PENDAHULUAN
Larutan hidrotermal adalah larutan panas (50 sampai 500°C) yang berasal
dari sisa cairan magma yang berasal dari dalam bumi yang bergerak keatas dan kaya
akan komponen komponen (kation dan anion) pembentuk mineral bijih dan
terbentuk pada tekanan yang relatif tinggi. Larutan sisa magma ini mampu merubah
Secara umum cairan sisa kristalisasi magma tersebut bersifat silika yang kaya
alumina, alkali dan alkali tanah yang mengandung air dan unsur-unsur volatil.
Larutan hidrotermal terbentuk pada bagian akhir dari siklus pembekuan magma dan
umumnya terakumulasi pada litologi dengan permeabilitas tinggi atau pada zona
lemah. Endapan hidrotermal merupakan jenis endapan bijih yang sangat penting
karena endapan ini merupakan salah satu sumber utama dari bijih emas dan tembaga
Salah satu tipe endapan hidrothermal dilihat dari geneshanya ada endapan
porfiri dan endapan epithermal, kedua endapan ini merupakan tempat paling banyak
tinggi.
berdasarkan Teksturnya
epithermal
1. Sampel mineral
2. ATK
3. Lup
5. Pembanding
6. Kamera hp
7. Pensil warna
8. LKP
9. Hcl
10. Referensi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
karena endapan ini merupakan salah satu sumber utama dari bijih emas dan tembaga
Ada beberapa hal penting yang berperan dalam pembentukan endapan bijih
hidrotermal yaitu antara lain: sumber air (water source), asal usul komponen bijih,
Larutan hidrotermal erat kaitannya dengan aktifitas gunung api baik aktif maupun
yang baru saja aktif (recently active). Larutan hidrotermal juga sering dijumpai
Menurut Bateman (1981) secara umum proses pembentukan ore atau mineralisasi
bijih pada endapan jenis hidrotermal dipengaruhi oleh beberapa faktor pengontrol,
meliputi :
2. Zona lemah yang berfungsi sebagai saluran untuk lewat larutan hidrotermal.
(ore).
ini sangat mudah untuk melalui bidang bidang rekahan pada batuan yang
ion logam yang membentuk endapan dalam bentuk vein atau urat. Kuarsa sebagai
mineral yang paling akhir terbentuk umumnya hadir dan terendapkan dalam urat
urat ini yang seringkali dijumpai bersama dengan endapan emas. Kehadiran urat
urat ini merupakan salah satu penciri utama dari jenis endapan hidrotermal.
Endapan tipe urat atau vein type deposit merupakan daerah yang umumnya
(memotong tubuh batuan yang ada disekelilingnya) yang pada umumnya ukurannya
lebih kecil dibandingkan dengan panjang dan kedalamannya. Kebanyak urat urat
terbentuk pada zona zona patahan atau mengisi rongga rongga pada batuan atau
pada daerah gerusan. Banyak endapan endapan yang bernilai eknomis tinggi seperti
emas, tembaga, perak, logam dasar (Pb-Zn-Cu) dan arsenik, mercuri dan mineral
(gangue mineral) seperti kuarsa dan kalsit pada batuan sampingnya (country rocks)
dengan permukaan (berkisar antara 50 – 1500 meter dari atas permukaan bumi).
Tipe endapan epitermal terbentuk berkaitan erat dengan akitiftas vulkanisme pada
aktifitas vulkanisme dangkal diatas permukaan bumi dalam bentuk hot spring (mata
NaCl < dari 5 wt%) yang mengalami proses boiling (mendidih), pencampuran
Circum-Pacific Belt dimana hal ini menggambarkan adanya hubungan yang dekat
yaitu antara lain emas, perak, tembaga, antimony arsenic dan merkuri.
Sirkum Pasifik dan sekitarnya selama bebapa dekade terakhir, saat ini diketahui
bahwa endapan dengan tekstur dan kumpulan mineral yang mencirikan lingkungan
maksimum sekitar 300oC, sebagian besar di antaranya terbentuk pada kisaran (160-
pengendapan bijih pada lingkungan epitermal terjadi karena larutan pembawa bijih
Perubahan komposisi ini disebabkan oleh boiling (pendidihan), suatu proses yang
seperti emas. Proses pendidihan yang diikuti dengan pendinginan yang cepat ini
halo advanced argillic dan argillic. Di samping itu, penurunan tekanan yang tajam
juga terjadi pada larutan pembawa bijih akibat hydraulic fracturing, di mana ini juga
Secara umum endapan epitermal terbagi atas dua tipe berdasarkan tingkat
sulfidasinya, atau tingkat oksidasi sulfur di dalam fluida bijihnya, yaitu (1) endapan
tipe high sulfidation (sulfidasi tinggi; HS) yang terbentuk pada sistem volkanik-
hidrotermal dan (2) low sulfidation (sulfidasi rendah; LS) yang terbentuk pada
A. Low Sulfidation
bersifat netral dan mengisi celah-celah batuan. Tipe ini berasosiasi dengan
biasanya perbandingan perak dan emas relatif tinggi. Mineral bijih dicirikan oleh
terbentuknya elektrum, perak sulfida, garam sulfat, dan logam dasar sulfida.
Batuan induk pada deposit logam mulia sulfidasi rendah adalah andesit alkali,
dasit, riodasit atau riolit. Secara genesa sistem epitermal sulfidasi rendah
pergeseran (dilatational jog). ndapan ini terbentuk jauh dari tubuh intrusi dan
terbentuk melalui larutan sisa magma yang berpindah jauh dari sumbernya
respon atas turunnya tekanan. Perulangan proses boiling akan tercermin dari
jebakan urat kuarsa berkadar tinggi mensyaratkan pelepasan tekanan secara tiba-
tiba dari cairan hidrotermal untuk memungkinkan proses boiling. Sistem ini
terbentuk pada tektonik lempeng subduksi, kolisi dan pemekaran Kontrol utama
terhadap pH cairan adalah konsentrasi CO2 dalam larutan dan salinitas. Proses
boiling dan terlepasnya CO2 ke fase uap mengakibatkan kenaikan pH, sehingga
dan bladed calcite sebagai mineral pengotor (gangue minerals) pada urat bijih
rendah. Larutan bijih dari sistem sulfidasi rendah variasinya bersifat alkali
hingga netral (pH 7) dengan kadar garam rendah (0-6 wt)% NaCl, mengandung
CO2 dan CH4 yang bervariasi. Mineral-mineral sulfur biasanya dalam bentuk
epitermal sulfidasi rendah adalah andesit alkali, riodasit, dasit, riolit ataupun
batuan – batuan alkali. Riolit sering hadir pada sistem sulfidasi rendah dengan
variasi jenis silika rendah sampai tinggi. Bentuk endapan didominasi oleh urat-
urat kuarsa yang mengisi ruang terbuka (open space), tersebar (disseminated),
dan umumnya terdiri dari urat-urat breksi (Hedenquist dkk., 1996). Struktur
yang berkembang pada sistem sulfidasi rendah berupa urat, cavity filling, urat
breksi, tekstur colloform, dan sedikit vuggy (Corbett dan Leach, 1996),
B. High Sulfidation
Endapan epitermal high sulfidation dicirikan dengan host rock berupa batuan
vulkanik bersifat asam hingga intermediet dengan kontrol struktur berupa sesar
secara regional atau intrusi subvulkanik, kedalaman formasi batuan sekitar 500-
terbentuk oleh sistem dari fluida hidrotermal yang berasal dari intrusi magmatik
yang cukup dalam, fluida ini bergerak secara vertikal dan horizontal menembus
fluida ini didominasi oleh fluida magmatik dengan kandungan acidic yang tinggi
Endapan epitermal high sulfidation terbentuk dari reaksi batuan induk dengan
fluida magma asam yang panas, yang menghasilkan suatu karakteristik zona
fluida yang mendekati pH asam dengan larutan sisa magma yang bersifat encer
sebagai hasil dari diferensiasi magma, di kedalaman yang dekat dengan tipe
endapan porfiri dan dicirikan oleh jenis sulfur yang dioksidasi menjadi SO.
Gambar 2.2 Penampang Endapan Epithermal
antara larutan hidrotermal dengan aktifitas batuan beku intrusif dimana mineral
mineral sulfida dan oksida terbentuk dari larutan hidrotermal pada temperature
yang tinggi. Batuan intrusif umumnya bertekstur porfiritik dan kadang kala
berasosiasi dengan batuan vulkanik yang sejenis. Jenis endapan ini merupakan
sumber utama dari Cu dan Mo di dunia dan juga menyumbangkan cadangan Au,
molybedum, emas dan perak. Endapan jenis ini juga sering disebut dengan
dari batuan beku plutonik yang bersifat asam sampai intermediate yang
mengandung fenokris.
Endapan yang terbentuk pada tipe ini disebut disseminated deposit, yang
tersebar diseluruh tubuh batuan beku. Penyebaran endapan ini sangat erat
konvergen (convergen plate boundary) baik pada busur kepulauan maupun busur
kontinen. Pada umumnya tipe porphyry tidak membentuk sebuah system urat
yang sistematik. Pola alterasi yang membentuk mineral bijih disebabkan oleh
larutan magma dan juga percampuran dengan air metorik. Selama proses
pembentukan endapan ini, host rock dan wall rock-nya ter-fractured-kan yang
kemudian rekahan rekahan ini akan terisi dengan mineral tembaga dalam bentuk
stockwork.
luas (umumnya mencapai ratusan sampai ribuan bahkan milyar meter kubik)
sehingga mempunyai umur penambangan yang panjang dan tingkat produksi yang
tinggi. namun memiliki kandungan grade yang rendah hingga menengah dimana
mineral bijih primer secara spasial dan genetiknya berhubungan dengan intrusi
dalam kondisi lapuk berwarna cokelat serta cerat berwarna putih. Memiliki kilap
kaca yaitu mineral tampak seperti kaca saat terkena cahaya, belahan tidak ada,
pecahan konkoidal yaitu kenampakan mineral seperti kulit bawang yang berlapis,
kekerasan 7 skala Mohs, berat jenis 2,6 gr/cm3, sifat kemagnetan diamagnetik yaitu
sifat mineral yang tidak dapat tertarik oleh magnet, derajat kejernihan translusen
yaitu kenampakan mineral yang tembus cahaya, serta sifat dalam brittle yaitu
keadaan mineral yang mudah hancur. Bentuk prismatik, sistem kristal hexagonal.
Berdasarkan sifat fisik mineral diatas, maka dapat diinterpretasikan nama mineral
ini adalah kuarsa dengan komposisi kimia SiO2 dan termasuk kedalam golongan
mineral Silikat, jenis endapan epitermal dengan tekstur khusus yaitu Stockwork.
endapan ini termasuk dalam endapan porfiri, dimana tubuh batuan pluton yang
menerobos akibat tektonik, terhancurkan akibat tekanan yang diterima akibatnya,
kemudian terisi oleh larutan hidrothermal yang membentuk kuarsa sebagai vein-
vein yang mengikuti pola fracture tersebut larutan hidrothermal mampu mengisi
rongga kecil (veinlet) karena larutan hidrothermal yang ber pH hampir netral dan
bersifat cair dan suhu lebih rendah akibatnya tidak sempat terbentuk bidang kristal.
Asosiasi mineral kuarsa yang terbentuk pada Low Sulfidation adalah Illit-Smektit,
Kaolin, Barit, Anhidrit, dan Au-Ag, Sphalerit, Kalkopirit, Pirit, dan Galena.
Kegunaan mineral kuarsa dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan kaca dan vein
dalam kondisi lapuk berwarna cokelat serta cerat berwarna putih. Memiliki kilap
kaca yaitu mineral tampak seperti kaca saat terkena cahaya, belahan tidak ada,
pecahan konkoidal yaitu kenampakan mineral seperti kulit bawang yang berlapis,
kekerasan 7 skala Mohs, berat jenis 2,6 gr/cm3, sifat kemagnetan diamagnetik yaitu
sifat mineral yang tidak dapat tertarik oleh magnet, derajat kejernihan translusen
yaitu kenampakan mineral yang tembus cahaya, serta sifat dalam brittle yaitu
keadaan mineral yang mudah hancur. Bentuk prismatik, sistem kristal hexagonal.
Berdasarkan sifat fisik mineral diatas, maka dapat diinterpretasikan nama mineral
ini adalah kuarsa dengan komposisi kimia SiO2 dan termasuk kedalam golongan
mineral Silikat, jenis endapan epitermal dengan tekstur khusus yaitu Zoning. Dilihat
dari Tekstur khususnya yaitu Zoning, dimana mineral kuarsa Terkosentrasi pada
satu titik yang kemudian mengkristal ketengah rongga dimana bidang kristal
tinggi dan Larutan yang bersifat asam diinterpretasikan mineral ini adalah Endapan