Dosen Pengampu:
Oleh:
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang berjudul ”CURRICULUM ENGINEERING (REKAYASA KURIKULUM)”
sesuai dengan petunjuk, kemampuan, serta ilmu pengetahuaan yang penyusun miliki.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
dimaksud apabila mereka memahami kurikulum baru tersebut secara rasional
dan praktikal
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi curriculum engineering?
2. Bagaimana system curriculum engineering?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi curriculum engineering.
2. Untuk mengetahui system curriculum engineering.
2
BAB II
ISI
3
Menetapkan arena atau lingkup wilayah yang akan dicakup oleh
kurikulum tersebut: sekolah, kecamatan, kabupaten, propinsi, negara.
Pentahapan arena ini ditentukan oleh wewenang yang dimiliki oleh
pengambil kebijakan dalam pengembangan kurikulum,serta oleh tujuan
pengembangan kurikulum.
2. Menetapkan Personalia
Menetapkan personalia, yaitu siapa-siapa yang turut serta terlibat dalam
pengembangan kurikulum. Ada empat kategori orang yang turut
berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum:
a. Para ahli pendidikan/kurikulum yang ada pada pusat pengembangan
kurikulum dan para ahli bidang ilmu dari luar.
b. Para ahli pendidikan dari perguruan tinggi atau sekolah
c. Guru-guru terpilih para profesional dalam sistem pendidikan
profesional lain dan
d. Tokoh-tokoh masyarakat.
Beauchamp mencoba melibatkan para ahli dan tokoh-tokoh
pendidikan seluas mungkin, yang biasanya pengaruh mereka kurang
langsung terhadap pengembangan kurikulum dibanding dengan tokoh-
tokoh lain seperti para penulis dan penerbit buku, para pejabat
pemerintah, politisi, dan pengusaha serta industriawan. Penetapan
personalia ini sudah tentu disesuaikan dengan tingkat dan luas wilayah
arena. Untuk tingkat provinsi atau nasional tidak terlalu banyak
melibatkan guru. Sebaliknya untuk tingkat kabupaten, kecamatan atau
sekolah keterlibatan guru-guru semakin besar. Mengenai keterlibatan
kelompok-kelompok personalia ini, Beauchamp mengemukakan tiga
pertanyaan:
a. Haruskah kelompok ahli/pejabat/profesi tersebut dilibatkan dalam
pengembangan kurikulum?
b. Bila ya, apakah peranan mereka?
4
c. Apakah mungkin ditemukan alat dan cara yang paling efektif untuk
melaksanakan peran tersebut?
3. Organisasi dan Prosedur Pengembangan Kurikulum
Langkah ini berkenaan dengan prosedur yang harus ditempuh
dalam merumuskan tujuan umum dan tujuan yang lebih khusus, memilih
isi dan pengalaman belajar, serta kegiatan evaluasi, dan dalam
menentukan keseluruhan desain kurikulum. Beauchamp membagi
keseluruhan kegiatan ini dalam empat langkah, yaitu:
a. Membentuk tim pengembang kurikulum.
b. Mengadakan penilaian atau penelitian terhadap kurikulum yang ada
yang sedang digunakan studi penjajahan tentang kemungkinan
penyusunan kurikulum baru.
c. Merumuskan kriteria-kriteria bagi penentuan kurikulum baru.
d. Penyusunan dan penulisan kurikulum baru.
Secara umum terdapat beberapa jenis organisasi kurikulum:
a. Mata pelajaran terpisah-pisah
Kurikulum terdiri dari sejumlah mata pelajaran yang terpisah-
pisah yang diajarkan sendiri tanpa ada hubungan dengan mata
pelajaran lainnya.Masing-masing diberikan pada waktu tertentu dan
tidak mempertimbangkan minat,kebutuhan dan kemampuan siswa,
semua materi diberikan sama.
b. Mata pelajaran berkorelasi (correlated)
Korelasi diadakan sebagai upaya untuk mengurangi
kelemahan-kelemahan sebagai akibat pemisahan mata ajaran.
Prosedur yang ditempuh adalah menyampaikan pokok-pokok yang
saling berkorelasi guna memudahkan siswa memahami pelajaran
tertentu.
c. Bidang studi (broad field)
Organisasi kurikulum berupa pengumpulan beberapa mata
ajar dan sejenis serta memiliki ciri-ciri yang sama dan dikorelasikan
5
dalam satu bidang pengajaran. Salah satu mata pelajaran dapat
dijadikan core subject, sedangkan mata pelajaran lainnya
dikorelasikan dengan core tersebut.
d. Program yang berpusat pada anak ( child centered)
Program kurikulum yang menitikberatkan pada kegiatan peserta
didik bukan pada mata pelajaran.
e. Eclectic program
Suatu Program yang mencari keseimbangan antara organisasi
kurikulum yang iterpusat pada mata pelajaran dan peserta didik.
Adapun prosedur atau langkah-langkah untuk mengembangkan
kurikulum:
a. Analisis dan diagnosis kebutuhan
Langkah ini dapat dilakukan melalui survey dan/ atau studi terhadap
kebutuhan siswa, tuntutan masyarakat dan harapan pemerintah
terhadap pendidikan di sekolah. Hasil dari langkah ini adalah
deskripsi kebutuhan yang akan dijadikan dasar atau masukan dalam
perumusan tujuan.
b. Perumusan tujuan
Pada langkah ini pengembang kurikulum merumuskan tujuan
mulai dari tujuan yang paling umum ( tujuan institusional ) sampai
tujuan yang paling khusus ( tujuan pembelajaran ). Benyamin S.
Bloom membagi tujuan menjadi 3 ranah/ domain yaitu kognitif,
afektif dan psikomotorik.
c. Pemilihan dan pengorganisasian materi
Kegiatan yang dilakukan pada langkah ini adalah menetyapkan ruang
lingkup ( scope ) dan urutan ( sequence ) materi pelajaran yang harus
disediakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
d. Pemilihan dan pengorganisasian pengalaman belajar
6
Pada langkah ini pengembang kurikulum menentukan berbagai
pendekatan, strategi dan metode serta teknik yang seuai dengan
tujuan pembelajaran dan karakteristik materi yang telah ditetapkan.
e. Pengembangan evaluasi
Pada langkah ini pengembang kurikulum mengembangkan alat
evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan dan keterlaksanaan
komponen- komponen kurikulum lainnya.
4. Implementasi Kurikulum
5. Evaluasi Kurikulum
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna maka dari itu pemakalah mengaharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun kepada para pembaca guna menyempurnakan makaah
ini.atas perhatiannya pemakalah ucapkan terima kasih.
8
DAFTAR PUSTAKA
Ahid, N. (2006). Konsep dan Teori Kurikulum dalam Dunia Pendidikan. Studi
Keislaman.