Oleh:
DIARTA KAROLINA KABAN
178103003/KIMIA
DAFTAR ISI
Daftar Isi i
Pendahuluan 1
Latar Belakang 6
Tujuan 6
Permasalahan 6
Metode Penelitian 6
Metode Isolasi 6
Ekstraksi 6
Kromatografi 11
Kesimpulan 21
Daftar Pustaka 24
3
Pendahuluan
Kingdom: Plantae
Divisi: Spermatophyta
Kelas: Dicotyledoneae
Ordo: Lamiales
Famili: Verbenaceae
Genus: Stachytarpheta
Spesies: Stachytarpheta
jamaicencis (L.) Vahl
5
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan menentukan struktur
molekul dari tumbuhan obat tersebut. Isolasi dilakukan dengan cara
maserasi diikuti oleh fraksinasi dengan kromatografi kolom dengan fase
diam silica gel. Dari hasil isolasi diperoleh isolate murni berupa Kristal
putih berbentuk jarum dengan titik leleh dan ditentukan titik lelehnya.
Isolasi murni diidentifikasi dengan menganalisa spectrum infra merah,
1 13
NMR- 𝐻, NMR- 𝐶, DEPT, dan NMR-2D (COSY, HMQC dan
HMBC).
METODE PENELITIAN
Metode Isolasi Senyawa Organik Bahan Alam
1. Ekstraksi
Senyawa metabolit sekunder biasanya terdapat
dalam organisme dalam jumlah yang sangat sedikit.Oleh karena itu
biasanya dalam proses isolasi dimulai dari sampel yang jumlahnya
banyak, minimal 2 kg sampel kering yang sudah dihaluskan.
Pekerjaanisolasi membutuhkan ketrampilan dan pengalaman dalam
memadukan berbagai teknik pemisahan. Untuk mendapatkan senyawa
murni biasanya peneliti menggunakan beberapa teknik ekstraksi dan
7
2. Kromatografi
Langkah berikutnya setelah diperoleh ekstrak dalam isolasi
senyawa organik bahan alam adalah pemisahan komponen-komponen
yang terdapat dalam ekstrak tersebut. Teknik yang banyak teknik yang
banyak digunakan adalah teknik pemisahan campuran berdasarkan
perbedaan kecepatan perambatan komponen dalam medium tertentu.
Pada kromatografi, komponen komponennya akan dipisahkan antara dua
buah fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam akan menahan
komponen campuran sedangkan fase gerak akan melarutkan zat
komponen campuran.
Komponen yang mudah tertahan pada fase diam akan tertinggal.
Sedangkan komponen yang mudah larut dalam fase gerak akan bergerak
lebih cepat. Beberapa teknik kromatografi yang banyak digunakan
antara lain kromatografi lapis tipis (KLT), kromatografi kolom vakum
(VKC), kromatografi kolom gravitasi (KG), dan kromatotron.
Kromatografi lapis tipis adalah suatu teknik pemisahan komponen-
komponen campuran suatu senyawa yang melibatkan partisi suatu
senyawa di antara padatan penyerap (adsorbent, fasa diam) yang
dilapiskan pada pelat kaca atau aluminium dengan suatu pelarut (fasa
gerak) yang mengalir melewati adsorbent (padatan penyerap).
Pengaliran pelarut dikenal sebagai proses pengembangan oleh pelarut
(elusi).
12
gravitasi dengan diameter yang lebih besar (5 -10 cm). Kolom KVC
dikemas kering dalam keadaan vakum agar diperoleh kerapatan kemasan
maksimum.
Sampel yang akan dipisahkan biasanya sudah diadsorbsikan ke
dalam silika kasar terlebih dahulu (ukuran silica kasar 30-70 mesh) agar
pemisahannya lebih teratur dan menghindari sampel kangsung
menerobos ke dinding kaca tanpa melewati adsorben terlebih dahulu,
yang dapat berakibat gagalnya proses pemisahan. Pelarut yang
kepolarannya rendah dituangkan ke permukaan penyerap yang
sebelumnya sudah dimasukkan sampel. Kolom dihisap perlahan-lahan
ke dalam kemasan dengan memvakumkannya.
Kolom dielusi dengan campuran pelarut yang cocok, mulai
dengan pelarut yang kepolarannya rendah lalu kepolaran ditingkatkan
perlahan-lahan. Kolom dihisap sampai kering pada setiap pengumpulan
fraksi, sehingga kromatografi vakum cair disebut juga kolom fraksinasi.
Kromatografi gravitasi dapat digunakan untuk pemisahan dan
pemurnian senyawa yang telah difraksinasi menggunakan kromatografi
vakum cair.
Teknik ini dapat dilakukan dengan kolom diameter ukuran 1-3 cm
dan panjang kolom 50 cm. Sebagai adsorben digunakan silika gel GF 60
(200-400 mesh). Tinggi adsorben yang biasa digunakan berkisar 15-20
cm. Eluen yang digunakan menggunakan campuran pelarut polar dan
non polar dengan perbandingan yang sesuai. Pemisahan dengan
15
A B C
Gambar 1. Beberapa teknik kromatografi KVC (A); KG (B);
kromatotron (C)
A B
C D
Gambar 2. Fraksi-fraksi hasil pemisahan (A); analisis dengan KLT (B);
kromatogram (C); dan kromatogram senyawa yang sudah
murni pada berbagai campuran pelarut (D)
18
H
O
N A
O
M N
H
H
O
O 3C
H N
A
M
O
H
R e
O
W
R = Me, Vinblastin
R = CHO, Vinkristin
emulsi.
d. Uji flavonoids: Sampel dilarutkan dalam pelarut yang sesuai,
sebanyak 2 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan tambahkan
beberapa tetes larutan FeCl3, apabila terbentuk warna ungu
menunjukkan positif terhadap flavanoid.
Daftar Pustaka
Cannell, Richard J.P. (1998). Natural Products Isolation Methods in
Biotechnology ; 4. Totowa : Humana Press.
Dalimarta, S. (2003), Atlas tumbuhan obat Indonesia, jilid 2, Trubus
Agriwidya
Dharma AP., (1985), Tanaman Obat Tradisional Indonesia, P.N. Balai
Pustaka, Jakarta, hal. 265-266.
Grabley R.T., (1999), Drug discovery from nature, Springer-Verlag,
Berlin
Harborne, J.B. (2006). Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern
Menganalisis Tumbuhan (alih bahasa: Kosasih Padmawinata &
Iwang Soediro). Bandung : Penerbit ITB.
Hardjono Sastrohamidjojo. (2005). Kromatografi. Yogyakarta : Liberty
Harjono Sastrohamidjojo. (2007). Spektroskopi. Yogyakarta : Penerbit
Liberty.
Heyne K. (1987), Tumbuhan berguna Indonesia, Badan Litbang
Kehutanan, Jakarta, jilid III, 1390 – 1443.
Hostettman, K., Hostettman, M., & Marston, A. (1986). Cara
kromatografi preparatif. (Alih bahasa: Kosasih P). Bandung:
ITB.
Kim, T.H. Itv. H., Hatano, T., Takayasa, J., Tokuda, H., Nishino, H.,
Machiguchi, T., Yushida, T., 2006, New antitumor
sesquiterpenoids
25
Nolte, M.S. dan Karam, J.H., 2002, Hormon Pankreas dan Obat Anti
Diabetes dalam Farmakologi, Dasar dan Klinik, (Katzung, B.G.,
ed.), Buku 2, Edisi 8, Salemba Medika, Jakarta.
Pavia, D.L, Lampman G.M, Kriz G.S, 2007, Introduction to
spectroscopy, Australia : Brook/Cole.
Silverstein R.M.; Webster F.X., 1998, Spectrometric Identification of
Organic Compounds, sixth edition,New York: John Wiley &
Sons, Inc.
Sudjadi. 1988. Metode Pemisahan. Yogyakarta: KANISIUS.
Syamsul A.A., E.H. Hakim, L.D. Juliawati, L. Makmur, S. Kusuma,
Y.M. Syah, (1995), Eksplorasi kimia tumbuhan hutan tropis
Indonesia : beberapa data mikromolekuler tumbuhan Lauraceae
sebagai komplemen etnobotani, Prosiding Seminar Etnobotani
Tanggal 24-25 Januari 1995, Fakultas Biologi UGM, Yogyakarta,
8 -12.