PSIKOLOGI
PSIKOLOGI
NIM : PO71251190047
Psikologi berasal dari perkataan Yunani ‘psyche’ yang artinya jiwa, dan ‘logos’ yang
artinya ilmu paengetahuan. Jadi secara etimologi(menurut arti kata) psikologi artinya ilmu yang
mempelajari tentang jiwa, baik maengenai macam-macam gejalanya’ prosesnya maupun latar
belakangnya. Dengan singkat disebut ilmu jiwa Sebagai ilmu pengetahuan, psikologi juga
mempunyai sifat-sifat yanh dimiliki oleh ilmu pengetahuan pada umumnaya. Karena itu
psikologi mempunyai:
Obyek tertentu
Metode penyelidikan tertentu
Sistematik yang teratur sebagai hasil pendekatan terhadap obyeknya.
Secara umum psikologi diartikan ilimu yang mempelajari tingkah laku manusia. Atau
ilmu yang mempelajari tentang gejal-gejala jiwa manusia Diantara pengertian yang dirumuskan
oleh para ahli itu antara lain sebagai berikut:
Psikologi perkembangan,
Yaitu psykologi yang membicarakan perkembangan psikis manusia dari masa bayi
sampai tua, yang mencakup:
Psikologi anak(mencakup masa bayi)
Psikologi puber dan adolesensi(psikologi pemuda)
Psikologi orang dewasa
Psikologi oarang tua
Psikologi Sosial
Yaitu psikologi yang khusus membicarakan tntang tingkah laku atau aktivitas-aktivitas
manusia dalam hubungannya dengan situasi sosial
Psikologi Pendidika
Yaitu psikologi yang husus mebguraikan kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas
manusia dalam hubungannya dengan situasi pendidikan, misalnya bagaimana cara
menarik perhatian agar pelajaran dapat dengan muadah diterima, bagaimana cara belajar
dan sebagainya
Psikologi kepribadian dan tipologi
yaitu yang husus menguraikan tentang struktur pribadi manusia, mengenai tipe- tipe
kepribadian manusia
Psikopatologi
Yaitu psikologi yang husus menguraikan keadaan psikis yang tidak normal (abnormal)
Psikologi Kriminal
Yaitu psikologi yang husus berhubungan dengan soal kejahatan atau kriminalitas
Psikologi Perusahaan
yaitu yang husus berhubunagn dengan sosl-soal perusahaan
Suatu metode penyelidikan dalam suatu ilmu adalah suatu keharusan mutlak adanya, apa
lagi kalau ilmu itu berdiri sendiri, ini harus ditandai oleh adanya metode-metode tersendiri untuk
menyalidiki terhadap obyeknya, obyek psikologi adalh penghayatan dan perbuatan manusia
dalam alam yang komplek dan selalu berubah
Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus yang
berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental,
emosi atau fisik.Yang termasuk dalam ABK tunanetra
tunarungu tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak berbakat,
anak dengan gangguan kesehatan. istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar
biasa dan anak cacat. Karena karakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk
pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampua dan potensi mereka,
1.Tunanetra
2.Tunarungu
Karena memiliki hambatan dalam pendengaran individu tunarungu memiliki hambatan dalam
berbicara sehingga mereka biasa disebut tunawicara. Cara berkomunikasi dengan individu
menggunakan bahasa isyarat, untuk abjad jari telah dipatenkan secara internasional sedangkan
untuk isyarat bahasa berbeda-beda di setiap negara. saat ini dibeberapa sekolah sedang
dikembangkan komunikasi total yaitu cara berkomunikasi dengan melibatkan bahasa verbal,
bahasa isyarat dan bahasa tubuh. Individu tunarungu cenderung kesulitan dalam memahami
konsep dari sesuatu yang abstrak.
3.Tunagrahita
Pembelajaran bagi individu tunagrahita lebih di titik beratkan pada kemampuan bina
diri dan sosialisasi.
4.Tunadaksa
Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh
kelainan neuro-muskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan,
termasuk celebral palsy, amputasi, polio, dan lumpuh. Tingkat gangguan pada tunadaksa adalah
ringan yaitu memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik tetap masih dapat
ditingkatkan melalui terapi, sedang yaitu memilki keterbatasan motorik dan mengalami
gangguan koordinasi sensorik, berat yaitu memiliki keterbatasan total dalam gerakan fisik dan
tidak mampu mengontrol gerakan fisik.
5.Tunalaras
Selain bidang – bidang psikologi yang telah dibahas diatas, masih ada beberapa bidang
psikologi khusus lainnya yaitu:
1) Psikologi Cinta – Bidang psikologi yang memfokuskan mengenai bagaimana cara kerja
cinta pada makhluk hidup di dunia.
2) Psikologi Agama – Mempelajari pengaruh agama terhadap batin dan mental individu.
3) Psikologi Holistik – Bidang yang mempelajari mengenai manusia secara utuh.
4) Psikologi Kognitif – Fokusnya ada pada bagaimana respon seseorang terhadap
lingkungannya.
5) Psikologi Warna – Psikologi warna mempelajari mengenai berbagai warna dan efeknya
terhadap psikologis seseorang.
6) Psikologi Sastra – Psikologi sastra memfokuskan mengenai kajian emosi penulis dan
pembacanya yang terdapat dalam kata – kata di suatu karya sastra tersebut.
7) Bidang psikologi khusus masih akan bertambah banyak dan sama sekali tidak baku,
karena banyak sekali bidang ilmu atau aspek – aspek tertentu yang bersinggungan dengan
ilmu psikologi. Psikologi khusus masih akan terus berkembang seiring dengan makin
banyaknya bidang ilmu yang berkaitan dengan psikologi tersebut. Macam – macam
psikologi khusus pada umumnya merupakan pengaplikasian ilmu psikologi yang praktis
dan sesuai dengan bidangnya.
4.MACAM-MACAM ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS?
Jenis-Jenis Anak Berkebutuhan Khusus
a.Anak Berkebutuhan Khusus
Sebelum membahas lebih jauh, terlebih dulu kita mengenali jenis anak berkebutuhan
khusus dengan tepat, sehingga perawatan dan juga upaya pendidikan yang diberikan kepada anak
tersebut bisa berjalan dengan baik dan tepat. Berikut ini adalah beberapa jenis anak berkebutuhan
khusus yang membutuhkan penanganan khusus dari orangtuanya:
1. Tunagrahita
Tunagrahita adalah seseorang yang mengalami masalah di dalam perkembangan mentalnya. Hal
ini bahkan bisa saja berupa kondisi keterbelakangan yang membuatnya mengalami masalah
dalam berbagai bidang, misalnya: kesulitan dalam berkomunikasi dan bersosialisasi, kesulitan
dalam belajar dan memahami suatu masalah. Pada umumnya anak tunagrahita memang
membutuhkan penanganan khusus, meskipun tidak tertutup kemungkinan mereka untuk belajar
mandiri.
2. Tunanetra
Tunanetra adalah seseorang yang mengalami gangguan pada penglihatannya, baik itu berupa
gangguan total atau bahkan hanya sebagian penglihatan saja. Dalam kondisi seperti ini, seorang
anak haruslah mendapatkan pendidikan kebutuhan khusus sejak dini, terutama jika kondisi ini
memang dibawa anak sejak lahir.
3. Tunarungu
Seseorang yang mengalami gangguan pada fungsi pendengaran disebut tunarungu. Gangguan ini
bisa saja berupa kehilangan seluruh fungsi pendengaran atau bahkan sebagian saja. Pada
umumnya, anak tunarungu akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi, termasuk
bersosialisasi dengan orang lain dan lingkungannya.
4. Tunalaras
Tunalaras adalah seseorang yang mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan baik terhadap
lingkungan dan juga orang-orang di sekitarnya. Anak tunalaras pada umumnya sulit untuk
berkomunikasi dan memiliki emosi yang tidak stabil, sehingga kerap tidak bisa bersosialisasi
dengan lingkungan dan orang-orang di sekitarnya.
5. Tunadaksa
Tunadaksa adalah seseorang yang mengalami masalah / kelainan pada alat gerak tubuhnya.
Kondisi ini bisa saja berupa cacat permanen, terutama pada anak yang memang mengalami
masalah tersebut sejak lahir. Seorang anak tunadaksa biasanya akan membutuhkan seorang
pendamping dan juga pendidikan khusus untuk melatih gerak tubuhnya.
Selain kelima jenis anak berkebutuhan khusus di atas, masih ada jenis lainnya, yakni: anak yang
mengalami masalah dalam belajar (lambat mencerna pelajaran), anak yang mengalami masalah
ketika mempelajari sesuatu dengan spesifik, serta anak yang terlalu cerdas, dan juga anak yang
memiliki gangguan ketika berkomunikasi dengan orang lain.
1. Rencanakan dengan Baik Sejak Awal
Berbeda dengan anak normal, anak berkebutuhan khusus tentu membutuhkan penanganan
khusus, termasuk juga masalah biayanya. Hitung dengan baik semua kebutuhan anak, baik itu
kebutuhan perawatan hingga pendidikannya juga. Lakukan hal ini dengan teliti, agar anggaran
tepat sasaran dan tidak tekor tiap bulan. Anggarkan dana yang cukup, sehingga semua kebutuhan
anak bisa terpenuhi dengan baik.
Jika melihat kebutuhannya, jelas anak berkebutuhan khusus akan membutuhkan banyak biaya,
bahkan hingga dia dewasa nanti. Pikirkan hal ini dengan baik, agar masa depan anak bisa tetap
terjamin. Terapkan pola hidup hemat di dalam rumah tangga, hindari melakukan pengeluaran
untuk hal yang tidak begitu penting agar lebih banyak uang yang bisa disisihkan tiap bulan dan
dialokasikan ke dalam tabungan.
Hal wajib lainnya yang tak kalah penting adalah melakukan investasi di dalam keuangan. Hal ini
perlu dilakukan sejak dini, mengingat anak akan membutuhkan banyak biaya dan juga kebutuhan
lainnya. Cerdaslah dalam memilih instrumen investasi, sehingga keuntungan yang didapatkan
juga maksimal.
Namun satu hal yang tak kalah pentingnya adalah mempertimbangkan berbagai risiko yang
terkandung di dalam investasi itu sendiri. Pahami hal ini dengan baik sejak awal, agar kegiatan
investasi ini berjalan dengan efisien.
Bukan hanya perawatan dan juga pendidikannya, anak berkebutuhan khusus juga perlu
dipersiapkan masa depannya. Hal ini harus menjadi pertimbangan agar kelak dia bisa menjalani
kehidupan dengan berkualitas. Persiapkan dana yang cukup untuk menunjang masa depannya,
termasuk jika ternyata anak kelak akan membutuhkan pendidikan yang tinggi atau hal lainnya
yang berdampak positif bagi kehidupannya.
Perawat mengkaji kondisi pasien dari segi psikologi untuk menjadi dasar hubungan terapeutik
dan komunikasi efektif dengan menerapkan ilmu psikologi dalam keperawatan, perawat menjadi
lebih sensitif untuk terbuka dan memahami perasaan pasien ketika sakit, sumber – sumber
penguat bagi pasien, keinginan pasien lebih dalam, harapan , dan lainnya.
13). Kolaborator
Perawat tidak akan bekerja sendiri semua yang bekerja di dunia medis tentu bekerja sama. Nah,
disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter
fisioterapis, ahli gizi, dan lain-lain sehingga ilmu psikologi akan berguna sebagai jembatan untuk
meningkatkan kualitas diri khususnya di lingkungan kerja. Berupaya mengidentifikasi pelayanan
keperawatan yang diperlukan seperti halnua diskusi ataupun tukar pendapat dalam penentuan
bentuk pelayanan selanjutnya. Sehingga akan lebih mudah untuk memplotkan apakah anda
paham dunia perawat atau tidak dari ilmu ini.