3 Jaf PDF
3 Jaf PDF
L.O. Ngkoimani
Jurusan Fisika Universitas Haluoleo, Kendari - Indonesia
Email : ngkoi@sains.fisika.net
Abstrak
Telah dilakukan analisa mikrostruktur pada batuan ultrabasa dari Pulau Wawonii dengan tujuan
membandingkan pola struktur sayatan tipis dengan geodinamika Pulau Wawonii. Analisis dilakukan dengan
menggunakan Software yang dikenal dengan nama Windrose Pro. 2.3.20. Sampel batuan yang digunakan
dalam studi ini diambil dari 6 (enam) lokasi di Desa Mosolo, Pulau Wawonii yakni Lokasi #1 (4012' 21,9"
LS dan 1230 9'55,5" BT ), Lokasi #2 (40 6 '11,6" LS dan 1230 13'14,5" BT), Lokasi #3 (4010'30,5" LS dan
1230 12'24" BT), Lokasi #4 (40 11'35,0" LS dan 1230 9' 23,3" BT), Lokasi #5 (40 11' 27,5" LS dan 1230 9'
24,7 BT), dan Lokasi #6 (4013'29,6" LS dan 1230 9' 20,9" BT). Kecenderungan arah struktur pada sayatan
tipis Lokasi #1, #2, #3, #4, dan #6 adalah dominan berarah E-SE / W-NW. Sampel sayatan tipis batuan pada
Lokasi #5 didominasi patahan mikro berarah E/W. Setelah semua data patahan mikro dari semua lokasi
digabungkan terlihat sesuai dengan arah patahan dominan pada arah W-NW/E-SE dan sebagian kecil
menyebar pada arah antara SW-NW/NE-SE serta N/S. Hasil ini mengindikasikan bahwa metode interpretasi
struktur mikro pada sayatan tipis batuan menggunakan software WindRose Pro 2.3 dapat digunakan sebagai
alternatif metode interpretasi tektonik.
Kata kunci : sayatan tipis batuan ultrabasa, software Windrose Pro 2.3, pola struktur, Pulau
Wawonii,
Abstract
Microstructure analyses of Ultrabasic rocks from Wawonii Island, comparing between the structure trend
from thin section of rock and geodynamical trend have been done. The analyses run by using the Software
namely Windrose Pro. 2.3.20. The rocks sample that use for this study taken from six locations in Mosolo
vilage of Wawonii Island i.e.Location #1 (4012' 21,9" S and 1230 9'55,5" E ), Location #2 (40 6 '11,6" S and
123013'14,5" E), Location #3 (4010'30,5" S and 1230 12'24"E), Location #4 (4011'35,0" S and 12309'23,3"E),
Location #5 (4011'27,5" S and 12309'24,7E), and Location #6 (4013'29,6"S and 1230 9'20,9" E). The results
anayses show that the thin section samples from Locations of #1, #2, #3,# 4, and #6 are dominantly E-SE /
W-NW in direction. Meanwihle, the thin section samples from Location #5 dominantly to E/W direction.
Based on the compilation of all samples from all location show that the diminantly direction of micro
stucture tend to be W-NW/E-SE and several structure distributed on SW-NW/NE-SE and N/S. The result of
study indicated that the interpretation method of micro structure on rock thin section using the WindRose Pro
2.3 software can be use as alternatif method for tectonic interpretaion.
Key words : thin section, ultrabasic rock, Windrose Pro 2.3 software, structure trend, Wawonii Island.
62
Analisa Struktur Tektonik Mikro pada Batuan Ultrabasa........ (L.O. Ngkoimani) 63
pertemuan antara ketiga lempeng itu terjadi di lokasi, baik berupa gempa bumi, tanah
sekitar Sulawesi. Oleh karena itu, di pulau- longsor, maupun gunung meletus.
pulau sekitar pertemuan tiga lempeng inilah Dalam penelitian ini akan dilakukan
yang akan sering mengalami gempa bumi. analisa struktur mikro batuan melalui analisa
Pulau Wawonii memiliki gejala sesar pada sayatan tipis batuan dari Pulau
geodinamika yang sangat kompleks karena Wawonii. Analisa dilakukan dengan
merupakan pertemuan dari mikro-kontinen menggunakan Software WindRose Pro 2.3,
Buton di bagian Timur dan Sulawesi di bagian dan hasilnya dibandingkan dengan
Barat. Sulawesi memiliki sejarah tektonik yang geodinamika Pulau Wawonii.
kompleks termasuk subduksi dan tumbukan
[1], yang berimplikasi pada terjadinya 2. Geologi Lokasi Penelitian
beberapa sesar. Sesar utama di Pulau Sulawesi
Pulau Wawonii merupakan salah satu pulau
yaitu sesar Palu Koro di Sulawesi Tengah
pembentuk Mandala Sulawesi Timur yang
menerus ke Sulawesi Tenggara (sesar Lasolo)
menyebar di bagian timur utara Lengan
juga menurus ke Pulau Wawonii, merupakan
Sulawesi. Batuannya terdiri dari dunit,
sesar yang aktif dan menjadi sumber utama
harzburgit, lherzolit, pyroksinit, serpentinit dan
gempa di daerah ini [2], yang berumur Kapur
mikro gabro serta basalt. Batuan tersebut
Awal [3].
ditindih oleh batugamping dan rijang laut
Kajian geologi untuk mempelajari
berwarna merah. Umur dari ofiolit di Sulawesi
struktur geologi pada umumnya dilakukan
Tenggara ini Kapur Akhir - Oligosen. Batuan
dengan melihat singkapan sesar yang ada di
asal samudera, yang seperti ini sering juga
lokasi suatu daerah. Sesar diindikasikan
disebut sebagai ofiolit, terbentuk karena
dengan adanya sungai, air terjun, atau patahan-
pemekaran dasar samudera [4].
patahan pada batuan. Metode ini terkadang
Berdasarkan peta geologi Pulau
selalu menimbulkan masalah ketika di daerah
Wawonii (gambar 1), terlihat bahwa struktur
itu tidak ada singkapan sesar ataupun tidak
penyusunnya terdiri dari aluvium,
terlihat adanya indikasi sesar. Misalnya saja
batugamping, formasi lenselowo, formasi
tumbuh pepohonan yang lebat, maka tidak
meluhu dan kompleks ultramafik (harzburgit,
dapat terlihat apakah di lokasi tersebut terdapat
dunit dan serpentinit). Sebaran batuan
sesar atau tidak sehingga sesar tidak dapat
kompleks ini dijumpai di Pegunungan
ditentukan pada lokasi tersebut. Oleh karena
Waworete, dimana pada pegunungan tersebut
itu perlu dicari alternatif lainnya, yaitu dengan
terlihat adanya pegunungan dengan relief datar
penggunaan metode sayatan tipis. Pada lokasi
dan pegunungan dengan relief terjal.
yang tidak menunjukkan indikasi sesar, tidak
menjamin bahwa pada lokasi itu tidak terdapat
3. Metode Penelitian
sesar meskipun patahannya memiliki ukuran
Sampel batuan yang digunakan adalah batuan
kecil.
Ultrabasa yang diambil dari Desa Mosolo,
Metode sayatan tipis bekerja pada
Pulau Wawonii. Lokasi pengambilan sampel
skala yang mikro, oleh karena itu daya jangkau
(gambar 1) dilakukan pada enam lokasi yaitu :
yang dihasilkan juga kecil. Hal ini merupakan
Lokasi #1 (4012' 21,9" LS dan 1230 9'55,5" BT
kekurangan pada metode ini, namun secara
), Lokasi #2 (40 6 '11,6" LS dan 1230 13'14,5"
eksak menurut konsep fisika metode ini jauh
BT), Lokasi #3 (40 10'30,5" LS dan 1230
lebih akurat. Sebuah patahan besar selalu
12'24" BT), Lokasi #4 (40 11'35,0" LS dan
diawali dari patahan kecil. Tidak akan ada
1230 9' 23,3" BT), Lokasi #5 (40 11' 27,5" LS
sebuah patahan besar jika tidak dimulai dari
dan 1230 9' 24,7 BT), serta Lokasi #6 (4013'
patahan kecil. Perubahan yang terjadi secara
29,6" LS dan 12309' 20,9" BT). Jumlah
alamiah selalu perlahan-lahan, tidak dalam
keseluruhan sampel yang diambil dalam
sekejap terbentuk sebuah patahan besar.
bentuk sampel setangan (hand sample)
Kecuali adanya bencana yang melanda suatu
diperoleh 20 hand sample dan dari setiap hand
sample bisa dihasilkan 1 sampai 11 core.
64 JAF, Vol. 7 No. 2 (2011), 62-68
Selanjutnya dari core sampel yang (5) pembuatan plot stereonet orientasi struktur
dihasilkan, dilakukan hal-hal sebagai berikut : menggunakan software WindRose Pro 2.3.20,
(1) pembuatan sayatan tipis batuan (thin (6) interpretasi pola struktur berdasarkan data
section), (3) mengambil gambar foto pada sayatan tipis, (7) membandingkan pola struktur
setiap hasil sayatan dengan menggunakan sayatan tipis dengan geodinamika Pulau
mikroskop polarisasi, (4) mengukur panjang Wawonii.
setiap patahan yang terdapat pada sayatan
menggunakan software CorelDraw12.0.0.458,
#1
#2
#4
#5
#3
#6
(a) (b)
(c) (d)
(d) (e)
Gambar 4. Plot stereonet orientasi struktur pada : (a) Lokasi #1, (b) Lokasi #2, (c) Lokasi #3, (d)
Lokasi #4, (e) Lokasi #5, dan (f) Lokasi #6.
Analisa Struktur Tektonik Mikro pada Batuan Ultrabasa........ (L.O. Ngkoimani) 67
Pada plot stereonet Lokasi #3 (gambar (56,410%) yaitu mencapai 651 data dan 80-
4.c) dengan sebanyak 253 data, diperoleh 120 mm (24,786%) mencapai 336 data.
bahwa banyaknya patahan hampir tersebar Sisanya berada diinterval 0-40 mm (7.940%);
merata di delapan arah, yaitu : arah 90° 120-160 mm (7.196%); 160-200 mm
(7,510%); 112,5° (10,277%); 135° (9,091%); (1.406%); 200-240 mm (1.158%) dan 240-500
180° (7,115%); 202,5° (7,905%); 247,5° mm (0.662%).
(8,696%); 292,5° (11,462%) dan 315° Berdasarkan hasil interpretasi
(8,696%). Namun yang paling mendominasi kecenderungan arah patahan mikro pada
pada arah 112,5° dan 292,5°. Sedangkan sayatan tipis batuan sebagaimana pada Gambar
dilihat dari panjang patahan yang terbanyak 4a s/d 4f terlihat bahwa sampel dari Lokasi #1,
berada di interval 40-80 mm (51,779%) dan Lokasi #2, Lokasi #3, Lokasi #4, dan Lokasi
80-120 mm (29,249%), dimana patahan yang #6 didominasi oleh patahan mikro berarah E-
paling terpendek adalah 27,66 mm dan yang SE / W-NW serta beberapa patahan mikro
terpanjang adalah 299,80 mm. berarah W-SW, S-SW, dan S/N. Sampel
Plot stereonet Lokasi #4 (gambar 4.d) sayatan tipis batuan pada Lokasi #5 didominasi
dengan sebanyak 150 data, diperoleh bahwa patahan mikro berarah E/W. Setelah semua
banyaknya patahan yang mendominasi adalah data patahan mikro dari semua lokasi
pada arah 112,5° (16,667%) dan 292,5° digabungkan (Gambar 5) terlihat bahwa arah
(14,667%). Sedangkan dilihat dari panjang patahan dominan pada arah W-NW/E-SE dan
patahan yang terbanyak berada diinterval 40- sebagian kecil menyebar pada arah antara SW-
80 mm (51,333%) dan 80-120 mm (25,333%), NW/NE-SE serta N/S.
dimana patahan yang paling terpendek adalah
4,61 mm dan yang terpanjang adalah 171,95
mm.