Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Menurut UU RI no.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, kurikulum adalah seperangkat


rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.

Menurut Saylor dan Alexander, kurikulum merupakan keseluruhan usaha yang


dilakukan oleh lembaga pendidikan atau sekolah untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Definisi tersebut menggambarkan bahwa kurikulum bukan sekedar mata kuliah
atau mata pelajaran melaikan termasuk proses belajar mengajar dan usaha lain yang berkaitan
dengan sekolah atau lembaga pendidikan.

Namun implementasi kurikulum dewasa ini masih banyak yang belum maksimal atau
belum sesuai dengan kebutuhan siswa. Studi yang dilakukan oleh taylor dan vinjevold
mengungkapkan bahwa kegagalan implementasi kurikulum disebabkan oleh rendahnya
pengetahuan konseptual guru, kurang penguasaan terhadap topic yang yang diajarkan, dan
kesalahan interpretasi dari apa yang tertulis dalam dokumen kurikulum

Berhasil tidaknya implementasi kurikulum yang diperbaharui cenderung ditentukan


oleh persepsi atau keyakinan yang dimiliki oleh guru. Perubahan kurikulum berkaitan dengan
perubahan paradigma pembelajaran. Perubahan peradigma baik langsung atau tidak langsung
akan memberikan dampak bagi para guru dimana mereka perlu melakukan penyesuaian.
Sangat mungkin penyesuaian yang dilakukan akan memberikan ketidaknyamanan lingkungan
pembelajaran bagi guru yang bersangkutan. Beberapa kasus menunjukkan bahwa para guru
akan bersikap mendukung implementasi dimaksud apabila mereka memahami kurikulum
baru tersebut secara rasional dan praktikal

Berdasarkan permasalahan di atas maka diperlukanlah rekayasa kurikulum yang


dimana rekayasa kurikulum ini merupakan penciptaan kurikulum yang dilakukan dalam
situasi nyata di sekolah yang melibatkan berbagai organisasi yang menuntut keterampilan
para partisipan dan berbagai komponen agar dapat menghasilkan kurikulum yang diinginkan
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi curriculum engineering?
2. Bagaimana system curriculum engineering?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi curriculum engineering.
2. Untuk mengetahui system curriculum engineering.
BAB II
ISI

A. Pengertian Curriculum Engineering

Rekayasa kurikulum berkaitan dengan proses memfungsikan kurikulum di sekolah


atau upaya agar kurikulum berfungsi sebaik mungkin sesuai dengan tujuan kurikulum dan
tujuan pendidikan. Pengelola kurikulum di sekolah terdiri atas para pengawas/penilik dan
kepala sekolah, sedangkan pengelola kurikulum di tingkat pusat adalah Kepala Pusat
Pengembangan Kurikulum Balitbang Dikbud dan Kasubdit/Kepala Bagian Kurikulum di
Direktorat.dengan menerima pelimpahan wewenang dari menteri atau derjen, para pejabat
pusat tersebut merancang, mengembangkan,dan mengadakan penyempurnaan kurikulum.
Selain itu,mereka memberikan tugas dan tanggung jawab menyusun dan mengembangkan
berbagai bentuk pedoman dan petunjuk pelaksanaan kurikulum. (Nana Syaodih, 2007:34).
Rekaysa kurikulum disebut juga pengembangan kurikulum. Beauchamp (1981)
mendefinisikannya, yaitu proses yang memaksa untuk memfungsikan system kurikulum di
sekolah. Dalam system ini ada tiga fungsi, yaitu:
a. Menghasilkan kurikulum
b. Melaksanakan kurikulum
c. Menilai keefektifan kurikulum dan sistemnya

B. Sistem Rekayasa Kurikulum Menurut Beauchamp

Seluruh sistem rekayasa kurikulum menurut Beauchamp mencakup lima hal, yaitu:
1. Menetapkan arena atau lingkup wilayah yang akan dicakup oleh kurikulum tersebut
Menetapkan arena atau lingkup wilayah yang akan dicakup oleh kurikulum tersebut:
sekolah, kecamatan, kabupaten, propinsi, negara. Pentahapan arena ini ditentukan oleh
wewenang yang dimiliki oleh pengambil kebijakan dalam pengembangan
kurikulum,serta oleh tujuan pengembangan kurikulum.
2. Menetapkan personalia
Menetapkan personalia, yaitu siapa-siapa yang turut serta terlibat dalam pengembangan
kurikulum. Ada empat kategori orang yang turut berpartisipasi dalam pengembangan
kurikulum:
a. Para ahli pendidikan/kurikulum yang ada pada pusat pengembangan kurikulum dan
para ahli bidang ilmu dari luar.
b. Para ahli pendidikan dari perguruan tinggi atau sekolah
c. Guru-guru terpilih para profesional dalam sistem pendidikan profesional lain dan
d. Tokoh-tokoh masyarakat.
Beauchamp mencoba melibatkan para ahli dan tokoh-tokoh pendidikan
seluas mungkin, yang biasanya pengaruh mereka kurang langsung terhadap
pengembangan kurikulum dibanding dengan tokoh-tokoh lain seperti para penulis dan
penerbit buku, para pejabat pemerintah, politisi, dan pengusaha serta industriawan.
Penetapan personalia ini sudah tentu disesuaikan dengan tingkat dan luas wilayah arena.
Untuk tingkat provinsi atau nasional tidak terlalu banyak melibatkan guru. Sebaliknya
untuk tingkat kabupaten, kecamatan atau sekolah keterlibatan guru-guru semakin besar.
Mengenai keterlibatan kelompok-kelompok personalia ini, Beauchamp mengemukakan
tiga pertanyaan:
a. Haruskah kelompok ahli/pejabat/profesi tersebut dilibatkan dalam pengembangan
kurikulum?
b. Bila ya, apakah peranan mereka?
c. Apakah mungkin ditemukan alat dan cara yang paling efektif untuk melaksanakan
peran tersebut?
3. Organisasi dan prosedur pengembangan kurikulum

Langkah ini berkenaan dengan prosedur yang harus ditempuh dalam


merumuskan tujuan umum dan tujuan yang lebih khusus, memilih isi dan pengalaman
belajar, serta kegiatan evaluasi, dan dalam menentukan keseluruhan desain kurikulum.
Beauchamp membagi keseluruhan kegiatan ini dalam empat langkah, yaitu:
a. Membentuk tim pengembang kurikulum.
b. Mengadakan penilaian atau penelitian terhadap kurikulum yang ada yang sedang
digunakan studi penjajahan tentang kemungkinan penyusunan kurikulum baru.
c. Merumuskan kriteria-kriteria bagi penentuan kurikulum baru.
d. Penyusunan dan penulisan kurikulum baru.
Secara umum terdapat beberapa jenis organisasi kurikulum:
a. Mata pelajaran terpisah-pisah
Kurikulum terdiri dari sejumlah mata pelajaran yang terpisah-pisah yang diajarkan
sendiri tanpa ada hubungan dengan mata pelajaran lainnya.Masing-masing
diberikan pada waktu tertentu dan tidak mempertimbangkan minat,kebutuhan dan
kemampuan siswa, semua materi diberikan sama.
b. Mata Pelajaran berkorelasi ( correlated )
Korelasi diadakan sebagai upaya untuk mengurangi kelemahan-kelemahan sebagai
akibat pemisahan mata ajaran. Prosedur yang ditempuh adalah menyampaikan
pokok-pokok yang saling berkorelasi guna memudahkan siswa memahami
pelajaran tertentu.
c. Bidang Study ( broad field)
Organisasi kurikulum berupa pengumpulan beberapa mata ajar dan sejenis serta
memiliki ciri-ciri yang sama dan dikorelasikan dalam satu bidang pengajaran.
Salah satu mata pelajaran dapat dijadikan core subject, sedangkan mata pelajaran
lainnya dikorelasikan dengan core tersebut.
d. Program yang Berpusat pada Anak ( Child Centered)
Program Kurikulum yang menitik beratkan pada kegiatan peserta didik bukan pada
mata pelajaran.
e. Eclectic Program
Suatu Program yang mencari keseimbangan antara organisasi kurikulum yang
iterpusat pada mata pelajaran dan peserta didik.
Adapun prosedur atau langkah-langkah untuk mengembangkan kurikulum:
a. Analisis dan diagnosis kebutuhan
Langkah ini dapat dilakukan melalui survey dan/ atau studi terhadap kebutuhan
siswa, tuntutan masyarakat dan harapan pemerintah terhadap pendidikan di sekolah.
Hasil dari langkah ini adalah deskripsi kebutuhan yang akan dijadikan dasar atau
masukan dalam perumusan tujuan.
b. Perumusan tujuan
Pada langkah ini pengembang kurikulum merumuskan tujuan mulai dari tujuan
yang paling umum ( tujuan institusional ) sampai tujuan yang paling khusus ( tujuan
pembelajaran ). Benyamin S. Bloom membagi tujuan menjadi 3 ranah/ domain
yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
c. Pemilihan dan pengorganisasian materi
Kegiatan yang dilakukan pada langkah ini adalah menetyapkan ruang lingkup (
scope ) dan urutan ( sequence ) materi pelajaran yang harus disediakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
d. Pemilihan dan pengorganisasian pengalaman belajar
Pada langkah ini pengembang kurikulum menentukan berbagai pendekatan, strategi
dan metode serta teknik yang seuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik
materi yang telah ditetapkan.
e. Pengembangan evaluasi
Pada langkah ini pengembang kurikulum mengembangkan alat evaluasi untuk
mengukur ketercapaian tujuan dan keterlaksanaan komponen- komponen kurikulum
lainnya.
4. Implementasi kurikulum
Langkah ini merupakan langkah mengimplementasikan atau melaksanakan
kurikulum yang bukan sesuatu yang sederhana, sebab membutuhkan kesiapan yang
menyeluruh,baik kesiapan guru-guru, siswa, fasilitas, bahan maupun biaya, di samping
kesiapan manajerial dari pimpinan sekolah atau administrator setempat.
a. Definisi implementasi kurikulum
Dalam Okford Advance Learner’s Dictionary dikemukakan bahwa
implementasi adalah “put something into effect” atau penerapan sesuatu yang
memberikan efek. Implementasi kurikulum juga dapat diartikan sebagai aktualisasi
kurikulum tertulis (written curriculum)dalam bentuk pembelajaran. Hal ini sejalan
dengan apa yang diungkapkan Miller dan Seller (1985), bahwa “in some case,
implementation has been identified with instruction”. Lebih lanjut dijelaskan bahwa
implementasi kurikulum merupakan suatu penerapan konsep,, ide, program, atau
tatanan kurikulum kedalam praktik pembelajaran atau berbagai aktivitas baru,
sehingga terjadi perubahan pada sekelompok orang yang diharapkan utuk berubah.
Dengan demikian, implementasi kurikulum adalah penerapan atau
pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap
sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan, sambil
senantiasa dilakukan penyesuaian terhadap situsi lapangan dan karakteristik peserta
didik, baik pengembangan intelektual, emosional, serta fisiknya. Implementasi ini
juga sekaligus merupakan penelitian lapangan (field research)untuk keperluan
validasi sistem kurikulum itu sendiri.
b. Tahap-tahap implementasi kurikulum
Implementasi kurikulum mencakup tiga kegiatan pokok, yaitu
pengembangan program, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi.
1) Pengembangan program mencakup program tahunan, semester atau catur
wulan, bulanan, mingguan dan harian. Selain itu, ada juga program bimbingan
dan konseling atau program remedial.
2) Pelaksanaan pembelajaran. Pada hakikatnya, pembelajaran adalah proses
interaksi antara peserta didik dengan lingkugannya, sehingga terjadi perubahan
perilaku kearah yang lebih baik. Dalam pembelajaran , tugas guru yang paling
utama adalah mengondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan
perilaku bagi peserta didik tersebut.
3) Evalusi peruses yang dilaksanakan sepanjang proses pelaksanaan kurikuum
catur wulan atau semester serta penilaian akhir formatif dan sumatif mencakup
penilaian keseluruhan secara utuh untuk keperluan evaluasi pelaksanaan
kurikulum.
Secara garis besar tahapan implementasi kurikulum meliputi tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
a. Tahap perencanaan implementasi
Tahap ini bertujuan untuk menguraikan visi dan misi atau
mengembangkan tujan implementasi (operasional) yang ingin dicapai. Usaha
ini mempertimbangkan metode (teknik), sarana dan prasarana pencapaian yang
akan digunakan, waktu yang dibutuhkan, besar anggaran, personalia yang
terlihat, dan sistem evaluasi, dengan mempertimbangkn tujuan yang ingin
dicapai beserta situasi, kondisi, serta faktor internal dan eksternal.

Dalam setiap penetapan berbagai elemen yang akan digunakan dalam


proses implementasi kurikulum, terdapat tahapan proses pembuatan kepurusan
yang meliputi:

1) Identifikasi masalah yang dihadapi (tujuan yang ingin dicapai)


2) Pengembangan setiap alternative metode, evaluasi, personalia, anggaran,
dan waktu.
3) Evaluasi setiap alternative tersebut
4) Penentuan alternative yang paling baik (porter,1996)

Proses evaluasi atau pemilihan alternative tersebut dilakukan melalui


teknik analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, dan threat). Hasil
nyata dari tahap ini adalah blue print (cetak biru) yang akan menjadi peoman
dalam pelaksanaan.

Pada proses pengembangn rencana blue print tersebut, perlu


dipertimbangkanmetod dan sarana yang digunakan, waktu yang dibutuhkan,
kualitas dan kuantitas personal yang terlibat, serta besarnya anggaran yang
diperlukan.

b. Tahap pelaksanaan impelementasi

Tahap ini bertujuan untuk melaksanakan blue print yang telah disusun
dalam fase perencanaan, dengan menggunakan sejumlah teknik dan sumber
daya yang ada dan telah ditentukan pada tahap perencanaan sebelumnya. Jenis
kegiatan dan bervariasi, sesuai dengan kondisi yang ada.

Teknik yang digunakan, alat bantu yang dipakai, lamanya waktu


pencapaian kegiatan, pihak yang terlibat, serta besarnya anggaran yang telah
dirumuskan dalam tahap perencanaan, ditrjemahkan kembali dalam praktik.

Pelaksanaan dilakukan oleh suatu tim terpadu, menurut


departemen/divisi/seksi masing-masig atau gabungan, bergantung pada
perencanaan sebelumnya. Hasil dari pekerjaan ini adalah tercapainya tujuan-
tujuan kegiatan yang telah ditetapkan. Secara umum, hasilnya akan
menngkatkan pemanfaatan dan penerapan kurikulum.

c. Tahap evaluasi implementasi.

Tahap ni bertujuan melihat dua hal.pertama,melihat proses


pelaksanaan yang sedang berjalan sebagai fungsi control, apakah pelaksanaan
evaluasi telah sesuai dengan rencana, dan sebagai fungsi perbaikan jika selama
proses terdapat kekuranga. Kedua, melihat hasil akhir yang dicapai. Hasil akhir
ini merujuk pada criteria waktu dan hasil yang dicapai dibandingkan
terhadap fase perencanaan. Evaluasi dilaksanakan menggunakan suatu metode,
sarana dan prasarana, anggaran personal, dan waktu yang ditentukan dalam
tahap perencanaan.
5. Evaluasi kurikulum.
Langkah ini mencakup empat hal, yaitu:
a. Evaluasi tentang pelaksanaan kurikulum oleh guru-guru
b. Evaluasi desain kurikulum
c. Evaluasi hasil belajar siswa
d. Evaluasi dari keseluruhan sistem kurikulum.
Data yang diperoleh dari hasil kegiatan evaluasi ini digunakan bagi penyempurnaan
sistem dan desain kurikulum, serta prinsip-prinsip melaksanakannya.
Dalam Buku Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum yang ditulis oleh Prof.
Drs. H. Dakir melihat bahwa langkah-langkah pada model Beaucham tersebut yang
dikembangkan oleh G.A. Beauchamp (1964) adalah sebagai berikut:
a. Suatu gagasan pengembangan kurikulum yang telah dilaksanakan di kelas,
diperluas di sekolah, disebarkan di sekolah-sekolah di daerah tertentu baik berskala
regional maupun nasional yang disebut arena.
b. Menunjuk tim pengembang yang terdiri atas ahli kurikulum, para ekspert, staf
pengajar, petugas bimbingan, dan nara sumber lain.
c. Tim menyusun tujuan pengajaran, materi dan pelaksanaan proses belajar mengajar.
Untuk tugas tersebut perlu dibentuk dewan kurikulum sebagai Koordinator yang
bertugas juga sebagai penilai pelaksanaan kurikulum, memilih materi pelajaran
baru, menentukan berbagai criteria untuk memilih kurikulum mana yang akan
dipakai, dan menulis secara menyeluruh mengenai kurikulum yang akan
dikembangkan.
d. Melaksanakan kurikulum di sekolah.
e. Mengevaluasi kurikulum yang berlaku.
Menilai kurikulum sebenarnya bukan hanya semata-mata dilakukan terhadap salah
satu komponen saja, melainkan terhadap seluruh komponen, baik tujuan, bahan,
organisasi, metode, maupun proses evaluasi itu sendiri. Sasaran evaluasi secara
garis besar dapat dilakukan kepada dua hal, yaitu evaluasi terhadap kurikulum dan
evaluasi terhadap hasil kurikulum.
a. Prinsip Prinsip Kurikulum
Sasaran utama pelaksanaan penilainan ditujukan untuk mengetahui sampai
sejauh mana siswa dapat mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Tujuan
merupakan acuan dari seluruh komponen dalam kurikulum. Dalam melakukan
evaluasi kurikulum perlu dipegang prinsip-prinsip sebagai berikut.
1) Evaluasi mengacu kepada tujuan
2) Evaluasi bersifat komprehensif atau menyeluruh
3) Evaluasi dilaksanakan secara obyektif
b. Bentuk Pelaksanaan Evaluasi Kurikulum
Dilihat dari pelaksanaan dan tujuannya, evaluasi kurikulum dapat dibedakan
kedalam dua macam, yaitu:
1) Evaluasi Formatif
Yaitu evaluasi yang dilaksanakan selama kurikulum itu digunakan dengan
tujuan untuk menjadi dasar dalam perbaikan. Evaluasi ini dapat dilakukan
terhadap pelaksanaan paket-paket program atau masing-masing mata pelajaran
dari suatu kurikulum atau terhadap pelaksanaan kurikulum secara keseluruhan.
2) Evaluasi Sumatif
Evaluasi yang dilaksanakan di akhir pelaksanaan suatu kurikulum, seperti
evaluasi kurikulum SD dilaksanakan setelah selesai (6 tahun) kurikulum itu
dilaksanakan, dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan
kurikulum tersebut.
a. Teknik Pelaksanaan Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi kurikulum dapat menggunakan dua macam
teknik yaitu,
1) Teknik bukan tes
Teknik bukan tes umumnya menggunakan alat-alat seperti:
a) Wawncara atau interview
b) Angket
c) Pengamatan atau Observasi
d) Daftar cek atau Check List
e) Skala penilian
2) Teknik Tes
Teknik tes biasanya digunakan untuk menilai hasil atau
produk kurikulum, yang berupa hasil belajar siswa. Tes dapat
dilakukan dengan tiga cara, yaitu
a) Tes lisan
Tes lisan dilakukan secara verbal. Ini terutama bertujuan
untuk menilai:
1. Kemampuan memecahkan masalah
2. Proses berpikir terutama melihat hubungan sebab akibat
3. Menggunakan bahasa lisan
4. Kemampuan mempertanggung jawabkan pendapat atau
konsep yang dikemukakan.
b) Tes Tulis
Tes tulis dilakukan secara tertulis baik soal maupun
jawabannya. Teknik ini mempunyai kegunakaan yang sangat
luas. Contoh tes tulis yaitu essay (uraian) dan obyektif
c) Tes Perbuatan
Tes perbuatan adalah tes yang dilaksanakan dengan
jawaban menggunakan tindakan atau perbuatan. Ini banyak
berfungsi menilai psikomotor. Tes ini terutama bertujuan
menilai kemampuan:
1. Manipulatif, yaitu kemampuan menggunakan alat
2. Manual, yaitu kemampuan melakuakan perbuatan
berdasarkan petunjuk
3. Non verbal, kemampuan yang sussah diungkapkan secara
verbal
4. Meningkatkan kesadaran diri tentang kemampuan,
sehinggan menimbuulkan motivasi belajar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rekayasa kurikulum berkaitan dengan proses memfungsikan kurikulum di
sekolah atau upaya agar kurikulum berfungsi sebaik mungkin sesuai dengan tujuan
kurikulum dan tujuan pendidikan. Selanjutnya, para pengelola kurikulum pusat
tersebut merancang, mengembangkan,dan mengadakan penyempurnaan kurikulum.
Sistem rekayasa kurikulum menurut Beauchamp mencakup lima hal, yaitu:
1. Menetapkan arena atau lingkup wilayah yang akan dicakup oleh kurikulum
tersebut.
2. Menetapkan personalia
3. Organisasi dan prosedur pengembangan kurikulum
4. Implementasi kurikulum
5. Evaluasi kurikulum.
B. Saran
Menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna maka
dari itu pemakalah mengaharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun kepada
para pembaca guna menyempurnakan makaah ini.atas perhatiannya pemakalah
ucapkan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai