Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU

DENGAN KEJADIAN ANEMIA REMAJA PUTRI KELAS X


DAN XI SMA NEGERI 1 POLOKARTO

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk


Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

Disusun Oleh :
Titin Caturiyantiningtiyas
J410110029

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
Hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku dengan kejadian
ARTIKEL PENELITIAN anemia remaja putri kelas X dan XI SMA Negeri 1 Polokarto

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU


DENGAN KEJADIAN ANEMIA REMAJA PUTRI KELAS X DAN XI SMA
NEGERI 1 POLOKARTO

Oleh

Titin Caturiyantiningtiyas *Bejo Raharjo**Dwi Astuti**

*Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat. FIK UMS,**Dosen Kesehatan


Masyarakat FIK UMS,***

*Email: titincatur.30@gmail.com

ABSTRAK

Anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dan eritrosit lebih
rendah dari normal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
antara pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap kejadian anemia pada remaja
putri kelas X danXI di SMA Negeri 1 Polokarto. Jenis penelitian ini
menggunakan survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam
penelitian ini siswi remaja putri SMA Negeri 1 Polokarto. Pengumpulan data
dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dan nilai kadar hemoglobin diperoleh
dari pengambilan darah vena dengan alat digital merk easy touch. Populasi pada
penelitian ini adalah siswi kelas X dan XI sebanyak 356.Sampel dalam penelitian
ini sebanyak 180 pengambilan sampel menggunakan teknik SimpleRandom
Sampling sedangkan teknik uji statistik menggunakan uji Chi Square).Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan
kejadian anemia remaja putri di SMA Negeri 1 Polokarto Kabupaten Sukoharjo
(p= 0,03). Ada hubungan antara sikap dengan kejadian anemia remaja putri di
SMA Negeri 1 Polokarto Kabupaten Sukoharjo ( p= 0,03. Ada hubungan antara
perilaku dengan kejadian anemia remaja putri di SMA Negeri 1 Polokarto
Kabupaten Sukoharjo (p = 0,02)

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Perilaku, Anemia pada remaja putri


Kepustakaan : 26 (1999-2014)

Hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku dengan kejadian anemia remaja putri 1
kelas X dan XI SMA Negeri 1 Polokarto
Hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku dengan kejadian
ARTIKEL PENELITIAN anemia remaja putri kelas X dan XI SMA Negeri 1 Polokarto

ABSTRACT

Anemia is a condition in which the levels of hemoglobin and erythrocytes is lower


than normal. The purpose of this study was to determine the relationship between
knowledge, attitudes and behavior on the incidence of anemia among adolescent
girls in the class X and XI 1 Polokarto high school. This research uses the
analytic survey with cross sectional approach. The population of young women
students of SMA Negeri 1 Polokarto. Data was collected by distributing
questionnaires and levels of hemoglobin value obtained from venous blood
sampling with digital tools brands touch easy. The population in this study was
student of class X and XI as many as 356. The samples in this study were 180
sampling using Simple Random Sampling technique while using a statistical test
Chi Square test). The results showed that there is a correlation between the level
of knowledge with young anemia in SMAN 1 Polokarto Sukoharjo (p = 0.03).
There is a relationship between the attitude of teenage girls with anemia in SMAN
1 Polokarto Sukoharjo (p = 0.03). There is a relationship between the behavior of
the incident girls anemia in SMAN 1 Polokarto Sukoharjo (p = 0.02).

Keywords: Knowledge, Attitude, Behaviour, anemia in adolescent girl


Bibliography: 30 (1999-2014)

Hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku dengan kejadian anemia remaja putri 2
kelas X dan XI SMA Negeri 1 Polokarto
Hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku dengan kejadian
ARTIKEL PENELITIAN anemia remaja putri kelas X dan XI SMA Negeri 1 Polokarto

PENDAHULUAN dalam masa pertumbuhan,


Menurut World Health sehingga membutuhkan lebih
Organization (WHO, 2013) banyak asupan gizi. Selain itu,
Anemia merupakan salah satu ketidak seimbangan dalam
masalah kesehatan di seluruh mengkonsumsi zat besi juga
dunia terutama negara merupakan penyebab anemia
berkembang yang diperkirakan pada remaja. Remaja putri biasa
30% penduduk dunia menderita sangat memperhatikan bentuk
anemia. Anemia banyak terjadi tubuh, sehingga banyak yang
pada masyarakat terutama pada membatasi konsumsi makanan,
remaja dan ibu hamil. Anemia serta banyak yang menjadi
pada remaja putri sampai saat ini pantangannya. Sehingga dalam
masih cukup tinggi. konsumsi makanan tidak stabil,
Masa remaja merupakan serta pemenuhan gizinya kurang.
masa pertumbuhan dalam Bila asupan makan kurang maka
berbagai hal, baik fisik, mental, cadangan besi banyak yang
sosial maupun emosional. dibongkar. Keadaan yang seperti
Pertumbuhan dan perkembangan inilah mempercepat terjadinya
yang terjadi pada masa remaja anemia (Kirana, 2011). Gejala
menyebabkan banyak perubahan seperti cepat lelah, Pucat (kulit,
termasuk ragam gaya hidup dan bibir, gusi, mata, kulit kuku, dan
perilaku konsumsi remaja. telapak tangan), jantung
Remaja yang masih dalam proses berdenyut kencang saat
mencari identitas diri, seringkali melakukan aktivitas ringan, nafas
mudah tergiur oleh modernisasi tersengal/pendek saat melakukan
dan teknologi karena adanya aktivitas ringan, nyeri dada,
pengaruh informasi dan pusing dan mata berkunang,
komunikasi. Sehingga cepat marah (mudah rewel pada
pengetahuan yang baik yang anak), tangan dan kaki dingin
diketahui seringkali diabaikan, atau mati rasa.
khususnya pengetahuan tentang Dampak yang terjadi
gizi pada remaja. Hal ini akan apabila pencegahan anemia tiidak
berpengaruh pada pemenuhan dilakukan maka dapat
kebutuhan zat gizi khususnya zat menurunkan kemampuan
besi yang akan berdampak pada akademik dan konsentrasi
terjadinya anemia (Sarwono, belajar, menurunkan kemampuan
2008). fisik pada atlet, karena untuk
Remaja putri memiliki resiko energinya di dapat dari konsumsi
sepuluh kali lebih besar untuk protein, Gangguan neurologi
menderita anemia dibandingkan yang mempengaruhi kemampuan
dengan remaja putra. Hal ini untuk memfokuskan perhatian.
dikarenakan remaja putri Apabila mengalami gangguan
mengalami menstriasi menstruasi neurologi sehingga untuk fokus
pada setiap bulannya dan sedang pada suatu perhatian sangat sulit,

Hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku dengan kejadian anemia remaja putri 3
kelas X dan XI SMA Negeri 1 Polokarto
Hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku dengan kejadian
ARTIKEL PENELITIAN anemia remaja putri kelas X dan XI SMA Negeri 1 Polokarto

karena orang yang menderita kurang baik 74 41,1


anemia dapat mengurangi Baik 106 58,9
konsentrasi. Dengan informasi
yang benar diharapkan remaja Jumlah 180 100
putri memiliki pengetahuan, Distribusi pengetahuan
sikap dan perilaku yang responden diketahui bahwa
bertanggung jawab terhadap pengetahuan baik lebih
kejadian anemia. banyak yaitu 106 orang
METODE PENELITIAN (58,9%) sedangkan untuk
Jenis penelitian ini responden yang mempunyai
menggunakan metode survei pengetahuan kurang baik
analitik dengan pendekatan cross sebanyak 74 orang (41,1%).
sectional. Sampel penelitian 2. Sikap
adalah siswa kelas X dan Xl Tabel 3. Distribusi frekuensi
SMA Negeri 1 Polokarto responden berdasarkan sikap
berjumlah 356 siswa dengan sikap frekuensi %
metode pengambilan sampel
kurang baik 113 62,8
menggunakan simple random
sampling. Analisis data bivariat Baik 67 37,8
menggunakan uji Chi-Squre. Total 180 100
Berdasarkan tabel 3,
HASIL DAN PEMBAHASAN dapat diketahui bahwa
1. HASIL Responden dengan sikap
Karakteristik Responden kurang baik lebih banyak yaitu
1. Umur 113 orang (62,8%) sedangkan
Tabel I, Gambaran responden yang mempunyai
Karakteristik Responden sikap baik yakni sebanyak 67
Berdasarkan Umur orang (37,8%).
Umur Frekuensi % 3. perilaku
14 25 13,9 Tabel 4. Distribusi frekuensi
15 114 63,3 responden berdasarkan
16 3 22,8 perilaku
Jumlah 180 100 Perilaku frekuensi %
lebih banyak responden
berumur 15 tahun yaitu 114 kurang 76 42,2
orang (63,3%). Paling sedikit Baik 104 57,8
responden berumur 14 tahun Total 108 100
yaitu sebanyak 25 orang (13,9%).
Analisis Univariat Berdasarkan tabel 4,
1. Pengetahuan dapat diketahui dari 211
Tabel 2. Distribusi responden dengan perilaku
frekuensi responden baik lebih banyak yaitu 104
berdasarkan tingkat orang (57,8%) sedangkan
pengetahuan responden yang mempunyai
Frekuensi % perilaku kurang baik yaitu
Pengetahuan sebanyak 76 orang (42,2%).

Hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku dengan kejadian anemia remaja putri 4
kelas X dan XI SMA Negeri 1 Polokarto
Hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku dengan kejadian
ARTIKEL PENELITIAN anemia remaja putri kelas X dan XI SMA Negeri 1 Polokarto

anemia yakni sebanyak 37 orang


4. Kadar hemoglobin (20,6%).
Tabel 5. Distribusi frekuensi. 5. Kejadian anemia
responden berdasarkan kadar berdasrkan umur
hemoglobin Tabel 6. Distribusi frekuensi
kadar frekuensi % responden berdasarkan umur
hemoglobin dengan kejadian anemia
anemia 143 79,4 umur Kadar Hemoglobin
anemia tidak
tidak anemia 37 20,6
anemia
Total 180 100
14 tahun 18 7
Sebagian besar responden 15 tahun 83 31
mengalami anemia yaitu 143 16 tahun 31 10
orang (79,4%) sedangkan total 132 48
responden yang tidak mengalami

Analisis Bivariat
1. Hubungan antara pengetahuan dengan kejadian anemia
Tabel 7. Hubungan antara tingkat Pengetahuan dengan kejadian anemia

Kejadian Anemia 95% CI


Tidak Total p
Pengetahuan
Anemia RP
Anemia value Lower Upper
n % n % n %
Kurang 48 64,9 26 35,1 74 100
0,03 0,81 0,67 0,99
baik 84 79,2 22 20,8 106 100

Berdasar Tabel 7 Dari Tabel 7, diketahui nilai


menunjukkan bahwa responden Rasio Prevalens(RP) sebesar
yang mempunyai pengetahuan 0,81(95%CI ; 0,67-0,99)
kurang terdapat 48 (64,9%) menunjukkan bahwa yang
mengalami anemia sedangkan memiliki pengetahuan kurang
responden yang memiliki memiliki resiko 0,81 kali lebih
pengetahuan baik terdapat 22 (20,8 besar terjadi kejadian anemia pada
%) tidak mengalami anemia. remaja putri di SMA Negeri 1
Berdasarkan hasil uji chi square Polokarto, sedangkan nilai (95%CI
didapatkan nilai p = 0,03 < 0,05, ;0,67-0,99) tidak mencakup angka
sehingga dapat disimpulkan bahwa 1 menunjukkan bahwa
ada hubungan antara tingkat pengetahuan merupakan faktor
pengetahuan dengan kejadian protektif yang dapat mengurangi
anemia remaja putri di SMA timbulnya kejadian anemia.
Negeri 1 Polokarto Kabupaten
Sukoharjo.

Hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku dengan kejadian anemia remaja putri 5
kelas X dan XI SMA Negeri 1 Polokarto
Hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku dengan kejadian
ARTIKEL PENELITIAN anemia remaja putri kelas X dan XI SMA Negeri 1 Polokarto

2. Hubungan antara Sikap dengan Kejadian Anemia


Tabel 8. Hubungan Sikap dengan Kejadian Anemia

Kejadian Anemia 95% CI


Tidak Total p
sikap Anemia RP Low
Anemia value Upper
er
n % n % n %
Kurang 89 78,8 24 21,2 113 100
0,03 1,22 1,00 1,50
baik 43 64,2 24 35,8 67 100

Tabel 8 menunjukkan bahwa Dari tabel 8, diketahui nilai


responden yang mempunyai sikap Rasio Prevalens (RP) sebesar1,22
kurang terdapat 89 (78,8%) (95%CI : 1,00- 1,50) menunjukkan
mengalami anemia sedangkan bahwa yang memiliki sikap kurang
responden yang memiliki sikap memiliki risiko 1,22 kali lebih
baik terdapat 24 (35,8%) tidak besar terjadi kejadian anemia pada
mengalami anemia. Berdasarkan remaja putri di SMA Negeri 1
hasil uji Chi square didapatkan Polokarto, sedangkan nilai (95%CI
nilai p sebesar 0,03< 0,05, : 1,00-1,50) mencakup angka 1
sehingga dapat disimpulkan bahwa maka yang memiliki sikap kurang
ada hubungan antara sikap dengan belum tentu merupakan faktor
kejadian anemia remaja putri di risiko terjadinya kejadian anemia
SMA Negeri 1 Polokarto pada remajaputri di SMA Negeri 1
Kabupaten Sukoharjo. Polokarto.
3. Hubungan antara Perilaku dengan Kejadian Anemia
Tabel 9. Hubungan tingkat perilaku dengan kejadian anemia
Kejadian Anemia 95% CI
Tidak Total p
perilaku Anemia RP Low
Anemia value Upper
er
n % n % n %
Kurang 89 78,8 24 21,2 113 100
0,03 1,22 1,00 1,50
baik 43 64,2 24 35,8 67 100

Tabel 9 menunjukkan bahwa antara perilaku dengan kejadian


responden yang mempunyai anemia remaja putri di SMA
perilaku kurang terdapat 49 Negeri 1 Polokarto Kabupaten
(64,5%) mengalami anemia Sukoharjo.
sedangkan responden yang Dari tabel 9, diketahui nilai
memiliki perilaku baik terdapat 21 Rasio Prevalens (RP) sebesar
(20,2%) tidak mengalami anemia. 0,80(95%CI : 0,66-0,98)
Berdasarkan hasil uji Chi menunjukkan bahwa yang
squaredidapatkan nilai p sebesar memiliki perilaku kurang memiliki
0,02 < 0,05, sehingga dapat risiko 0,80 kali lebih besar terjadi
disimpulkan bahwa ada hubungan kejadian anemia pada remaja putri

Hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku dengan kejadian anemia remaja putri kelas X dan 6
XI SMA Negeri 1 Polokarto
Hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku dengan kejadian
ARTIKEL PENELITIAN anemia remaja putri kelas X dan XI SMA Negeri 1 Polokarto

di SMA Negeri 1 Polokarto, kurangnya informasi dan


sedangkan nilai (95%CI : 0,66- pelajaran yang di dapat oleh
0,98) tidak mencakup angka 1 siswa mengenai anemia.
menunjukkan bahwa perilaku Pengetahuan tentang anemia
merupakan faktor protektif yang sangat penting mengingat
dapat mengurangi timbulnya banyak kejadian anemia pada
kejadian anemia. remaja putri di SMA Negeri 1
2. PEMBAHASAN Polokarto, karena dengan
a. Karakteristik umur pengetahuan maka siswa dapat
Karakteristik umur mengetahui bagaimana cara
responden terbanyak yakni pada mencegah agar tidak terjadi
kelompok umur 15 tahun anemia.
sebanyak 114 orang (63,3%). 2) Sikap
Paling sedikit responden berumur Responden sebanyak
14 tahun yaitu sebanyak 25 orang 113 orang (62,8%) memiliki
(13,9%). Hal ini sejalan dengan sikap yang kurang baik,
laporan Survei Kesehatan rumah sedangkan untuk yang
Tangga (SKRT) tahun 2012, memiliki sikap baik sebanyak
dimana kelompok umur yang 67 orang (37,2%). Dari data
terkena anemia terbanyak pada tersebut dapat disimpulkan
kelompok umur 10-18 tahun bahwa proporsi responden
sebesar 57,1 % (Kemenkes RI, yang mempunyai sikap kurang
2013). Hal ini dapat dipahami baik lebih besar dibandingkan
karena pada usia remaja dengan yang mempunyai
mempunyai risiko terkena anemia sikap baik. Hal ini disebabkan
sepuluh kali lebih besar. Remaja karena kurangnya kesadaran
mengalami menstruasi setiap siswi SMA Negeri 1 Polokarto
bulannya dan sedang dalam dalam untuk melakukan pencegahan
masa pubertas sehingga anemia.
membutuhkan asupan zat besi 3) Perilaku
yang lebih banyak (Tarwoto, dkk, Responden sebanyak
2010). 76 orang (42,2%) memiliki
perilaku kurang baik,
b. Analisis Univariat sedangkan untuk yang
1) Tingkat pengetahuan memiliki perilaku baik
Dari Tabel 2, dapat di sebanyak 104 orang (57,8%).
ketahui bahwa tingkat Dari data tersebut dapat
pengetahuan pada tabel disimpulkan bahwa proporsi
tersebut sebanyak 106 orang responden yang mempunyai
(58,9%) mempunyai perilaku baik lebih besar
pengetahuan baik, sementara dibandingkan dengan yang
sebanyak 74 orang (41,1%) mempunyai perilaku kurang
memiliki pengetahuan kurang baik.Hal ini disebabkan karena
baik. Dari data tersebut dapat siswi lebih banyak
disimpulkan bahwa tingkat mengonsumsi nabati yaitu
pengetahuan yang baik lebih seperti sayuran,sedangkan
besar dibandingkan dengan sayuran memiliki banyak
pengetahuan yang kurang baik. kandungan zat besi yang dapat
Hal ini disebabkan karena mencegah anemia, namun
Hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku dengan kejadian anemia remaja putri kelas X dan 7
XI SMA Negeri 1 Polokarto
Hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku dengan kejadian
ARTIKEL PENELITIAN anemia remaja putri kelas X dan XI SMA Negeri 1 Polokarto

kandungan zat besi pada nabati pengetahuan merupakan


lebih sedikit daripada hewani. faktor protektif yang dapat
4) Kadar hemoglobin mengurangi terjadinya anemia.
Sebagian besar Hasil penelitian yang
responden mengalami anemia dilakukan oleh Tenri Yamin
yaitu sebanyak 143 orang (2012) didapatkan
(79,4%) mengalami anemia, pengetahuan remaja yang
sementara 37 orang (20,6%) kurang 85 (83,3%) lebih tinggi
memiliki kadar hemoglobin menderita anemia
normal (tidak mengalami dibandingkan dengan remaja
anemia). Maka dapat dengan pengetahuan baik yang
dsimpulkan bahwa proporsi menderita anemia 33 (46,5%).
responden yang mengalami Hasil analisis menunjukkan
anemia lebih banyak (p=0,000) menyatakan ada
dibandingkan dengan yang hubungan yang bermakna
tidak mengalami anemia. antara pengetahuan dengan
Analisis Bivariat kejadian anemia. Hasil
1. Hubungan tingkat penelitian ini sejalan juga
pengetahuan dengan dengan penelitian yang
kejadian anemia dilakukan Royani (2011) yang
Hasil penelitian menyatakan terdapat hubungan
menunjukkan bahwa bermakna antara tingkat
responden yang mempunyai pengetahuan dengan kejadian
pengetahuan kurang terdapat anemia pada remaja putri
48 (64,9%) mengalami anemia sementara hasil penelitian
sedangkan responden yang yang dilakukan Aditian (2009)
memiliki pengetahuan baik menyatakan walaupun tidak
terdapat 22 (20,8%) tidak terdapat hubungan yang
mengalami anemia. Hal bermakna secara statistik
tersebut menunjukkan bahwa antara tingkat pengetahuan
proporsi responden yang remaja tentang anemia dengan
mempunyai pengetahuan baik kejadian anemia, namun
lebih banyak dibandingkan terdapat kecenderungan remaja
dengan responden yang yang memiliki pengetahuan
mempunyai pengetahuan rendah terkena anemia lebih
kurang baik. tinggi dibandingkan remaja
Berdasarkan hasil uji chi yang memiliki pengetahuan
square didapatkan nilai p = tinggi yang terkena anemia.
0,03 < 0,05, sehingga dapat Adanya pengetahuan terhadap
disimpulkan bahwa ada manfaat sesuatu hal, akan
hubungan antara tingkat menyebabkan orang
pengetahuan dengan kejadian mempunyai sikap yang positif
anemia remaja putri di SMA terhadap hal tersebut. Dalam
Negeri 1 Polokarto Kabupaten hal ini pengetahuan tentang
Sukoharjo. Pada hasil uji anemia sangat mempengaruhi
statistik, diperoleh nilai Rasio dalam kecenderungan remaja
Prevalens (RP) sebesar 0,81 putri untuk memilih bahan
(95%CI : 0,67 – 0,99) yang makanan dengan nilai gizi
artinya menunjukkan bahwa yang tinggi dan mengandung
Hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku dengan kejadian anemia remaja putri kelas X dan 8
XI SMA Negeri 1 Polokarto
Hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku dengan kejadian
ARTIKEL PENELITIAN anemia remaja putri kelas X dan XI SMA Negeri 1 Polokarto

zat besi yang tinggi serta sikap cenderung negatif,


apabila memiliki pengetahuan setelah dilakukakan uji
yang tinggi tentang anemia, statistik diperoleh nilai p =
maka bisa menghindari 0,007 maka dapat disimpulkan
makanan dan minuman yang ada perbedaan proporsi
dapat menghambat penyerapan kejadian anemia antara sikap
zat besi. Pengetahuan gizi yang tergolong positif dan
bertujuan untuk merubah negatif, jadi ada hubungan
perilaku masyarakat kearah antara sikap remaja dengan
konsumsi pangan yang sehat status hemoglobin. Hal ini
dan bergizi. sesuai dengan Purwanto
2. Hubungan antara sikap (1999) yang menyatakan
dengan kejadian anemia. bahwa sikap dapat berubah-
Berdasarkan hasil ubah karena itu sikap dapat
penelitian diperoleh data dipelajari dan karena itu pula
responden yang mempunyai sikap dapat berubah pada
sikap kurang terdapat 89 orang-orang bila terdapat
(78,8%) mengalami anemia keadan-keadaan dengan
sedangkan responden yang syarat-syarat tertentu.
memiliki sikap baik terdapat Sehingga berdasarkan hal ini
24(35,8%) tidak mengalami sikap remaja putri tentang
anemia. Hal tersebut anemia berubah menjadi lebih
menunjukkan bahwa proporsi baik dari sebelumnya.
responden yang mempunyai Pengetahuan yang baik akan
sikap kurang baik lebih banyak mendorong seseorang untuk
dibandingkan dengan menampilkan sikap yang
responden yang mempunyai sesuai dengan pengetahuannya
sikap baik. yang telah didapatkan.
Berdasarkan hasil uji Berdasarkan teori yang ada
chi square didapatkan nilai p= mengemukakan bahwa
0,03< 0,05, dengan nilai Rasio pengetahuan dapat
Prevalens (RP) sebesar 1,22 mempengaruhi sikap
(95%CI : 1,00- 1,50) sehingga seseorang, dengan
dapat disimpulkan bahwa ada pengetahuan yang baik maka
hubungan antara sikap dengan akan terwujud sikap yang baik
kejadian anemia remaja putri pula, maka apabila
di SMA Negeri 1 Polokarto pengetahuan yang kurang baik
Kabupaten Sukoharjo. Hal ini akan terwujud sikap yang
sejalan dengan penelitian kurang baik pula.
nursyahidah (2014) hasil 3. Hubungan tingkat perilaku
analisis pada variabel sikap dengan kejadian anemia
dengan status hemoglobin Berdasarkan hasil
didapatkan bahwa sebanyak 19 penelitian diperoleh bahwa
orang remaja putri (24,1%) responden yang mempunyai
yang berstatus anemia perilaku kurang terdapat 89
memiliki sikap positif terhadap orang ( 78,8%) mengalami
anemia. Sedangkan sebanyak anemia sedangkan responden
32 reamaja putri (46,4%) yang yang memiliki perilaku baik
berstatus anemia memiliki terdapat 24 orang (35,8 %)
Hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku dengan kejadian anemia remaja putri kelas X dan 9
XI SMA Negeri 1 Polokarto
Hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku dengan kejadian
ARTIKEL PENELITIAN anemia remaja putri kelas X dan XI SMA Negeri 1 Polokarto

tidak mengalami anemia. Hal anemia remaja putri kelas X dan XI


tersebut menunjukkan bahwa SMA Negeri 1 Polokarto maka dapat
proporsi responden yang disimpulkan sebagai berikut:
mempunyai perilaku kurang 1. Sebagian besar responden
baik lebih banyak mengalami anemia yaitu
dibandingkan dengan sebanyak 143 orang (79,4%).
responden yang mempunyai 2. Lebih dari separuh responden
perilaku baik. memiliki pengetahuan baik
Berdasarkan hasil uji Chi tentang anemia yaitu sebanyak
squaredidapatkan nilai p 106 orang (58,9%).
sebesar 0,02 < 0,05, nilai 3. Lebih dari separuh responden
Rasio Prevalens (RP) sebesar memiliki sikap kurang baik yaitu
0,80(95%CI : 0,66- 113 orang (62,8%).
0,98)sehingga dapat 4. Lebih dari separuh responden
disimpulkan bahwa ada memiliki perilaku baik yaitu
hubungan antara perilaku perilaku anemia memiliki
dengan kejadian anemia perilaku baik sebanyak 104 orang
remaja putri di SMA Negeri 1 (57,8%).
Polokarto Kabupaten 5. Ada hubungan antara tingkat
Sukoharjo. Hal ini sejalan pengetahuan dengan kejadian
dengan penelitian anemia remaja putri di SMA
Gunatmaningsih (2007) Negeri 1 Polokarto Kabupaten
berdasarkan hasil penelitian Sukoharjo (p = 0,03); (RP)0,81
didapatkan bahwa frekuensi (95%CI ; 0,67-0,99).
responden dengan status gizi 6. Ada hubungan antara sikap
tidak normal dan menderita dengan kejadian anemia remaja
anemia berjumlah 20 putri di SMA Negeri 1 Polokarto
responden (69,0%), sedangkan Kabupaten Sukoharjo ( p= 0,03) ;
yang tidak menderita anemia (RP) 1,22 (95%CI : 1,00- 1,50).
berjumlah 9 responden 7. Ada hubungan antara perilaku
(31,0%). Responden dengan dengan kejadian anemia remaja
status gizi normal tetapi putri di SMA Negeri 1 Polokarto
menderita anemia berjumlah Kabupaten Sukoharjo (p= 0,02 ;
13 responden (31,7%), (RP) 0,80(95%CI : 0,66-0,98)
sedangkan yang tidak Saran
menderita anemia berjumlah 1. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten
28 responden (68,3%). Hasil Sukoharjo
uji statistik dengan chi-square Diharapkan bagi Dinas Kesehatan
antara variabel status gizi Kabupaten Sukoharjo untuk lebih
dengan kejadian anemia meningkatkan penyuluhan
diperoleh p = 0,002 (p< 0,05) mengenai anemia dan
yang artinya ada hubungan menghimbau kepada siswi untuk
secara signifikan antara status melakukan sarapan pagi setiap
gizi dengan kejadian anemia. harinya agar angka kejadian
anemia remaja yang cukup tinggi
SIMPULAN DAN SARAN dapat ditanggulangi.
Berdasarkan hasil penelitian 2. Bagi Pihak Sekolah
hubungan antara pengetahuan, sikap Diharapkan bagi pihak sekolah
dan perilaku terhadap kejadian untuk lebih intensif dalam
Hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku dengan kejadian anemia remaja putri kelas X dan 10
XI SMA Negeri 1 Polokarto
Hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku dengan kejadian
ARTIKEL PENELITIAN anemia remaja putri kelas X dan XI SMA Negeri 1 Polokarto

memberikan informasi pada siswi


misalnya dengan menyisipkan Kementrian Kesehatan Republik
materi tentang anemia dalam Indonesia. 2013. Profil Kesehatan
pelajaran dan terus memantau Indonesia 2012. Jakarta: Kemenkes
para siswinya dalam RI.
mengkonsumsi tablet Fe untuk
menurunkan angka kejadian Kirana D.P. 2011. Hubungan Asupan Zat
anemia yang beresiko pada proses Gizi dan Pola Menstruasi Dengan
belajar mengajar dan prestasi Kejadian Anemia Pada Remaja
siswinya Putri Di SMA N 2 Semarang,
3. Bagi Responden Artikel- Penelitian Program Studi
Bagi remaja putri di SMA Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran
Negeri 1 Polokarto agar dapat Universitas Diponegoro Semarang.
meningkatkan pengetahuan
tentang anemia serta disarankan Purwanto, H. (1999). Pengantar Perilaku
untuk berupaya lebih banyak Manusia untuk Keperawatan.
menggali informasi mengenai Jakarta: EGC
anemia baik dari artikel, buku
perpustakaan, internet maupun Tarwoto, dkk. 2010. Kesehatan Remaja
media yang lainnya agar dapat dan Solusinya. Jakarta: Salemba
meningkatkan pengetahuan Medika
tentang anemia.
4. Bagi Peneliti Lain Yamin, T. 2012 Hubungan Pengetahuan,
Peneliti selanjutnya untuk Asupan Gizi dan Faktor Lain Yang
menambah variabel penelitian Berhubungan Dengan Kejadian
yang belum ada pada penelitian Anemia Pada Remaja Putri Di
ini sehingga faktor-faktor yang SMA Kabupaten Kepulauan
berhubungan dengan anemia Selayar. [Skripsi] Fakultas
dapat diketahui lebih dalam lagi. Kesehatan Masyarakat Peminatan
Kebidanan Komunitas Universitas
DAFTAR PUSTAKA Indonesia Depok.
Gunatmaningsih. D. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian World Health Organization (WHO). 2013.
anemia pada remaja putri di SMA Worldwide Prevalency Of Anemia
Negeri Jatibarang Kabupaten WHO Global database on Anemia.
Brebes Tahun 2007. [Skripsi] Geneva WHO Press.
Fakultas Ilmu Keolahragaan
Jurusan Ilmu Kesehatan
Masyarakat Universitas Negeri
Semarang.

Hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku dengan kejadian anemia remaja putri kelas X dan 11
XI SMA Negeri 1 Polokarto

Anda mungkin juga menyukai