Anda di halaman 1dari 7

JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 7 NOMOR 2 AGUSTUS 2011

Analisa Struktur Tektonik Mikro pada Batuan Ultrabasa Menggunakan Software


Windrose Pro. 2.3 dan Kaitannya dengan Struktur Tektonik di Pulau Wawonii

L.O. Ngkoimani
Jurusan Fisika Universitas Haluoleo, Kendari - Indonesia
Email : ngkoi@sains.fisika.net

Abstrak

Telah dilakukan analisa mikrostruktur pada batuan ultrabasa dari Pulau Wawonii dengan tujuan
membandingkan pola struktur sayatan tipis dengan geodinamika Pulau Wawonii. Analisis dilakukan dengan
menggunakan Software yang dikenal dengan nama Windrose Pro. 2.3.20. Sampel batuan yang digunakan
dalam studi ini diambil dari 6 (enam) lokasi di Desa Mosolo, Pulau Wawonii yakni Lokasi #1 (4012' 21,9"
LS dan 1230 9'55,5" BT ), Lokasi #2 (40 6 '11,6" LS dan 1230 13'14,5" BT), Lokasi #3 (4010'30,5" LS dan
1230 12'24" BT), Lokasi #4 (40 11'35,0" LS dan 1230 9' 23,3" BT), Lokasi #5 (40 11' 27,5" LS dan 1230 9'
24,7 BT), dan Lokasi #6 (4013'29,6" LS dan 1230 9' 20,9" BT). Kecenderungan arah struktur pada sayatan
tipis Lokasi #1, #2, #3, #4, dan #6 adalah dominan berarah E-SE / W-NW. Sampel sayatan tipis batuan pada
Lokasi #5 didominasi patahan mikro berarah E/W. Setelah semua data patahan mikro dari semua lokasi
digabungkan terlihat sesuai dengan arah patahan dominan pada arah W-NW/E-SE dan sebagian kecil
menyebar pada arah antara SW-NW/NE-SE serta N/S. Hasil ini mengindikasikan bahwa metode interpretasi
struktur mikro pada sayatan tipis batuan menggunakan software WindRose Pro 2.3 dapat digunakan sebagai
alternatif metode interpretasi tektonik.

Kata kunci : sayatan tipis batuan ultrabasa, software Windrose Pro 2.3, pola struktur, Pulau
Wawonii,

Abstract

Microstructure analyses of Ultrabasic rocks from Wawonii Island, comparing between the structure trend
from thin section of rock and geodynamical trend have been done. The analyses run by using the Software
namely Windrose Pro. 2.3.20. The rocks sample that use for this study taken from six locations in Mosolo
vilage of Wawonii Island i.e.Location #1 (4012' 21,9" S and 1230 9'55,5" E ), Location #2 (40 6 '11,6" S and
123013'14,5" E), Location #3 (4010'30,5" S and 1230 12'24"E), Location #4 (4011'35,0" S and 12309'23,3"E),
Location #5 (4011'27,5" S and 12309'24,7E), and Location #6 (4013'29,6"S and 1230 9'20,9" E). The results
anayses show that the thin section samples from Locations of #1, #2, #3,# 4, and #6 are dominantly E-SE /
W-NW in direction. Meanwihle, the thin section samples from Location #5 dominantly to E/W direction.
Based on the compilation of all samples from all location show that the diminantly direction of micro
stucture tend to be W-NW/E-SE and several structure distributed on SW-NW/NE-SE and N/S. The result of
study indicated that the interpretation method of micro structure on rock thin section using the WindRose Pro
2.3 software can be use as alternatif method for tectonic interpretaion.

Key words : thin section, ultrabasic rock, Windrose Pro 2.3 software, structure trend, Wawonii Island.

1. Pendahuluan Maluku sebelah selatan merupakan tempat


bertumbuknya Lempeng Eurasia dan Indo-
Indonesia terletak pada perbenturan
Australia. Antara lempeng Indo-Australia dan
tiga lempeng dunia, diantaranya lempeng Indo
Pasifik terjadi tumbukan di sekitar Pulau
Australia, lempeng Eurasia dan lempeng
Papua. Oleh karena itu, kepulauan Indonesia
Pasifik. Di lepas pantai barat Pulau Sumatera,
berada pada daerah yang mempunyai aktivitas
pantai selatan Pulau Jawa, pantai Selatan
gempa bumi cukup tinggi. Sementara
kepulauan Nusa Tenggara dan perairan

62
Analisa Struktur Tektonik Mikro pada Batuan Ultrabasa........ (L.O. Ngkoimani) 63

pertemuan antara ketiga lempeng itu terjadi di lokasi, baik berupa gempa bumi, tanah
sekitar Sulawesi. Oleh karena itu, di pulau- longsor, maupun gunung meletus.
pulau sekitar pertemuan tiga lempeng inilah Dalam penelitian ini akan dilakukan
yang akan sering mengalami gempa bumi. analisa struktur mikro batuan melalui analisa
Pulau Wawonii memiliki gejala sesar pada sayatan tipis batuan dari Pulau
geodinamika yang sangat kompleks karena Wawonii. Analisa dilakukan dengan
merupakan pertemuan dari mikro-kontinen menggunakan Software WindRose Pro 2.3,
Buton di bagian Timur dan Sulawesi di bagian dan hasilnya dibandingkan dengan
Barat. Sulawesi memiliki sejarah tektonik yang geodinamika Pulau Wawonii.
kompleks termasuk subduksi dan tumbukan
[1], yang berimplikasi pada terjadinya 2. Geologi Lokasi Penelitian
beberapa sesar. Sesar utama di Pulau Sulawesi
Pulau Wawonii merupakan salah satu pulau
yaitu sesar Palu Koro di Sulawesi Tengah
pembentuk Mandala Sulawesi Timur yang
menerus ke Sulawesi Tenggara (sesar Lasolo)
menyebar di bagian timur utara Lengan
juga menurus ke Pulau Wawonii, merupakan
Sulawesi. Batuannya terdiri dari dunit,
sesar yang aktif dan menjadi sumber utama
harzburgit, lherzolit, pyroksinit, serpentinit dan
gempa di daerah ini [2], yang berumur Kapur
mikro gabro serta basalt. Batuan tersebut
Awal [3].
ditindih oleh batugamping dan rijang laut
Kajian geologi untuk mempelajari
berwarna merah. Umur dari ofiolit di Sulawesi
struktur geologi pada umumnya dilakukan
Tenggara ini Kapur Akhir - Oligosen. Batuan
dengan melihat singkapan sesar yang ada di
asal samudera, yang seperti ini sering juga
lokasi suatu daerah. Sesar diindikasikan
disebut sebagai ofiolit, terbentuk karena
dengan adanya sungai, air terjun, atau patahan-
pemekaran dasar samudera [4].
patahan pada batuan. Metode ini terkadang
Berdasarkan peta geologi Pulau
selalu menimbulkan masalah ketika di daerah
Wawonii (gambar 1), terlihat bahwa struktur
itu tidak ada singkapan sesar ataupun tidak
penyusunnya terdiri dari aluvium,
terlihat adanya indikasi sesar. Misalnya saja
batugamping, formasi lenselowo, formasi
tumbuh pepohonan yang lebat, maka tidak
meluhu dan kompleks ultramafik (harzburgit,
dapat terlihat apakah di lokasi tersebut terdapat
dunit dan serpentinit). Sebaran batuan
sesar atau tidak sehingga sesar tidak dapat
kompleks ini dijumpai di Pegunungan
ditentukan pada lokasi tersebut. Oleh karena
Waworete, dimana pada pegunungan tersebut
itu perlu dicari alternatif lainnya, yaitu dengan
terlihat adanya pegunungan dengan relief datar
penggunaan metode sayatan tipis. Pada lokasi
dan pegunungan dengan relief terjal.
yang tidak menunjukkan indikasi sesar, tidak
menjamin bahwa pada lokasi itu tidak terdapat
3. Metode Penelitian
sesar meskipun patahannya memiliki ukuran
Sampel batuan yang digunakan adalah batuan
kecil.
Ultrabasa yang diambil dari Desa Mosolo,
Metode sayatan tipis bekerja pada
Pulau Wawonii. Lokasi pengambilan sampel
skala yang mikro, oleh karena itu daya jangkau
(gambar 1) dilakukan pada enam lokasi yaitu :
yang dihasilkan juga kecil. Hal ini merupakan
Lokasi #1 (4012' 21,9" LS dan 1230 9'55,5" BT
kekurangan pada metode ini, namun secara
), Lokasi #2 (40 6 '11,6" LS dan 1230 13'14,5"
eksak menurut konsep fisika metode ini jauh
BT), Lokasi #3 (40 10'30,5" LS dan 1230
lebih akurat. Sebuah patahan besar selalu
12'24" BT), Lokasi #4 (40 11'35,0" LS dan
diawali dari patahan kecil. Tidak akan ada
1230 9' 23,3" BT), Lokasi #5 (40 11' 27,5" LS
sebuah patahan besar jika tidak dimulai dari
dan 1230 9' 24,7 BT), serta Lokasi #6 (4013'
patahan kecil. Perubahan yang terjadi secara
29,6" LS dan 12309' 20,9" BT). Jumlah
alamiah selalu perlahan-lahan, tidak dalam
keseluruhan sampel yang diambil dalam
sekejap terbentuk sebuah patahan besar.
bentuk sampel setangan (hand sample)
Kecuali adanya bencana yang melanda suatu
diperoleh 20 hand sample dan dari setiap hand
sample bisa dihasilkan 1 sampai 11 core.
64 JAF, Vol. 7 No. 2 (2011), 62-68

Selanjutnya dari core sampel yang (5) pembuatan plot stereonet orientasi struktur
dihasilkan, dilakukan hal-hal sebagai berikut : menggunakan software WindRose Pro 2.3.20,
(1) pembuatan sayatan tipis batuan (thin (6) interpretasi pola struktur berdasarkan data
section), (3) mengambil gambar foto pada sayatan tipis, (7) membandingkan pola struktur
setiap hasil sayatan dengan menggunakan sayatan tipis dengan geodinamika Pulau
mikroskop polarisasi, (4) mengukur panjang Wawonii.
setiap patahan yang terdapat pada sayatan
menggunakan software CorelDraw12.0.0.458,

#1
#2
#4
#5
#3

#6

Gambar 1. Peta geologi Pulau Wawonii [5].

4. Hasil dan Pembahasan Komposisi mineral yang terdapat dalam


Dari rangkaian tahap preparasi sampel sampel di antaranya : olivin, pirit, piroksin,
diperoleh hasil sayatan tipis, mikrofoto dan dan serpentin.
plot stereonet berdasarkan orientasi struktur Untuk pembuatan plot stereonet
patahan pada sayatan tipis batuan. Pada digunakan software WindRose Pro 2.3.20.
pengamatan sayatan tipis menggunakan Data input yang digunakan adalah arah dan
mikroskop polarisasi diperoleh hasil mikrofoto panjang setiap patahan yang terdapat pada
sayatan tipis batuan (gambar 2) dan komposisi sayatan. Arah dalam hal ini adalah derajat
mineral yang terkandung di dalamnya. kemiringan patahan dan panjangnya dalam
Analisa Struktur Tektonik Mikro pada Batuan Ultrabasa........ (L.O. Ngkoimani) 65

satuan milimeter (mm). Sementara patahan Pada gambar 3 diperlihatkan sebuah


yang dimaksud adalah rekahan atau retakan contoh hasil penentuan arah dan panjang
yang terdapat pada mikrofoto. WindRose Pro patahan sampel batuan untuk Lokasi #1.
2.3.20 menggunakan 16 arah pengukuran,
yaitu pada 0°; 22,5°; 45°; 67,5°; 90°; 112,5°;
135°; 157,5°; 180°; 202,5°; 225°; 247,5°;
270°; 292,5°; 315° dan 337,5°. Variabel kedua,
yaitu panjang patahan terbagi menjadi tujuh
interval. Mulai dari 0-40 mm; 40-80 mm; 80-
120 mm; 120-160 mm; 160-200 mm; 200-240
mm; dan 240-500 mm. Untuk menentukan
arah dan mengukur panjang setiap patahan
yang ada pada mikrofoto, digunakan software
CorelDraw12.0.0.458.

Gambar 3. Penentuan arah dan panjang patahan


sampel batuan Lokasi #1.

Dari plot stereonet orientasi struktur


untuk Lokasi #1 (gambar 4.a) dengan
sebanyak 261 data (arah dan panjang patahan)
diperoleh bahwa banyaknya patahan yang
(a) mendominasi adalah pada arah 112,5°
(11,87%); 180° (8,046%); 247,5° (9,579%);
dan 292,5° (10,728%). Patahan yang paling
pendek adalah 19,66 mm dan terpanjang
adalah 266,02 mm. Sedangkan dilihat dari
panjang patahan yang terbanyak berada
diinterval 40-80 mm (62,069%) dan 80-120
mm (23,372%).
Pada plot stereonet Lokasi #2 (gambar
4.b) dengan sebanyak 210 data, diperoleh
banyaknya patahan yang mendominasi adalah
pada arah 112,5° (13,810%) dan 292,5°
(16,667%). Sedangkan dilihat dari panjang
(b) patahan, yang terbanyak berada diinterval 40-
80 (55,238%) dan 80-120 (24,762%), dimana
Gambar 2. Mikrofoto sayatan tipis sampel batuan patahan terpendek adalah 20,39 mm dan
Lokasi #1. (a) Mikrofoto dengan Kedudukan Lensa terpanjang adalah 268,08 mm.
Nikol Sejajar, (b) Mikrofoto dengan Kedudukan
Lensa Nikol Bersilang.
66 JAF, Vol. 7 No. 2 (2011), 62-68

(a) (b)

(c) (d)

(d) (e)

Gambar 4. Plot stereonet orientasi struktur pada : (a) Lokasi #1, (b) Lokasi #2, (c) Lokasi #3, (d)
Lokasi #4, (e) Lokasi #5, dan (f) Lokasi #6.
Analisa Struktur Tektonik Mikro pada Batuan Ultrabasa........ (L.O. Ngkoimani) 67

Pada plot stereonet Lokasi #3 (gambar (56,410%) yaitu mencapai 651 data dan 80-
4.c) dengan sebanyak 253 data, diperoleh 120 mm (24,786%) mencapai 336 data.
bahwa banyaknya patahan hampir tersebar Sisanya berada diinterval 0-40 mm (7.940%);
merata di delapan arah, yaitu : arah 90° 120-160 mm (7.196%); 160-200 mm
(7,510%); 112,5° (10,277%); 135° (9,091%); (1.406%); 200-240 mm (1.158%) dan 240-500
180° (7,115%); 202,5° (7,905%); 247,5° mm (0.662%).
(8,696%); 292,5° (11,462%) dan 315° Berdasarkan hasil interpretasi
(8,696%). Namun yang paling mendominasi kecenderungan arah patahan mikro pada
pada arah 112,5° dan 292,5°. Sedangkan sayatan tipis batuan sebagaimana pada Gambar
dilihat dari panjang patahan yang terbanyak 4a s/d 4f terlihat bahwa sampel dari Lokasi #1,
berada di interval 40-80 mm (51,779%) dan Lokasi #2, Lokasi #3, Lokasi #4, dan Lokasi
80-120 mm (29,249%), dimana patahan yang #6 didominasi oleh patahan mikro berarah E-
paling terpendek adalah 27,66 mm dan yang SE / W-NW serta beberapa patahan mikro
terpanjang adalah 299,80 mm. berarah W-SW, S-SW, dan S/N. Sampel
Plot stereonet Lokasi #4 (gambar 4.d) sayatan tipis batuan pada Lokasi #5 didominasi
dengan sebanyak 150 data, diperoleh bahwa patahan mikro berarah E/W. Setelah semua
banyaknya patahan yang mendominasi adalah data patahan mikro dari semua lokasi
pada arah 112,5° (16,667%) dan 292,5° digabungkan (Gambar 5) terlihat bahwa arah
(14,667%). Sedangkan dilihat dari panjang patahan dominan pada arah W-NW/E-SE dan
patahan yang terbanyak berada diinterval 40- sebagian kecil menyebar pada arah antara SW-
80 mm (51,333%) dan 80-120 mm (25,333%), NW/NE-SE serta N/S.
dimana patahan yang paling terpendek adalah
4,61 mm dan yang terpanjang adalah 171,95
mm.

Gambar 6. Plot Stereonet Peta Geologi Pulau


Wawonii.
Gambar 5. Plot Stereonet orientasi struktur data
gabungan semua sampel Untuk melihat korelasinya antara hasil
interpretasi arah struktur mikro pada sayatan
Data pengukuran pada keenam lokasi tipis batuan dengan geodinamika Pulau
digabungkan seperti pada Gambar 5. Pada plot Wawonii maka dibuat plot stereonet Peta
terhadap 1209 data struktur, diperoleh Geologi Pulau Wawonii (gambar 6). Pada plot
kecenderungan arah struktur terbesar berada di stereonet peta geologi Wawonii dengan
112,5° (10.753%) dan 292,5° (11.249%). sebanyak 15 data diperoleh bahwa banyaknya
Sedangkan diarah-arah lainnya hampir tersebar patahan yang paling mendominasi adalah pada
merata. Dilihat dari variasi panjang patahan, arah 135° (20%) dan 292,5° (20%), dimana
yang terbanyak berada diinterval 40-80 mm nilai patahan yang paling terpendek adalah
68 JAF, Vol. 7 No. 2 (2011), 62-68

24,11 mm dan yang terpanjang adalah 243,68 Ucapan Terima Kasih


mm. Sedangkan dilihat dari panjang patahan Ucapan terima kasih disampaikan kepada
yang terbanyak berada diinterval 40-80 mm Reza Wisnu Wardana, atas keterlibatannya dalam
(46,67%) dan 80-120 mm (13,33%). penelitian ini. Terima kasih juga disampaikan
Berdasarkan plot stereonet yang ada terlihat kepada bapak Jahidin atas partisipasinya dalam
bahwa struktur geologi Pulau Wawonii kegiatan penelitian ini dan kepada bapak Andi
dominan berarah W-NW / E-SE. Makkawaru atas bantuan data-data geologi yang
Kecenderungan arah dominan struktur mikro berkaitan dengan penelitian ini, serta Laboratorium
pada sayatan tipis sesuai dengan arah strutur Pusat Survei Geologi-Bandung yang telah
geologi Pulau Wawoni. Hasil ini membantu dalam memperoleh data mikrofoto
mengindikasikan bahwa metode interpretasi sayatan tipis batuan
struktur mikro pada sayatan tipis batuan
menggunakan software WindRose Pro 2.3 Daftar Pustaka
dapat digunakan sebagai alternatif metode [1]. Soeria-Atmadja, R., Maury, R.C., Bellon, H.,
interpretasi tektonik. Pringgoprawiro, H., and Polve, M., Tertiary
Magmatic Belts in Java, Journal of Southeast
5. Kesimpulan Asian Earth Sciences, Vol. 9, No. 12, (1994).
Dari hasil penelitian ini dapat [2]. Koswara, A., Sukarna, D., 1994, Geologi
disimpulkan bahwa kecenderungan arah Lembar Tukangbesi, Sulawesi - Skala 1 :
struktur pada sayatan tipis Lokasi #1, #2, #3, 250.000, Pusat Penelitian dan
#4, dan #6 adalah dominan berarah E-SE / W-
Pengembangan Geologi.
NW serta beberapa patahan mikro berarah W-
[3]. Simadjuntak, TO., Surono, Hadiwijoyo, S.,
SW, S-SW, dan S/N. Sampel sayatan tipis
1993, Geologi Lembar Kolaka, Sulawesi -
batuan pada Lokasi #5 didominasi patahan
Skala 1 : 250.000, Pusat Penelitian dan
mikro berarah E/W. Hasil penggabungan
patahan mikro dari semua lokasi menunjukkan Pengembangan Geologi.
arah patahan dominan pada arah W-NW/E-SE [4]. Surono, 2008, Geologi Regional Indonesia
dan sebagian kecil menyebar pada arah antara dalam : Fisik dan Lingkungan Alam-Atlas
SW-NW/NE-SE serta N/S. Hasil ini Nasional Indonesia, Badan Koordinasi
mengindikasikan bahwa metode interpretasi Pemetaan Nasional Indonesia.
struktur mikro pada sayatan tipis batuan [5]. Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi
menggunakan software WindRose Pro 2.3 Sultra, 2009, Peta Geologi dan Potensi Bahan
dapat digunakan sebagai alternatif metode Tambang Sulawesi Tenggara.
interpretasi tektonik.

Anda mungkin juga menyukai