Anda di halaman 1dari 5

Studi Kasus Kombinasi Bisnis

PT. Sariwangi A.E.A


Oleh : - Ibnu Rasyid Hamidi (17101135)
- Dimas Adektama (17101180)
- Orde Leo A (17102086)
- Utsman Abdul H (17102051)
- Nanda W (17102085)

Kombinasi Bisnis menurut PSAK 22 adalah suatu transaksi atau peristiwa lain dimana
pihak pengakuisisi memperoleh control atau pengendalian atas satu atau lebih suatu bisnis.
Yang mana cara memperoleh pengendaliannya diatuur dalam PSAK 22 lampiran B;
mengalihkan kas, menerbitkan liabilitas, menerbitkan ekuitas, kombinasi
(kas+liabilitas+menerbitkan ekuitas), dan tanpa imbalan.

Lebih lanjut, kombinasi bisnis memiliki beberapa strategi antara lain; strategi horizontal,
vertikal, dan konglomerasi.

1. Strategi horizontal : dilakukan dengan mengakuisisi perusahaan dalam line bisnis (pasar)
yang sama.
ex : - Perusahaan roti ↔ Perusahaan roti
- Perusahaan kue ↔ Perusahaan kue

2. Strategi Vertikal : penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan operasi yang
berbeda secara berturut-turut (tahap produksi/distribusi).

ex : Distribusi

Produksi Susu, Pers. kain

SDA/bahan baku Peternak, Pers.barang


3. Strategi Konglomerasi : satu perusahaan menguasai banyak sektor.
ex : - Perusahaan roti ↔ Perusahaan Susu
- Perusahaan ban ↔ Perusahaan mobil
- City Cop (Transmart, Transtudio, dll)

Selain memiliki strategi, bisnis kombinasi juga memilikki tiga bentuk, yaitu Akuisisi,
merger, dan konsolidasi.
1. Akuisisi : Penggabungan perusahaan, pihak yang diakuisisi tetap berdiri namun
stutusnya jadi anak perusahaan.

A B

control Anak

2. Merger : Penggabungan perusahaan, pihak yang diakuisisi dibubarkan. Serta asset


dan liabilitas diambil alih pihak yang mengakuisisi.

A
B

bubar
r
3. Konsolidasi : Masing-masing lebur perusahaan membentuk perusahaan baru

B
Z
C

D
Teh Sariwangi, brand itulah yang terbenak dipikiran kita ketika ditanya tentang teh celup
asli Indonesia. Teh Sariwangi memang sudah menjadi rajanya sektor minuman teh celup
layaknya aqua dengan air mineral dalam kemasannya. Tapi sangat disayangkan, perusahaan
PT. Sariwangi A.E.A sudah dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat pada
Oktober 2018.
Sariwangi berdiri sejak 1962 dengan pemilik Johan Alexander Supit yang bertempat di
Gunung Putri, Bogor. Kala itu perusahaan masih berbentuk CV. Seirinng berkembang
pesatnya bisnis teh ini, Sariwangi berdiri menjadi perseroan terbatas (PT). Perusahaan yang
bergerak pada sektor pembuatan daun teh dan blending menjadi bubuk teh siap edar ini
kemudian menjalin kombinasi bisnis bersama PT. Indorub yang bergerak dalam sektor
pengelolaan kebun teh. Baru lah sejak 1972, para pendiri PT. Sariwangi A.E.A
memperkenalkan produk teh dengan kemasan kantong yang diberi nama Sariwangi Teh Asli.
Produk baru PT. Sariwangi A.E.A ini pada saat itu mendongkrak bisnis sektor teh, dan bisa
dikatakan meningkatkan indeks konsumsi teh masyarakat Indonesia, mungkin dikarenakan
semakin praktisnya cara untuk menikmati teh yang awalnya harus mereka saring sekarang
hanya tinggal dicelupkan pada air panas. Melihat peluang ini, PT. Sariwangi A.E.A
melebarkan dengan meluncurkan dengan meluncurkan beberapa produk baru seperti
Sariwangi Teh Hijau Asli, Sariwangi Teh Melati, dan Sariwangi Sari Murni.
Seiring berjalannya waktu produsen teh Sariwangi menjual brand nya kepada PT.
Unilever Indonesia Tbk pada 1989. Namun mereka meminta izin untuk tetap memakai nama
PT. Sariwangi A.E.A dan tetap memproduksi berbagai varian. Jadi status PT. Sariwangi A.E.A
pada saat itu adalah anak perusahaan dari PT. Unilever Indonesia Tbk. Dimana PT. Sariwangi
A.E.A berlaku sebagai produsen bahan baku teh kepada Unilever.
Namun sejak dijualnya brand Sariwangi ternyata tidak seperti apa yang dibayangkan oleh
mereka. Inovasi-inovasi teh celup seperti Sariwangi Teh Hijau Asli, Sariwangi Teh Melati,
Sariwangi Sari Murni tidak bisa melewati bahkan menyentuh penjualan dari produk
sebelumnya yaitu Sariwangi Teh Asli. Dismping itu PT. Sariwangi sudah meminjam dana
kepada beberapa kreditur untuk tetap survive dalam persaingan bisnis di sektor teh ini.
Dilansir dari detikfinance Bank ICBC melaporkan hutang PT. Sariwangi A.E.A kepada
Pengadilan Niaga Jakarta Pusat sebesar US$20,505,166. Pada saat itu Pengadilan Niaga
Jakarta Pusat menerima pengajuan perdamaian dengan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang (PKPU) dari PT. Sariwangi A.E.A. namun tak berapa Bank ICBC membatalkan
perdamaian karena PT. Sariwangi A.E.A tak kunjung membayar utangnya. Dengan begitu
Pengadilan Niaga Jakarta Pusat memutuskan bahwa PT. Sariwangi A.E.A berstatus pailit
bersamaan dengan PT. Indorub yang merupakan anak perusahaan PT. Sariwangi A.E.A.
Meskipun PT. Sariwangi A.E.A sudah dinyatakan pailit, tetapi produksi Sariwangi Teh Asli
tetap dilakukan. Karena brand itu sudah bukan milik PT. Sariwangi A.E.A. itulah alasan
mengapa produk Sariwangni Teh Asli masih ada di pasaran. Namun tak sedikit orang yang
mengatakan bahwa produk Sariwangi Teh Asli memang sudah tak seenak saat dipegang oleh
PT. Sariwangi A.E.A lagi. Dari rasa, wangi, bahkan kuantitas porsi yang bisa diberikan oleh
satu kantung teh. Dulu satu kantung teh bisa digunakan untuk 5-7 gelas, namun sekarang
hanya bisa 3-4 gelas saja per kantungnya.
Dari kasusu ini kita bisa bisa mengambil pelajaran bahwa membangun brand lebih sulit
ketimbang mencari keuntungan yang besar. Strategi bisnis hebat yang dilakukan Unilever
sudah dikenal sebelum mereka membeli brand Sariwangi ini.

Nama Perusahaan Sektor


PT. Sariwangi A.E.A Trading komoditas teh

PT. Indorub Pengelolaan kebun teh

PT. Unilever Indonesia Tbk Manufaktur, pemasaran dan distribusi barang

Strategi
Bentuk Alasan Melakukan Setelah Kombinasi
Nama Perusahaan Kombinasi
Kombinasi Bisnis Kombinasi Bisnis Bisnis
Bisnis
kemajuan, dapat
menjadikan PT.
menjual menjual
Sariwangi A.E.A tidak
46,000 ton teh per
PT. Sariwangi hanya sebagai trader
tahun.
A.E.A + PT. AKUISISI Vertikal komoditas teh,
kemajuan, dapat
Indorub namun juga sebagai
menjual 8 juta ton
produsen dan
kantung teh per
distributor teh.
tahun.
Melebarkan sayap
bisnis (meningkatkan kemunduran, gagal
PT. Sariwangi produktifitas) PT. dalam menjalankan
A.E.A + PT. Sariwangi A.E.A sistem drainase dan
AKUISISI Vertikal
Unilever Indonesia dengan melakukan teknologi
Tbk sistem drainase dan penyiraman. Hasil
teknologi produksi tidak
penyiraman. sesuai harapan.

Anda mungkin juga menyukai