Anda di halaman 1dari 19

I.

Penerapan Nilai Perusahaan

Manajemen berbasis nilai merupakan konsep corporate governance. Model evaluasi


perusahaan yang menunjukkan bagaimana keputusan perusahaan mempengaruhi pemegang
saham. Keputusan perusahaan tersebut dibuat oleh para manajer untuk memaksimalkan kekayaan
pemegang saham. Dengan demikian, aspek kunci dari manajemen berbasis nilai adalah
memastikan bahwa manajer berfokus pada tujuan memaksimalkan kekayaan pemegang saham.
Pengertian lainnya dari manajemen berbasis nilai adalah pendekatan manajerial dimana tujuan
utamanya adalah jangka panjang maksimalisasi kekayaan pemegang saham dan sebagai suatu
cara untuk menempatkan sebuah tanggung jawab pada manajer untuk berkomunikasi, mendidik
dan mengubah orang lain dengan proses penciptaan nilai sehingga terwujud sebuah komitmen.
Tujuan dari manajemen berbasis nilai dalam perusahaan, yaitu untuk menilai sistem, strategi,
proses, teknik analisis, pengukuran kinerja dan budaya sehingga memiliki kemampuan untuk
membimbing ke arah tujuan maksimalisasi kekayaan pemegang saham perusahaan tersebut.

II. Tujuan Perusahaan

Tujuan perusahaan yang berorientasi nilai adalah untuk menciptakan kekayaan bagi
pemegang saham, dan bukan membuat kecurangan atas angaka-angka akuntansi. Untuk
mencapai tujuan itu perusahaan perlu menghubungkannya dengan pengukuran kinerja, target
yang ditetapkan dan sinkroniasi dengan manajerial. Terlebih diperlukannya perubahan budaya
organisasi dimana setiap orang harus menetapkan tujuan ini. Bahkan pelatihan ulang dan sistem
penghargaan yang baru dibutuhkan untuk merubah pandangan jangka pendek menjadi
pandangan jangka panjang.
Ada dua tujuan utama manajemen keuangan perusahaan yaitu sebagai berikut:
1) Memaksimukan kekayaan pemilik perusahaan
Salah satu tujuan manajemen keuangan perusahaan adalah memaksimumkan kekayaan
pemilik perusahaan atau pemegang sahamnya (Wealth of The Sharesholdres). Oleh sebab
itu, prinsip ekonomi menyatakan bahwa penggunaan dana hanya dapat dibenarkan jika
memberikan manfaat yang lebih besar dari pengorbanannya. Berikut penjelasan lebih
lanjutnya.

1
a. Tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat ditempuh dengan
memaksimalkan laba perusahaan
b. Manajemen harus mempertimbangkan kepentingan pemilik, kreditur dan pihak lain
yang berkaitan dengan perusahaan
c. Memaksimalkan kemakmuran pemegang saham lebih meneka nkan pada aliran kas dan
pada laba bersih dalam pengertian akuntansi
d. Tidak mengabaikan kewajiban sosial seperti lingkungan eksternal, keselamatan kerja
dan keamanan produk.
2). Memaksimumkan nilai Perusahaan
Memaksimalkan nilai perusahaan (Market Value of Firm) memperhatikan dua unsur yang
penting yaitu nilai waktu uang dan resiko yang ditanggung oleh pemilik perusahaan. Nilai
waktu uang berarti kita mengakui bahwa nilai rupiah saat ini selalu lebih berharga daripada
nanti. Investor mempertimbangkan resiko yang ditanggungnya. Semakin tinggi resiko yang
ditanggung, semakin besar tingkat keuntungan yang diisyaratkan. Memaksimalkan nilai
perusahaan Identik dengan memaksimalkan laba dalam pengertian ekonomi (economic
profit) dimana setiap penggunaan dana harus dapat menghasilkan tingkat keuntungan yang
lebih besar dari biaya. Pertimbangan teknis memaksimumkan nilai perusahaan adalah
sebagai berikut :
a. Memaksimumkan nilai bermakna lebih luas dari pada memaksimumkan laba, karna
memaksimumkan nilai berarti mempertimbangkan pengaruh Waktu terhadap nilai uang.
b. Memaksimumkan nilai berarti mempertimbangkan bebrbagai resiko terhadap arus
pendapatan perusahaan.
c. Mutu dari arus dana yang diharapkan diterima di masa yang akan datang mungkin
beragam.

III. Pengelolaan/ Manajemen Strategi di Tingkat Unit Bisnis

Manajemen unit bisnis strategi diartikan dengan unit bisnis yang secara keseluruhan
dibedakan dari unit bisnis lainnya karena unit bisnis ini menyajikan pengertian mengenai pasar
kuar dimana manajemen dapat melakukan perencanaan strategis dalam hubungannya dengan
produk dan pasar. Strategi diartikan dengan pemilihan area pasar atau produk yang akan dimasuki

2
atau ditinggalkan dan bagaimana memastikan posisi pesaing yang baik dalam pasar atau produk
itu. Manajemen unit bisnis strategi terdiri dari 3 bagian yaitu:
1) Penilaian Strategi
Kegiatan ini secara umum mencangkup analisis lingkungan eksternal, sumber daya, dan
kemampuan membentuk pandangan atas pengaruh-pengaruh penting pada potensi dalam
menciptakan nilai organisasi. Dalam penilaian strategi ada 3 bagian yang harus diperhatikan
yaitu:
a. Daya Tarik Industri. Ekonomi pasar dari sebuah produk akan memiliki pengaruh yang
besar pada keuntungan perusahaan. Dalam lingkungan yang terdapat daya beli masyarakat
yang rendah, suplayer kecil yang memiliki daya tawar menawar yang tinggi juga
munculnya pesaing dan produk baru menjadikan menjadikan daya tarik tersendiri. Jika
perusahaan dalam lingkungan ini berfokus pada caranya tetap memberian return maka rata-
rata akan terjadi persebaran kinerja yang positif. Namun jika harga dibiarkan tetap rendah
oleh kemampuan pelanggan dan suplayer dan juga kemampuan barang pengganti yang
mirip maka akan terjadi persebaran kinerja yang negatif.
b. Kekuatan Sumber Daya. Basis nilai perusahaan bertujuan untuk mengalahkan rata-rata
nilai persentase return dari modal yang digunakan perusahaan. Untuk mengalahkannya
perusahaan harus menggabungkan sumber daya yang diproses. Kebanyakan sumber daya
yang biasa akan memberikan hal yang setara atas perusahaan pesaing tapi jika sumber daya
yang luas biasa digabungkan dengan sumberdaya yang biasa makan akan menghasilkan
sesuatu yang lebih baik dari pesaingnya, juga dapat menciptakan nilai yang baru.
c. Tahap Hidup Siklus Potensi Nilai. Sebuah keunggulan kompetitif dalam industri yang
menarik tidak akan menyebabkan kinerja superior jangka panjang kecuali memberikan
keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dan ekonomi industri tetap menguntungkan.
Perusahaan saingan akan tertarik ke suatu industri di mana para peserta menikmati
pengembalian yang tinggi namun cepat atau lambat keunggulan kompetitif biasanya
dipangkas pergi. Umur panjang dari keunggulan kompetitif dapat direpresentasikan dalam
hal siklus hidup dengan empat tahap: pengembangan, pertumbuhan, kematangan dan
penurunan.

3
d. Strategi Pesawat. Kerangka pesawat strategi dapat digunakan pada tingkat manajemen unit
bisnis strategi atau dapat digambar ulang untuk segmen produk / pelanggan dalam
manajemen unit bisnis strategi.
2) Pemilihan Strategi
Manajer perlu mempertimbangkan beragam potensi pilihan strategis. Proses pencarian
sistematis untuk masuk pasar produk alternatif / keluar dan pendekatan kompetitif dalam
pasar adalah salah satu yang vital. Tujuan dari pencarian tersebut adalah untuk menemukan
keunggulan kompetitif di pasar yang menarik yang berkelanjutan selama jangka waktu
menghasilkan menyebar kinerja positif. Setelah pencarian yang cukup luas untuk
kemungkinan arah strategis telah dilakukan, pilihan yang maju ke depan perlu dievaluasi..
Evaluasi Strategi kualitatif dilengkapi dengan pemeriksaan kuantitatif yang istilah akuntansi
seperti laba, eps, ROCE dan dampak neraca secara tradisional digunakan. Ini memiliki
keuntungan dari penyajian rencana strategis dalam format yang sama bahwa direksi
digunakan untuk mempresentasikan hasil tahunan kepada pemegang saham.

3) Implementasi Strategi
Implementasi strategi memerlukan alokasi sumber daya yang direncanakan dan
reorganisasi dan motivasi orang. Perusahaan yang telah berubah menjadi basis nilai pemegang
saham memiliki dampak pada isu-isu implementasi tersebut. Sumber daya akan dialokasikan
untuk unit atau fungsi jika dapat menunjukkan bahwa mereka akan memberikan kontribusi
untuk menghargai ciptaan setelah memperhitungkan jumlah sumber daya yang digunakan.
Manajer diberikan tanggung jawab dan target yang ditetapkan sesuai dengan penciptaan nilai.

IV. Pengembangan Suatu Strategi Bisnis

Terdapat tiga tingkatan strategi dalam pengembangan suatu strategi bisnis, diantaranya:

1. Tingkat Korporasi adalah keputusan yang dibuat berdasarkan pada orientasi nilai, value,
lebih konseptual dan tersentralisasi.
2. Tingkat Bisnis adalah lebih banyak dilakukan pada level middle manajemen, cirinya
jangka waktu relatif pendek, keputusan-keputusan di buat untuk menjebatani keputusan
tingkat korporasi dan fungsional, beresiko rendah

4
3. Tingkat Fungsional adalah melibatkan masalah-masalah operasional yang
berorientasi pada aktivitas resiko rendah, biaya yang dibutuhkan rendah keputusan dibuat
tergantung kepada ketersediaan SDM (Sumber Daya Manusi) dan Sumber Daya
Perusahaan.
Berikut merupakan Tabel 1 Ciri dan Tugas dan Tanggung Jawab dalam 3 tingkatan Strategi

Keterangan Ciri Level Tugas dan Tanggung Jawab


Korporasi o Berorientasi pada nilai o Mengembangkan rencana jangka
o Unsur fleksibilitas sangat tinggi panjang 3-5 tahun
o Jangka waktu lebih panjang o Bertanggung jawab terhadap
o Perioritas pada pertumbuhan kinerja keuangan serta non
perusahaan keuangan perusahaan
o Konseptual o Mempertahankan citra/image
o Tersentralisasi perusahaan memenuhi tanggung
jawab sosial perusahaan
o Menentukan jenis bisnis yang
akan di masuki perusahaan
o Merumuskan strategi dan
menentukan luas aktivitas dan
area fungsional bisnis

Bisnis o Resiko rendah o Menentukan bagaimana


o Keuntungan rendah perusahaan akan bersaing di
o Setiap keputusan ada mediasi antara arena pasar produk yang
level korporasi dan fungsional terpilih
o Biaya rendah o Mengidentifikasi dan
o Membuat keputusan dan memberi memastikan segmen pasar yang
pandangan antara lain tentang saluran paling menjanjikan
distribusi, lokasi pasar, wilayah
pabrik dan segmentasi pasar.

5
Fungsional o Jangka waktu pendek, kurang dari 1 o Menerapkan dan
tahun melaksanakan strategi
o Beresiko rendah perusahaan
o Keputusan diterapkan pada aktivitas o Mengembangkan tujuan
yang sedang berjalan tahunan serta strategi jangka
o Keputusan melibatkan masalah pendek untuk bidang seperti
operasional dan berorientasi pada produksi, operasi dll
aktivitas

V. Pengembangan Target dan Motivasi

Penetapan target dan penghargaan kepada karyawan harus diimbangi kontrol atas kinerja dan
tanggungjawab terhadap hasil. Umumnya di perusahaan, hasil kinerja biasa ada di bawah kendali
manajer menegah, manajer inilah yang berfungsi untuk mengevaluasi segala kebijakan serta
kinerja yang dilakukan oleh karyawan dalam mengembangkan perusahaan. Perusahaan harus
memiliki tipe-tipe target penciptaan nilai yang berbeda-beda untuk setiap tingkatan dalam
organisasi.

VI. Menghitung Nilai dengan menggunakan Arus Kas

Nilai suatu investasi dijelaskan atau dihitung dengan arus kas nilai sekarang (Net Present
Value). Para konsultan keuangan sepakat bahwa cara terbaik dalam perhitungan nilai adalah
dengan menggunakan arus kas.
Prinsip ini digunakan untuk menilai atau menaksir suatu tugas baru, jika investasi
menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih besar dari investasi penyedia modal yang dapat
meningkatkan kekayaannya. Hal ini juga dapat digunakan untuk berbagai kategori dalam
pengambilan keputusan, antara lain:

1. Alokasi sumber daya


2. Strategi unit bisnis
3. Strategi tingkat korporat

6
4. Motivasi, penghargaan dan insentif
Berdasarkan pada angka-angka dari Gold plc pada tabel 4.1 yang dapat digunakan untuk
pengembalian unit bisnis yang didasarkan pada asumsi dari strategi tertentu yang sedang
dilaksanakan, atau lini produk.

Tabel 2
Gold plc forecast cash flows

Tabel 2 dimulai dengan meramal profit dan membuat sejumlah penyesuaian untuk
mencapai angka arus kas. Metode ini bermanfaat karena mencerminkan realitas perusahaan yang
membuat perkiraan untuk unit bisnis, biasanya dalam bentuk anggaran akuntansi arus kas, dan
manajer perlu tahu bagaimana angka-angka mempengaruhi terhadap arus kas dari awal untuk
mendapatkan proyeksi arus kas yang dapat diandalkan.

7
Pihak manajemen perusahaan juga dapat menghitung nilai sekarang dari nilai arus kas
masa depan dengan rumus dibawah ini:

Present value of cash flows Present value of cash flows


+
within planning horizon after planning horizon

741 - 1.252 + 783 + 686 + 845 4.712


+
+ 669 + 543

3.015 + 4.712 £ 7,727

Pada kasus di atas tidak ditunjukkan initial cash outflow, tidak seperti penghitungan NPV.
Ini untuk mengilustrasikan bagaimana menggunakan arus kas yang didiskontokan untuk
melakukan analisis future value (bukan NPV) dari unit bisnis strategi. Analisis ini hanya
mempertimbangkan future cash inflow and outflow, bukan sunk costs.

a. Nilai Perusahaan
Jika suatu perusahaan yang kita nilai memiliki aset lain dan tidak digunakan dalam arus
kas bebas tapi aset tersebut memiliki nilai pasar maka dapat ditambahkan sebagai arus kas
operasional untuk menentukan total nilai usaha. Sebagai contoh, banyak perusahaan atau
badan usaha memiliki portofolio saham dan obligasi sebagai investasi yang tidak memiliki
hubungan dengan kegiatan operasinya. Nilai pasar untuk hal ini diperoleh dari biaya
operasional arus kas bebas. Seperti, jika perusahaan pabrik yang kosong atau tidak digunakan
maka dapat dijual dan nilanya dapat ditambahkan di total.

Corporate's Value Present value of free cash Value of non-operating


= +
(enterprise value) flow from operations assets

b. Nilai pemegang saham dari operasional


Jika nilai utang dikurangi dari total present value dari operasional, kita dapat memperoleh
nilai yang dimiliki oleh pemegang saham. Jadi, jika perusahaan ini memiliki utang senilai £
3.000, maka nilai pemegang saham sebelum memperhitungkan aset non-operasional adalah £
4.727.

8
Total discounted free cash Shareholder value from
- Debt =
flow from operations operation

£7,727 - £3,000 = £4,727

VII. Menganalisis Nilai dari Pemegang Saham

Alfred Rappaport (1998) telah mengembangkan analisis yang lebih sederhana dari konsep
dasar arus kas diskonto. Analisis nilai pemegang saham oleh Rappaport mengasumsikan bahwa
perubahan dalam berbagai elemen dalam arus kas saling berkaitan dengan tingkat penjualan dalam
satu tahun ke tahun berikutnya. Tujuh faktor yang mempengaruhi nilai menurut Rappaport adalah:

a. Tingkat pertumbuhan penjualan (konstan)


b. Margin laba operasi (konstan)
c. Tingkat pajak (konstan)
d. Investasi modal tetap (meningkat)
e. Investasi model kerja (meningkat)
f. Periode peramalan
g. Tingkat pengembalian yang diharapkan
Untuk memperkirakan arus kas masa datang Rappaport mengasumsikan tingkat persentase
pertumbuhan penjualan adalah konstan. Margin laba operasional adalah persentase konstan dari
penjualan. Laba sini didefinisikan sebagai laba sebelum dikurangi bunga dan pajak. Tarif pajak
adalah persentase konstan dari laba usaha. Modal tetap dan investasi modal kerja terkait dengan
peningkatan penjualan. Contoh perhitungan cash flow ditunjukkan pada tabel 1.2 sebagai berikut:

Tabel 3
Silver plc: sales, operating profit and cash outflows for next year

9
Menggunakan analisa nilai pemegang saham untuk menilai sebuah perusahaan

Nilai perusahaan adalah nilai gabungan dari utang dan ekuitas dari struktur modal
keseluruhan:

Corporate value = Debt + Shareholder value

Dalam praktiknya analisis nilai pemegang saham dalam nilai buku dalam laporan posisi
keuangan sering digunakan sebagai dasar perhitungan nilai pasar. Persamaan diatas dapat juga
disumpulkan sebagai berikut:

Shareholder value = Corporate value - Debt

Penilaian perusahaan menurut Rappaport memiliki 3 elemen, berdasarkan pemisahan


dalam nilai arus kas sekarang dari penjulan surat berharga yang merupakan aset yang tidak
digunakan dalam operasi yang menggerakan arus kas dalam suatu bisnis. Nilai dari surat berharga

10
tersebut di nilai dari harga pasar sementara. Nilai perusahaan menurut Rappaport adalah sebagai
berikut:

Present value of Present value of The current value of


operating cash flow operating cash flows marketable securities
Corporate value = + +
within the planning after the planning and other non-
horizon horizon operating investment

VIII. Menghitung Laba Ekonomi

Laba ekonomi memiliki keuntungan lebih dibandingkan dengan analisis nilai pemegang
saham karena laba ekonomi menggunakan sistem akuntansi dan pelaporan usaha yang fokus
terhadap laba daripada informasi arus kas. Laba ekonomi untuk suatu periode adalah jumlah
pendapatan dari bisnis setelah dikurangi dengan biaya operasi dan biaya kesempatan dari modal.
Sebuah bisnis hanya menghasilkan laba ekonomi jika hal itu dapat memberikan pengembalian
yang lebih besar. Berikut ada 2 versi dari laba ekonomi:

a. Laba Ekonomi Berdasarkan Entitas


Versi ini didasarkan pada jumlah laba setelah pajak namun sebelum dikurangi dengan
bunga. Ada dua cara untuk menghitung jenis laba ekonomi ini:

o The profit less capital charge method


Di sini biaya untuk penggunaan modal sama dengan modal yang diinvestasikan
dikalikan dengan tingkat pengembalian yang diinginkan oleh pemegang saham dan
utang dikurangi dari laba operasi setelah pajak.

Operating profit
Economic Profit before interest
= - Capital charge
(entity approach) deduction and after
tax deduction

Operating profit
Economic Profit before interest Interest capital x
= -
(entity approach) deduction and after WACC
tax deduction

11
o The ‘performance spread’ method
Perbedaan antara nilai pengembalian dalam investasi modal dan WACC adalah tingkat
pengembalian merupakan penyebarannya. Presentasi ini dapat dihitung dengan
menggunakan jumlah investasi modal dalam laba ekonomi.

Economic Profit
= Performance spread x Invested capital
(entity approach)

Economic Profit Return on capital -


= x Invested capital
(entity approach) WACC

b. Laba Ekonomi Berdasarkan Ekuitas


Laba ekonomi ini didasarkan pada laba operasi sebelum dikurangi dengan bunga,
memperhitungkan kelebihan pengembalian dari semua sumber keuangan kepada suatu usaha
termasuk pemegang saham. dalam alternatif ini yang didasarkan pada pendekatan ekuitas, dengan
bunga dikurangi dari laba yang kita sendirikan dari laba untuk pemegang saham. dan juga jumlah
pengembalian adalah pengembalian dalam model ekuitas saja. Jadi, laba ekonomi adalah laba yang
dibagikan kepada pemegang saham setelah dikurangi dengan biaya yang terjadi dari modal
pemegang saham.

Operating profit after


Economic Profit Invested equity Required return
= deduction of interest - x
(entity approach) capital on equity
and tax

Return on equity -
Economic Profit Invested equity
= Required return on x
(entity approach) capital
equity

IX. Menghitung Nilai Tambah Ekonomi (NITA)/EVA

EVA merupakan konsep yang dikembangkan oleh Stern Stewart and Co., yang berdasar
pada Economic Profit (EP). EVA adalah salah satu cara yang digunakan untuk menilai kinerja
perusahaan.
Menurut Young dan O’Byrne (2001:17), pengertian EVA adalah didasarkan pada gagasan
keuntungan ekonomis, yang menyatakan bahwa kekayaan hanya diciptakan ketika sebuah

12
perusahaan meliputi biaya operasional dan modal. Dalam arti sempit ini, EVA benar-benar hanya
merupakan cara alternatif untuk menilai kinerja perusahaan.
Berdasarkan kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian Economic Value
Added (EVA) adalah keuntungan operasi setelah pajak, dikurangi biaya modal yang yang di
gunakan untuk menilai kinerja perusahaan dengan memperhatikan secara adil harapan-harapan
para pemegang saham dan krditur. Economic Value Added (EVA) merupakan merupakan
perangkat finansial untuk mengukur keuntungan nyata perusahaan. Hal ini membuat perhitungan
Economic Value Added (EVA) lain dengan perhitungan analisis rasio keuangan lainya. Perbedaan
tersebut dikarenakan pada perhitungan dengan menggunakan pendekatan Economic Value Added
(EVA) di libatkannya biaya modal operasi setelah laba bersih, dimana hal tersebut tidak dilakukan
dalam perhitungan konvensional.
Ide dasar dari EVA adalah pengemasan ulang dari manajemen perusahaan yang dapat
dipercaya dan prinsip keuangan yang pernah ada. Namun EVA merupakan inovasi terpenting
karena ia membuat teori keuntungan moderen. Implikasi manajerial dari teori ini adalah mudah
diakses oleh manejer perusahaan yang tidak terlatih dengan baik dalam keuangan atau tidak pernah
memikirkan nya. EVA membantu para manejer untuk lebih memahami tujuan keuangan, dan
dengan demikian membantu mereka untuk mencapai tujuan.

o EVA = Adjusted invested capital x (adjusted return on capital – WACC)


atau

o EVA = Adjusted operating profits after tax – (Adjusted invested capital x WACC)
Adjusted invested capital adalah ekuitas ditambah dengan modal utang. Laba dan modal
dalam persamaan EVA disesuaikan untuk mengetahui EP yang sesungguhnya. Misalnya,
pengeluaran yang digunakan oleh divisi R&D telah meningkatkan nilai perusahaan dan ditambah
kembali di posisi keuangan sebagai aset kemudian diamortisasi. Dalam penyesuaian ini terdapat
beberapa kesulitan, seperti hal yang berkaitan dengan periode amortisasi dan biaya yang
dikeluarkan divisi R&D.
EVA digunakan untuk mengetahui ukuran peningkatan nilai secara bersih. Hasil
penghitungan EVA lebih akurat daripada menggunakan jumlah dalam akuntansi. Namun, dalam
pengalokasian pendapatan, beban, dan modal ke unit bisnis dan produk tidak bisa diselesaikan
dengan EVA.

13
Beberapa cara untuk meningkatkan nilai economic value added (EVA) perusahaan yaitu
(Widayanto, 1993:32-33):

o Meningkatkan keuntungan (profit) tanpa menambah modal


o Menurangi pemakaian modal.
o Melakukan investasi pada proyek-proyek dengan tingkat pengembalian tinggi.
Konsep ini tidak memerlukan adanya suatu perbandingan dengan perusahaan sejenis dalam
industri dan tidak perlu membuat analisis kecenderungan dengan tahun-tahun sebelumnya. Konsep
ini lebih menekankan pada seberapa besar laba yang dihasilkan setelah dikurangi dengan biaya
modal rata-rata tertimbang.
Metode Economic Value Added (EVA) sebagai alat ukur kinerja
perusahaan konsep Economic Value Added (EVA) ini tidaklah dimaksudkan untuk mengganti
laporan rugi laba yang telah ada. Namun pendekatan ini hanyalah alat analisis yang digunakan
sebagai tambahan informasi keuangan yang sangat berguna bagi pihak kreditur dan penyediaan
dana dalam menentukan hubungannya dengan perusahaan. Bagi eksekutif hasil pengukuran
kinerja dengan dengan metode Economic Value Added (EVA) seringkali digunakan untuk
pengendalian serta sebagai alat yang sangat berguna didalam pengambilan keputusan-keputusan
strategi.
EVA yang positif menunjukkan bahwa perusahaan berhasil menciptakan nilai (create value)
bagi pemilik modal, konsisten dengan tujuan memaksimumkan nilai perusahaan. Sebaliknya EVA
yang negatif menandakan nilai perusahaan berkurang sebagai akibat penurunan dari tingkat
pengembalian investasi.

a. Manfaat EVA
Manfaat dari penerapan EVA antara lain (Utama, 1997; 12) :

1) Dapat digunakan sebagai penilai kinerja perusahaan yang berfokus pada penciptaan nilai
(value creation).
2) Dapat meningkatkan kesadaran manajer bahwa tugas mereka adalah untuk memaksimumkan
nilai perusahaan serta nilai pemegang saham.
3) Dapat membuat para manajer berfikir dan juga bertindak seperti halnya pemegang saham
yaitu memilih investasi yang memaksimumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan
tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimumkan.

14
4) EVA membuat para manajer agar memfokuskan perhatian pada kegiatan yang menciptakan
nilai dan memungkinkan mereka untuk mengevaluasi kinerja berdasarkan kriteria
maksimum nilai perusahaan.
5) EVA menyebabkan perusahan untuk lebih memperhatikan struktur modalnya.
6) Dapat digunakan untuk mengidentifikasi kegiatan atau proyek yang memberikan
pengembalian lebih tinggi, daripada biaya modalnya.

b. Kelebihan dan Kelemahan Economic Value Added (EVA)


Kegunaan model EVA membuat perusahaan lebih memfokuskan perhatian ke upaya penciptaan
nilai perusahaan, sebab inilah salah satu fungsi penggunaan EVA. Kelebihan lain dari EVA yang
diungkapkan oleh Mirza (1997) (dalam Mulia 2002: 134):

1) EVA memfokuskan penilaian pada nilai tambah dengan memperhitungkan beban biaya
modal sebagai risiko investasi.
2) EVA dapat diterapkan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding dari perusahaan
lain maupun standar industri sebagaimana konsep analisis rasio keuangan.
3) Konsep EVA sebagai pengukur kinerja perusahaan memperhatikan harapan penyedia dana
secara adil dimana derajat keadilannya dinyatakan dengan ukuran tertimbang (weighted)
struktur modal yang ada dan berpedoman pada nilai pasar bukan pada nilai buku.
4) Penerapan konsep EVA yang praktis merupakan salah satu bahan pertimbangan bagi
pebisnis untuk mengambil keputusan dan kebijaksanaan permodalan.
5) EVA dapat digunakan sebagai tolak ukur pemberian bonus pada karyawan
6) Konsep EVA mempengaruhi keputusan organisasi untuk keluar dari unit usaha yang
mempunyai negative value added.
Sehingga dapat dikatakan bahwa EVA merupakan suatu metode penilaian yang akurat dan
komperhensif mampu memberikan penilaian secara wajar atas kondisi suatu perusahaan. Melihat
berbagai kelebihan EVA, ternyata juga mempunyai kelemahan-kelemahan yang diungkapkan
Mirza (1997) (dalam Mulia 2002: 134) :

1) EVA hanya mengukur hasil akhir (result), konsep ini tidak megukur aktivitas penentu seperti
loyalitas dan referensi konsumen tidak diperhatikan.

15
2) EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor mengandalkan pendekatan
fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham
tertentu.
3) Konsep ini sangat tergantung pada transnparansi internal dalam perhitungan EVA secara
akurat.
Walaupun terdapat kelemahan, EVA tetap berguna untuk dijadikan acuan. Mengingat
EVA memberikan pertimbangan atas harapan investor terhadap investasi mereka. Pengambilan
dari suatu investasi baru akan berarti apabila besarnya pengembalian tersebut melebihi biaya
modal yang dikeluarkan untuk mewujudkan investasi tersebut.

c. Strategi Meningkatkan EVA


Menurut Amrullah yang dikutip oleh Sofiarini (2004: 14) ada beberapa strategi untuk
meningkatkan EVA:

1) Strategi penciptaan nilai dengan mencapai pertumbuhan keuntungan (Profitable Growth).


Hal ini bisa dicapai dengan menambah modal yang diinvestasikan pada proyek dengan
tingkat pengembalian tinggi.
2) Strategi penciptaan nilai dengan meningkatkan efisiensi operasi dalam hal ini menaikkan
keuntungan tanpa menggunakan tambahan modal.
3) Strategi penciptaan nilai dengan rasionalisasi dan keluar dari bisnis yang tidak menjanjikan
(rationalize and exit unrewording business). Hal ini berarti menarik modal yang tidak
produktif dan menarik modal dari aktivitas yang menghasilkan tingkat pengembalian yang
rendah dan menghapus unit bisnis yang tidak menjanjikan hasil.

d. Langkah-langkah Menentukan EVA


Langkah-langkah yang dilakukan untuk menentukan EVA menurut (Rousana, dikutip oleh
sofiarini 2004: 17):

1) Menghitung biaya utang (Cost of Debt)


2) Menghitung biaya laba ditahan (Cost of Equity)
3) Menghitung struktur permodalan dari neraca.
Struktur modal biasanya terdiri dari utang dan ekuitas,sehingga dicari:

16
a. Komposisi utang = rasio utang terhadap jumlah modal
b. Komposisi ekuitas = rasio modal saham terhadap jumlah modal
4) Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted Average Cost of Capital)
5) Menghitung EVA
(EVA = laba operasi bersih sesudah pajak – Biaya modal.)

e. Ukuran Penilaian Kinerja Keuangan dalam EVA


Dalam EVA, penilaian kinerja keuangan diukur dengan ketentuan:

1) Jika EVA > 0, maka kinerja keuangan perusahaan dapat dikatakan baik, sehingga terjadi
proses perubahan nilai ekonomisnya.
2) Jika EVA = 0, maka kinerja keuangan perusahaan secara ekonomis dalam keadaan impas,
3) Jika EVA < 0, maka kinerja keuangan Perusahaan tersebut dikatakan kurang bagus karena
laba yang diperoleh tidak memenuhi harapan penyandang dana, sehingga tidak terjadi
penambahan nilai ekonomis pada perusahaan.

X. Menghitung Tingkat Imbal Hasil Arus Kas atas Investasi (Cash Flow Return on
Investment)
CFROI adalah tingkat pengembalian internal (IRR) dari investasi yang didasarkan pada
arus kas sebenarnya. CFROI digunakan untuk proyek yang berskala besar, bahkan meliputi seluruh
perusahaan.
Untuk melakukan penghitungan CFROI untuk strategi unit bisnis diperlukan untuk
mengetahui jumlah modal dan mengestimasikan arus kas dari aktivitas operasi. Setelah melakukan
penyesuaian dan melakukan penghitungan tingkat pengembalian, akan menyebabkan arus kas
masuk sama dengan arus kas keluar.
Aset dalam posisi keuangan akan disajikan kembali dengan nilai saat ini untuk mencapai
estimasi biaya yang dikorbankan. Misalnya, akumulasi penyusutan akan ditambahkan kembali ke
posisi keuangan aset tetap. Nilai persediaan dan aset tetap akan meningkat dihitung dengan inflasi.
Kemudian goodwill dari perusahaan yang telah dihapus, ditambahkan kembali. Nilai kewajiban
sewa di masa depan juga ditambahkan kembali. Metode ini relatif sulit untuk digunakan.

17
XI. Mengevaluasi Etika dan Tata Kelola Perusahaan dari Pengembangan Strategi
sampai Pelaksanaan

Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance) adalah suatu rangkaian mekanisme atau
sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar sesuai dengan harapan para
pemangku kepentingan (stakeholders), selaras dengan peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku, serta patuh pada norma-norma etika bisnis yang berlaku secara universal dan tata nilai
perusahaan yang dijunjung tinggi oleh seluruh jajaran perusahaan. Mekanisme atau sistem ini
mempengaruhi penetapan dan pencapaian tujuan perusahaan, pemantauan dan penilaian resiko
usaha, memaksimalkan upaya peningkatan kinerja dan pembentukan serta pengembangan budaya
kerja di lingkungan perusahaan.
Tujuan tata kelola perusahaan yang baik, diantaranya:

a. Memberi perlindungan yang memadai dan perlakuan yang adil kepada para Pemegang
Saham, pengelola, dan pemangku kepentingan lainnya, melalui peningkatan nilai
Pemegang Saham (shareholder value), secara maksimal.
b. Memberikan kontribusi secara maksimal pada peningkatan pelayanan jasa asuransi/
penjaminan yang dikelola.
c. Meningkatkan dan menjaga citra perusahaan melalui pelayanan prima di bidang asuransi.
d. Menjaga sumber dana yang dimiliki dan digunakan untuk usaha perusahaan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Arnold, Glenn. 2013. Corporate Financial Management. Great Britain. Pearson Education
Limited

http://www.ekasulistiyana.web.id/artikel/kuliah/seberapa-penting-eva-bagi-perusahaan/ (diakses
pada tanggal 8 Februari 2020)

http://kmukti.blogspot.com/2011/12/economic-value-added-eva.html (diakses pada tanggal 8


Februari 2020)

http://nitaalie.blogspot.co.id/2016/04/perhitungan-penciptaan-nilai.html (diakses pada tanggal 8


Februari 2020)

https://reindo.co.id/wp-content/uploads/2018/06/01_-COCG.pdf (diakses pada tanggal 8 Februari


2020)

19

Anda mungkin juga menyukai