Identifikasi Bakteri Patogen
Identifikasi Bakteri Patogen
PROPINSI RIAU.
Oleh: Feliatra
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 1999 sampai April 1999.
Sampling dilakukan pada tiga lokasi perairan pantai Nongsa Pulau Batam. Air laut
yang diambil untuk dijadikan sampel adalah air laut di bagian permukaan. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik bakteri pathogen Vibrio sp laut
di perairan pantai Nongsa Pulau Batam. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode survei, dimana perairan pantai Nongsa dijadikan sebagai daerah
pengamatan. Dari hasil pengukuran parameter fisika-kimia perairan maka diperoleh
kisaran sebagai berikut; suhu perairan 27,0 - 32,0oC, salinitas 29,0 - 32,0 ppt,
kecerahan 0,55 - 2,4 m, kedalaman 0,55 - 19 m, pH 7,6 - 7,9, kandungan oksigen
terlarut 5,7 - 6,1 ppm dan karbondioksida bebas 7,4 - 9,4 ppm. Dari hasil penelitian
ini diperoleh enam spesies bakteri vibrio di perairan pantai Nongsa Pulau Batam
yaitu: V. anguillarum, V. alginolyticus, V. cholerae, V. salmonicida, V. vulnificus, dan
V. parahaemolyticus.
PENDAHULUAN
Pulau Batam ini berkembang dengan pesat baik itu sebagai tempat
pariwisata maupun industri (menengah-besar), maka diperlu-kanlah suatu
pemantauan kualitas lingkungan secara bakteriologis, terutama untuk memelihara
produk perikanan dan wisatawan yang berekreasi di daerah tersebut. Sehingga tidak
ada keraguan bagi wisatawan untuk berekreasi pada perairan laut dan memakan
hasil laut di pulau ini. Karena laut dapat mengandung sejumlah pembawa virus,
bakteri dan fungi yang seba-gian besar bersifat patogen pada manusia. Sumber
sebagian besar patogen ini adalah fekal, dan pem-bawanya ke laut adalah buangan
domestik.
Bahan pencemar yang bersifat biologis disebabkan oleh mikroor-ganisme
yang berasal dari buangan domestik, industri pengolahan, sampah dan limbah
peternakan. pencemaran yang disebabkan oleh bakteri dapat menyebabkan menu-
runnya kualitas perairan (Kunarso, 1989). Kontaminan laut yang prinsi-pal pada
negara-negara berkembang adalah limbah yang tidak diolah. Menurut Mcintyre
(1990) menya-takan lebih dari 180 l limbah per orang per hari mengalir ke laut,
bahkan di negara-negara yang sedang berkembang jumlah limbah yang mengalir ke
laut lebih besar karena pembuangan sampah, man-di, mencuci dan kakus langsung
dilakukan di sungai yang akan mengalir ke laut.
Vibrio sp merupakan salah satu bakteri patogen yang tergolong dalam divisi
bakteri, klas Schizo-micetes, ordo Eubacteriales, Famili Vibrionaceae. Bakteir ini
bersifat gram negatif, fakulttif anaerobik, fermentatif, bentuk sel batang dengan
ukuran panjang antara 2-3 um, menghasilkan katalase dan oksidase dan bergerak
dengan satu flagella pada ujung sel (Austin, 1988). Vibrio merupakan patogen
oportunistik yang dalam keadaan normal ada dalam lingkungan pemeliharaan,
kemudian berkem-bang dari sifat yang saprpfitik menjadi patogenik jika kondisi
lingkungannya memungkinkan.
Bakteri vibrio yang patogen dapat hidup di bagian tubuh orga-nisme lain baik
di luar tubuh de-ngan jalan menempel, maupun pada organ tubuh bagian dalam
seperti hati, usu dan sebagainya. Menurut Wagiyo (1975) dampak langsung bakteri
patogen dapat menimbulkan penyakit, parasit, pembusukan dna toksin yang dapat
menyebabkan kematian biota yang menghini perairan tersebut.
METODE PENELITIAN.
Penelitian ini dilakukan pada peraian pantai Nongsa Batam, dengan metoda
survei, di mana perairan pantai Nongsa dijadikan sebagai daerah pengamatan.
Sampel air diambil pada titik sampling yaitu 1 m, 10 m, dan 100 m dari garis pantai.
Analisis mikro-biologis dilakukan di laboratorium mikrobiologi laut stasiun kelautan
Fakultas Perikanan Universitas Riau Dumai.
Jenis bakteri yang akan diana-lisa adalah bakteri genus vibrio, dengan
menggunakan medium selektif Thiosulfate citrate bile salt sucrose (TCBS) agar, air
laut steril, MR-VP broth, di methyl-p-fenilen-diamine-oxalate, trypticase soy broth
(TSB), Triple sugar iron (TSI) agar, L-lysine dihydrochloride, NaCl, bacteriological
agar.
Pulau Batam merupakan salah satu daerah yang mempunyai po-tensi sebagai
daerah wisata, karena memiliki posisi strategis. Secara geografis Pulau Batam
terletak pada posisi 010 43’ 15’’LU sampai 01007’ LU dan 1030 52’23’’ BT sampai
1040 16’37’’ BT.
Pola arus yang terdapat di daerah ini dibagi menjadi dua yaitu pola arus surut
dan pola arus pasang. Hal ini mengakibatkan perairan Pantai Nongsa mengalami
duakali pasang (semi diurnal), selanjutnya mengakibatkan terjadinya fluktuasi yang
ekstrim pada kualitas perairan. Hasil pengukuran terhadap parameter fisika-kimia
perairan yang diukur dari tiga stasiun peng-amatan selama dua periode yaitu tanggal
24 Februari 1999 dan tanggal 30 Maret 1999 dapat dilihat pada Tabel 1.
Dari hasil penelitian terhadap isolat bakteri vibrio sp, ditemukan enam
spesies bakteri patogen vibrio sp pada perairan tersebut, yaitu :
Vibrio Anguillarum
Vibrio alginolyticus.
Vibrio salmonicida
Vibrio vulnificus.
Vibrio parahaemolyticus.
Salah satu jenis bakteri yang dikenal berbahaya pada manusia adalah Bakteri
Vibrio cholera dikenal sebagai penyebab penyakit perut (gastroenteritis). Bakteri ini
sebenarnya adalah penghuni darat dan air tawar. Keberadaannya di laut disebabkan
terbawa oleh aliran sungai atau air buangan. Hal ini menyebabkan perairan pantai
akan terkontaminasi oleh bakteri V. cholera.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini, terdapat enam dari tiga belas spesies bakteri yang
dijumpai di perairan pantai Nongsa Batam yaitu V. anguillarum, V. alginolyticus, V.
cholerae, V. salmonicida, V. vulni-ficus dan V. parahaemolyticus. Salah satu jenis
bakteri yang sangat dikenal yaitu Vibrio Chorela yang menyebabkan penyakit pada
manusia terdapat pada perairan tersebut. Adanya jenis bakteri vibrio sp tersebut
disebabkan karena adanya kontak aktifitas manusia dengan perairan tersebut.
Supaya tidak terjadinya perkembangan bakteri vibrio sp ini di perairan tersebut,
maka perlu dilakukan traitment terhadap buangan aktifitas manusia sebelum
dimasukkan ke dalam. Jika terjadi jumlah bakteri vibrio sp yang signifikanse akan
dapat membahayakan organisme yang hidup di perairan tersebut dan akhirnya akan
menyebabkan penyakit pada manusia.
Penelitian ini dibiayai oleh dana Pola Ilmiah Pokok (PIP) Universitas Riau.
Terima kasih kepada Rektor Universitas Riau yang telah memberikan kepercayaan
untuk melaksanakan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Shuval HI. 1986. Thalasogenic disease. UNEP. Regional seas report and
studies No. 79. UNEP, Neirobi.
Thayib, S S. 1977. Vibrio laut yang mengganggu kehidupan ma nusia dan ikan
pewarta oseana No.24 : 1-6.
WHO. 1988. Guidelines for monitoring the quality of coastal recreation and
shelfish, growing areas. reference Methods for marine pollution studies No. 1 rev.i.
UNEP Nairobi. 36 p.