahtera, tentram, tertib dan aman.

8
· Sebagi pedoman cara berfikir dan bertindak
· Sebagi pedoman yang mengatur kehidupan masyarakat.

2.2 Prinsip Prinsip Etika Dan Norma Dalam Pelayanan Gizi

a. Ahli Gizi Sebagai Tenaga Profesional

Profesi gizi dan profesi kesehatan lain, dalam sejarahnya merupakan cabang dari profesi
kedokteran. Profesi gizi dituntut untuk mampu menunjukkan profesionalisme yang lebih tinggi
bila ingin ditempatkan sejajar dengan profesi lain. Sebagai tenaga profesi yang melakukan
kegiatan/praktik kegizian tentunya mempunyai pedoman yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya tumpang tindih kewenangan antar profesi kesehatan.

Profesi gizi adalah suatu pekerjaan di bidang gizi yang dilaksanakan berdasarkan suatu
keilmuan (body of knowledge), memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan yang
berjenjang, memiliki kode etik dan bersifat melayani masyarakat. Sebagai profesi, ahli gizi
dituntut memiliki pengetahuan sikap dan ketrampilan yang dibutuhkan dalam melaksanakan:
asuhan gizi klinik, penyelenggaraan makanan institusi, pelayanan gizi masyarakat, penyuluhan
gizi serta menyediakan pelatih sebagai konsultan gizi.

b. Ciri-Ciri Ahli Gizi Profesional

Sebagai ahli gizi profesional, memiliki ciri-ciri sebagai berikut :


1. Mengembangkan pelayanan yang unik kepada masyarakat.
2. Anggota-anggotanya dipersiapkan melalui suatu program pendidikan.
3. Memiliki serangkaian pengetahuan ilmiah.
4. Anggota-anggotanya menjalankan tugas profesinya sesuai kode etik yang berlaku.
5. Anggota-anggotanya bebas mengambil keputusan dalam menjalankan profesinya.
6. Anggota-anggotanya wajar menerima imbalan jasa atas pelayanan yang diberikan.
7. Memiliki suatu organisasi profesi yang senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan
yang diberikan kepada masyarakat oleh anggotanya.
8. Pekerjaan/sumber utama seumur hidup.
9. Berorientasi pada pelayanan dan kebutuhan obyektif.
10. Otonomi dalam melakukan tindakan.
11. Melakukan ikatan profesi, lisensi jalurkarier.
12. Mempunyai kekuatan dan status dalam pengetahuan spesifik.
13. Alturism (memiliki sifat kemanusiaan dan loyalitas yang tinggi).

9
Konsekuensi sebagai tenaga profesional, diperlukan beberapa persyaratan dalam melakukan
pekerjaan yang profesional. Seorang ahli gizi dituntut agar menunjukkan pekerjaannya dengan
persyaratan tertentu. Persyaratan sebagai tenaga profesional adalah sebagai berikut.

1. Memelihara dan meningkatkan status gizi klien baik dalam lingkup institusi pelayanan
gizi atau di masyarakat umum.
2. Menjaga kerahasiaan klien atau masyarakat yang dilayaninya baik pada saat klien masih
atau sudah tidak dalam pelayanannya, bahkan juga setelah klien meninggal dunia kecuali bila
diperlukan untuk keperluan kesaksian hukum.
3. Menjalankan profesinya senantiasa menghormati dan menghargai kebutuhan unik setiap
klien yang dilayani dan peka terhadap perbedaan budaya, dan tidak melakukan diskriminasi
dalam hal suku, agama, ras, status sosial, jenis kelamin, usia dan tidak menunjukkan pelecehan
seksual.
4. Memberikan pelayanan gizi prima, cepat, dan akurat.
5. Memberikan informasi kepada klien dengan tepat dan jelas, sehingga memungkinkan
klien mengerti dan mau memutuskan sendiri berdasarkan informasi tersebut.
6. Apabila mengalami keraguan dalam memberikan pelayanan berkewajiban senantiasa
berkonsultasi dan merujuk kepada ahli gizi lain yang mempunyai keahlian.

2.3 Prinsip Prinsip Etika Dan Norma Dalam Berpenampilan


1. Prinsip-prinsip Etika dalam Penampilan Diri

a. Sikap atau pembawaan :

 Sikap yang baik akan menimbulkan kesan yang baik pula.Dalam hal ini, penampilan fisik
seseorang memegang peranan penting:Cara berjalan, cara berbicara, cara makan, cara duduk,
cara berdiri.

b. Ekspresi wajah dan bahasa tubuh :

 Hal yang terkait dengan bahasa tubuh seperti cara memandang, yaitu pandangan mata
saat melihat atau berbicara dengan lawan bicara.
 Sikap tubuh, meliputi sikap kepala (tegak), sikap wajah (alis mata, bibir).
 Senyuman
Cara mudah supaya orang tertarik dan suka melihat kita ialah tidak lain dan tidak bukan
“SENYUMLAH”. Senyum memberikan daya tarik yang cukup hebat. Senyum mampu menawan
setiap hati yang memandang. Biasanya apabila kita senyum pada orang, orang akan tersenyum
kembali kepada kita. Seseorang akan merasa dihargai apabila kita tersenyum kepadanya,
sekaligus akan memberikan tanggapan baik kepada kita.

10
William shakespearce mengatakan: Apa yang anda mau akan lebih mudah dengan senyuman
daripada menentang dengan pedang. Pujangga menyebut : Senyuman itu kelopak. Tertawa itu
bunga yang sempurna kembangnya. Jadi senyumlah selalu..Ukirlah Senyuman yang paling
manis.

2. Penampilan diri yang perlu di perhatikan.

 Penampilan tubuh
a. Bau Badan

Cara yang dapat dilakukan untuk menghindari bau badan :

· menghindari makanan yang bebau tajam.

· makan teratur dengan memperbanyak sayuran dan buah-buahan.

b. Bau Mulut

Cara yang dapat dilakukan untuk menghindari bau mulut :

· Menjaga kebersihan gigi.

· Menghindari penyakit lambung.

· Menjauhi makanan yang berbau merangsang.

c. Kebersihan Kuku

· Usahakan agar panjang kuku sama dan ujungnya tidak kuning bahkan hitam, usahakan
rutin memotong kuku bila telah tubuh sedikit panjang.

d. Tata Rambut

· Gaya atau tata rambut disesuaikan dengan bentuk muka, potongan rambut yang pendek
biasanya lebih terlihat rapi daripada gondrong atau gimbal.

e. Kesehatan

Kesehatan merupakan hal penting agar memberikan penampilan yang segar dan prima.
Kesehatan harus dijaga dengan cara :

a. Makan dan tidur dengan teratur

b. Jangan terlalu tegang dan lelah

c. Olahraga yang teratur disesuaikan dengan kondisi tubuh

11
d. Pandangan hidup yang optimistis

 Penampilan luar tubuh


· Tata rias

Riasan disesuaikan dengan bentuk wajah serta tidak berlebihan serta disesuaikan dengan suasana
dan tempat kita berada.

· Tata busana

Busana sendiri menyesuaikan dengan kepribadian dan kenyamaan masing-masing pengggunanya


serta kesesuan busana dengan acara atau suasana lingkungan yang ada.

Sebagai orang timur yang memiliki budaya lebih sopan santun terutama bagi kaum perempuan
lebih cenderung berpakaian yang tertutup serta tidak memperlihatkan lekung tubuhnya.

Dalam etika penampilan seseorang dapat memberikan kesan yang baik atau sebaliknya.
Penampilan yang menarik dan memikat merupakan modal untuk dapat meraih sukses dalam
kehidupan. Penampilan yang menarik dan memikat dapat diperoleh dangan cara :

· Memahami kelebihan dan kekurangan diri sendiri

· Memahami bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan

· Menjauhkan diri dari rasa minder dan rendah diri

· Bersikap wajar, tidak over atau under confidence

Dan dalam etika berpenampilan pun kita harus mengenal karakteristik tubuh kita, berikut ini saya
mencontohkan beberapa hal dalam etika berpakain :

Bagi yang bertubuh kurus :

· Hindari pakaian yang ketat

· Diutamakan bahan yang halus dan melayang

· Warna terang lebih dianjurkan

· Gunakan motif garis horizontal

Bagi yang bertubuh besar :

· Hindari busana motif horizontal

· Hindari ornamen busana dan asesori berlebihan

12
· Warna kulit terang akan lebih menarik mempergunakan busana yang berwarna gelap

Bagi wanita, perpaduan motif dan warna busana baik kebaya/ blus, kain panjang / rok dan
selendang / pasmina disesuaikan. Busana bermotif dipadu dengan setelan senada.

Bagi pria, warna kemeja diusahakan serasi dengan warna jas dan dasi. Kemeja motif kotak-kotak
tidak disarankan dipadu dengan jas pada acara resmi. Pemakaian dasi disesuaikan dengan warna
kemeja daripada warna jasnya.

Pada setelan jas maupun kemeja berdasi disarankan tidak menyelipkan pin atau benda lain yang
membuat saku menggelembung (kacamata, handphone dll).

Pada pemakaian dasi pangkalnya harus berakhir pada gesper ikat pinggang yang dipakai. Dasi
kupu-kupu hanya untuk pakaian dan acara tertentu.

Untuk acara resmi pakai sepatu warna hitam dan kaos kaki disesuaikan dengan warna jas atau
warna hitam. Hindari sepatu dengan sol karet atau warna lain

Kepribadian yang baik merupakan pribadi yang :

· Disukai banyak orang, dihargai dan dinilai sebagai orang yang menyenangkan dalam
pergaulan.

· Dianggap sebagai orang yang patut mendapatkan kepercayaan dan penghargaan.

· Biasanya adalah orang yang suka melakukan kebaikan dan menjauhi kejahatan, suka
menolong dan memberi perhatian terhadap kepentingan orang lain.

· Yang sanggup mengasihi orang lain, walaupun orang itu telah menyakiti hatinya, dan mau
mengampuni kesalahan orang lain.

· Tidak pernah lari dari tanggung jawab dan konsekuen dalam bertindak.

3. Kepribadian

Penampilan diri tidak bisa lepas dari kepribadian, kepribadian adalah suatu pencerminan
sikap, karakter, watak diri pribadi seseorang yang dapat dilihat dari tingkah lakunya dalam
berhubungan dengan orang lain.

Ada 2 tipe kepribadian, yaitu :

· kepribadian yang tertutup (Introvert)

· kepribadian yang terbuka (Ekstrovert)

Etika juga dapat dipergunakan sebagai tolok ukur kepribadian seseorang. Etika dapat dibentuk
melalui berbagai cara, antara lain dengan pergaulan, pendidikan, lingkungan dan kebiasaan.

13
Yang harus diperhatikan dalam etika dalam penampilan disesuaikan dengan usia, berpenampilan
yang tidak sesuai usia baik berpenampilan terlalu dewasa atau kekanak-kanakan tidak baik disisi
sosial. Dengan etika yang baik dapat dipastikan bahwa seseorang akan dapat diterima dengan
baik.

Etika penampilan diri harus diperhatikan, karena :

· Manusia dituntut untuk saling berhubungan, mengenal, dan menilai orang lain.

· Agar penampilan kita diterima dan disenangi oleh siapa saja yang bergaul dengan kita.

· Tata krama dan tingkah laku sehari-hari merupakan cermin pribadi kita sendiri

Hal mendasar dalam etika penampilan diri adalah :

· Sikap sopan santun dan ramah.

· Menjaga penampilan.

· Pandai menempatkan diri.

· Dapat membedakan bagaimana berpenampilan dalam berbagai acara.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Menurut para ahli, etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam
pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Etika
dibedakan menjadi 4 yaitu etika umum, khusus, individual, dan social. Norma adalah aturan-
aturan yang berlaku dalam masyarakat baik tertulis maupun tidak tertulis yang disertai dengan
sanksi atau ancaman bagi pelanggarnya norma dibedakan menjadi 5 yaitu norma kesopanan,
hukum, agama, kesusilaan dan kebiasaan. Etika dan norma dalam memberikan pelayanan gizi
adalah ahli gizi dituntut memiliki pengetahuan sikap dan ketrampilan yang dibutuhkan dalam
melaksanakan : asuhan gizi klinik, penyelenggaraan makanan institusi, pelayanan gizi
masyarakat, penyuluhan gizi serta menyediakan pelatih sebagai konsultan gizi. Etika dan norma
dalam berpenampilan meliputi sikap, ekspresi wajah, penampilan, dan kepribadian diri.

3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
focus dan details dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber - sumber yang lebih
banyak.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://iwanumsida.blogspot.com/2013/01/makalah-norma-etika-dan-moral.html diakses pada


rabu 7 agustus 2019
http://arenganucifera.blogspot.com/2016/04/etika-profesi-gizi.html diakses pada rabu 7 agustus
2019

Edith herianandita, Tjaronosari. Agustus 2018. Bahan Ajar Gizi Etika Profesi. Diakses pada rabu
7 agustus 2019

16

Anda mungkin juga menyukai