Anda di halaman 1dari 23

2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Identifikasi Hadis
‫ كا نَ رسو ل ا هللا‬: ‫ قل‬, ‫علَي ِْه ْم و‬
َ ‫سلَّ َم‬ َ ‫ أ َ نَّهُ َم َّر‬, ‫ ر ضي هللا عنه‬, ‫عن أ نس‬
َ َ‫علَى ِصبْيا ن ف‬
) ‫ ( متفق عليه‬. ُ‫صلى هللا عليه و سلم َي ْفعلُه‬

(Diambil dari kitab Riyadhus Shalihin, hlm. 137)


B. Pemaknaan Hadis
Terdapat dua macam pemaknaan dalam hadis, yaitu:
1. Makna Lughaghi (perkata)
‫َم َّر‬ : Berjalan
‫صبْيا ن‬ : Anak-anak
‫سلَّ َم‬
َ َ‫ف‬ : Mengucapkan salam
2. Makna Ijmali (keseluruhan)
a. Tejemahan Bahasa Indonesia
“Dari Anas ra., bahwasanya ia berjalan melalui anak-anak, lalu ia mengucapkan
salam kepada mereka dan berkata: “Rasulullah SAW dulu juga melakukannya, yakni
mengucapkam salam kepada anak-anak.” (Muttafaq ‘alaih)1
b. Terjemahan Bahasa Inggris
“From Anas ra, that he said : “he walked through the children, then he greeted
them and said: the messenger of Allah too was also me do it, namely greeting
children.” (Muttafaq ‘alaih)
C. Biografi Perawi
1. Anas bin Malik
Nama lengkapnya adalah Anas bin Malik bin an-Nadhar bin Dhamdham al-
Ansari al-khazraj an-Najjari. Ia terkenal juga dengan sebutan Abu Hamzah al-Ansari.
Tokoh sahabat ini adalah seorang iamam, mufti, ahli qira’ah, ahli hadis, dan seorang
penyebar islam.2

1
Imam an-Nawawi, Riyadhus Shalihin, (Pustaka As-Sunnah: Jakarta, 2009) hlm. 652
2
Ibnu Ahmad ‘Alimi, Tokoh Dan Ulama Hadis, (Copyright: Mumtaz, 2008) hlm. 56
3

Anas bin Malik dilahirkan oleh seorang ibu yang bernama Ummu Sulaim.
Ibunya merupakan putri dari Mahlan. Ummu Sulaim membawa Anas datang
menghadap Rasulullah ketika beliau baru tiba di Madinah. Ummu Sulaim berkata,
“Ya Rasulullah, ini adalah anak muda yang akan mengabdi kepadamu.” Sang nabi
pun menerimanya. Anas bin malik sejak saat itu menjadi pembantu yang melayani
Nabi muhammad dengan baik dalam kurun waktu yang lama.
2. Al-Bukhari
Nama lengkap Al-Bukhari ialah ‘Abu Abdullah Muhammad Ibnu Ismail ibnu
Ibrahim ibnu Al-Mughirah Al-Jufi. Kakek-kakek beliau beragama Majusi. Kakeknya
yang mula-mula memeluk islam ialah Al-Mughirah di islamkan oleh Al-Yaman Al-
Jafi gubernur Bukhara. Karena itu, beliau dikatakan Al-Jafi. Ayah beliau adalah
seorang ahli hadis, yang meninggal di waktu beliau masih kecil dan meninggalkan
banyak harta. Karena itu, beliau di didik oleh ibunya dan beliau mendapat pelajaran
pertama dari seorang ulama fiqih.
Sesudah berumur 10 tahun, beliau mulai menghafal hadis. Sesudah berumur
16 tahun, beliau menghafal kitab-kitab susunan ibnu Mubarak dan Wakie serta
melawat untuk menemui ulama-ulama hadis di berbagai kota. Beliau melawat ke
Maru, Naisabur, Ray, Baghdad, Basrah, Kufah, Mekah, Madinah, Mesir, Damaskus
dan Asqalan. Beliau meriwayatkan hadis dari segolongan penghafal hadis,
diantaranya ialah Makki ibnu Ibrahim Al-Balakhi, Abdan ibnu Utsman Al-Marwazi,
Abdullah ibnu Musa Al-Qaisi, Abu Ashim Asy-Syaibani, Muhammad ibnu Abdullah
Al-Anshari, Muhammad ibnu Yusuf Al-Firyabi, Abu Nuaim Al-Fadl ibnu Dikkin, Ali
Ibnul Madini, Ahmad ibnu Hambal, Yahya ibnu Main, Ismail ibnu Idris Al-Madani,
Ibnu Rahawaih, dan lain-lain.3
Al-Bukhari mempunyai daya hafal yang sangat kuat, istimewa dalam bidang
hadis. Dalam masa kanak-kanak beliau telah menghafal 70.000 hadis, lengkap dengan
sanadnya. Beliau mengetahui hari lahir, hari wafat dan tempat-tempat para perawi
hadis dan dicatatnya pula apa yang beliau hafal itu. Beliau mempunyai keahlian dalam
berbagai bidang ilmu hadis.
Al-Bukhari adalah orang pertama yang menyusun kitab Shahih. Beliau adalah
seorang imam mujtahid yang mempunyai pendapat sendiri, walaupun pada mulanya
beliau bermahzhab Syafii. Beliau di lahirkan di Bukhara sebagai seorang anak yatim,

3
Muhammad Ahmad, Ulumul Hadis, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2000), hlm.171
4

pada tahun 194 H (810 M). Beliau dilahirkan pada malam hari puasa pada tahun 194
H, dan wafat pada tahun 256 H (870 M).4
3. Al-Muslim

Nama lengkap Muslim ialah Abdul Husain Muslim Al-Hajjaj ibnu Muslim Al-
Qusyairi an Naisaburi, salah seorang imam hadis yang terkemuka. Beliau melawat ke
Hijaz, Irak, Syam dan Mesir untuk mempelajari hadis dari ulama-ulama hadis. Beliau
meriwayatkan hadis dari Yahya an Naisabur, Ahmad ibnu Hambal, Ishaq ibnu
Rahawaih dan Abdullah ibnu Maslamah Al-Qanabi, Al-Bukhari, dan lain-lain.

Hadis-hadisnya diriwayatkan oleh ulama-ulama Baghdad yang sering beliau


datangi, yaitu At-Turzumi, Yahya ibnu Said, Muhammad ibnu Makhlad, Muhammad
ibnu Ishaq ibnu Khuzaimah, Muhammad ibnu Abdul Wahab Al-Farra, Ahmad ibnu
Salamah, Abu Awanah, Yaqub ibnu Ishaq Al-Isfarayini, Nashr ibnu Ahmad, dan lain-
lain.5

Abu Ali an Naisaburi berkata, “Tak ada di bawah kolong langit ini, kitab yang
lebih sahih dari kitab Muslim dalam ilmu hadis”. Diterangkan oleh Abu Abdullah
Muhammad ibnu Yaqub bahwa tatkala Al-Bukhari berdiam di Naisaburi, seringkali
muslim mengunjunginya, tetapi setelah terjadi perselisihan paham antara Muhammad
ibnu Yahya dengan Al-Bukhari dalam masalah lafal Al-Qur’an dan Muhammad ibnu
Yahya mencegah orang-orang mengunjungi Al-Bukhari, pergilah Al-Bukhari dari
kota itu dan murid-muridnya pun menjauhkan diri darinya terkecuali muslim,
walaupun Muhammad ibnu Yahya tidak menyukai Muslim menghadiri Al-Bukhari.6

Para ulama berkata, “Kitab Muslim adalah kitab yang kedua sesudah kitab Al-
Bukhari dan tak ada seorang pun yang menyamai Al-Bukhari dalam bidang
mengeritik sanad-sanad hadis dan perawi-perawinya setelah dari Muslim”.
Muhammad Al-Masarjasi berkata: “Saya mendengar Muslim berkata,”Musnad sahih
ini saya sarikan dari 300.000 hadis”. Diriwayatkan dari Muslim, bahwa sahihnya
berisi 7275 hadis dengan berulang-ulang. Beliau dilahirkan pada tahun 206 H. Dan
wafat di naisaburi pada tahun 261 H.7

4
Ibid.hlm.171
5
Ahmad Muhammad, Ulumul Hadis (Bandung: CV Pustaka Setia, 2000), hlm. 173
6
Ahmad Muhammad, Ulumul Hadis (Bandung: CV Pustaka Setia, 2000), hlm. 173
7
Ibid.
5

Muslim bin Al-Hajjaj bin Muslim Al-Qusyairi An-Naisaburi (204-261 H/820-


875 M). Tempat lahirnya di Naisabur tepatnya di lokasi Iran, dia wafat di pinggiran
kota Naisabur. Konon, Muslim melakukan perjalanan ke Hijaz, Mesir, Syam, dan
Ira. Kitab shahih Muslim merupakan salah satu karyanya yang paling terkenal.
Diantara karyanya yang lain ialah al-Musnad al-Kabir (mengenal derajat para
perawiyat hadits), al-jami’ (disusun per bab), al-kina wa al-Asma’ al-Afrad wa al-
Wihdah, Tasmiyah Syuyukh Malik wa Sufyan wa Syu’bah, kitab al-Mukhadhramin,
dan kitab Aulad ash,-Shahabah. Jumlah hadits yang terdapat dalam buku shahih
muslim sebanyak 3033, setelah dilakukan penyisihan terhadap hadits yang diulang.
D. Analisis tentang Pendidikan Anak
1. Pendidikan anak
Orang tua yaitu ibu dan ayah memegang peranan yang penting dan sangat
berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya. Ibu merupakan orang yang pertama
yang mula-mula dikenal anak menjadi temannya serta yang pertama yang
dipercayainya. Begitu pula pengaruh ayah terhadap anaknya besar pula. Ayah
merupakan penolong utama, terutama bagi anak yang agak besar baik laki-laki
maupun perempuan bila ia mau mendekati dan mau memahami hati anaknya.
Orang tua harus mendidik dan mengajari anak-anaknya dengan nilai kebaikan.
Jika hal ini dilakukan, kelak pada waktu dewasa anak-anak itu akan mencintai,
berbakti, dan berbuat baik kepadanya. Anak-anak itu akan berdoa untuknya, di saat
ia masih hidup dan setelah ia mati.8
2. Masa balita dan kanak-kanak
Anak memiliki dua dimensi penting yang harus kita perhatikan, yakni
Dimensi fisik meliputi pertumbuhan tubuh dan kesehatannya. Sedangkan dimensi
rohani atau psikis spiritual meliputi Pendidikan akal dan akhlaknya. Yang terpenting
yang memang patut kita perhatikan, saat anak kita ucapkanlah paling tidak hamdalah
sebagai sujud syukur kita kehadirat Allah SWT. Bagi para ibu susuilah si buah hati
dengan di awali Bismillah dan saling menatap dengan mata si kecil yang konon
katanya dengan saling menatap maka unsur kejiwaan ibu dan anak semakin dekat.
a. Dianjurkan adzan dan iqomat saat bayi lahir

Mengadzankan bayi ditelinga kanan dan Iqamat ditelinga kirinya. Hal ini
dilakukan langsung ketika ia dilahirkan. Diriwayatkan oleh Abu Daud dan At-

8
Syaikh Muhammad Sa’id Mursi, Seni Mendidik Anak 2, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001), hlm. 7
6

Tirmidzi dari Abu Rafi’, ia berkata, “aku melihat Rasulullah SAW. Adzan ditelinga
Hasan bin Ali saat Fatimah melahirkannya.”

Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas r.a. bahwasanya Nabi saw. Mengadzankan


telinga (sebelah kanan) Hasan bin Ali saat ia dilahirkan, dan Iqamat pada telinga
kirinya.9

b. Mengikat anak dengan ibadah

Dari Abdullah bin Amr ibnul-‘Ashra. Dari Rasulullah saw. Beliau bersabda,
“perintahkan anak-anak kalian untuk shalat pada usia tujuh tahun. Pukul mereka jika
tidak melaksanakannya pada usia sepuluh tahun, dan pisahkan ranjang-ranjang
mereka.” Dikiaskan dengan shalat, maka anak juga harus diikat dengan ibadah puasa
jika ia mampu, dengan ibadah haji jika orang tuanya berada, dan dengan ibadah
zakat jika ia mampu.10

c. Mengikat anak dengan al-Qur’an

Dari Abi bin Abi Thalib ra. Bahwa Rasulullah saw. Bersabda, “didik anak-
anak kalian dalam tiga hal : mencintai Nabi kalian, mencintai keluarga Nabi, dan
membaca Al-Qur’an. Karena para pembawa Al-Qur’an akan berada di bawah
naungan singgasana Allah Ta’ala dihari yang tidak ada naungan selain naungannya
bersama para Nabi dan orang-orang suci.” 11

Ibnu Kholdun didalam Muqoddimah-nya menyatakan pentingnya pengajaran


Al-Qur’an kepada anak-anak dan menghafalkannya. Ia menjelaskan bahwa
pengajaran Al-Qur’an merupakan dasar pengajaran pada seluruh sistem belajar
diberbagai negara Islam. Karena Al-Qur’an adalah identitas agama yang
memperkokoh akidah dan menanamkan iman.

3. Anak usia pra sekolah


Anak kecil belum dapat membedakan antara melakukan satu aktivitas dengan
bermain. Anak kecil akan asyik dengan aktivitas yang dia lakukan karena dorongan
dari dirinya sendiri, seperti mendengarkan cerita atau bermain dengan boneka atau
alat mainan. Anak kecil akan memperhatikan sekelilingnya. Sampai-sampai ia akan

9
Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad Pendidikan Anak dalam Islam, (Jakarta: Khatulistiwa
Press, 2013), hlm. 30.
10
Ibid.hlm.471
11
Ibid.hlm.471-472
7

bisa lupa makan dan lupa waktu. Ia tidak akan berhenti melakukan aktivitasnya jika
aktivitas itu sangat menarik baginya. Anak kecil akan bermain menggunakan apa
saja yang ditemukannya.12
Pada masa ini, ibu memiliki kemungkinan untuk mengarahkan dan mengajari
anaknya tingkah laku yang baik. Akan tetapi pada saat yang sama ibu tidak dapat
memaksa anaknya untuk bisa mengambil manfaat penuh seperti yang diinginkannya,
atau mengharap si anak dapat menerapkannya secara sempurna. Karena anak pada
masa ini belum bisa memahami kaidah-kaidah tingkah laku yang wajib dia gunakan
sebagai dasarnya. Ibu harus mengarahkannya dengan konsisten tapi bijaksana.
Dengan tetap memperhatikan untuk tidak menghalangi anak dari kesukaannya dan
perasaanya pada suatu kesempatan. Karena kasih sayang ibu dan penghormatan ibu
kepada anaknya merupakan sumber yang akan memancarkan kecintaan dan
penghormatan anak kepada ibu dan juga kepada orang lain.13
4. Anak usia sekolah
Anak pada usia lima tahun mulai bisa ikut serta dalam permainan yang
mengikuti kaidah (aturan) tertentu, karena ia sudah mulai bisa memahami kaidah-
kaidah dan manfaat yang ada baik bagi dirinya maupun bagi orang lain. Karena itu
kita mendapati anak pada usia ini berkeinginan untuk terikat dengan kaidah-kaidah
tingkah laku yang diterima pada orang dewasa. Ia juga berkeinginan melakukan
sesuatu yang benar. Keinginan untuk terikat dengan aturan itu kadang kala
mendorong anak untuk berbuat buruk kepada temannya di sekolah atau kepada ibu.
Tingkah laku buruk itu kadang kala ia maksudkan untuk menguji ibu atau guru agar
ia bisa melihat sejauh mana reaksi ibu dan guru terhadap siapa yang melanggar
kaidah-kaidah sehingga ia melakukan kesalahan itu. Tetapi kadang kala tingkah laku
buruk itu didorong oleh rasa hasud dan tidak suka kepada orang lain.14

12
Najah As –Sabatin, Dasar-Dasar Mendidik Anak Usia 1-10 Tahun, (Bogor: Al-Azhar Freshzone
Publising, 2013), hlm.24
13
Najah As –Sabatin, Dasar-Dasar Mendidik Anak Usia 1-10 Tahun, (Bogor: Al-Azhar Freshzone
Publising, 2013), hlm.24
14
Ibid.hlm.28
8

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

1. Dalam kitab Riyadhus shalihin yang sudah tertera di bab dua.

2. Makna keseluruhan:

“Dari Anas ra., bahwasanya ia berjalan melalui anak-anak, lalu ia mengucapkan


salam kepada mereka dan berkata: “Rasulullah SAW dulu juga melakukannya, yakni
mengucapkam salam kepada anak-anak.” (Muttafaq ‘alaih)

3. a. Anas bin Malik


Nama lengkapnya adalah Anas bin Malik bin an-Nadhar bin Dhamdham al-
Ansari al-khazraj an-Najjari. Ia terkenal juga dengan sebutan Abu Hamzah al-Ansari.
Tokoh sahabat ini adalah seorang iamam, mufti, ahli qira’ah, ahli hadis, dan seorang
penyebar islam.
Anas bin Malik dilahirkan oleh seorang ibu yang bernama Ummu Sulaim.
Ibunya merupakan putri dari Mahlan. Ummu Sulaim membawa Anas datang
menghadap Rasulullah ketika beliau baru tiba di Madinah. Ummu Sulaim berkata,
“Ya Rasulullah, ini adalah anak muda yang akan mengabdi kepadamu.” Sang nabi
pun menerimanya. Anas bin malik sejak saat itu menjadi pembantu yang melayani
Nabi muhammad dengan baik dalam kurun waktu yang lama.

b. Al-Bukhari

Nama lengkap Al-Bukhari ialah ‘Abu Abdullah Muhammad Ibnu Ismail ibnu
Ibrahim ibnu Al-Mughirah Al-Jufi. Kakek-kakek beliau beragama Majusi. Kakeknya
yang mula-mula memeluk islam ialah Al-Mughirah di islamkan oleh Al-Yaman Al-
Jafi gubernur Bukhara. Karena itu, beliau dikatakan Al-Jafi. Ayah beliau adalah
seorang ahli hadis, yang meninggal di waktu beliau masih kecil dan meninggalkan
banyak harta.
9

c. Muslim

Nama lengkap Muslim ialah Abdul Husain Muslim Al-Hajjaj ibnu Muslim
Al-Qusyairi an Naisaburi, salah seorang imam hadis yang terkemuka. Beliau melawat
ke Hijaz, Irak, Syam dan Mesir untuk mempelajari hadis dari ulama-ulama hadis.
Beliau meriwayatkan hadis dari Yahya an Naisabur, Ahmad ibnu Hambal, Ishaq ibnu
Rahawaih dan Abdullah ibnu Maslamah Al-Qanabi, Al-Bukhari, dan lain-lain.

4. Anak nerupakan karunia terbesar yang diberikan Tuhan kepada pasangan suami istri.
Setiap pasangan mengharapkan hadirnya seorang anak sebagai penerus keturunan dan
pelengkap kebahagiaan dalam kehidupan berumah tangga. Orang tua yaitu ibu dan
ayah memegang peranan yang penting dan sangat berpengaruh atas pendidikan anak-
anaknya.

B. Saran

Hendaknya kita semua menjalankan apa yang sudah dijabarkan. Untuk para calon
orang tua dapat mempelajari masalah Pendidikan anak agar ketika menjadi orang tua dapat
melaksanakan kewajibannya itu dengan sebaik-baiknya.
10

DAFTAR PUSTAKA

An-Nawawi, Imam, Riyadhus Shalihin, Pustaka As-Sunnah: Jakarta, 2009

Ulwan, Abdullah Nashih, Tarbiyatul Aulad Pendidikan Anak dalam Islam, Jakarta:
Khatulistiwa Press, 2013

Ahmad, Muhammad, Ulumul Hadis, Bandung: CV Pustaka Setia, 2000

As-Sabatin, Najah, Dasar-Dasar Mendidik Anak Usia 1-10 tahun, Bogor: Al Azhar
Freshzone Publishing, 2013

Ibnu Ahmad ‘Alimi, Tokoh dan Ulama’ Hadist, Copyright: Mumtaz, 2008

Mursi, Syaikh Muhammad Sa’id, Seni Mendidik Anak 2, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,
2001
11

LAMPIRAN
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Anda mungkin juga menyukai