Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KHALIFAH UMAR BIN KHATTAB

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr…Wb.

Alhamdulillah, Puji syukur kita panjatkan kepada Allah yang maha Esa atas dapat
terselesainya tugas, shalawat beserta salam kepada junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW,
dan tak lupa pula kami ucapkan beribu-ribu terima kasih kepada guru yang telah membimbing kami
sehingga kami dapat menyelesaikan sebuah tugas.

Kami telah berusaha dengan sebaik-baik mungkin, dan juga secara ringkas dengan isi yang
sangat sederhana guna untuk bisa meningkatkan pengetahuan bagi kami sendiri dan juga bagi
kawan-kawan sekalian, agar kita selalu berada dijalan Allah SWT Amin.

Sigli, Februari
2017

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................i


DAFTAR ISI ..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................1
A. Latar Belakang .......................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................1
C. Tujuan ....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................2
A. Biografi Umar Bin Khattab ...................................................................2
B. Proses Pengangkatan Umar Bin Khattab ……………………………...2
C. Keutamaan Umar Bin AL Khattab……………………………………………………….2
D. Kebijakan Dan Prestasi Khalifah Umar Bin Khattab................................2
BAB III PENUTUP .......................................................................................3
A. Kesimpulan ..............................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................4

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Organisasi merupakan wadah aktivitas manusia sekaligus tempat jalinan hubungan
kerjasama antar manusia. Karena sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri, satu
sama lain saling membutuhkan dan kerjasama merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
kehidupannya.
Manusia juga sebagai makhluk individualis yang memiliki ego dan ambisi. Agar terjadi
keselarasan antara sifatsosial dan individualis, maka setiap organisasi atau kelompok kerja
memerlukan pemimpin. Seorang pemimpin diharapkan mampu memimpin, mengerahkan
dan mengarahkan manusia untuk bekerja sama mencapai tujuan yang diinginkan
Kepemimpinan dapat dikonsepsualisasikan sebagai suatu interaksi antaraseseorang dengan
suatu kelompok, tepatnya antara seorang dengan anggota-anggotakelompok setiap peserta didalam
interaksi memainkan peranan dan dengan cara-caratertentu peranan itu harus dipilah-pilahkan dari
suatu dengan yang lain. Dasar pemilihan merupakan soal pengaruh, pemimpin mempengaruhi dan
orang laindipengaruhi. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai kepemimpinan dari tokoh Umar
Bin Khattab.

B. Rumusan Masalah
1. Biografi Umar Bin Khattab
2. Proses Pengangkatan Umar Bin Khattab
3. Akhir Pemerintahan Umar Bin Khattab

C. Tujuan
1. Mengetahui Biografi Umar Bin Khattab
2. Memahami Proses Pengangkatan Umar Bin Khattab
3. Mengetahui Akhir pemerintahan Umar Bin Khattab

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi Umar Bin Khattab


Umar bin Khattab bin Nafiel bin Abdul Uzza atau lebih dikenal dengan Umar bin Khattab
(581 - November 644) adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad yang juga adalah khalifah
kedua Islam (634-644). Umar bin Khattab dilahirkan 12 tahun setelah kelahiran Rasulullah saw.
Umar juga merupakan satu diantara empat orang Khalifah yang digolongkan sebagai
Khalifah yang diberi petunjuk (Khulafaur Rasyidin).
Umar dilahirkan di kota Mekkah dari suku Bani Adi, salah satu rumpun suku Quraisy, suku
terbesar di kota Mekkah saat itu. Ayahnya bernama Khattab bin Nufail Al Shimh Al Quraisyi dan
ibunya Hantamah binti Hasyim. Umar memiliki julukan yang diberikan oleh Muhammad yaitu Al-
Faruk yang berarti orang yang bisa memisahkan antara kebenaran dan kebatilan.
Keluarga Umar tergolong dalam keluarga kelas menengah, ia bisa membaca dan menulis,
yang pada masa itu merupakan sesuatu yang langka. Umar juga dikenal karena fisiknya yang kuat
dimana ia menjadi juara gulat di Mekkah.

Riwayat Masuknya Umar pada Agama Islam.


“ Ya Allah, agungkanlah Islam dengan salah satu dari dua lelaki ini : Umar bin Khattab atau Umar
Ibn Hisyam Abu Jahal”. Itulah sepenggal doa Rosulullah pada suatu ketika.
Pada saat Islam muncul yaitu pada saat Rosulullah mengumumkan misi kenabianya, Umar
adalah salah seorang penentang Rosulullah yang paling gigih. Dia menganggap bahwa Islam
adalah sesat dan kegilaan yang menentang kepercayaan agama nenek moyang mereka. Sehingga
dia sangat memusuhi Nabi Muhammad. Dengan berbagai cara Umar menentang ajaran yang
dibawa oleh Rossulullah. Suatu ketika Umar megatakan kepada orang-orang bahwa dia akan
membunuh Rosulullah, kemudian dia keluar dari rumahnya dengan membawa pedang yang
terhunus tajam dan akan menuju ke kediaman Rosulullah, tiba di tengah jalan dia bertemu adik
kandungnya Fatimah sedang duduk dibawah pohon sambil membawa mushaf dan membaca
sebagian dari ayat Al-qur’an (surat At-Thaha). Dia bertanya kepada adiknya “apa yang telah kamu
baca”, dengan sangat ketakutan fatimah menjawab “ayat-ayat Al-quran” kemudian Umar
memintanya dan berkata ”sesungguhnya engkaulah yang lebih pantas aku bunuh terlebih dahulu,
”jika kebenaran ada diantara kita apa yang akan engkau lakukan” sahut fatimah, ”berikan kertas
itu padaku”, setelah umar membacanya, setelah dia mengetahui ayat yang ia baca sangat berkaitan
pada dirinya. hatinyapun luluh, hatinya bergetar karena mendengar syair yang begitu indah,
kemudian dia berlari ke rumah Rosulullah dan menyatakan dia telah masuk Islam. Dia masuk
islam pada bulan Dzulhijjah tahun keenam kenabian dan dia tercatat sebagai orang yang ke 40
yang masuk Islam. Umar wafat pada hari rabu tanggal 25 dzulhijjah 23H / 644 M. Dia dibunuh
oleh seorang budak Persia yang bernama Abu Lu’luah atau Feroz pada saat beliau menjadi imam
shalat subuh. Pembunuhan ini konon dilatarbelakangi dendam pribadi Feroz terhadap Umar karena
merasa sakit hati atas kekalahan Persia yang pada saat itu merupakan negara adigdaya.
B. Proses Pengangkatan Umar Bin Khattab
Umar bin Khattab r.a diangkat dan dipilih sendiri oleh Abu Bakar r.a untuk
menggantikannya dalam ke-khalifahan. Oleh Abdul Wahhab an-Nujjar, cara pengangkatan seperti
ini disebut dengan thariqul ahad, yakni seorang pemimpin yang memilih sendiri panggantinya
setelah mendengar pendapat yang lainnya, barulah kemudian dibaiat secara umum.
Pada masa pemerintahan Abu Bakar r.a, sang khalifah dipanggil dengan sebutan khalifah
Rasulullah. Sedangkan pada masa pemerintahan Umar bin Khattab r.a, mereka disebut dengan
Amirulmu’minin. Sebutan ini sendiri diberikan oleh rakyat kepada beliau. Salah satu sebab
penggantian ini hanyalah makna bahasa, karena bila Abu Bakar r.a dipanggil dengan khalifah
Rasulullah (pengganti Rasulullah), otomatis penggantinya berarti khalifah khalifah Rasulullah
(pengganti penggantinya Rasulullah), dan begitulah selanjutnya, setidaknya begitulah menurut
Haikal. Selain itu karena wilayah kekuasaan Islam telah meluas, hingga ke daerah-daerah yang
bukan daerah Arab, yang tentu saja memerlukan sistem pemerintahan yang terperinci, sementara
ia tidak mendapatkan sistem pemerintahan terperinci dalam Alquran al-Karim dan sunnah nabi,
karena itu ia menolak untuk dipanggil sebagai khalifatullah dan khalifah Rasulullah.

C. Keutamaan Umar bin al-Khattab

Setelah membahas tentang keutamaan Abu Bakar ash-Shiddiq, kiranya perlu juga kita

membahas tentang kemualiaan Umar bin Khattab. Ia adalah seorang khalifah yang sangat terkenal,

perjalanan hidupnya adalah teladan yang diikuti, dan kepemimpinannya adalah sesuatu yang

diimpikan. Banyak orang saat ini memimpikan, kiranya Umar hidup di zaman ini dan memipin

umat yang tengah kehilangan jati diri.

Ada beberapa gelintir orang yang tidak menyukai khalifah yang mulia ini, mereka

mengatakan al-Faruq telah mencuri haknya Ali. Menurut mereka, Ali bin Abi Thalib lebih layak

dan lebih pantas dibanding Umar untuk menjadi khalifah pengganti Nabi. Berangkat dari klaim

tersebut, mulailah mereka melucuti kemuliaan dan keutamaan Umar. Mereka buat berita-berita

palsu demi rusaknya citra amirul mukminin Umar bin Khattab. Mereka puja orang yang

memusuhinya dan pembunuhnya pun digelari pahlawan bangsa.


Nasab dan Ciri Fisiknya.

Ia adalah Umar bin al-Khattab bin Nufail bin Adi bin Abdul Uzza bin Riyah bin Abdullah bin Qurth
bin Razah bin Adi bin Ka’ab bin Luai, Abu Hafsh al-Adawi. Ia dijuluki al-Faruq.
Ibunya bernama Hantamah binti Hisyam bin al-Mughirah. Ibunya adalah saudari tua dari Abu Jahal
bin Hisyam.
Ia adalah seseorang yang berperawakan tinggi, kepala bagian depannya plontos, selalu bekerja
dengan kedua tangannya, matanya hitam, dan kulitnya kuning. Ada pula yang mengatakan kulitnya putih
hingga kemerah-merahan. Giginya putih bersih dan mengkilat. Selalu mewarnai janggutnya dan merapikan
rambutnya dengan inai (daun pacar) (Thabaqat Ibnu Saad, 3: 324).
Amirul mukminin Umar bin Khattab adalah seorang yang sangat rendah hati dan sederhana,
namun ketegasannya dalam permasalahan agama adalah ciri khas yang kental melekat padanya. Ia suka
menambal bajunya dengan kulit, dan terkadang membawa ember di pundaknya, akan tetapi sama sekali
tak menghilangkan ketinggian wibawanya. Kendaraannya adalah keledai tak berpelana, hingga membuat
heran pastur Jerusalem saat berjumpa dengannya. Umar jarang tertawa dan bercanda, di cincinnya
terdapat tulisan “Cukuplah kematian menjadi peringatan bagimu hai Umar.”

D. Kebijakan dan Prestasi Khalifah Umar bin Khattab


Dalam bidang agama, khalifah Umar bin Abdul Aziz menerapkan beberapa
kebijakan. Kebijakan Umar bin Abdul Aziz dalam bidang agama antara lain:
a. Menghidupkan kembali ajaran al-Qur’an dan sunah Nabi.
b. Mengadakan kerja sama dengan ulama-ulama besar.
c. Menerapkan hukum syariah Islam secara serius;
d. Pembukuan Hadis
Khalifah Umar bin Abdul Aziz memerintahkan Imam Muhammad bin Muslim bin Zihab
az Zuhri mengumpulkan hadis-hadis untuk diseleksi apakah palsu atau tidak. mengumpul dan
menyusun hadis-hadis Rasulullah Saw. Selain itu, khalifah Umar bin Abdul Aziz memerintahkan
Muhammad bin Abu Bakar Al Hazni di Makkah untuk mengumpul dan menyusun hadis-hadis
nabi Muhammad Saw. Beliau juga meriwayatkan hadis dari sejumlah tabiin lain dan banyak pula
ulama hadis yang meriwayatkan hadis daripada beliau.
1. Prestasi Khalifah Umar bin Khattab dalam Perluasan daerah Islam
2. Prestasi Khalifah Umar bin Khattab dalam Mengatur Administrasi dan Keuangan
3. Prestasi Khalifah Umar bin Khattab dalam Menetapkan Kalender Hijriah

 Pengangkatan Abu Ubaidah Sebagai Panglima


Abu Ubaidah bin Zarrah, Panglima Besar Islam Pertama Inilah panglimah besar petama yang
perna di gelarkan kaum Muslimin kepadanya, sosok panglima seperti apakah ia sehinga mendapat
penghormatan seperti itu????
Kita yang masa hidupnya demikian jauh masa hidup sang panglima besar patut menelusuri
riwayat hidupnya untuk dapat memberikan penilaian serupa atau bahkan lebih tinggi dari itu dan
untuk mengambil pelajaran berharga dari sikap dan wattaknya atau dari keberanian dan
kecerdikanya, atau dari kepemimpinanaya.
Inilah simpul-simpul keberhasilanya, Dialah yang dikatakan Uamr bin Khatthab saat
ajalnya sudah dekat dengan ungkapan yang memuji keistimewaanya: "Seandainya Abu Ubaidah
bin Jarrah masi hidup, tentu ia akan aku calaonkan sebagai pengantiku" dan seandainya Allah
menanyakan hal itu akan aku jawab "Saya angkat kepercayaan Alllah dan Rasulullah".
Memang Umar menyatakan alasan yang demiikian itu , karena ia menyaksikan suatu
adaegan ketika Rasulullah dengan tangan kananya memegang tokokh tadi sambil bersabda
"sesungunya setiap uamat memiliki kepercayaan, dan sesungunya kepercayaan umat ini adlah Abu
Ubaidah bin Jarrah".
Setelah perang mereda Abu Ubaidah melihat dua besi yang meneancap di kedua rahang
Rasulullah, besi yang berasal dari pelindung muka Rasulullah itu karena hantaman dan bidikan
anak pana musuh yang menjadikannya menghujam ke rahang kanan dan kiri Rasulullah, maka
Abu Ubaidah memeinta izn untuk mencabut kedua besi tersebut dan ia mencabut dengan cara
mengigit dengan giginya, karena begitukuat hantaman dari anak pana tersebut. Mka pada saat besi
itu tercabut dari rahang kiri Rasulullah , terlepaslah gigi seri Abu Ubaidah dan sekali lagi ketika
ia berhasil mencabut besi dari rahang kanan Rasulullah, maka terlepaslah gigi seri kana Abu
Ubaidah. Kesimpulan inilah yang menjadikan kaum Muslimin mengangap keistimewaan Abu
Ubidah.
Dalam ekpedisi Mutah' di Wilayah Syam, Nabi mengirimkan pasukan ke sana sebagai
pendahuluan pembebasan rakyat dari kesewenag-wenangan penguasa Romawi. Dalam melepas
pasukan Nabi brpesan yang intinya "Panglima pasukan ku percayakan kepada Zaid bin Haritsah,
apabila ia gugur maka gantikanlah oleh Ja'far bin Abi Thalib dan apabila ia gugur maka
gantikanlah dengan Abdulllah bin Ruwaha".

 Umar bin Khattab Menaklukkan Persia


Umar bin Khattab Ra bernama lengkap Umar bin Khaththab bin Nufail bin Abdul Uzza
berasal dari Bani Adi bin Ka’ab. Sebelum masuk islam, dia sangat memusuhi Islam dan banyak
menyiksa kaum muslimin. Dia masuk Islam tahun ke-6 kenabian, hidup selama 35 tahun di masa
jahiliyah dan 30 tahun dalam pangkuan Islam.

Pada masa pemerintahannya, kaum muslimin banyak melakukan penaklukan negeri-negeri

yang dikuasai oleh Imperium Persia.


Umar, pasukan Islam telah merebut seluruh wilayah kekuasaan Imperium Romawi dan Persia di
benua Asia dan Afrika. Umar lalu melakukan beberapa perbaikan dan inovasi administrasi; menetapkan
kalender Hijriyah, membentuk kantor-kantor pemerintahan dan militer dan melakukan perluasan masjidil
Haram. Umar gugur sebagai syahid pada tahun 23H, saat mengimami shalat subuh karena mendapatkan
tikaman bertubi-tubi dari seorang budak Persia.
 Umar Bin Khattab Menaklukkan Kota Suriah (Damaskus)
Ekspansi Islam ke negara-negara di luar Makkah dan Madinah dimulai setelah Nabi Muhammad SAW
wafat. Terutama pada saat pemerintahan Umar bin Khattab, Islam mulai gencar melakukan penaklukan ke
negara-negara yang berada di bawah kekuasaan Bizantium dan Persia.
Setelah terpilih menjadi pengganti Abu Bakar, Umar mengambil alih komando besar atas pasukan
muslim. Mula-mula Umar mengganti Khalid ibn Walid dengan Ibnu Ubaidah ibn al-Jarrah. Umar
memerintahkan mereka untuk menunda perhatiannya atas kota Pella – tempat sebagian pasukan
Bizantium yang kalah perang bersembunyi – dan lebih terkonsentrasi untuk bergerak menuju Damaskus.
Permata Timur, demikian kota Damaskus dijuluki. Damaskus adalah salah satu kota tertua di dunia
yang dihuni sejak ribuan tahun sebelum Masehi. Kejayaan Damaskus memuncak pada tahun 1000 SM,
saat kota itu jadi ibu kota kerajaan Aramaic – Suriah, bangsa yang kemudian menetap di mayoritas wilayah
Suriah dan Mesopotamia, dengan nama Dar Misk – yang dalam bahasa Aramaic kuno berarti kota
wewangi. Ibnu Jubayr, penyair dan sejarawan Arab, memberikan kesaksian tentang kota purba ini. “Jika
surga itu ada di bumi, itulah Damaskus. Jika bumi itu ada di surga sana, maka damaskus adalah
penjelmaannya.”
Karena letaknya yang strategis, yaitu di jalur utama dagang dunia, di dekat pesisir Levantina
(Mediterania Timur), Damaskus pernah dikuasai berbagai Imperium dunia, seperti Akkadia, Ibrani,
Babilonia, Persia, Yunani, Romawi, dan Arab-Islam. Kaisar Persia, Cyrus Agung, yang membebaskan
Damaskus dan seluruh wilayah Suriah dan Palestina dari bangsa Babilonia (538 SM), menjadikan
Damaskus sebagai ibu kota wilayah Suriah saat menjadi provinsi bagian Persia. Sementara pada masa
kekaisaran Romawi (sejak 64 SM) dan penyebaran agama kristen (3M).
Damaskus adalah salah satu kota terpenting di wilayah Suriah, selain Antiokia (sebagai kota
terbesar), Palmyra, dan Busra. Kota Damaskus demikian megah dan makmur, dikelilingi tujuh pintu
gerbang utama yang luas dan tinggi, yang dibangun pada masa pemerintahan Romawi, yaitu gerbang timur
(Syarq), Jabiyah, Kisan, Shagir, Thomas (Thuma), Janic (Faraj), dan Faradis (Paradise). Tata letak kota
Damaskus sangat indah. Rumah, istana, gereja, teater, akademi, dan kuil-kuil tertata dengan baik.
Setelah menjalani pengepungan kota selama enam bulan, Damaskus akhirnya dapat ditaklukkan,
tepat pada Februari 635 M. Mula-mula Khalid yang pertama kali berhasil membuka pintu sisi timur benteng
kota itu, kemudian disusul oleh Abu Ubaidillah di sisi gerbang yang lain. Tak ada perlawanan berarti dalam
usaha penaklukkan kota itu. Kebanyakan masyarakat Damaskus justru lebih memilih berdamai dan
menyerahkan sepenuhnya kota tersebut kepada otoritas Islam. Negosiasi antara penduduk kota dan pihak
Islam pun berjalan lancar, beberapa perjanjian dan persyaratan dibuat. Pihak Islam pun memberikan
jaminan keamanan kepada seluruh penduduk kota sebagai kompensasi dari Jizyah yang ditetapkan.

 Penaklukan Suriah dan Kepemimpinan Umar Bin Khattab


Pada masa pemerintahan Umar bin Khattab, khilafah Islam berhasil menaklukkan seluruh wilayah
Suriah. Wilayah pertama yang takluk adalah Damaskus, pada tahun 635 M. Sedangkan penaklukan kedua
berhasil membuat Yerussalem berlutut di hadapan kepemimpinan Islam.
Kedua penaklukan tersebut dicapai dengan pertempuran yang dipimpin panglima Khalid bin Walid.
Saat Damaskus menyerah, penduduknya memperoleh jaminan keamanan dalam hal harta, nyawa, bahkan
tempat ibadah mereka (gereja), dengan syarat mereka membayar upeti atau jizyah.
Ketika Kaisar Romawi, Heraklius, mengetahui kemenangan pasukan Islam, ia mengerahkan empat
pasukan besar untuk menghadapi mereka. Di tempat terpisah, laskar Islam menghadapi kesulitan yang
berat, sehingga para panglimanya bermusyawarah untuk mencari jalan keluar.
Dalam musyawarah tersebut, Amru bin al-'Ash mengusulkan agar pasukan Islam berkumpul di suatu
tempat untuk menghadapi perlawanan Romawi secara bersama-sama di bawah pimpinan Khalid bin Walid.
Tempat yang dimaksud adalah tepi Sungai Yarmuk (anak Sungai Sei, Yordania) yang bernama Wakusah.
Pendapat tersebut disetujui oleh Umar. Maka berkumpullah 40 ribu pasukan Islam di Wakusah guna
menghadapi Romawi. Pertempuran berlangsung hebat karena pasukan Romawi yang berjumlah enam kali
lebih banyak dari pasukan Islam. Meski demikian, pertempuran berakhir dengan kekalahan Romawi pada
tahun 636 M.
Pasukan Islam akhirnya berhasil merebut kembali wilayah Damaskus dan Yerussalem pada tahun
640, yang sekaligus menjadi momen berakhirnya penaklukan Suriah secara total. Khalifah Umar kemudian
membagi Suriah menjadi empat distrik, yakni Damaskus, Hims, Yordania, dan Palestina. Ia memerintahkan
seluruh tentara Islam agar tetap tinggal di barak-barak militer, sehingga kehidpan masyarakat lokal tidak
terganggu.
 Penaklukan Jerusalem
Jerusalem bukan hanya sekedar kota. Jerusalem tidak bisa dibandingkan dengan kota-kota yang
lain seperti Paris, London, New York, Washington, Moskow, atau Roma.Jerusalem terletak di sebuah
wilayah yang menjadi jembatan, yang menghubungkan antara Asia, Afrika, dan Eropa.Jerusalem
merupakan salah satu tempat suci yang didalamnya menyimpan sejarah, kisah, dan ajaran tentang
kedamaian.Jerusalem memiliki sejarah panjang
.Kota Jerusalem juga sering dikenal dengan sebutan Aelia Capitolina.Kota ini telah ditaklukan,
dihancurkan, dan dibangun kembali selama berkali-kali. Selama tiga puluh abad terakhir, sudah lebih dari
dua puluh kali kota ini ditaklukan dan dihancurkan serta dibangun kembali. Sepanjang masa itu pula sejarah
Jerusalem mengisahkan banyak hal tentang kasih, kebencian, dan kegairahan. Namun, Jerusalem bukan
kota malaikat. Jerusalem juga tempat tinggal manusia biasa. Karena itu, nafsu-nafsu manusiawipun tetap
hidup di kota suci itu. Jerusalem benar-benar berbeda dengan kota-kota lain didunia.Masyarakat Jerusalem
atau mereka yang tinggal disekitar tempat-tempat suci tersebut masih menggunakan
Bahasa Arab.Ada satu hal yang membedakan kota ini adalah kota ini sangat penting artinya bagi tiga
Agama Samawi, yaitu Yahudi, Kristen, dan Islam.
Harapan bagi terciptanya Jerusalem yang damai bukan tidak diupayakan. Berbagai langkah untuk
mengakhiri segala salah pengertian berulang kali dilakukan. Namun, usaha keras yang telah dilakukan
belum juga memberikan hasil yang menggembirakan. Bahkan seringkali terjadi kesedihan-kesedihan baru,
karena mereka yang mengupayakan perdamaian justru akhirnya harus membayar langkahnya dengan
nyawanya.
Tapi, penaklukan kota tua ini diawali dengan perjalanan perang jihad yang panjang. Khalifah Umar
memerintahkan Amr Ibn Al Ash dan Syarhabil Ibn Hasanah untuk menguasai Yerusalem. Kejadian ini
terjadi pada tahun 635 M. Amr dan Syarhabil akan menuju Yerusalem dengan membawa pasukan. Tapi,
itu bukan jalan mudah. Pasalnya, mereka mesti menaklukkan terlebih dahulu beberapa daerah untuk bisa
masuk ke Yerusalem.

Kemenangan Umar atas Yerusalem hingga seluruh wilayah Palestina. Yordania, pesisir

Levantina, dan Suriah, menandai berakhirnya kakuasaan Byzantium (Yunani-Romawi). Setelah

dalam genggaman Islam, Palestina hidup dalam naungan pemerintahan Islam. Kabar baiknya,

sekali pun sudah berada dalam kekuasaan Islam, hak-hak masyarakat non Islam tetap dilindungi.

Ini berkebalikan dengan pemerintahan Zionis Israel di zaman sekarang yang melakukan
pembunuhan massal penduduk Palestina untuk merebut tanah suci ini dan seluruh wilayah di

sekitarnya.

 Pembebasan Negeri Mesir


Orang-orang Mesirpun masih harus menjamu dan memenuhi segala kebutuhan para
pembesar Romawi apabila memasuki perkampungan mereka.

1. Bangsa Mesir mengharap kedatangan laskar Islam


2. Permohonan ‘Amru bin al-‘Ash untuk membebaskan Mesir.
3. Tentara Islam Menyisir kota-kota di Mesir.
4. Permintaan Bala Bantuan
5. Mengepung Benteng Babil
6. Perdamaian Mukaukis dengan ‘Amru bin al-’Ash
7. Menyerbu masuk benteng Babil.
8. Pengaruh kalimat Allah

 Umar Bin Khattab Membentuk lembaga kekhalifahan


Tujuh lembaga kekhalifahan yang didirikan Umar bin Khatab – Selain mengambil
kebijakan ekonomi dan pemerintahan Umar bin Khattab pada masa pemerintahannya beliau juga
membentuk dan mendirikan berbagai lembaga kekhalifahan yang tentunya sangat bermanfaat bagi
masyarakat Islam pada zaman itu.
Lembaga-lembaga kekhalifahan yang didirikan Umar bin Khattab adalah sebagai berikut :
1. Mendirikan Baitul mal
2. Mencetak mata uang negara
3. Membuat peraturan gaji pegawai
4. Mengadakan pusat-pusat pengawasan terhadap hukum, pasar, jalan dan sebagainya.
5. Membuat sarana komunikasi dan informasi
6. Membentuk pos-pos pemerintahan
7. Membuat pasukan penjaga tapal batas
Beliau merupakan orang yang berjasa kepada umat manusia di dunia khususnya umat Islam, salah
satu jasanya adalah pencanangan Al Manak Hijriyah yang menjadikan tanggal 1 Muharram sebagai awal
penghitungan tahun dalam Islam.

 Meneladani Khalifah Umar Bin Khattab


Jika Anda berkunjung ke Masjid Nabawi, pasti anda dapat melihat makam Umar tepat di
sebelah makam Rasulullah SAW dan Abu Bakar. Pada sejarah kehidupannya, Umar bin Khattab
merupakan sosok yang penulis dikagumi sejak kecil.

1. Umar memiliki keistimewaan khusus yang sangat menginspirasi kita dan telah diteguhkan oleh
baginda Rasulullah SAW. Pada suatu ketika, Rasulullah SAW pernah berpesan: "Ikutilah dua
orang setelahku, Abu Bakar dan Umar." Bahkan, saat Umar melaksanakan ijtihad, terdapatlah 15
kesesuaian antara ijtihad Umar dengan wahyu Al-Qur'an. Kemudian, Rasulullah SAW pernah pula
berpesan: "Sesungguhnya Allah menjadikan kebenaran pada lisan dan hati Umar."
2. Umar mempunyai keunggulan yang istimewa dengan menjabat sebagai khalifah kedua dengan
masa pemerintahannya jauh lebih lama dari Abu Bakar yang sebagai khalifah pertama. Memang
pada setiap khalifah dikaruniai keunggulan tersendiri dalam masa pemerintahannya.Selain itu, ada
yang lebih hebat lagi. Pada zaman pemerintahan kekhalifahan Umar, hampir tak ada perselisihan
pendapat di antara umat.
3. Menurut Michael Hart, Umar merupakan salah satu khalifah terbesar yang paling berpengaruh di
dunia. Pernyataan tersebut ditulis oleh Michael Hart dalam bukunya yag berjudul 100 Tokoh
Paling Berpengaruh Dalam Sejarah.
Pernyataan tersebut pun terbukti dengan keberhasilan Umar memukul mundur Romawi dan Persa
(dua egara adidaya saat itu) hanya dalam kurun waktu 10 tahun, serta mengambil alih Syira, Irak,
Iran, Palestina, Turki, Mesir, dan Afrika Utara.
4. Teladan kelima dari sosok Umar adalah membolehkan unjuk kekuatan apabila memang
diperlukan. Ketika Umar melawat ke negeri Syam, ia disambut Muawiyah dengan arak-arakan
yang megah dan gagah. Kontan saja Umar menegurnya.
Maka, Muawiyah pun menjelaskan, "Daerah ini banyak mata-mata. Kami harus menunjukkan
kemuliaan pemimpin kami, sehingga membuat mereka gentar."
Siasat tersebut diterima oleh Umar dan bahkan Umar menganggap siasat tersebut merupakan siasat
yang sangat cemerlang dan gemilang.
5. Teladan terbaik berikutnya adalah Umar menjadikan kerja sebagai bentuk ibadah tertinggi. Suatu
waktu, ia pernah berpetuah: "Aku tetapkan kalian tiga dalam bepergian, yakni berhaji, berjuag di
jalan Allah, dan berunta demi mencari sebagian karunia Allah."Dan bahkan, ia menganggap syahid
kepada seseorang yang meninggal dalam perjalanan terakhir. Sekali waktu, Umar menanyakan
nafkan seseorang yang begitu tekun beribadah di masjid. Orang itu menjelaskan: "Aku memiliki
saudara yang mencari kayu. Lalu, dia mendatangiku dan mencukupiku."

2
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sepanjang sejarah khilafah rasyidah, ekspansi terluas yang pernah tecapai adalah pada
masa Umar bin Khattab r.a. Pada saat beliau meninggal kekuasaannya telah mencapai Alexandria,
Najran, Kerman, Khurasan, Rayy, Tabriz dan seluruh Syiria.
Selain itu dalam bidang administrasi, beliau banyak mengadaptasi sistem-sistem
pemerintahan dari Sasania, Kostantinopel dan Bizantium. Hal ini memang akibat persentuhannya
dengan tiga imperium besar tersebut, dan juga akibat meluasnya wilayah kekuasaan yang
memerlukan suatu pengaturan yang lebih rapi.
Dalam bidang hukum, beliau juga telah menetapkan qadi-qadi di setiap wilayah, dan juga
menetapkan hukum acara peradilannya. Selain itu, Umar bin Khattab r.a adalah orang yang
terkenal dengan kekritisannya, banyak munjul ijtihad-ijtihad beliau pada masa pemerintahannya.
Peta Jazirah Arab, kekuasaan Umar bin Khattab r.a berujung di Alexandria, Najran, Kerman,
Sijistan, Khurasan, Rayy, Tabriztan, Armenia, hingga Syiria.

B. SARAN
Perlu dipahami bahwa suatu kehidupan dakwah senantiasa penuh dengan tantangan.
Sebagai seorang Muslim hendaklah menghadapinya dengan tanpa putus asa, penuh kesabaran,
kebijakan dan ketentraman hati, juga memohon kepada-Nya serta lebih mempererat ukhuwah
Islamiyyah, agar tercipta suatu tatanan masyarakat yang aman, damai, sentosa dan sejahtera
dengan persatuan dan kesatuan yang kokoh.
Demikianlah makalah yang dapat kami sajikan, kami menyadari bahwa makalah kami
masih banyak kekeliruan, untuk itu kami membutuhkan kritik dan saran dari para pembaca yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua, aamiiin,,,

3
DAFTAR PUSTAKA

Nujjar, Abdul Wahhab, al-Khulafa’ ar-Rasyidun. Beirut: Daar al-Qalam, 1986.


Husain Haikal, Abu Bakar al-Shiddiq, terj. Abdul Kadir Mahdawi (Solo: Pustaka Mantiq, 1994),
h. 54.
Lapidus, Ira M., Sejarah Sosial Ummat Islam, terj. Ghufron, bag. I dan II. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 1999.
Bakhsh, Khuda, Politics In Islam. India: Idarah Adabiyah Delli, 1975.
Ja’far, Abu, Tarikh at-Thabari, jil. III,. Daar Maarif: Kairo, 1963.
Maududi, Abul A’la, Khilafah dan Kerajaan. Jakarta: Mizan, 1996.
Nuruddin, Amiur, Ijtihad Umar bin Khattab. Jakarta: Rajawali Press, 1991.
Tarikh at-Thabari, jil. IV. Daar Maarif: Kairo, 1963

Anda mungkin juga menyukai