Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kekurangan yodium sesungguhnya telah mendunia dan bukan hanya masalah


gangguan gizi di Indonesia. Berdasarkan tafsiran WHO dan UNICEF, sekitar 1 juta penduduk
di negara yang berkembang beresiko mengalami kekurangan yodium. Defisiensi yodium di
suatu wilayah mempengaruhi baik manusia maupun cadangan bahan pangan. Sama seperti
manusia, semua jenis tanaman yang tumbuh di daerah yang tidak atau hanya sedikit
mengandung yodium juga mengalami kekurangan.
Kekurangan yodium ditandai dengan terjadinya pembesaran kelenjar tiroid di leher.
Defisiensi yodium dapat menyebabkan kretin neurologic atau pertumbuhan cebol yang disertai
keterlambatan perkembangan jiwa serta menurunnya kecerdasan anak. GAKY dapat terjadi
pada anak-anak, remaja, dan dewasa. Pada ibu hamil yang menderita GAKY akan
megakibatkan kondisi bayi mati ataupun cacat.
GAKY sesungguhnya bukan penyakit yang tidak dapat dicegah. Sejak tahun 1986,
Lembaga Swadaya Masyarakat Internasional (International Council for Control of Iodine
Deficiency Disorders) bekerja sama dengan WHO dan UNICEF telah merancang program
umum dalam rangka melenyapkan GAKY pada tahun 2000. Tujuan rencana ini ialah
merancang program pengawasan GAKY secara efektif. Kegiatannya mencakup kegiatan pada
tingkat nasional, regional, dan global.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Gangguan Akibat Kekurangan Yodium ?
2. Siapa yang Mengalami Resiko Gangguan Akibat Kekurangan Yodium?
3. Apa Saja Penyebab dari Gangguan Akibat Kekurangan Yodium?
4. Bagaimana cara Pencegahan Terhadap Gangguan Akibat Kekurangan Yodium?
5. Apa Akibat dari Kekurangan yodium ?
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui pengertian Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
2. Untuk Mengetahui Siapa saja yang Mengalami resiko Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium
3. Untuk Mengetahui Penyebab dari Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
4. Untuk Mengetahui Cara Pencegahan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium

1
5. Untuk Mengetahui Akibat Kekurangan Yodium
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Yodium

Yodium adalah sejenis mineral yang terdapat di alam baik di tanah maupun di air
merupakan zat gizi mikro yang diperlukan untuk mengatur dan perkembangan mulai dari
janin sampai dewasa. Yodiun merupakan salah satu mineral penting bagi kehidupan manusia
karena diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan dan fungsi otak (Supariasa, 2011).
Yodium berperan penting untuk pembentukan hormon tiroksin. Hormon tiroksin ini berperan
dalam metablisme sehingga dalam konsumsi rendah, kelenjar gondok akan berupaya
membuat kompensasi dengan membesarkan kelenjarnya (Darwin Karyadi dan Muhilal,
1996)

2.2 Sumber Yodium

Laut merupakan sumber yodium utama. Oleh karena itu sumber makanan laut yang
berupa udang, kerang, ikan serta ganggang laut merupakan sumber yodium yang baik. Daerah
pantai mengandung yodium cukup banyak, berbeda dengan daerah yang jauh dari pantai
terutama daerah yang berkapur dan daerah yang mengalami erosi yang mempunyai sedikit
kandungan yodium bahkan tidak mengandung yodium. Dareah yang jauh dari pantai
mempunyai kandungan yodium yang sedikit, sehingga tanaman yang tumbuh mempunyai
sedikit atau tidak sama sekali mengandung yodium (Sunita A, 2001)
Hampir semua bahan mengandung yodium. Yodium juga dapat diperoleh dari berbagai
jenis makanan baik bersal dari baik yang berasal dari nabati maupun hewani. Sumber yodium
yang berasal dari tanaman lebih banyak terdapat pada sayuran daun dibnadingkan pada
sayursn umbi. Tetapi sumber bahan makanan yang berasal dari laut tetap yang terbaik. Ikan
yang berasal dari laut 30 kali lipat dibandingkan ikan air tawar. Selain bahan makanan yodium
dapat diperoleh dari garam yang telah difortifikasi dengan yodium (Siti Arifah P, 2008)

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Gangguan Akibat Kekurangan Yodium

2
Menurut Depkes RI (2004), yodium adalah mineral yang terdapat di alam baik di
tanah maupun air dan merupakan zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh manusia untuk
membentuk hormon tiroksin. Menurut Almatsier (2004), yodium dalam tubuh jumlahnya
sangat sedikit (kurang dari 0,00004% berat badan tubuh atau setara 15-23 mg). Sebanyak
75% dari yodium tersebut berada di kelenjar tiroid, sedangkan sisanya terdapat pada jaringan
lain terutama di kelenjar ludah, payudara, lambung dan ginjal. Sementara dalam darah
yodium berbentuk yodium bebas atau terikat dengan protein (protein-bound iodine/PBI).

Gangguan Akibat Kurang Yodium atau GAKY adalah sekumpulan gejala yang timbul
karena tubuh seseorang kekurangan unsur yodium secara terus menerus dalam jangka waktu
cukup lama (Hetzel, 1993). Sementara menurut Depkes RI (2004), GAKY merupakan salah
satu masalah kesehatan masyarakat yang serius mengingat dampaknya mempengaruhi
kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia yang mencakup 3 aspek yaitu
perkembangan kecerdasan, perkembangan sosial dan dan perkembangan ekonomi.

Menurut WHO (2001), kekurangan yodium terjadi pada saat konsumsi yodium
kurang dari yang direkomendasikan dan mengakibatkan kelenjar tiroid tidak mampu
mensekresi hormon tiroid dalam jumlah cukup. Jumlah hormon tiroid yang rendah di dalam
darah mengakibatkan kerusakan perkembangan otak dan beberapa efek yang bersifat merusak
secara kumulatif. Keadaan ini sering disebut dengan nama Iodium Deficiency Disorder (IDD).

3.2 Kelompok Resiko Terkena Gangguan Akibat Kekurangan Yodium

Pemetaan GAKY Nasional tahun1996/1998 mencakup semua kecamatan


sehingga memungkinkan untuk mengolah data didasarkan pada letak geografis yang
dikategorikan menjadi dataran tinggi, dataran rendah dan daerah rawa. Secara geografis
dataran dapat dibagi menjadi 3 yaitu: Dataran Tinggi (Ketinggian di atas 200m), Dataran
Rendah (Ketinggian di bawah 200m) dan Daerah Rawa-rawa (Sama dengan permukaan
laut). Prevalensi gondok berdasarkan letak geografis yang diolah berdasarkan prevalensi
gondok pada anak sekolah menunjukkan bahwa prevalensi gondok tertinggi ditemukan di
daerahdataran tinggi sebesar 30.3%, disusul daerahdataran rendah (8.7%) dan di daerah rawa
hanyasebesar 2.8%. Dengan uji proporsi ditemukanperbedaan yang bermakna antara
prevalensi gondok di daerah dataran tinggi dan rendah serta perbedaan bermakna antara
dataran tinggi danrawa(Fredy, 1999). Djokomoelyanto (1998) mengemukakan bahwa
dataran tinggi atau pegunungan biasanya miskin akan yodium karena lapisan paling atas dari
tanah yang mengandung yodium terkikis dariwaktu ke waktu. Sebaliknya tanah di dataran
rendah kemungkinan terkikis lebih kecil sehingga diduga kandungan yodium masih normal.

3
Didaerah rawa diharapkan tidak terjadi pengikisan tanah sehingga kadar yodium tanah dan
air cukup tinggi.

3.3 Penyebab dari Gangguan Akibat Kekurangan Yodium

Faktor – Faktor penyebab masalah GAKI antara lain :


 Faktor Difisensi Iodium dan odium Exscess
Defisiensi iodium merupakan sebab pokok terjadinya
masalah GAKI. Hal ini disebabkan karena kelenjar tiroid melakukan
proses adaptasi fisiologis terhadap kekurangan unsur iodium dalam
makanan dan minuman yang dikonsumsinya. Kelebihan yodium terjadi
apabila yodium yang dikonsumsi cukup besar secara terus menerus,
seperti yang dialami oleh masyarakat di Hokaido (Jepang) yang
mengkonsumsi ganggang laut dalam jumlah yang besar. Bila iodium
dikonsumsi dalam dosis tinggi akan terjadi hambatan hormogenesis,
khususnya iodinisasi tirosin dan proses coupling.

 Faktor Geografis dan Non Geografis


GAKI sangat erat hubungannya dengan letak geografis suatu
daerah, karena pada umumnya masalah ini sering dijumpai di daerah
pegunungan seperti pegunungan Himalaya, Alpen, Andres dan di
Indonesia gondok sering dijumpai di pegunungan seperti Bukit Barisan
Di Sumatera dan pegunungan Kapur Selatan. Daerah yang biasanya
mendapat suplai makanannya dari daerah lain sebagai penghasil
pangan, seperti daerah pegunungan yang notabenenya merupakan
daerah yang miskin kadar iodium dalam air dan tanahnya. Dalam
jangka waktu yang lama namun pasti daerah tersebut akan mengalami
defisiensi iodium atau daerah endemik iodium.

 Faktor Bahan Pangan Goiterogenik


Kekurangan iodium merupakan penyebab utama terjadinya
gondok, namun tidak dapat dipungkiri bahwa faktor lain juga ikut
berperan. Salah satunya adalah bahan pangan yang bersifat
goiterogenik. Zat goiterogenik dalam bahan makanan yang dimakan
setiap hari akan menyebabkan zat iodium dalam tubuh tidak berguna,
karena zat goiterogenik tersebut merintangi absorbsi dan metabolisme
mineral iodium yang telah masuk ke dalam tubuh. Giterogenik adalah

4
zat yang dapat menghambat pengambilan zat iodium oleh kelenjar
gondok, sehingga konsentrasi iodium dalam kelenjar menjadi rendah.
Selain itu, zat goiterogenik dapat menghambat perubahan iodium dari
bentuk anorganik ke bentuk organik sehingga pembentukan hormon
tiroksin terhambat. Beberapa jenis Goitrogen yaitu:
 Kelompok Tiosianat atau senyawa mirip tiosianat
contoh: ubi kayu, jagung, rebung, ubi jalar, buncis besar
 Kelompok tiourea, tionamide, tioglikoside, vioflavanoid dan
disulfida alifatik, contoh : berbagai makanan pokok di daerah tropis
seperti sorgum, kacang-kacangan, bawang merah dan bawang putih
 Kelompok Sianida
Contoh: daun + umbi singkong , gaplek, gadung, rebung, daun
ketela, kecipir, dan terung
 Kelompok Mimosin
contoh: pete cina dan lamtoro
 Kelompok Isothiosianat
contoh: daun pepaya
 Kelompok Asam
contoh: jeruk nipis, belimbing wuluh dan cuka
 Kelompok yang bekerja pada proses proteolisis dan rilis hormon
tiroid

 Faktor Zat Gizi lain


Defisiensi protein dapat berpengaruh terhadap berbagai tahap
pembentukan hormon dari kelenjar thyroid terutama tahap transportasi
hormon. Baik T3 maupun T4 terikat oleh protein dalam serum, hanya
0,3 % T4 dan 0,25 % T3 dalam keadaan bebas. Sehingga defisiensi
protein akan menyebabkan tingginya T3 dan T4 bebas, dengan adanya
mekanisme umpan balik pada TSH maka hormon dari kelenjar thyroid
akhirnya menurun.

3.4 Pencegahan Terhadap Gangguan Akibat Kekurangan Yodium

Prinsip pencegahan berbagai penyakit akibat kekurangan yodium adalah dengan


mendapatkan asupan yodium yang cukup sesuai dengan rekomendasi. Pada level populasi,
kekurangan yodium di suatu daerah dapat dicegah dengan cara menambahkan yodium ke
dalam makanan dan minuman. Umunya langkah ini dilakukan dengan cara menambahkan

5
yodium pada garam meja yang digunakan sehari-hari. Pada beberapa negara berkembang,
tambahan yodium dilakukan dengan cara injeksi suplemen yodium dalam bentuk minyak.

Penambahan yodium pada suplemen makanan dan minuman harus sesuai dengan
rekomendasi instansi kesehatan terkait. Pada orang dewasa, asupan yodium sebanyak 0,15
mg perhari sudah cukup untuk menjaga fungsi tiroid dengan optimal. Cara yang paling
mudah untuk menjaga asupan yodium adalah menggunakan garam beryodium pada
makanan. Pada orang vegetarian, selain dengan asupan yodium dari garam, dapat dianjurkan
untuk mengonsumsi sumber yodium lain seperti susu, produk susu, dan telur .

3.5 Akibat Gangguan Kekurangan Yodium

1. Defisiensi pada janin

Pengaruh utama defisiensi yodium pada janin ialah kretinisme endemis. Gejala khas
kretinisme terbagi menjadi dua jenis, yaitu jenis saraf yang menampilkan tanda dan gejala
seperti kemunduran mental, bisu-tuli dan diplegia spastik. Jenis kedua yaitu bentuk
miksedema yang memperlihatkan tanda hipotiroidisme dan dwarfisme (Arisman, 2004)

2. Defisiensi pada bayi baru lahir.

Selain berpengaruh pada angka kematian, kekurangan yang parah dan berlangsung
lama akan mempengaruhi fungsi tiroid bayi yang kemudian mengancam perkembangan
otak secara dini. (Arisman, 2004)

3. Defisiensi pada anak dan remaja

Kekurangan yodium pada anak khas terpaut dengan insiden gondok. Angka kejadian
gondok meningkat bersama usia, dan mencapai puncaknya setelah remaja. Prevalensi
gondok pada wanita lebih tinggi daripada lelaki. Total Goitre Rate (TGR) anak sekolah
lazim digunakan sebagai petunjuk dalam perkiraan besaran GAKY masyarakat suatu
daerah. Gangguan pada anak dan remaja akibat kekurangan Yodium yaitu Gondok,
hipoiroidisme Juvenile dan perkembangan fisik terhambat. (Arisman, 2004)

4. Defisiensi pada Dewasa

Pada orang dewasa, kekurangan yodium menyebabakan keadaan lemas dan cepat
lelah, produktifitas dan peran dalam kehidupan sosial rendah (isna, 2009), Gondok dan
penyulit, Hipotiroidisme, Hipertiroidisme diimbas oleh yodium. (Arisman, 2004).

6
5. Defisiensi pada ibu hamil

Pada ibu hamil menyebabkan keguguran spontan, lahir mati dan kematian bayi,
mempengaruhi otak bayi dan kemungkinan menjadi cebol pada saat dewasa nanti. Seorang
ibu yang menderita pembesaran gondok akan melahirkan bayi yang juga menderit
kekurangan yodium. Jika tidak segera diobati, maka pada usia 1 tahun, sudah akan terjadi
pembesaran pada kelenjar gondoknya. (Isna, 2009).

SSSBAB IV

PENUTUP

7
4.1 Kesimpulan

Iodium merupakan salah satu unsur mineral mikro yang sangat dibutuhkan oleh tubuh
walaupun dalam jumlah yang relative kecil. Namun apabila diabaikan dapat menimbulkan
efek atau dampak yang cukup berpengaruh dalam kehidupan semua orang. GAKY
merupakan masalah gizi yang sangat serius, karena dapat menyebabkan berbagai penyakit
gangguan seperti Gondok, kreatinisme dan keterlambatan pertumbuhan dan kecerdasan.
4.2 Saran
a. Diharapkan adanya peran serta aktif masyarakat dalam menggunakan garam beryodium
dan makanan yang mengandung iodium.
b. Diharapkan adanya sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya yodium bagi
kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI,Gangguan Akibat Kekurangan Yodium, Jakarta 1996

Departemen Kesehatan. 2002. Warta GAKY; Peduli Kecerdasan Anak Indonesia, Edisi 1/
Oktober. Jakarta: Pusat Promosi

Djokomoeljanto R. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) dan Kelebihan Iodium


(EKSES). Tiroidologi Klinik Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro; 2007 .

Anda mungkin juga menyukai