Penulis Yulfiawan
Pendapat
Mengenai
Persetujuan
Riwayat Revisi
Urutan
Tanggal Ringkasan Oleh Department
Revisi
Rev. 0 13/10/2016 Penyusunan dan pengadaan Peraturan Yulfi Admin
Perusahaan
BAB I
UMUM
Pasal 1
PENGERTIAN ISTILAH
Dalam Peraturan Perusahaan PT. ADIWIRA KENCANA JAYA UTAMA (ADIWIRA) yang dimaksud
dengan :
1. Perusahaan :
Adalah PT. ADIWIRA KENCANA JAYA UTAMA (ADIWIRA) yang berkedudukan di Jl. Ir. H.
Juanda No. 15 Cikampek Timur, Cikampek, Karawang – Jawa Barat 41373 dengan akta notaris Dian
Emilia, SH, Nomor : 11 tertanggal 6 Februari 2016. Dan cabangnya, yaitu :
- Dapur Catering. Jl. Raya Kamojing No. 2 RT 03 RW 05 Ciluwek (Lokasi Bunda Wien)
Cikampek Selatan.
3. Peraturan Perusahaan :
Adalah keseluruhan dari Buku Peraturan Perusahaan ini, termasuk Mukadimah, Surat keputusan,
dan Petunjuk Pelaksanaannya, serta Buku Pedoman Karyawan.
5. Pimpinan Perusahaan :
Adalah pejabat perusahaan yang karena jabatannya mempunyai tugas mempimpin
perusahaan/bagian dari perusahaan atau yang dapat disamakan dengan itu dan mempunyai
wewenang mewakili perusahaan baik kedalam maupun keluar.
6. Atasan :
a. Atasan Langsung :
Adalah atasan yang menurut jenjang jabatan struktur organisasi mempunyai tanggung jawab
penugasan, pembinaan dan pengawasan secara langsung terhadap karyawan di bagian/sektor
pekerjaannya.
7. Karyawan :
Adalah semua orang yang terikat secara formal dalam suatu hubungan kerja dengan perusahaan dan
oleh Perusahaan ini.
11. Pekerjaan :
Adalah kegiatan yang dilakukan oleh karyawan untuk kepentingan perusahaan dalam hubungan
kerja dengan menerima upah.
Pasal 2
STATUS KARYAWAN
Berdasarkan sifat dan jangka waktu ikatan kerja yang ada, karyawan terbagi atas 2 (dua) status
kekaryawanan, yaitu :
1. Karyawan Tetap :
Adalah karyawan yang telah memenuhi persyaratan yang ditentukan, dipekerjakan dan mendapat
balas jasa serta terikat pada hubungan kerja dengan perusahaan yang tidak terbatas waktunya.
2. Karyawan Kontrak :
Adalah karyawan yang terikat pada hubungan kerja terbatas dengan perusahaan atas dasar
kontrak/perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu. Hal-hal yang berkaitan dengan karyawan
kontrak diatur dalam Undang-Undang Tenaga Kerja (Permen 02/Men/1993).
Pasal 3
HAK PERUSAHAAN
1. Memberikan perintah atau pekerjaan yang layak sesuai dengan kegiatan perusahaan.
2. Memerintahkan kepada karyawan untuk bekerja lembur, sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
6. Menetapkan standar prestasi kerja untuk setiap jabatan/pekerjaan dalam perusahaan yang digunakan
sebagai dasar dalam menilai prestasi kerja karyawan.
9. Memeriksa dan menyelidiki setiap karyawan oleh petugas yang berwenang sesuai dengan tugas dan
tuntutan pekerjaan.
Pasal 4
KEWAJIBAN PERUSAHAAN
1. Memberikan upah yang sesuai menurut jasa yang telah diberikan karyawan kepada perusahaan,
sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku mengenai pembayaran upah sektoral/non
sektoral.
2. Memperhatikan kesejahteraan dan keselamatan karyawan atas akibat kecelakaan yang terjadi selama
berlangsungnya hubungan kerja.
Pasal 5
HAK KARYAWAN
1. Mendapatkan upah.
2. Mendapatkan cuti.
4. Mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengembangkan karir, sesuai dengan ketentuan dan
prioritas yang ditetapkan oleh perusahaan.
6. Mengajukan keluhan dan pengaduan menurut tata tertib yang diatur perusahaan.
7. Mengundurkan diri dari perusahaan dengan mengajukan surat permohonan pengunduran diri 1 (satu)
bulan sebelumnya kepada atasan/pimpinan perusahaan.
1. Setiap karyawan diwajibkan untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya dengan penuh
rasa tanggung jawab serta memperhatikan dengan baik perintah-perintah dari atasannya.
2. Setiap karyawan dalam melaksanakan tugasnya harus dengan penuh kesadaran dan tidak
diperkenankan untuk melimpakan tugas tersebut kepada karyawan lainnya, kecuali disetujui dan
diketahui oleh atasannya.
3. Dalam melaksanakan tugas, karyawan harus dapat menggunakan saran kerja, material dan waktu
kerjanya dengan efisien dan efektif.
7. Memberikan keterangan yang benar mengenai pekerjaan kepada perusahaan sehubungan dengan
tugasnya.
8. Menyimpan dan menjaga semua keterangan yang didapat karena jabatan maupun dari pergaulan di
lingkungan perusahaan.
9. Memeriksa dan menjaga barang milik perusahaan yang digunakan atau dipercayakan kepadanya.
10. Memberi saran membangun kepada perusahaan, kepada atasan atau melalui media /saluran yang
berwenang untuk itu.
Pasal 7
DASAR PENERIMAAN, PENEMPATAN, DAN ALIH TUGAS KARYAWAN
Penerimaan, penempatan dan alih tugas karyawan didasarkan atas kebutuhan organisasi pendayagunaan
tenaga kerja dan disesuaikan dengan kemampuan perusahaan yang kesemuanya adalah hak dan wewenang
penuh dari perusahaan.
Pasal 8
PERSYARATAN UMUM PENERIMAAN KARYAWAN
Pasal 9
MASA PERCOBAAN
1. Setiap karyawan baru, melalui masa percobaan paling lama 3 (tiga) bulan (UU No. 12 Tahun 1964),
yang bisa diabaikan oleh suatu keputusan khusus dari perusahaan bila ia memiliki cukup
pengalaman sebelumnya. Dalam masa tersebut baik perusahaan maupun karyawan berhak
melakukan pemutusan hubungan kerja tanpa syarat apapun. Bila hubungan kerja diputuskan dalam
masa percobaan, perusahaan tidak diwajibkan untuk membayar uang ganti rugi atau kompensasi lain
dalam bentuk apapun.
2. Masa percobaan tidak berlaku untuk karyawan yang memiliki perjanjian kerja untuk waktu tertentu.
3. Masa percobaan ini diperhitungkan sebagai masa kerja, apabila karyawan yang bersangkutan telah
diangkat sebagai karyawan tetap.
4. Karyawan yang masih mengikuti masa percobaan mempunyai kewajiban yang sama dengan
karyawan yang sudah diangkat/karyawan tetap.
Pasal 10
PENEMPATAN & ALIH TUGAS KARYAWAN DILINGKUNGAN PERUSAHAAN
1. Untuk mendayagunakan tenaga kerja serta untuk mencapai tujuan operasional perusahaan,
perusahaan berwenang untuk mengangkat, menempatkan, atau mengalih tugaskan karyawan dari
satu posisi ke posisi lain dalam perusahaan setelah ada pemberitahuan sebelumnya.
2. Dalam hal pengalihtugasan (mutasi) diberikan surat keputusan/penetapan mutasi dari Departemen
HRD dan diberitahukan sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelumnya kepada karyawan yang
bersangkutan.
OS-00A-001 (dd/mm/yy) REV.0
BAB III
HARI KERJA DAN JAM KERJA
Pasal 11
PENGERTIAN UMUM
1. Hari kerja adalah hari yang ditetapkan sebagai kewajiban bagi karyawan untuk menjalankan
tugasnya, yaitu 8 (delapan) jam sehari atau 40 (empat puluh) jam seminggu, tidak termasuk istirahat.
2. Jam kerja adalah satuan waktu yang ditetapkan sebagai kewajiban bagi karyawan untuk menjalankan
tugasnya.
3. Istirahat adalah kondisi dimana karyawan tidak melakukan tugasnya dalam kurun waktu tertentu.
Pasal 12
KOMPOSISI JAM KERJA
Total jam kerja shift 1 adalah 8 jam, jam istirahat tidak termasuk dalam perhitungan jam kerja
(UU No 1 Tahun 1951) atau peraturan penggantinya yang berlaku.
Total jam kerja shift 2 adalah 7 jam, jam istirahat tidak termasuk dalam perhitungan jam kerja
(UU No 1 Tahun 1951) atau peraturan penggantinya yang berlaku.
Total jam kerja shift 3 adalah 6 jam 20 menit, jam istirahat tidak termasuk dalam perhitungan
jam kerja (UU No 1 Tahun 1951) atau peraturan penggantinya yang berlaku.
Ketentuan jam kerja shift diatur sesuai dengan kebutuhan perusahaan atas persetujuan Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Pasal 13
PERUBAHAN JAM KERJA
1. Ketentuan hari dan jam kerja dalam pasal 12 diatas sewaktu-waktu dapat diubah oleh perusahaan
sesuai dengan kepentingan dan atau kebutuhan perusahaan, atas seizin Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi dan adanya perubahan jam kerja diberitahukan 1 (satu) minggu sebelumnya.
2. Khusus pada bulan Ramadhan, jam kerjanya disesuaikan dan diatur tersendiri.
Pasal 14
HARI LIBUR RESMI
Hari-hari libur resmi yang ditetapkan oleh pemerintah dan hari-hari lain yang ditetapkan oleh perusahaan.
Pasal 15
PERJALANAN DINAS
1. Ketentuan mengenai perjalanan dinas bagi karyawan yang diberikan tugas untuk bekerja diluar
lingkungan perusahaan, maka ditetapkan dengan surat Keputusan Pimpinan Perusahaan.
2. Ketentuan mengenai biaya transport, uang jasa harian, dan biaya penginapan ditetapkan dalam
peraturan tersendiri dan dapat diubah sesuai dengan kebutuhan.
Pasal 16
KETENTUAN UMUM
1. Setiap karyawan wajib menunaikan kewajibannya sebagai mahluk beragama, selalu senantiasa
menjalankan dan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, Tuhan atas seluruh
semesta alam.
2. Perusahaan berusaha untuk menciptakan suasana kerja yang baik dan teratur serta disiplin kerja yang
baik di lingkungannya. Oleh karena itu perusahaan merasa perlu memberikan petunjuk, bimbingan
dan pengarahan melalui atasan masing-masing sehingga pengambilan/pemberian tindakan disiplin
demi terciptanya tata tertib dan disiplin kerja yang baik di lingkungan perusahaan dapat di batasi
seminimal mungkin.
3. Perlu disadari bahwa dalam rangka menciptakan lingkungan kerja dengan baik dan teratur,
dibutuhkan ketentuan-ketentuan yang bersifat memperbaiki dan mendidik bagi karyawan yang
melanggarnya. Namun apabila pelanggaran yang bersangkutan itu sudah sukar untuk diperbaiki,
perusahaan akan menggunakan haknya untuk menindak karyawan tersebut sesuai dengan Undang-
Undang dan peraturan yang berlaku.
Pasal 17
TIDAK MASUK KERJA
1. Setiap karyawan pada prinsipnya wajib masuk kerja tepat pada waktunya dihari-hari kerja yang telah
ditetapkan oleh perusahaan.
2. Apabila karyawan berhalangan untuk masuk kerja, diwajibkan segera memberitahukan kepada
atasan masing-masing bagian atau langsung ke Departemen HRD pada hari itu juga.
3. Karyawan yang berhalangan masuk kerja karena sakit, harus dibuktikan dengan menunjukan surat
keterangan sakit dari Dokter.
Pasal 18
PELAKSANAAN TUGAS
Setiap karyawan diwajibkan untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya dengan penuh rasa
tanggung jawab serta memperhatikan dengan baik perintah-perintah dari atasannya dan harus dapat
menggunakan sarana kerja, material dan waktu kerja dengan efisien.
Pasal 19
BRIEFING PAGI
Sebagai media bertukar informasi setiap harinya selama kegiatan operasional perusahaan, maka seluruh
karyawan wajib melaksanakan briefing minimum 10 menit sebelum jam masuk kerja dimulai di setiap
shiftnya.
Setiap karyawan tidak diperbolehkan mencari sumbangan/dana dalam bentuk apapun didalam lingkungan
perusahaan terkecuali dengan seizin Pimpinan Perusahaan (Departemen HRD).
Pasal 21
PERUBAHAN DATA PRIBADI
Setiap karyawan wajib melapor dengan segera kepada petugas Departemen HRD tentang semua perubahan
data pribadi, status keluarga dan perpindahan alamat dengan disertai bukti yang sah.
Pasal 22
KEJUJURAN KARYAWAN
Karyawan wajib berlaku jujur dalam melaksanakan tugas dan dalam menyampaikan data-data pribadi atau
keluarganya serta dapat dipertanggung jawabkan.
Pasal 23
ETIKA DALAM BEKERJA
Setiap karyawan/karyawati wajib mentaati seluruh ketentuan yang telah ditentukan oleh perusahaan yang
tercermin didalam Buku Pedoman Karyawan.
Pasal 24
TERLAMBAT MASUK KERJA
Karyawan tidak diperkenankan masuk untuk bekerja, bila datang terlambat lebih dari 2 (dua) jam, kecuali
mendapat izin dari pimpinan departemen masing-masing dengan mengisi format terlambat masuk kerja.
Pasal 25
IZIN PULANG AWAL
Izin pulang lebih awal dapat dilakukan oleh karyawan setelah mendapat persetujuan dari atasan langsung
dan dari departemen HRD.
Pasal 26
MENINGGALKAN LOKASI PERUSAHAAN SEMENTARA PADA WAKTU JAM KERJA
Karyawan tidak dapat meninggalkan lokasi perusahaan pada waktu jam kerja, dan apabila bermaksud
meninggalkan lokasi perusahaan pada waktu jam kerja baik untuk keperluan dinas maupun untuk keperluan
pribadi dengan alasan-alasan yang dapat diterima oleh perusahaan, maka karyawan yang bersangkutan harus
mendapatkan izin terlebih dahulu dari atasan langsung.
Pasal 27
KEAMANAN DAN KESELAMATAN
1. Karyawan wajib mematuhi segala ketentuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan dalam hal
keamanan dan keselamatan kerja.
2. Walaupun sudah ada petugas khusus yang menangani bidang keamanan (Security/Satpam),
keselamatan dan kebakaran, karyawan juga berkewajiban untuk mencegah serta melaporkan
OS-00A-001 (dd/mm/yy) REV.0
kejadian yang berdampak terhadap keamanan dan keselamatan, antara lain :
a. Bahaya kebakaran atau ledakan,
b. Pencurian, kehilangan atau pengrusakan,
c. Pembangkangan terselubung atau pemogokan yang tidak melalui prosedur,
d. Perkelahian atau huru-hara,
e. Hal-hal lain yang dapat membahayakan atau merugikan milik perusahaan atau karyawan.
Pasal 28
RAHASIA PERUSAHAAN
Setiap karyawan wajib menyimpan dan memegang teguh rahasia perusahaan yang diketahuinya. Dilarang
memberikan keterangan apapun yang bersifat rahasia kepada pihak ketiga ataupun pihak manapun.
Pasal 29
KETERANGAN TENTANG PERUSAHAAN
Setiap karyawan dilarang memberikan keterangan kepada pihak ketiga tentang perusahaan kecuali petugas
yang berwenang dengan seizin pimpinan perusahaan.
Pasal 30
LARANGAN
2. Mabuk, membawa/menggunakan narkotika, obat terlarang, senjata api/senjata tajam dan meminum
minuman keras ditempat kerja/dalam lingkungan perusahaan.
3. Bertindak asusila dan beringkah laku tidak sopan dalam menjalankan tugas sehari-hari.
7. Menggunakan barang milik perusahaan untuk kepentingan pribadi tanpa ijin atasan.
9. Membahayakan rekan kerja atau diri sendiri atau barang/aset perusahaan dengan sengaja.
10. Membujuk perusahaan atau rekan kerja untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan hukum
atau kesusilaan.
11. Membocorkan rahasia perusahaan atau mencemarkan nama baik pimpinan perusahaan dan
keluarganya yang seharusnya dirahasiakan, kecuali untuk kepentingan negara dan perusahaan.
13. Perjudian dalam bentuk apapun yang dilakukan di tempat kerja/lingkungan perusahaan.
15. Melakukan pekerjaan yang bukan merupakan tugasnya tanpa seijin atasan.
16. Perbuatan lain yang bersifat merugikan nama baik dan kepentingan perusahaan (rahasia perusahaan).
19. Meninggalkan tempat kerja tanpa seijin atasan atau lokasi perusahaan tanpa seijin atasan dan
departemen HRD.
20. Mencoret-coret dinding untuk hal-hal yang tidak dapat dipertanggung jawabkan.
21. Membawa masuk barang-barang yang termasuk minuman keras dan barang-barang lain yang
dilarang pemerintah RI ke dalam lingkungan perusahaan.
22. Membawa masuk ke lingkungan perusaaan barang-barang cetakan/edaran yang bersifat menghasut.
23. Merokok di tempat-tempat yang diberi tanda “Dilarang Merokok” atau ditempat lain yang mudah
menimbulkan bahaya kebakaran.
24. Tidur di tempat-tempat ibadah pada saat jam kerja, ataupun saat jam istirahat yang memungkinkan
mengganggu karyawan lain yang akan menggunakan tempat ibadah tersebut.
27. Berpenampilan tidak rapi yang tidak sesuai dengan adab/norma kesopanan yang berlaku.
Pasal 31
SANKSI
1. Pelanggaran terhadap tata tertib dalam Peraturan Perusahaan ini Bab IV dikenakan sanksi sebagai
berikut :
a. Peringatan lisan,
b. Surat Peringatan tertulis 1 (pertama),
c. Surat Peringatan tertulis 2 (kedua),
d. Surat Peringatan tertulis 3 (ketiga) tanpa skorsing atau dengan skorsing,
e. Pemutusan hubungan kerja.
4. Yang berhak memberikan peringatan adalah atasan langsung dan atau departemen HRD untuk hal-
hal yang bersifat umum :
a. Sanksi yang diberikan atasan langsung adalah :
- Peringatan Lisan,
- Surat Peringatan Tertulis 1,
- Surat Peringatan Terulis 2.
b. Sanksi yang diberikan departemen HRD adalah :
- Peringatan Lisan,
- Surat Peringatan Tertulis 1,
- Surat Peringatan Terulis 2,
- Surat Peringatan Tertulis 3, tanpa dan dengan skorsing
- Pembebasan tugas/skorsing
- Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
5. Pelanggaran atas bab IV (Tata Tertib, Larangan dan Sanksi) pasal 16 s/d pasal 24, dan pasal 30 ayat
15 s/d ayat 27 diberikan sanksi peringatan.
6. Pelanggaran atas bab IV (Tata Tertib, Larangan dan Sanksi) pasal 27, 28, 29 dan pasal 30 ayat 1 s/d
ayat 14 dikenakan pemutusan hubungan kerja yang pelaksanaannya melalui prosedur UU No.
12/1994 jo Kepmen No. 150/Men/2000.
Pasal 32
PENGERTIAN UMUM
1. Gaji pokok adalah imbalan berupa uang yang diterima secara rutin setiap bulan, tidak termasuk
didalamnya lembur atau tunjangan-tunjangan lainnya.
2. Penghasilan adalah keseluruhan penghasilan karyawan yang diterima dari perusahaan sebagai
imbalan atas segala kegiatan yang telah dilakukan oleh karyawan bagi kepentingan perusahaan.
3. Upah adalah pendapatan yang diterima oleh karyawan dari perusahaan berupa : gaji pokok +
tunjangan tetap.
4. Tunjangan tetap adalah tunjangan-tunjangan yang diberikan secara tetap tanpa dipengaruhi oleh
faktor kehadiran, yaitu : Tunjangan Jabatan.
5. Tunjangan tidak tetap adalah tunjangan-tunjangan yang diberikan secara tidak tetap karena
dipengaruhi oleh faktor kehadiran, yaitu :
- Tunjangan transport,
- Tunjangan kehadiran,
- Tunjangan shift.
6. Tunjangan-tunjangan tambahan lain yang diberikan oleh perusahaan, diatur tersendiri sesuai dengan
kebijaksanaan perusahaan, yaitu :
- Tunjangan keluarga,
- Tunjangan orang tua.
Pasal 33
PEMBAYARAN UPAH
1. Upah yang diberikan serendah-rendahnya berpedoman pada ketentuan upah minimum yang
ditetapkan pemerintah setempat.
2. Pembayaran upah dihitung dalam periode dari tanggal 11 bulan sebelumnya sampai dengan tanggal
10 bulan berjalan, dan dibayarkan pada tanggal 1 setiap bulan. Apabila tanggal 1 jatuh pada hari
libur, maka upah dibayarkan pada hari kerja sebelumnya.
3. Pajak atas penghasilan (PPh 21) adalah menjadi tanggungan karyawan yang pembayarannya
dilakukan oleh perusahaan dengan memotong langsung dari pendapatannya.
Pasal 34
TUNJANGAN JABATAN
1. Tunjangan jabatan adalah tunjangan yang diberikan perusahaan kepada karyawan berdasarkan
jabatan tertentu dalam perusahaan.
2. Jumlah tunjangan ditentukan menurut tingkat dan jenis jabatan yang ditetapkan tersendiri.
3. Apabila karyawan tidak lagi memangku jabatan tersebut, maka tunjangan jabatan gugur dengan
sendirinya.
1. Tunjangan transport adalah tunjangan yang diberikan perusahaan kepada karyawan, yang dihitung
berdasarkan jumlah kehadiran perbulan, yang besarnya diatur dalam kebijaksanaan tersendiri dan
akan di evaluasi per satu tahun.
2. Khusus untuk level Supervisor keatas, tunjangan transport tidak dipengaruhi oleh jumlah kehadiran
perbulan (tetap).
Pasal 36
PREMI KEHADIRAN
1. Premi hadir adalah uang yang diberikan perusahaan kepada karyawan atas kehadiran selama 1 (satu)
bulan kerja yang besarnya diatur didalam kebijakan tersendiri. Pemotongan premi hadir diatur
sebagai berikut :
a. Laki-laki 1 (satu) hari tidak masuk kerja dipotong 50 %
b. Laki-laki 2 (dua) hari tidak masuk kerja dipotong 100 %
c. Perempuan 1 (satu) hari tidak masuk kerja dipotong 30 %
d. Perempuan 2 (dua) hari tidak masuk kerja dipotong 70 %
e. Perempuan 3 (tiga) hari tidak masuk kerja dipotong 100 %
Pasal 37
TUNJANGAN SHIFT
1. Tunjangan shift adalah tunjangan yang diberikan perusahaan kepada karyawan yang menjalani
sistem kerja shift.
2. Tunjangan shift hanya diberikan khusus untuk shift-2 dan shift-3, yang besarnya diatur dalam
ketetapan tersendiri.
Pasal 38
TUNJANGAN KELUARGA
1. Tunjangan keluarga adalah bantuan yang diberikan perusahaan kepada keluarga karyawan, yaitu :
istri dan 2 (dua) orang anak yang terdaftar di departemen HRD.
3. Tunjangan keluarga hanya diberikan kepada karyawan tetap dari level operator s/d staff.
Pasal 39
TUNJANGAN ORANG TUA
1. Tunjangan orang tua adalah bantuan yang diberikan perusahaan kepada orang tua karyawan yang
telah mencapai umur 55 tahun, tidak berpenghasilan (surat keterangan dari Kelurahan setempat) dan
terdaftar di departemen HRD.
OS-00A-001 (dd/mm/yy) REV.0
2. Tunjangan orang tua diberikan dengan perincian sebagai berikut :
a. Orang tua laki-laki. Rp. 10.000 / bulan
b. Orang tua perempuan. Rp. 10.000 / bulan
3. Tunjangan orang tua hanya diberikan kepada karyawan tetap dari level operator s/d staff.
Pasal 40
PENJELASAN
Tunjangan-tunjangan yang tersebut dalam pasal 35 s/d 39 adalah tunjangan yang tidak termasuk dalam
komponen upah (tidak termasuk dalam penghitungan upah lembur).
Pasal 41
TUNJANGAN HARI RAYA
1. Tunjangan Hari Raya (THR) adalah bantuan yang diberikan perusahaan kepada karyawan (Permen
04/Men/1994).
3. Jumlah Tunjangan Hari Raya (THR) tidak lebih dari 1 (satu) bulan upah (Gaji Pokok ditambah
tunjangan tetap).
4. Tunjangan Hari Raya akan diberikan dalam waktu 2 (dua) minggu sebelum hari raya.
Pasal 42
KENAIKAN UPAH
1. Perusahaan memberikan kenaikan umum terhadap upah karyawan setiap bulan Januari dan atau
sesuai dengan peraturan pemerintah tahun berjalan. Kenaikan upah disesuaikan minimal dengan
inflasi biaya hidup saat itu yang ditetapkan oleh pemerintah dan atau berdasarkan kebijakan
perusahaan.
2. Kenaikan upah karyawan dapat berupa kenaikan gaji pokok atau perubahan tunjangan.
3. Perusahaan akan memberikan kenaikan khusus terhadap seorang karyawan yang nyata-nyata
memiliki prestasi dan penilaian sangat baik.
1. Karyawan yang diminta bekerja lebih dari ketentuan jam kerja diperhitungkan dengan upah lembur,
sesuai dengan ketentuan dari Departemen Tenaga Kerja. Tingkat golongan karyawan yang berhak
memperoleh upah lembur diaur dalam Surat Keputusan Pimpinan Perusahaan.
2. Melakukan kerja lembur yang diperintahkan oleh atasan adalah merupakan kewajiban dimana
karyawan tidak boleh menolaknya apabila tidak ada alasan yang dapat dipertanggung jawabkan.
3. Jam kerja lembur kurang dari 30 (tiga puluh) menit tidak diperhitungkan atau jam kerja lebih dari 30
(tiga puluh) menit diperhitungkakn 1 jam.
4. Dalam hal karyawan ditugaskan bekerja lebih dari jam kerja dikarenakan kepanitiaan perayaan
untuk kepentingan perusahaan diperhitungkan dengan upah lembur.
Pasal 44
PERHITUNGAN UPAH LEMBUR
1. Perhitungan upah lembur diatur berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. 72/Men/1984
dan No. 06/Men/1993, yaitu :
a. Untuk upah karyawan bulanan, upah per jam = 1/173 x upah sebulan.
b. Adapun besarnya upah lembur per jam untuk hari kerja biasa diatur sebagai berikut :
Hari Hari Kerja Biasa
Jam Ke-1 Ke-2 dan seterusnya
Upah Lembur 1,5 x upah per jam 2 x upah per jam
d. Yang dimaksud dengan upah dalam perhitungan upah lembur diatas adalah : Gaji pokok +
tunjangan tetap, dengan tidak lebih rendah dari perhitungan lembur yang berlaku.
e. Untuk hari libur massal tahunan diatur dalam kebijakan perusahaan tersendiri.
Pasal 45
UPAH SELAMA SAKIT BERKEPANJANGAN
1. Apabila karyawan menderita sakit sehingga tidak dapat bekerja dalam jangka waktu panjang dan hal
mana dapat dibuktikan oleh Surat Dokter, maka upahnya dibayar sesuai dengan ketentuan sebagai
berikut :
- 3 Bulan pertama dibayar 100 %
OS-00A-001 (dd/mm/yy) REV.0
- 3 Bulan kedua dibayar 75 %
- 3 Bulan ketiga dibayar 50 %
- 3 Bulan keempat dibayar 25 %
2. Jika karyawan mengalami sakit berkepanjangan (sesuai surat keterangan dokter) karena kecelakaan
saat melaksanakan tugasnya, maka perusahaan membayar gaji karyawan yang bersangkutan selasma
masa sakit sebesar 100 % dari upah.
Dalam hal kecelakaan terjadi saat melaksanakan tugasnya karena mengabaikan prosedur kerja yang
semestinya, maka upah dibayarkan sesuai pasal 45 ayat 1.
3. Bila ternyata karyawan yang bersangkutan setelah setahun masih dalam keadaan sakit/tidak dapat
dipekerjakan secara efektif, maka ia akan diberhentikan dari perusahaan dengan mendapatkan uang
pesangon sesuai dengan ketentuan Kepmen No. 150/Men/2000.
Pasal 46
UPAH SELAMA PEMBERHENTIAN SEMENTARA
1. Dalam hal karyawan ditahan oleh pihak berwajib dan mengakibatkan terjadinya pemberhentian
sementara/pembebasan tugas sementara maka upah diatur sebagai berikut (Kepmen No.
150/Men/2000) :
- Bukan atas pengaduan pengusaha.
Upah tidak wajib dibayarkan, tetapi diberikan bantuan kepada keluarga yang menjadi
tanggungannya.
- Atas pengaduan pengusaha
Upah dibayarkan sebesar 75 % dari upah yang diterima tiap bulan.
2. Upah atau bantuan kepada keluarga selama pemberhentian sementara diberikan dalam jangka waktu
paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak hari pertama karyawan ditahan oleh pihak yang berwajib.
3. Dalam hal keputusan pengadilan menyatakan tidak terbukti bersalah, perusahaan akan mengganti
kerugian kepada karyawan tidak lebih dari sisa gaji yang belum dibayar.
Pasal 47
UPAH SELAMA SKORSING
Bagi karyawan yang dikenai hukuman skorsing maka upahnya dibayar selama masa skorsing sebesar 75 %
dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan yang pelaksanaannya melalui prosedur sesuai Kepmen No.
150/Men/2000.
Pasal 48
BONUS
1. Perusahaan memberikan bonus kepada karyawan 2 (dua) kali dalam setahun masing-masing minimal
50 % dari upah, dan ditambah berdasarkan penilaian prestasi kerja dengan ketentuan :
a. Nilai A : penambahan 40 % dari upah
b. Nilai B : penambahan 20 % dari upah
c. Nilai C~E : tidak menerima penambahan
2. Bonus dibayarkan pada bulan Juni untuk periode kerja Januari s/d Juni dan Desember untuk periode
kerja Juli s/d Desember.
3. Dalam hal terjadi pemberhentian/pengunduran diri karyawan sebelum tanggal pembayaran bonus,
maka bonus akan diberikan secara proporsional sesuai masa kerja dalam periode kerja berjalan.
OS-00A-001 (dd/mm/yy) REV.0
Pasal 49
INSENTIF PRODUKTIFITAS
1. Insentif produktifitas adalah insentif yang diberikan kepada seluruh karyawan atas prestasi
pencapaian target setiap Divisi yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Besar insentif yang diberikan sekurang-kurangnya 30 % dari upah, yang dibayarkan setiap bulan
Januari dan Juli.
3. Pemberian insentif produktifitas bukan merupakan keharusan bagi perusahaan, tetapi tergantung
kepada kondisi kemampuan perusahaan pada saat itu.
BAB VI
PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN
Pasal 50
PENILAIAN PRESTASI
1. Penilaian prestasi adalah sarana untuk mengetahui prestasi kerja seluruh karyawan, bagaimana
karyawan mampu (cakap) didalam mengerjakan pekerjaan dan meningkatkan kemampuan didalam
bekerja secara teratur sehingga dapat bermanfaat bagi pengembangan pekerja maupun perusahaan
secara keseluruhan.
2. Tujuan dari penilaian prestasi adalah untuk memperbaiki prestasi kerja karyawan dan untuk
mengetahui keterampilan dan kemampuan karyawan secara rutin sebagai dasar pengembangan dan
pendayagunaan pekerja se-optimal mungkin, serta sebagai dasar penyempurnaan kondisi kerja,
peningkatan mutu produksi dan mendorong terciptanya hubungan timbal balik yang sehat di
lingkungan perusahaan.
3. Untuk digunakan sebagai dasar perencanaan khususnya penyempurnaan kondisi kerja, peningkatan
mutu produksi dan hasil kerja serta mendorong terciptanya hubungan timbal balik yang sehat antara
bawahan dan atasan serta untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan sehingga dapat memacu
perkembangannya.
4. Waktu penilaian dilakukan 2 (dua) kali dalam setahun (Juni dan Desember)
5. Penilaian prestasi karyawan juga menjadi dasar perhitungan nilai untuk promosi, dengan ketentuan
sebagai berikut :
- Nilai A : 15 Point
- Nilai B : 12 Point
- Nilai C : 9 Point
- Nilai D : 6 Point
- Nilai E : 3 Point
6. Kebijakan mengenai penilaian prestasi karyawan akan diatur dalam surat keputusan tersendiri.
1. Tujuan dari promosi adalah meningkatkan pendayagunaan sumber daya karyawan dan untuk
memelihara karyawan yang berprestasi sehingga dapat memotivasi bagi karyawan itu sendiri dan
karyawan yang lain serta untuk merencanakan struktur organisasi dalam perusahaan.
2. Promosi dilakukan setiap tahun atau disesuaikan dengan kebutuhan organisasi, dan kebijakan
mengenai promosi karyawan akan diatur dalam suruat keputusan tersendiri.
3. Dalam dalam hal terjadi kekosongan jabatan/posisi untuk jabatan tertentu (level operasional s/d
leader), jabatan tersebut dapat diisi oleh karyawan dengan level yang setingkat atau satu dingkat
dibawahnya yang memiliki masa kerja sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun pada level tersebut, dan
hak yang didapat pada saat menduduki posisi tersebut hanya tunjangan jabatan dan dapat
disesuaikan levelnya pada saat promosi karyawan setelah melalui masa evaluasi selama sekurang-
kurangnya 6 (enam) bulan setelah pengangkatan. Kebijakan mengenai hal tersebut diatas diatur
dalam surat keputusan tersendiri.
Pasal 52
PENGHARGAAN
1. Perusahaan memberikan penghargaan kepada karyawan yang memiliki absent kehadiran terbaik.
2. Perusahaan memberikan predikat kepada karyawan predikat karyawan terbaik yang diberikan pada
waktu-waktu tertentu sepanjang tahun berjalan.
3. Untuk masa kerja yang telah mencukupi sesuai dengan ketentuan perusahaan diberikan penghargaan
masa kerja.
BAB VII
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
Pasal 53
UMUM
2. Jika dianggap penting sehingga pemutusan hubungn kerja harus dilakukan, perusahaan harus
bertindak dengan memperhatikan Undang-Undangan No. 12 tahun 1964 dan Kepmen No.
150/Men/2000.
3. Pemutusan hubungan kerja antara perusahaan dengan karyawan dapat disebabkan oleh hal-hal
sebagai berikut :
a. Karyawan meninggal dunia
b. Karyawan mengundurkan diri
c. Berakhirnya masa kontrak kerja
d. Karyawan tidak memenuhi syarat pada masa percobaan
e. Karyawan melakukan upaya/tindakan/etika diluar norma dan hukum yang berlaku
f. Karyawan tidak mencapai prestasi kerja yang ditetapkan oleh perusahaan
g. Masa sakit yang berkepanjangan
h. Ditahan oleh pihak yang berwajib
i. Pemberhentian karena lanjut usia dan berkurangnya efektifitas dalam bekerja
OS-00A-001 (dd/mm/yy) REV.0
j. Ketentuan pada Bab IV pasal 31 ayat 6
Pasal 54
KARYAWAN MENINGGAL DUNIA
2. Dalam hal meninggalnya karyawan disebabkan oleh karena kecelakaan kerja, ahli warisnya akan
menerima tunjangan yang besarnya ditentukan sesuai dengan kebijakan perusahaan.
3. Dalam hal meninggalnya karyawan, tunjangan akan di bayarkan susia dengan pasal 80 ayat 3.
Pasal 55
KARYAWAN MENGUNDURKAN DIRI
1. Karyawan yang oleh karena suatu hal ingin mengundurkan diri dari perusahaan, dapat mengajukan
surat permohonan resmi kepada perusahaan.
2. Permohonan harus diajukan secara tertulis sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sebelum tanggal
pengunduran diri.
3. Karyawan yang tidak masuk kerja selama 5 (lima) hari kerja berturut-turut tanpa kabar/alasan yang
dapat dipertanggung jawabkan dan sudah mendapat surat panggilan baik lisan maupun tulisan dari
perusahaan sebanyak 2 (dua) kali, maka dapat diproses PHK.
4. Perusahaan tidak berkewajiban memberikan uang pesangon kepada karyawan yang mengundurkan
diri tetapi bagi karyawan yang memiliki masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih diberikan uang
penghargaan masa kerja (Kepmen No. 150/Men/2000).
Pasal 56
BERAKHIRNYA MASA KONTRAK KERJA
1. Sesuai dengan syarat-syarat kerja yang dinyatakan dalam isi Surat Perjanjian Kontrak Kerja, tanggal
berakhirnya masa kontrak adalah tanggal berakhirnya hubungan kerja antara karyawna dan
perusahaan untuk periode tersebut.
2. Bilamana dianggap perlu dengan persetujuan kedua belah pihak, kontrak kerja dapat diperpanjang
untuk periode berikutnya dan tidak melebihi periode pertama, dengan memperhatikan Peraturan
Menteri Tenaga Kerja No. 02/Men/1993
3. Dengan berakhirnya kontrak kerja, perusahaan tidak akan memberikan imbalan/uang diluar hal-hal
yang tercantum didalam kontrak kerja.
Pasal 57
KARYAWAN YANG TIDAK MEMENUHI SYARAT DALAM MASA PERCOBAAN
1. Selama masa percobaan 3 (tiga) bulan, perusahaan setiap waktu berhak untuk memutuskan
hubungan kerja dengan karyawan yang bersangkutan, jika dianggap tidka memenuhi persyaratan
yang ditetapkan perusahaan.
2. Pemutusan hubungan kerja atas dasar ini tidak disertai dengan pemberian imbalan/uang pesangon,
uang penghargaan masa kerja dan ganti kerugian.
Karyawan yang tidak dapat mencapai prestasi kerja seperti yang telah ditetapkan perusahaan, walaupun
sudah dicoba di beberapa bidang tugas yang berbeda, dan telah diberikan Surat Peringatan dapat dikenakan
tindakan pemutusan hubungan kerja yang pelaksanaannya sesuai dengan Kepmen. No 150/Men/2000.
Pasal 59
SAKIT BERKEPANJANGAN
1. Perusahaan dapat memutuskan hubungan kerja dengan karyawan yang sakit secara terus menerus
selama 12 (dua belas) bulan (sesuai dengan Bab V pasal 45 ayat 3 dan Surat Edaran Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi RI. No. SE-01/Men/1982 tertanggal 4 Februari 1982)
2. Untuk pelaksanaan administrasi pasal 59 ayat 1 tersebut diatas (pemutusan hubungan kerja),
perusahaan berpedoman pada Kepmen No. 150/Men/2000.
Pasal 60
DITAHAN OLEH PIHAK YANG BERWAJIB
Perusahaan dapat memutuskan hubungan kerja dengan karyawa dengan alasan karyawan ditahan oleh pihak
yang berwajib karena pengaduan pengusaha maupun pihak lain, yang pelaksanaannya sesuai dengan
Kepmen No. 150/Men/2000.
Pasal 61
PEMBERHENTIAN MASSAL
2. Untuk pemberhentian massal ini kepada karyawan dapat diberikan uang pesangon, uang
penghargaan masa kerja dan ganti kerugian sesuai dengan peraturan Menteri Tenaga Kerja Kepmen
No. 150/Men/2000.
Pasal 62
PEMBERHENTIAN KERJA KARENA LANJUT USIA
1. Batas usia karyawan PT. Adiwira Kencana Jaya Utama adalah 55 tahun berdasarkan tanggal lahir
yang terdaftar pada Departmen HRD.
2. Karyawan menerima uang pisah dari perusahaan sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja
Kepmen No. 150/Men/2000
3. Dalam hal karyawan yg telah memasuki usia pensiun namun dinilai masih produktif dan bisa
menyelesaikan pekerjaan di bidangnya maka karyawan tersebut akan diberikan Perjanjian Kontrak
Waktu Tertentu.
1. Karyawan yang diberhentikan atas prakarsa perusahaan akan menerima uang pesangon, uang
penghargaan masa kerja dan ganti kerugian.
2. Besar uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan ganti kerugian (sesuai Kepmen No.
150/Men/2000) akan ditetapkan sekurang-kurangnya sebagai berikut :
a. Uang Pesangon :
- Masa kerja kurang dari 1 tahun : 1 bulan upah
- Masa kerja 1 tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 tahun : 2 bulan upah
- Masa kerja 2 tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 tahun : 3 bulan upah
- Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 tahun : 4 bulan upah
- Masa kerja 4 tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 tahun : 5 bulan upah
- Masa kerja 5 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun : 6 bulan upah
- Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 7 tahun : 7 bulan upah
c. Ganti Kerugian :
- Cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur (jatuh tempo)
- Biaya atau ongkos pulang untuk karyawan dan keluarganya : ketempat dimana karyawan
diterima bekerja
- Penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan sebesar 15% dari uang
pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja
- Dalam hal terdapat perubahan maka akan disesuaikan dengan peraturan perundangan yang
berlaku
Pasal 64
HUTANG KARYAWAN
1. Sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja antara karyawan dengan perusahaan, hutang
karyawan kepada perusahaan diperhitungkan dengan uang pesangon atas nama karyawan atau
dengan sumber dana lain atas nama karyawan
2. Jika ternyata uang pesangon atau sumber dana lain karyawan masih belum mencukupi untuk
melunasi hutang, maka pemutusan hubungan kerja ini tidak dengan sendirinya membebaskan
karyawan dari sisa hutangnya mereka kepada perusahaan.
Pasal 65
KELUH KESAH KARYAWAN
1. Jika seorang karyawan menganggap bahwa perlakuan terhadapnya tidak adil ataupun tidak wajar,
serta bertentangan dengan Peraturan Perusahaan atau Peraturan Ketenaga Kerjaan, maka karyawan
tersebut dapat menyampaikan keluhannya melalui saluran sebagai berikut :
a. Setiap keluhan karyawan pertama-tama diselesaikan dengan atasannya dan dibicarakan secara
musyawarah.
b. Bila belum dapat diselesaikan, maka bersama atasannya karyawan tersebut dapat meneruskan
keluhannya untuk bisa disampaikan langsung ke tingkat managemen yang lebih tinggi.
BAB IX
PEMBEBASAN DARI KEWAJIBAN UNTUK BEKERJA
Pasal 66
CUTI TAHUNAN
1. Cuti Tahunan adalah hari istirahat karyawan setelah bekerja selama 12 (dua belas) bulan berturut-
turut dengan mendapatkan upah penuh.
2. Cuti Tahunan ditetapkan 1 (dua) minggu atau seluruhnya 12 (dua belas) hari kerja perusahaan (UU
No. 1 Tahun 1951 pasal 14 ayat 1 jo. PP No. 21 tahun 1954 pasal 2)
3. Perusahaan berhak untuk menetapkan hari-hari cuti tahunan karyawan dalam tahun berjalan untuk
menjamin kelangsungan produktifitas kerja. Atas hari-hari libur dan cuti yang dimassalkan oleh
perusahaan, maka perusahaan dan perwakilan karyawan akan menetapkan penggantian hari cuti dan
libur tersebut dengan bekerja di hari sabtu.
4. Cuti tahunan yang diambil bersamaan dengan cuti massal/hari libur mingguan/hari libur nasional
secara terus menerus harus sepengetahuan atasan.
6. Hak cuti tahunan tidak berlaku, jika dalam waktu 6 (enam) bulan setelah hak cuti timbul tidak
dipergunakan oleh karyawan dan bukan karena suatu alasan yang disebabkan oleh perusahaan maka
dapat digantikan dengan uang tunai yang kebijakannya di atur tersendiri.
8. Prosedur pembayaran uang ganti cuti tahunan diatur pada surat keputusan tersendiri.
9. Hak atas cuti tahunan apabila telah timbul akan diberitahukan secara tertulis oleh perusahaan. Hak
atas cuti tahunan diatas menurut Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 1954, Surat Keputusan Menteri
Tenaga Kerja No. Kep-69/Men/1980
1. Cuti bersalin adalah hari-hari istirahat yang diberikan maksimum 1 1/2 (satu setengah) bulan sebelum
bersalin dengan maksimum 11/2 (satu setengah) bulan sesudah bersalin (Pasal 13 UU No. 1 Tahun
1951) dengan mendapatkan upah.
2. Hari-hari istirahat karyawan karena keguguran selama 11/2 (satu setengah) bulan dapat diambil
berdasarkan keterangan dari ahli kebidanan dengan mendapatkan upah.
3. Perpanjangan cuti bersalin dapat diberikan berdasarkan surat keterangan dokter dan ketentuan
mengenai pembayaran upah selama sakit (BAB V Pasal 40)
Pasal 68
CUTI HAID
Cuti haid adalah suatu keadaan dimana karyawan tidak diwajibkan bekerja pada hari pertama dan kedua
waktu haid yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter dengan mendapat upah.
Pasal 69
CUTI DENGAN UPAH
Seorang karyawan diizinkan meninggalkan pekerjaan dengan upah, untuk tujuan seperti tercantum dibawah
ini :
Dalam hal keluarga karyawan, orang tua/mertua atau saudara kandung meninggal dunia, maka dapat
mengajukan izin khusus yang akan diperhitungkan dengan cuti tahunannya, hal ini berlaku untuk jarak
tempuh diatas 6 (enam) jam.
Pasal 70
CUTI TANPA UPAH
Cuti tanpa upah diberikan kepada karyawan untuk menunaikan Ibadah Haji dengan maksimum sesuai
jadwal yang berlaku dan atas persetujuan perusahan
Pasal 71
IZIN KHUSUS
Izin khusus adalah izin yang diberikan perusahaan kepada karyawan untuk meninggalkan pekerjaan dengan
mendapatkan upah untuk keperluan-keperluan tertentu demi kepentingan nasional/regional dengan
maksimum waktu 10 (sepuluh) hari kerja dalam 1 (satu) tahun.
Jaminan kesejahteraan karyawan adalah bantuan yang diberikan kepada karyawan dalam rangka
perlindungan, perawatan dan kesejahteraan karyawan.
Pasal 72
SUMBANGAN PENGOBATAN
1. Sumbangan pengobatan adalah sumbangan yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan,
istri/suami yang sah, 3 (tiga) orang anak yang sah dan telah terdaftar pada departemen HRD dlam
batas waktu tertentu sebagai bantuan dari biaya pengobatan karyawan
2. Sumbangan pengobatan diberikan kepada semua karyawan terkecuali bagi karyawan yang masih
dalam masa percobaan.
3. Sumbangan pengobatan diberikan dengan dengan nilai yang didasarkan pada kebijakan perusahaan
dengan memperhatikan pengajuan dari karyawan, yaitu rawat inap & rawat jalan.
Pasal 73
SUMBANGAN MELAHIRKAN/KEGUGURAN
2. Sumbangan melahirkan/keguguran diberikan untuk tidak lebih dari 3 (tiga) anak/sampai kelahiran
anak ketiga atau 3 (tiga) kali keguguran.
3. Besar sumbangan melahirkan/keguguran diberikan dengan dengan nilai yang didasarkan pada
kebijakan perusahaan dengan memperhatikan pengajuan dari karyawan.
Pasal 74
PENYEDIAAN MAKAN
1. Perusahaan menyediakan makan siang bagi karyawan 1 (satu) kali pada jam istirahat.
2. Untuk karyawan yang harus bekerja lembur melewati pukul 18.00 perusahaan menyediakan 1 (satu)
kali penyediaan makan.
3. Ketentuan waktu pelayanan makan bisa disesuaikan dengan jam pelayanan catering kepada
perusahaan.
Pasal 75
FASILITAS TAMBAHAN UNTUK PEKERJAAN TERTENTU
Bagi karyawan yang bekerja pada jenis pekerjaan yang beresiko langsung terhadap kesehatan ataupun
keselamatan, maka perusahaan dapat melakukan pengadaan fasilitas penunjang lainnya selama dibutuhkan.
1. Sumbangan duka adalah sumbangan yang diberikan oleh perusahaan karena kematian
karyawan/keluarga sah yang terdaftar di departemen HRD.
2. Penerimaan sumbangan duka adalah salah satu dari yang ditetapkan dibawah ini :
a. Dalam hal kematian karyawan, sumbangan langsung diberikan kepada ahli waris sah yang
terdaftar di departemen HRD.
b. Dalam hal kematian keluarga karyawan, sumbangan diberikan kepada karyawan bersangkutan.
3. Bila terjadi kematian pada karyawan, maka kepada ahli waris karyawan yang bersangkutan akan
dibayarkan selain sumbangan kedukaan juga komponen-komponen lain yang berhubungan dengan
Pemutusan Hubungan Kerja.
4. Besar sumbangan duka diberikan dengan dengan nilai yang didasarkan pada kebijakan perusahaan.
Pasal 77
SUMBANGAN PERNIKAHAN
1. Sumbangan pernikahan adalah sumbangan yang diberikan unuk pernikahan pertama karyawan yang
telah melalui masa percobaan.
2. Besar sumbangan pernikahan diberikan dengan nilai yang didasarkan pada kebijakan perusahaan.
Pasal 78
PAKAIAN DAN PERLENGKAPAN KERJA
1. Untuk karyawan baru, perusahaan menyediakan 2 (dua) pasang pakaian seragam dan perlengkapan
penunjang lainnya, disesuaikan dengan sektor pekerjaannya.
2. Bagi karyawan lama, perusahaan memberikan ganti pakaian seragam dan perlengkapan penunjang
lainnya secara reguler 1 (satu) tahun sekali.
3. Apabila terjadi kerusakan pada pakaiaan dan perlengkapan penunjang lainnya yang di sebabkan
karena proses pekerjaan, maka karyawan wajib mengembalikan kepada departemen HRD-GA
dengan sepengetahuan dan persetujuaan atasan.
4. Pakaian kerja lengkap wajib dipakai selama berada di lingkungan perusahaan dan saat memberikan
pelayanan kepada perusahaan lain.
Pengertian Code of Conduct (Pedoman Perilaku) adalah merupakan kode atau aturan atau tata tertib didalam
perusahaan. Pengertian Code of Conduct adalah pedoman internal perusahaan yang berisikan sistem Nilai,
Etika Bisnis, Komitmen serta penegakan terhadap peraturan-peraturan perusahaan bagi individu dalam
menjalankan bisnis dan aktivitas lainnya serta berinteraksi dengan stakeholders.
Pasal 79
VISI DAN MISI PERUSAHAAN
Visi dan Misi Perusahaan merupakan rumusan strategis perusahaan yang akan menghimpun seluruh potensi
dalam perusahaan untuk bekerja serius dan fokus serta terus bergerak maju menuju cita-cita bersama.
1. Visi Perusahaan.
PT. Adiwira Kencana Jaya Utama akan menjadi salah satu perusahaan terbaik di Indonesia yang
bergerak dibidang industri, perdagangan barang dan jasa dengan penekanan pada pertumbuhan yang
berkelanjutan dan pembangunan kompetensi melalui pengembangan sumber daya manusia,
manajemen teknologi, dan tata kelola perusahaan yang baik.
2. Misi Perusahaan.
a. Mewujudkan impian konsumen terhadap produk dan jasa berkualitas melalui keunggulan
inovasi, sistem manajemen, dan sumber daya manusia.
b. Menjalin kemitraan kerja sama yang optimal dan berkesinambungan dengan berbagai pihak yang
saling menguntungkan.
c. Memberikan perhatian yang tulus kepada masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja,
dukungan pembinaan sosial, pendidikan dan lingkungan.
d. Memproduksi/menyalurkan berbagai jenis barang yang terkait dengan kebutuhan industri dan
masyarakat dengan mutu, harga dan pasokan yang berdaya saing tinggi melalui pengelolaan
yang profesional demi kepuasan pelanggan.
Pasal 80
TATA NILAI PERUSAHAAN
1. Integritas (Integrity)
Senantiasa melaksanakan pekerjaan dengan jujur dan penuh tanggung jawab serta beretika, semata-
mata untuk kepentingan Perusahaan. Integritas (Integrity) diterjemahkan kedalam 5 (lima) Perilaku
Utama yang akan menjadi pegangan dalam menjalankan bisnis dan organisasi Perusahaan, yaitu
antara lain:
Mencintai Pekerjaan (Passion) diterjemahkan kedalam 5 (lima) Perilaku Utama yang akan menjadi
pegangan dalam menjalankan bisnis dan organisasi Perusahaan, yaitu antara lain :
a. Semangat dan keinginan yang kuat untuk senantiasa berbuat yang terbaik dibidangnya.
b. Menyenangi tugasnya dan selalu berpikir positif dalam bekerja.
c. Memiliki kepedulian yang tinggi terhadap masalah-masalah Perusahaan.
d. Bangga terhadap Perusahaan sebagai wujud dari kebanggaan pada bangsa dan negara
e. Senantiasa menghasilkan kualitas pekerjaan yang terbaik.
a. Selalu ingin mengetahui dan belajar hal-hal baru untuk kemajuan Perusahaan.
b. Melihat jauh ke depan dan senantiasa berusaha untuk membawa Perusahaan ke tingkat yang
lebih tinggi.
c. Berani mencoba hal-hal baru dengan niat semata-mata untuk memperbaiki kualitas, proses dan
produk Perusahaan.
Pasal 81
MAKSUD, TUJUAN DAN MANFAAT
3. Perusahaan berusaha untuk melaksanakan Code of Conduct ini secara konsisten dan konsekuen
sehingga dapat memberikan manfaat jangka panjang, bagi:
a. Perusahaan.
1) Mendorong kegiatan operasional Perusahaan agar lebih efisien dan efektif mengingat
hubungan dengan Pelanggan, Masyarakat, Pemerintah dan Stakeholders lainnya memiliki
standar etika yang harus diperhatikan,
2) Meningkatkan nilai Perusahaan dengan memberikan kepastian dan perlindungan kepada
Stakeholders dalam berhubungan dengan Perusahaan sehingga menghasilkan reputasi yang
baik, yang pada akhirnya mewujudkan keberhasilan usaha dalam jangka panjang.
b. Pemegang Saham
Menambah keyakinan bahwa Perusahaan dikelola secara amanah, hati-hati (prudent), efisien,
transparan, akuntabel dan fair untuk mencapai tingkat profitabilitas yang diharapkan oleh
Pemegang Saham dengan tetap memperhatikan kepentingan Perusahaan.
Pasal 82
ISTILAH-ISTILAH YANG DIGUNAKAN
1. Perusahaan (atau Perseroan), dengan huruf P Kapital, adalah PT Adiwira Kencana Jaya Utama,
sedangkan perusahaan (atau perseroan) dengan huruf p kecil menunjuk kepada perusahaan secara
umum.
2. Corporate governance, adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organisasi Perusahaan
untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas Perusahaan guna mewujudkan nilai
pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan Stakeholder
lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika.
3. Pedoman Etika dan Perilaku (Code of Conduct), adalah sistem nilai atau norma yang dianut oleh
Seluruh Perangkat Perusahaan dalam melaksanakan tugasnya yang didalamnya memuat etika bisnis
dan perilaku seluruh Seluruh Perangkat Perusahaan dalam mencapai tujuan, visi dan misi
Perusahaan antara lain termasuk etika hubungan antara Perusahaan dengan Karyawan, Konsumen,
OS-00A-001 (dd/mm/yy) REV.0
Pemegang Saham, Pemasok, Pemerintah, Mitra usaha, Pesaing, Media Massa, Masyarakat dan
Lingkungannya.
4. Benturan kepentingan, adalah situasi atau kondisi yang memungkinkan organ utama Perusahaan
memanfaatkan kedudukan dan wewenang yang dimilikinya dalam Perusahaan untuk kepentingan
pribadi, keluarga atau golongan,sehingga tugas yang diamanatkan tidak dapat dilakukan secara
obyektif.
5. Dewan Komisaris, adalah keseluruhan Anggota Dewan Komisaris sebagai suatu kesatuan Dewan
(Board).
6. Anggota Dewan Komisaris, adalah Anggota dari Dewan Komisaris yang merujuk pada individu
(bukan Board).
7. Direksi, adalah keseluruhan Anggota Direksi sebagai satu kesatuan Dewan (Board).
8. Anggota Direksi, adalah Anggota Direksi yang merujuk kepada individu (bukan Board).
9. Karyawan, adalah orang yang terikat hubungan kerja dengan Perusahaan serta telah memenuhi
syarat-syarat yang ditentukan dan diangkat oleh Direksi serta diberikan penghasilan, kesejahteraan
dan fasilitas sesuai dengan perundang-undangan dan peraturan Perusahaan.
10. Seluruh Perangkat Perusahaan, adalah Dewan Komisaris, Direksi dan seluruh Karyawan Perusahaan.
11. Atasan Langsung, adalah jabatan Manajer di atas jabatan yang didudukinya dalam hubungan kepada
siapa ia harus bertanggung jawab.
12. Stakeholders, adalah setiap pihak yang memiliki kepentingan baik secara langsung maupun tidak
langsung baik finansial maupun non finansial terhadap Perusahaan dan memiliki pengaruh secara
langsung maupun tidak langsung terhadap kelangsungan hidup Perusahaan, termasuk didalamnya
Pemegang Saham, Karyawan, Pemerintah, Pelanggan, Pemasok, dan Masyarakat serta pihak
berkepentingan lainnya.
13. Konsumen, adalah setiap perseorangan atau perusahaan yang menggunakan jasa/pelayanan dari yang
diusahakan oleh Perusahaan.
14. Mitra Usaha, adalah pihak perseorangan maupun perusahaan yang menjalin kerjasama bisnis
berdasarkan potensi dan kelayakannya yang saling menguntungkan dengan Perusahaan.
15. Nilai-Nilai Perusahaan, adalah kombinasi dari nilai-nilai (values) dan keyakinan (beliefs), yaitu
prinsip-prinsip yang diyakini baik dan benar dalam menjalankan bisnis dan organisasi, yang menjadi
pegangan bagi Seluruh Perangkat Perusahaan dalam berperilaku, bertindak dan mengambil
keputusan untuk mencapai tujuan bersama.
16. Etika, adalah sistem nilai atau norma yang diyakini oleh Seluruh Perangkat Perusahaan sebagai
suatu standar perilaku pada Perusahaan.
17. Etika Usaha, adalah sistem nilai atau norma yang dijabarkan dari filosofi pendirian Perusahaan dan
yang dianut oleh Perusahaan sebagai acuan Perusahaan serta manajemennya untuk berhubungan
dengan lingkungannya, baik internal maupun eksternal (Stakeholder).
18. Etika Kerja, adalah sistem nilai atau norma yang dianut oleh setiap Pimpinan dan Karyawan dalam
OS-00A-001 (dd/mm/yy) REV.0
melaksanakan tugasnya termasuk etika hubungan antar Karyawan dan Perusahaan
Pasal 83
PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)
Berikut ini adalah prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang diterapkan dalam Code of
Conduct:
1. Transparansi (Transparency)
Perusahaan menjamin pengungkapan informasi materiil dan relevan mengenai kinerja, kondisi
keuangan dan informasi lainnya secara jelas, memadai, akurat, dapat dibandingkan dan tepat waktu
serta mudah diakses oleh Stakeholders sesuai dengan haknya.
Prinsip keterbukaan ini tidak mengurangi kewajiban untuk melindungi informasi rahasia mengenai
Perusahaan dan Pelanggan serta Mitra Kerja sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang
berlaku.
2. Akuntabilitas (Accountability)
Perusahaan menjamin kejelasan fungsi, hak, kewajiban, wewenang, dan pertanggungjawaban Jajaran
Perusahaan yang memungkinkan pengelolaan Perusahaan terlaksana secara efektif.
Akuntabilitas merujuk kepada kewajiban seseorang atau organ kerja Perusahaan yang berkaitan
dengan pelaksanaan wewenang yang dimilikinya dan/atau pelaksanaan tanggung jawab yang
dibebankan oleh Perusahaan kepadanya.
4. Kemandirian (Independency)
Perusahaan menjamin pengelolaan Perusahaan secara profesional tanpa benturan kepentingan dan
pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang- undangan
yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
5. Kewajaran (Fairness)
Perusahaan menjamin perlakuan yang adil dan setara dalam memenuhi hak-hak Stakeholders
berdasarkan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 84
ETIKA BISNIS PERUSAHAAN
Secara sederhana yang dimaksud dengan etika dalam Code of Conduct ini adalah nilai dan norma moral
yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Dengan
demikian etika bisnis bisa diartikan sebagai cara-cara baik untuk melakukan kegiatan bisnis, yang
mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, Perusahaan, industri dan juga masyarakat.
OS-00A-001 (dd/mm/yy) REV.0
Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang
berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun Perusahaan di masyarakat.
Peraturan perundang-undangan yang diterapkan untuk perilaku bisnis Perusahaan ini mencakup
Undang-undang, Peraturan Perusahaan, Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah, hukum bisnis, dan
segala hukum serta peraturan yang berlaku khususnya yang berkaitan dengan lapangan usaha
Perusahaan.
Memahami dan mematuhi peraturan perundang-undangan merupakan elemen utama yang harus
dijaga dalam setiap tindakan yang dilakukan oleh setiap Seluruh Perangkat Perusahaan. Ketentuan
selanjutnya dapat mengacu pada peraturan Perusahaan yang berlaku.
a. Suap
Suap adalah suatu pemberian ataupun janji untuk memberi kepada seseorang atau pejabat yang
akan mempengaruhi keputusan yang terkait dengan jabatannya antara lain dengan berbuat atau
tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya, untuk
keuntungan si pemberi suap.
Bentuk-bentuk suap dapat berupa pemberian uang, barang, fasilitas pemberian atau penerimaan
jabatan kepada keluarga pejabat ataupun bentuk dan fasilitas lainnya yang dapat merupakan
imbalan.
4. Pemberian Kesempatan Yang Sama Kepada Karyawan Untuk Mendapatkan Pekerjaan, Promosi dan
Pemberhentian Kerja
a. Perusahaan menjunjung tinggi penegakan hukum dan peraturan Perusahaan dengan konsisten
tanpa membedakan ras, gender, agama dan jabatan.
b. Perusahaan selalu menjunjung kesetaraan kerja termasuk di dalamnya larangan terhadap segala
bentuk diskriminasi. Perusahaan memberikan kesempatan yang sama dan setara serta perlakuan
yang adil kepada seluruh Karyawan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan Perusahaan dalam menjaga hubungan dengan Pemerintah adalah
sebagai berikut:
OS-00A-001 (dd/mm/yy) REV.0
1) Senantiasa mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2) Membina hubungan yang sehat, harmonis dan konstruktif dengan Regulator, Legislator dan
instansi terkait lainnya baik dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah
3) Menghindari praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam berhubungan dengan
Pemerintah/Regulator
7) Senantiasa berkomunikasi dan menjaga hubungan yang harmonis dan beretika berdasarkan
nilai kejujuran, saling menghormati, serta sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
Agar hubungan dengan Pemegang Saham dapat terjalin dengan baik dan memenuhi ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka Perusahaan menetapkan kebijakan sebagai
berikut:
1) Setiap Pemegang Saham dan wakilnya yang sah berhak melihat Daftar Pemegang Saham dan
Daftar Khusus Perusahaan, yang berkaitan dengan diri Pemegang Saham yang bersangkutan
pada waktu jam kerja kantor Perusahaan
2) Memberikan informasi material yang lengkap dan akurat mengenai Perusahaan kepada setiap
Pemegang Saham sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3) Membuat mekanisme RUPS yang memungkinkan setiap Pemegang Saham dapat hadir dalam
RUPS dan memberikan suaranya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2) Ikut bertanggung jawab atas penegakan disiplin dilingkungan Perusahaan, untuk itu
pendidikan kedisiplinan merupakan salah satu tugas dan kewajiban Perusahaan,
4) Menyediakan layanan pengaduan bagi Konsumen dan Pelanggan lainnya yang mudah
diakses dan tanpa ada diskriminasi,
5) Melaksanakan promosi yang berkesinambungan secara sehat, fair, jujur, mudah dipahami
serta diterima oleh norma-norma masyarakat.
1) Senantiasa mengedepankan azas manfaat dengan memilih mitra usaha yang memberikan
sinergi terbaik pada Perusahaan dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)
2) Menghindari kerjasama dengan Mitra Usaha yang melakukan praktek usaha yang tidak etis
3) Selalu menjaga hubungan baik, setara, transparan dan saling menguntungkan dalam bekerja
sama dengan para Mitra Usaha
4) Senantiasa melaksanakan hubungan kerja sesuai dengan nilai-nilai etika dan dalam batas-
batas toleransi yang diperbolehkan oleh hukum
6) Mitra usaha wajib mematuhi semua ketentuan internal yang berlaku di Perusahaan.
3) Melarang kesepakatan/perjanjian dengan pesaing yang terkait dengan tidak melibatkan diri
dalam kegiatan bisnis yang dapat melanggar Peraturan Perundang-undangan yang berkaitan
OS-00A-001 (dd/mm/yy) REV.0
dengan monopoli dan persaingan usaha yang tidak sehat.
3) Senantiasa menjaga reputasi Perusahaan dalam penggunaan dana-dana yang bersumber dari
pinjaman Kreditur/Investor dengan selalu memenuhi komitmennya
2) Menghindari adanya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam proses pengadaan
terhadap Pemasok/Kontraktor di Perusahaan
4) Melaksanakan proses pengadaan secara transparan, kompetitif dan adil untuk mendapatkan
Pemasok/Kontraktor yang memenuhi kualifikasi persyaratan pekerjaan dan harga yang dapat
dipertanggungjawabkan
2) Senantiasa menjalin hubungan baik dengan Anak Perusahaan dalam upaya membangun
sinergi dan meningkatkan citra Perusahaan dan kelompok usahanya
3) Setiap hubungan dengan Anak Perusahaan dilaksanakan dalam kerangka hubungan bisnis
yang wajar dan saling menguntungkan.
Oleh karena itu, sangat penting bagi Perusahaan untuk mengatur perilaku yang beretika dalam
pelaksanaan aktivitas sehari-hari di pekerjaan.
5) Memberi keteladanan dalam tindakan dan perilaku sehari-hari, sesuai kata dengan perbuatan
9) Melakukan koreksi atau teguran ke bawahan secara konstruktif, adil dan tanpa mematahkan
semangat kerja yang bersangkutan
10) Memberikan kesempatan yang sama kepada bawahan untuk mengembangkan karirnya tanpa
membeda-bedakan suku, agama, ras, gender dan golongan
11) Menanggapi setiap laporan yang diterima mengenai pelanggaran disiplin dan
menindaklanjutinya secara adil dan transparan sesuai peraturan Perusahaan
OS-00A-001 (dd/mm/yy) REV.0
12) Menjaga keutuhan dan kekompakan seluruh Seluruh Perangkat Perusahaan dengan
menghindari persaingan yang tidak sehat serta menghindari pengkotakan antar bagian
13) Tidak melakukan intimidasi atau tekanan, penghinaan, dan pelecehan terhadap bawahan.
2) Bersikap dan bertingkah laku santun terhadap atasan dan sesama Seluruh Perangkat
Perusahaan
5) Berani dan bebas mengeluarkan pendapat secara santun dalam mendiskusikan kebijakan
atasan yang tidak sesuai dengan aturan dan/atau tujuan Perusahaan dan menyampaikan saran
untuk perbaikan
6) Tidak membahas secara negatif kebijakan atasan dengan sesama bawahan yang berpotensi
mengundang fitnah dan kontra produktif terhadap kinerja Perusahaan
7) Mematuhi peraturan Perusahaan dan menginformasikan kepada atasan bila terdapat indikasi
penyimpangan
8) Patuh dan konsekuen terhadap hukum, kebijakan (policy), dan Standard Operating Procedure
(SOP) yang sudah ditetapkan
10) Mematuhi dan menghormati kesepakatan yang tertuang dalam Peraturan Perusahaan.
2) Kemampuan dan keterampilan untuk bekerja dalam kelompok demi kemajuan Perusahaan
3) Memiliki semangat kerja sama yang tinggi dan selalu siap membantu rekan ataupun unit
kerja lain untuk kebaikan Perusahaan
4) Bersedia berbagi pengetahuan dan keterampilan kepada rekan kerja lainnya tanpa merasa
takut tersaingi
5) Menghargai orang lain, tidak meremehkan dan membeda-bedakan satu dengan lainnya
6) Menerima setiap masukan dan saran yang diberikan untuk perbaikan diri dan peningkatan
kinerja
7) Menciptakan keterbukaan informasi sesama rekan kerja dan antar unit kerja untuk
mendukung kerja sama dan koordinasi yang baik demi kemajuan Perusahaan dengan tidak
melanggar Perjanjian Kerja Bersama antara Perusahaan dan Karyawan yaitu menyimpan
OS-00A-001 (dd/mm/yy) REV.0
rahasia Perusahaan dan atau rahasia jabatan dengan sebaik-baiknya
8) Bersikap terbuka, simpatik dan membantu sesama rekan, saling menghormati dan
menghargai pendapat orang lain, serta dapat menerima perbedaan pendapat dengan baik
9) Semangat persaingan yang sehat untuk memacu prestasi kerja secara maksimal
10) Menghindari tindakan dan ucapan yang mengandung unsur intimidasi, pelecehan,
penghinaan, sikap mengejek, memfitnah dan merendahkan teman, serta saling menjatuhkan
terhadap sesama rekan kerja
11) Bekerja dengan harmonis berdasarkan dedikasi dan kepercayaan bersama untuk mencapai
tujuan bersama.
Pasal 85
ETIKA/TUNTUTAN PERILAKU PERANGKAT PERUSAHAAN
b. Melaksanakan tugas secara profesional dengan penuh tanggung jawab serta menjunjung tinggi
integritas, kejujuran, dan semangat kebersamaan
c. Peduli dan tanggap terhadap keluhan pelanggan dan dengan segera menindaklanjuti keluhan
Pelanggan.
d. Membuat rencana kerja dengan baik sesuai dengan ruang lingkup tugasnya.
f. Bekerja keras, serta berusaha mencari cara yang terbaik dalam menyelesaikan tugas sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan dengan cara yang efektif dan efisien.
g. Memiliki motivasi yang kuat untuk mengembangkan diri dan memperluas pengetahuan.
h. Mematuhi seluruh ketentuan dan nilai-nilai Perusahaan untuk menjaga dan mempertahankan
citra serta reputasi Perusahaan.
b. Senantiasa berupaya meningkatkan kompetensi diri sejalan dengan perkembangan yang terjadi.
c. Menghargai orang lain, tidak meremehkan dan membeda-bedakan satu dengan lainnya.
e. Melaksanakan ibadah agama yang dianut oleh masing-masing Seluruh Perangkat Perusahaan
OS-00A-001 (dd/mm/yy) REV.0
dengan baik serta memahami dan mematuhi etika Perusahaan.
b. Menghargai antar Seluruh Perangkat Perusahaan dengan tidak meremehkan dan membeda-
bedakan satu dengan lainnya.
d. Bersedia berbagi pengetahuan (sharing knowledge) dan keterampilan serta membantu rekan
kerja lainnya tanpa merasa takut tersaingi
Perusahaan mempunyai kewajiban menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh dalam setiap
kegiatan bisnis. Penghargaan terhadap privasi Mitra Usaha sama pentingnya dengan perlindungan
aset Perusahaan. Oleh karena itu setiap Seluruh Perangkat Perusahaan diwajibkan untuk
memperlakukan informasi Perusahaan yang bersifat rahasia (confidential) yang diperolehnya dalam
menjalankan tugas dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a. Melindungi informasi rahasia, bukan hanya Seluruh Perangkat Perusahaan yang masih aktif
bekerja tetapi juga berlaku bagi Seluruh Perangkat Perusahaan yang sudah tidak bekerja selama
waktu tertentu sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
b. Akses informasi, pengaturan mengenai kewenangan dan lingkup tugas Seluruh Perangkat
Perusahaan yang dapat melakukan akses terhadap informasi Perusahaan yang diperlukan, baik
yang bersifat umum atau khusus
2) Penagihan piutang Perusahaan yang telah dilimpahkan kepada Badan Urusan Piutang dan Lelang
Negara/ Panitia Urusan Piutang Negara
d. Menggunakannya sesuai jabatan, kewenangan dan lingkup pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
e. Tidak menggunakan dan memanfaatkan aset Perusahaan untuk kepentingan pribadi, kepentingan
kelompok dan atau aktivitas politik serta pihak ketiga lainnya.
g. Memastikan bahwa setiap pencatatan dan pelaporan aset Perusahaan menggunakan standar
akuntansi yang berlaku umum.
b. Menguasai dan memahami situasi dan kondisi lingkungan kerja dengan mentaati pelaksanaan
ketentuan peraturan perundangan tentang keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan.
d. Menghindari segala perbuatan yang mencelakakan diri sendiri atau orang lain, mengganggu
kesehatan, seperti minuman yang memabukkan, mengkonsumsi obat-obat terlarang, dan lain-
lain, sesuai ketentuan Perusahaan
e. Melakukan penanggulangan atas kejadian kecelakaan yang terjadi sesuai dengan standar dan
prosedur yang berlaku dan senantiasa memiliki rencana penanggulangan keadaan darurat.
f. Melaporkan setiap insiden dan kecelakaan kerja yang terjadi kepada pimpinan unit masing-
masing dan instansi berwenang terkait dalam batas waktu yang ditentukan.
g. Melakukan pemeriksaan, inspeksi dan evaluasi secara berkala terhadap semua sarana termasuk
sumber daya, peralatan dan sistem deteksi secara seksama sesuai kewenangannya untuk
memastikan kesiapannya.
OS-00A-001 (dd/mm/yy) REV.0
7. Perilaku Asusila, Narkotika, Obat Terlarang, Perjudian dan Merokok
Perilaku sehat yang dilandasi dengan nilai-nilai moral dan kesusilaan setiap Seluruh Perangkat
Perusahaan diyakini dapat mempengaruhi kontribusi kinerja yang diberikan kepada Perusahaan serta
berpengaruh terhadap pembentukan citra Perusahaan.
b. Dilarang menggunakan, mengedarkan dan menjual hal-hal yang berkaitan dengan narkotika dan
obat-obatan terlarang lainnya serta minuman keras.
c. Dilarang menyimpan dan mengedarkan hal-hal yang berkaitan dengan bentuk-bentuk pornografi.
e. Dilarang merokok di tempat umum kecuali pada tempat yang telah disediakan oleh Perusahaan
f. Dilarang membawa senjata tajam dan senjata api maupun senjata lainnya di lingkungan
Perusahaan.
b. Mencatat data dan menyusun laporan berdasarkan sumber yang benar, diverifikasi
keakuratannya dan dapat dipertanggungjawabkan
c. Menyampaikan laporan secara benar, lengkap, singkat, jelas, tepat isi dan tepat waktu, serta
relevan untuk proses pengambilan keputusan
d. Tidak menyembunyikan data dan dokumen Perusahaan, baik ketika menjabat ataupun setelah
selesai masa tugas/jabatannya
e. Tidak membiarkan catatan yang tidak benar atau transaksi yang melanggar hukum
f. semua dokumen, laporan dan berkas-berkas Perusahaan dengan tertib sehingga senantiasa mudah
ditemukan dan digunakan sewaktu-waktu oleh semua pihak yang berkepentingan
Informasi material adalah informasi yang belum dipublikasikan secara luas yang dapat mendorong
seseorang untuk membeli, menjual atau menahan saham Perusahaan
b. Hanya mengadakan dan menerima Jamuan Bisnis dengan Mitra Usaha dan/atau pemangku
kepentingan lainnya sepanjang hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk kepentingan
Perusahaan, atas beban Perusahaan dengan biaya yang dapat dipertanggungjawabkan dan
dilaksanakan dalam batas-batas yang wajar di tempat yang terhormat yang tidak menimbulkan
citra negatif terhadap Perusahaan. Jamuan bisnis yang dapat diterima /diberikan Seluruh
Perangkat Perusahaan dalam rangka kegiatan bisnis (dan menjadi beban Perusahaan) adalah
jamuan untuk menjalin kerjasama dengan Mitra Usaha
c. Menyerahkan Hadiah dan/atau Cindera Mata yang diperoleh dari Mitra Usaha seperti plakat,
thropy, dan sebagainya untuk disimpan di Perusahaan
d. Hanya melaksanakan semua pengeluaran yang berkaitan dengan pemberian Hadiah, Cindera
Mata dan Jamuan Bisnis yang telah mendapat otorisasi pejabat Perusahaan yang berwenang;
Hadiah dan Cindera Mata yang diperbolehkan untuk diterima dalam batas kewajaran adalah
dalam rangka:
1) Perkawinan
2) Khitanan
3) Musibah
4) Penghargaan dari Perusahaan atas pencapaian prestasi yang bersangkutan
5) Cindera Mata dari perusahaan lain dalam bentuk antara lain pulpen, agenda, kalender, dan
lain-lain sejenisnya
c. Terlibat langsung maupun tidak langsung dalam pengelolaan Perusahaan pesaing dan/atau
Perusahaan mitra atau calon Mitra lainnya
e. Mempunyai hubungan keluarga sedarah dan/atau semenda sampai dengan derajat ketiga antar
sesama Anggota Direksi dan/atau Anggota Dewan Komisaris.
Terhadap kondisi benturan kepentingan dan penyalahgunaan jabatan tersebut, maka seluruh Seluruh
Perangkat Perusahaan:
a. Selalu menghindari benturan kepentingan dalam bentuk apapun dan menempatkan kepentingan
Perusahaan sebagai satu-satunya tujuan pekerjaan
c. Tidak melakukan transaksi dan/atau menggunakan harta Perusahaan untuk kepentingan diri
sendiri, keluarga, atau golongan
d. Tidak memanfaatkan informasi rahasia dan data bisnis Perusahaan untuk kepentingan di luar
Perusahaan
e. Tidak memanfaatkan dan menggunakan hak cipta Perusahaan yang dapat merugikan
kepentingan atau menghambat perkembangan Perusahaan
f. Tidak melakukan investasi atau ikatan bisnis dengan pihak lain yang mempunyai keterkaitan
bisnis dengan Perusahaan baik langsung maupun tidak langsung
g. Tidak memegang jabatan apapun pada Perusahaan/institusi lain yang ingin dan atau sedang
melakukan hubungan bisnis dengan Perusahaan maupun yang ingin dan atau sedang
berkompetisi dengan Perusahaan
h. Tidak memanfaatkan jabatan untuk memberikan perlakuan istimewa kepada keluarga, kerabat,
kelompok dan/ atau pihak lain atas beban Perusahaan
i. Tidak memberikan perlakuan istimewa kepada Pelanggan, Pemasok, Mitra Bisnis, Pemerintah
atau pihak lain melebihi dari kebijakan yang ditetapkan Perusahaan
j. Tidak melakukan pekerjaan atau profesi di luar Perusahaan pada jam kerja dan selalu
mengungkapkan serta melaporkan setiap kepentingan dan/atau kegiatan-kegiatan di luar
Perusahaan pada jam kerja kepada atasannya secara berjenjang untuk mendapatkan ijin
OS-00A-001 (dd/mm/yy) REV.0
k. Tidak terlibat proses pengambilan keputusan dalam hubungan bisnis dengan Mitra Usaha,
Pesaing atau Pemasok yang memiliki hubungan dan melaporkan kepada Pimpinan Perusahaan
bila mempunyai hubungan keluarga atau hubungan khusus lainnya dengan Mitra Usaha, Pesaing
atau Pemasok tersebut.
Pasal 86
PENEGAKAN DAN PELAPORAN
b. Code of Conduct harus disosialisasikan dan dipahami oleh seluruh Seluruh Perangkat
Perusahaan
c. Pakta Integritas Dewan Komisaris dan Direksi dibuat dan ditandatangani dalam beberapa
rangkap asli sesuai dengan jumlah anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan. 1 (satu)
rangkap asli disampaikan kepada Unit Kerja/Bagian yang menangani bidang Manajemen
Sumber Daya Manusia, 1 (satu) rangkap asli disampaikan kepada Sekretaris Perusahaan dan 1
(satu) rangkap asli disimpan oleh masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang
bersangkutan
d. Pakta Integritas Karyawan Perusahaan dibuat dan ditandatangani dalam 2 (dua) rangkap asli. 1
(satu) rangkap asli disampaikan kepada Unit Kerja/Bagian yang menangani bidang Manajemen
Sumber Daya Manusia, dan 1 (satu) rangkap asli disimpan oleh Karyawan Perusahaan yang
bersangkutan
e. Unit Kerja/Bagian yang menangani bidang Manajemen Sumber Daya Manusia membuat
rekapitulasi Karyawan Perusahaan yang melaksanakan penandatanganan Pakta Integritas setiap
tahunnya, untuk kemudian disampaikan kepada Sekretaris Perusahaan pada setiap awal tahun.
2) Pakta Integritas Pimpinan Unit Organisasi/Unit Kerja sampai dengan pimpinan setingkat
Kepala Seksi, yaitu sebagaimana Contoh Format-2 Lampiran Keputusan Direksi ini.
3) Pakta Integritas Karyawan Non Struktural Perusahaan, yaitu sebagaimana Contoh Format-3
Lampiran Keputusan Direksi ini.
5) Seluruh Pimpinan Unit Organisasi/Unit Kerja sampai dengan pimpinan setingkat Kepala
Seksi bertanggung jawab dan memberi keteladanan bagi bawahannya atas penerapan Code of
Conduct tersebut.
a. Mewujudkan sense of belonging terhadap Code of Conduct sehingga melahirkan kesadaran dari
seluruh Seluruh Perangkat Perusahaan untuk melaksanakan Code of Conduct ini
b. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan Seluruh Perangkat Perusahaan mengenai arti penting
Code of Conduct bagi kelangsungan bisnis Perusahaan
3. Pelanggaran
Pelanggaran Code of Conduct merupakan tindakan indisipliner dan akan ditangani oleh Sekretaris
Perusahaan yang merupakan penanggung jawab implementasi Good Corporate Governance (GCG)
di Perusahaan. Setiap Seluruh Perangkat Perusahaan yang mengetahui terjadinya pelanggaran Code
of Conduct wajib melaporkan kepada Sekretaris Perusahaan atau Atasan Langsung. Sekretaris
Perusahaan bertanggung jawab untuk :
Setiap Seluruh Perangkat Perusahaan yang menyampaikan pelaporan atas pelanggaran Code of
Conduct ini, tidak perlu merasa khawatir, karena Perusahaan akan melindungi identitas pelapor
sepanjang pelaporannya dapat dipertanggungjawabkan. Pelanggaran atas Code of Conduct ini akan
diberikan sanksi atau ganjaran yang sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku di
Perusahaan.
b. Pengungkapan harus dilakukan dengan itikad baik dan bukan merupakan suatu keluhan pribadi
atas suatu kebijakan Perusahaan tertentu (grievance) ataupun didasari kehendak buruk/fitnah
c. Segenap Seluruh Perangkat Perusahaan dan pihak eksternal Perusahaan (Pelanggan, Mitra Kerja
dan Masyarakat) dapat melaporkan pelanggaran Code of Conduct yang dilakukan oleh oknum
Seluruh Perangkat Perusahaan dan Perusahaan wajib menindaklanjuti pelaporan yang berpotensi
merugikan secara materiil dan dapat merusak citra Perusahaan yang antara lain disebabkan oleh
penyimpangan, manipulasi dan lain sebagainya
d. Pelapor wajib mencantumkan identitasnya dengan jelas pada laporan yang dibuat, disertai
dengan bukti pendukung yang relevan. Penerima laporan wajib merahasiakan identitas pelapor
b. bagi Karyawan yang melakukan pelanggaran ditetapkan oleh Direksi setelah mendapat laporan
dari Atasan Langsung Karyawan yang bersangkutan.
c. Dewan Komisaris dan Direksi memutuskan pemberian tindakan pembinaan, sanksi disiplin
dan/atau tindakan lainnya serta pencegahan yang harus dilaksanakan oleh Atasan Langsung di
lingkungan masing-masing.
d. Sanksi bagi Direksi dan Dewan Komisaris yang melakukan pelanggaran diputuskan oleh
Pemegang Saham.
e. Bila Mitra Kerja atau Stakeholders lain yang melakukan pelanggaran, maka akan dikenakan
ketentuan sebagaimana yang tertuang dalam kontrak. Apabila terkait dengan tindak pidana dapat
diteruskan kepada pihak yang berwajib.
Pasal 87
PETUNJUK PELAKSANAAN
Ketentuan petunjuk pelaksanaan yang merupakan pengaturan teknis maupun penjabaran lebih lanjut
daripada isi peraturan Perusahaan ini, akan diatur dan ditanda-tangani bersama dan menjadi bagian yang tak
terpisahkan.
Pasal 88
KETENTUAN PROSEDURAL
Dalam hal ini karena beberapa ketentuan dalam peraturan Perusahaan ini batal karena tidak sesuai dengan
Undang-Undang yang baru, maka peraturan Perusahaan ini akan disesuaikan dengan Undang-Undang yang
baru tersebut.
Pasal 89
PENAFSIRAN
Perusahaan dan perwakilan karyawan akan bermusyawarah untuk mentafsirkan ketentuan diatas dalam hal
terdapat ketidak jelasan pada arti dalam penafsiran yang terdapat dalam pasal dan ayat-ayat pada Peraturan
Perusahaan ini.
Hal-hal yang belum diatur ditetapkan dalam Peraturan Perusahaan ini akan ditentukan kemudian dan
ditambahkan sebagai pelengkap Peraturan Perusahaan atau Peraturan Pelaksana dengan memperhatikan
ketentuan perundangan yang berlaku.
BAB XII
PENUTUP
Perushaan akan membagikan Peraturan Perusahaan ini kepada seluruh karyawan-karyawati sebagai
pedoman dalam mengatur hubungan kerja serta hak-hak dan kewajiban perusahaan dan karyawan. Peraturan
ini berlaku untuk selama 3 tahun terhitung sejak disahkan oleh Direktur Utama
Cikampek,
PT. Adiwira Kencana Jaya Utama
Pimpinan Perusahaan
Adi Sumarsono
Direktur Utama
No JUKLAK PERIHAL
1 UU Tenaga Kerja Permen 02/Men/1993 Karyawan Kontrak/Kesepakatan Kerja
Waktu Tertentu
2 UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja
3 UU No. 12 Tahun 1964 PHK di Perusahaan Swasta
4 UU No. 1 Tahun 1951 Perlindungan Tenaga Kerja
5 UU No. 12 Tahun 1964 Jo Kepmen No. Pelanggaran Tartib, Sanksi PHK
150/Men/2000
6 Permen 04/Men/1994 Tunjangan Hari Raya Keagamaan
7 Menaker RI No. 72/Men/1984 dan No. Dasar Perhitungan Upah Lembur
06/Men/1993
8 Kepmen No. 150/Men/2002 Penyelesaian PHK & Penetapan Uang
Pesangon, Penghargaan Masa Kerja
9 Menakertrans RI No. SE-01/Men/1982, 4 Perlindungan Upah
Februari 1982
10 UU No. 1 Tahun 1951 Pasal 4 ayat 1 Jo Cuti Tahunan
PP No. 21 Tahun 1954 Pasal 2
11 PP No. 21 Tahun 1954 Jo Surat Hak Atas Cuti Tahunan
Keputusan Menaker No.
Kep/69/Men/1980
12 UU No. 1 Tahun 1951 Pasal 13 Cuti Bersalin
PAKTA INTEGRITAS
PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
DI PT ADIWIRA KENCANA JAYA UTAMA
Dalam rangka menegakkan Good Corporate Governance di PT. Adiwira Kencana Jaya Utama, (atau
Perusahaan) maka dengan ini Kami menyatakan bahwa:
1. Kami melaksanakan tugas dan kewajiban secara amanah dan profesional sesuai dengan prinsip-
prinsip Good Corporate Governance dalam arti akan mengerahkan segala kemampuan dan sumber
daya secara maksimal untuk memberikan hasil kerja terbaik bagi Perusahaan.
2. Kami tidak pernah dan tidak akan pernah membuat keputusan dan/atau memberikan perintah yang
bertujuan akan memanfaatkan Perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk
menguntungkan Kami secara pribadi, keluarga dan/atau golongan tertentu
3. Kami tidak mempunyai jabatan lain pada Badan Usaha lain yang dapat menimbulkan benturan
kepentingan secara langsung maupun tidak langsung dengan Perusahaan
4. Kami menginstruksikan seluruh Karyawan di lingkungan PT. Adiwira Kencana Jaya Utama untuk
melaksanakan Pakta Integritas secara konsisten dan bertanggung jawab
5. Kami mengajak pelaku-pelaku usaha yang berkaitan baik secara langsung maupun tidak langsung
dengan PT. Adiwira Kencana Jaya Utama untuk juga melaksanakan Pakta Integritas
6. Kami telah membaca, memahami dan bersedia untuk melaksanakan dengan sebaik-baiknya
Pedoman Tata Kelola Perusahaan (Code of Corporate Governance) dan Pedoman Etika dan Perilaku
(Code of Conduct) demi tercapainya Tata Kelola Perusahaan yang baik
7. Pelanggaran atas Pakta Integritas ini membawa konsekuensi sesuai peraturan dan perundangan yang
berlaku.
_____________________
Komisaris / Direktur Utama
Dalam rangka menegakkan Good Corporate Governance di PT. Adiwira Kencana Jaya Utama, (atau
Perusahaan) maka dengan ini Saya menyatakan bahwa:
1. Saya melaksanakan tugas dan kewajiban secara amanah dan profesional sesuai dengan prinsip-
prinsip Good Corporate Governance dalam arti akan mengerahkan segala kemampuan dan sumber
daya secara maksimal untuk memberikan hasil kerja terbaik bagi Perusahaan.
2. Saya tidak pernah dan tidak akan pernah memberi rekomendasi, mengambil keputusan dan/atau
memberikan perintah yang bertujuan akan memanfaatkan Perusahaan, baik secara langsung maupun
tidak langsung, untuk menguntungkan saya secara pribadi, keluarga dan/atau golongan tertentu.
3. Saya menginstruksikan Karyawan di lingkungan kerja yang menjadi tanggung jawab saya untuk
melaksanakan Pakta Integritas secara konsisten dan bertanggung jawab.
4. Saya telah membaca, memahami dan bersedia untuk melaksanakan dengan sebaik-baiknya Pedoman
Tata Kelola Perusahaan (Code of Corporate Governance) dan Pedoman Etika dan Perilaku ( Code of
Conduct) demi tercapainya Tata Kekola Perusahaan yang baik.
5. Pelanggaran atas Pakta Integritas ini membawa konsekuensi sesuai peraturan dan perundangan yang
berlaku.
_____________________
Managerial / Staff
Dengan ini saya menyatakan bahwa saya menerapkan dan melaksanakan prinsip-prinsip dasar Good
Corporate Governance secara konsisten dalam pelaksanaan tugas saya selaku Karyawan di PT. Adiwira
Kencana Jaya Utama. (atau Perusahaan).
Saya juga menyatakan bahwa saya mematuhi Pedoman Perilaku (Code of Conduct) Perusahaan dan tidak
akan memanfaatkan Perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk kepentingan pribadi,
keluarga saya dan atau golongan tertentu.
Saya telah membaca, memahami dan bersedia untuk melaksanakan dengan sebaik-baiknya Pedoman Tata
Kelola Perusahaan (Code of Corporate Governance) dan Pedoman Perilaku demi tercapainya Tata Kelola
Perusahaan yang baik.
Saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan dan peraturan PT. Adiwira Kencana Jaya Utama, apabila
saya tidak menaati Pakta Integritas ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
_____________________
Operasional Staff