Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai mahasiswa jurusan bahasa dan sastra Indonesia sudah
sepatutnya kita menyadari bahwa sebuah karya sastra adalah sesuatu yang
sangat kaya dengan makna.
Karya sastra tersebut harus dapat dipahami agar dapat diketahui makna
yang terkandung didalamnya.
Selain itu, dihadapkan pada sebuah tantangan bahwa kita akan menjadi
seorang pengajar yang dituntut untuk mempunyai kompetensi untuk mengajar
sastra yang salah satunya adalah pemahaman terhadap genre sastra puisi. Oleh
sebab itu, maka kita harus senantiasa dapat memahami bagaimana cara atau
metode dalam memahami bagaimana cara atau metode dalam memaknai
sebuah karya sastra yang dalam hal ini adalah puisi.

B. Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara memahami sebuah puisi ?
2. Apa makna yang terkandung dari sebuah contoh puisi dalam makalah?

C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai setelah menyusun makalah adalah :
1. Memberikan gambaran bagaimana cara memahami sebuah puisi
2. Memberikan makna atau tafsiran terhadap contoh puisi yang terdapat dalam
makalah.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori yang Digunakan


Teori Struktural Murni
Struktural merupakan keseluruhan yang bulat, yaitu bagian-bagian yang
membentuknya tidak dapat berdiri sendiri diluar stuktur itu.
Berikut ini beberapa pendapat para ahli mengenai pendekatan structural
1) Suatu metode atau cara pencarian terhadap suatu fakta yang sasarannya
tidak hanya ditujukan kepada salah satu unsure sebagai individu yang
berdiri sendiri diluar kesatuannya, melainkan ditujukan pula kepada
hubungan antar unsurnya. (Fokemma, 1977:21).
2) Analisis structural merupakan tugas prioritas atau pendahuluan. Sebab karya
sastra mempunyai kebulatan makna intriksik yang dapat digali dari karya itu
sendiri. (A. Teew, 1984:135)

B. Deskripsi Objek yang dianalisis


Puisi
Puisi adalah karya tulis yang indah bentuk karangan yang tidak terikat oleh
rima, ritme, ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat.
Puisi merupakan ungkapan perasaan dan pikiran penyairnya dalam satu bentuk
ciptaan yang utuh dan menyatu.

1. Menurut Sumardi
Puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan
diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata khas
(Imajinatif).
2. Menurut J. Waluyo
Puisi adalah genre sastra yang paling banyak menggunakan kata kias

5
6

3. Menurut Thomas Carlyle


Puisi merupakan ungkapan pikiran yang bersifat musical
4. Menurut Herbert Spenser
Puisi merupakan bentuk pengucapan gagasan yang sifatnya emosional
dengan mempertimbangkan efek keindahan.
a. Struktur Fisik Puisi
1) Perwajahan Puisi (Tipografi)
Tipografi adalah bentuk puisi seperti halaman yang dipenuhi kata-
kata, tepi, kanan, kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang
tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda
titik, hal-jal tersebut sangat menentukan dalam pemaknaan terhadap
puisi.
2) Diksi
Diksi yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam
puisinya, karena itu puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit
kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal. Maka kata-katanya
harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi
erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.
3) Imaji
Imaji yaitu kata-kata atau susunan kata-kata yang dapat
mengungkapkan pengalaman indrawi seperti penglihatan,
pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga yaitu
suara, penglihatan, raba atau sentuh.
Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat,
mendengarkan dan merasakan seperti apa yang dirasakan dan
dialami penyair.
4) Kata Konkret
Kata konkret yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indra yang
memungkinkan munculnya imaji kata-kata ini berhubungan dengan
kiasan atau lembang.
7

5) Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah bahasa terbias yang dapat menghidupkan atau
meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. (Soedjito,
1986:128)
Bahasa figurative menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya
memancarkan banyak makna (Waluyo, 1987 : 83).
6) Rima dan Irama
Rima adalah persamaan bunyi pada puisi baik diawal, tengah, dan
akhir baris puisi, sedangkan irama adalah lagu kalimat yang
digunakan dalam mendeskripsikan puisinya.
b. Struktur Batin Puisi
1) Tema atau makna
Media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda
dengan makna maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata,
baris, bait, maupun makna keseluruhan.
2) Rasa
Rasa yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang
terdapat dalam puisinya.
3) Nada
Nada yaitu sikap penyair terhadap pembacanya
4) Amanat
Amanat yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair kepada
pembacanya
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Puisi
Puisi (dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) adalah
seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk
tambahan, atau selain arti semantiknya.
Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja
pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari prosa.
Namun perbedaan ini masih diperdebatkan. Beberapa ahli modern memiliki
pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tapi
sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala
kreativitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang
membawaa oraang lain kedaalam keaadaan hatinya.
Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan
lain-lain). Hal tersebut merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan
pemikirannnya. Puisi kadang-kadang juga hanya berisi satu kata/suku kata
yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut mungkin membuat puisi
tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki alasan untuk
segala 'keanehan' yang diciptakannya. Tak ada yang membatasi keinginan
penulis dalam menciptakan sebuah puisi. Ada beberapa perbedaan antara puisi
lama dan puisi baru
Namun beberapa kasus mengenai puisi modern atau puisi cyber
belakangan ini makin memprihatinkan jika ditilik dari pokok dan kaidah puisi
itu sendiri yaitu 'pemadatan kata'. kebanyakan penyair aktif sekarang baik
pemula ataupun bukan lebih mementingkan gaya bahasa dan bukan pada pokok
puisi tersebut.
Didalam puisi juga biasa disisipkan majas yang membuat puisi itu semakin
indah. Majas tersebut juga ada bemacam, salah satunya adalah sarkasme yaitu
sindiran langsung dengan kasar.

8
9

Di beberapa daerah di Indonesia puisi juga sering dinyanyikan dalam


bentuk pantun. Mereka enggan atau tak mau untuk melihat kaidah awal puisi
tersebut.

B. Analisis Puisi
Analisis structural meliputi struktur fisik dan batin puisi. Analisis struktur
puisi adalah analisis puisi ke dalam unsure-unsurnya dan fungsinya bahwa
setiap unsure itu mempunyai makna hanya dalam kaitannya dengan unsure-
unsur lainnya, bahkan juga berdasarkan tempatnya dalam struktur.
Analisis puisis “PENERIMAAN” Karya Chairil Anwar
PENERIMAAN

Kalau kau mau kuterima kau


Kembali
Dengan sepenuh hati
Aku masih tetap sendiri

Kutahu kau bukan yang dulu


Lagi
Bak kembang sari sudah terbagi

Jangan tunduk ! tentang aku


Dengan berani.

Kalau kau mau kuterima


Kembali
Untuk sendiri tapi
10

Sedang dengan cermin aku


Enggan berbagi
Maret 1943

1. Struktur Fisik Puisi


a. Perwajahan Puisi
Puisi penerimaan karya Chairil Anwar memiliki tipografi yang semi
konsisten. Puisi ini terdiri dari enam bait yang beberapa baitnya
memiliki kesamaan dalam jumlah baris
Jumlah baris untuk bait pada puisi ini berpola 2-1-2-1 yaitu dua baris
untuk bait ganjil dan satu baris untuk bait genap.
Chairil Anwar pun menulis puisi ini dengan konsisten, yaitu dengan
menempatkan huruf capital pada setiap baris dalam puisi ini. Namun
bila dititik secara seksama maka kita akan menemukan keganjilan dari
keputusan menempatkan huruf capital untuk setiap baris ini keganjilan
ini terutama terdapat pada baris kedua bait-bait genjil.
Menurut hemat saya makna dari baris tersebut adalah penjelas bagi baris
sebelumnya, sehingga mestinya huruf capital tidak diberikan sepertinya
ada makna tersirat dari keputusan Chairil Anwar menulis huruf capital
disana atau mungkin juga sekedar menjaga konsistentitas penulisan saja.
b. Diksi
Dalam puisi penerimaan ini, Chairil Anwar seperti biasa memilih kata-
kata yang sederhana,namun indah dan sarat makna.
Pemilihan kata yang Chairil lakukan membuat pembaca sajak ini
merasakan dengan jelas suasana hati Chairil dan membuat puisi ini lebih
bernyawa.
c. Imaji
Dalam puisi ini Chairil Anwar tidak memunculkan teknik imaji yang
dominant. Hanya saja dengan kelebihannya, Chairil Anwar masih saja
mampu membuat pembaca merasakan apa yang ia rasakan. Satu baris
yang mungkin masih bisa di golongkan pada pengimajian adalah “Bak
11

kembang sari sudah terbagi”. Baris ini mengajak kita membayangkan


situasi kembang sari yang telah terbagi.
d. Kata Konkrit
Dalam setiap penulisan puisinya, Chairil Anwar selalu memunculkan
kata konkrit sebagai cirri khasnya. Begitu pula halnya dengan puisi
penerimaan ini. Kata konkrit pada puisi ini terwujud dalam baris “Bak
kembang sudah terbagi” dan “sedang dengan cermin aku enggan
terbagi”.
Kembang selalu identik dengan seorang perempuan, namun bukan
Chairil Anwar namanya bila ia tidak menjadikan karyanya berbeda.
Maka ia pun menulis kembang sari. Entah apa maksud pemilihan sari,
mungkin karena sari yang ada pada serbuk sari itu mudah sekali terbagi.
Sedangkan cermin adalah sebuah alat pentul yang merefleksikan diri
kita yang nyata. Dalam baris “sedang dengan cermin aku enggan
berbagi”, Chairil Anwar menegaskan bahwa dirinya tidak mau di
duakan bahkan dengan bayangannya sekalipun.
e. Gaya Bahasa
Chairil dalam puisi penerimaan ini menggunakan gaya bahasa smile
yang terwujud pada baris kedua pada bait ketiga “Bak kembang sari
sudah terbagi”.
f. Rima dan Irama
Puisi ini memiliki riam yang konsisten karena seluruh baris pada puisi
ini berakhiran huruf I dari awal hingga akhir.
Sedangkan irama yang menunjukkan keteguhan hari penyair dalam
mempertahankan prinsipnya meski ia telah memberikan kesempatan.
Irama yang di hasilkan terkesan biasa saja karena susunan kata pada tiap
barisnya sendiri tersusun dari kata-kata yang sederhana.
2. Struktur Batin Puisi
Dalam puisi ini Chairil Anwar mengangkat tema percintaan yaitu tentang
seorang lelaki yang masih memberi harapan pada perempuan yang dulu
12

pernah memiliki hubungan khusus dengannya. Ini tergambar dari bait


pertama dan kedua.

Kalau kau mau kuterima kau


Kembali
Dengan sepenuh hati
Aku masih tetap sendiri
Sang lelaki menyadari bahwa perempuan yang masih ia beri kesempatan
kembali itu sudah tidak sendiri. Maka ia ingin perempuan itu memutuskan
keputusan dengan tegas. Ini tergambar pada lanjutan syairnya sebagai
berikut :
Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi
Jangan tunduk ! tentang aku dengan
Berani
Kalau kau mau ku terima
Kembali
Untuk ku sendiri tapi
Sedang dengan cermin aku
Enggan berbagi

a. Rasa (Feeling)
Dalam hal ini penyair merasakan semangat pengharapan dengan sedikit
kecemasan bahwa sang mantan kekasih akan berfikir dan menimbang
penawasannya dengan matang hingga ia akan kembali padanya.
b. Nada (Tone)
Pada puisi ini, Chairil Anwar menuangkan perasaan harap-harap cemas
dan ketegaran pengharapan yang ia rasakan dikarenakan pada dasarnya
ia masih mencintai perempuan yang dimaksud. Logikanya adalah mana
mungkin ia memberikan kesempatan pada perempuan tersebut untuk
kembali bila ia tidak mencintainya. Kemudian ketegasan adalah supaya
13

perempuan tersebut memilih dengan tegas untuk kembali padanya atau


terus bersama yang lain.
c. Amanat
Pesan yang ingin disampaikan oleh Chairul Anwar secara khusus tentu
agar ia tujukan kepada sang perempuan. Yaitu agar ia
mempertimbangkan penawaran Chairil Anwar dan memutuskan dengan
tegas keputusan yang akan ia ambil. Dan secara umum], Chairil Anwar
ingin mengabarkan kepada seluruh pembaca, bahwa sosok Chairil
Anwar adalah sosok yang benci pada hal yang setengah-setengah.
Chairil Anwar ingin mengabarkan pada setiap pembaca sajaknya bahwa
dirinya adalah sosok yang tegas dan menyukai ketegasan.
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Setelah menganalisis puisi penerimaan karya Chairil Anwar, saya
menyimpulkan bahwa puisi tersebut begitu sarat dengan makna yang sangat
berguna bagi kita dalam menempuh kehidupan.
Mengkaji tema, perasaan, nada, suasana dan amanat sebuah puisi
memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi saya, selain kaitannya dengan
saya yang bergelut dengan dunia pendidikan juga makna yang terkandung
dalam puisi tersebut tidak terlepas dari nuansa religius yang dapat
memperkokoh keimanan.

B. Saran
Penulis hanya bisa menyarankan agar mempelajari dan memakai sebuah
puisi bukan karena tuntuan tugas atau hal lain, melainkan karena panggilan jiwa
yang merasa butuh akan amanat yang terkandung dalam sebuah puisi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Syafriadi.2012. Makalah Bahasa Indonesia tentang puisi, [online]. Tersedia:


http://syafriadi-argamakmur.blogspot.com. [25 februari 2020 11.32]

Admin. 2014. Puisi, [online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org. [23 februari 2020


11.32]

Samono,sapri. 2013.contoh makalah bahasa Indonesia puisi, [online] tersedia;


http://ajunsapri.blogspot.com. [25 februari 2020 11.32]

15

Anda mungkin juga menyukai