REPUBLIK INDONESIA
Oleh Kelompok 11
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
Abdurrahman Zaqi H, Adam Al Hakiim, Ade Yulia Kurniawan, Aditya Rafdiaz Pradana
2
http://kalisthianablog.blogspot.com/2014/06/pancasila-sebagai-ketatanegaraan.html
1
Berdasarkan penjelasan di atas, penyusun mengambil mengambil judul
“Pancasila dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia”. Penyususn
mengharapkan dengan adanya makalah ini, pembaca tahu mengenai kedudukan
Pancasila sebagai landasan Ketatanegaraan Republik Indonesia.
Sesuai dengan latar belakang di atas, masalah yang akan dibahas dalam
tulisan ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan seperti berikut :
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam
tulisan ini dirumuskan dalam bentuk pernyataan seperti berikut :
II. PEMBAHASAN
2.1 Pancasila Sebagai Dasar dalam Konteks Ketatanegaraan
Setiap negara memiliki sistem ketatanegaraan yang berbeda-beda. Begitu
pula dengan Republik Indonesia yang menjadikan Pancasila sebagai dasar untuk
merancang sebuah sistem ketatanegaraan. Pancasila dijadikan dasar sistem
ketatanegaraan karena beberapa sebab yaitu kedudukan nya sebagai sumber dari
segala hukum dan dasar negara. Oleh karena itu dalam ketatanegaraan Republik
Indonesia tidak boleh ada penyimpangan dari setiap nilai yang ada di Pancasila.
Berikut adalah penjelasan mengenai sebab Pancasila dijadikan sebagai dasar
dalam sistem ketanegaraan.
2
2.1.1 Kedudukan Pancasila sebagai Sumber dari Segala Hukum
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri
dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas.
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara
bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber
hukum atau sumber dari seluruh tertib hukum yang ada di negara RI. Berarti
semua sumber hukum atau peraturan-peraturan mulai dari UUD`45, Tap MPR,
Undang-Undang, Perpu (Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang), PP
(Peraturan Pemerintah), Keppres (Keputusan Presiden), dan seluruh peraturan
pelaksanaan yang lainnya, harus berpijak pada Pancasila sebagai landasan
hukumnya. Semua produk hukum harus sesuai dengan Pancasila dan tidak boleh
bertentangan dengannya. 3
Nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi atau falsafah terlahir dan telah
membudaya di dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Nilai-nilai itu tertanam
dalam hati, tercermin dalam sikap dan perilaku serta kegiatan lembaga-lembaga
masyarakat. Dengan perkataan lain, Pancasila telah menjadi cita-cita moral bangsa
Indonesia, yang mengikat seluruh warga masyarakat baik sebagai perorangan
maupun sebagai kesatuan bangsa. Namun demikian, nilai-nilai Pancasila sebagai
dasar negara harus diimplementasikan sebagai sumber dari semua sumber hukum
dalam negara dan menjadi landasan bagi penyelenggaraan negara.
Pancasila sebagai sumber hukum dinyatakan dalam Ketetapan
No.XX/MPRS/1966,Ketetapan MPR No.V/MPR/1973,dan Ketetapan MPR
No.IX/MPR/1978 yang menegaskan kedudukan Pancasila sebagai sumber dari
segala sumber hukum atau sumber dari tertib hukum di Indonesia. Lebih lanjut,
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara dinyatakan dalam
pasal 2 Undang-Undang (UU) No. 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan. Pengertian pembentukan peraturan perundang-
undangan adalah proses pembuatan peraturan perundang-undangan yang pada
dasarnya dimulai dari perencanaan, persiapan, teknik penyusunan, perumusan,
pembahasan, pengesahan, pengundangan, penyebarluasan. Rumusan UU tersebut
selain memenuhi pertimbangan dan salah satu syarat dalam rangka pembangunan
3
Loc.cit. http://kalisthianablog.blogspot.com
3
hukum nasional, juga sekaligus menunjukkan bahwa implementasi nilai-nilai
Pancasila sebagai dasar negara telah memiliki landasan aturan formal. Dalam
pasal 7 dinyatakan ruang lingkup hirarki peraturan perundang-undangan meliputi
(i) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; (ii) Undang-
Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang; (iii) Peraturan
Pemerintah; (iv) Peraturan Presiden; dan (v) Peraturan Daerah.
4
Kabul, Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi. (Bandung : Alfabeta,2009), hlm
44-45.
5
http://rusydaakhmad.blogspot.com/
4
berhubungan dengan pelaksanaan sistem ketatanegaraan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) harus berdasarkan Pancasila. Hal ini berarti juga
bahwa semua peraturan yang berlaku di negara Republik Indonesia harus
bersumberkan kepada Pancasila.
5
terjadinya proklamasi maka bangsa Indonesia telah bebas dari penjajahan. Selang
satu hari setelah kemerdekaan ,PPKI mengadakan sidang. Dan sebagai hasilnya
PPKI telah memtusukan antara lain :
6
negara RIS. Rumusan Pancasila di dalam konstitusi RIS lebih disederhanakan
sebagaimana berikut :
8
Loc.cit.Pancasila dalam Tinjauan Yuridis dan Filosofis
9
Ibid. hlm 24
7
penduduk pada tahun 2010 tentu saja beribu suku bahasa dan budaya yang
menjamur di setiap jengkal tanah ibu pertiwi. Dengan luasnya daerah NKRI, maka
Indonesia tidak efektif jika dipimpin hanya dengangan pemerintahan pusat
semata. Dalam Pancasila sila ke-4 berbunyi Kerakyatan yang Dipimpin oleh
Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan Makna sila ini adalah:
1. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan budaya rembug atau musyawarah dalam mengambil keputusan
bersama.
4. Bermusyawarah sampai mencapai konsensus atau kata mufakat diliputi dengan
semangat kekeluargaan.10
Sesuai dengan kutipan diatas. Makna pertama dari sila ke-4 adalah
mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat. Kita sadari bahwa begitu
luasnya daerah Indonesia dengan banyaknya budaya dan beraneka ragam bahasa
maupun karateristik pada setiap daerah. Tentu saja, hanya orang yang asli daerah
tersebut yang mengerti karakteristik daerah tersebut. Jadi, demi majunya
Indonesia setiap daerah diberikan kebebasan mengatur daerahnya sendiri yang
bertanggung jawab terhadap pemerintahan pusat. Pemerintahan ini dinamakan
otonomi daerah yang berarti mandiri.
Pemerintahan daerah adalah pemerintahan yang dilaksanakan di daerah. 11
Pemerintahan ini di ketuai oleh gubernur. Kemudian Gubernur memiliki
wewenang terhadap Bupati dan Walikota, Bupati dan Walikota sendiri memiliki
wewenang terhadap Camat, Camat juga bertanggung jawab membina Kepala
Desa, Kepala Desa memiliki hak mengatur Kasun, Rw dan RT. Pemerintahan
daerah memiliki tujuan yang tidak bisa dilaksanakan oleh pemerintah pusat,
berikut adalah tujuanya:
a. Pertimbangan politis
b. Pertimbangan sosiologi – kultural
c. Pertimbangan ekonomi
10
Wendi,”Makna setiap Sila Pancasila”, dalam
http://bozwen.blogspot.com/2011/03/makna-setiap-sila-pancasila.html
11
Dekker, Hukum Tata Negara Republik Indonesia. (Malang: IKIP Malang, 1997), hlm
125.
8
Dari tujuan tersebut masing – masing daerah di harapkan menumbuhkan
kesadaran untuk bersama-sama membangun daerah demi pembangunan nasional,
bangsa dan demokratis yang harmonis. Hal tersebut juga memberikan kesempatan
bagi daerah untuk membangun sistem sosial yang sesuai dengan adat daerah serta
perkembangan budaya yang beraneka ragam di Indonesia serta daerah
berkesempatan membangun dan berlomba-lomba mengembangkan potensi daerah
yang belum dikenal masyarakat luas, hal ini dapat menambah penghasilan
ekonomi masyarakat.
III.PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pancasila digunakan sebagai dasar dalam sistem ketatanegaraan Republik
Indonesia dikarenakan kedudukan Pancasila sebagaisumber dari segala
hukum dan sebagai dasar negara sehingga setiap tatanan negara baik itu
tata hukum,tata pemerintahan, maupun tata ekonomi harus berlandaskan
Pancasila
2. Beberapa kali bentuk sistem ketatanegaraan Republik indonesia berubah.
Mulai dari Negara Kesatuan (1945), Negara Serikat (1949), dan kembali
lagi ke Negara Keastuan (1950). Hal tersebut mengakibatkan Rumusan
Pancasila juga mengalami perubahan. Namun tetap memiliki maksud
sama pada setiap sila nya. Hanya mengalami perbedaan dalam pemilihan
kata.
3. Negara Indonesia memberlakukan sistem otonomi daerah, yang
bermaksud memberikan kebebasan dalam mengatur sistem pemerintahan
di daerah. Di dalam sistem otonomi daerah harus tetap menjunjung tinggi
asas dalam Pancasila. Karena dalam setiap sila Pancasila dapat digunakan
sebagai dasar dalam membangun sebuah pemerintah daerah.
3.2 Saran
Penyusun menyarankan pada setiap masyarakat hendaknya mengetahui
setiap makna yang ada disetiap sila Pancasila. Hal itu dimaksudkan agar setiap
masyarakat bisa mengaplikasikannya dalam sistem ketatanegaraan Republik
Indonesia. Selain itu masyarakat diharapkan lebih jeli atau kritis jika terdapat
9
penyimpangan yang terjadi di dalam ketatanegaraan Republik Indonesia.
Sehingga penyimpangan tersebut tidak semakin meluas dan tidak akan merusak
kehidapna berbangsa dan bernegara.
DAFTAR PUSTAKA
http://kalisthianablog.blogspot.com/2014/06/pancasila-sebagai-
ketatanegaraan.html
10
http://bozwen.blogspot.com/2011/03/makna-setiap-sila-pancasila.html
http://rusydaakhmad.blogspot.com/
http://pend-pancasila.blogspot.com/2013/12/makalah-pancasila-dalam-
konteks.html
http://diary-mybustanoel.blogspot.com/2012/02/makalah-pancasila-dalam-
konteks.html
https://benzmanroe.wordpress.com/2010/05/06/pancasila-dalam-konteks-
ketatanegaraan-bangsa-indonesia/
http://alvinstaqof.blogspot.com/2013/11/pancasila-dalam-konteks-
ketatanegaraan.html
11