Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PEMBENTUKAN DASAR

OLEH:
NAHARUDDIN/1923041022

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya sampaikan kepada Allah SWT, karena dengan izin-Nya lah
saya dapat menyelesaikan Laporan Praktik Teknologi Pembentukan Dasar ini
dengan baik dan tepat waktu meski ada hambatan. Namun, hambatan itu dapat
diatasi berkat petunjuk-Nya. Saya membuat Laporan Praktik Teknologi
Pembentukan Dasar ini secara praktis, objektif, sehingga pembaca dapat mudah
memahami, mengkaji dan menganalisis keseluruhan bahan Laporan Praktik.
Laporan Praktik Teknologi Pembentukan Dasar ini sangat sederhana dan
terbatas sehingga memerlukan penyempurnaan dan perbaikan. Dengan demikian,
saya senantiasa tetap menerima saran dan kritikan yang konstruktif agar laporan
praktik ini lebih berbobot dan sempurna. Somoga laporan praktik ini dapat
bermanfaat buat semua yang membacanya terutama saya selaku penulis. Amiin.

Makassar , 26 November 2019

Naharuddin

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL ............................................................... Error! Bookmark not defined.


KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan Peraktik ............................................................................................ 1
C. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
BAB II KAJIAN TEORI ........................................................................................ 3
A. PERALATAN PRAKTIK............................................................................ 3
B. FAKTOR KESELAMATAN KERJA ....................................................... 29
BAB III URAIAN PRAKTIK .............................................................................. 39
A. MEMOTONG BENDA KERJA ................................................................ 39
B. MENGIKIR RATA DIAMETER BENDA KERJA .................................. 41
C. MENGIKIR RATA BENDA KERJA ........................................................ 43
D. MENGIKIR TIRUS ................................................................................... 45
E. MENGEBOR BENDA KERJA ................................................................. 47
BAB IV ................................................................................................................. 49
PENUTUP ............................................................................................................. 49
A. Kesimpulan ................................................................................................ 49
B. Saran ........................................................................................................... 50
Lampiran ............................................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 52

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan praktikum bengkel mekanik merupakan suatu praktikum yang
sangat penting untuk para mahasiswa di semester ini. Di dalam bengkel mekanik
ini, mahasiswa diperkenalkan kepada peralatan kerja mekanik. Kemudian,
mahasiswa juga dapat memperagakan, menggunakan, serta mengaplikasikan
peralatan kerja secara langsung sesuai dengan fungsinya, yang digunakan untuk
menghasilkan benda kerja yang diinginkan.
Kegiatan mata kuliah Teknologi Pembentukan Dasar pada semester ini,
mahasiswa diperkenalkan kepada peraturan-peraturan di dalam bengkel. Peraturan
melingkupi tata letak alat, benda kerja, serta pengenalan fungsi alat yang
digunakan. Selain itu, mahasiswa melakukan kegiatan praktik kerja untuk
mendapatkan keahlian, pada praktik Teknologi Pembentukan Dasar di mulai dari
mengukuran dengan menggunakan jangka sorong (Vernier Coliper), mistar baja
(siku), benda kerja berupa besi poros, menjepit dengan ragum, mengergaji dan
mengikir besi poros tersebut, kemudian poros tersebut dibor. Hal tersebut
dilakukan dengan baik, benar dan rapi serta sesuai dengan job sheet. Hal ini
bermanfaat untuk menambah wawasan dan mengetahui berbagai macam alat yang
akan digunakan dalam bengkel tersebut sesuai dengan fungsinya.
B. Tujuan Peraktik
Pada mata kuliah teknologi pembentukan dasar, kegiatan yang diakukan
merupakan kegiatan praktik langsung di dalam bengkel. Dan setelah melakukan
praktik di dalam bengkel, maka mahasisiwa di harapkan :
1. Mampu menggunakan alat - alat kerja dengan baik dan benar sesuai dengan
fungsinya.
2. Mampu menggunakan alat ukur dengan benar.
3. Mampu mengaplikasikan keterampilan yang telah di dapat di dalam bengkel
ke dalam kegiatan sehari - hari, baik mengikir, menggergaji, mengebor, dll.

1
4. Dapat mempunyai keahlian / keterampilan, kedisiplinan, serta tanggung
jawab di dalam bekerja.
5. Mampu menentukan mana bagian yang harus dikikir sehngga ditemukan
permukaan yang presisi.
6. Dapat bekerja secara Profesional, Mandiri, Kreatif, dan Inovatif
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah untuk beberapa tujuan diatas antara lain adalah ;
1. Apakah fungsi dari setiap alat yang di gunakan?
2. Apakah komponen-komponen dari alat yang di gunakan?
3. Bagaimana cara pengguanaan alat-alat yang di gunakan?
4. Bagaimana penjelaskan K3 dari pengguanaan alat yang digunakan?

2
BAB II

KAJIAN TEORI

A. PERALATAN PRAKTIK
Pada kajian teori ini membahas secara detail bagaimana cara kerja dan
kegunaan dari alat-alat kerja. Sebelum kita membahas satu persatu dari alat kerja,
perlu kita ketahui bahwa semua alat yang kita gunakan di lakukan secar menual,
maka dari itu perlunya keseimbangan antara posisi tubuh dan gerakan tubuh.
Selain itu juga kita harus menggunakan pelindung tubuh untuk menghindari
bahaya keselamatan kerja.
1. Ragum
a. Pengertian Dan Fungsi Ragum
Ragum adalah alat untuk menjepit benda kerja. Untuk membuka rahang
ragum dilakukan dengan cara memutar tangkai/tuas pemutar ke arah kiri
(berlawanan arahjarum jam) sehingga batang berulir akan menarik landasan tidak
tetap pada rahang tersebut, demikian pula sebaliknya untuk pekerjaan pengikatan
benda kerja tangkai pemutar diputar ke arah kanan (searah jarum jam).
Ragum meja ini merupakan perlengkapan standar operasi sebuah
perbengkelan yang berfungsi sebagai pemegang kerja di sisi meja kerja dengan
cara menjepitnya diantara kedua rahangnya atau untuk menjepit benda kerja
secara kuat dan benar, artinya penjepitan oleh ragum tidak boleh merusak
benda kerja. Fungsi ini biasanya di gunakan pada pekerjaan mengikir, memahat,
menggergaji, danlainnya. Karena dalam proses penjepitan, benda kerja tidak di
harapkan mengalami kerusakan atau cacat pada permukaannya maka pada saat
melakukan penjepitan benda kerja dengan ragum hendaknya rahang ragum di
lapisi dengan pelapis. Pelapis tersebut dapat terbuat dari bahan yang lunak seperti
baja lunak, pelattembaga, karet pejal, dan pelat seng yang tebal.
Di sisi lainnya, ragum harus lebih kuat dari benda kerja yang di jepitnya.
Untuk menghasilkan penjepitan yangkuat maka pada mulut ragum / rahangnya
dipasangkan baja bergerigi, sehingga benda kerja dapat di jepit dengan kuat.
Rahang-rahang ragum di gerakkan oleh batang ulir yang di pasangkan pada rumah

3
ulir. Apabila batang ulir di gerakkan / di putar searah jarum jam maka rahang
ragum akan menutup, tetapi bila diputar berlawanan dengan arah jarum jam maka
rahang ragum akan membuka. Untuk penjepitan benda kerja yang berlubang
seperti pipa yang tipis, di gunakan bahan tambahan lain yang dimasukkan ke
dalam pipa, sehingga pipa yang di jepit tidakakan mengalami kerusakan / perubah
bentuk.
Berdasarkan kapasitasnya untuk mencekam dengan kuat atau memberikan
tekanan tetap, ragum dapat digunakan untuk menyelesaikan berbagai masalah
dalam produksi di bengkel-bengkel kecil, dimana umumnya memerlukan
penyesuaian peralatan dan teknik/metode untuk pekerjaan-pekerjaan secara
manualdengan tangan. Operasi-operasi di bengkel besar akan memerlukan jig atau
alat tekan yang dapat digabung dengan ragum tertentu atau alat lain dari ragum
biasa. Ragum meja ini di kategorikan sebagai ragum mejapresisi, memiliki rahang
keras rata (dapat diganti juga dengan jenis rahang keras bergerigi / optional), sisi
permukaan yang paralel dengan kesejajaran yang bertoleransi sempit. Bentuk
benda kerja yang dapat dipegang oleh ragum meja ini dapat berbentuk persegi,
bulat, panjang, atau pendek dengan dimensi tertentu yang di batasi oleh lebar
rahang dan lebar bukaan rahang serta batas antara rahang dan elemen poros
penggerak rahang.
b. Komponen Komponen Ragum
Dalam sebuah ragum terdapat bagian-bagian umum antara lain adalah :
1) Rahang gerak
Rahang gerak sebagai penjepit maju dan mundur ketika tangkai diputar
sehingga beda kerja dapat dijepit
2) Rahang tetap
Rahang tetap merupakan rahang yang tak bergeser sehingga rahang geser
maju menekan rahang tetap ketika akan di jepitkan benda kerja.
3) Tangkai
Tangkai berfungsi sebagia pemutar rahang geser sehingga menekan rahang
tetap
a. Jenis Jenis Ragum

4
Ragum, digunakan untuk menjepit benda kerja karena ukuran dan bentuk
benda kerja berbeda-beda maka disediakan juga bermacam-macam ragum.
1) Tipe ragum Berdasarkan gerakannya
a). Ragum biasa (Ordinary Vise)
Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang bentuknya sederhana
dan biasanya hanya digunakan untuk mengefrais bidang datar saja

b).Ragum berputar (Rotating Vise)


Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang harus membentuk
sudut terhadap spindle. Bentuk ragum ini sama dengan ragum biasa tetapi pada
bagaian bawahnya terdapat alas yang dapat diputar 3600.

Gambar ragum berputar

5
c).Ragum universal
Ragum ini mempunyai dua sumbu perputaran, sehingga dapat diatur
letaknya secara datar dan tegak

Gambar ragum universal

Penjepitan oleh ragum tidak boleh merusak benda kerja. Dengan demikian
ragum harus lebih kuat dari benda kerja yang dijepitnya. Untuk menghasilkan
penjepitan yang kuat maka pada mulut ragum atau rahangnya di pasangkan baja
berigi sehingga benda kerja dapat dijepit dengan kuat. Rahang-rahang ragum di
gerakkan oleh batang ulir yang dipasangkan pada rumah ulir. Apabila batang ulir
di gerakkan atau diputar searah jarum jam, maka rahang ragum akan
menutup,tetapi bila diputar berlawanan dengan arah jarum jam maka rahang
ragum akan membuka.
Pemasangan ragum pada meja kerja harus di sesuaikan dengan tinggi
pekerja yang akan bekerja. Sebagai patokan adalah apabila ragum di pasang pada
meja kerja, maka tinggi mulut ragum harus sebatas siku dari pekerja pada posisi
berdiri sempurna. Dalam penjepitan benda kerja tidak diharapkan permukaan
benda kerja mengalami kerusakan atau cacat karena jepitan rahang ragum. Guna
mengatasi hal itu, maka pada saat melakukan penjepitan benda kerja dengan
ragum hendaknya rahang ragum dilapisi dengan pelapis. Pelapis tersebut terbuat
dari bahan yang lunak seperti baja lunak, pelat tembaga, karet pejal dan pelat seng
yang tebal.
c. Cara kerja ragum

6
1) Pertama-tama, lakukan pengaturan posisi ketinggian ragum. Beberapa hal
yang harus di perhatikan mengenai hal ini adalah tinggi ragum harus
disesuaikan dengan bentuk dari benda yang akan di kerjakan dan dengan
ketinggian orang yang menggunakan. Sebagai patokannya adalah apabila
ragum di pasang pada meja kerja maka tinggi mulut ragum harus sebatas
siku dari pekerja pada posisi berdiri sempurna. Untuk orang yang tinggi,
biasanya ketinggian ragum diatur oleh alas yang rata, sedangkan untuk
orang yang pendek, tinggi yang sesuai dapat diatur oleh alas kayu / jeruji di
atas lantai. Untuk pekerjaan yang tidak memerlukan gaya yang besar seperti
pada pekerjaan akhir, benda kerja dapat di jepit lebih tinggi. Untuk
pekerjaan yang memerlukan gaya yang besar seperti memahat, menggergaji,
mengikir, mengetap, dan menyenai maka kedudukan benda kerja harus
serendah mungkin berada di atas rahang ragum.
2) Untuk membuka rahang ragum dilakukan dengan cara memutar tangkai /
tuas pemutar ke arah kiri (berlawanan arah jarum jam) sehingga batang
berulir akan menarik landasan bergerak pada rahang tersebut, demikian pula
sebaliknya untuk pekerjaan pencekaman benda kerja, tangkai pemutar
diputar ke arah kanan (searah jarum jam).
d. Hal-Hal yang Perlu di Perhatikan saat Peraktik Menggunakan
Ragum

1) Melihat kondisi dari alat kerja serta penyusunan dan kebersihan meja kerja. Alat -
alat kerja harus dipelihara kebersihannya dan di susun sesuai dengan aturannya.
Susunan alat - alat kerja di atas meja kerja, ialah sebagai berikut :

Gambar penempatan alat dan bahan kerja

7
2) Hanya alat yang dibutuhkan yang berada di atas meja kerja.
3) Presisi dipisahkan dari alat kasar dan benda kerja.
4) Alat yang digunakan tidak boleh saling bertumpukkkan.
5) Ragum, merupakan alat yang berada menyatu dengan meja kerja.ragum digunakan
untuk menjepit suatu benda kerja pada waktu pekerjaan mekanik, seperti mengikir,
memahat, menggergaji, dll. Ragum terbuat dari besi tuang, kenyal, atau baja
tempa. Jenis - jenis ragum, di antaranya ialah :

Gambar penjepit depan


6) Penjepit depan yang bisa digerakkan, untuk mesin / pertukangan, contohnya
ragum sejajar. Rahang yang bergerak digerakkan oleh poros ulir dan
bergerak kebelakang.

Gambar penjepit belakan


7) Penjepit belakang yang bisa digerakkan, untuk menjepit benda kerja yang
panjang / besar pada posisi tegak.
8) Ketinggian ragum
Ragum memiliki ketinggian yang disesuaikan dengan bentuk dari benda
yang dikerjakan dan dengan ketinggian orang yang menggunakan.
Ada 3 macam ketinggian untuk ragum, yakni :
1) Untuk pekerjaan yang sangat teliti

8
Gambar ketinggian ragum1
2) Untuk pembuatan perkakas.

Gambar ketinggian ragum 2

3) Untuk pekerja mesin.

Gambar ketinggian ragum 3


9) Meja Penandaaan, merupakan suatu alat dengan permukaan yang rata dan
keras, misalnya batu alam, besi tuang dengan butir yang rapat.
10) Meja Pengukur Kerataan, sama halnya dengan meja penandaan.
11) Pemeriksa Kerataan, untuk memastikan bahwa plat benar - benar rata.

2. KIKIR
a. Pengertian dan Fungsi Kikir
Kikir terbuat dari baja karbon tinggi yang ditempa dan disesuaikan dengan
ukuran panjang, bentuk, jenis dan gigi pemotongnya. Adapun fungsi utama dari
kikir adalah untuk mengikir dan meratakan permukaan benda kerja, Ukuran

9
panjang sebuah kikir adalah panjang badan ditambah dengan tangkainya.
Mengikir adalah salah satu dari kerja bangku yang bertujuan untuk melakukan
proses pemakanan tatal – tatal pada benda kerja yang proses pengerjaannya secara
manual. Kikir dibedakan dua jenis kikir halus dan kikir kasar.

Gambar Kikir
Derajat kekerasan kikir adalah kasar, setengah kasar dan sangat halus.
Guratan tunggal dipergunakan untuk mengikir logam lunak. Guratan ganda
dipergunakan untuk pekerjaan yang bersifat umum. Satu set guratan membuat
sudut 45°, yang lain 70°, kedua-duanya terhadap sumbu memanjang kikir.
Guratan parut digunakan untuk pekerjaan kasar pada bahan lunak, misalnya
alumunium. Cara kerja kikir, pada usapan pertama yaitu usapan maju tekanan
kedua tangan maksimum dan fungsi tubuh mendorong kedepan.dan pada saat
usapan kedua yaitu kebelakang tekanan minimum.
b. Jenis-jenis kikir
Adapun tipe kikir berdasarkan bentuknya antara lain adalah :

Gambar jenis jenis kikir


1) Kikir gepeng (plat) tebal kikir seluruhnya sama, lebar kikir kearah ujungnya
menirus kikir.Fungsinya untuk meratakan dan membuat bidang sejajar dan
tegak lurus.
2) Kikir blok lebar kikir seluruhnya sama,lebar kikir bagian ujungnya
berkurang. Fungsinya membuat rata, sejajar dan menyiku antara bidang satu
dengan bidang lainnya.
3) Kikir segi empat (square) , fungsinya membuat rata dan menyiku antara
bidang satu dengan bidang lainnya.

10
4) Kikir segitiga (Treangle) bentuknya segi tiga,segitiga kikir pada bagian
ujungnya mengecil. Fungsinya untuk meratakan dan menghaluskan bidang
berbentuk sudut 60 atau lebih besar.
5) Kikir pisau (knife) bentuknya mirip pisau,fungsinya untuk meratakan dan
menghaluskan bidang berbentuk sudut 60 atau lebih kecil
6) Kikir setengah bulat (half round), fungsinya untuk menghaluskan,meratakan
dan membuat bidang cekung.

Gambar kikir setengah bulat

7) Kikir silang (crossing) fungsinya untuk menghaluskan bidang cekung,dan


membuat bidang cekung.
8) Kikir bulat (round) bentuk bulatnya pada ujungnya makin
mengecil.Fungsinya untuk menghaluskan dan menambah diameter bidang
bulat.
Menurut kasarnya gigi, kikir dibagi atas tiga diantara adalah sebagia berikut;

Gambar kekasaran kikir


a) Gigi kasar (bastard) dipakai untuk pengerjaan awal.
b) Gigi sedang (second cuts) dipakai untuk finishing atau menghaluskan
bidang benda kerja.

11
c) Gigi halus (smooth cuts) dipakai untuk finishing atau menghaluskan
bidang benda kerja
Adapu tipe kikir berdasarkan kekasarannya antara lain adalah :

a. Gigi kasar (bastard) dipakai untuk pengerjaan awal.


b. Gigi sedang (second cuts) dipakai untuk finishing atau menghaluskan
bidang benda kerja.
c. Gigi halus (smooth cuts) dipakai untuk finishing atau menghaluskan bidang
benda kerja.

Gambar 2. Macam-Macam Permukaan Kikir


d. Hal-Hal Yang Harus Di Perhatikan Saat Peraktik Kikir
Adapunhal hal yang harus di perhatikan sebelum mengikir antara lain
adalah :
1) Tinggi ragum terhadap orang yang bekerja.
2) Pencekaman benda kerja.
3) Pemegangan kikir.

12
Tangan kanan memegang gagang kikir dengan teguh. Ujung gagang di
tekan dengan telapak tangan bagian tengah. Ibu jari terletak di atas dan jari-jari
lainnya di bawah gagang. Tempatkan telapak tangan dan ibu jari tangan kiri pada
ujung kikir. Jari-jari lainnya terletak di luar ujung kikir tersebut, dengan keadaan
rapat satu sama lain dan melipat ke bawah, tetapi tidak menggenggam ujung kikir.
Jika bekerja dengan menggunakan kikir kecil, maka gagang kikir harus dipegang
dengan genggaman yang ringan dan tekanannya cukup dilakukan oleh jari-jari dan
ibu jari saja. Tangan kanan peganglah tangkai kikir dengan posisi ibu jari di atas
pegangan dan jari lainnya di bawah pegangan. Tangan kiri tempatkan ibu jari pada
ujung kikir dan jarijari yang lain sedikit ditekukan akan tetapi tidak sampai
memegang atau menggenggam.
4) Posisi kaki dan badan.
Posisi tubuh Selama mengikir, berdiri di sisi sebelah kiri ragum dengan kaki
tetap tidak berubah. Kaki harus terbentang dengan menyesuaikan panjangkikir.
Sudut antara poros ragumdan kaki mendekati30o untuk kaki kiri dan 75o untuk
kaki kanan.
5) Posisi Kaki
Selama mengikir, posisi berada di sebelah kiri ragum dengan kaki tetap
pada tempatnya. Kedua lutut harus dibentangkan, dan jarak antara kadua kaki
disesuaikan dengan panjang kikir. Sudut antara poros ragum dan kaki kira-kira
30° untuk kaki kiri dan kurang lebih 75° untuk kaki kanan.

6) Gerakan Badan dan Lutut


Badan berdiri tegak pada posisi awal dan selanjutnya dicondongkan ke
depan selama gerakan pemotongan berlangsung. Kaki kanan tetap lurus selama
proses pengikiran dan lutut kiri dibengkokkan ke dalam. Pandangan mata selalu
tertuju pada benda kerja. Gerakan badan dan kaki Posisi badan berdiri tegak dan
berlahan-lahan condong maju selama gerak pemotongan. Kaki sebelah kanan
tetap lurus. Pandangan lurus selalu ditujukan pada benda kerja. Gerakan badan
harus berdiri tegak pada posisi permukaan dan selanjutnya dicondongkan ke
depan selama gerakan. Kaki kanan tetap lurus selama pengikiran berlangsung dan

13
lutut kiri dibengkokkan ke dalam. Pandangan mata selalu ditujukan kepada benda
kerja.

Gambar pandangan mata dan posis tngan mengegnggam kikir

Gambar memegang dan posisi mengikir


Untuk cara memegang kikir, telapak tangan kanan bagian tengah memegang
kikir dengan menekan gagangnya, ujung jari terletak di atas dan jari yang lain di
bawah gagang. Telapak dan ibu jari tangan kiri ditempatkan di ujung kikir, jari
yang lain di luar ujung kikir. Bekerja dengan kikir kecil, maka gagangnya harus
dipegang dengan genggaman yang ringan dan tekanannya cukup oleh jari - jari
dan ibu jari saja.
Tekanan pada Kikir, tergantung pada ukuran kikir dan benda kerja.
a) Jika mulai mengikir, tekanan yang besar harus terdapat pada tangan kiri dan
tekanan ringan pada tangan kanan.
b) Tekanan kedua tangan harus sama, manakala kikir berada ditengah benda
kerja.

14
c) Jika kedudukan kikir sudah diujung, tekanan tangan kiri harus singan dan
tangan kanan harus maksimal.

Gambar posis penekana kikir


7) Gerakan kikir.
Menggunakan kikir yang kecil dengan gerakan yang tidak terlalu kuat dan
pegang kikir dengan tangan kanan dan ujung kikir dipegang olehibu jari dan jari-
jari lainnya.

Gambar gerakan kikir


e. Cara menggunakan kikir
Tekanan yang diberikan pada kikir tergantung pada ukuran kikir dan benda
kerja. Pada saat mulai mengikir, tekanan yang paling besar harus terdapat pada
tangan kiri dan tekanan yang ringan berada pada tangan kanan. Pada saat kikir
berada di tengah-tengah benda kerja yang dikikir, tekanan kedua tangan harus
sama besar. Jika posisi kikir telah berada pada ujung langkah, tekanan tangan kiri

15
harus diperingan dan tekanan tangan kanan berada dalam keadaan maksimal. Pada
saat langkah ke belakang tidak ada penekanan sama sekali. Tekanan pada kikir
tergantung pada ukuran kikirdan benda kerja yang dikikir.
Langkah-langkah :
1) Jika memulai mengikir, tekanan yang besar harus terdapat pada tangan kiri
dan tekanan ringan pada tangan kanan.
2) Tekanan kedua tangan itu harus sama, manakala kikir berada di tengah-
tengah benda kerja yang dikikir.
3) Jika kedudukan kikir sudah di ujung langkah, maka tekanan tangan kiri
harus ringan dan tangan kanan dalam keadaan maksimal.

Adapun Langkah-langkah tekanan kerja tangan pada kikir antara laian


aadalah:
Tekanan yang diberikan pada kikir tergantung pada ukuran kikir dan benda
kerja. Pada saat mulai mengikir, tekanan yang paling besar harus terdapat pada
tangan kiri dan tekanan yang ringan berada pada tangan kanan. Pada saat kikir
berada di tengah-tengah benda kerja yang dikikir, tekanan kedua tangan harus
sama besar. Jika posisi kikir telah berada pada ujung langkah, tekanan tangan kiri
harus diperingan dan tekanan tangan kanan berada dalam keadaan maksimal. Pada
saat langkah ke belakang tidak ada penekanan sama sekali. Tekanan pada kikir
tergantung pada ukuran kikir dan benda kerja yang dikikir.
Langkah-langkah :
4) Jika memulai mengikir, tekanan yang besar harus terdapat pada tangan kiri
dan tekanan ringan pada tangan kanan.
5) Tekanan kedua tangan itu harus sama, manakala kikir berada di tengah-
tengah benda kerja yang dikikir.
6) Jika kedudukan kikir sudah di ujung langkah, maka tekanan tangan kiri
harus ringan dan tangan kanan dalam keadaan maksimal.
Langkah Pokok dalam mengikir radius luar :
a) Tandai batas radius.
b) Pengikiran kasar menyudut ( arah memanjang )

16
c) Pengikiran kasar radius ( arah menyilang ).
d) Penyelesaian radius dengan gerakan berayun ( arah memanjang ).

1. 2. 2. 3. 4.

3. Gergaji
a. Pengertian dan fungsi menggergaji
Selain mengikir, pekerjaan di bengkel mekanik yang paling sering kita
jumpai adalah pekerjaan menggergaji. Gergaji
Gergaji tangan merupakan alat pemotong dan pembuat alur sedehana.Pada
bagian sisi dari daun gergaji tangan tersebut terdapat gigi pemotong yang
dikeraskan. Bahan dari daun gergaji ini terbuatdari baja perkakas (hSS) dan bahan
tungsten. Sifat dari daun gergaji tangan fleksibel atau melentur dengan maksud
agar tidak mudah patah. Alat yang digunakan untuk menggergaji disebut gergaji.
Gergaji digunakan untuk memotong atau untuk mengurangi ketebalan suatu benda
kerja. Ada beberapa tipe gergaji jika ditinjau dari bingkai dan daun gergaji yang
ada di pasaran. Lebar dan tebal daun gergaji tangan pada umumnya bergigi
tunggal. Sifatnya kaku dan mudah patah. Banyaknya gigi antara 6–14 gigi tiap
incinya. Letak giginya bersilang-silang (zig-zag), hal ini untuk menghindari
macetnya gergaji utama pada waktu menggergaji benda kerja yang berukuran
tebal. Pada Gambar diperlihatkan bentuk gergaji tangan dan cara pemasangan
daun gergaji pada sengkangnya.

Gambar Gerjaji Tangan dan Pemasangan Daun Gergaji

17
Mengergaji ialah suatu kerja yang memotong dan mengurangi tebal benda dengan
alat gergaji. Sebelum menggergaji terlebih dahulu kita melakukan penandaan dengan
menggunakan pengores.
b. Komponen-komponen gergaji
Gergaji terdiri dari bingkai, tangkai, pasak dan mur / kupu - kupu.
1) Bingkai, terbuat dari pipa baja yang kuat dan kaku
2) Tangkai, terbuat dari logam yang lunak
3) Pasak, tempat untuk memasang daun gergaji
4) Mur / kupu - kupu, untuk mengencangkan daun gergaji
a. Jenis-jenis Gergaji Tangan
Daun gergaji dibuat dari baja bermutu tinggi yang sangat keras, sehingga
ketajaman gerigi tidak selalu diruncingkan kembali. Untuk mengetahui spesifikasi
gergaji, dapat dilihat pada daun gergaji di dekat tangkai pegangan, yang
menyebutkan jumlah gigi perkepanjangan 25 mm.
Gergaji tangan dikelompokkan sebagai berikut:
1) Gergaji pembelah
Gergaji pembelah adalah gergaji dengan gerigi dirancang untuk membelah
kayu. Gergaji pembelah digunakan untuk menggergaji kayu searah jaringan serat
kayu dan mempunyai 31/2 hingga 4 pucuk gigi pada setiap panjang 25 mm.
Panjang daun antara 500 mm hingga 70 mm.
2) Gergaji Pemotong
Gergaji pemotong adalah gergaji dengan gerigi yang dirancang untuk
memotong kayu. Jenis gergaji ini digunakan untuk menyayat/memotong
melintang jaringan serat kayu dan tepi potongnya mempunyai 5 hingga 7 pucuk
gigi pada setiap kepanjangan 25 mm. Panjang daun antara 550 mm hingga 700
mm.

3) Gergaji Khusus
Gergaji khusus adalah gergaji dengan gerigi yang dirancang khusus (tipe,
bentuk dan fungsi).

18
4) Gergaji punggung
Dinamakan gergaji punggung karena adanya punggung dari bahan baja yang
dipasang pada daun gergaji. Jumlah pucuk gigi pada setiap kepanjangan 25 mm
adalah 12 hingga 14. Gergaji punggung digunakan untuk pekerjaan kecil dan
halus.
5) Gergaji ekor burung
Jenis ini merupakan gergaji punggung berukuran kecil. Daun gergaji
mempunyai 12 hingga 14 pucuk gigi setiap 25 panjang. Gergaji ini digunakan
untuk membuat sambungan ekor burung pada pekerjaan mebel.
6) Gergaji kurva
Gergaji kurva digunakan untuk menyayat lengkungan-lengkungan yang
kecil dan tajam sehingga tidak mungkin dikerjakan dengan gergaji lain. Ukuran
panjang daun berkisar 156 mm. Gergaji ini yang kita gunakan pada bengkel
Listrik semester 1 (satu).
7) Gergaji gerek
Gergaji gerek digunakan untuk menyayat bentuk lengkungan yang sukar
dilakukan dengan gergaji biasa. Gergaji gerek dilengkapi dengan tiga lembar daun
yang dapat dipasang bergantian. Ukuran panjang daun antara 300 mm hingga 450
mm.
8) Gergaji vinir
Gergaji vinir mempunyai 2 baris (kanan dan kiri) lengkung gigi-gigi.
Pegangan terpasang pada sisi daun. Gergaji vinir digunakan untuk memotong
tempat-tempat yang sulit, dan untuk menggergaji vinir
c. Cara mengergaji
1) Posisi tubuh saat menggergaji, ialah pegang bingkai gergaji dengan kuat,
gerakkannya harus mantap,dan saat menggergaji ke belakang, gergaji
sedikit dinaikkan.

Gambar posisi tubuh

19
2) Sebelum memotong, buat terlebih dahulu alur dengan menggunakan kikir segitiga
pada garis yang akan digergaji.

Gambar cara memeulai menggergaji


3) Posisi tubuh saat menggergaji, ialah pegang bingkai gergaji dengan kuat,
gerakkannya harus mantap,dan saat menggergaji ke belakang, gergaji
sedikit dinaikkan.Sebelum memotong, buat terlebih dahulu alur dengan
menggunakan kikir segitiga pada garis yang akan digergaji.

Gambar posisi tubuh dan cara memulai mengergaji


Adapun cara lain menegergaji antara lain adalah :
1) Paling sedikit 2 atau 3 gigi yang menempel pada permukaan yang akan
digergaji.
2) Menggergaji sisi yang tajam akan menyebabkan patahnya gigi gergaji.
3) Benda yang tipis harus dipotong dengan posisi yang mendatar ( tidak
miring).
d. Karakteristik Gergaji Tangan
Bentuk Gigi Gergaji
Dilihat dari kegunaan, maka bentuk gigi gergaji tangan sangat berlainan
antara pemotong dan pembelah. Untuk gergaji pemotong gigi gergaji dikikir
miring kira-kira 60° - 80° terhadap daun gergaji. Dan untuk gergaji pembelah
giginya dikikir tegak 90° terhadap daun gergaji.

20
Gambar mata gergaji
4. Jangka sorong
a. Fungsi Jangka sorong

Jangka sorong atau yang biasa di sebut dengan mistar insut, mistar dorong
dan vernier caliver. Bentuk jangka sorong mirip dengna kunci ingris, terdiri dari
dua rahang yaitu rahang tetap dan rahang yang dapat digeser. Alat ukur ini di
gunakan untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit; untuk
mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa,
maupun lainnya).

Gambar jangka sorong


b. Bagian-bagian jangka sorong

Gambar bagian jangka sorong

21
1. Rahang dalam
Rahang dalam berfungsi mengukur sisi bagian luar benda. Terdiri atas
rahang geser serta rahang tetap.
2. Rahang luar
Rahang luar berfungsi mengukur sisi bagian dalam benda. Terdiri atas
rahang geser serta rahang tetap.
3. Depth probe
Depth probe berfungsi mengukur kedalaman benda.

4. Skala Utama (cm)


Diskala utama jangka sorong, Terdapat angka nol dan pada bagian garis-
garis yang pendeknya atau di sisinya yang berjumlah empat stuanya adalah mm,
serta garis kelima aau garis yang lebih pendek dari (CM) dan lebih panjang dari
MM) adalah meunjukan setenghnya misalnya 1,5, 2,5, 3,5 DST.
5. Skala utama (dalam inchi)
Pada skala utama, angka 0 - 6 menunjukan skala dalam inchi sedangkan
garis - garis yang lebih pendeknya dalam fraksi.
6. Skala nonius (dalam 1/10 mm)
Pada jangka sorong di atas, untuk setiap garis skala menunjukan 1/10 mm.
Tetapi ada juga yang memiliki skala 1/20, dll. Sepuluh skala nonius memiliki
panjang 9 mm, sehingga jarak dua skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,9
mm. Dengan demikian, perbedaan satu skala utama dan satu skala nonius adalah 1
mm - 0,9 mm = 0, 1 mm atau 0,01 cm.
7. Skala Nonius (untuk inchi)
Menunjukan skala pengukuran fraksi dari inchi
8. Pengunci
Digunakan untuk menahan bagian - bagian yang bergerak ketika
pengukuran seperti rahang atau Depth probe.
c. Cara menggunakan jangka sorong
1) Pertama lihat skala utamanya, lihat nilai yang terukur yang lurus dengan
angka nol di skala nonius. Bisa menunjukkan posisi berhimpit dengan garis

22
pada skala utama bisa juga tidak. Jika tidak ambil nilai skala utama yang
terdekat di kirinya. Pada tahap ini ukuran yang didapat baru mendapatkan
ketelitian sampai 1 mm.,
2) Kemudian, lihat Skala nonius, carilah angka pada skala nonius yang
berhimpit dengan garis di skala utama. Pengukuran ini punya ketelitian
hingga 0,1 mm
3) Selanjutnya jumlahkan ukurang yang di dapat pada skala utama dan yang di
dapat pula pada skala nonius maka itulah ukuran yang di dapat
5. Mesin bor
a. Pengertian dan Fungsi Mesin Bor
Di bengkel-bengkel kerja bangku pekerja logam kebanyakan menggunakan
jenis mesin bor, seperti mesin bor bangku, mesin bor tiang adakalanya
menggunakan mesin bor pistol atau bor dada. Mesain bor berfungsi untum
melubangi benda kerja

Gambar Mesin Bor


b. Bagian bagian mesin bor
1) Tombol
2) Tuas penekan.
3) tuas pengikat.
4) Alas mesin bor.
5) Meja mesin bor.
6) Penjepit bor.
7) Pengaman.

23
8) Mur penyetel.
9) Rumah sabuk.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada waktu menggunakan mesin bor:
1) Kelengkapan mesin bor
2) Jenis bahan yang akan di Bor
3) Pelumasan
4) Ukuran garis tengah bor
5) Arah putaran dan kecepatan putaran mesin bor
6) Pencegahan kecelakaan
c. Cara pengeboran
1) Dalam pengeboran di bengkel mekanik, kita menggunakan 2 jenis mesin
bor, yaitu bor duduk dan bor pilar.
2) Diharuskan, pemotongan pada mesin bor dengan sisi potong pada waktu bor
beputar, dua gerakan yang dikehendaki dengan bersama – sama :

Gambar cara putara mata bor


a) Gerak putaran (gerak pemotongan), dan memntukan kecepatan
potong bor (dalam m/min).
b) Pemakanan (gerakan arah garis sumbu mata bor terhadap benda kerja),
menentukan ketebalan dari chip (dalam mm/r, 1mm tiap putaran .
Istilah ;
 Driling, operasi yang menghasilkan lubang pada seluruh bahan /
memperbesar lubang dengan mata bor.
 Boring, opersi memperbesar lubang yang telah di bor oleh alat potong yang
dapat diatur / core
d. Jenia jenis mesin bor

24
Mesin bor dapat digunakan untuk bermacam - macam operasi seperti reaming /
pelebaran , countersink , counterboring, boring, pemotongan ulir, dan beberapa pekerjaan
yang bulat. Mesin bor dapat digolongkan, diantaranya :
1) Mesin bor tangan ( mekanik dan elektrik ), penggunaannya terutama dalam benda
yang telah dipasang dan benda terpasang ( fifting ), contohnya :

Gambar mesin bor tangan


2) Mesin bor bangku ( dengan kaki ), digunakan untuk mengebor dari lubang -
lubang yang berdiameter kecil - 16 mm. Biasanya mesinnya ditempatkan di atas
bangku kerja / suatu alas dari lembar besi. Kepala mesin dapat digerakkan ke atas
dan ke bawah, sepanjang tiang yang terpasang di meja kerja.

Gambar mesin bor bangku


3) Motor Listrk memutarkan poros dengan sabuk pemutar ( belt ). Poros berputar di
dalam rumah pipa ( drill sleeve ) yang dapat digerakkan ke atas / bawah dengan
bantuan dari roda gigi dan balok bergigi. Roda gigi berputar dengan tuas pemutar
yang menghasilkan tekanan pemakanan bagi alat potongnya.

25
Gambar mesin bor listrik
4) Mesin bor tiang ( column ) / tegak ( tunggal / banyak poros ), terdiri dari sebuah
batang tegak dan dipasang kepala mesin bor dan meja kerja. Meja mesin dapat
digerakkan ke atas / ke bawah / ke samping. Meja bor tipe pilar hanya dapat dinaik
- turunkan. Kedua tipe mesin bor ini biasanya dilengkapi dengan pemakanan
otomatis, disamping dengan tuas pemutar dengan tangan.
Tipe Column Tipe Pillar

Gambar mesin bor tiang

5) Mesin bor radial, cocok untuk benda kerja yang lebar. Poros utama dari bor
dipasang di “ saddle ” (pelana) yang dapat dipindahkan dalam arah radial (jari -
jari radius). Lengan dapat diputar dan dinaik turunkan pada bidang tegak karena
itu dapat membantu poros mencapai titik pada alas mesin dan mengurangi
gerakkan dari benda kerja. Poros dapat digerakkan melalui tuas penggerak dengan
tangan / dengan otomatis.

26
Gambar mesin bor radial
6) Mesin - mesin “ jig bor ”, dikonstruksi untuk membesarkan dan membuat lubang
dengan jarak pusat ke pusat yang tepat pada diameter yang sangat teliti. Meja
dibuat sebaga meja kombinasi dan dapat digerakkan dengan arah memanjang dan
melintang. Dengan pengukuran secara optic, sistim dapat diatur sampai toleransi
0,001 mm.

Gambar mesin jib bor


7) Penjepitan perkakas dengan cekam bor, dimaksudkan untuk memegang perkakas
potong yang batangnya silindris. Cekam bisa mempunyai 2 atau 3 rahang.
Ukurannya dapat ditunjukkan sedalam mungkin pada cekam, supaya tidak meleset (
slip ) selama pengerjaan.

27
Gambar penjepit mata bor
8) Cekam dan mata bor dengan batang tirus dipegang oleh lubang tirus pada
batang pemutar utama. Bagian dalam dan luar ketirusan tidak boleh rusak
dan harus dibersihkan sebelum disatukan. Luabang celah menerima ujung
yang tirus dan memutarkan mata bor. Batang mata bor yang tirus disebut “
Morse Taper ”.

Gamabar cakam dan mata bor


9) Sarung pengurang digunakan apabila ketirusan dari cekam atau mata bor
tidak cocok dengan ketirusan dari batang pemutar utama. Sarung
pengurang dapat digunakan dengan kombinasi pada ketirusan luar dan
dalam

Gambar sarung pengurungcekam dan mata bor


Pekerjaan pelubangan harus selalu dijepit dengan pemegang ( ragum ).
1. Benda kecil dapat dipegang dengan ragum tangan.
2. Memegang benda kerja dengan ragum mesin.
3. Penjepitan benda kerja pada meja mesin.

28
4. Memegang benda kerja dengan tangan

B. FAKTOR KESELAMATAN KERJA


1. Keselamatan kerja secara umum

Tindakan-tindakan keselamatan diperlukan sekali baik terhadap pekerja


maupun terhadap perusahaan serta produksinya sehingga hal-hal keselamatan
kerja ini diselenggarakan agar akibat-akibatnya sekecil mungkin, pekerja harus
menuruti tindakan-tindakan keselamatan yang ditetapkan dengan undang-undang
atau keputusan negara dan mungkin dari direksi pabrik. Bantuan untuk
meringankan jumlah kecelakaan-kecelakaan dari para karyawan pabrik sendiri
sangatlah perlu tetapi disamping itu harus ada pula pengawasan yang teratur dari
pabrik. Penerangan kepada buruh diperlukan sekali dan dapat dilakukan dengan
gambar-gambar keselamatan kerja, ceramah-ceramah dan kursus-kursus dan lain
sebagainya.
Keselamatan kerja ialah selamatnya karyawan, alat-alat kerja dan
perusahaan serta produksi dan daerah lingkungannya, sehingga perlu pada waktu
karyawan bekerja ia harus memakai alat pengaman, misalnya baju kerja, topi helm
pengaman, sarung tangan, kacamata pengaman, masker pelindung muka.
Pedoman-pedoman untuk memperoleh keselamatan kerja dalam menghayati
suatu pekerjaan antara lain adalah :
1) Pekerja harus mengetahui atau memahami seluk beluk tentang alat-alat
perlengkapannya.
2) Pekeja harus mengetahui kemungkinan yang lebih luas dari bahaya atau
kerusakan mesin-mesin sehingga pekerja tidak bekerja secara sembarangan.
3) Kesadaran dan Keselamatan kerja
Istilah keselamatan kerja disini sama halnya dengan mengendarai kendaraan
dijalan. Segala perlengkapan instalasi, perlengkapan dan alat-alat potong yang
berada dibengkel sudah direncanakan untuk memotong,membentuk,mengukur dan
lain sebagainya.
Sebagai pedoman keselamatan kerja kita harus berfikir,bahwa penyebab
kecelakaan yang terbesar dengan mudah dapat diambil kesimpulan :

29
1) Ujung sisi yang tajam,memotong
2) Panas,api yang membakar
3) Asam yang merusak
4) Benda-benda berputar menjepit tangan dan menjambret pakaian
5) Aliran listrik,membakar dan merusak
6) Kecelakaan dasesuatu yang tidak disengaja,jatuh dan terluka
a. Keselamatan alat-alat kerja
Sebelum bekerja pada suatu mesin atau sebuah alat kita harus
mempertimbangkan dan mengingat kelamatan kerja,sehingga program kerja akan
berjalan dengan lancar.
1) Mesin dan alat mana yang harus kita ketahui
2) Lingkungan dan suasana tempat kerja
3) Pengaman
4) Kebersihan mesin dan alat

b. Keselamatan kerja diri sediri


1) Pakaian kerja yang sesuai dan terkancing
2) Jangan menyimpan benda tajam
3) Rambut yang panjang harus diberi pelindung
4) Lepas semua perhiasan dari tangan
5) Gunakan kaca mata khusus
6) Gunakan sepatu yang sesuai
7) Gunakan sarung tangan bila perlu
8) Jangan menggunakan dasi

c. Kebersihan kerja
1) Bersihkanlah tangan sebelum dan sesudah bekerja
2) Gunakan pakaian kerja sebersih mungkin
3) Meja tempat bekerja harus dalam keadaan bersih sebelum dan sesudah
dipakai

30
Efisiensi kerja seseorang tergantung pada posisi dan keadaan alat,tersusun
dan rapi pada tempat kerja. Alat-alat perkakas harus tetap bersih maka efisiensi
akan terlaksana.
2. Keselamatan Kerja Diwaktu Praktik
Kecelakaan dibangku kerja kebanyakan disebabkan oleh penggunaan alat-
alat yang tidak tepat (tidak sesuai dengan fungsinya, juga menggunakan yang
salah dan tidak hati-hati. Kecelakaan ini disebabkan oleh ujug-ujung alat potong
atau benda kerja yang tajam.
Adapun cara pencegahan :
a) Bekerjalah dengan hati-hati
b) Pergunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya
c) Pergunakan alat-alat dengan kondisi yang baik
d) Pergunakan alat-alat dengan baik dan benar
e) Jangan menyimpan alat-alat tajam disaku tempat kerja
f) Simpanlah alat-alat yang berujung tajam mengarah menjauhi kita
g) Lindungi ujung-ujung alat yang tajam dengan gabus atau bahan lainnya
h) Pisahkan alat-alat ukur presisi dengan alat-alat potong
i) Simpanlah alat-alat terpisah satu dengan yang lainnya
j) Alasi alat-alat presisi dengan lap halus
k) Ambillah alat-alat dengan hati-hati
l) Bersihkanlah alat-alat sebelum dan sesudah dipakai
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada alat-alat kerja bangku :
Ragum
a) Bersihkan ragum dari oli atau lemak sebelum dipakai
b) Jagalah ragum jangan sampai tergores oleh alat potong
c) Waktu menjepit benda kerja handle jangan dipukul atau diperpanjang cukup
dengan tangan saja
d) Bersihkan selalu ragum setelah dipakai,berilah oli atau lemak secukupnya
e) Mulut ragum harus diberi jarak
Keselamatan Pada Lingkungan

31
Didalam proses pengeboran kita harus mengkoreksi dan mengetahui
lingkungan pada mesin / tempat kita kerja. Sebab lingkungan juga mempengaruhi
terhadap keselamatan kita dan kita harus bisa memberi keselamatan pada
ligkungan. Jadi ligkungan sangat mempengaruhi sekali dalam kita bekerja. Kita
harus memiliki rasa timbal-balik terhadap lingkungan.
3. Teknik Keselamatan Dalam Bengkel
Banyak pekerja di dalam prakteknya mendapat kecelakaan atau cedera hal
mana di sebabkan oleh karena :
a) Ketidak sempurnaan kondisi kerja, alat yang dipakai, tempat kerja, sesak,
ruangan sempit, kotor, kurangnya alat pencegah kecelakaan, kurangnya
perlindungan mesin-mesin.
b) Ketidak sempurnaan pakaian kerja, pakaian harus sesuai dan pas dangan
baik sehingga jangan ada yang mudah terkait oleh mesin-mesin yang
berputar, misalnya oleh sabuk, roda, gigi-gigi atau bagian yang menonjol
pada mesin. Sebaiknya memakai sepatu dengan pelat pelindung diujungnya
tetapi jangan terlalu kuat sehingga dapat cepat melelahkan dan
mengakibatkan licin, mudah tergelincir.
c) Rambut yang panjang, karena rambut yang panjang mudah dibelit oleh
putaran mesin yang dapat merusak kulit kepala terutama pada pemakaian
mesin.
d) Ketidak baikkan pada pemakaian alat/perkakas yang kurang
sempurna/kurang baik/sudah rusak. Setiap pemakaian alat harus diperiksa
dahulu apakah tidak mungkin menimbulkan bahaya, periksa pula kondisi
alat tersebut sebelum dipakai, misalnya pegengan handel mesin, pegangan
palu, benda yang berkilat menyilaukan mata, tangkai kikir, kepala pahat,
pemakaian kunci yang tidak pas, pemakaian kunci yang tidak cocok
mempengaruhi keselamatan kerja.
Lantai tempat dimana kita bekerja harus bersih, majun harus disimpan
dengan baik pada drum yang diberi tutup. Jangan sekali-kali menyeret benda yang
berat dilantai karena akan merusakkan lantai sebaiknya perlu diangkat bersama-
sama dengan mahasiswa lainnya. Jika hal-hal yang kecil kita perhatikan niscaya

32
keselamatan serta kelangsungan alat-alat akan terjamin dengan baik, karena
terpeliharanya alat-alat adalah merupakan setengah pekerjaan yang dilakukan.
Kelangsungan alat merupakan sarana yang perlu kita pelihara, kelangsungan alat
berarti kita dapat melangsungkan pekerjaan sesuai program yang telah ditetapkan.
Alat-alat pemadam kebakaran yang cukup harus ada, alat-alat itu harus
diperiksa pada waktu yang tertentu dan teratur sedang pada waktu kebakaran
berada dalam keadaan baik. Latihan yang teratur adalah perlu guna regu-regu
kebakaran yang tetap, pompa-pompa pemadam api yang digerakkan dengan
tangan atau motor, kalau terpaksa hanya ember-ember kebakaran yang harus
senantiasa diisi selanjutnya pemadaman-pemadaman cepat, dimana pemadam
busa banyak mencukupi kebutuhan, terutama pada zat-zat cair yang terbakar dan
kebakaran pada instalasi listrik.
Dalam menjaga keselamatan alat-alat kerja berdaya upayalah agar semua
alat-alat dalam keadaan baik, sudut tajam, pinggiran/ beram dari bahan kerja dan
alat-alat harus diambil, palu-palu harus diletakkan baik-baik pada tangkainya,
kikir-kikir harus dipakai dengan tangkainya. Kunci-kunci mur harus cocok benar
dan tidak rusak sehingga tidak dapat meleset, kunci-kunci itu tidak boleh terlalu
dibebani lebih dari semestinya dan tidak pula dapat dipakai kunci-kunci yang
terlalu berat. Pada waktu memahat maka mata harus dilindungi dengan sebuah
kaca mata sebuah tirai kawat kasa, alat-alat tangan listrik harus dilengkapi dengan
hubungan tanah.
Disamping itu tak lupa, sebuak kotak PPPK untuk mengatasi dan menolong
setiap orang yang menderita cedera/kecelakaan walaupun bersifat darurat. Kotak
PPPK itu harus selalu siap sedia untuk dipakai.
4. MENGURANGI DAN MENCEGAH KECELAKAAN
Tindakan pencegahan kecelakaan dengan penjagaan mesin-mesin makin
lama semakin menjadi penting dan kemudian disusun dalam buku undang-undang
keselamatan yang dibuat oleh orang-orang yang penuh tanggung jawab.Penjagaan
mesin-mesin dan perlengkapan –perlengkapan merupakan sokongan yang besar
untuk mengurangi kecelakaan.

33
Pada waktu ini pencegahan kecelakaan dalam lingkunagn industry telah
mendapat kemajuan yang baru, ini adalah hasil yang langsung berdasarkan ilmu
pengetahuan yang telah di sesuaikan oleh ahli-ahli keamanan mesin,pekerja-
pekerjaan ini terdiri dari kumpulan – kumpulan ahli yang menyelidikilapoaran
kecelakaan dari industry-industri,setelah sejumlah besar dari laporan kecelakaan
itu diselidiki maka terbukalah bahwa 25% dari kecelakaan itu disebabkan oleh
kerusakan-kerusakan perlengkjapan yang berbahaya tetapi kesalahan itu juga
disebabkan karena pekerjaan seseorang yang kurang hati-hati.
Setelah dipelajari dengan teliti maka 73%dari dari kecelakaan itu di
sebabkan langsung oleh pekerjaan perseorangan yang kurang hati-hati,dengan
mengingat kenyataan ini banyak para pemimpin dalam gerakan itu mulai
menerangkan untuk langkah selanjutnya mengenai pencegahan kecelakaan.
Dalam langkah itu dimulainya membuta peraturan keselamatn dan memperkeras
pertauran itu,yaitu menyelidiki sifat manusia yang mempengaruhi juga dalam
pengurangan kecelakaan pada industry ,beberapa ahli keamanan mulai
menyelidiki tindakan pencegahan dalam tingkat ketiga dengan penyelidikan
pembentukan sikapuntuk mengurangi kecelakaan.
Rencana yang terakhir untuk mengurangi kecelakaan mempunyai 3 faktor
yakni: pembuatan mesin-mesin; peraturan yang keras dan pendidikan. Pendidikan
itu mempunyai arti yang sangat luas, ia meliputi semua kemahiran yang baik yang
resmi maupun yang tidak resmi dan mempunyai tujuan untuk mendapatkan
pekerjaan yang mempunyai kebiasaan keselamatan kerja dan sikap yang baik
terhadap keselamatan. Rencana itu meliputi pekerjaan-pekerjaan seperti rapat-
rapat keselamatan, poster keamanan , audiovisual aid , pengawasan keselamatan
dan lain-lainnya. Dalam lapangan pendidikan instruktur dapat memberikan
petunjuk-petunjuk dalam pengurangan nilai kecelakaan di lapangan perindustrian
kita.
Pada suatu kecelakaan yang berhubungan dengan manusia,biasanya ada 2
faktor penting yang berhubungan yakni :
a) Keadaan perseorangan
b) Asal usulnya yang ia warisi dari kelahirannya.

34
c) Keadaan pribadinya,tabiat seseorang ialah gambaran yang disebabkan oleh
pergaulan sekelilingnya.
d) Keadaan tempat.
e) Bahaya mekanis atau pisik,seperti tidak ada alat penjagaan mesin-mesin.
f) Bahaya rohani yang dapat disebabkan oleh suara benda-benda yang
memotong.
Bahaya mekanis adalah pergaulan yang tak aman (tak baik) yang berada
dekat pekerjaan dan meliputi beberapa bagian keadaan pisik,seperti tak dijaganya
mesin-mesin,penerangan yang jelek,lantai jelek,menggunakan alat yang tak
sebenarnya.Bahaya pekerjaan adalah sukar bagi perseorangan dan dapat
menyebabkan bahaya-bahaya rohani,biasanya pekerjaan ini demikian sukarnya
sehingga pekerjaan tak dapat mengatasi bagian-bagiannya dengan hasil yang
baik,sering mengakibatkan kebingunan dan kecelakaan dapat terjadi,kecelakaan
semacam ini sering menyebabkan bahaya rohani dari pada jasmani.
Kecelakaan dapat mengakibatkan satu dari 3 akibat yakni :
a) Luka pada seseorang atau beberapa orang.
b) Kerusakan alat-alat.
c) Kombinasi antara luka dan kerusakan alat-alat.
Akibat dari perbuatan yang kurang hati-hati dan perseorangan dihubungkan
dengan bahaya pisik dari mesin gergaji, dan mesin bor yang tak ada alat
pengaman, akan mengakibatkan kecelakaan dan kecelakaan ini akan
menghilangkan ke 3 jarinya, kejadian sedih ini akan mengurangkan perekonomian
masyarakat, industri dan perseorangan.
Jika salah satu faktor-faktor ini tidak terdapat maka kecelakaan itu tidak
akan terjadi, jika langkah-langkah selanjutnya akan diambil untuk mencegah
kecelakaan, maka harus ditunjukkan pada : menghindarkan dari kecelakaan
perseorangan / pisik dan membuat keadaan pisik dari pekerjaan mesin.Semua
kecelakaan baik dalam indutri maupun dalam bengkel-bengkel sekolah dapat
diketahui sebab-sebabnya dari penyelidikan yang seksama menurut dari laporan
penyelidikan kecelakaan,kurang lebih 98% kecelakaan dapat dicegah dan 2%
tidak dapat dicegah, sebab kecelakaan yang penting ialah : keamanan sekitarnya

35
dimana kecelakaan terjadi;perbuatan seseorang.Dari tersebut dimuka yang
pertama kurang lebih menyebabkan 10% kecelakaan pada indutri dan yang kedua
kurang lebih 88%.Apabila kecelakaan-kecelakaan dibengkel-bengkel sekolah
distatistik dengan tepat,maka perbandingan diatas berlaku untuk sekolah-sekolah
pendidikan kejuruan.
Faktor-faktor fisik yang dapat memepengaruhi keselamatan kerja antara lain
adalah:
a) Perlengkapan jelek / tidak mencukupi
Kaca mata pengaman,sarung tangan,masker atau mungkin tidak dilengkapi
dengan apa yang mereka butuhkan,mungkin juga siswa penggunakan
pakaian/sepatu yang tidak sesuai untuk pekerjaan di bengkel.
b) Cara kerja yang tidak baik :
1) Cahaya tidak mencukupi/kurang terang ,baik sinar mata hari maupun
listrik.
2) Ventilasi untuk asap yang ditimbulkan oleh pekerjaan di dalam
bengkel tidak baik.
3) Bengkel tidak cukup bersih dan teratur.
4) Tempat bekerja terlalu dekat dan lainnya sehingga pelajar tidak
mempunyai ruangan yang aman.
c) Keadaan gedung yang tidak aman :
1) Penempatan mesin tidak teratur.
2) Lantai atau ruangan-ruangan jelek sehingga menyebabkan tergelincir.
3) Perlindungan api seperti selimut tahan api,pemadam & pintu
pertolongan tidak cukup.
d) Bahan-bahan dan perlengkapan-perlengkapan rusak atau sudah jelek :
1) Mesin-mesin sudah tua.
2) Alat-alat tidak aman/berbahaya
3) Material yang dikerjakan pelajar/karyawan sudah berbahaya logam
sudah retak dan rapuh.
e) Pemeliharaan ruangan tidak baik :
1) Tidak ada dinding-dinding pembatas di kanan kirinya.

36
2) Penempatan bahan tidak baik sehingga menonjol kekiri kanan atau
mudah jatuh.
3) Mungkin karena ruangan terlalu sempit.
f) Penjagaan :
1) Alat-alat penjagaan pada mesin tidak baik.
2) Alat-alat penjagaan tidak sesuai dengan pemakaian mesin yang
sebenarnya.
Adapun faktor-faktor perseorangan yang mempengaruhi keselamatan kerja
antara lain:
a) Keadaan karyawan/siswa yang kurang sempurna :
1) Pelajar hanya mempunyai satu mata atau satu tangan atau mempunyai sifat
yang gugup.
2) Pelajar yang tidak cukup kuat untuk mengerjakan pekerjaan dalam bengkel
itu.
3) Siswa lelah karena bekerja lembur terus-menerus atau mengadakan kegiatan
di luar sekolah.
b) Keadaan rohani pelajar tidak sempurna :
1) Mempunyai tabiat yang keras.
2) Gangguan-gangguan pada pikiran.
3) Mempunyai sifat mudah putus asa.
c) Praktek yang tidak aman di dalam bengkel disebabkan oleh beberapa hal
diantaranya;
1) Pelajar-pelajar yang mengambil alat-alat penjagaan mempercepat
motor.
2) Pelajar menghendaki pekerjaan dengan cepat.
d) Kurang konsentrasi yang mungkin disebabkan oleh :
1) Kebingungan karena ada tamu di dalam kelas.
2) Tidak memperhatikan instruksi pada waktu menerangkan keamanan
dalam praktek dan pada waktu bekerja.
e) Kenakalan :
1) Pelajar tidak menuruti peraturan-peraturan yang berlaku.

37
2) Melanggar atau menganggu siswa lainnya selama mereka sedang
bekerja.
3) Suka bersenda-gurau
f) Tidak cakap :
1) Pelajar mempunyai cara berpikir,tidak dapat lekas menangkap
pengertian pekerjaan karena pekerjaan itu terlalu sukar baginya.
2) Pelajar-pelajar tidak berpengalaman yang cukup untuk mengerjakan
pekerjaan itu.
3) Pelajar-pelajar tidak dilatih pada pekerjaan-pekerjaan itu.
g) Keselamatan instruksi meliputi :
1) Instruksi keamanan yang diberikan tidak sesuai untuk praktek.
2) Pelajar telah menerima pelajaran cara bekerja yang tidak aman.
3) Instruksi tidak menegaskan faktor keamanan pada tiap pekerjaan yang
dianjurkan.
Sudah terang bahwa suatu kecelakaan yang terjadi adalah merupakan
kejadian yang tidak disangka-sangka ,tetapi kecelakaan ini harus tetap dicegah
sebab keadaan ini membawa lingkungan mendapatkan sebab dari kecelakaan
tersebut

38
BAB III

URAIAN PRAKTIK

A. MEMOTONG BENDA KERJA


1. Tujuan
Agar mahasiswa terampil dalam:
a. Menggunakan gergaji dengan baik.
b. Melakukan prosedur menggergaji dengan tepat sesuai dengan
SOP.
c. Membaca alat ukur benda dengan tepat.
2. Alat dan bahan
a. Alat
1) Gergaji.
2) Ragum.
3) Mistar baja.
4) Mistar ingsut.
b. Bahan
Besi poros diameter 25 mm dengan panjang 115 mm.
3. Keselamatan kerja
a. Menggunakan pakaian praktik.
b. Memperhatikan ukuran benda kerja.
c. Menggunakan gergaji dengan baik.
4. Langkah kerja
1. Persiapkan alat, benda, kerja, dan diri dengan menggunakan
keselamatan kerja yang baik.
2. Siapkan bahan kerja berupa besi poros diameter 25 mm dengan
panjang 115 mm.
3. Jepitkan benda kerja tersebut pada bibir ragum agar dapat dilakukan
pemotongan.
4. Ukur benda kerja dan berilah tanda pada panjang 110 mm
5. Kemudian lakukan proses penggergajian pada benda kerja dengan
menggergaji pada bagian yang terlebih dahulu telah ditandai.

39
6. Gergajilah dengan menggunakan teknik menggergaji yang baik dan
benar dengan cara memegang handle bagian belakang dengan
tangan kanan dan handle bagian depan dengan tangan kiri.
7. Lakukan penggergajian dengan baik yakni apa bila gergaji bergerak
kedepan maka disertai dengan tekanan disebabkan mata dari gergaji
besi manual yang hanya memotong apabila bergerak ke depan.
8. Apa bila gergaji bergerak ke belakang maka tidak perlu disertai
dengan tekanan dikarenakan dalam keadaan mundur pada saat ini
terjadi proses pembuangan geram-geram besi hasil dari pemotongan.
9. Lanjutkan pemotongan dengan memperhatikan kelurusan potongan
agar hasil pemotongan tidak miring.
10. Setelah terpotong maka lepaskan sisa benda kerja dari bibir ragum.
11. Lakukan pembersihan pada area kerja dan alat kerja
12. Posisikan kembali seluruh alat kerja pada tempatnya semula.
5. Gambar hasil kerja

40
B. MENGIKIR RATA DIAMETER BENDA KERJA
1. Tujuan
Agar mahasiswa terampil dalam:
a. Menggunakan kikir dengan baik dan benar.
b. Melakukan prosedur mengikir dengan tepat.
c. Membaca alat ukur benda dengan tepat.
d. Melati kesabaran, ketelitian, dan pengembangan karakter lainnya.
2. Alat dan bahan
a. Alat
1) Kikir.
2) Ragum.
3) Siku.
4) Mistar ingsut.
b. Bahan
Besi diameter 25 mm dengan panjang 110 mm.
3. Keselamatan kerja
a. Menggunakan pakaian praktik.
b. Memperhatikan ukuran benda kerja.
c. Menggunakan gergaji dengan baik.
4. Langkah kerja
1. Persiapkan alat, benda, kerja, dan diri dengan menggunakan
keselamatan kerja yang baik.
2. Siapkan bahan kerja berupa besi poros diameter 25 mm dengan
panjang 110 mm
3. Jepitkan benda kerja tersebut pada bibir ragum agar dapat dilakukan
pengikiran.
4. Ukur benda kerja dan berilah tanda pada panjang 100 mm
5. Kemudian lakukan proses pengikiran pada benda kerja dengan
mengikir pada bagian kedua sisi diameter benda kerja yaitu
memposisikan bagian diameter benda kerja itu di atas.

41
6. kikirlah dengan menggunakan teknik mengikir yang baik dan benar
dengan cara memegang handle bagian belakang dengan tangan
kanan dan handle bagian depan dengan tangan kiri.
7. Lakukan pengikiran dengan baik yakni apa bila kikir bergerak
kedepan maka disertai dengan tekanan disebabkan mata dari kikir
besi manual yang memotong kearah depan dan belakang
8. Apa bila kikir ke belakang maka juga perlu disertai dengan tekanan
dikarenakan dalam keadaan mundur pada saat ini terjadi pula proses
pengikisan.
9. Lanjutkan pengikiran dengan memperhatikan kelurusan kikir agar
hasil pengikiran tidak miring.
10. Sambil mengikir gunakan siku untuk melihat kerataan dan
kemiringan benda kerja yang telah dikikir.
11. Lakukan pembersihan pada area kerja dan alat kerja.
12. Setelah selesai lepaskan benda kerja dari ragum.
13. Posisikan kembali seluruh alat kerja pada tempatnya semula.
5. Gambar hasil kerja

42
C. MENGIKIR RATA BENDA KERJA
1. Tujuan
Agar mahasiswa terampil dalam:
a. Menggunakan kikir dengan baik dan benar.
b. Melakukan prosedur mengikir dengan tepat.
c. Menggunakan alat ukur dan mengukur benda kerja dengan benar..
d. Melati kesabaran, ketelitian, dan pengembangan karakter lainnya.
2. Alat dan bahan
a. Alat
1) Kikir.
2) Ragum.
3) Siku.
4) Mistar ingsut.
b. Bahan
Besi diameter 25 mm dengan panjang 100 mm.
3. Keselamatan kerja
a. Menggunakan pakaian praktik.
b. Memperhatikan ukuran benda kerja.
c. Menggunakan gergaji dengan baik.
4. Langkah kerja
1. Persiapkan alat, benda, kerja, dan diri dengan menggunakan
keselamatan kerja yang baik.
2. Siapkan bahan kerja berupa besi poros diameter 25 mm panjang 100
mm.
3. Jepitkan benda kerja tersebut pada bibir ragum agar dapat dilakukan
pengikiran.
4. Ukur benda kerja dan berilah tanda pada panjang diameter 20 mm
5. Kemudian lakukan proses pengikiran pada benda kerja dengan
mengikir pada bagian sisi benda kerja hingga menjadi empat sisi.
6. kikirlah dengan menggunakan teknik mengikir yang baik dan benar
dengan cara memegang handle bagian belakang dengan tangan
kanan dan handle bagian depan dengan tangan kiri.

43
7. Lakukan pengikiran dengan baik yakni apa bila kikir bergerak
kedepan maka disertai dengan tekanan disebabkan mata dari kikir
besi manual yang memotong kearah depan dan belakang
8. Apa bila kikir ke belakang maka juga perlu disertai dengan tekanan
dikarenakan dalam keadaan mundur pada saat ini terjadi pula proses
pengikisan.
9. Lanjutkan pengikiran dengan memperhatikan kelurusan kikir agar
hasil pengikiran tidak miring.
10. Sambil mengikir gunakan siku untuk melihat kerataan dan
kemiringan benda kerja yang telah dikikir.
11. Lakukan pembersihan pada area kerja dan alat kerja.
12. Setelah selesai lepaskan benda kerja dari ragum.
13. Posisikan kembali seluruh alat kerja pada tempatnya semula.
5. Gambar hasil kerja

90 mm

21.55 mm

44
D. MENGIKIR TIRUS
1. Tujuan
Agar mahasiswa terampil dalam:
a. Menggunakan kikir dengan baik dan benar.
b. Melakukan prosedur mengikir dengan tepat.
c. Menggunakan alat ukur dan mengukur benda kerja dengan benar..
d. Melati kesabaran, ketelitian, dan pengembangan karakter lainnya.
2. Alat dan bahan
a. Alat
1) gergaji
2) Kikir.
3) Ragum.
4) Siku.
5) Mistar ingsut.
b. Bahan
Besi diameter 22 mm panjang 90 mm.
3. Keselamatan kerja
a. Menggunakan pakaian praktik.
b. Memperhatikan ukuran benda kerja.
c. Menggunakan gergaji dengan baik.
4. Langkah kerja
1. Persiapkan alat, benda, kerja, dan diri dengan menggunakan
keselamatan kerja yang baik.
2. Siapkan bahan kerja berupa besi poros diameter 20 mm dengan
panjang 100 mm.
3. Mengukur benda kerja dengan panjang 40 mm
4. Member tanda diameter dengan ukuran 6 mm
5. Jepitkan benda kerja tersebut pada bibir ragum agar dapat dilakukan
pemotongan dan pengikiran.
6. Potonglah benda kerja pada bagian yang telah ditandai.
7. Kemudian lakukan proses pengikiran pada benda kerja dengan
mengikir pada bagian sisi benda yang telah di potong tirus.

45
8. kikirlah dengan menggunakan teknik mengikir yang baik dan benar
dengan cara memegang handle bagian belakang dengan tangan
kanan dan handle bagian depan dengan tangan kiri.
9. Lakukan pengikiran dengan baik yakni apa bila kikir bergerak
kedepan maka disertai dengan tekanan disebabkan mata dari kikir
besi manual yang memotong kearah depan dan belakang
10. Apa bila kikir ke belakang maka juga perlu disertai dengan tekanan
dikarenakan dalam keadaan mundur pada saat ini terjadi pula proses
pengikisan.
11. Lanjutkan pengikiran dengan memperhatikan kelurusan kikir agar
hasil pengikiran tidak miring.
12. Sambil mengikir gunakan siku untuk melihat kerataan dan
kemiringan benda kerja yang telah dikikir.
13. Lakukan pembersihan pada area kerja dan alat kerja.
14. Setelah selesai lepaskan benda kerja dari ragum.
15. Posisikan kembali seluruh alat kerja pada tempatnya semula.
5. Gambar hasil kerja

46
E. MENGEBOR BENDA KERJA
1. Tujuan
Agar mahasiswa terampil dalam:
a. Mengoperasikan bor dengan benar.
b. Menggunakan alat ukur dan mengukur benda kerja dengan benar.
c. Melati kesabaran, ketelitian, dan pengembangan karakter lainnya.
2. Alat dan bahan
a. Alat
1) Mesin bor
2) Mata bor 6 mm dan 8 mm
3) Kikir
4) Ragum
5) Mistar ingsut
b. Bahan
Benda kerja yang telah berbentuk tirus.
3. Keselamatan kerja
a. Menggunakan pakaian praktik.
b. Memperhatikan ukuran benda kerja.
c. Menggunakan gergaji dengan baik.
4. Langkah kerja
1. Persiapkan alat, benda, kerja, dan diri dengan menggunakan
keselamatan kerja yang baik.
2. Siapkan bahan kerja
3. Jepitkan benda kerja tersebut pada bibir ragum yang ada pada mesin
bor agar dapat dilakukan pengeboran.
4. Beri tanda pada bagian yang akan dibor.
5. Bor benda kerja dengan diameter 6 mm .
6. Kemudian bor lagi titik yang sudah di bor tadi dengan diameter 8
mm.
7. Pengeboran 2 kali dengan diameter yang sama.
8. Setelah berlubang lakukan pengikiran pada lubang agar 2 lubang tadi
saling menyatu dan membentuk sebuah oval.

47
9. Lakukan pembersihan pada area kerja dan alat kerja.
10. Setelah selesai lepaskan benda kerja dari ragum.
11. Posisikan kembali seluruh alat kerja pada tempatnya semula.

5. Gambar hasil kerja

48
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Praktik Teknologi Pembentukan Dasar menggunakan beberapa alat alat
praktik diantarnya adalah gergaji tangan, berbagai macam jenis kikir, alat uku
seperti mistar insut dan mistar baja seta mesin bor. Alat lat tersebut memiliki
fungsi yang berbeda beda diantarnya adalah ;
1. Ragum
Ragum adalah alat untuk menjepit benda kerja. Untuk membuka rahang
ragum dilakukan dengan cara memutar tangkai/tuas pemutar ke arah kiri
(berlawanan arahjarum jam) sehingga batang berulir akan menarik landasan tidak
tetap pada rahang tersebut, demikian pula sebaliknya untuk pekerjaan pengikatan
benda kerja tangkai pemutar diputar ke arah kanan (searah jarum jam).
2. Kikir
Kikir berfungsi untuk meratakan permukaan benda kerja, Ukuran panjang
sebuah kikir adalah panjang badan ditambah dengan tangkainya. Mengikir adalah
salah satu dari kerja bangku yang bertujuan untuk melakukan proses pemakanan
tatal – tatal pada benda kerja yang proses pengerjaannya secara manual
3. Gergaji tangan
Gergaji tangan merupakan alat pemotong dan pembuat alur sedehana.Pada
bagian sisi dari daun gergaji tangan tersebut terdapat gigi pemotong yang
dikeraskan. Bahan dari daun gergaji ini terbuatdari baja perkakas (hSS) dan bahan
tungsten.
4. Mister insut
Jangka sorong atau yang biasa di sebut dengan mistar insut, mistar dorong
dan vernier caliver. Bentuk jangka sorong mirip dengna kunci ingris, terdiri dari
dua rahang yaitu rahang tetap dan rahang yang dapat digeser. Alat ukur ini di
gunakan untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit; untuk
mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa,
maupun lainnya).

49
5. Mesin bor
Mesain bor berfungsi untum melubangi benda kerja. Di bengkel-bengkel
kerja bangku pekerja logam kebanyakan menggunakan jenis mesin bor, seperti
mesin bor bangku, mesin bor tiang adakalanya menggunakan mesin bor pistol
atau bor dada.

B. Saran
Dengan selesainya penyusunan laporan praktik ini saya berharap agar
laporan praktik ini dapat memberikan ilmu pengetahuan kepada pembaca
sekalian agar lebih mengenal lebih jauh Teknologi Pembentukan Dasar terkhusus
alat alat yang digunakan yang ada pada bengkel kerja.
Selanjutnya, kritik dan saran sangat saya perlukan demi pengembangan
dalam pembuatan laporan praktik yang akan datang.

50
Lampiran

51
DAFTAR PUSTAKA

Rizqiana Yogi Cahyaningtyas. 2013,


https://www.slideshare.net/mobile/rhizqianacliquers/laporan-praktikum-kerja-
bangku, di akses 26 November 2019
Imam. 2015, https://imamprabubhayangkara.blogspot.com/2015/04/cara-
mengikir-yang-baik.html/m=1, di akses 26 November 2019
Edie. 2011, https://edie666.blogspot.com/2011/11/teknologi-pembentukan-
dasar.html/m=1, di akses 26 November 2019
Aldo Ngutra. 2012, https://aldongutra.blogspot.com/2012/02/cara-menggunakan-
kikir.html?m=1, di akses 26 November 2019
Putri Hanifah. 2014,
https://www.academia.edu/23361759/Laporan_Lengkap_Kerja_Bangku, di unduh
26 November 2019
Klopmart. 2018, https://www.klopmart.com/article/detail/k3-keselamatan-dan-
kesehatan-kerja, di akses 26 November 2019

52

Anda mungkin juga menyukai