Anda di halaman 1dari 11

PANCASILA DALAM SISTEM KETATANEGARAAN

REPUBLIK INDONESIA
Oleh Kelompok 11

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan suatu asas kerohanian yang


dalam ilmu kenegaraan yang populer disebut sebagai dasar filsafat negara
(pilisophisce gronstag). Dalam kedudukan ini, Pancasila merupakan sumber nilai
dan sumber norma dalam setiap aspek penyelenggaraan tata kehidupan negara,
termasuk dalam sumber tertib hukum di Indonesia, sehingga Pancasila merupakan
sumber nilai, norma dan kaidah baik moral maupun hukum di Indonesia. Oleh
karenanya, Pancasila merupakan sumber hukum negara baik yang tertulis maupun
yang tak tertulis atau konvensi.
Dalam perumusan ketatanegaraan Indonesia tidak boleh melenceng dari
nilai-nilai Pancasila, pembentukan karakter bangsa dilihat dari sistem
ketatanegaraan Indonesia harus mencerminkan nilai-nilai dari ideologi bangsa
yaitu Pancasila. Namun jika dalam suatu pemerintahan terdapat banyak
penyimpangan dan kesalahan yang merugikan bangsa Indonesia, itu akan
membuat sistem ketatanegaraan Indonesia berantakan dan begitupun dengan
bangsanya sendiri. 2

Penyimpangan dalam sistem ketatanegaraaan Republik Indonesia


sebenarnya telah sering terjadi. Dalam penyelenggaraan pemerintahan hal itu
seakan dibiarkan begitu saja. Telah banyak usaha yang dilakukan untuk
menimalisir hal tersebut. Namun campur tangan orang-orang yang tidak
bertanggung jawab membuat penyimpangan sistem ketatanegaraan semakin sering
dilakukan. Penyimpangan tersebut seperti Korupsi yang semakin merajalela
dikalangan pejabat. Hal tersebut sangat bertolak belakang dengan sila-sila dalam
Pancasila.

1
Abdurrahman Zaqi H, Adam Al Hakiim, Ade Yulia Kurniawan, Aditya Rafdiaz Pradana
2
http://kalisthianablog.blogspot.com/2014/06/pancasila-sebagai-ketatanegaraan.html

1
Berdasarkan penjelasan di atas, penyusun mengambil mengambil judul
“Pancasila dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia”. Penyususn
mengharapkan dengan adanya makalah ini, pembaca tahu mengenai kedudukan
Pancasila sebagai landasan Ketatanegaraan Republik Indonesia.

I.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang di atas, masalah yang akan dibahas dalam
tulisan ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan seperti berikut :

1. Mengapa Pancasila digunakan sebagai dasar ketatanegaraan Republik


Indonesia ?
2. Bagaimana rumusan Pancasila dalam setiap perubahan sistem
ketatanegaraan Republik Indonesia ?
3. Apakah Pancasila masih relevan dengan konsep otonomi daerah ?
I.3 Tujuan

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam
tulisan ini dirumuskan dalam bentuk pernyataan seperti berikut :

1. Untuk mengetahui dasar Pancasila dijadikan sebagai sistem


ketatanegaraan Republik Indonesia.
2. Untuk mengetahui rumusan Pancasila dalam setiap perubahan sistem
ketatanegaraan Republik Indonesia.
3. Untuk mengetahui keterkaitan Pancasila dengan konsep otonomi daerah

II. PEMBAHASAN
2.1 Pancasila Sebagai Dasar dalam Konteks Ketatanegaraan
Setiap negara memiliki sistem ketatanegaraan yang berbeda-beda. Begitu
pula dengan Republik Indonesia yang menjadikan Pancasila sebagai dasar untuk
merancang sebuah sistem ketatanegaraan. Pancasila dijadikan dasar sistem
ketatanegaraan karena beberapa sebab yaitu kedudukan nya sebagai sumber dari
segala hukum dan dasar negara. Oleh karena itu dalam ketatanegaraan Republik
Indonesia tidak boleh ada penyimpangan dari setiap nilai yang ada di Pancasila.
Berikut adalah penjelasan mengenai sebab Pancasila dijadikan sebagai dasar
dalam sistem ketanegaraan.

2
2.1.1 Kedudukan Pancasila sebagai Sumber dari Segala Hukum
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri
dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas.
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara
bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber
hukum atau sumber dari seluruh tertib hukum yang ada di negara RI. Berarti
semua sumber hukum atau peraturan-peraturan mulai dari UUD`45, Tap MPR,
Undang-Undang, Perpu (Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang), PP
(Peraturan Pemerintah), Keppres (Keputusan Presiden), dan seluruh peraturan
pelaksanaan yang lainnya, harus berpijak pada Pancasila sebagai landasan
hukumnya. Semua produk hukum harus sesuai dengan Pancasila dan tidak boleh
bertentangan dengannya. 3
Nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi atau falsafah terlahir dan telah
membudaya di dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Nilai-nilai itu tertanam
dalam hati, tercermin dalam sikap dan perilaku serta kegiatan lembaga-lembaga
masyarakat. Dengan perkataan lain, Pancasila telah menjadi cita-cita moral bangsa
Indonesia, yang mengikat seluruh warga masyarakat baik sebagai perorangan
maupun sebagai kesatuan bangsa. Namun demikian, nilai-nilai Pancasila sebagai
dasar negara harus diimplementasikan sebagai sumber dari semua sumber hukum
dalam negara dan menjadi landasan bagi penyelenggaraan negara.
Pancasila sebagai sumber hukum dinyatakan dalam Ketetapan
No.XX/MPRS/1966,Ketetapan MPR No.V/MPR/1973,dan Ketetapan MPR
No.IX/MPR/1978 yang menegaskan kedudukan Pancasila sebagai sumber dari
segala sumber hukum atau sumber dari tertib hukum di Indonesia. Lebih lanjut,
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara dinyatakan dalam
pasal 2 Undang-Undang (UU) No. 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan. Pengertian pembentukan peraturan perundang-
undangan adalah proses pembuatan peraturan perundang-undangan yang pada
dasarnya dimulai dari perencanaan, persiapan, teknik penyusunan, perumusan,
pembahasan, pengesahan, pengundangan, penyebarluasan. Rumusan UU tersebut
selain memenuhi pertimbangan dan salah satu syarat dalam rangka pembangunan

3
Loc.cit. http://kalisthianablog.blogspot.com

3
hukum nasional, juga sekaligus menunjukkan bahwa implementasi nilai-nilai
Pancasila sebagai dasar negara telah memiliki landasan aturan formal. Dalam
pasal 7 dinyatakan ruang lingkup hirarki peraturan perundang-undangan meliputi
(i) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; (ii) Undang-
Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang; (iii) Peraturan
Pemerintah; (iv) Peraturan Presiden; dan (v) Peraturan Daerah.

2.1.2 Pancasila sebagai Dasar Negara


Pengertian Pancasila sebagai Dasar Negara ini penting sekali dan mutlak,
karena ini tercantum dalam hukum positif yang tertinggi yaitu dalam Pembukaan
UUD 1945, sedangkan Pembukaan UUD 1945 itu merupakan Pokok Kaidah
Negara yang fundamental , yang mempunyai kedudukan yuridis-konstitusional
kuat sekali sehingga dengan jalan hukum tidak dapat diubah. 4 Sebagai dasar
negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara hukum sehingga semua
peraturan hukum / ketatanegaraan yang bertentangan dengan pancasila harus
dicabut. Perwujudan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara, dalam bentuk
peraturan perundang undangan bersifat imperative (mengikat) bagi :
a.Penyelenggaraan Negara
b.Lembaga kenegaraan
c.Lembaga kemasyarakatan
d.Warga negara Indonesia dimana pun berada, dan
e.Penduduk di seluruh wilayah negara kesatuan republik Indonesia 5
Dalam tinjauan yuridis konstituisi, Pancasila sebagai dasar negara
berkedudukan sebagai norma objektif dan norma tertinggi dalam negara,
ketetapan MPRS No.XX/MPRS/ 1966,jo. Tap. MPR No. V/MPR/ 1973,jo. Tap.
MPR No.IX/ MPR / 1978. Penegasan kembali Pancasila sebagai dasar negara,
tercantum dalam Tap.MPR No.XVIII / MPR / 1998.
Sebagai dasar negara Pancasila dipergunakan untuk mengatur seluruh
tatanan kehidupan bangsa dan negara Indonesia, artinya segala sesuatu yang

4
Kabul, Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi. (Bandung : Alfabeta,2009), hlm
44-45.
5
http://rusydaakhmad.blogspot.com/

4
berhubungan dengan pelaksanaan sistem ketatanegaraan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) harus berdasarkan Pancasila. Hal ini berarti juga
bahwa semua peraturan yang berlaku di negara Republik Indonesia harus
bersumberkan kepada Pancasila.

2.2 Rumusan Pancasila dalam Setiap Perubahan Sistem Ketatanegaraan


Republik Indonesia
Apabila ditilik sejak pertama kali rumusan Pancasila dicetuskan sampai
pada perumusan yang terakhir , yang berarti sejak konsep Pancasila didengungkan
di sidang Badan Penyelidik sampai dengan waktu Bung Karno mendekritkan
kembali berlakunya UUD 1945 yang terjadi pada tanggal 5 Juli 1959 akan
ditemukan sebanyak tujuh rumusan Pancasila.6 Perubahan perumusan Pancasila
juga dilatarbelakangi oleh perubahan sistem ketatanegaraan Republik Indonesia.
Mulai dari negara kesatuan pada 1945, lalu berubah menjadi serikat pada tahun
1949, dan pada tahun 1950 kembali menjadi negara kesatuan. Jadi terdapat tiga
rumusan Pancasila yang muncul akibat berubah nya sistem ketatanegaraan
Republik Indonesia.

2.2.1. Rumusan 18 Agustus 1945

Sesudah pekerjaan utama BPUPKI selesai kemudian Badan ini dibubarkan


, dan selanjutnya pada tanggal 7 Agustus 1945 dibentuklah PPKI. Panitia ini
terdiri dari 21 orang, yang mayoritas bekas anggota BPUPKI. Semula tugas PPKI
adalah mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan
serah terima hadiah kemerdekaan dari Jepang yang menurut rencana 24 Agustus
1945. 7Namun apa yang telah disusun oleh PPKI akhirnya berantakan, akibat
sekutu menjatuhkan bom atom di atas kota Nagasika dan Hiroshima. Pada tanggal
14 Agustus 1945 secara resmi menyatakan kalah secara total dari sekutu.

Dengan kekelahan Jepang tersebut maka mulai tanggal 14 Agustus 1945


terjadi kekosongan kekeuasan di Indonesia. Berbagai langkah yang cukup intensif
dan dalam waktu yang teramat singkat, baik dari golongan tua dan muda akhirnya
memutuskan Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.Dengan
6
Syafii, Pancasila dalam Tinjauan Yuridis dan Filosofis. (Yogyakarta : Citra Karya
Mandiri,2002), hlm 19.
7
Ibid.

5
terjadinya proklamasi maka bangsa Indonesia telah bebas dari penjajahan. Selang
satu hari setelah kemerdekaan ,PPKI mengadakan sidang. Dan sebagai hasilnya
PPKI telah memtusukan antara lain :

a. Memilih Presiden dan Wakil Presiden, yang dengan aklamasi menunjuk


Bung Karno dan Bung Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden.
b. Mengesahkan UUD 1945 dengan terlebih dahulu diadakan beberapa revisi
dengan mengacu hasil pertemuan Bung Hatta dan Ki Bagus.

Di dalam UUD 1945 yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945


terdapat rumusan Pancasila yang dijadikan sebagai dasar negara Indonesia.
Berikut adalah rumusan Pancasila dalam UUD 1945 :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kemanusian yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusywaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

2.2.2 Rumusan dalam Konstitusi RIS

Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus


1945 tidak diterima secara positif oleh Belanda. Akibatnya Belanda melancarkan
dua kali Agresi Militer yaitu pada tanggal 12 Juli 1947 dan 19 Desember 1948.
Indonesia pada saat itu di atas angin mengajukan syarat bahwa Indonesia siap
memajuki meja peundingan asalkan dipenuhi beberapa prasyarat yang harus
diselesaikan terlebih dahulu. Pada tanggal 23 Agustus sampai 2 November 1949
dilakukan perundingan di Den Haag (Belanda). Hasil perundingan tersebut adalah
disepakatinya terbentuknya “Negara Republik Indonesia Serikat.”

Dengan terbentuknya Negara Republik Indonesia Serikat berdasarkan


hasil perundingan di Den Haag maka mulai tanggal tersebut kerajaan Belanda
mengakui secara hukum kedaulatan Indonesia. Setelah terbentuknya Republik
Indonesia Serikat maka terjadi pergantian konstitusi yang sebelumnya
menggunakan UUD 1945 menjadi konstitusi RIS 1949. Rumusan Pancasila juga
mengalami perubahan di dalam konstitusi RIS dan tetap dinyatakan sebagai dasar

6
negara RIS. Rumusan Pancasila di dalam konstitusi RIS lebih disederhanakan
sebagaimana berikut :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan Sosial 8

2.2.3 Rumusan dalam Mukadimah UUD-S 1950

Umur Negara Republik Indonesia Serikat tidak bertahan lama. Belum


berusia satu tahun bentuk negara serikat telah dilanda kerapuhan. Negara
Republik Indonesia Serikat yang berdiri pada tanggal 27 desember 1949 bukannya
suatu negara yang mampu mengahadapi guncangan diri dari dalam tubuh nya
sendiri. Mulai tanggal 1 Juni 1950 hampir lenyaplah negara bagian yang
terhimpun di Negara Republik Indonesia Serikat.9 Pada tanggal 17 Agustus 1950
Bung Karno yang dilantik sebagai Presiden RIS secara resmi mengumumkan
Negara Kesatuan beserta diberlakukannya UUD yang bersifat sementara, yang
terkenal dengan sebutan UUD 1950. Sementara itu secara tegas dinyatakan bahwa
dasar dan falsafah negara Republik Indonesia adalah Pancasila. Rumusan
Pancasila yang terdapat dalam UUD-S 1950 sama dengan rumusan yang ada di
dalam Konstitusi RIS, yaitu :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan Sosial

2.3 Hubungan Pancasila dengan Konsep Otonomi Daerah


Untuk membentuk, mengatur dan melaksanakan proses ketatanegaraan
pasti memerlukan dasar dasar hukum yang tegas dan mengikat. Hal ini bertujuan
untuk membangun bangsa Indonesia yang bersatu, teratur, dan harmonis. Untuk
mencapai tujuan tersebut dibutuhkan strategi yang tepat, akurat dan mantap. Tidak
semudah embalik telapak tangan dalam upaya menata dan mengatur bangsa
Indonesia yang sangat luas dengan berjuta pulau yang dihuni 237.641.326

8
Loc.cit.Pancasila dalam Tinjauan Yuridis dan Filosofis
9
Ibid. hlm 24

7
penduduk pada tahun 2010 tentu saja beribu suku bahasa dan budaya yang
menjamur di setiap jengkal tanah ibu pertiwi. Dengan luasnya daerah NKRI, maka
Indonesia tidak efektif jika dipimpin hanya dengangan pemerintahan pusat
semata. Dalam Pancasila sila ke-4 berbunyi Kerakyatan yang Dipimpin oleh
Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan Makna sila ini adalah:
1. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan budaya rembug atau musyawarah dalam mengambil keputusan
bersama.
4. Bermusyawarah sampai mencapai konsensus atau kata mufakat diliputi dengan
semangat kekeluargaan.10
Sesuai dengan kutipan diatas. Makna pertama dari sila ke-4 adalah
mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat. Kita sadari bahwa begitu
luasnya daerah Indonesia dengan banyaknya budaya dan beraneka ragam bahasa
maupun karateristik pada setiap daerah. Tentu saja, hanya orang yang asli daerah
tersebut yang mengerti karakteristik daerah tersebut. Jadi, demi majunya
Indonesia setiap daerah diberikan kebebasan mengatur daerahnya sendiri yang
bertanggung jawab terhadap pemerintahan pusat. Pemerintahan ini dinamakan
otonomi daerah yang berarti mandiri.
Pemerintahan daerah adalah pemerintahan yang dilaksanakan di daerah. 11
Pemerintahan ini di ketuai oleh gubernur. Kemudian Gubernur memiliki
wewenang terhadap Bupati dan Walikota, Bupati dan Walikota sendiri memiliki
wewenang terhadap Camat, Camat juga bertanggung jawab membina Kepala
Desa, Kepala Desa memiliki hak mengatur Kasun, Rw dan RT. Pemerintahan
daerah memiliki tujuan yang tidak bisa dilaksanakan oleh pemerintah pusat,
berikut adalah tujuanya:
a. Pertimbangan politis
b. Pertimbangan sosiologi – kultural
c. Pertimbangan ekonomi

10
Wendi,”Makna setiap Sila Pancasila”, dalam
http://bozwen.blogspot.com/2011/03/makna-setiap-sila-pancasila.html
11
Dekker, Hukum Tata Negara Republik Indonesia. (Malang: IKIP Malang, 1997), hlm
125.

8
Dari tujuan tersebut masing – masing daerah di harapkan menumbuhkan
kesadaran untuk bersama-sama membangun daerah demi pembangunan nasional,
bangsa dan demokratis yang harmonis. Hal tersebut juga memberikan kesempatan
bagi daerah untuk membangun sistem sosial yang sesuai dengan adat daerah serta
perkembangan budaya yang beraneka ragam di Indonesia serta daerah
berkesempatan membangun dan berlomba-lomba mengembangkan potensi daerah
yang belum dikenal masyarakat luas, hal ini dapat menambah penghasilan
ekonomi masyarakat.

III.PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pancasila digunakan sebagai dasar dalam sistem ketatanegaraan Republik
Indonesia dikarenakan kedudukan Pancasila sebagaisumber dari segala
hukum dan sebagai dasar negara sehingga setiap tatanan negara baik itu
tata hukum,tata pemerintahan, maupun tata ekonomi harus berlandaskan
Pancasila
2. Beberapa kali bentuk sistem ketatanegaraan Republik indonesia berubah.
Mulai dari Negara Kesatuan (1945), Negara Serikat (1949), dan kembali
lagi ke Negara Keastuan (1950). Hal tersebut mengakibatkan Rumusan
Pancasila juga mengalami perubahan. Namun tetap memiliki maksud
sama pada setiap sila nya. Hanya mengalami perbedaan dalam pemilihan
kata.
3. Negara Indonesia memberlakukan sistem otonomi daerah, yang
bermaksud memberikan kebebasan dalam mengatur sistem pemerintahan
di daerah. Di dalam sistem otonomi daerah harus tetap menjunjung tinggi
asas dalam Pancasila. Karena dalam setiap sila Pancasila dapat digunakan
sebagai dasar dalam membangun sebuah pemerintah daerah.
3.2 Saran
Penyusun menyarankan pada setiap masyarakat hendaknya mengetahui
setiap makna yang ada disetiap sila Pancasila. Hal itu dimaksudkan agar setiap
masyarakat bisa mengaplikasikannya dalam sistem ketatanegaraan Republik
Indonesia. Selain itu masyarakat diharapkan lebih jeli atau kritis jika terdapat

9
penyimpangan yang terjadi di dalam ketatanegaraan Republik Indonesia.
Sehingga penyimpangan tersebut tidak semakin meluas dan tidak akan merusak
kehidapna berbangsa dan bernegara.

DAFTAR PUSTAKA

Dekker, Nyoman.1997.Hukum Tata Negara Republik Indonesia.Malang: IKIP


Malang

Kabul.2009.Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi. Bandung : Alfabeta

Syafii.2002.Pancasila dalam Tinjauan Yuridis dan Filosofis. Yogyakarta : Citra


Karya Mandiri

http://kalisthianablog.blogspot.com/2014/06/pancasila-sebagai-
ketatanegaraan.html

10
http://bozwen.blogspot.com/2011/03/makna-setiap-sila-pancasila.html

http://rusydaakhmad.blogspot.com/

http://pend-pancasila.blogspot.com/2013/12/makalah-pancasila-dalam-
konteks.html

http://diary-mybustanoel.blogspot.com/2012/02/makalah-pancasila-dalam-
konteks.html

https://benzmanroe.wordpress.com/2010/05/06/pancasila-dalam-konteks-
ketatanegaraan-bangsa-indonesia/

http://alvinstaqof.blogspot.com/2013/11/pancasila-dalam-konteks-
ketatanegaraan.html

11

Anda mungkin juga menyukai